• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA TEORITIS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA / KERANGKA TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

1. Chozainatul Munawaroh melakukan penelitian pada tahun 2019 dengan mengambil judul “Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Pada Peserta Didik Kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Di SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”, sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan dg yg dilakukan oleh peneliti adalah Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan di SMKN 1 Salatiga, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Malang, Pengaruh Shalat Dhuha pada penelitian Chozainatul, digunakan untuk mencari pengaruhnya terhadap Kecerdasan Spiritual, sedangkan pada penelitian ini, pengaruh Shalat Dhuha digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap Kedisiplinan siswa.

Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan di SMKN 1 Salatiga, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Malang, Instrumen penelitian yang dilakukan oleh Chozainatul menggunakan Skala Likert, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode analisis data Product Moment.12

2. Saipul Anwar melakukan penelitian pada tahun 2018 dengan judul

“Pengaruh Aktivitas Belajar PAI Bab Shalat terhadap Motivasi Siswa Melaksanakan Shalat Dhuha Di SMPN 3 Cibeber Lebak Banten”.

Sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan dengan yg dilakukan oleh peneliti adalah pada subjek penelitianya, subjek penelitian

12Chozainatul Munawaroh, “Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Pada Peserta Didik Kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi Dan Keuangan Di SMK Negeri 1 Salatiga”, (Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Intitut Agama Islam Negeri Salatiga, Salatiga 2019) 137

(2)

13

pada penelitian Saepul Anwar adalah kelas sedangkan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni kelas VIII dan kelas IX, perbedaan lain juga terlihat pada variable yang digunakan dalam penelitian tersebut diantara menggunakan variable motivasi sedangkan variabel pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan kedisiplinan. Adapun persamaan pada peelitian ini adalah pendekatan yang digunakan sama-sama menggunakan kuantitatif dan analisis yang digunakan adalah analisis product moment serta pembahasan pada dua penelitian tersebut seputar pembahasan sholat dhuha.13

3. Maulina Aulia Hidayati yang melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan judul “Hubungan Antara Pelaksanaan Shalat Dhuha Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas VII Di MTs Mambaul Ulum Pakis Malang”. Sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan dg yg dilakukan oleh peneliti adalah pada subjek penelitianya, subjek penelitian pada penelitian Maulina adalah kelas sedangkan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni kelas VIII dan kelas IX, perbedaan lain juga terlihat pada variable yang digunakan dalam penelitian tersebut diantara menggunakan variable hubungan sedangkan variabel pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan pengaruh. Adapun persamaan pada peelitian ini adalah Adapun persamaan pada peelitian ini adalah pendekatan yang digunakan sama-sama menggunakan kuantitatif dan analisis yang digunakan adalah analisis product moment serta pembahasan pada dua penelitian tersebut seputar pembahasan sholat dhuha. 14

4. Ari Rubiyanti melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan judul tentang pembiasaan sholat dhuha pada siswa di SMA N Ajibarang Kabupaten Banyumas. Sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam

13 Saepul Anwar, “Pengaruh Aktivitas Belajar PAI Bab Shalat Terhadap Motivasi Siswa Melaksanakan Shalat Dhuha di SMPN 3 Cibeber Lebak Banten”, (Diploma Thesis Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung 2018) 125

14 Maulina Aulia Hidayati, “Hubungan Antara Pelaksanaan Shalat Dhuha Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas VII Di MTs Mambaul Ulum Pakis Malang”, (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang 2016) 121

(3)

14

penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan dengan yg dilakukan oleh peneliti adalah pada subjek penelitianya, subjek penelitian pada penelitian Ari Rubiyanti adalah jenjang SMA sedangkan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni kelas VIII dan kelas IX Mts., perbedaan lain juga terlihat pada variable yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni pendekatan penelitian yabg digunakan yakni pendekatan kualitatif sedangkan pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah kuantitatif. Adapun persamaan pada peelitian ini adalah Adapun persamaan pada peelitian ini adalah pembahasan pada dua penelitian tersebut seputar pembahasan sholat dhuha.

5. Evi Fatmatuzahro melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan judul pengaruh sholat dhuha terhadap motivasi belajar siswa di sekolah menengah atas negeri 1 Pacet. Sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan.

Adapun perbedaan dg yg dilakukan oleh peneliti adalah pada subjek penelitianya, subjek penelitian pada penelitianya Evi Fatimatuzahro adalah jenjang menengah keatas (SMA) sedangkan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni kelas VIII dan kelas IX, perbedaan lain juga terlihat pada variable yang digunakan dalam penelitian tersebut diantara menggunakan variable motivasi belajar siswa sedangkan variabel pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan kedisiplinan siswa.

Adapun persamaan pada peelitian ini adalah pendekatan yang digunakan sama-sama menggunakan kuantitatif dan pembahasan pada dua penelitian tersebut seputar pembahasan sholat dhuha.

6. Nila Agustin melakukan penelitian pada tahun 2019 dengan judul dengan judul pengaruh terapi sholat dhuha dalam mengurangi kecemasan karir masa depan siswa di SMA Muhammadiyah 8 Gresik. Sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan dg yg dilakukan oleh peneliti adalah pada subjek penelitianya, subjek penelitian pada penelitian Nila Agustin adalah jenjang SMA sedangkan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni kelas VIII dan kelas IX, perbedaan lain juga terlihat pada

(4)

15

variable yang digunakan dalam penelitian tersebut diantara menggunakan variable mengurangi kecemasan karir masa depan siswa sedangkan variabel pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan kedisiplinan serta pendekatan yang digunakan pada penelitian Nila Agustin adalah R &

D (reseach and development). Adapun persamaan pada peelitian ini adalah sama-sama membahas seputar pembahasan sholat dhuha.

7. Ike Dia Prastiwi yang melakukan penelitian pada tahun 2016 dengan judul pengaruh sholat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa di sekolah menengah kejuruan negeri 4 samarinda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan dengan yg dilakukan oleh peneliti adalah pada subjek penelitianya, subjek penelitian pada penelitian Ike Dia Pratiwi adalah jenjang sekolah Menengah Kejuruan sedangkan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni kelas VIII dan kelas IX, perbedaan lain juga terlihat pada variable yang digunakan dalam penelitian tersebut diantara menggunakan variable kecerdasan spiritual sedangkan variabel pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan kedisiplinan serta tempat pada penelitian Ike Dia Prastiwi merupakan sekolah yang tidak memiliki latar belakang agama yang cukup, sedangkan tempat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki latar belakang yang cukup bagus..

Adapun persamaan pada peelitian ini adalah pendekatan yang digunakan sama-sama menggunakan kuantitatif dan analisis yang digunakan adalah analisis product moment serta pembahasan pada dua penelitian tersebut seputar pembahasan sholat dhuha.

8. Siti Nor Hayati melakukan penelitian pada tahun 2017 dengan judul manfaat sholat dhuha dalam pembentukan akhlakul karimah siswa kelas XI MAN Purwosari Kediri tahun pelajaran 2014-2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif study kasus. Sehubungan dengan penelitian yg dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Adapun perbedaan dg yg dilakukan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian Siti Nor Hayati

(5)

16

menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama membahasa seputar pembahasan sholat dhuha.

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

1. Nama Peneliti : Chozainatul Munawaroh (2019)

Judul Penelitian : Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Pada Peserta Didik Kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi Dan Keuangan Di SMK Negeri 1 Salatiga

Perbedaan : - Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan di SMKN 1 Salatiga, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik SMP Muhammadiyah 1 Malang.

- Pengaruh Shalat Dhuha pada penelitian Chozainatul, digunakan untuk mencari pengaruhnya terhadap Kecerdasan Spiritual, sedangkan pada penelitian ini, pengaruh Shalat Dhuha digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap Kedisiplinan siswa.

- Instrumen penelitian yang dilakukan oleh Chozainatul menggunakan Skala Likert, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode analisis data Product Moment.

Persamaan : - Sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif.

(6)

17

- Sama-sama menggunakan Pengaruh

Implementasi Shalat Dhuha sebagai variabel X.

2. Nama Peneliti : Saepul Anwar (2018)

Judul Penelitian : Pengaruh Aktivitas Belajar PAI Bab Shalat terhadap Motivasi Siswa Melaksanakan Shalat Dhuha Di SMPN 3 Cibeber Lebak Banten

Perbedaan : - Subjek penelitian yang dilakukan oleh Saepul Anwar adalah siswa / siswi kelas VII-A di SMPN 3 Cibeber Lebak Banten, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah seluruh siswa / siswi SMP Muhammadiyah 01 Malang.

- Pada penelitian Saepul, Shalat dhuha ada pada variabel terikat, sedangkan pada penelitian ini shalat dhuha berada pada variabel bebas.

Persamaan : - Sama-sama menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

- Sama-sama menggunakan metode analisis data korelasi Product Moment.

- Sama-sama menggunakan pembahasan seputar Shalat Dhuha.

3. Nama Peneliti : Maulina Aulia Hidayati (2016)

Judul Penelitian : Hubungan Antara Pelaksanaan Shalat Dhuha Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas VII Di MTs Mambaul Ulum Pakis Malang.

Perbedaan : - Pada penelitian Maulina, adalah mencari hubungan, sedangkan pada penelitian ini peneliti mencari pengaruh antara dua variabel.

(7)

18

- Pada penelitian Maulina, subjek penelitian yaitu siswa kelas VII di MTs Mambaul Ulum Pakis Malang, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah seluruh siswa / siswi SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Persamaan : - Sama-sama menggunakan pendekatan / penelitian Kuantitatif.

- Sama-sama menggunakan metode analisis data korelasi product moment

- Sama-sama membahas tentang shalat dhuha dan kedisiplinan.

4 Nama Peneliti : Ari Rubiyanti Ulfah (2015)

Judul Penelitian : Pembiasaan Shalat Dhuha Pada Siswa di SMA Negeri Ajibarang Kabupaten Banyumas.

Perbedaan : - Penelitian yang ditulis oleh Ari Rubiyanti menggunakan pendeketan kualitatif.

Persamaan : - Sama-sama menggunakan subjek tentang pembiasaan Shalat Dhuha.

5. Nama Peneliti : Evi Fatimatuzhuro (2020)

Judul Penelitian : Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pacet.

Perbedaan : Pada penelitian ini variabel Y adalah Kedisiplinan Siswa, sedangkan variabel Y pada penelitian terdahulu adalah Motivasi Belajar Siswa.

Persamaan : Memiliki metode penelitian yang sama yaitu kuantitatif.

(8)

19

6. Nama Peneliti : Nilla Agustin (2019)

Judul Penelitian : Pengaruh Terapi Shalat Dhuha Dalam Mengurangi Kecemasan Karir Masa Depan Siswa di SMA Muhammadiyah 8 Gresik.

Perbedaan : - Pada penelitian yang ditulis oleh Nilla Agustin pada variabel X nya sama-sama menggunakan subjek tentang Shalat Dhuha, namun perbedaannya disini adalah shalat dhuha sebagai terapi dan dalam penelitian ini Shalat Dhuha adalah sebagai pembiasaan dan penempatan kegiatan di sekolah.

- pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan gabungan (mix) kualitatif dan kuantitatif

Persamaan : - Pada penelitian yang ditulis oleh Nilla Agustin meneliti tentang shalat dhuha.

7. Nama Peneliti : Ike Dia Prastiwi (2019)

Judul Penelitian : Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa di SMKN 4 Samarinda.

Perbedaan : - Tempat pada penelitian Ike Dia Prastiwi merupakan sekolah yang tidak memiliki latar belakang agama yang cukup, sedangkan tempat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki latar belakang yang cukup bagus.

- Variabel Y pada penelitian Ike adalah Kecerdasan Spiritual siswa, sedangkan dalam penelitian ini Variabel Y nya adalah Kedisiplinan Siswa.

(9)

20

Persamaan : - Pada penelitian Ike dan penelitian ini sama- sama menggunakan penelitian kuantitatif dengan 2 variabel.

8. Nama Peneliti : Siti Nor Hayati (2017)

Judul Penelitian : Manfaat sholat dhuha dalam pembentukan akhlakul karimah siswa (studi kasus pada siswa kelas IX MAN Purwosari Kediri tahun pelajaran 2014-2015).

Perbedaan : Menggunakan pendekatan kualitatif (studi kasus) Persamaan : Mempunyai variable yang sama ‘’ sholat dhuha”

B. Kerangka Teoritis Masalah Penelitian 1. Shalat Dhuha

a. Pengertian Shalat Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari.

Dengan kata lain, dimaksud shalat dhuhaa adalah shalat sunnah yang dimulai ketika matahari muncul setinggi tombak dan berakhir pada waktu matahari tergelincir.15 Shalaat Dhuha adalah shalat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sangat baanyak sekali hadits yang menunjukkan disyariatkannya kaum muslimin/muslimah untuk mengerjakan shalat Dhuha. Salah satunya, Rasulullah bersabda :

“Baagi masing-masing ruas dari anggota di antara kalian pada pagi hari harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh untuk berbuat baik adalah sedekah, dan melarang dari perbuatan mungkar adalah sedekah.

15 Maulina Aulia Hidayati, “Hubungan Antara Pelaksanaan Shalat Dhuha Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas VII Di MTs Mambaul Ulum Pakis Malang (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang 2016), 25

(10)

21

Semuanya itu dapat diganti dengan mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat.” (H.R. Muslim dari Abu Dzar)16

Shalat Sunnah Dhuha merupakasn shalat sunnah dengan banyak sekali keistimewaan. Pada umumnya melakukan shalat Dhuha sebagai jalan untuk memohon ampunan dari Allah SWT, mencari ketenangan hidup dan memohon agar dilapangkan rezeki seseorang. Yang namanya rezeki tidaklah selalu berupa materi atau harta, ilmu yang bermanfaat, amal shalih dan segala yang membuat tegaknya agama, rezeki berupa jodoh jadi intinya akan mendapat rezeki dalam bentuk apapun bagi orang yang selalu mengamalkan shalat Dhuha. Allah berfirman dalam Al-Qur’an mengenai shalat Dhuha, Artinya:

“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.” (QS. Adh-Dhuha: 1-3)17

b. Keutamaan Shalat Dhuha

Shalaat Dhuha merupakan salah satu Shalat Sunnah yang sangat sering dilupakan oleh sebagian umat, yang justru Shalat Dhuha memiliki keutamaan yang tidak bisa ditukar oleh apapun yang dimiliki.

Adapun keutamaannya adalah sama dengan shalat-shalat lain. Karena pada dasarnya ibadah apapun itu semakin teratur dilakukan maka semakin baik. Namun demikian shalat dhuha itu shalat sunah yang

"muakkad" namun demikian jika Dhuha saja dilakukan secara teratur, maka shalat sunat Rawatib yaitu shalat yang mengiringi shalat-shalat wajib, qabliyah dan ba'diyah seyogyanya dikerjakan lebih teratur dan konsisten.18

16 Maulina Aulia Hidayati, “Hubungan Antara Pelaksanaan Shalat Dhuha Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas VII Di MTs Mambaul Ulum Pakis Malang (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang 2016), 26

17 Badrus Zaman, “Pembinaan Karakter Siswa Melalui Pelaksanaan Shalat Sunnah Dhuha di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Hidayah Surakarta, “Tamaddun Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan, Vol. 18 No. 2 (2017), 9.

18 Ahmad Syarifuddin Siregar, “Pengaruh Shalat Dhuha dan Tilawah Juz ‘Amma Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi di SMA Negeri 7 dan SMA Negeri 8 Kota Serang) (Tesis Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, Banten 2018), 21

(11)

22

Shalat dhuha memiliki banyak hikmah diantaranya Hati menjadi tenang, Pikiran menjadi lebih konsentrasi, Kesehatan fisik terjaga, kemudahan urusan dan memperoleh rezeki yang tidak disangka-sangka.

Adapun hikmah shalat dhuha diantaranya adalah meningkatkan segala macam kecerdasan dan memudahkan datangnya rizki bagi yang melakukannya. 19

1) Shalat Dhuha sebagai Penghapus semua dosa

Adalah sifat manusia bila senang melakukan perbuatan perbuatan dosa serta kesalahan-kesalahan yang sangat nyata dan jelas bertentangan dengan perintah-Nya. Manusia bukannya tidak sadar akan dosa, namun memang godaan untuk melakukan dosa lebih kuat daripada meninggalkannya. Bahkan peringatan Allah SWT akan bahaya melakukan dosa dan kesalahan sudah tak lagi mampu untuk menahan dan mencegah manusia agar tidak terperosok dalam kemaksiatan.

Dengan bertaubat serta bersungguh-sungguh kepada Allah SWT dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa yang sama, maka Allah akan mengampuni kita. Adapun salah satu amalan yang apabila kita istiqamahkan dalam menjalankannya, maka itu dapat menjadi penghapus dosa-dosa kita. Yang amalan tersebut adalah ibadah Shalat Dhuha. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa menjaga dua rakaat shalat Dhuha, maka dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan” (H.R. Tirmidzi)20

2) Shalat Dhuha memudahkan jalan meraih rezeki

Materi di dunia/rezeki tentu tidak akan datang dengan sendirinya. Dibutuhkan usaha dan kerja keras yang sungguh- sungguh, kemudian disertai dengan do’a dan tawakal kepada Allah SWT. Tiga usaha diatas tersebut tentu harus dilakukan

19 Ibid.,

20 Maulina Aulia Hidayati, “Hubungan Antara Pelaksanaan Shalat Dhuha Dengan Kedisiplinan Siswa Kelas VII Di MTs Mambaul Ulum Pakis Malang (Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang 2016), 27

(12)

23

oleh manusia yang beriman. Kerja tanpa do’a adalah kesombongan karena seolah-olah tidak butuh pertolongan dari Sang Maha Pemilik Rezeki. Do’a tanpa upaya adalah sia-sia.

Sedangkan tawakal sendiri adalah kepasrahan hari menerima segala ketetapan Allah SWT setelah usaha/upaya dan do’a dilakukan.

Dengan demikian Allah juga menempatkan hikmah dan keutamaan yang luar biasa bagi yang melaksanakan shalat dhuha. Selain mengandung nilai-nilai filosofis yang penuh makna, shalat dhuha juga mengandung hikmah dan keutamaan luar biasa yang Allah berikan untuk hamba-hamba-Nya. Selain yang telah dsebutkan di atas menurut penulis diantara hikmah- hikmah shalt dhuha lainnya adalah: a) Hati menjadi tenang. b) Pikiran menjadi lebih konsentrasi, c) Kesehatan fisik terjaga, d) Kemudahan urusan dan memperoleh rezeki yang tidak disangka- sangka.21

c. Hukum Shalat Dhuha

Hukum shalat dhuha adalah sunnah yang mulai dilakukan ketika matahari sedang beranjak naik. Shalat Dhuha juga merupakan jenis shalat sunnah yang dikerjakan pada saat manusia pada umumnya sedang dalam kesibukan dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Misalnya adalah ketika para pegawai sibuk di kantor, guru dan siswa di sekolah, karyawan di pabrik, pedagang di pasar dokter di rumah sakit, ibu rumah tangga di rumah, dan lain sebagainya.22

d. Tata Cara Shalat Dhuha

Untuk memulai shalat apapun tentunya selalu diawali dengan niat, karena niat ditanamkan di dalam hati tak perlu diucapkan dan di

21 Ahmad Syarifuddin Siregar, “Pengaruh Shalat Dhuha dan Tilawah Juz ‘Amma Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi di SMA Negeri 7 dan SMA Negeri 8 Kota Serang) (Tesis Program Pascasarjana UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, Banten 2018), 49

22 Ibid.,

(13)

24

lafadzkan. Cara melaksanakan shalat Dhuha sama dengan shalat fardlhu dalam setiap pergerakannya, yang membedakan hanyalah niat shalatnya.

Pada rakaat pertama shalat Dhuha sesudah membaca Al-Fatihah, sebaiknya diteruskan dengan membaca surat As-Syams dan pada rakaat keedua sebaiknya membaca Adh-Dhuha. Adapula yang menyebutkan bahwa pada rakaat kedua lebih dianjurkan membaca surat Al-Lail. Pada penjelasannya, bacaan surat Adh-Dhuha dan Asy-Syams bukanlah surat yang wajib, tetapi suatu keutamaan bagi yang hafal. Atau bisa juga membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan Al-Ikhlas pada rakaat kedua. Namun, jika melakukan empat rakaat, maka disunnahkan untuk membaca surat al-Kafirun pada rakaat pertama, surat al-Ikhlas pada rakaat kedua, ayat kursi 10x pada rakaat pertama, dan surat al- Ikhlas 10x pada rakaat kedua. 23

Adapun tata cara pelaksanaan shalat Dhuha adalah sebagai berikut.

24

1) Berdiri tegak dengan menghadap arah kiblat dengan niat mengerjakan shalat dhuha.

2) Mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan pundak atau telinga sambil mengucap takbiratul ihram.

3) Setelah takbiratul ihram, diteruskan dengan sedekap kedua tangan pada dada dan diteruskan dengan membaca doa iftitah.

4) Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan di sunnahkan dengan membaca surat atau ayat Al-Qur’an

5) Kemudian disusul dengan gerakan ruku’ dan dilengkapi dengan membaca tasbih tiga kali.

6) Dilanjutkan dengan I’tidal yaitu bangkit tegak dan mengangkat kedua tangan.

7) Sujud,

23 Anisa Putri Ayunda, “Penanaman Nilai Akhlak Melalui Pembiasaan Shalat Dhuha Di SD IT Harapan Bunda Purwokerto (Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, Purwokerto 2019) 37

24 Ibid.,

(14)

25

8) Kemudian dilanjutkan dengan duduk diantara dua sujud, yaitu duduk untuk memisahkan sujud pertama dan sujud kedua 9) Kemudian sujud kedua,

10) Dan diakhiri dengan posisi tasyahud akhir setelah sujud kedua pada rakaat kedua. Dan kemudian membaca doa tasyahud akhir, diakhiri dengan salam.

e. Hikmah Shalat Dluha

Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain:

1) “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga” (H.R. Tirmidzi dan Ibn Majah).

2) “Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (H.R Tirmidzi).

3) “Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat.” (HR Abu Daud).

4) “Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata,”Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda, Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).”

(HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi).

5) “Rasulullah bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani).

6) “Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah shalat shubuh karena melakukan i’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR Abu Daud)25.

25 Zumrotun Siti. Modul Ketrampilan Ibadah Untuk Mahasiswa Program Dms. Yogyakarta: 2012.

112

(15)

26 f. Konsep Kedisiplinan Siswa

Aturan tata tertib sekolah merupakan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan susana sekolah yang aman dan tertib, sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negatif. Hukuman yang diberikan ternyata tidaklah ampuh untuk menangkal beberapa bentukk pelanggaran, malahan akan bertambah keruh permasalahan. Selain itu juga, dengan adanya tata tertib dan pembiasaan yang baik akan mencerminkan budaya sekolah yang baik, terutama dalam membina akhlak siswa.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya itu biasa disebut dengan disiplin siswa.

Sedangkan peraturan, tata tertib, serta berbagai ketentuan lainnya yang berupaya untuk mengatur perilaku siswa biasa disebut dengan disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah “refers to students complying with a code of behavior often known as the school rules”. Maksudnya yaitu bahwa aturan yang ada disekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar/kerja.26

Pembiasaan shalat Dhuha yang dilakukan secara rutin dan teratur di SMP Muhammadiyah 01 Malang ini merupakan sebuah pendisiplinan yang dilakukan sekolah untuk mengatur perilaku siswa, atau yang biasa disebut dengan disiplin sekolah. Maka dari itu dengan adanya sebuah pembiasaan shalat Dhuha diharapkan tujuan daripada pembiasaan ini dapat tercapai untuk kebaikan siswa SMP Muhammadiyah 01 Malang.

26 Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:2017), 266.

(16)

27 g. Pengertian Kedisiplinan

Prijodarminto menjelaskan disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan keterikatan. Maman Rachman menyatakan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.27

Dari definisi kedisiplinan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kedisiplinan menurut peneliti adalah sikap atau tingkah laku seseorang yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan kewajibannya baik untuk individu maupun di masyarakat.

h. Tujuan Kedisiplinan

Menurut Elizabet B. Hurlock bahwa tujuan seluruh disiplin ialah membentuk prilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu di identifikasikan. Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara menanamkan disiplin. Jadi metode spesifik yang digunakan di dalam kelompok budaya sangat beragam, walaupun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengajar anak bagaimana berprilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial, tempat mereka diidentifikasikan.28

Berdasarkan tujuan disiplin yang telah dikemukakan oleh ahli di atas, menurut peneliti adalah sebagaimana tujuan dari disiplin ialah membuat anak tersebut berprilaku sesuai dengan peraturan yang ada di dalam daerah atau lingkungan tempat mereka tinggal. Atau bisa disebut

27 Ahmad Zubairi, “Hubungan Goal Setting Dengan Tingkat Kedisiplinan Santri Mukim Pondok Pesantren Al-Islhah Bandar Kidul Mojoroto Kediri (Skripsi Thesis Institut Agama Islam Negeri Kediri, Kediri 2019) 14.

28 Ibid., 15.

(17)

28

juga agar perilaku anak tersebut sesuai dengan standar masyarakat disekitarnya.

i. Fungsi Kedisiplinan

Menurut Singgih D Gunarsah disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah dapat:

1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain hak milik orang lain.

2) Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan.

3) Mengerti tingkah laku baik dan buruk.

4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukum.

5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain29

Memang benar sekali bahwa suatu tata tertib atau aturan bagi pengendalian tingkah laku siswa memang harus dilakukan. Tata tertib disertai pengawasan terhadap pelaksanaan tata tertib, dan pemberian pengertian secara jelas bahwa pada setiap pelanggaran tentunya akan menimbulkan rasa keteraturan dan disiplin diri. Sedangkan fungsi disiplin menurut Elisabeth B. Hurlock ada dua, yaitu:

1) Fungsi yang bermanfaat

a) Untuk mengajarkan bahwa prilaku tentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti dengan pujian.

b) Untuk mengajar anak suatu tindakan penyesuaian yang wajar, tanpa menuntut suatu konformitas yang berlebihan.

c) Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakan mereka.

2) Fungsi yang tidak bermanfaat a) Untuk menakut nakuti anak.

29 Ibid., 16.

(18)

29

b) Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin30

j. Unsur-unsur Kedisiplinan

Adanya disiplin diharapkan mampu mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan standar atau aturan yang sudah ditetapkan oleh kelompok sosialnya atau sekolah. Elisabeth B. Hurlock mengemukakan bahwa disiplin harus mempunyai empat unsur pokok apapun cara mendisiplin yang harus digunakan terhadap siswa, yaitu:

peraturan sebagai pedoman prilaku, hukuman untuk pelanggaran peraturan, penghargaan untuk prilaku yang baik sejalan dengan peraturan dan konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajar dan melaksanakannya. Adapun unsur-unsur disiplin antara lain sebagai berikut:

1) Peraturan

Peraturan disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan orang tua, guru, atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman prilaku yang disetujui dalam situasi tertentu31

2) Hukuman

Hukuman dalam kedisiplinan mempunyai tiga peran penting antara lain sebagai berikut: a) Fungsi hukuman untuk menghalangi dalam pengulangan tindakan yang tidak diinginkan; b) Fungsi hukuman sebagai mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima hukuman apabila mereka melakukan tindakan yang benar, dan; c) Fungsi memberi motivasi untuk menghindari prilaku yang tidak dibenarkan (diterima)32

30 Ibid., hal 16.

31 Ibid., hal 17.

32 Ibid., hal 18.

(19)

30 3) Penghargaan

Hurlock mendefinisikan bahwa penghargaan berati setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata pujian, senyuman atau tepukan di panggung. Sifat dari penghargaan adalah suatu hal yang menyusul hasil yang dicapai.33 Penghargaan mempunyai tiga fungsi, yaitu: a) Penghargaan mempunyai nilai mendidik; b) Sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial; c) Penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial.34

Jenis penghargaan yang dapat diberikan kepada anak, yaitu bisa penerimaan sosial, hadiah dan perilaku yang istimewa Unaradjan mengatakan bahwa fungsi penghargaan dalam disiplin yang berperan dalam mengajari anak untuk berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat adalah: a) Penghargaan yang memiliki nilai mendidik, yaitu imbalan yang diberikan setelah anak berperilau tertentu, sehingga anak tahu bahwa perilaku itu adalah perilaku baik; b) Penghargaan menyediakan suatu motivasi untuk mengulangi perilaku yang diterima masyarakat; c) Imbalan menyediakan penguat atau reinforcement bagi perilaku yang di terima masyarakat35

4) Konsistensi

Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas yang mempunyai nilai mendidik, memotivasi, dan memperbaiki penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. Semua unsur-unsur disiplin tersebut setelah disusun dan disetujui hendaknya dijalankan sesuai dengan tata tertib yang ada, karena semuannya itu bagian dari alat-alat pendidikan dan berfungsi sebagai alat motivasi belajar siswa.36

33 Ibid., hal 18.

34 Ibid., hal 18.

35 Ibid., hal 19.

36 Ibid., 19.

(20)

31

Menurut Elizabet. B. Hurlock bahwa konsistensi dalam disiplin mempunyai beberapa peran penting, yaitu: a) Mempuyai nilai mendidik yang besar. Bila peraturan konsisten, ia memacu proses belajar atau prestasi. Ini disebabkan karena nilai pendorongnya; b) Mempunyai nilai motivasi yang kuat. Anak menyadari bahwa anak akan mempunyai keinginan yang jauh lebih besar untuk menghindari tindakan yang dilarang dan melakukan tindakan yang disetujui; c) Mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa, anak kecilpun kurang menghargai mereka yang dapat dibujuk untuk tidak menghukum prilaku yang salah, dibandingkan mereka yang tidak dapat dipengaruhi dengan air mata dan bujukan.37

k. Dimensi Kedisiplinan

Adapun dimensi disiplin menurut Wardiman Djojonegoro ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.38 Berikut ini penjelasan dari masing-masing dimensi kedisiplinan:

1) Ketaatan, merupakan taat terhadap aturan kerja, menunjukkan kedisiplinan kita terhadap lingkungan kerja dan atasan. Contoh:

taat terhadap terhadap aturan yang dibuat disekolah.

2) Kepatuhan, sikap mental pegawai terhadap atasan dan peraturan yang berlaku akan memperlihatkan adanya kemajuan, memiliki kesadaran yang tinggi dalam mengefesienkan penggunaan waktu didalam melaksanakan tugas-tugas. Contoh: siswa yang mengikuti pembelajaran di sekolah tanpa memakai sepatu, serta mengerjakan tugas 2 jam sebelum dikumpulkan.

3) Kesetiaan, seperti besi yang ditempa dalam api, sampai akhirnya menjadi pisau atau benda lain yang lebih berguna. Kesetiaan menjalani proses baik itu di dalam pondok maupun diluarnya itulah kuncinya. Contoh sahabatmu mau mencontek waktu ujian,

37 Ibid., 20.

38 Ibid., 20.

(21)

32

kita harus berani mengingatkan kalau perbuatannya salah. Kita tidak boleh meninggalkan atau membiarkan seorang sahabat celaka.

4) Keteraturan, seorang anak juga akan dapat mempunyai pola hidup yang teratur serta juga dapat mengelola waktu yang dimilikinya dengan baik. Contoh siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu agar bisa mendapatkan nilai.

5) Ketertiban, siswa memilki kesadaran untuk mematuhi tata tertib yang berlaku. Contoh Saya memakai seragam ketika masuk madrasah.39

C. Kerangka Pikir Peneliti

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kedisiplinan siswa SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Dan tujuan diadakannya pembiasaan shalat Dhuha dan kedisiplinan ialah:

1) Memberikan dasar-dasar keterampilan ibadah serta keislaman bagi peserta didik.

2) Agar siswa dan siswi SMP Muhammadiyah 1 Malang dapat menjadi generasi bangsa yang lebih baik lagi.

3) Melatih siswa dan siswi SMP Muhammadiyah 1 Malang agar terbiasa melakukan ibadah sunnah.

4) Melatih siswa dan siswi SMP Muhammadiyah 1 Malang agar lebih disiplin lagi.

39 Ibid., hal 21.

(22)

33 a. Hipotesis

Terkait dengan judul penelitian, “Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kedisiplinan Siswa SMP Muhammadiyah 01 Malang” maka peneliti mengambil hipotesis bahwa Implementasi/penerapan Shalat Dhuha dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Rumusan-rumusan hipotesis serta rumusan masalah harus sesuai dan dapat diukur, sehingga masalah yang terjadi dapat dipecahkan serta dijawab, sehingga masalah yang terjadi dapat dijawab dan dipecahkan, dan masalah yang digunakan dapat diuji sebagaimana kebenaran data yang terkumpul.

Variabel X

Implementasi Shalat Dhuha :

a) Kemauan yang berasal dari diri sendiri untuk mengerjakan shalat Dhuha

b) Pelaksanaan shalat Dhuha

c) Pengaruh shalat Dhuha

d) Menjalankan ibadah shalat wajib dan sunnah dengan tidak terpaksa

e) Mengikuti seluruh program pendukung shalat Dhuha yang diadakan oleh sekolah.

Variabel Y Kedisiplinan Siswa :

a) Kemauan dari dalam diri sendiri untuk mengerjakan shalat dhuha

b) Menjalankan ibadah shalat wajib dan sunnah dengan tidak terpaksa

c) Mengikuti seluruh program pendukung shalat Dhuha yang diadakan oleh sekolah.

MEMPENGARUHI

(23)

34

Hipotesis yang terdapat didalam penelitian ini adalah Ha dan Ho:

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara Implementasi Shalat Dhuha terhadap kedisiplinan siswa SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Ha: Terdapat pengaruh antara Implementasi Shalat Dhuha terhadap kedisiplinan siswa SMP Muhammadiyah 01 Malang

Referensi

Dokumen terkait

No Judul Jenis Karya Penyelenggara/ Penerbit/Jurnal Tanggal/ Tahun Ketua/ Anggota Tim Sumber Dana Keterangan 1 NA NA NA NA NA NA NA GL. KEGIATAN

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang penulis lakukan dapat simpulkan bahwa pelayanan prima di UPTD Puskesmas Loa Janan telah melaksanakan fungsinya dengan baik

Pada masa usia TK anak berada dalam fase berfikir konkrit. Anak akan berbicara sesuai dengan yang dilihatnya. Itulah sebabnya dalam proses belajar mengajar di TK banyak digunakan

Kerjasama yang baik antara panitia pelaksana dan pihak desa Pamekaran dan Warga masyarakat desa Pamekaran telah memberikan kontribusi yang sangat besar dari keberhasilan

(1) Laporan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) disampaikan kepada atasan masing-masing secara berjenjang dan sesuai dengan format dan jadwal yang telah

mengkaji perubahan sosial ekonomi petani jeruk di desa

Transfer pricing merupakan suatu aktifitas manipulasi harga atas transaksi produk yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang memiliki kerjasama

Puji Syukur tak terhingga penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga