• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI KARBON AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU JATI (Tectona grandis L.f.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb(II) DAN ANALISISNYA MENGGUNAKAN SOLID-PHASE SPECTROPHOTOMETRY (SPS) | Saputro | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 8757 19115 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI KARBON AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU JATI (Tectona grandis L.f.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb(II) DAN ANALISISNYA MENGGUNAKAN SOLID-PHASE SPECTROPHOTOMETRY (SPS) | Saputro | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 8757 19115 2 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

23

APLIKASI KARBON AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU

JATI

(Tectona grandis

L.f.) SEBAGAI ADSORBEN

ION LOGAM Pb(II) DAN ANALISISNYA MENGGUNAKAN

SOLID-PHASE SPECTROPHOTOMETRY

(SPS)

Sulistyo Saputro

*

dan Dina Fitriana

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

*Keperluan Korespondensi, telp: +6281-329196891, email: sulistyo68@yahoo.com

Received: July 22, 2016 Accepted: August 15, 2016 Online Published: August 31, 2016

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan serbuk gergaji kayu jati sebagai adsorben ion logam Pb(II) pada limbah cair simulasi; waktu kontak optimum yang dibutuhkan oleh serbuk gergaji kayu jati untuk mengadsorpsi ion logam Pb(II); dan sensitivitas metode analisis SPS dalam menentukan penurunan kadar ion logam Pb(II) setelah diadsorpsi oleh karbon aktif dari serbuk gergaji kayu jati. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium. Proses karbonisasi serbuk gergaji kayu jati menggunakan muffle furnace pada suhu 900oC selama 30 menit. Arang diaktivasi dengan larutan aktivator H3PO4 10%. Pe-ngontakan adsorben serbuk gergaji kayu jati dengan larutan Pb(II) dilakukan dengan variasi waktu kontak 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 75 menit. Analisis kadar Pb(II) meng-gunakan SPS dan karakterisasi adsorben serbuk gergaji kayu jati mengmeng-gunakan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: serbuk gergaji kayu jati dapat digunakan sebagai adsorben ion logam Pb(II) menggunakan limbah cair simulasi dengan kapasitas adsorpsi sebesar 1,28 µg/g; adsorben serbuk gergaji kayu jati dapat mengadsorpsi 20 mL ion logam Pb(II) dengan waktu kontak optimum 45 menit dengan persentase penyerapan sebesar 62,32%; dan metode SPS merupakan metode analisis yang sensitif untuk menganalisis penurunan kadar ion Pb(II) hasil adsorpsi menggunakan adsorben serbuk gergaji kayu jati dalam tingkat µg/L ditandai dengan

Limit of Detection (LOD) atau batas deteksi sebesar 0,21 µg/L.

Kata Kunci: adsorben, serbuk gergaji kayu jati, ion Pb(II), solid-phase spectrophotometry (SPS)

ABSTRACT

This study aims to determine: the use of teak sawdust as adsorbent metal ions Pb (II) on a simulated liquid waste; the optimum contact time required by teak sawdust to adsorb metal ions Pb (II); and the sensitivity of SPS analytical methods in determining decreasing levels of ions Pb (II) concentration after adsorbed by activated carbon from sawdust teak. This study was conducted using laboratory experiments. Carbonization process teak sawdust was carried out using a muffle furnace at a temperature of 900oC for 30 minutes. Charcoal was activated using an activator solution of H3PO4 10%. Contacting time of the adsorbent teak sawdust with a

solution of Pb (II) was varied of 15 minutes, 30 minutes, 45 minutes, 60 minutes and 75 minutes. Analysis of ions Pb (II) concentration was performed by SPS and adsorbent characterization of the teak sawdust by FTIR. The results showed that: teak sawdust can be used as adsorbent of metal ions Pb (II) which is simulated by wastewater and has adsorption capacity of 1.28 ug/g; adsorbent teak sawdust can adsorb 20 mL metal ions Pb (II) with optimum contact time of 45 minutes and has the absorption percentage of 62.32%; and SPS method can be used for analysis of concentration decreasing levels of Pb (II) ion, after it was absorbed by teak sawdust, with highly sensitivity and has the limit of detection (LOD) of 0.21 ug/L

(2)

24

Saputro an FItriana, Aplikasi Karbon Aktif

PENDAHULUAN

Globalisasi telah membawa

pembaharuan yang sangat cepat dalam

perkembangan ekonomi, ilmu

penge-tahuan, dan teknologi. Salah satu dampak

yang dirasakan adalah semakin pesatnya

perkembangan sektor industri. Penggunaan

bahan-bahan kimia dalam kegiatan industri

dapat menjadi permasalahan serius apabila

tidak ditangani dengan baik, karena limbah

yang dihasilkan mengandung Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3). Limbah B3

baik secara langsung maupun tidak

langsung dapat merusak dan

mem-bahayakan lingkungan, kesehatan, serta

kelangsungan hidup manusia atau makhluk

hidup lain [1]. Berkaitan dengan hal

tersebut, pencemaran air menjadi salah

satu pembahasan yang tak lepas dari

berkembangnya kegiatan perindustrian di

Indonesia.

Salah satu indikator yang digunakan

untuk mendeteksi pencemaran air adalah

cemaran logam berat di dalamnya. Logam

berat merupakan logam yang memiliki

densitas lebih dari 5 gr/cm3dan sejumlah

konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan

berbahaya [2]. Adanya logam berat di

perairan berbahaya baik secara langsung

terhadap kehidupan organisme maupun

efeknya secara tidak langsung terhadap

kesehatan manusia, hal ini karena sifat

logam berat yang sulit didegradasi dan

dapat terakumulasi dalam organisme

termasuk kerang dan ikan sehingga

membahayakan manusia yang

mengkonsumsinya.

Timbal (Pb) adalah salah satu logam

berat yang sangat berbahaya. Penggunaan

Pb terbesar adalah dalam industri baterai,

kendaraan bermotor seperti timbal metalik,

pada cat dan pestisida. Tingkat maksimun

kandungan Pb yang diperbolehkan di

perairan adalah 0,03 mg/L [3].

Penentuan konsentrasi timbal dalam

air sangat penting sekalipun dalam

konsentrasi sangat kecil, karena apabila air

yang tercemar timbal tersebut dikonsumsi

oleh manusia, maka akan terjadi

penyerapan timbal dalam jaringan tubuh.

Dampak keracunan timbal antara lain

menyebabkan gangguan neurologi

(susunan syaraf), gangguan terhadap

fungsi ginjal, sistem reproduksi, sistem

hemopoitik, dan sistem syaraf [4].Dengan

demikian, untuk mengetahui cemaran Pb(II)

dalam air pada konsentrasi yang sangat

kecil, maka diperlukan instrumen dengan

sensitivitas yang tinggi, yaitu solid-phase

spectrophotometry (SPS)

SPS adalah salah satu metode

analisis yang menggunakan

spektro-fotometer sinar UV-vis dan didasarkan

pada pengukuran spektrofotometri

langsung dari fase padat yang telah

menyerap komponen sampel. Keunggulan

dari metode analisis ini dibandingkan

dengan metode lain adalah operasi yang

sederhana, sensitivitas dan ketelitian yang

tinggi, yaitu mencapai levelpart per billion

(ppb), sehingga dapat mendeteksi ion

logam terlarut dalam konsentrasi yang

sangat kecil [5]. Hal ini dibuktikan oleh

penelitian sebelumnya tentang penentuan

Cr(VI) pada air alam dengan analisis SPS

diperoleh Limit of Detection (LOD) yaitu

sebesar 0,014 µg/dm3 [6].

Berbagai metode dikembangkan

untuk mengurangi kadar logam berat dalam

(3)

Adsorben yang sering digunakan dalam

proses adsorpsi ialah padatan berpori

seperti zeolit, silika gel, dan karbon aktif.

Indonesia merupakan salah satu

Negara produsen hasil hutan yang cukup

besar, salah satunya yaitu kayu

jati.Komponen penyusun dari kayu jati

adalah 60%, lignin 28% dan zat lain

(termasuk zat gula) 12% [7].Industri

penggergajian kayu menghasilkan limbah

berupa serbuk gergaji sebesar 10,6%,

sebetan 25,9% dan potongan 14,3%

dengan total limbah sebesar 50,8% [8].

Pada umumnya, limbah serbuk gergaji ini

belum dimanfaatkan secara optimal oleh

masyarakat, hanya untuk bahan bakar

boiler, bahan bakar industri batu bata, atau

hanya dibakar dan bahkan dibuang

saja.Pemanfaatan serbuk gergaji kayu

sebagai bahan baku pada pembuatan

arang aktif merupakan salah satu

alternatifuntuk mengurangi volume limbah.

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian aplikasi karbon aktif

dari serbuk gergaji kayu jati (Tectona

grandis L.f) sebagai adsorben ion logam

Pb(II) dengan analisis SPS.

METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah satu unit

spektrofotometer sinar UV-vis K-MAC

Lab.Junior, spektrofotometer FTIR

Shimadzu, muffle furnace, labu ukur, gelas

beker, erlenmeyer, gelas ukur, pipet

volume, aliquotting device yang dirangkai

menggunakan syringe, pipet tetes, corong

kaca, pengaduk kaca, kaca arloji, neraca

analitik, magnetic stirrer, timer, oven,

ayakan 80 mesh, kertas saring Whattman,

eksikator, mortar dan alu. Bahan-bahan

yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu

jati, larutan induk Pb(NO3)2 1000 mg/L

(E.Merck), larutan pengompleks ditizon

(E.Merck), resin Muromac AG 50W-X2 H+

Serbuk gergaji kayu jati dibersihkan

dari pengotor dan dicuci dengan akuades,

kemudian dikeringkan dalam oven dengan

suhu 110oC. Kemudian dipanaskan dalam

muffle furnace dengan suhu 900oC selama

30 menit. Hasil arang diayak dengan

ukuran 80 mesh.

b. Pengaktifan Adsorben dari Serbuk

Gergaji Kayu Jati

Adsorben dimasukkan ke dalam

gelas beker 250 mL yang telah diisi 20 mL

larutan H3PO4 10%, kemudian direndam

selama 24 jam pada suhu kamar. Saring

dan bilas residu dengan akuades hingga

filtrat netral, lalu dikeringkan dalam oven

dengan suhu 110oC selama 24 jam. Uji

adsorben sebelum dan sesudah aktivasi

dengan FTIR.

c. Persiapan Resin

Resin dilarutkan dalam sejumlah

akuades dan didiamkan beberapa saat

hingga resin menjadi lebih mengembang.

d. Pembuatan Larutan Pengompleks

Ditizon

Sebanyak 2 mg ditizon dilarutkan

(4)

26

Saputro an FItriana, Aplikasi Karbon Aktif

e. Prosedur Penentuan Kurva Kalibrasi

Pb(II)

Larutan standar Pb(II) 0 μg/L, 20

μg/L, 40 μg/L, dan 80 μg/L diambil masing-masing 20 mL, kemudian ditambahkan

dengan 1 mL larutan ditizon dan 0,06 mL

resin lalu distirrer selama 20 menit dan

dianalisis menggunakan spektrofotometer

UV-vis dengan panjang gelombang 485 nm

dan 615 nm. Kemudian diambil selisih

absorbansi dari kedua panjang gelombang

tersebut yaitu ∆A = A 485nm – A 615nm ,

dimana ∆A akan dibuat kurva standar Pb(II)

(∆A vs konsentrasi).

f. Prosedur Penentuan Spesi Pb(II)

dalam Limbah Cair Simulasi

Sebanyak 20 mL larutan limbah cair

simulasi ditambahkan dengan 1 mL larutan

ditizon dan 0,06 mL resin lalu distirrer

selama 20 menit dan dianalisis

menggunakan spektrofotometer UV-vis

dengan panjang gelombang 485 nm dan

615 nm. Dimana ∆A yang diperoleh akan

disubstitusikan ke dalam persamaan kurva

standar Pb(II) sehingga spesi Pb(II) dalam

limbah cair simulasi dapat diketahui.

g. Penentuan Waktu Kontak Optimum

Larutan limbah cair simulasi

dimasukkan ke dalam lima erlenmeyer

sebanyak masing-masing 10 mL, kemudian

dimasukkan 0,5 gram adsorben lalu distirrer

dengan variasi waktu 15 menit, 30 menit,

45 menit, 60 menit, dan 75 menit.

Campuran disaring lalu filtrat yang

diperoleh ditambah 1 mL larutan ditizon dan

0,06 mL resindan distirrer selama 20 menit

lalu dianalisis dengan spektrofotometer

UV-vis dengan panjang gelombang 485 nm dan

615 nm.

h. Penentuan Limit of Detection (LOD)

atau Batas Deteksi

Larutan blangko (akuades)

ditambahkan 1 mL larutan ditizon dan 0,06

mL resin lalu distirrer selama 20 menit dan

dianalisis dengan spektrofotometer UV-vis

dengan panjang gelombang 485 nm dan

615 nm. Penentuan Relative Standar

Deviation (RSD) dilakukan untuk

menentukan batas deteksi dengan rumus

LOD = 3 RSD. Hasil penentuan LOD dapat

dilihat dalam Tabel 1.

.

(5)

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pembuatan Adsorben Karbon Aktif

dari Serbuk Gergaji Kayu Jati

Pembuatan adsorben terdiri dari tiga

tahap, antara lain tahap dehidrasi yaitu

penghilangan pengotor pada serbuk gergaji

kayu jati, karbonisasi yang merupakan

tahap pemecahan bahan organik menjadi

karbon dengan pemanasan pada 900oC

selama 30 menit. Arang yang dihasilkan

berwarna hitam dan bertekstur agak kasar

lalu diayak dengan ukuran 80 mesh.

Tahap selanjutnya adalah aktivasi,

yaitu perendaman adsorben dengan larutan

aktivator H3PO4 10% selama 24 jam. Untuk

mengetahui struktur dan gugus fungsi

adsorben sebelum aktivasi, setelah

aktivasi, dan setelah pengontakkan dengan

limbah cair simulasi yang mengandung

Pb(II) dilakukan karakterisasi dengan FTIR

(Gambar 1).

(a)

(b)

(c)

(6)

28

Saputro an FItriana, Aplikasi Karbon Aktif

2. Penentuan Kurva Standar Pb(II)

Gambar 2. Kurva Standar Pb(II)

Dari grafik kurva standar (Gambar 2)

tersebut, diperoleh persamaan y = 0,005x

+ 0.018, dimana y adalah ∆A dan x adalah

konsentrasi. Persamaan tersebut yang

digunakan untuk menentukan konsentrasi

timbal (Pb) yang terkandung dalam limbah

merupakan rata rata pengukuran dari

sejumlah sampel yang datanya disajikan

dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Absorbansi sampel Pb(II) dalam Limbah Cair Simualsi

4. Penentuan Waktu Kontak Optimum

Gambar 3 adalah hasil penentuan

waktu kontak optimum.

Gambar 3. Penentuan Waktu Kontak Optimum dalam Penurunan Kadar Pb(II)

5. Penentuan LOD atau Batas Deteksi

Tabel 2 adalah hasil peenentuan

LOD.

Tabel 2. Penentuan LOD

(7)

Konsen-B. Pembahasan

1. Pembuatan Adsorben Karbon Aktif

dari Serbuk Gergaji Kayu Jati

Serbuk gergaji kayu jati merupakan

limbah hasil penggergajian kayu yang

memiliki kandungan selulosa sebesar 60%

dimana memiliki potensi yang cukup besar

untuk dijadikan adsorben. Sebelum serbuk

gergaji digunakan sebagai adsorben, harus

dikonversi terlebih dahulu menjadi arang

melalui proses karbonisasi, yaitu proses

pemecahan bahan-bahan organik menjadi

karbon. Proses ini dilakukan menggunakan

alat muffle furnace.

Serbuk gergaji yang telah bersih dan

kering lalu dimasukkan ke dalam kurs

porselin untuk selanjutnya dipanaskan

dalam muffle furnace sehingga terbentuk

arang. Pada penelitian ini, digunakan suhu

900oC dan pemanasan dilakukan selama

30 menit. Dari tahap ini didapatkan arang

dari serbuk gergaji kayu jati yang berwarna

hitam. Pemanasan dengan alat muffle

furnace ini bertujuan untuk menghilangkan

kadar air (H2O) dalam serbuk gergaji

dengan menguapkannya menjadi gas CO2.

Arang hasil karbonisasi ini diayak dengan

ukuran 80 mesh. Hasil dari pengayakan

adalah arang yang bertekstur lebih halus

dan ukuran arang yang seragam

(homogen). Salah satu faktor yang

mempengaruhi daya serap adsorpsi adalah

ukuran partikel adsorben (struktur pori).

Semakin kecil pori-pori arang akan

mengakibatkan luas permukaan semakin

bertambah, sehingga ion-ion akan lebih

banyak terserap dan efektivitas adsorpsi

semakin meningkat.

Tahap selanjutnya yaitu aktivasi

arang hasil karbonisasi, yaitu dengan

merendam arang dengan larutan H3PO4

10% selama 24 jam pada suhu kamar.

Tujuan dari proses pengaktifan arang

adalah membuka pori-pori arang sehingga

menjadi lebih luas.

Hasil perendaman adsorben dengan

larutan aktivator kemudian disaring dengan

kertas saring Whattman sehingga terbentuk

filtrat dan residu. Residu yang dihasilkan

kemudian dibilas dengan akuades sampai

pH netral. Pengujian dilakukan dengan

indikator universal. Selanjutnya

mengeringkan dalam oven dengan suhu

110oC. Hasil karbon aktif dari serbuk

gergaji kayu jati yaitu karbon aktif berwarna

hitam dan halus yang kemudian akan

dipakai sebagai adsorben ion logam Pb(II).

2. Penentuan Kadar Pb(II) dalam

Limbah Cair Simulasi dengan

Analisis SPS

SPS merupakan metode analisis

yang didasarkan pada pengukuran

langsung sampel dari penyerapan cahaya

oleh fasa resin penukar ion yang telah

menyerap spesi sampel dalam bentuk

kompleks. Metode ini dapat menentukan

kadar suatu mineral runutan dalam air alam

sampai kadar mikrogram/L [6].

Prinsip dasar dari analisis dengan

SPS ini adalah penentuan konsentrasi

suatu sampel dalam eksperimen dimana

sampel ditambah dengan colouring agent

yang akan menjadi senyawa kompleks

berwarna dan kemudian ditambah resin

yang akan mengabsorb sampel tersebut ke

dalamnya sehingga menjadi fase padat [6].

Pada penelitian ini, digunakan larutan

ditizon sebagai pengompleks larutan Pb(II)

(8)

30

Saputro an FItriana, Aplikasi Karbon Aktif

dalam bentuk kompleks ini yang diabsorb

oleh resin penukar kation Muromac dan

dilanjutkan dengan analisis menggunakan

SPS.

Penentuan konsentrasi Pb(II) dalam

limbah cair simulasi dilakukan dengan

membuat kurva kalibrasi dari larutan

standar Pb(II) pada berbagai konsentrasi,

diantaranya yaitu larutan Pb(II) 0 μg/L, 20

μg/L, 40 μg/L, dan 80 μg/L. Berdasarkan kurva standar diperoleh suatu persamaan

yaitu y = 0,005x + 0,018, dimana y adalah

∆A dan x adalah konsentrasi. Persamaan

tersebut digunakan untuk menentukan

konsentrasi Pb(II) yang terkandung dalam

limbah cair simulasi dengan cara

mensubstitusikan ∆A yang diperoleh ke

dalam persamaan kurva standar Pb(II)

sehingga spesi Pb(II) dalam limbah cair

simulasi dapat diketahui. Dari hasil analisis

diperoleh bahwa konsentrasi Pb(II) yang

terdapat dalam limbah cair simulasi adalah

51,27 µg/L.

3. Adsorpsi Ion Logam Pb(II)

Dalam penelitian ini, adsorben

yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu

jati, sedangkan sebagai adsorbatnya yaitu

ion logam Pb(II) dalam larutan standar Pb.

Secara kimia, disebabkan oleh

adanya gugus Si-O-Si dan Si-OH dalam

adsorben. Adanya gugus –OH tersebut

memungkinkan terjadinya penjerapan ion

logam oleh adsorben melalui pertukaran

ion.

Mekanisme pertukaran ion yang

disajikan pada Gambar 4. M2+ adalah ion

logam, -OH adalah gugus hidroksil, dan Y

adalah matriks tempat gugus –OH terikat

[10].

Gambar 4. Mekanisme Pertukaran Ion

4. Penentuan Waktu Kontak Optimum

dalam Penurunan Kadar Ion Logam

Pb(II)

Penentuan waktu kontak optimum ini

dilakukan untuk mengetahui waktu yang

diperlukan adsorben untuk menyerap ion

logam dalam kondisi yang optimal (daya

serap optimal).Penentuan waktu kontak

optimum dilakukan dengan mengontakkan

limbah cair simulasi dengan adsorben

serbuk gergaji kayu jati.

Dalam penelitian ini, digunakan

variasi waktu kontak yaitu 15, 30, 45, 60,

dan 75 menit dan pengadukan

menggunakan stirrer.

Berdasarkan percobaan, diperoleh

hasil bahwa konsentrasi Pb(II) yang

terserap dari menit ke-15 sampai ke-45

cenderung meningkat, tetapi pada menit

ke-60 mengalami penurunan. Hal ini

menunjukkan pada waktu kontak menit

ke-45, kontak antara adsorben serbuk gergaji

kayu jati dan larutan Pb(II) sebagai

adsorbat telah mengalami kesetimbangan.

Pada waktu kontak 45 menit, kapasitas

adsorpsi dan persentase penyerapan

adsorpsi cenderung konstan, karena

seluruh permukaan adsorben

mengad-sorpsi ion Pb(II). Namun setelah waktu

kontak ditingkatkan, kapasitas adsorpsi dan

persentase penyerapan adsorpsi menurun,

hal ini karena terjadi proses desorpsi

(9)

Dari hasil analisis, diperoleh bahwa

waktu kontak optimal dari adsorben untuk

menyerap ion logam Pb(II) yaitu pada menit

ke-45. Pada waktu kontak 45 menit

tersebut dapat menurunkan konsentrasi

Pb(II) sebesar 31,95µg/L, dengan

persen-tase penyerapan sebesar 62,32%.

Adsorben serbuk gergaji kayu jati

dapat digunakan sebagai adsorben ion

logam Pb(II) dengan kapasitas adsorpsi

sebesar 1,28 µg/g.

5. Analisis Spektra FTIR

Hasil uji FTIR pada adsorben

sebelum aktivasi diperoleh hasil bahwa

terdapat gugus –OH dari Si-OH, Si-O dari

SiOH (silanol), SiO dari SiOSi, CH,

-CH2-, -CH3, dan C=O aromatis jenis ester

dan amida. Pada adsorben setelah aktivasi,

terjadi pergeseran bilangan gelombang

namun gugus yang ditunjukkan tidak jauh

berbeda hanya tidak muncul serapan untuk

C=O jenis amida.

Sedangkan uji FTIR pada

adsorben setelah pengontakkan, diperoleh

hasil bahwa terdapat gugus –OH, Si-O, dan

-CH2-.

Adanya pergeseran bilangan

gelombang pada gugus-gugus tersebut

menunjukkan bahwa gugus-gugus tersebut

berperan dalam proses adsorpsi ion Pb(II)

oleh adsorben serbuk gergaji kayu jati.

Selain itu, perbedaan spektra inframerah

antara setelah aktivasi dan setelah

pengontakkan adalah hilangnya serapan

untuk vibrasi alkana dan hilangnya gugus

metil, ester, dan amida pada spektra

inframerah adsorben setelah pengontakkan

dengan logam Pb(II).

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan

diperoleh kesimpulan bahwa serbuk gergaji

kayu jati dapat digunakan sebagai

adsorben ion logam Pb(II) menggunakan

limbah cair simulasi dengan kapasitas

adsorpsi sebesar 1,28 µg/g.

Adsorben serbuk gergaji kayu jati

dapat mengadsorpsi 20 mL ion logam Pb(II)

dengan waktu kontak optimum 45 menit

dengan persentase penyerapan sebesar

62,32%.

Metode SPS merupakan metode

analisis yang sensitif untuk menganalisis

penurunan kadar ion Pb(II) hasil adsorpsi

adsorben serbuk gergaji kayu jati dalam

tingkat µg/L ditandai dengan LOD atau

batas deteksi sebesar 0,21 µg/L.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Peraturan Pemerintah RI No.101 Tahun 2014. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta.

[2] Darmono. (2001). Lingkungan Hidup

dan Pencemaran (Hubungannya

dengan Toksikologi Senyawa Logam).

Jakarta: UI Press.

[3] Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.

[4] Sudarmaji, Mokono, J., dan I.P, Corie. (2006). Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya terhadap Kesehatan.

Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2(2). hal 129-142. Universitas Airlangga, Surabaya

(10)

32

Saputro an FItriana, Aplikasi Karbon Aktif

Analysis of Trace Elements in Natural Water. Analytical Sciences. (29): 677-680.

[6] Saputro, S., dkk (2009). Improved Solid-phase Spectrophotometry for the Microdetermination of Chromium(VI) in Natural Water. Analytical Sciences. (25): 1445- 1450.

[7] Baharudin, dkk. (2005). Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona grandis L) yang Direndam dalam Air Dingin sebagai Media Tumbuh Jamur Tiram (Pleorotus communicipae).

Jurnal Perrenial, 2(1): 1-5.

[8] Sudarja dan Caroko, N. (2012). Kaji Eksperimental Efektifitas Penyerapan Limbah Cair Industri Batik Taman Sari Yogyakarta menggunakan Arang Aktif Mesh 80 dari Limbah Gergaji Kayu Jati. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 14(1), 50-58.

[9] Shehla, G., Vogel. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Ke Lima (Bagian I). Terj. Setiono, L. dan Pudjaatmaka, A.H. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

[10] Sheha, R dan Someda, H. (2007).

New Research on Hazardous

Gambar

Tabel 1. Penentuan LOD (Batas Deteksi)
Gambar 1. Spektra FTIR Serbuk Gergaji Kayu Jati. (a), Sebelum aktivasi; (b) Setelah Aktivasi;                   (c) Setelah Pengontakkan
Gambar 2. Kurva Standar Pb(II)
Gambar 4. Mekanisme Pertukaran Ion

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA SERBUK GERGAJI KAYU JATI (Tectona grandis L) DENGAN PENAMBAHAN SEKAM PADI

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh dari penambahan serbuk gergaji kayu jati pada mortar semen terhadap kuat tekan, kuat tarik belah, dan

Hasil sidik ragam menunjukkan perlakuan perendaman serbuk gergaji kayu jati yang digunakan sebagai media berpengaruh nyata terhadap banyaknya badan buah yang terbentuk,

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini digunakan serbuk gergaji kayu jati sebagai adsorben menggunakan EDTA sebagai aktivator dengan uji parameter

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan yaitu untukmenganalisis komponen kimia lainnya padaasap cair dari serbuk gergaji kayu jati

dapat diketahui bahwa penyerapan ion Pb(II) dengan adsorben serbuk gergaji kayu damar laut ( Shorea sp ) dan merbau ( Intsia sp ) paling besar terjadi pada waktu

Hasil sidik ragam menunjukkan perlakuan perendaman serbuk gergaji kayu jati yang digunakan sebagai media berpengaruh nyata terhadap banyaknya badan buah yang terbentuk,

Untuk mempelajari daya jerap dan kinetika adsorpsi logam Cu (II) dengan serbuk gergaji terasetilasi pada proses continue, dilakukan variasi tinggi unggun adsorben yaitu : 10 ;