2
PENGARUH PAJAK, MEKANISME BONUS, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN TRANSFER PRICING
Muhammad Evandi Rizki Lukmono Helmi Adam
Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pajak, mekanisme bonus,
leverage, dan profitabilitas terhadap transfer pricing. Data penelitian ini berasal
dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Data sampel yang berhasil di analisis dalam penelitian ini berasal dari 45 perusahaan yang di peroleh dengan metoda
purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
berupa analisis regresi linear berganda dengan menggunakan data panel. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel mekanisme bonus dan leverage memiliki pengaruh terhadap transfer pricing. Sedangkan pada variabel pajak dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap transfer pricing.
Kata Kunci: Transfer Pricing, Pajak, Mekanisme Bonus, Leverage, Profitabilitas.
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of taxes, bonus mechanisms, leverage, and profitability on transfer pricing. The data of the financial statements of manufacturing companies are obtained from the Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2017 and 2019. The samples include 45 companies selected through purposive sampling method, and are analyzed by multiple linear regression utilizing panel data. The results of the analysis reveal that the bonus and leverage mechanism variables have an effect on transfer pricing; whilst the tax and profitability variables have no effect on transfer pricing.
3 Pendahuluan
Perubahan mekanisme penjualan antar perusahaan multinasional yang disebabkan oleh globalisasi membawa pengaruh disegala bidang salah satunya di bidang ekonomi dan bisnis. Hal ini juga termasuk Perkembangan transfer pricing. Globalisasi berperan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan antarnegara dalam rangka memudahkan arus barang, jasa, modal, dan sumber daya manusia antarnegara. Kemajuan yang pesat dalam teknologi, transportasi, dan komunikasi memberikan kemudahan bagi perusahaan multinasional dalam menempatkan usaha mereka di negara manapun di seluruh dunia (Rosad, 2020). Transfer pricing merupakan suatu aktifitas manipulasi harga atas transaksi produk yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang memiliki kerjasama dengan perusahaan anak atau departemen dalam perusahaan dengan cara menjual produk dibawah harga pasar dengan tujuan memperkecil laba perusahaan agar terhindar dari pajak (Khotimah, 2020). Transfer pricing pada pelaksanaannya banyak dimanfaatkan oleh perusahaan salah satunya untuk menimimalisir biaya pajak yang dibayar dengan memanipulasi harga transfer antar perusahaan.
Fenomena transfer pricing merupakan merupakan fenomena umum yang terjadi di nasional maupun internasional. Hal ini dibuktikan dengan statistik Mutual Agreements Procedures yang diumumkan oleh Organization for Economics Co-operation and Development (OECD). Berdasarkan statistik yang dimaksud menunjukkan bahwa tingkat kasus transfer pricing yang terjadi di Dunia mengalami peningkatan. Dalam laporan OECD tahun 2018 kasus transfer
pricing meningkat 20% lebih tinggi dibandingkan pada tahun sebelumnya.
(OECD.org,2018)
Karena terdapat peningkatan kasus transfer pricing, dampak yang timbul akibat transfer pricing cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan kasus transfer
pricing yang dilakukan oleh PT Adaro Energy pada tahun 2009, dimana PT Adaro
Energy melakukan penjualan batu bara di bawah harga standar kepada Coaltrade Services International, anak perusahaan PT Adaro Energy yang beroperasi di Singapura. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang meningkat oleh Coaltrade. Hal ini menyebabkan pajak yang dibayar oleh PT Adaro Energy menjadi lebih kecil (Tirto ID, 2019). Selain itu, kasus transfer
pricing yang terjadi di dunia terjadi pada perusahaan besar Coca Cola Co., dimana
pada tahun 2015 Coca Cola Co. bermasalah dengan Otoritas pajak di Amerika Serikat yang mengemukakan bahwa terdapat pajak kurang bayar yang diterima oleh Coca Cola periode tahun 2007-2009 (DDTC News, 2019).
Landasan Teori Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) merupakan suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan dan konflik yang terjadi antara pihak principal dan agent. Teori keagenan dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Teori keagenan yaitu
hubungan beberapa principal kepada agent yang terikat suatu kontrak untuk memberikan wewenang pengambilan keputusan. Agent diasumsikan memiliki pengambilan keputusan yang termotivasi oleh kepentingan pribadi dan mengabaikan keinginan pemegang saham. Teori keagenan memiliki tujuan untuk memperkuat hubungan antara principal dan agent yang diakibatkan adanya perbedaan informasi dan ketidakpastian untuk meminimalisasi biaya. (Noviastika, 2016).
Transfer pricing
Transfer pricing merupakan suatu aktifitas manipulasi harga atas transaksi produk yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang memiliki kerjasama dengan perusahaan anak atau departemen dalam perusahaan dengan cara menjual produk dibawah harga pasar dengan tujuan memperkecil laba perusahaan agar terhindar dari pajak (Tiwa, 2017). Transfer pricing memiliki beberapa metode penentuan harga yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan departemen dalam melakukan aktifitas keuangannya, yaitu Penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar, biaya dan negosiasi. Penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar merupakan penentuan harga transfer dengan melihat trend yang terdapat di pasar persaingan. Penentuan harga berdasarkan biaya merupakan metode pengganti metode harga pasar, dimana penentuan harga suatu produk yang ingin dijual ditentukan berdasarkan keputusan dari pihak Top Manager, dengan tujuan tidak terjadi benturan kepentingan antara produsen dan konsumen. Penentuan harga transfer berdasarkan negosiasi. merupakan metode yang digunakan ketika terdapat ketidakpastian harga di pasar. Metode ini memperbolehkan setiap departemen produksi yang terdapat di perusahaan untuk menegosiasi penetapan harga transfer yang akan digunakan. Pajak
Menurut Soemitro (Resmi, 2016), pajak merupakan iuran wajib yang harus di keluarkan oleh rakyat untuk negara berdasarkan undang-undang dan dapat dipaksakan yang bertujuan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Direktorat Jenderal Pajak (Terdapat beberapa fungsi pajak, yaitu Fungsi Anggaran, Mengatur, Stabilitas dan Redistribusi. Fungsi anggaran bertujuan untuk menjadi sumber pendapatan negara yang akan digunakan untuk membiayai belanja negara. Fungsi mengatur bertujuan untuk mengatur perkembangan ekonomi, dan pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi Stabilitas bertujuan sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat terkendali. Fungsi Redistribusi bertujuan untuk mendistribusikan ke kepentingan umum masyarakat, seperti pembangunan, dan membuka lapangan pekerjaan.
Mekanisme Bonus
Mekanisme bonus merupakan penghargaan yang diberikan kepada direksi atau karyawan atas pencapaian yang dihasilkan untuk keberhasilan perusahaan.
Laba sering dijadikan dasar perhitungan perusahaan dalam memberikan bonus kepada direksi atau karyawan. Maka dari itu, direksi dapat memanipulasi tingkat laba untuk memaksimalkan bonus yang diterima (Mispiyanti, 2015). Dalam pelaksanaannya, para direksi akan berusaha meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan agar mendapatkan bonus yang tinggi. Karena para direksi memiliki kepentingan pribadi untuk mendapatkan bonus yang tinggi maka sering terjadi manipulasi laba.
Leverage
Menurut Kasmir (2012) Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa banyak aset perusahaan yang dibiayai dengan hutang atau dengan kata lain bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Perusahaan dengan tingkat bayar yang baik maka di gambarkan oleh modal yang ada pada perusahaan lebih banyak daripada utang. Penggunaan hutang perusahaan akan berpengaruh terhadap resiko pengembalian.
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengelola harta perusahaan yang di tunjukkan dengan laba yang diperoleh. Profitabilitas menunjukkan tingkat keefektifan operasional yang dilakukan oleh seorang manajer suatu perusahaan (Sari,2018). Terdapat empat alat ukur yang digunakan untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan, yaitu rasio marjin laba, rasio pengembalian atas total aset, dan rasio pengembalian atas total ekuitas. Rasio marjin laba merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih yang diperoleh dari penjualan suatu perusahaan. Berikut adalah perhitungan rasio marjin laba:
Rasio Marjin Laba =
Rasio pengembalian atas total aset atau biasa dikenal dengan sebutan Return
on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih yang diperoleh dari penggunaan aset suatu perusahaan. Berikut merupakan perhitungan dari rasio pengembalian atas total aset:
ROA =
Rasio pengembalian atas total ekuitas atau biasa dikenal dengan sebutan
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
perusahaan. Berikut merupakan perhitungan dari rasio pengembalian atas total ekuitas:
ROE =
Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Pajak terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Pajak merupakan salah satu alasan perusahaan melakukan transfer pricing. Perusahaan berusaha menghindari beban pajak agar dapat memaksimalkan laba perusahaan. Setiap negara memiliki tarif pajaknya masing-masing. Perusahaan multinasional yang berada di negara yang memiliki tarif pajak tinggi seperti indonesia, akan cenderung berusaha dan mencari cara agar tidak membayar pajak. penelitian yang dilakukan oleh Noviastika, Mayowan, dan Karjo (2016), Tiwa, Saerang, dan Tirayoh (2017), Saraswati dan Sujana (2017) Pajak berpengaruh positif pada perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek indonesia terindikasi melakukan transfer pricing. Artinya semakin tinggi nilai pajak yang diterima suatu perusahaan, maka keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing semakin tinggi. Namun penelitian yang dilakukan Rosa, Andini, dan
Raharjo (2017), Sari, dan Mubarok (2018) pajak memberikan pengaruh negatif pada perusahaan manufaktur yang di indikasikan melakukan transfer pricing. Pada penelitian tersebut menghasilkan data apabila rasio beban pajak yang dibayarkan semakin tinggi, semakin rendah indikasi transfer pricing perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh hipotesis, yaitu:
H1 = Pajak Berpengaruh pada keputusan perusahaan melakukan transfer pricing.
2. Pengaruh Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan
Mekanisme bonus merupakan penghargaan yang diberikan kepada direksi atau karyawan atas pencapaian yang dihasilkan untuk keberhasilan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Nurjanah, Isnawati, dan Sondakh (2015) berpendapat bahwa mekanisme bonus berpengaruh positif terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer pricing. Karena pada penelitian tersebut berpandangan bahwa laba yang dihasilkan perusahaan adalah sebuah bentuk pencapaian atas kinerja direksi dan perusahaan akan memberikan bonus dari pencapaian tersebut. penelitian yang dilakukan oleh Mispiyanti (2015), Saraswati dan Sujana (2017), Rosa, Andini, dan Raharjo (2017), Refgia (2017), Putri (2019) berpendapat mekanisme bonus tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan
transfer pricing. Hal ini dikarenakan perusahaan sudah memiliki mekanisme
pengawasan stakeholder optimal. Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh hipotesis, yaitu
H2 : Mekanisme bonus berpengaruh pada keputusan perusahaan melakukan transfer pricing.
3. Pengaruh Leverage terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Leverage adalah rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa banyak aset perusahaan yang dibiayai dengan hutang atau dengan kata lain bagaimana kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. penelitian yang dilakukan oleh Rosad, Nugraha, dan Fajri (2020)
leverage berpengaruh negatif terhadap transfer pricing. Artinya semakin tinggi leverage pada suatu perusahaan, maka keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing semakin tinggi. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Cledy
dan Amin (2020) leverage tidak berpengaruh terhadap transfer pricing. Hal ini dikarenakan penelitian tersebut tidak memperhatikan kewajiban jangka pendek untuk menilai apakah perusahaan memiliki tingkat leverage yang baik atau tidak. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat diperoleh hipotesis, yaitu:
H3 : Leverage berpengaruh pada keputusan perusahaan melakukan transfer pricing.
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Transfer Pricing Perusahaan
Profitabilitas merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengelola harta perusahaan yang di tunjukkan dengan laba yang diperoleh. Penelitian yang dilakukan oleh Sari, dan Mubarok (2018) profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap keputusan transfer pricing perusahaan. Peneliti berpendapat bahwa ketika perusahaan memiliki profitabilitas yang semakin tinggi maka kemungkinan perusahaan melakukan transfer pricing semakin tinggi. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Agustina (2019) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap transfer pricing. Dengan alasan perusahaan lebih memilih untuk melaporkan kerugian dalam laporan keuangan dibandingkan dengan melaporkan laba tetapi memiliki profitabilitas yang rendah. Berdasarkan uraian sebelumnya dapat diperoleh hipotesis, yaitu:
H4 : Profitabilitas berpengaruh pada keputusan perusahaan melakukan transfer pricing.
Metode Penelitian Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu pendeketan penelitian studi kausal (Causal Study).
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini memiliki populasi adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia 2017-2019 Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode purposive sampling.
informasi yang mudah di dapatkan atau informasi dari kelompok tertentu yang diperlukan. Pengambilan sampel dibatasi pada jenis-jenis tertentu yang di inginkan, atau sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan peneliti (Sekaran dan Bougie, 2014). Berikut kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:
1. Memiliki laporan keuangan yang tercantum pada bursa efek indonesia selama periode 2017-2019.
2. Perusahaan tidak merugi selama tenggang waktu penelitian antara tahun 2017-2019. Apabila perusahaan merugi perusahaan tersebut tidak memiliki kewajiban pajak, perusahaan tersebut dianggap tidak memenuhi kriteria sampel pada penelitian yang sedang dilakukan.
3. Memiliki transaksi penjualan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
4. Perusahaan melaporkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah. Berdasarkan kriteria yang dijelaskan sebelumnya diperoleh sampel penelitian sebesar 45 perusahaan.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang digunakan yaitu Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Sumber data diambil dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode dokumenter. Metode dokumenter merupakan alat pengumpulan data yang sumbernya berupa catatan atau dokumen yang tersedia. (Narbuko dan ahmadi, 2010).
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan data panel (Multiple regression with panel
data). Analisis regresi linier berganda adalah analisis statistik yang berguna untuk
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan memberikan keterkaitan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen yang di pergunakan (Sarwono, 2014). Kemudian data panel merupakan gabungan dari data seksi silang (cross section) dan data runtut waktu (time series).
Terdapat tiga langkah dalam melakukan analisis teknik E-views. Langkah yang dimaksud terdiri dari pengujian pendekatan efek yang terdiri dari uji chow, uji hausman, dan uji lagrange multiplier, pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas dan uji multikolinearitas, dan pengujian analisis untuk menjawab hipotesis yang telah dituliskan sebelumnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh melalui laman web Bursa Efek Indonesia (BEI) www.IDX.co.id. Dalam melakukan pengumpulan data, terdapat 167 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia, dimana hanya terdapat 45 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Pada 99 perusahaan manufaktur yang tidak memenuhi kriteria penelitian disebabkan karena perusahaan tidak melaporkan laporan keuangan kepada bursa efek indonesia secara lengkap. Pada 13 perusahaan manufaktur mengalami kerugian yang selama periode penelitian. Sedangkan pada 10 perusahaan lainnya yang tidak memenuhi kriteria disebabkan oleh penggunaan mata uang selain rupiah. Berikut rangkuman hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.
Ringkasan Pengumpulan Data
No. Keterangan Jumlah Data
Perusahaan
Persentase 1. Perusahaan yang terdaftar pada
bursa efek indonesia.
167 100%
2. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan pada tahun 2017-2019.
68 41%
3. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada periode penelitian.
55 33%
4. Perusahaan yang mencatat laporan keuangannya dengan mata uang rupiah.
50 30%
5. Perusahaan yang memiliki transaksi penjualan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
45 27%
Estimasi Model
Untuk mengetahui estimasi model yang tepat dalam penelitian ini memerlukan uji chow dan uji hausman. Adapun hasil uji chow pada tabel 4.3 menunjukkan metode estimasi terbaik antara common effect dan fixed effect adalah common effect. Hal ini karena nilai probabilitas 0.822 lebih dari 0.05 atau menerima H0.
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Test Cross-section Fixed Effects
Effects Test Statistic d.f Prob.
Cross-section F 0.776 (44,86) 0.822
Cross-section
Chi-square 45.123 44.000 0.425
Sumber : Hasil output Eviews (2021)
Selanjutnya hasil uji hausman pada tabel di atas mencerminkan metode estimasi terbaik antara fixed effect dan Random effect model. Hal ini karena nilai probabilitas 0.425 lebih besar dari 0.05 atau menerima H0. Hal ini menunjukkan
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f Prob.
Cross-section Random 2.047 4 0.727
Sumber : Hasil output Eviews (2021)
Uji Hausman memutuskan metode estimasi terbaik yang digunakan dalam penelitian ini dengan Model Random effect. Tabel sebelumnya menampilkan bentuk model Random effect yang digunakan dalam penelitian. Model Random
effect tidak memerlukan uji autokorelasi, Multikolinieritas, Normalitas dan uji
heterokedastisitas untuk memperoleh model yang sempurna.
Uji Hausman memutuskan metode estimasi terbaik yang digunakan dalam penelitian ini dengan Model Random effect. Tabel di bawah menampilkan bentuk model Random effect yang digunakan dalam penelitian.
Hasil Uji Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier Tests for Random Effects Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided (all others) alternatives
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Breusch-Pagan
5.986623 1.279741 6.266365
(0.03206) (0.15969) (0.02604) *Mixed chi-square asymptotic critical values:
1% 7.289 5% 4.321
10% 2.952 Sumber : Hasil output Eviews (2021)
Tabel di atas menampilkan bentuk model Random effect yang digunakan dalam penelitian. Uji lagrange Multiplier memutuskan metode estimasi terbaik yang digunakan dalam penelitian ini dengan Model Random effect. Model
Random effect tidak memerlukan uji autokorelasi Multikolinieritas, Normalitas
Asumsi-Asumsi Klasik Regresi Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan jenis uji asumsi klasik yang dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar normal atau tidak.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel di bawah Hasil Uji Normalitas Residual
0 2 4 6 8 10 12 14 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
Series: Standardized Residuals Sample 2017 2019 Observations 135 Mean 2.67e-18 Median -0.004795 Maximum 0.439918 Minimum -0.392874 Std. Dev. 0.158319 Skewness 0.302510 Kurtosis 3.452090 Jarque-Bera 3.208695 Probability 0.201021
Sumber: Hasil output Eviews (2021)
Dari hasil perhitungan didapat nilai sig. sebesar 0.201 (dapat dilihat pada Tabel 4.6) atau lebih besar dari 0.05; maka ketentuan H0 diterima yaitu bahwa
asumsi normalitas terpenuhi. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas merupakan jenis uji asumsi klasik yang dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna atau dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan.
Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel di bawah Hasil Uji Multikolinieritas
X1 X2 X3 X4
X1 1.000 -0.332 -0.301 0.447 X2 -0.332 1.000 0.260 0.009 X3 -0.301 0.260 1.000 -0.247
X4 0.447 0.009 -0.247 1.000 Sumber: Hasil output Eviews (2021)
Berdasarkan Tabel sebelumnya, berikut hasil pengujian dari masing-masing variabel bebas memiliki korelasi lebih kecil dari 0,8. Dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Oleh karena itu, uji asumsi tidak adanya multikolinearitas dapat terpenuhi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas, yaitu Pajak (X1), Mekanisme bonus (X2), Leverage (X3),
Profitabilitas (X4) terhadap variabel terikat yaitu Transfer Pricing (Y).
Dengan menggunakan bantuan Eviews ver 10.00 didapat model regresi seperti pada Tabel di bawah
Hasil Regresi REM Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Periods included: 3
Cross-sections included: 45
Total panel (balanced) observations: 135
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.080 0.124 -0.645 0.520 X1 -0.262 0.353 -0.743 0.459 X2 0.276 0.098 2.809 0.006 X3 0.217 0.073 2.962 0.004 X4 -0.371 0.284 -1.306 0.194 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.00 0.00 Idiosyncratic random 0.20 1.00 Weighted Statistics
R-squared 0.227 Mean dependent var
0.134 Adjusted
R-squared
0.203 S.D. dependent var 0.213 S.E. of regression 0.190 Sum squared resid 4.692 F-statistic 9.529 Durbin-Watson stat 2.194
Prob(F-statistic) 0.000
Unweighted Statistics
R-squared 0.227 Mean dependent var
0.134 Sum squared resid 4.692 Durbin-Watson stat 2.194
Adapun persamaan regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel di atas adalah sebagai berikut :
Y = -0,080 – 0,262 X1 + 0,276 X2 + 0,217 X3 – 0,371 X4
Berdasarkan Tabel di atas dapat ditemukan hasil adjusted R2
(koefisien determinasi) sebesar 0,203. Artinya bahwa 20,3% variabel Transfer Pricing akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu Pajak (X1), Mekanisme bonus (X2), Leverage (X3), dan Profitabilitas (X4)). Sedangkan sisanya sebesar 79,7%
menunjukkan bahwa variabel Transfer Pricing akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Pembahasan
1. Pengaruh Pajak (X1) terhadap Transfer Pricing (Y)
Pada hasil analisis menggunakan metode regresi panel REM, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,743 dengan prob. t sebesar 0,459 pada sig. sebesar 0.05 dengan t tabel sebesar 1,978 sehingga dapat disimpulkan variabel Pajak tidak berpengaruh terhadap Transfer Pricing. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviastika, Mayowan, dan Karjo (2016), Tiwa, Saerang, dan Tirayoh (2017), Saraswati dan Sujana (2017) yang menyatakan bahwa pajak memiliki pengaruh terhadap transfer pricing.
Dikarenakan perusahaan mempunyai alternatif lain untuk mengurangi beban pajak yang dibayarkan, yaitu dengan cara manajemen pajak. Tujuan dari manajemen pajak itu sendiri dapat terbagi menjadi dua, yaitu mengikuti aturan perpajakan yang berlaku dengan benar dan melakukan upaya efisiensi usaha agar mendapatkan laba yang diinginkan (Mispiyanti, 2015). Selain itu perusahaan saat ini wajib melaporkan bukti – bukti transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa pada saat melakukan pelaporan pajak dan sudah tercantum pada peraturan menteri keuangan Nomor 213 / PMK. 03/ 2016. Dengan adanya peraturan tersebut perusahaan akan berfikir dua kali untuk melakukan transfer
pricing. Akan tetapi masih ada saja perusahaan yang melakukan transfer pricing.
Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Melmusi (2016) yang menyatakan bahwa otoritas fiskal (aparat perpajakan) secara subyektif memandang tujuan dilakukannya transfer pricing adalah untuk menghindari pajak. Terkait dengan permasalahan transfer pricing, secara umum otoritas fiskal sebaiknya memperhatikan dua hal mendasar agar koreksi pajak terhadap dugaan transfer pricing mendapat justifikasi yang kuat sehingga perusahaan dapat
meminimalkan praktik transfer pricing, yaitu kesepakatan dengan perusahaan afiliasi atau perusahaan yang memiliki hubungan istimewa dan kewajaran arm’s
length principle.
2. Pengaruh Mekanisme bonus (X2) terhadap Transfer Pricing (Y)
Pada hasil analisis menggunakan metode regresi Panel REM, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,809 dengan t tabel sebesar 1,978 dan memiliki nilai probabilitas t sebesar 0,006 pada sig. sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan variabel Mekanisme bonus berpengaruh terhadap Transfer Pricing.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah, Isnawati, dan Sondakh (2015) berpendapat bahwa mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer pricing. Karena untuk memberikan bonus perusahaan melihat kinerja direksi mereka dalam pengelolaan perusahaan dan akan menghasilkan laba sebagai penilaiannya kinerja direksi. Maka dari itu, para direksi berlomba – lomba untuk meningkatkan kualitas kinerja mereka dalam meningkatkan laba perusahaan semaksimal mungkin untuk mendapatkan bonus yang tinggi (Nurjanah, 2015).
3. Pengaruh Leverage (X3) terhadap Transfer Pricing (Y)
Pada hasil analisis menggunakan metode regresi panel REM, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,962 dengan t tabel sebesar 1,978 dan nilai probabilitas sebesar 0,004 pada sig. sebesar 0,05. sehingga dapat disimpulkan variabel leverage berpengaruh terhadap Transfer Pricing.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosad, Nugraha, dan Fajri (2020) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap transfer
pricing. Ketika perusahaan memiliki rasio hutang yang tinggi perusahaan
cenderung lebih memilih untuk melakukan transfer pricing untuk meningkatkan laba yang dimilikinya sehingga rasio hutang yang dimiliki dapat diminimalisasi (Pratiwi, 2020).
4. Pengaruh Profitabilitas (X4) terhadap Transfer Pricing (Y)
Pada hasil analisis menggunakan metode regresi Panel REM, diperoleh nilai t hitung sebesar 1,306 dengan t tabel sebesar 1,978 dan nilai probabilitas t sebesar 0,194 dengan sig. sebesar 0,05. sehingga dapat disimpulkan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Transfer Pricing. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Mubarok (2018) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap transfer pricing.
Karena variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer pricing. Hal ini memperlihatkan bahwa setiap perusahaan dengan profitabilitas tinggi maupun rendah mempunyai kesempatan yang sama dalam melakukan transfer pricing.
Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki alternatif lain untuk mengatasi permasalahan agensi dengan investor yang ingin menginvestasikan modal yang dimiliki selain menggunakan keputusan transfer pricing. Alternatif yang dimaksud merupakan perusahaan lebih memilih untuk mencatat kerugian yang pada laporan keuangan dibandingkan dengan mencatat keuntungan pada laporan keuangan, tetapi memiliki profitabilitas yang rendah. Alternatif lainnya, yaitu ketika perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang tinggi akan mendapatkan tambahan sumber pendanaan internal yang tinggi. Hal ini memungkinkan perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber pendanaannya dibandingkan dengan melakukan transfer pricing untuk meningkatkan nilai profitabilitasnya (Agustin, 2019).
Penutup
Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran
Transfer pricing merupakan suatu aktifitas manipulasi harga atas transaksi
produk yang dilakukan oleh perusahaan multinasional yang memiliki kerjasama dengan perusahaan anak atau departemen dalam perusahaan dengan cara menjual produk dibawah harga pasar dengan tujuan memperkecil laba perusahaan agar terhindar dari pajak. Berdasarkan penelitian ini tidak terdapat pengaruh antara pajak terhadap transfer pricing. Hal ini dimaknai sebagai semakin tinggi atau rendah biaya pajak yang dibayarkan oleh perusahaan, maka tidak akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Kemudian terdapat pengaruh antara mekanisme bonus terhadap transfer pricing. Artinya, semakin tinggi bonus yang diberikan kepada manajer, maka tingkat keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing semakin tinggi. Kemudian terdapat pengaruh antara leverage dengan transfer pricing. Hal ini dimaknai sebagai semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, maka semakin tinggi juga tingkat keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Dan yang terakhir tidak terdapat pengaruh antara profitabilitas dengan transfer pricing. Hal ini dimaknai sebagai kenaikan maupun penurunan tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan tidak akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.
Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Pada penelitian ini sampel yang di kumpulkan berasal dari perusahaan manufaktur secara umum dan tidak spesifik pada suatu bidang seperti bidang makanan, tekstil, dan sebagainya.
2. Pada penelitian ini data yang digunakan hanyalah 45 perusahaan dari 167 perusahaan yaitu sekitar 27% sehingga sampel penelitian hanya terbatas pada perusahaan masuk dalam kategori sampel penelitian yang digunakan.
3. Pada penelitian ini variabel independen yang digunakan belum cukup kuat untuk menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai R square Adjusted yang hanya sebesar 20,3%.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dituliskan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat lebih memfokuskan kepada jenis perusahaan yang lebih spesifik. Seperti bidang makanan, tekstil, dan sebagainya.
2. Mengingat sampel pada penelitian ini hanya sebanyak 45 perusahaan, sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan sumber pengumpulan data selain dari bursa efek indonesia. Seperti dari website perusahaannya.
3. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi Transfer Pricing diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yaitu struktur kepemilikan, exchange rate, tunelling incentive, dan lain sebagainya yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka
Adi, M. R., Ardiyani, K., & Ardianingsih, A. (2016). Analisis Faktor-Faktor
Penentu Kecurangan (Fraud) Pada Sektor Pemerintahan. Retrieved
November 5, 2019, From Jurnal Litbang Kota Pekalongan: Https://Jurnal.Pekalongankota.Go.Id/Index.Php/Litbang/Issue/View/8 Agung, D. A. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Denpasar: UB Press.
Agustin, L. W. (2019). Pengaruh Skeptisme Profesional, Independensi,
Kompetensi, Dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan. Malang.
Ahriati, D., Basuki, P., & Widyastuty, E. (2015, Juni). Analisis Pengaruh Sistem
Pengendalian Internal, Asimetri Informasi, Perilaku Tidak Etis Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur. Retrieved November
5, 2019, From Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Universitas Trunojoyo: Https://Journal.Trunojoyo.Ac.Id/Infestasi/Article/View/1122
Brawijaya, J. A. (N.D). Buku Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi. Malang.
Cahyadi, A. S., & Noviari, N. (2018). Pengaruh Pajak, Exchange Rate, Profitabilitas, Dan Leverage Pada Keputusan Melakukan Transfer Pricing.
E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1441-1473.
Cledy, H., & Amin, M. N. (2020). Pengaruh Pajak, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi Trisakti, 247-264.
Danistya, L. C. (2018, Oktober 30). Pengaruh Remunerasi, Whistleblowing
System, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. Retrieved Februari 27, 2019,
From Enprints.Uny.Ac.Id: Http://Eprints.Uny.Ac.Id/60983/
Examiners, A. O. (N.D.). 2018 Report To The Nations. Retrieved Desember 7, 2019, From Acfe.Com: Https://Www.Acfe.Com/Report-To-The-Nations/2018/
F., D. N., Mayowan, Y., & Karjo, S. (2016). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Yang Berkaitan Dengan Perusahaan Asing). Jurnal Mahasiswa Perpajakan Universitas Brawijaya. Fitrawansyah. (2014). Fraud Auditing. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Hartati, W., Desmiyawati, & Julita. (2014). Tax Minimization, Tunneling Incentive Dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Simposium Nasional Universitas Riau.
Indonesia, C. (2019). Oknum Jaksa Terjerat Korupsi, ICW Desak Jaksa Agung
Mundur. Jakarta.
Indrasti, A. W. (2016). Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing, Bonus Plan Dan Debt Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan Transfer Pricing (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015). Jurnal Profita
Universitas Budi Luhur, 348-371.
Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya. (N.D.). Buku Pedoman Penulisan
Skripsi Jurusan Akuntansi. Malang.
Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: Andi.
Khotimah, K. (2020). Pengaruh Pajak Dan Tunneling Incentive Terhadap Tranfering Pricing Dengan Kepemilikan Asing Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmiah Manajemen, 115-125.
Korupsi, K. P. (2019, September 30). Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan
Wilayah. Retrieved Desember 7, 2019, From Kpk.Go.Id:
Https://Www.Kpk.Go.Id/Id/Statistik/Penindakan/Tpk-Berdasarkan-Wilayah
Marfuah, & Azizah, A. P. (2014). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Exchange Rate Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan. Jurnal
Melmusi, Z. (2016). Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, Kepemilikan Asing, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016. Jurnal Ekobistek Fakultas Ekonomi
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, 1-12.
Mispiyanti. (2015). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi & Investasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 62-73.
Mulyani, H. S., Prihartini, E., & Sudirno, D. (2020). Analisis Keputusan Transfer Pricing Berdasarkan Pajak, Tunneling Dan Exchange Rate. Jurnal
Akuntansi Dan Pajak , 171-181.
Mustika, D., Hastuti, S., & Herningsih, S. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Kecurangan (Fraud): Persepsi Pegawai Dinas Kabupaten Way Kanan Lampung. Simposium Nasional Akuntansi
XIX.
Najahningrum, A. F. (2013, Oktober 28). Retrieved Maret 7, 2019, From Digilib UNNES: Https://Lib.Unnes.Ac.Id/18049/
Nashruah, N. U., & Wijayanti, P. (2019, Juli). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecenderungan Fraud Akuntansi Di Pemerintah Desa.
Retrieved Oktober 17, 2019, From Jurnal Akuntansi Indonesia
UNISSULA:
Http://Lppm-Unissula.Com/Jurnal.Unissula.Ac.Id/Index.Php/Jai/Article/View/5175 Nurjanah, I., Isnawati, H., & Sondaks, A. G. (2015). Faktor Determinan
Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing. Simposium Nasional
Akuntansi XIX Lampung.
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Birokrasi, K. (2019, Februari). Laporan
Kinerja Tahun 2018. Retrieved September 23, 2019, From Menpan.Go.Id:
Https://Www.Menpan.Go.Id/Site/Publikasi/Unduh-Dokumen- 2/Akuntabilitas-Kinerja/Laporan-Kinerja/Category/480-Laporan-Kinerja-Lakip-2018
Putri, V. R. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Manajemen
Sumber Daya Vol. 20.
Rachman, D. A. (2018, Desember 26). Kasus Suap Kasi Intel Kejati Bengkulu,
KPK Tetapkan Tiga Tersangka Baru. Retrieved September 23, 2019, From
Nasional.Kompas.Com:
Https://Nasional.Kompas.Com/Read/2018/12/26/18175711/Kasus-Suap-Kasi-Intel-Kejati-Bengkulu-Kpk-Tetapkan-Tiga-Tersangka-Baru
Rahmadi, D. (2019, Juli 31). Penyidik Kejagung Geledah Kejaksaan Tinggi
Jateng Diduga Terkait Kasus Korupsi. Retrieved September 23, 2019,
From Https://Www.Merdeka.Com/Peristiwa/Penyidik-Kejagung-Geledah-Kejaksaan-Tinggi-Jateng-Diduga-Terkait-Kasus-Korupsi.Html
Ramadhani, N. D. (2017, May 31). Retrieved Februari 27, 2019, From Repository
Institusi Universitas Sumatera Utara:
Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/Handle/Appendix
Refgia, T. (2017). Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, Ukuran Perusahaan,Kepemilikan Asing, Dan Tunneling Incentive Terhadap Transfer Pricing (Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Listing Di BEI Tahun 2011-2014) . Jurnal Ekonomi Universitas Riau, 543-557.
Resmi, S. (2017). Perpajakan Teori & Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Rosa, R., Andini , R., & Raharjo, K. (2017). Pengaruh Pajak, Tunneling Insentive, Mekanisme Bonus, Debt Covenant Dan Good Corperate Gorvernance (Gcg) Terhadap Transaksi Transfer Pricing (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015).
Journal Of Accounting Universitas Pandanaran Semarang.
Rosad, D. A., Nugraha, E., & Fajri, R. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan Transfer Pricing.
Jurnal Akun Nabelo Univeristas Tadulako, 293-305.
Ross, S. A., Westerfield, R. W., Jordan, B. D., Lim, J., & Tan, R. (2015).
Pengantar Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Rozie, F. (2019, Juli 3). KPK Apresiasi Kejagung Copot Jabatan 3 Jaksa Kejati
DKI Terjerat Kasus Korupsi. Retrieved September 23, 2019, From
Liputan6.Com: Https://Www.Liputan6.Com/News/Read/4003845/Kpk- Apresiasi-Kejagung-Copot-Jabatan-3-Jaksa-Kejati-Dki-Terjerat-Kasus-Korupsi
Santosa, S. J., & Suzan, L. (2018). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016). Kajian Akuntansi Volume 19
Universitas Islam Bandung, 72-80.
Saraswati, G. A., & Sujana, I. K. (2017). Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus Dan Tunneling Incentive Pada Indikasi Melakukan Transfer Pricing. E-Jurnal
Sari, E. P., & Mubarok, A. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Pajak Dan Debt Covenant Terhadap Transfer Pricing (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2016). Proseding Seminar
Nasional Akuntansi Universitas Pamulang Indonesia.
Sarwono, J., & S., H. N. (2014). E-Views: Cara Operasi Dan Prosedur Analisis. Andi Publisher.
Shintadevi, P. F. (2015, September). Pengaruh Keefektifan Pengendalian
Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel Intervening. Retrieved November 5, 2019, From
Journal.Uny.Ac.Id:
Https://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Nominal/Article/View/8003
Sofyan Yamin, H. K. (2009). Structural Equation Modelling. Jakarta: Salemba Infotek.
Sumbayak, J. S. (2017, Februari). Pengaruh Keadilan Organisasi, Sistem
Pengendalian Intern, Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kecurangan (Fraud). Retrieved November 5, 2019, From Neliti
Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau:
Https://Www.Neliti.Com/Publications/126296/Pengaruh-Keadilan-Organisasi-Sistem-Pengendalian-Intern-Komitmen-Organisasi-Dan
Susanti, A., & Firmansyah, A. (2018). Determinants Of Transfer Pricing Decisions In Indonesia Manufacturing Companies . Jurnal Akuntansi Dan
Auditing Indonesia, 81-93.
Tiwa, E. M., Saerang, D. P., & Tirayoh, V. Z. (2017). Pengaruh Pajak Dan Kepemilikan Asing Terhadap Penerapan Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2666-2675.
Watch, I. C. (2019, Februari 7). Tren Penindakan Kasus Korupsi 2018. Retrieved Maret 11, 2019, From ICW Indonesian Corruption Watch: Https://Antikorupsi.Org/Id/Tren/Tren-Penindakan-Kasus-Korupsi-2018 Yuniasih, N. W., Rasmini, N. K., & Wirakusuma, M. G. (2012). Pengaruh Pajak
Dan Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi.
Zulkarnain, R. M. (2013). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Fraud
Pada Dinas Kota Surakarta. Retrieved April 15, 2019, From Accounting
Analysis Journal UNNES: