4. PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
4.1. Perancangan Percobaan
Tahap perancangan percobaan adalah tahap yang paling penting yang mengawali semua proses yang akan dilakukan dalam melakukan percobaan. Pada tahap ini beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :
a. Pengenalan dan penetapan masalah.
b. Pemilihan faktor, level dan batasan.
c. Pemilihan variabel respon.
d. Pemilihan rancangan percobaan.
4.1.1. Pengenalan dan Penetapan Masalah
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah banyaknya keluhan dari konsumen mengenai kualitas paku terutama terjadinya korosi pada paku. Daftar keluhan konsumen bulan Januari - April 2001 dapat dilihat pada lampiran 1. Jika terjadinya korosi masih dalam lingkungan pabrik dan belum terkirim ke konsumen maka produk akan mengalami downgrading menjadi produk level 2 yang mempunyai harga jual lebih murah. Korosi paling banyak terjadi pada paku lokal berukuran besar (L5).
Dari keseluruhan proses pembuatan paku proses yang berpengaruh terhadap tingkat korosi pada paku adalah proses poles. Alur proses pembuatan paku dapat dilihat pada lampiran 2. Pada tahap ini paku melalui tahap terakhir dari proses produksi. Paku dibersihkan dari minyak dan digosok untuk mendapatkan permukaan yang mengkilap. Juga ada tambahan bahan yang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan perbandingan perlakuan berbeda dan memungkinkan untuk melakukan eksperimen.
Dari kondisi di atas dapat ditetapkan masalah yang dihadapi adalah mengurangi korosi pada paku
• 1 2
4.1.2. Pemilihan Faktor, Level dan Batasan
Tahap ini akan mempengaruhi jenis rancangan eksperimen yang akan digunakan. Pelaksanaannya dibagi dalam tiga bagian.
4.1.2.1 .Pemilihan Faktor
Dengan melakukan pengamatan di lantai produksi dan wawancara dengan karyawan bagian poles dan packaging ditemukan beberapa faktor yang
sangat mempengaruhi tingkat korosi pada paku. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Media Poles.
Yang digunakan selama ini adalah campuran grajen (serbuk sisa gergajian kayu) sebanyak 4 pill dan dedak sebanyak 1 pill.
b. Kontrol terhadap proses poles.
Selama ini tidak ada kontrol terhadap waktu pelaksanaan proses poles. Hanya dengan perkiraan dari operator antara 1,5 sampai 2 jam.
c. Pembenahan lingkungan kerja.
Barel yang digunakan sebagai wadah paku terkadang diletakkan di luar ruangan secara sembarangan karena tidak ada lokasi khusus untuk menempatkan barel di dalam ruangan produksi. Dengan bagian yang berlubang menghadap ke atas maka memungkinkan air hujan tertampung di dalam barel jika hari hujan.
d. Pengontrolan bahan poles.
Kandungan air dari bahan poles baik grajen maupun dedak harus di kontrol.
Karena bahan di dapat dari supplier maka sulit untuk benar-benar mengontrol mutu bahan poles.
e. Ukuran paku (besar dan kecil).
Paku bemkuran besar lebih sering terkena korosi daripada paku yang berukuran kecil.
Setelah diajukan kepada pihak perusahaan, dipilih tiga faktor yang akan digunakan dalam perancangan eksperimen yaitu : media poles, lama proses poles, dan ukuran paku. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan untuk kadar air grajen telah dapat diatasi dengan menggunakan pemanas cyclone yaitu alat untuk
14
mengeringkan grajen. Sedangkan pembenahan lingkungan kerja harus dilakukan secara menyeluruh di lingkungan perusahaan dan berkerja sama dengan bagian lain.
Untuk media poles, perusahaan ini mencoba suatu campuran baru yang disebut "Larutan Pengkilap Logam" yang merupakan hasil penelitian dari ahli kimia perusahaan.
Komposisi larutan tersebut adalah : 12 liter bensin
1 liter asam sterik cair 1 liter alkohol 96 % 300 mililiter amoniak Proses pembuatan larutan:
1. Campur asam sterik dengan bensin dan aduk sampai rata lalu diamkan selama tiga hari.
2. Masukkan alkohol dan amoniak, aduk rata, larutan siap digunakan.
Sebagai bahan perbandingan, larutan dimodifikasi komposisinya dengan mengurangi jumlah amoniak sebesar 50 % menjadi 150 mililiter saja. Dengan pertimbangan penyimpanan bahan yang perlu perlakuan khusus.
4.1.2.2.PemilihanLevel
Setelah menentukan faktor yang akan digunakan tahap selanjutnya adalah menentukan level dari tiap faktor percobaan. Level percobaan ditentukan oleh perusahaan sebagai berikut:
a. Untuk faktor media poles dipilih sebanyak tiga level:
1. Media poles yang biasa dipakai perusahaan yaitu 4 pill grajen dan 1 pill dedak.
2. Larutan pengkilap logam sebanyak 3 liter ditambahkan pada 4 pill grajen.
3. Larutan pengkilap logam dengan modifikasi pengurangan jumlah amoniak sebanyak 3 liter ditambahkan pada 4 pill grajen.
b. Untuk faktor lama proses dipilih sebanyak dua level:
1. Dilakukan selama 1,5 jam.
2. Dilakukanselama2jam.
c. Untuk faktor ukuran paku dipilih sebanyak dua level (ukuran standart paku dapat dilihat pada lampiran 3):
1. Paku ukuran besar (L5).
2. Pakuukurankecil(L15)
4.1.2.3. Pemjlihan Batasan
Batasan yang ditentukan untuk melaksanakan percobaan ditentukan sebagai berikut:
1. Mesin poles yang digunakan adalah mesin yang kecepatan putarnya normal sesuai dengan yang telah ditentukan dalam instruksi kerja yaitu 45 rpm.
2. Larutan yang digunakan sebagai media poles merupakan larutan yang telah ditentukan komposisinya oleh ahli kimia perusahaan, termasuk modifikasi pada larutan tersebut.
3. Tidak melakukan perubahan pada bahan baku yang digunakan perusahaan.
4. Tidak membahas mengenai biaya.
4.1.3. Pemilihan Variabel Respon
Berdasarkan definisi korosi dimana sebagian bahan akan bereaksi dengan dan kembali ke bentuknya semula di alam maka akan terjadi perubahan berat pada paku. Maka variabel respon yang digunakan adalah berat paku saat terkena korosi dan sesudah paku dibersihkan dari karat yang menempel di permukaannya.
Pengambilan sample dilakukan dengan cara: sebanyak 10 buah untuk paku L5 dan ± 50 gram untuk paku L15 disimpan selama 45 hari sesuai waktu maksimal pada saat penyimpanan (30 hari) dan waktu pengiriman (15 hari) pada suhu ruang.
Analisa tabel Analysis of Variance dilakukan dengan tingkat kepercayaan (a) = 0.05
4.1.4. Pemilihan Rancangan Eksperimen
Dari tahap-tahap perancangan eksperimen yang telah dilaksanakan maka dapat ditentukan jenis eksperimen yang akan dilakukan yaitu : Factorial Design dengan tiga faktor.
4.2. Pelaksanaan Percobaan
Percobaan dilaksanakan secara langsung di lantai produksi dengan keadaan yang riil sesuai proses produksi normal. Proses pengumpulan data dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1. Proses Pengumpulan Data.
Gambar dari contoh-contoh paku dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.
4.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Setelah 45 hari masa penyimpanan didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Pengumpulan Data.
Keterangan : satuan berat awal, berat akhir dan selisih dalam gram
Yang dimaksud dengan persentase adalah persen berat yang hilang dari berat awal.
II
Tabel 4.3. Pengolahan Data FactorialDesign
Media Poles (A)
Media 1
Media 2
Media 3
Total B + C
y.ik.
Total B
y-i-
Total C y»k.
JenisPakulB) Paku Besar (L5)
Lama proses (C) 1,5 jam
0.98 1.30 2.28 0.37 0.61 0.98 0.49 0.69 1.18 4.44
2 jam 0.45 0.77 1.22 0.00 0.24 0.24 0.85 0.20 1.05 2.51 6.95
5.32
Paku Besar (L15) Lama proses
(C) 1,5 jam
0.45 0.23 0.68 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20 0.20 0.88
2 jam 0.21 0.00 0.21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.21 1.09
2.72
Total A yi...
4.39
1.22
2.43
8.04
20
Analysis of Variance for Persentase Korosi Source of
Variation Media Poles (A) Jenis Paku (B) Lama Proses (C) A*B
A*C B*C A*B*C Error Total
Sumof Squares
0.63977 1.43082 0.28167 0.12186 0.09301 0.06615 0.04642 0.45750 3.13720
Degree of Freedom
2 1 1 2 2 1 2 12 23
Mean Square
0.31989 1.43082 0.28167 0.06093 0.04650 0.06615 0.02321 0.03812
Fo 8.39 37.53 7.39 1.6 1.22 1.74 0.61
P-value 0.005 0.000 0.019 0.242 0.329 0.212 0.560
• Interaksi antara faktor jenis paku dan lama proses mempunyai nilai Fo = 1.74 sedangkan nilai yang berarti terima Ho dimana:
Kondisi terima Ho berarti tidak ada interaksi antar faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketahanan korosi paku. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai P-value untuk interaksi antara faktor jenis paku dan lama proses sebesar 0.212 > a = 0.05.
• Tidak ada interaksi antara tiga faktor: media poles, jenis paku dan lama proses ini terlihat dari nilai Fo = 0.61 < Fo.05,2.12 = 3.89. />-value untuk interaksi antara tiga faktor juga sangat besar yaitu 0.560 > a = 0.05.
• Untuk faktor media poles paku, pengaruhnya pada tingkat korosi hasil akhir.
Seperti terlihat pada gambar 4.1. media yang selama ini digunakan perusahaan tidak dapat menanggulangi korosi. Sedangkan larutan yang dikurangi amoniaknya lebih baik dari media normal tetapi lebih jelek dari iarutan dengan komposisi awal. Hal ini membuktikan besamya pengaruh amoniak terhadap ketahanan korosi. Hasil paling minimal didapatkan dengan penggunaan larutan pengkilap logam sebagai media poles.
Gambar 4.1. Persentase Korosi Berdasarkan Media Poles
daripada paku berukuran kecil. Hal ini disebabkan semakin luas permukaan yang bersinggungan dengan udara semakin rentan material tersebut terhadap korosi.
Gambar 4.2. Persentase Korosi Berdasarkan Jerus Paku
• Pengaruh faktor lama proses pada tingkat korosi dapat dilihat pada gambar 4.3. Paku yang di proses selama dua jam lebih tahan terhadap korosi daripada paku yang hanya diproses selama 1,5 jam. Hal ini dikarenakan semakin lama paku di proses maka permukaan paku semakin halus dan bersih.
Gambar 4.3. Persentase Korosi Berdasarkan Lama Proses