• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PENGGEMUKAN SAPI STUDI PADA PETERNAKAN SAPI DI LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PENGGEMUKAN SAPI STUDI PADA PETERNAKAN SAPI DI LAMPUNG TIMUR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

141 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PENGGEMUKAN SAPI STUDI PADA PETERNAKAN SAPI DI

LAMPUNG TIMUR

Inka Riyani1, Yateno2, Andiana Rosid3

123Universitas Muhammadiyah Metro, Kota Metro, Lampung Email : inkariyani15@gmail.com

Abstract

Need for beef continues to increase so that it requires an increase in local beef production to meet these needs. The purpose of this study was to determine the feasibility of developing a beef cattle business from financial and non-financial aspects. The research method used is qualitative research. The data obtained from the results of the research were then analyzed using descriptive quantitative data analysis using the formula NPV, Net B / C, IRR, Payback Period, and BEP. Based on the research results, it shows that Mr.

Romi's beef cattle fattening is carried out by looking at the large opportunity in the market aspect. In the technical aspect of Mr Romi's beef cattle business, he has also been doing well, Mr Romi has chosen a feeder of superior quality. The fattening business has also been used. Fattening that was established by Mr. Romi has been made with due regard to environmental aspects by staying away from residents' houses so as not to be exposed to pollution from cow dung. The results of the risk analysis show that the handling of risks to Mr Romi's beef cattle fattening is carried out properly, namely by treating the sick cows appropriately so that the cows recover quickly and are healthy as before, the risk of death can be avoided by immediately treating the sick cows or selling them immediately to buyers. before dying. The risk of falling market prices due to beef imports can be faced by following market prices. Meanwhile, the risk of feeder cattle failing to grow in Mr Romi's cattle fattening is faced by buying feeders from high quality and fast breeders. The results of the business feasibility analysis through the Payback Period analysis, NPV, IRR, Net B / C and BEP are stated to be profitable for entrepreneurs from a financial aspect so that it can be said that Mr Romi's beef cattle business is feasible to be developed.

Keywords: business feasibility analysis, beef demand

I. PENDAHULUAN Latar belakang

Upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akan daging sapi memanglah baik, untuk menjaga swasembada pangan di Indonesia. Akan tetapi, Kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan peternakan sapi merupakan aspek penting untuk menentukan kelancaran dan keberhasilan

sebuah bisnis). Usaha peternakan sapi potong umumnya lebih banyak diminati di daerah pedesaan Indonesia.

Salah satu daerah pedesaan yang memiliki minat cukup tinggi dalam usaha peternakan sapi yaitu ada di Lampung khususnya di Kecamatan Batanghari, dimana di daerah tersebut menjalankan usaha peternakan sapi hanya untuk usaha sampingan yang umumnya bekerja

(2)

142 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

sebagai petani. Salah satunya peternakan yang ada di batanghari milik Bapak Romi, usaha ini terletak di jalan Sukajadi Rt.01 Rw.02 Kelurahan Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung timur. Usaha yang dijalankan oleh Bapak Romi ini lebih berfokus pada usaha penggemukan sapi potong, saat ini jumlah ternak sapi yang dimiliki oleh Bapak Romi yaitu 20 ekor sapi yang terdiri dari sapi PO (Peranakan Ongole) dan Brahma.

Masalah yang sering ditemukan pada usaha ini adalah kualitas pakan yang rendah, pasokan bakalan yang tidak kontinuitas, dan tidak tercapainya target

bobot sapi yang diinginkan. Pada tahun 2015-2019 hasil penjualan sapi maupun pembelian sapi bakalan mengalami fluktuatif. Pembelian sapi dilakukan secara berkala karena untuk mendapatkan kualitas sapi yang baik perlu dilakukan secara selektif. Kemudian, pada penjualan sapi mengalami fluktuatif karena sesuai dengan kebutuhan konsumen, penjualan sapi tertinggi dapat dilihat dari triwulan III yakni pada triwulan ini permintaan sapi untuk dipotong sebagai hewan kurban sangat tinggi. Berikut ini tabel penjualan sapi potong pada usaha Bapak Romi.

Tabel 1. Penjualan Sapi Potong dari Tahun 2015 sampai 2019 di Kecamatan Batanghari.

Analisis Penggemukan Sapi Tahun/T

riwulan Pembelia n (Ekor)

Harga beli rata-rata (Rp)

Penjualan (Ekor)

Harga penjualan rata-

rata (Rp)

Total Sapi (Eko) 2015

9.000.000

I 11 - - 11

II 3 6 15.500.000 8

III 2 7 15.700.000 3

IV 2 5 16.000.000 0

2016

11.100.000

I 10 - 16.850.000 10

II 5 5 15.000.000 10

III 3 7 18.700.000 6

IV 2 8 16.000.000 0

2017

11.000.000

I 15 - 17.000.000 15

II 3 5 15.000.000 15

III - 10 15.000.000 5

IV 2 5 16.700.000 3

2018

12.300.000

I 8 6 15.000.000 5

II 10 4 16.000.000 11

III - 8 18.000.000 3

IV 2 4 16.000.000 1

2019

13.500.000

I 10 4 18.000.000 7

II 10 5 18.500.000 12

III 5 11 18.500.000 6

IV 5 8 19.000.000 3

(3)

143 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Berdasarkan Tabel 1 di atas bahwa sapi yang diinput atau sebagai bakalan merupakan sapi pilihan dengan hasil seleksi dari Bapak Romi, hal ini dapat dilihat dari pembelian sapi pada setiap triwulannya berbeda-beda. Pada setiap triwulan, perusahaan penggemukan sapi potong ini juga menjual sapi dengan jumlah yang berbeda-beda. Melihat permintaan masyarakat terhadap sapi potong semakin banyak, penggemukan sapi Bapak Romi ini terus meningkatkan kualitas dan kuantitas sapi untuk mencukupi permintaan pasar tersebut.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu melakukan analisis pengembangan usaha untuk mengetahui apakah usaha Bapak Romi layak untuk di kembangkan, dengan adanya aspek permintaan pasar akan daging sapi yang masih tinggi.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang ada, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kelayakan finansial usaha penggemukan sapi potong milik Bapak Romi dilihat dari kriteria investasi di kegiatan usaha?

b. Bagaimana kelayakan usaha penggemukan sapi potong Bapak Romi pada aspek non finansial?

c. Apakah bisnis penggemukan sapi potong Bapak Romi ini layak untuk dikembangkan?

Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kelayakan finansial usaha penggemukan sapi potong milik Bapak Romi dilihat dari kriteria investasi di kegiatan usaha.

b. Untuk mengetahui kelayakan usaha sapi potong bapak Romi dilihat dari aspek non finansial.

c. Untuk mengetahui bisnis penggemukan sapi potong Bapak Romi ini layak untuk dikembangkan.

II. KAJIAN TEORITIK a. Deskripsi Teori

Manajemen Operasional

Manajemen operasional adalah seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengkoordinasi faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien untuk dapat menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk yang dihasilkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan (Anoraga 2009:34).

1. Analisis Pengembangan Usaha

Dalam pengembangan bisnis atau usaha diperlukan adanya sistem studi kelayakan pengembangan bisnis yang bertujuan untuk mencari jalan keluar agar

(4)

144 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang mungkin timbul di masa datang (Kasmir dan Jakfar 2012:03).

2. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah sebuah prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan resiko yang timbul dari kegiatan usaha

3. Aspek-aspek Penilaian Bisnis

Aspek-aspek dalam penilaian bisnis antara lain:

a. Aspek Pasar dan Pemasaran b. Aspek Teknik

c. Aspek Keuangan d. Aspek Lingkungan

Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Konseptual

III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan pengembangan usaha melalui hasil pengembangan sapi potong berdasarkan kriteria investasi.

2. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah peternakan sapi milik Bapak Romi.

Lokasi pada penelitian ini berada di desa Sukajadi Kelurahan Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur.

3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan diantaranya observasi dan interview kepada pemilik usaha.

Sedangkan data sekunder yang digunakan berupa laporan usaha, serta buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan penelitian

4. Alat Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Analisis Kualitatif:

1) Analisis Aspek Pasar

(5)

145 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

2) Analisis Aspek Teknik 3) Analisis Aspek Lingkungan

b) Analisis Kuantitatif 1) Payback Period (PP)

Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Semakin cepat waktu pengembalian nya, maka semakin baik bisnis tersebut untuk diusahakan karena modal yang digunakan akan cepat kembali dan digunakan untuk kegiatan lainnya. Rumus menghitung pengembalian investasi adalah:

PP = i

AB 2) Net Present Value (NPV)

NPV atau nilai sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dan PV investasi selama umur investasi. Rumus NPV adalah:

NPV =

Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t T = Tahun kegiatan bisnis I = Tingkat discount Rate (DR) 3) Internal Rate Of Return (IRR)

Metode ini adalah tingkat rata- rata keuntungan tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Rumus IRR adalah:

IRR = Dimana :

i1 = tingkat bunga 1(tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)

i2 = tingkat bunga 2(tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)

NPV1 = net present value 1 NPV2 = net present value 2

4) Net Benefit Cost (Net B/C) Metode ini merupakan nilai manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan usaha setiap kali mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk kegiatan usaha tersebut. Rumus Net B/C adalah:

Net B/C =

5) Break Event Point (BEP)

Break Even Point (BEP) adalah sebuah titik pokok dimana total revenue=total cost dimana BEP tersebut bisa dijadikan sebagai gambaran kondisi penjualan dan biaya dari suatu usaha. Rumus BEP yaitu:

BEP (Q) = a

(6)

146 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

(b-p)

BEP (Rp) = a (1- b) p keterangan:

a = Fixed cost (biaya tetap) b = Biaya variabel per unit p = Harga per unit

q = Jumlah produksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Aspek Finansial

Kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari keadaan finansial perusahaan.

Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Analisis aspek keuangan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki Bapak Romi. Untuk menganalisis kelayakan usaha dalam bidang penggemukan sapi potong dalam penelitian ini menggunakan asumsi- asumsi sebagai berikut:

a. Usaha yang dijalankan adalah usaha penggemukan sapi potong milik pribadi. Artinya modal usaha yang digunakan adalah milik Bapak Romi sendiri tanpa adanya campuran modal dari luar. Persediaan pakan yang dilakukan yakni dengan metode fermentasi yakni pakan fermentasi

dalam wadah-wadah. Pakan yang digunakan terdiri dari pakan organik, vitamin penggemuk, dan konsentrat penggemuk sapi.

b. Data yang digunakan peneliti adalah data pada tahun 2015-2018.

Penjualan sapi dilakukan setelah sapi dipelihara selama 3 bulan.

Pemeliharaan selama 6 bulan ini dimaksudkan agar penggemukan sapi lebih maksimal dan diperkirakan dalam waktu 3 bulan sapi sudah bertambah bobotnya dan dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik penggemukan.

c. Usia ekonomis dalam usaha penggemukan sapi di Desa Sukaraja Nuban Batanghari Lampung Timur adalah 5 tahun.

d. Tingkat laju Inflasi rata-rata dalam 4 tahun terakhir yakni pada tahun 2015 sebesar 3,35%, tahun 2016 sebesar 3,02%, Tahun 2017 sebesar 3,61%, tahun 2018 sebesar 3,13 dan Tahun 2019 sebesar 2,72%.

e. Tingkat bunga deposito Bank BRI pada Tahun 2019 sebesar 6, 5%.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka dalam analisis aspek finansial pada penelitian ini akan terlebih dahulu mendeskripsikan biaya modal, biaya operasional, dan laporan laba rugi.

Kemudian dari data-data tersebut

(7)

147 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

dianalisis kelayakan usahanya dari studi penilaian kelayakan bisnis dan analisis Break Even Point (BEP). Berikut adalah deskripsi data biaya modal, biaya operasional, dan laporan laba rugi penggemukan sapi potong milik “Bapak Romi”.

a. Biaya Modal

Biaya modal berfungsi sebagai Discount Rate yang digunakan untuk melihat layak atau tidaknya suatu usulan investasi usaha dilihat dari keuntungan yang diperoleh. Tingkat suku bunga untuk menghitung biaya modal dalam penelitian ini menggunakan tingkat bunga deposito pada bank BRI pada Tahun 2020 yakni sebesar 6,5%. Adapun rata-rata laju inflasi yang digunakan adalah dari tahun 2015-2019. Berikut adalah perhitungan biaya modal dalam penelitian ini:

b. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya awal atau modal awal yang digunakan untuk kegiatan beternak sapi potong.

Biaya investasi juga diasumsikan sebagai dana yang dikeluarkan oleh pemilik penggemukan pada tahun 2015.

Tabel 2. Biaya Investasi Penggemukan Sapi Potong “Bapak Romi”

NO Keterangan JUMLAH

(Rp)

1.

Biaya Pembuatan Kandang

150.000.000

2 Cangkul 100.000

3 Selang 130.000

4 Terpal 220.000

5 Troli 350.000

6 Drum/Tong 5

buah 1.250.000

TOTAL 151.950.000

Sumber: Pemilik Penggemukan Sapi Potong Bapak Romi

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa biaya investasi yang dimiliki oleh pak Romi pada Tahun 2015 sebesar Rp.

151.950.000., dari investasi tersebut pak Romi mengestimasikan penyusutan aktiva tetap sebanyak Rp. 10.130.000 per tahun selama 15 Tahun.

2. Kebutuhan Biaya Produksi dan Operasional

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan untuk memproduksi, dalam hal ini biaya produksi penggemukan adalah biaya bahan atau sapi bakalan, makanan sapi, vitamin, konsentrat penggemuk. Sedangkan biaya operasional adalah biaya yang selalu berubah-ubah atau tidak tetap yang digunakan untuk menjalankan usahanya seperti biaya tenaga kerja dan biaya perawatan kandang, berikut adalah biaya

(8)

148 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

produksi penggemukan sapi potong Bapak Romi.

Tabel 3. Biaya operasional satu periode panen Tahun 2015

NO Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp) 1 Pembelian Bakalan

Sapi

Ekor 18 10.000.000 180.000.000

2 Pembelian Pakan - - - 15.000.000

3 Pembelian Vitamin Box 12 100.0000 1.200.000

4. Pembelian Konsentrat Karung 12 168.000 2.016.000 5. Gaji Pegawai (12

Bulan)

Orang 4 9.600.000 38.400.000

6. Perawatan Kandang - 300.000

TOTAL 236.916.000

Tabel 4. Biaya operasional satu periode panen Tahun 2016

NO Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp) 1 Pembelian Bakalan Sapi Ekor 20 10.000.000 200.000.000

2 Pembelian Pakan - - - 17.000.000

3 Pembelian Vitamin Box 12 100.0000 1.200.000

4. Pembelian Konsentrat Karung 15 168.000 2.520.000 5. Gaji Pegawai (12 Bulan) Orang 4 9.600.000 38.400.000

6. Perawatan Kandang - 500.000

TOTAL 259.620.000

Tabel 5. Biaya operasional satu periode panen Tahun 2017

NO Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp) 1 Pembelian Bakalan Sapi Ekor 20 10.000.000 200.000.000

2 Pembelian Pakan - - 16.000.000

3 Pembelian Vitamin Box 15 120.0000 1.800.000

4. Pembelian Konsentrat Karung 20 168.000 3.360.000 5. Gaji Pegawai (12 Bulan) Orang 4 12.000.000 48.000.000

6. Perbaikan Kandang - 1.000.000

TOTAL 1.400.000 270.160.000

Tabel 6. Biaya operasional satu periode panen Tahun 2018

NO Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp) 1 Pembelian Bakalan Sapi Ekor 25 9.000.000 225.000.000

2 Pembelian Pakan - - 20.000.000

3 Pembelian Vitamin Box 20 120.0000 2.400.000

4. Pembelian Konsentrat Karung 20 168.000 3.360.000 5. Gaji Pegawai (12 Bulan) Orang 4 12.000.000 48.000.000

6. Perbaikan Kandang - 500.000

TOTAL 299.260.000

Tabel 7. Biaya operasional satu periode panen Tahun 2019

NO Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Jumlah (Rp) 1 Pembelian Bakalan Sapi Ekor 30 10.000.000 300.000.000

2 Pembelian Pakan - - 30.000.000

3 Pembelian Vitamin Box 30 120.0000 3.600.000

4. Pembelian Konsentrat Karung 50 175.000 8.750.000 5. Gaji Pegawai (12 Bulan) Orang 4 12.000.000 48.000.000

6. Perbaikan Kandang - 500.000

TOTAL 390.850.000

(9)

149 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

3. Analisis Kriteria Penilaian Investasi

Hasil perhitungan dari analisis kriteria penilaian bisnis dapat dilihat sebagai berikut:

a. Payback Period (PP)

Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.

Semakin cepat waktu pengembalian nya, maka semakin baik bisnis tersebut untuk diusahakan karena modal yang digunakan akan cepat kembali dan digunakan untuk kegiatan lainnya.

Payback Period = i x 12 bulan Ab

Berdasarkan hasil perhitungan payback period di atas diperoleh nilai PP

adalah 16,3 bulan atau 1 tahun 4 bulan 9 hari yang berarti bahwa usaha sudah layak untuk dijalankan karena nilai PP lebih kecil dari umur maksimum proyek yaitu 5 tahun.

b. Net Present Value (NPV)

NPV yang positif berarti bahwa proyek mendapatkan keuntungan dan proyek tersebut layak untuk dijalankan.

Jika NPV negatif maka proyek tidak dapat dijalankan karena mengalami kerugian. Berikut adalah analisis NPV dari usaha penggemukan sapi potong

milik Bapak Romi

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( )

.900 Rp.209.225

1.950.000 15 900 . 175 . 361

1.950.000 15 607 . 555 . 69 552 . 038 . 96 451 . 400 . 67 777 . 586 . 74 545 . 594 . 53

1.950.000 15 10 , 0 1

000 . 020 . 112 0 1 , 0 1

0 140.610.00 0

1 , 0 1 89.710.000 0,10

1 90.250.000 0

1 , 0 1 58.954.000

0 1

5 1

4 1

3 1

2 1

1

5 4

3 2

5 4 3 2

=

=

+

+ +

+

=

+ + + +

+ + + +

= +

+ + + + + + + +

= + C

r C r C r C r C r NPV C

c. Internal Rate of Return (IRR) Perhitungan IRR untuk usaha penggemukan sapi potong pada penggemukan Bapak Romi dipanen

setiap satu tahun sekali yakni menjelang hari raya. Perhitungan dilakukan dalam empat tahun terakhir yakni tahun 2015- 2019

Tabel 8. IRR pada usaha penggemukan sapi Potong Bapak Romi

Period e

Kas Bersih DF(10%) PV Kas Bersih DF(11%) PV Kredit 1 Rp58.954.000 0,909 Rp53.589.186

0,901 Rp48.283.857 2 Rp90.250.000 0,826 Rp74.546.500

0,812 Rp60.531.758 3 Rp89.710.000 0,751 Rp67.372.210

0,731 Rp49.249.086 4 Rp140.610.000 0,683 Rp96.036.630

0,659 Rp63.288.139

(10)

150 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643 5 Rp112.020.000 0,65 Rp72.813.000

0,593 Rp43.178.109

Total PV Kas Bersih Rp364.357.526 Rp264.530.948

Total PV Investasi 151.950.000 151.950.000

NPV 1 Rp212.407.526 NPV 2 Rp112.580.948

”.

IRR = 0,10 + (2,13 x (0,01)) IRR = 0,10 + 0,0213

IRR = 0,1213

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai IRR nya adalah sebesar 12,13%.

d. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran beberapa kali lipat benefit akan diperoleh dari biaya yang telah dikeluarkan. Suatu proyek dinyatakan menguntungkan atau layak dilaksanakan apabila nilai Net B/C Ratio lebih besar dari satu.

40 , 2

0 151.950.00

6 364.357.52

/

=

=

= + PV C PV B Net

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh Net B/C sebesar 2,40.

Nilai Net B/C ini mengindikasikan bahwa keuntungan bersih yang akan didapatkan oleh Bapak Romi atas usahanya beternak sapi adalah dua koma enam kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Hal ini berarti penggemukan usaha sapi potong milik Bapak Romi layak dikembangkan.

e. Break Even Point (BEP)

Semakin besar keuntungan yang diterima semakin cepat waktu pengembalian biaya. dengan mengetahui jumlah produksi dalam keadaan BEP hal ini dapat digunakan pemilik usaha sebagai ukuran bagi pelaksanaan proyek dalam mendapatkan keuntungan yang diharapkan.

ekor 17

66 , 16

90.500.000 000 1.507.456.

Penjualan Harga

Produksi Biaya

Total Produksi

BEP

=

=

=

=

000 . 700 . 13

145 . 704 . 3 1

Tahun) (5

Ekor 110

000 1.507.456.

Produksi Total

Produksi BIaya

Total Harga

BEP

=

=

=

=

(11)

151 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Berdasarkan hasil perhitungan BEP di atas, maka usaha penggemukan sapi akan mengalami suatu keuntungan pada tingkat BEP Produksi sebanyak 17 ekor sapi dalam 5 tahun terakhir atau 3-4 ekor setiap tahun. Usaha Penggemukan sapi potong juga akan mengalami keuntungan per tahun dengan BEP Harga Sapi rata- rata sebesar 13.700.000.

4. Investasi Pasar Modal

Bapak Romi memiliki modal awal atau investasi sebesar Rp. 151.950.000, jika uang tersebut digunakan untuk membeli bakalan sapi dan pembuatan kandang serta pembelian pakan maka akan diperoleh bibit sapi sebanyak 18 ekor. Dari 18 ekor sapi tersebut, kemudian digemukan dan dijual kembali dengan harga rata-rata sapi Rp.

17.000.000, maka pak Romi akan menerima pendapatan sebesar Rp.

306.000.000. jika dihitung persentase keuntungannya bapak romi mendapat keuntungan sebesar 24% atau 58.954.000 pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2019 hasil penjualan sapi sebanyak 27 Ekor dengan rata-rata harga Rp.

19.000.000 pak Romi memperoleh pendapatan sebesar 400.980.000 dengan keuntungan sebesar 28% atau Rp.112.020.000. jadi ketika dana digunakan untuk modal penggemukan

sapi maka pak Romi mendapat keuntungan dari tahun 2015-2019 sebesar 491.544.000.

Jika modal bapak Romi di depositokan di salah satu bank, misalnya bank Bri, dengan deposito 6,5% per tahun, maka pak Romi akan mendapatkan keuntungan sebesar 9.876.000 per tahun dari modal yang diinvestasikan. Jadi ketika pak romi mendepositokan uangnya di bank dalam kurun waktu 2015-2019 maka keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 49.383.750

Kemudian, jika pak Modal pak romi sebesar Rp. 151.950.000 tersebut diinvestasikan ke pasar modal pada saat itu (tahun 2015) dengan harga saham per lembarnya sebesar Rp.11.425, maka dari dana investasi yang bapak Romi miliki dapat membeli sebanyak 13.300 lembar saham. Pada tahun 2019 harga saham yakni 14.500. jadi jika bapak romi menjualnya maka akan mendapat hasil penjualan sebesar Rp.192.850.000

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan dari uraian diatas hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil analisis usaha pada penggemukan sapi potong milik Bapak Romi dapat disimpulkan

(12)

152 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

bahwa penggemukan sapi potong milik bapak Romi dijalankan dengan melihat peluang besar pada aspek pasar, memilih bakalan sapi dengan jeli sesuai dengan standarnya dan juga menggunakan mesin-mesin modern. Dilihat dari aspek lingkungan bahwa penggemukan sapi yang didirikan Bapak Romi telah dibuat dengan mengindahkan aspek lingkungan dengan menjauhi rumah warga agar tidak terkena polusi dari kotoran sapi.

b. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha pada penggemukan sapi milik Bapak Romi melalui analisis Payback Period, NPV, IRR, Net B/C dan BEP dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan sapi potong Bapak Romi layak dikembangkan karena dapat menguntungkan pengusaha dari aspek finansial.

c. Berdasarkan hasil analisis resiko bahwa penanganan risiko pada penggemukan sapi potong Bapak Romi sudah baik yang ditandai dengan mengobati sapi yang sakit, resiko bakalan sapi yang gagal tumbuh dalam penggemukan sapi milik Bapak Romi dihadapi dengan membeli bakalan yang berasal dari indukan yang berkualitas unggul dan cepat besar.

5.2. SARAN

Hasil penelitian tentang Analisis Kelayakan Penggemukan sapi potong Bapak Romi di Desa Sukaraja Nuban Kecamatan Batanghari Lampung Timur maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Agar perusahaan dapat meningkatkan target dan peluang pasar dengan melakukan banyak strategi marketing melalui berbagai media, meningkatkan jumlah sapi, dan memperluas kandang dengan melihat lingkungan masyarakat sekitar agar tidak terkena dampak polusi akibat kotoran sapi.

2. Bapak Romi agar dapat terus

mengembangkan usaha

penggemukan sapi karena hasil penggemukan sapi ini lebih menguntungkan dari pada penanaman saham maupun penyimpanan uang dalam bentuk deposito.

Untuk memperkecil resiko, agar dapat lebih teliti dalam memilih bibit atau bakalan sapi yang digemukkan, meminimalisir penyakit sapi dengan memberikan vaksin dan vitamin yang cukup, dan memperhatikan harga dalam menjual sapi yang sudah digemukan.

(13)

153 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

DAFTAR PUSTAKA

Arbi, 2009. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Kecamatan Rambe, Kabupaten Deli Serdang.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Kementerian Pertanian (BKP), 2019. Jumlah Kebutuhan dan Pasokan Sapi.

Bambang Rianto, 2013. Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Handoyo, 2014. Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Usaha Ternak Sapi di Indonesia.

Riani A, 2015. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong di

Kecamatan Simbangan,

Kabupaten Maros.

Sudjana. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendekatan

Kuantitatif,Kualitatif,dan Alfabeta. Bandung.

Gambar

Tabel 1. Penjualan Sapi Potong dari Tahun 2015 sampai 2019 di Kecamatan Batanghari.
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Tabel 2. Biaya Investasi Penggemukan  Sapi Potong “Bapak Romi”
Tabel 3. Biaya operasional satu periode panen Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Ruang terbuka hijau aktif memiliki peran yang sangat penting dalam lingkungan perkotaan dan merupakan bagian penting dari struktur pembentuk kota, dimana memiliki

‘They’re looking for us, then,’ Father Kreiner said, peering at the immobile Type 102, poking her as if to see what a walking TARDIS felt like, ‘the Doctor’s friends.’..

Penguasaan terhadap pengetahuan tersebut akan mempermudah seorang pemain drum dalam menginterpretasikan komposisi musik untuk drum sesuai dengan apa yang

Membantu Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah merumuskan kebijakan daerah dalam pelaksanaan kewenangan daerah di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika

Aplikasi validasi kata ini dapat memeriksa setiap kata dan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah pengetikannya, dari setiap kata yang terdapat pada file dokumen

3. Kebutuhan Pegawai, Untuk mengetahui kebutuhan pegawai, analisis jabatan dilakukan sebagai dasar penyusunan formasi. Melalui analisis ini dapat

Uji aktivitas Penangkapan Radikal Bebas Dari Ekstrak Petroleum Eter, Etil Astat dan Etanol Rhizome Binahong Anredera cordifolia (Ten) Steenis dengan Metode DPPH

Untuk perilaku seksual sehat berarti siswa memiliki kecenderungan perilaku untuk menjaga kebersihan pakaian dalam, menghindarkan diri dari obat pemutih wajah atau kulit, selalu