1 BAB V PENUTUP A."Kesimpulan
1. Peraturan mengenai larangan kepemilikan tanah pertanian secara
absentee di ciptakan untuk melindungi dan mensejahterakan
masyarakat. Namun melihat kondisi pada saat ini, peraturan tersebut
sudah tidak sesuai lagi diterapkan melihat perkembangan alat
transportasi dan teknologi komunikasi yang mendukung pengolahan
tanah tetap produktif walaupun letak tanah berada diluar kecamatan
tempat tinggal pemilik. Serta dilihat dari sisi hak perseorangan atas
tanah, peraturan mengenai larangan absentee ini sejatinya telah
merampas hak seseorang atas atas tersebut
2. Kepemilikan tanah pertanian secara absentee di Kabupaten
Temanggung dan Kabupaten Banyumas di pengaruhi oleh 9 (sembilan)
faktor, yaitu:
a. Pindah tempat tinggal
b. Pewarisan.
c. Jual-beli.
d. Kemampuan ekonomi.
e. Investasi.
f. Kemudahan yang diberikan oleh aparat desa.
g. Adanya kepedulian kepada saudara di desa.
2 i. Kemudahan alat transportasi.
3. Redefinisi perlu mengingat kepemilikian tanah pertanian secara
absentee pada saat ini sudah banyak ditemukan khususnya di
Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Banyumas, serta terjadinya
perubahan filosofi dibuatnya larangan tersebut. Dimana dulu filosofi
dibuatnya larangan itu adalah agar tanah dapat dikelola secara
produktif oleh pemiliknya, sedangkan saat ini dengan berkembangnya
alat transportasi dan sarana infrasruktur yang memadai, jarak antara
pemilik dan tanahnya tidak menjadi masalah untuk mengolah tanahnya
3 B."Saran
Bagi memilik tanah pertanian secara absentee bisa melakukan yudicial
review ke Mahkamah Konstitusi untuk mempertahankan hak milik atas
tanahnya. Karena peraturan mengenai tanah absentee ini sejatinya telah
melanggar hak perseorangan atas tanah miliknya. Dimana peraturan
mengenai larangan tanah absentee ini bertentangan dengan UUD 1945