• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Komunikasi II

(Digital Communication Systems)

Lecture #2: Modulasi Baseband

(Baseband Modulation)

Topik:

2.1 Mapping (Formatting).

- Binary (2-Level) PAM / PCM.

- M-ary (Multi-Level) PAM / PCM.

2.2 Pulse Shaping (Pembentukan Pulsa).

- Transmisi baseband via Kanal dgn finite Bandwidth.

- Inter-Symbol Interference (ISI).

- Kriteria Nyquist: Pulsa Sinc / Nyquist.

- Filter Raised Cosine (RC) & Square-Root Raised Cosine

(SRRC).

(2)

2.1. Mapping (Formatting)

Encoder Modulator ModulatorRF

Decoder Demodulator& Detector DemodulatorRF 100101… 100101… 10101… 1011… > Mapping > Pulse Shaping Model Sistem Komunikasi Digital + Noise:

Transmitter

Receiver

Random Noise

(3)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

( )

( )

0 1

0

1

s t

s t

Digital Data Sinyal Waveform (Simbol)

1

0

1

1

1

0

0

0

1

1

0 A -A 0 A

Binary (2-Level) PAM

(4)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

Jenis-jenis Waveform untuk

Binary (2-Level) PAM

NRZ – Non-Return to Zero

NRZ-L (Level)

- ‘1’ di-representasikan sebagai pulsa (+). - ‘0’ di-representasikan sebagai pulse (-). NRZ-M (Mark)

- ‘1’ di-representasikan sebagai ‘pergantian level (+ ke -, atau – ke +)’. - ‘0’ di-representasikan sebagai ‘tidak ada pergantian level’.

NRZ-S (Space)

- ‘1’ di-representasikan sebagai ‘tidak ada pergantian level’.

(5)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

RZ –Return to Zero

Jenis-jenis Waveform untuk

Binary (2-Level) PAM – cont.

Unipolar RZ

- ‘1’ di-representasikan sebagai pulsa (+) dgn lebar ½ bit period. - ‘0’ di-representasikan sebagai ‘tidak ada pulsa’.

Unipolar RZ

- ‘1’ di-representasikan sebagai pulsa (+) dgn lebar ½ bit period. - ‘0’ di-representasikan sebagai pulsa (-) dgn lebar ½ bit period. RZ-AMI (Alternate Mark Inversion)

- ‘1’ di-representasikan sebagai pulsa yang polaritasnya selang-seling. - ‘0’ di-representasikan sebagai ‘tidak ada pulsa’

(6)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

Jenis-jenis Waveform untuk

Binary (2-Level) PAM – cont.

Bi-Phase

Bi-phase-L (Level)

- ‘1’ di-representasikan sebagai pulsa dgn lebar ½ bit period pada ½ perioda pertama. - ‘0’ di-representasikan sebagai pulsa dgn lebar ½ bit period pada ½ perioda kedua.

Bi-phase-M (Mark)

- ‘1’ di-representasikan sebagai pergantian level sebanyak 2 kali. - ‘0’ di-representasikan sebagai pergantian level sebanyak 1 kali.

Bi-phase-S (Space)

- ‘1’ di-representasikan sebagai pergantian level sebanyak 1 kali. - ‘0’ di-representasikan sebagai pergantian level sebanyak 2 kali.

(7)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

Jenis-jenis Waveform untuk

Binary (2-Level) PAM – cont.

Dicode

Dicode NRZ

- Transisi 1 0 atau 0 1 di-representasikan sebagai pergantian polaritas. - Jika tidak ada transisi, level 0 di kirim.

Dicode RZ

- Transisi 1 0 atau 0 1 di-representasikan sebagai pergantian polaritas dengan melewati level 0.

(8)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

Jenis-jenis Waveform untuk

Binary (2-Level) PAM – cont.

Kriteria untuk memilih Binary PAM Waveform untuk digunakan

dalam suatu sistem komunikasi digital:

2. Kemampuan untuk Clock Recovery.

Bi-phase-L memiliki transisi level pada setiap bit period-nya,

memudahkan sistem penerima untuk mengambil ‘timing information’.

3. Ketahanan terhadap noise (noise immunity).

NRZ-M tahan terhadap inversion error.

NRZ memiliki SNR yang lebih baik dibandingkan dengan RZ.

1. Karakter Spektra (Spectral Characteristics)

Beberapa format seperti Bi-phase dan Dicode memiliki PSD tanpa komponen DC (berguna untuk berbagai aplikasi).

Beberapa format memiliki bandwidth yang lebih efisien dari format lainnya.

(9)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

(10)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

M-ary (Multi-Level) PAM

Binary (2-level) PAM

ada 2 sinyal waveform dengan 2 level amplitudo yang

berbeda.

setiap sinyal waveform ‘membawa’ 1 bit data.

Bit-rate = Symbol-rate.

M-ary (multi-level) PAM

ada M sinyal waveform dengan M level amplitudo yang

berbeda.

setiap sinyal waveform ‘membawa’ log

2

M bit data.

Bit-Rate = log

2

M x Symbol Rate

(11)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

M-ary (Multi-Level) PAM – cont.

11

10

01

00

A A/3 -A/3 -A

M 4

=

s

T

s

T

s

T

s

T

M=2 (Binary)

A s

T 2

T

s A -A s

T 2

T

s -A A s

T

2

T

s -A s

T 2

T

s b 2 s s

R = log 4 R = 2R

T = 2 T

s

b s b

T = T

b

= R

s

R

(12)

2.1. Mapping (Formatting) – cont.

Perancangan sistem komunikasi digital dengan M-ary PAM:

Semakin besar M:

☺ semakin kecil bandwidth transmisinya (untuk suatu nilai Bit-rate yang diminta), atau ….

☺ semakin tinggi Bit-rate yang bisa ditunjang oleh bandwidth yg sama.

semakin rentan terhadap noise Symbol-Error Rate (SER) naik (untuk suatu nilai power yang dialokasikan), atau ….

semakin besar power yang dibutuhkan untuk meraih suatu performansi SER yang sudah ditetapkan.

Dalam perancangan suatu sistem komunikasi, penetapan besarnya M harus disertai pertimbangan (kompromi) akan:

- Kecepatan transmisi (Bit-rate) yang diminta. - Besarnya bandwidth yang dialokasikan.

- Performansi Simbol-Error-rate (SER) yang diminta. - Besarnya power yang dialokasikan.

(13)

2.2. Pulse Shaping.

Transmisi Sinyal Baseband via Kanal dgn Infinite Bandwidth :

Receiver Transmitter Kanal s T = Durasi Simbol

( )

s

G f

G f

x

( )

0

2

| ( ) |

C f

Kanal dgn Infinite Bandwidth

Filter Filter (Mod) Filter (Demod)

( )

c t

Decision

( )

g t

sampling s

t

=

kT

1101…

( )

s t

x t

( )

I

( )

f t

(14)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Transmisi Sinyal Baseband via Kanal dgn Finite Bandwidth :

Receiver Transmitter Kanal Filter

( )

c t

( )

g t

( )

s t

x t

( )

I

0

2

| ( ) |

C f

Kanal dgn Finite Bandwidth

( )

s

G f

G f

x

( )

0

T

s

( )

s t

x t

( )

s

T

0

2

T 3

s

T

s Filter (Mod) Filter (Demod) Decision sampling s

t

=

kT

1101…

( )

f t

(15)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Transfer Fungsi Keseluruhan dari Transmitter ke Receiver:

Receiver

Filter Ekuivalen Decision

( )

h t

t

sampling

=

kTs

1101…

( )

x t

I

0

2

| ( ) |

H f

Filter Ekuivalen: g(t) * c(t) * f(t)

Inter-Symbol Interference (ISI)

0

T

s

I

2

T 3

s

T 4

s

T

s

( )

x t

s

T

0

2

T 3

s

T

s

4

T 5

s

T

s

(16)

2.2. Pulse Shaping – cont.

PSD dari pulsa persegi (yg memiliki bandwidth tak terbatas)

tidak dapat melalui kanal dengan bandwidth terbatas secara

sempurna

pulsa yang diterima menjadi ‘lebar’.

Rentetan pulsa yang melebar saling ber-interferensi (ISI).

ISI

dapat meningkatkan probabilitas receiver untuk membuat error.

Bentuk pulsa persegi tidak kompatibel dengan kanal yang realistis kanal dengan bandwidth terbatas (finite).

(17)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Kriteria Nyquist :

Untuk meng-eliminasi ISI, waveform pulsa yang diterima harus berbentuk pulsa sinc .

Bila sinkronisasi yg sempurna dapat dicapai, maka kontribusi dari pulsa-pulsa yang ber-sebelahan adalah NOL pada saat

t kTs

=

1

sinc

s

t

T

π

Pulsa Sinc /

Pulsa Nyquist

Ts

2Ts

3Ts

(18)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Kanal Nyquist :

0

T

s

I

Filter Ekuivalen

( )

h t

0

T

s

Respon Impuls

( )

h t

s

T

0

s

T

1

2

T

s

1

2

T

s

Respon Frekwensi

(19)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Pulsa Persegi vs. Pulsa Sinc/Nyquist:

Pulsa Persegi Pulsa Sinc / Nyquist

( )

s

G f

1 s T 1 s T

0

T

s

( )

s t

t

2

T

s

0

T

s

( )

s t

( )

s

G f

1 2Ts 1 2Ts

(20)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Pulsa Sinc/Nyquist: Pulsa yg Sempurna, tapi…

sampling

t

=

kTs

1

2

2

s

R

BW

Ts

=

=

Bandwidth Sistem

t

s

T

2

T

s

3

T

s

0

1

simbol/dtk

Rs

Ts

=

Symbol-Rate Pulsa Sinc Efisiensi Bandwidth maximum 2 simbol/Hz !

( )

H f

1 2Ts 1 2Ts

BW

Problem:

Pulsa Sinc memiliki sidelobe yg besar jika sinkronisasi tdk sempurna, ISI tetap eksis. Sinkronisasi pada prakteknya tidak bisa 100% akurat.

(21)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Solusi: Raised-Cosine Filter

Frequency Response

Roll-off factor

> mengontrol besarnya bandwidth sistem > mengontrol besarnya sidelobe pulsa

β =

1

(1

)

2

BW

=

+

β

Rs

Bandwidth Sistem 0.5 0 0.25 0.5 1

β

β

β

β

= = = = 0 filter nyquist

β

= → 6dB BW

6

2

Rs

dB BW

=

6dB Bandwidth

(22)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Impulse Response

Solusi: Raised-Cosine Filter

[

]

[

]

0 0 0 2 0 co s 2 ( ) ( ) 2 sin c ( 2 ) 1 4 W W t h t W W t W W t

π

− =   −

Dengan sidelobe pulsa yang kecil sinkronisasi tdk perlu harus 100% akurat, sedikit ‘timing error’ hanya menimbulkan ISI yang insignifikan.

(23)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Solusi: Raised-Cosine Filter

( )

0 0 2 0 0

1 ;

(

2

)

cos

; (2

)

4

0 ;

f

W

BW

f

BW

W

H f

W

BW

f

BW

BW W

f

BW

π

<

+

=

<

<

>



Persamaan untuk Respon Frekwensi dari RC Filter:

0 s s

1

2

R

1

Bandwidth Sistem =

(1

) =

(1

)

2T

2

s

W

T

BW

β

β

=

=

+

+

(24)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Filter Raised Cosine sebagai Transfer Fungsi Keseluruhan:

Receiver

Filter Ekuivalen Decision

( )

h t

t

sampling

=

kTs

1101…

( )

x t

I

Filter Ekuivalen: g(t) * c(t) * f(t)

( )

H f

1 2Ts 1 s T 1 s T − 1 2Ts

Transmisi yang relatif bebas dari ISI diperoleh jika transfer fungsi keseluruhan sistem berupa filter Raised Cosine Filter Ekuivalen = Filter Raised Cosine.

(25)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Seperti apakah bentuk Transmit Filter & Receive Filter sehingga

transfer fungsi keseluruhan = Raised Cosine (RC)?

Filter Filter (Mod) Filter (Demod)

( )

c t

Decision

( )

g t

sampling s

t

=

kT

1101…

( )

s t

x t

( )

I

( )

f t

( )

H f

1 2Ts 1 s T 1 s T − 1 2Ts

Transfer Fungsi keseluruhan

Transmit Filter:

( )

( ) ~

G f

=

H f

SRRC

Receive Filter:

( )

( ) ~

F f

=

H f

SRRC

Filter RC difaktorkan menjadi 2 filter:

(26)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Square-Root Raised Cosine Filter (SRRC) :

RC

SRRC

1 (detik)

= 0.5

s

T

β

=

f

Impulse Response Frequency Response

SRRC

RC

t

(27)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Filter Filter SRRC Filter SRRC

( )

c t

Decision

( )

g t

sampling s

t

=

kT

1101…

( )

s t

x t

( )

( )

f t

I

Transfer Fungsi keseluruhan

Dengan

( ) sebagai Transmit filter & Receive filter, maka

Fungsi Transfer keseluruhan menjadi

( )

( )

( )

Raised Cosine

H f

H f

H f

=

H f

Pulsa RC

Receiver Transmitter Kanal

Pulsa SRRC

Pulsa SRRC

(28)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Rentetan pulsa RC yang diterima oleh modul 'Decision' pada Receiver Data yg dikirim: 1 1 -1 1

Pada waktu sampling kTs, amplitudo pulsa = 1 1 -1 1 → tidak ada ISI !

s

T

2

T

s

3

T

s

4

T

s sampling s

t

=

kT

1

1

1

1

(29)

2.2. Pulse Shaping – cont.

☺ Selama Transfer Fungsi keseluruhan yg berupa Raised Cosine berada di bawah naungan passband kanal (bandwidth sistem < fc ), tidak ada masalah dan transmisi data secara efektif bebas dari ISI.

Prinsip perancangan sistem: kompromikan data-rate dengan bandwidth kanal yang tersedia.

( )

H f

( )

2

|

C f

|

Respon Frekwensi Kanal

c

f

f

c

Kita tdk punya kontrol atas transfer fungsi kanal, tapi bila kondisi spt yg digambarkan di bawah ini terpenuhi maka transfer fungsi keseluruhan sistem tetap berupa Raised Cosine.

(30)

2.2. Pulse Shaping – cont.

Contoh: Diketahui kanal transmisi mempunyai respon frekwensi sebagai berikut:

Kita ingin mengirim data dengan modem yang menggunakan format Binary PAM.

Berapakah Bit-Rate maksimum yang dapat kita kirim bila modem tersebut menggunakan SRRC transmit filter (modem penerima juga menggunakan SRRC receive filter)?

Parameter SRRC filter: β = 0.5

( )

2

|

C f

|

f

10 KHz 10 KHz − 1

Modem di kedua sisi menggunakan SRRC filter, maka transfer fungsi keseluruhan yg di-inginkan adalah Raised Cosine. Agar bebas dari ISI bandwidth sistem dari RC tsb tdk boleh melebihi 10 KHz.

(

)

s s R BW = 1+β = 0.75 R = 10,000 Hz 2 s b s R =13,333 simbol/detik.

Referensi

Dokumen terkait

!ebelum dilakukan pengambilan sampel perlu dilakukan penguian untuk  kedalaman  perairan dan arus laut. ata tersebut diperlukan untuk menentukan  banyaknya sampel

Rapat kelompok staf medis sebagaimana yang dimaksud ayat 1 harus dihadiri oleh koordinator pelayanan medis serta harus dihadiri oleh penanggung jawab klinik dan atau

Subjek juga menyatakan rasa senang setelah mengikuti terapi relaksasi otot, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perubahan psikis yang positif yaitu, adanya emosi

INDRAGIRI HILIR TAHUN 2013... INDRAGIRI HILIR

Students are able to understand and explain the history of telecommunication technology development, telecommunication principles, telecommunication protocol and world’s

Pengaruh Hujan Terhadap Akumulasi Runoff Selama Periode Penelitian pada Perlakuan Mulsa yang Berbeda (a) Tanpa Mulsa (b) Mulsa Daun Kakao (c) Mulsa Daun Kakao dan Jerami Padi.

Skripsi dengan judul &#34;Analisis Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA di SDN Purwodadi I Blimbing-Malang&#34; adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi ini tidak

Hal ini juga sejalan dengan hasil dari penelitian ini bahwasanya tingkat pendidikan dan pendapatan mempunyai hubungan yang negative terhadap kemiskinan di Provinsi