commit to user
PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI
KAYU DARI SEGI ERGONOMI
( Studi Kasus UD.Sokma Jati Sukoharjo
)
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
commit to user
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ABSTRACTFebri Sigit Wibowo. NIM: I1306008. THE WOOD SAW HANDLE DESIGN FROM ERGONOMIC ASPECT (Case Study: UD. Sokma Jati Sukoharjo). Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, April 2011.
UD. Sokma Jati Sukoharjo is one industry operating in furniture
manufacturing and house frame construction design. Considering the
result of interview with 10 carpenters in UD. Sokma Jati, in fact 7 workers
complains inconvenience due to the use of wood saw existing in that
place. The inconvenience includes slippery wood saw handle because
during the sawing activity, the hand palm is sweaty, the workers also feel
hot in their palm because the wood saw handle is too hard and the handle
hole cannot accommodate the workers with big palms.
The research began with the identification of problem in sawing
activity, operator inconvenience about the operator’s complaint and
expectation for work attitude using questionnaire and interview analysis,
that was then interpreted into the operator’s need. Thereafter, the next
stage concerns the need for the improvement of handle design of wood
saw, palm anthropometry in the handle design, design dimension of wood
saw handle, the determination of wood saw handle design, prototype
development, cost estimation, examination.
The objective of research is to produce the comfortable handle
design of wood saw that is used consistent with the ergonomic principle.
The result of research provides the wood saw handle design with rubber
plate material addition as well as handle size dimension adjusted with the
workers’ palm anthropometry. The total cost needed is Rp. 24000.00. This
wood saw handle design can minimize the workers’ complaints about
commit to user
Keywords: wood saw handle, anthropometry
xvi + 48 pages; 21 pages; 14 table; 4 appendices
commit to user
ABSTRAK
Febri Sigit Wibowo. NIM : I1306008. PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Sokma Jati Sukoharjo). Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, April 2011.
UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak
dibidang pembuatan mebel dan rancang bangun rangka rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati
teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian
gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara
lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji
telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak
tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang
handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak
tangan besar.
Penelitian diawali dengan identifikasi masalah aktivitas
penggergajian, ketidaknyamanan operator mengenai keluhan dan
harapan operator untuk sikap kerja melalui analisis kuesioner dan
wawancara, yang kemudian diinterpretasikan menjadi kebutuhan
operator. Setelah itu, tahapan berikutnya mengenai kebutuhan perbaikan
desain handle gergaji kayu rancangan, anthropometri telapak tangan pada
desain handle, dimensi rancangan handle gergaji kayu, penentuan
material rancangan handle gergaji kayu, pembuatan prototipe, estimasi
biaya, pengujian.
Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu
commit to user
menghasilkan rancangan handle gergaji kayu dengan penambahan bahan
pelapis karet serta dimensi ukuran handle disesuaikan dengan
anthropometri telapak tangan pekerja. Total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 24000,00. Rancangan handle gergaji kayu ini dapat dapat
meminimalkan keluhan ketidaknyamanan pekerja dalam proses
menggergaji.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah
dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan
masalah, yang diangkat dalam penelitian serta sistematika penulisan
untuk menyelesaikan penelitian.
1.1LATAR BELAKANG
Gergaji kayu merupakan salah satu peralatan yang penting yang
digunakan pada industri mebel maupun industri yang bahan bakunya
menggunakan kayu. Industri mebel pada saat ini, sebenarnya telah
banyak yang menggunakan mesin-mesin untuk menjalankankan proses
produksinya, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan gergaji
kayu masih dipakai. Penggunaan gergaji kayu biasanya untuk merapikan
atau memotong bagian-bagian dari mebel yang ukurannya tidak terlalu
besar. Gergaji kayu yang digunakan biasanya terdiri dari beberapa tipe
tergantung penggunaan. Antara lain gergaji kayu dengan handle dari
bahan karet, plastik dan kayu namun secara umum mempunyai bentuk
handle yang hampir sama.
Salah satu industri yang masih sering menggunakan gergaji kayu
adalah UD. Sokma Jati. UD Sokma Jati merupakan adalah industri yang
bergerak dibidang furniture dan rancang bangun rangka rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati
teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian
gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara
lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji
telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak
tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang
handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak
commit to user
proses menggergaji membutuhkan waktu antara 60-120 menit setelah itu
dilakukan pekerjaan yang lain yaitu merangkai kayu-kayu tersebut sesuai
model yang diharapkan. Dengan adanya keluhan-keluhan tersebut. Maka
perlu dilakukan perancangan terhadap handle pada gergaji kayu agar
memberikan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan dari tugas akhir ini yaitu bagaimana
merancang handle gergaji kayu yang nyaman untuk aktivitas penggergajian dengan menggunakan pendekatan ergonomi.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menghasilkan
desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu handle
gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan ketika
digunakan dalam proses penggergajian.
1.5 BATASAN MASALAH
Agar dalam menyelesaikan masalah tidak menyimpang dari tujuan
dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang
seharusnya diteliti, maka penulis memberi batasan masalah adalah data
anthopometri telapak tangan diambil dari 10 pekerja yang terlibat
langsung dalam aktivitas produksi di UD. Sokma jati Sukoharjo.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti
uraian yang diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk
mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok permasalahan dapat
commit to user
BAB I PENDAHULUANBab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini
dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian ini dilakukan
sehingga dapat memberi masukan sesuai dengan tujuan penelitian
dengan batasan-batasan dan asumsi yang digunakan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait
langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal
penelitian, sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang
dilakukan, selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis
dalam melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menyajikan pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan
data berdasarkan teori dan data yang didapat dari pengujian.
BAB V ANALISIS
Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada
tahapan pengumpulan dan pengolahan data.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data
dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas gambaran umum proses aktivitas kerja di UD.Sokma Jati Sukoharjo yang merupakan tempat peneliti mengamati sistem yang berlangsung di dalamnya dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisa permasalahan yang ada.
2.1 GAMBARAN UMUM UD. SOKMA JATI SUKOHARJO
UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak dibidang pembuatan furnitur dan rancang bangun rangka rumah. Industri ini teletak di wilayah Desa Pondok RT 04 RW 01, Bulakrejo, Sukoharjo. Adapun produk -produk yang dihasilkan adalah meja, kursi, alamari, pintu dan lain-lain. UD. Sokma jati mempunyai sepuluh pekerja yang melakukan proses produksi pembuatan furniture.
2.2 PENGERTIAN ERGONOMI
Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (Kerja) dan NOMOS (Hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan (Nurmianto, E 2004). Disiplin ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atau hardware (mesin, peralatan kerja) dan atau perangkat lunak atau software (metode kerja, sistem) (Wignjosoebroto S, 1995). Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2004):
a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
commit to user
dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi
Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain kerja ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang dipakai manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah merancang benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga efektivitas fungsionalnya meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti kesehatan, keamanan, dan kepuasann dapat terpelihara. Terlihat disini bahwa ergonomi memiliki 2 aspek yaitu efektivitas sistem manusia didalamya dan sifat memperlakukan manusia secara manusia.
Mencapai tujuan-tujuan tersebut, pendekatan ergonomi merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih tentang manusia secara sistematis dalam perancangan sisten-sistem manusia benda, manusia-fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan lain perkataan ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam berinterksi dengan obyek-obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari (Madyana, 1996).
Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan (dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahaya/resiko dalam penggunaannya (Nurmianto, E ,2004).
2.3 ANTHROPOMETRIDALAM ERGONOMI
commit to user
bangun fasilitas pada dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data antrhropometri manusia.
2.3.1 Pengertian Anthropometri
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti “manusia” dan metri yang berarti “ukuran”. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya (Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua kategori, antara lain (Pullat, 1992):
a. Dimensi struktural (statis)
Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada posisi tetap dan standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut berdiri maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya.
b. Dimensi fungsional (dinamis)
Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada berbagai posisi atau sikap. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.Data anthropometri dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain (Wignjosoebroto, S, 1995): a. Perancangan areal kerja
b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer, dan lain-lain.
d. Perancangan lingkungan kerja fisik
commit to user
a. Keacakan/randomWalaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat.
b. Jenis kelamin
Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita sehingga data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.
c. Suku bangsa
Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi anthropometri secara nasional. Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk anthropometri anak-anak. Anthropometrinya cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
d. Jenis pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.
e. Pakaian
commit to user
lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronaut pun harus mempunyai pakaian khusus.
f. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
g. Cacat tubuh secara fisik
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan “kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk masyarakat.
Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-lain.
2.3.2 Dimensi Antropometri
commit to user
Gambar 2.1 Antropometri untuk perancangan produk atau fasilitas Sumber: Wignjosoebroto S, 2000
Keterangan gambar 2.3 di atas, yaitu:
1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung kepala).
2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak. 3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan).
6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat sampai dengan kepala).
7 : Tinggi mata dalam posisi duduk. 8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus). 10 : Tebal atau lebar paha.
11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.
commit to user
13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk. 14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk). 16 : Lebar pinggul ataupun pantat.
17: Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar).
18 : Lebar perut.
19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.
20 : Lebar kepala.
21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22 : Lebar telapak tangan.
23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak. 25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.
26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai dengan ujung jari tangan.
2.3.3 Antropometri Telapak Tangan
Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur adalah : 1. Panjang tangan (A)
commit to user
Gambar 2.2 Antropometri Telapak TanganSumber: Jurnal Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan
2.4TIPE-TIPE PENGUKURAN
Secara umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri dari setidaknya tiga buah tipe terminologi dasar yaitu
1. Locator yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang menjadi dasar pengukuran titik atau bidang.
2. Orientator yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi tubuh.
3. Potensioner yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam pengukuran, seperti posisi duduk.
Berikut ini adalah beberapa alternatif pengukuran dari pengukuran klasik sampai mengunakan grid dan block system :
commit to user
Gambar 2.4 Alat ukur antropometri jangka sorong lebar tangan (Sumber : Kroemer,1990)
Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik. Sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan yang ekstrim akan terletak pada ujung-ujung grafik.
Menurut Panero dan Zelnik (2003), merancang untuk kepentingan keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis, maka sebaiknya dilakukan perancangan dengan tujuan dan data yang berasal dari segmen populasi di bagian tengah grafik. Jadi merupakan hal logis untuk mengesampingkan perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan hanya menggunakan segmen terbesar yaitu 95% dari kelompok populasi tersebut.
Persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil ke-95 dari suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut.
commit to user
bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50 mewakili pengukuran manusia rata-rata pada umumnya, sehingga sering digunakan sebagai pedoman perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dengan asumsi tersebut mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok. Sebenarnya tidak ada yang dapat disebut “manusia rata-rata”.
commit to user
Gambar 2.5 Anthropometri Untuk Perancangan Produk atau Fasilitas Sumber: Wignjosoebroto, S, 2000
Sebuah perancangan membutuhkan identifikasi mengenai dimensi ruang
dan dimensi jangkauan. Dimensi ruang merupakan dimensi yang menggunakan ukuran 90P ataupun 95P, hal ini bertujuan agar orang yang ukuran datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat lebih merasa nyaman ketika menggunakan hasil rancangan. Sedangkan dimensi jangkauan lebih sering menggunakan ukuran 5P ataupun 10P. Hal ini bertujuan supaya orang yang datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat turut menggunakan fasilitas yang tersedia seperti ukuran lebar meja komputer. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data anthropometri, seperti pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Macam Persentil Dan perhitungan dalam Distribusi Normal
Percentil Perhitungan
1st
x
x−2.325σ −
2.5th
x
x−1.96σ −
5th
x
x−1.645σ −
10th
x
x−1.28σ −
50th −
x
90th
x
x+1.28σ −
95th
x
x+1.645σ −
97.5th
x
x+1.96σ −
99th
x
commit to user
Sumber: Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, 2000
Keterangan Tabel 2.1 di atas, yaitu:
=
−
x mean data =
x
σ standar deviasi dari data
2.5 APLIKASI DATA ANTHOPOMETRI DALAM PERANCANGAN
PRODUK
Penggunaan data antropometri dalam penentuan ukuran produk harus mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa sesuai dengan ukuran tubuh pengguna (Wignjosoebroto, S, 2003) yaitu :
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim
Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu :
a) Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim.
b) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada), Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan, yaitu:
¾ Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu
rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai percentile terbesar misalnya 90-th, 95-th, atau 99-th percentile.
¾ Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil
berdasarkan percentile terkecil misalnya 1-th, 5-th, atau 10-th percentile
commit to user
fleksibel semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th sampai dengan 95-th.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau dalam rentang 50-th percentile.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut,
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah functional body dimension,
3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut,
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai persentil yang lain yang dikehendaki.
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah
yang dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian ditunjukan pada gambar. 3.1 sebagai berikut.
commit to user
Diagram alir penelitian yang digambarkan di atas, setiap
tahapannya akan dijelaskan secara lebih lengkap dalam sub bagian
berikut ini.
3.1
TAHAP
IDENTIFIKASI
MASALAH
Tahap
ini
diawali
dengan
studi
pustaka,
studi
lapangan,
perumusan
masalah,
penentuan
tujuan
penelitian
dan
menentukan
manfaat
penelitian.
Langkah
‐
langkah
yang
ada
pada
tahap
identifikasi
masalah
tersebut
dijelaskan
pada
sub
bab
berikut
ini.
3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai
teori-teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diteliti serta mendapatkan dasar-dasar referensi yang
kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi pustaka
dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah,
dan tugas akhir mahasiswa teknik industri yang terkait dengan tema
penelitian.
3.1.2 Studi Lapangan
Studi Lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari
bentuk serta penggunaan handle gergaji kayu yang telah ada sekarang di
UD.Sokma Jati, serta mendapatkan informasi awal yang lengkap untuk
menentukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Metode untuk
mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung,
dokumentasi gambar, wawancara kepada para responden dengan tujuan
untuk mengetahui keluhan dan keinginan pekerja terhadap gergaji kayu
yang ada saat ini.
3.1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian
disusun sebuah rumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan
dibahas lebih lanjut adalah bagaimana mendesain handle Gergaji kayu
commit to user
3.1.4 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat
menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun
tujuan penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah yaitu
menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai
prinsip ergonomi.
3.1.5 Manfaat Penelitian
Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung
unsur manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu hasil rancangan
handle gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian.
3.2
TAHAP
PENGUMPULAN
DATA
Tahap-tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk
mendukung penelitian mengenai gergaji kayu, sebagai berikut:
3.2.1 Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dengan cara pengambilan gambar, gerakan
ataupun rekaman pola aktivitas saat melakukan proses penggergajian,
yang dilakukan baik oleh satu pekerja atau lebih. Selain itu model gergaji
kayu yang telah ada, yang digunakan saat ini juga didokumentasikan
sebagai identifikasi awal.
3.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dari responden mengenai keluhan dan harapan saat melakukan
aktivitas penggergajian.
commit to user
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi gergaji kayu yang digunakan di UD. Sokma Jati saat ini. Selain itu identifikasi dapat dijadikan sebagai informasi awal untuk mengetahui kekurangan dari gergaji kayu yang ada saat ini serta perlunya proses perbaikan dalam perancangan.
3.3
PENYUSUNAN
KONSEP
PERANCANGAN
Penyusunan konsep perancangan handle gergaji dilakukan dengan
mengacu pada identifikasi masalah yang diperoleh. Data permasalahan
tersebut perlu dilakukan konsep perancangan fasilitas kerja, dengan
tujuan untuk menghasilkan gergaji yang dapat meningkatkan proses
produksi menjadi lebih produktif dan nyaman. Konsep perancangan
dalam hal ini dijelaskan pada sub bab sebagai berikut:
3.3.1Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan sepuluh
responden di UD. Sokma Jati, maka diperoleh informasi tentang keluhan
dan keinginan responden saat melakukan aktivitas menggergaji yang
sudah ada saat ini. Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka
tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data berdasarkan
keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data
tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam
perancangan gergaji.
3.3.2Penentuan Solusi Perancangan
commit to user
sebagai idea. Idea tersebut nantinya akan dijadikan sebagai masukan tentang hal -hal yang ingin diganti ataupun dilakukan penambahan baik pada komponen atau kelengkapan gergaji sebagai pertimbangan dalam perancangan.
3.3.3Perancangan Handle Gergaji Kayu
Tahap ini merupakan penjelasan tentang tentang perancangan handle
gergaji kayu serta memodelkan hasil rancangan ke dalam gambar yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe produk.
3.3.4 Prototipe
Berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat, maka dilakukan pembuatan prototipe handle gergaji kayu untuk mengetahui kelayakan dari hasil sebuah rancangan yang digunakan dalam proses penggergajian.
3.4ESTIMASI BIAYA
Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk perancangan fasilitas kerja yang berupa desain handle
gergaji kayu. Biaya yang dihitung meliputi biaya material, dan biaya non
material.
3.5TAHAP ANALISA
Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis hasil terhadap
pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya, serta sebagai validasi
hasil rancangan yang dihasilkan dari pemakaian rancangan gergaji kayu.
3.6TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan
akhir dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang
telah dilakukan, serta saran-saran yang berisi masukan untuk
commit to user
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data
penelitian meliputi proses pengukuran anthropometri dan tahapan
perancangan. Objek penelitian ini yaitu merancang handle gergaji kayu
sebagai alat pertukangan. Penjelasan akan diuraikan pada sub bab
perancangan handle gergaji kayu.
4.1PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2010. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukanidentifikasi masalah aktivitas penggergajian, pengamatan langsung, dokumentasi Gambar,
wawancara, dan data anthropometri yang dibutuhkan untuk merancang handle gergaji kayu yang baru.
4.1.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto dan gerakan pada
saat pekerja memegang handle gergaji kayu saat melakukan aktivitas
penggergajian. Pola aktivitas penggergajian yang dilakukan oleh
responden (tukang kayu) disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1Aktivitas proses penggergajianmenggunakan handle yang sudah ada sebelumnyaUD.Sokma Jati
No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko
1
Aktivitas pekerja pada saat
memegang
handle gergaji kayu dari samping
tangan kiri memegang kayu, tangan kanan memegang gergaji
commit to user
Tabel 4.1Aktivitas proses penggergajianmenggunakan handle yang sudah ada sebelumnyaUD.Sokma Jati ( lanjutan)
Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa
terdapat tiga aktivitas yang dilakukan oleh pekerja, antara lain
memposisikan gergaji ke kayu serta menempatkan genggaman tangan di
handle gergaji kayu, memulai proses pengergajian, dan melakukan proses penggergajian sampai selesai. Aktivitas penggergajian yang dilakukan
oleh tukang kayu dengan menggunakan handle gergaji yang sudah ada
sebelumnya dapat menyebabkan keluhan pada telapak tangan.
4.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dari pekerja mengenai kesulitan dan keluhan yang dialami pada
aktivitas penggergajian. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang
kayu di UD.Sokma Jati diketahui bahwa waktu rata-rata yang diperlukan
untuk melakukan satu kali aktivitas penggergajian secara keseluruhan
No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko
2
Aktivitas pekerja
pada saat
me-megang
handle gergaji
kayu dari arah
depan
Telapak tangan
menggenggam
handle dan
tangan bergerak maju -mundur Selama melak-ukan proses menggergaji Telapak tangan mulai
meras-akan panas dan
licin
3
Aktivitas
pekerja pada
saat
mem-egang handle
ger-gaji kayu
dari arah
belakang
Tangan bergerak
maju – mundur
saat melakukan gerakan mengg-ergaji sampai kayu terpotong Telapak tangan merasa pegal karena
handle keras
dan tidak
sesuai dengan
cakupan
commit to user
selama 120 menit. Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan keluhan rasa
kurang nyaman pekerja pada bagian tubuh tangan mulai dirasakan saat
10 menit pertama. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat diketahui
keluhan mengenai ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami pekerja
pada aktivitas penggergajian.
Berikut merupakan pertanyaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi keluhan ketidaknyamanan dan harapan pada proses
penggergajian.
1) Ketidaknyamanan seperti apa yang Anda rasakan ketika melakukan
aktivitas penggergajian ?
2) Apa yang Anda inginkan atau harapkan untuk perbaikan handle gergaji
yang sudah ada sekarang ?
4.1.3 Identifikasi Handle Gergaji Kayu
Identifikasi handle gergaji kayu dilakukan untuk mengetahui kondisi
handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini sebagai informasi awal untuk mengetahui kelemahan yang ada dan proses perbaikan yang
perlu dilakukan. Adapun kondisi handle gergaji kayu yang terdapat di
UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati
No Model Tipe Handle Gergaji Keterangan
1
Handle gergaji dari bahan kayu, dimensi lebih besar dari handle yang
lain, berat serta terasa panas dan licin
commit to user
No Model Tipe Handle Gergaji
commit to user
Tabel 4.2Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati (lanjutan)
2
Handle gergaji dari bahan kayu yang diberi tambahan yaitu
dibungkus karet, pada lubang
handle dibuat lurus serta terasa berat ditangan.
3
Handle gergaji dari bahan plastik dibungkus karet namun agak keras,
handle ini ringan serta cukup nyaman untuk aktivitas
menggergaji lama ketika telapak
tangan berkeringat
4
Handle gergaji dari bahan plastik, jenis handle ini terasa licin di telapak
tangan ketika telapak tangan
berkeringat serta terasa panas ketika
digunakan dalam aktivitas
menggergaji lama .
5
Handle gergaji dari bahan kayu,
dimensi hampir sama dari handle
pertama serta jika digunakan berat
,terasa panas dan licin pada telapak
commit to user
Adapun kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu yang terdapat di
[image:32.612.135.508.115.725.2]UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3Kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu
No Model Tipe handle
gergaji
Kelebihan Kelemahan
1
Pada handle gergaji
kayu ini bisa
mem-enenuhi cakupan
tan-gan pekerja
yang memiliki
telapak tan-gan
yang besar.
Handle gergaji ini
terasa berat ketika
dipakai ka-rena
memiliki ukuran handle
yang besar.handle
terasa licin ketika
telapak tangan
berkeringat, panas
karena handle gergaji
keras.
2
Pada handle gergaji
kayu ini terdapat
karet pembungkus
sehingga nyaman
di-gunakan ketika
tela-pak tangan
berke-ringat
Handle gergaji ini berat
serta pada lubang
handle terlalu lurus
sehingga bisa
Menimbukan nyeri
pada telapak tangan
3
Pada handle gergaji
kayu ini terbuat
dari bahan plastik
yang ringan dan
dibung-kus karet
Karet pembungkus
pa -da handle gergaji
kayu ini masih keras
sehi-ngga masih
kurang nyaman.
Lekukan pada ibu
commit to user
Tabel 4.3kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu (lanjutan)
No. Model Tipe handle
gergaji
Kelebihan Kelemahan
4
Pada handle gergaji
kayu ini terbuat dari
bahan plastik
berte-kstur sehingga
meng-urangi licin
saat tela-pak tangan
mulai
berkeringat,memiliki
bobot yang ringan.
Pada handle gergaji
kayu ini ukuran lubang
tidak bisa mencakup
ukuran telapak tangan
pekerja yang lebar.
5
Pada handle gergaji
kayu ini bisa
meme-nenuhi cakupan
tangan pekerja yang
memiliki telapak
tangan yang besar.
Handle gergaji ini terasa
berat ketika dipakai
karena memiliki
ukuran handle yang
besar. Handle terasa
licin ketika telapak
tangan berke-ringat,
telapak tangan telapak
panas karena handle
gergaji keras.
Berdasarkan kondisi tersebut, kelemahan handle gergaji yang ada di
UD. Sokma Jati saat ini yaitu bahwa jika handle gergaji kayu digunakan
untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama akan terjadi keluhan
commit to user
Kelemahan tersebut jika dibiarkan dapat menyebabkan ketidakyamanan
pada saat melakukan penggergajian, untuk itu diperlukan perancangan
handle gergaji kayu yang berfungsi memberikan kenyamanan kerja dalam proses penggergajian kayu.
4.1.4 Data Dimensi Aktual
Setelah melakukan pengumpulan data anthropometri telapak tangan
pekerja, kemudian dilakukan pengukuran dimensi handle gergaji kayu
yang digunakan oleh responden. Pengukuran ini digunakan sebagai
pembanding dengan handle gergaji rancangan. Hasil pengukuran handle
[image:34.612.132.512.183.477.2]gergaji kayu dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4DimensiHandle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati
L (cm) P (cm)
1 Model 1 43 12 11 4 3 9.5 0,6
2 Model 2 36 15 10 3 3 8.5 0,5
3 Model 3 34 14 11 4 4 8 0,4
4 Model 4 36 17 12 3.5 3.5 9 0,3
5 Model 5 37 16 12 3.5 3.5 9.5 0,5
Berat (kg) PG (cm)
No PH (cm) TH (cm) Tbl H
(cm)
Lubang Tipe Gergaji
4.2 PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan. Adapun proses pengolahan data sebagai berikut :
4.2.1 Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, diperoleh informasi
mengenai keluhan dan keinginan responden saat melakukan aktivitas
penggergajian dengan menggunakan gergaji kayu yang ada saat ini.
Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan pengelompokan data berdasarkan keluhan dan
keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data tersebut dijadikan
sebagai masukan dan pertimbangan dalam perancangan desain handle
gergaji kayu. Adapun keluhan dan keinginan pekerja dalam penggunaan
gergaji yang ada saat ini disajikan dalam Tabel 4.5
commit to user
No Keluhan Jumlah Persentase
1
Pada saat melakukan proses penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan seperti handle licin karena telapak tangan berkeringat
7 70 %
2.
Pada saat melakukan aktivitas menggergaji telapak tangan pekerja merasa panas karena handle gergaji kayu keras
6 60%
3.
Pada saat melakukan proses penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam
menggergaji karena ukuran cakupan handle
terlalu sempit atau lebar
[image:35.612.132.512.60.642.2]5 50 %
Tabel 4.5 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan pekerja ketika
melakukan aktivitas penggergajian, dimana diperoleh hasil tingkat
keluhan terbesar meliputi ketidaknyamanan yang mulai dirasakan pada
saat proses menggergaji selama 10 menit, karena pekerja merasakan
ketidaknyamanan dengan handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati
saat ini seperti handle terasa licin karena telapak tangan berkeringat. Selain
itu wawancara juga dilakukan untuk mengetahui keinginan pekerja untuk
perbaikan handle gergaji yang ada saat ini. Hasil wawancara mengenai keinginan untuk perbaikan handle gergaji kayu disajikan dalam Tabel 4.6
Tabel 4.6 Rekapitulasi keinginan pekerja
No Keinginan Jumlah Persentase
1 Pekerja menginginkan handle gergaji kayu
tidak berat namun bahan materialnya kuat 7 70 %
2
Pekerja menginginkan handle tidak licin jika digunakan menggergaji dalam jangka waktu yang lama
6 60 %
3
Pekerja menginginkan ukuran handle sesuai ukuran cakupan telapak tangan sehingga nyaman bila digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama
5 50 %
commit to user
pada keinginan pekerja untuk merasakan kenyamananan saat melakukan proses penggergajian.
4.2.2 Penentuan Solusi Perancangan Berdasarkan Data Keluhan dan
Keinginan
Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan, maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Gagasan atau ide yang dikembangkan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang telah dibuat sebelumnya dan berasal dari engineer atau peneliti. Permasalahan utama yang terjadi pada aktivitas penggergajian adalah belum adanya handle gergaji kayu yang memadai sehingga menyebabkan pekerja bekerja dengan kurang nyaman. Sebagai contoh pekerja terkadang berhenti sejenak ketika mereka mengalami keluhan karena telapak tangan terasa panas karena handle keras, berat serta licin saat dipakai karena telapak tangan berkeringat saat bekerja.
[image:36.612.128.512.180.675.2]Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan merancang sebuah handle gergaji yang sesuai dengan anthropometri telapak tangan tukang kayu di UD. Sokma Jati. Perancangan handle gergaji tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan keluhan berdasarkan dengan kebutuhan dan keinginan dari pekerja yang ada. Hasil penentuan solusi perancangan atas dasar keluhan dan keinginan disajikan dalam Tabel 4.7
Tabel 4.7Penentuan Solusi Perancangan
No Keluhan % Keinginan % Solusi
Perancangan 1 Saat melakukan pr-oses penggergajian Pekerja me-rasakan ketidak-nyamanan seperti handle licin karena telapak tan-gan 70 Pekerja mengingik-an
handle tidak licin jika digunakan
menggergaji
dalam jangka
waktu yang lama 70
Merancang
han-dle gergaji kayu yang dilengkapi
dengan pelapis
commit to user
berkeringat 2 Pada saat melaku-kan aktivitas meng-gergaji pekerja tel-apak tangan terasa panaskarena han-dle gergaji kayu keras 60 Pekerja mengingin-kan handle gergaji kayu dilapisi
bahan yang lunak
agar tidak terasa
[image:37.612.132.509.58.716.2]panas 60 Merancang handle gergaji dengan bahan material yang lunak seperti karet
Tabel 4.7Penentuan Solusi Perancangan (lanjutan )
No. Keluhan % Keinginan % Solusi
Perancangan 3. Pada saat melakukan proses penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam menggergaji karena ukuran
cakupan handle terlalu se-mpit
atau lebar
50
Pekerja
menginginkan
ukuran handle
sesuai cakupan
telapak ta-
ngan sehingga nya-
man bila digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama
50
Merancang
commit to user
Dari Tabel 4.7 diperoleh solusi perancangan, namun berdasarkan prioritas yang terbesar maka solusi perancangan difokuskan pada solusi pertama, dimana solusi tersebut adalah handle gergaji kayu yang dilengkapi dengan karet yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan pada proses menggergaji.
Perancangan dikembangkan untuk mengakomodasi kekurangan
dari keadaan handle gergaji yang ada di UD. Sokma Jati saat ini. Konsep
perancangan handle gergaji menganalogikan sebagai sebuah fitur tambahan pada handle gergaji yang menambah kenyamanan ketika
melakukan aktivitas penggergajian. Fitur tambahan berupa penambahan
dan pengaplikasian material dari karet atau matras yang berfungsi
mengurangi ketidaknyamanan saat menggenggam handle dalam aktivitas
menggergaji.
4.2.3 Penentuan Data Anthropometri
Perancangan handle gergaji kayu harus disesuaikan dengan anthropometri penggunanya. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya pengukuran data anthropometri terhadap tukang kayu. Data anthropometri yang digunakan dalam perancangan handle gergaji kayu meliputi:
a. Lebar telapak tangan (ltt)
b. Diameter lingkar genggam (dlg)
Data yang terkumpul, kemudian ditentukan perhitungan
persentilnya, untuk mendapatkan batas ukuran yang diperlukan.
Penentuan persentil ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini
dapat mengakomodasi data persentil ke 5, 50 atau 95, sehingga populasi
dapat terlayani (Zelnik dan Panero, 2003). Persentil ini dapat dihitung
berdasarkan rumus seperti pada Tabel 2.2. Dengan contoh persentil untuk
lebar telapak tangan sebagai berikut:
P5 = 9.51 – (1.645 x 0,889) = 8,047
P50 = 9.51
P95 = 9.51 + (1.645 x 0,889) = 10,97
Berdasarkan perhitungan data handle gergaji kayu nilai persentil ke-5
commit to user
persentil ke-95 sebesar 10,97 cm. Rekapitulasi hasil perhitungan persentil
[image:39.612.132.511.212.458.2]ditunjukkan pada Tabel 4.8
Tabel 4.8Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Anthropometri
No Data STDEV P5 P50 P95
1 lebar telapak tangan 9,51 0,889 8,048 9,51 10,972
2
Diameter lingkar
genggam 3,48 0,225 3,110 3,48 3,850
Dari perhitungan anthropometri telapak tangan tersebut maka dapat
dilihat bahwa produk yang akan dibuat dalam perancangan ini
mempunyai Gambaran sebagai berikut :
4.3PERANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU
Perancangan handle gergaji kayu ditentukan berdasarkan data anthropometri telapak tangan tukang kayu dan perhitungan persentil yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penentuan dimensi handle gergaji kayu. Penentuan dimensi ukuran dilakukan sebagai berikut:
1. Tinggi lubang handel gergaji kayu
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi lubang
handle gergaji kayu adalah lebar telapak tangan (ltt) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar tinggi lubang handle
gergaji kayu tersebut dapat mengakomodasi responden yang memiliki
lebar telapak tangan yang lebih besar. Penentuan tinggi lubang handle
gergaji menggunakan data lebar telapak tangan persentil ke-95.
Perhitungan tinggi lubang handle gergaji kayu sebagai berikut:
Tinggi handle gergaji kayu = ltt (P95)
= 10,97cm
dengan;
ltt = lebar telapak tangan.
P95 = persentil 95
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi handel
commit to user
2. Tebal handle gergaji kayu
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tebal handle
gergaji kayu adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan persentil
ke-50. Penggunaan persentil 50 dimaksudkan agar responden yang
memiliki diameter genggam lebih besar maupun yang lebih kecil dapat
memegang handle gergaji kayu menggunakan diameter lingkar genggam persentil 50. Perhitungan diameter / tebal handle gergaji kayu
sebagai berikut:
Diameter / tebal handle gergaji kayu = dlg (P50)
= 3,48 cm
dengan;
dlg = diameter lingkar genggam
P50 = persentil 50
Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh diameter/
tebal handle gergaji kayu hasil rancangan sebesar 3,48 cm ~ 3.5 cm.
Ukuran rancangan handle gergaji kayu yang baru tersebut
ditentukan dengan pertimbangan beberapa faktor, seperti data
anthropometri telapak tangan tukang kayu serta persentil yang
digunakan. Gambar rancangan dijelaskan melalui Gambar, sebagai
[image:40.612.134.507.217.467.2]berikutdesain rancangan disajikan dalam Gambar 4.1 berikut ini.
commit to user
[image:41.612.136.504.209.472.2]Gambar 4.2 Handle gergaji tampak belakang (2d)
Gambar 4.3 Handle gergaji Kayu tampak depan (2d)
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Handle Gergaji Kayu
No Dimensi handle gergaji kayu Hasil Rancangan Ukuran 1. Tinggi lubang handle gergaji kayu 10,97 cm 2. Tebal handle gergaji kayu 3,5 cm
Gambar 4.4 Handle gergaji Kayu (3d)
Gambar 4.5 Handle Gergaji Kayu (3d)
commit to user
Gambar 4.7 Gergaji kayu hasil rancangan
Berdasarkan Gambar tersebut, penentuan ukuran ditentukan berdasarkan
pertimbangan dari beberapa data anthropometri telapak tangan pekerja
dan persentil yang digunakan, sehingga handle gergaji yang dirancang
dapat mengakomodasi penggunanya.
4.4 PENENTUAN SPESIFIKASI PRODUK
Spesifikasi produk ditentukan berdasarkan komponen komponen
yang digunakan dalam perancangan handle gergaji . Pemilihan komponen
berdasarkan pengetahuan peneliti tentang material ataupun peralatan,
komponen, selain itu juga melakukan konsultasi dengan pekerja / tukang
kayu atau orang yang lebih memahami mengenai penentuan komponen
tersebut. Komponen yang digunakan dalam penentuan perancangan
handle gergaji kayu meliputi : Komponen utama:
1. Kayu Jati
Kayu jati dipilih karena jenis kayu ini mempunyai keunggulan
dengan jenis kayu yang lain yaitu kuat, gampang dibentuk dan
[image:42.612.131.510.207.481.2]lebih awet.
Gambar 4.8 Kayu jati
2. Sekrup / mur baut
Sekrup / mur baut digunakan untuk menjepit dan mengencangkan
commit to user
Gambar 4.9 Sekrup / mur baut
3. Plat besi
Plat besi digunakan untuk mengeklem atau pembatas antara kayu
dengan sekrup.
Gambar 4.10 Plat besi
4.Karet
Karet digunakan sebagai bahan pelapis pada handle agar handle tidak
terasa licin dan keras .
Gambar 4.11 Karet matras
5.Serlak
[image:43.612.154.507.204.473.2]commit to user
Gambar 4.12 Serlak6.Spirtus
Spirtus digunakan sebagai campuran serlak agar mudah kering dan
gampang tidak terlalu kental.
Gambar 4.13 Spirtus
7.Amplas
Amplas digunakan untuk menghaluskan kayu agak tidak kasar serta
memudahkan dalam pewarnaan.
Gambar 4.14 Amplas
4.4.1 Penentuan Estimasi Biaya Perancangan Handle Gergaji
Estimasi biaya perancangan handle gergaji merupakan biaya yang
[image:44.612.151.512.208.467.2]commit to user
memproduksi produk dan biaya tenaga kerja. Asumsi biaya yang
[image:45.612.131.510.120.307.2]dihitung meliputi biaya material, dan biaya non material.
Tabel 4.10 Estimasi biaya material
NO BAHAN
KEGUNAAAN PADA
HANDLE UKURAN
BIAYA (Rp)
1 Kayu jati Bahan dasar pembuatan handle 16 cm x16 cm 6000
2 Sekrup sebagai penjepit ø 8 mm 3000
3 Karet matras bahan pembungkus handle 30 cm x 20 cm 5000
4 Plat / klem
pembatas antara sekrup dan
kayu 2 buah 1000
5 Serlak pewarna kayu 0,5 ons 1000
6 Spirtus bahan campuran serlak 0,5 liter 3000
7 Lem Perekat Matras 1 Botol kecil 3000
8 Amplas menghaluskan kayu 1 lembar 2000
Total 24000
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian material adalah sebesar Rp 24.000 Biaya non
material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses
permesinan) dan biaya ide & desain. Besarnya biaya non material yang
[image:45.612.153.479.415.499.2]dikeluarkan disajikan dalam Tabel 4.11
Tabel 4.11 Estimasi biaya non material
NO Biaya non material Pengeluaran biaya (Rp)
1 Biaya tenaga kerja 5.000
2 Biaya ide & desain 100.000
TOTAL BIAYA 105.000
Besarnya biaya non material yang diperlukan dalam pembuatan handle
gergaji hasil rancangan adalah sebesar Rp.105.000 Total biaya
keseluruhan yang dikeluarkan untuk membuat handle gergaji ditampilkan
dalam Tabel 4.12
Tabel 4.12 Estimasi biaya perancangan handle gergaji kayu
No Biaya Pengeluaran biaya ( Rp )
1 Biaya material perancangan 24.000
2 Biaya non material 105000
[image:45.612.152.483.634.704.2]commit to user
BAB V
ANALISIS
Analisis dan interpretasi hasil penelitian bertujuan menjelaskan
hasil dari pengolahan data, sehingga hasil penelitian menjadi lebih jelas.
Analisis dalam penelitian ini diuraikan pada sub bab berikut ini.
5.1.ANALISIS PERBANDINGAN HANDLE GERGAJI LAMA DAN
HASIL RANCANGAN
Analisa perbandingan handle gergaji kayu lama dan hasil rancangan bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi pekerja sebelum
dan setelah menggunakan handle hasil rancangan masih berpotensi
menimbulkan keluhan ketidaknyamanan. Setelah pembuatan handle,
maka dilakukan pengujian terhadap handle tersebut dengan digunakan
untuk memotong kayu. Hasil pengujian dari handle hasil rancangan dan
[image:46.612.130.509.193.557.2]handle lama dapat dilihat dalam tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Perbandingan handle gergaji kayu lama dan hasil rancangan
No Model handle
Keluhan
Ketajaman Licin Panas
Kesesuian dimensi
handle
1 Kayu V V V V
2 Plastik V V V ‐
3 kayu berlapis karet V ‐ ‐ ‐
4 Plastik berlapis karet V ‐ ‐ ‐ 5 Handle gergaji rancangan V ‐ ‐ V
Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa handle gergaji kayu yang
terdapat di UD. Sokma Jati masih menimbulkan keluhan
ketidaknyamanan bagi pekerja. Selain panas dan licin, kesesuaian handle
terhadap anthropometri telapak tangan pekerja masih kurang. Penurunan keluhan ketidaknyamanan pada handle gergaji hasil rancangan
dikarenakan dalam perancangan handle ini didasarkan pada keinginan
commit to user
pelu diberi penambahahan pelapis dan untuk menyesuaikan lebar telapak
tangan pekerja digunakan data anthropometri sebagai dasar
pengukurannya.
Penggunaan dimensi anthropometri pada perancangan ini dimaksudkan agar rancangan yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau paling tidak mendekati karakteristik dan kebutuhan penggunanya. Untuk memperoleh data dari dimensi anthropometri tersebut, maka dilakukan pengambilan data anthropometri 10 pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo. Data anthropometri yang digunakan dalam perancangan meliputi : lebar telapak tangan (ltt) untuk menentukan ukuran tinggi lubang handle.
Penentuan tinggi lubang handle menggunakan data lebar telapak
tangan (ltt) persentil ke-95. Penentuan data lebar telapak tangan
menggunakan persentil ke-95 teryata dapat mengakomodasi telapak
tangan pekerja yang paling maksimal, karena jika digunakan ukuran
pekerja yang memiliki telapak tangan kecil, maka orang yang memiliki
ukuran telapak tangan yang maksimal, akan merasa kesulitan
menggunakan handle gergaji.
Penentuan tebal handle gergaji kayu menggunakan ukuran diameter lingkar genggam (dlg) persentil ke-50. Penentuan data diameter
lingkar genggam menggunakan persentil ke-50 agar dapat mencakup
ukuran yang paling banyak. Pekerja memiliki ukuran yang persentil ke-5
bisa dicakup dan pekerja yang mempunyai ukuran persentil-95 dapat
tercakup.
Dari pengujian setelah menggunakan handle gergaji kayu hasil
rancangan dapat diperoleh hasil bahwa keluhan ketidaknyamanan dapat
diminimalisir. Menurunnya keluhan ini karena adanya perubahan
dimensi handle serta penambahan bahan pelapis pada handle hasil rancangan dan desain yang lebih ergonomis sehingga meningkatkan
kenyamanan.
5.2HAL – HAL YANG BELUM DAPAT DIAKOMODASI PADA
commit to user
Handle gergaji kayu hasil rancangan dibuat untuk meminimalkan keluhan pekerja terhadap handle gergaji kayu lama. Hasil rancangan handle
gergaji kayu yang baru didasarkan pada keluhan-keluhan dan data
anthropometri pekerja UD. Sokma Jati. Dalam penelitian ini ukuran yang digunakan sesuai dengan antropometri telapak tangan dan diameter
lingkar genggam pekerja, hal ini dimaksudkan agar handle gergaji kayu
dapat terasa nyaman ketika digunakan. Berdasarkan keluhan pekerja
didapat beberapa variabel alternatif yaitu penambahan karet matras pada
handle dan perbaikan ukuran lubang handle gergaji kayu sesuai dimensi anthropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja.
Namun dalam perancangan tersebut masih terdapat beberapa hal yang
belum dapat diakomodasikan pada handle gergaji kayu hasil rancangan
maka diperlukan pengembangan lanjutan untuk kesempurnaan hasil
rancangan handle gergaji kayu berdasarkan kondisi rancangan dan masukan dari pekerja di UD. Sokma Jati Sukoharjo yaitu:
5.2.1Penambahan Karet Pelapis Handle
Penambahan karet matras sebagai pelapis handle bertujuan untuk
mengurangi efek panas pada telapak tangan serta mengurangi kondisi
licin pada handle gergaji kayu ketika digunakan pekerja saat menggergaji
lama. Adapun jenis bahan pelapis yang digunakan sebagai pembungkus
handle adalah karet matras. Proses pemasangan karet matras pada handle gergaji kayu menggunakan lem kemudian setelah merekat sempurna lalu
karet matras dipotong sesuai pola dan dilakukan penambahan lebar
lubang untuk mengatisipasi penyempitan akibat pemasangan karet
pelapis kemudian dilakukan proses finishing. Pada bagian sisi belakang
handle belum terdapat belum seluruhnya terbungkus oleh pelapis sehingga ketika digunakan dalam menggergaji masih terasa licin di
telapak tangan pekerja, oleh karena itu perlu dilakukan penambahan
bahan pelapis agar fungsi pelapis lebih efektif.
commit to user
Handle gergaji kayu hasil rancangan belum bisa digunakan untuk semua mata gergaji. Hal ini karena pada handle gergaji hasil rancangan
hanya disesuaikan untuk satu model mata gergaji saja yang telah
dilakukan pengukuran sebelumnya. Dalam hal ini tiap-tiap mata gergaji
mempuyai ukuran masing-masing sehingga dalam pemasangan harus
bisa disesuaikan dengan handle hasil rancangan. Oleh karena itu
diharapkan untuk pengembangan berikutnya handle hasil rancangan bisa
disesuaikan untuk beberapa model mata gergaji.
5.2.3Analisis Dimensi Handle Gergaji Kayu
Dimensi handle gergaji kayu hasil rancangan sesuai antropometri telapak tangan dan diameter lingkar genggam pekerja, hal ini bertujuan
untuk mengurangi ketidaknyamanan pekerja karena handle gergaji kayu
yang ada di UD. Sokma Jati saat ini masih menimbulkan keluhan
ketidaknyamanan, antara lain pekerja yang memiliki telapak tangan yang
besar tidak bisa menggunakan handle gergaji yang ukurannya terlalu
sempit. Data anthropometri digunakan pada penentuan tinggi lubang
handle gergaji kayu, menggunakan data antropometri lebar telapak tangan sedangkan untuk menentukan tebal handle gergaji kayu digunakan data
antropometri diameter lingkar genggam. Karena dalam hal
pengembangan rancangan handle ini ukuran dimensi handle bisa
menggunakan bank data anthropometri dan perlu penambahan allowace
agar dalam jangka panjang keluhan ketidaknyamanan telapak besar bisa
dihindari.
5.2.4 Validasi Handle Gergaji Kayu Hasil Rancangan Setelah Diujicobakan
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh sepuluh pekerja di
UD. Sokma Jati, teryata handle hasil rancangan dapat memberikan
commit to user
dapat menurunkan tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja yang
sebelumnya mengalami ketidaknyamanan seperti panas, licin serta
kurang sesuainya ukuran dimensi dari handle jika digunakan bagi pekerja
yang mempunyai telapak tangan besar. Penurunan tingkat keluhan ini
diperoleh berdasarkan hasil uji coba pekerja yang dapat merasakan
perbedaan antara handle gergaji hasil rancangan dan handle lama. Adapun
dalam pengujian ini masih ada kelemahannya yaitu handle gergaji kayu
yang diujikan sesuai apa yang mereka kerjakan saat itu, karena apabila
membandingkan secara langsung akan sulit, karena harus mengontrol apa
yang digergaji saat itu. Sehingga dalam hal ini cara pengujian bisa
digunakan untuk penelitian selanjutnya agar hasil pengujian lebih baik.
5.3ANALISIS BIAYA
commit to user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut,
dijelaskan pada sub bab berikut ini.
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, sebagai beikut:
1. Penelitian ini menghasilkan Handle gergaji kayu yang dapat
menurunkan tingkat keluhan ketidaknyamanan antara lain ukuran
lubang handle terlalu sempit bagi pekerja yang mempunyai telapak tangan besar, panas dan licin pada telapak tangan ketika digunakan
dalam menggergaji.
2. Untuk meminimalkan keluhan panas dan licin pada telapak tangan
pada handle hasil rancangan, maka dilakukan penambahan karet pelapis berupa karet matras lunak yang direkatkan pada handle.
6.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan atau
penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Uji coba lebih lanjut mengenai perbandingan handle-handle gergaji kayu
secara langsung untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
2. Pengembangan rancangan dengan menggunakan anthropometri umum
(bank data anthropometri) dan penerapan allowance untuk
dimensi-dimensi tertentu.
3. Penelitian lebih lanjut tentang jenis, karakteristik dan penempatan