• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA

KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kimia

Oleh

Dhini Annisa Rahmasari Kanto 1102288

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA

KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Oleh

Dhini Annisa Rahmasari Kanto 1102288

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kimia

© Dhini Annisa Rahmasari Kanto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DHINI ANNISA RAHMASARI KANTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA

KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Asep Suryatna, M. Si. NIP. 196212091987031002

Pembimbing II

Dr. Wawan Wahyu, S. Pd., M. Pd. NIP. 197111201998021001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kimia

(4)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Praktikum (LKP) kelarutan dan hasil kali kelarutan berbasis inkuiri terbimbing pada konteks pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida. LKP diuji keterlaksanaannya, dinilai oleh pendidik, dan diuji respon peserta didik terhadap LKP tersebut. Langkah-langkah penelitian terdiri dari studi pendahuluan dan pengembangan model (uji coba terbatas). Sumber data penelitian ini adalah buku kimia, pendidik yang berasal dari SMA dan perguruan tinggi, serta peserta didik kelas XI salah satu SMA di Kabupaten Bandung Barat. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari pedoman wawancara, lembar analisis karakteristik LKP, rancangan optimasi pemilihan bahan, lembar observasi keterlaksanaan, pedoman penilaian jawaban, lembar penilaian pendidik, dan angket respon peserta didik. Hasil penelitian pada tahap studi pendahuluan menunjukkan bahwa karakteristik LKP yang digunakan di SMA belum berbasis inkuiri. Berdasarkan hasil optimasi, konsentrasi yang optimum untuk larutan tembaga sulfat dan larutan natrium hidroksida adalah 0,1 M dan 1×10-9 M. Hasil uji coba terbatas menunjukkan bahwa keterlaksanaan tahapan inkuiri dalam LKP sangat baik (93%) dan jawaban peserta didik dalam LKP sangat baik (82,26%). Penilaian pendidik terhadap LKP sangat baik, ditinjau dari segi kesesuaian dengan konsep (85,21%), ketepatan tata bahasa (81,47%), serta ketepatan tata letak dan perwajahannya (78,34%). Adapun respon peserta didik terhadap LKP sangat baik ditinjau dari aspek kemudahan (80,42%) dan ketertarikan (84,03%) terhadap LKP tersebut.

Kata kunci: inkuiri terbimbing, lembar kerja praktikum, hasil kali kelarutan, fungisida tembaga (II) hidroksida.

(5)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

ABSTRACT

This study aims to develop guided inquiry-based lab worksheet on copper (II) hydroxide fungicide making in solubility product learning. The worksheet is feasibillity tested and assessed by educators. Students’ responses on the worksheet are also tested. Research steps consist of preliminary studies (field survey, literacy studies, and development preliminary form of product) and preliminary field testing. Data sources in this study were chemistry textbooks and worksheets, chemistry educators from high schools and university, and 11th grade high school students in Kabupaten Bandung Barat. The instruments used are interview guidelines, analysis sheet of worksheet characteristic,

feasibility observation sheets, students’ answer assessment guidelines, assessment sheets for educators, and students’ response questionnaire. The results from preliminary studies showed that the worksheets commonly used in high school aren’t based on inquiry. Lab activities on copper (II) hidroxide making used 0,1 M and 1×10-9 M copper sulfate solution and 0,1 M and 1×10-9 M sodium hydroxide solution. The results from preliminary field testing showed that the feasibility of inquiry steps on the worksheet is

very good (93%) and the students’ answer are very good (82,26%) as well. Educators

assessment showed that the worksheet is very well developed, based on the suitability of the concept (85,21%), the accuracy of grammar (81,47%), and the accuracy of layout and typographical arrangement (78,34%). And the students’ response on the worksheet is very good, based on the difficulties (80,42%) and their interest (84,03%) of the worksheet.

(6)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Istilah ... 5

G. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Inkuiri Terbimbing ... 7

B. Metode Praktikum ... 9

C. Lembar Kerja ... 10

D. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, serta Hubungannya dengan Fungisida Tembaga (II) Hidroksida ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Metode Penelitian ... 16

B. Sumber Data ... 16

C. Alur Penelitian ... 18

D. Prosedur Penelitian ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 21

(7)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

BAB IV PEMBAHASAN ... 29

A. Tahap Studi Pendahuluan ... 29

1. Karakteristik LKP yang Digunakan di SMA Pada Saat Ini ... 29

a. Survei Lapangan ... 29

b. Studi Kepustakaan ... 31

2. Penyusunan Produk Awal ... 39

a. Hasil Optimasi Pemilihan Bahan Pada Praktikum Pembuatan Fungisida Tembaga (II) Hidroksida ... 39

b. Penyusunan LKP ... 41

B. Tahap Pengembangan Model ... 44

1. Keterlaksanaan LKP ... 44

2. Penilaian Pendidik terhadap LKP ... 52

3. Respon Peserta Didik terhadap LKP ... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 68

(8)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hingga saat ini, pembelajaran inkuiri telah menunjukkan berbagai perannya bagi peningkatan kompetensi peserta didik di sekolah. Terbukti melalui penelitian Wahyudi dan Supardi (2013, hlm. 62-65), model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu, penelitian Hofstein, Shore, dan Kipnis (2004, hlm. 47-62) membuktikan bahwa pembelajaran inkuiri di laboratorium dapat membangun pemahaman peserta didik dan meningkatkan kompetensi tertentu, seperti mengajukan pertanyaan dan membuat hipotesis. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Rahayu (2012, hlm. 2), yakni penerapan inkuiri terbimbing, yang merupakan salah satu bentuk model pembelajaran inkuiri, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Jika ditinjau dari segi langkah pembelajarannya, model inkuiri terbimbing ini sesuai dengan pendekatan saintifik yang diusung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Proses pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing meliputi langkah-langkah orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan (Suyanti, 2010, hlm. 46-47). Adapun pendekatan saintifik memuat serangkaian aktivitas yang meliputi mengamati, merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah data, memformulasi, dan menguji hipotesis (Kemendikbud, 2014, hlm. 31).

Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing juga berkaitan erat dengan karakteristik ilmu kimia. Hal ini didasarkan pada pemaparan Petrucci (2011, hlm. 2), yakni pengetahuan kimia terdahulu ditemukan dengan serangkaian proses trial

and error yang dilakukan oleh para ilmuwan melalui proses ilmiah. Proses ilmiah

tersebut meliputi langkah-langkah membuat pertanyaan, mendesain eksperimen yang tepat untuk menjawab pertanyaan, dan merumuskan penjelasan terhadap hasil yang telah ditemukan.

(9)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

(10)

3

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuannya melalui kerja ilmiah. Peserta didik dapat merancang dan melakukan praktikum, serta mengevaluasi hasil praktikum yang diperoleh. Penelitian Mandler juga menunjukkan bahwa praktikum dengan model inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan untuk menjawab suatu permasalahan.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran dengan metode praktikum yang didasarkan pada model inkuiri terbimbing, dibutuhkan adanya lembar kerja praktikum, yang selanjutnya disingkat LKP, yang dapat menuntun peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Johnstone dan Shuaili (2001, hlm. 45) memaparkan bahwa LKP berbasis inkuiri terbimbing dapat membantu peserta didik untuk membangun proses berpikirnya, melalui proses merumuskan masalah, membuat hipotesis, menjelaskan, mengkritisi, mengolah data, menemukan, dan mengevaluasi. Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan LKP berbasis inkuiri terbimbing telah dilakukan pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan. (Zahara, 2013; Sari, 2014).

Akan tetapi, pengembangan LKP tersebut masih diterapkan pada praktikum-praktikum yang berbasis laboratorium. Artinya, praktikum-praktikum yang dilakukan masih menggunakan alat, bahan, serta metode yang biasa digunakan di laboratorium. Selain itu, prosedur praktikum yang digunakan tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Sedangkan, penelitian Mandler dkk. (2014, hlm. 495) menunjukkan bahwa praktikum yang didasarkan pada aspek kontekstual dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menggunakan hasil pekerjaan di laboratorium dalam konteks kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Komalasari (2010, hlm. 6) bahwa pembelajaran kontekstual dapat mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, keberadaan LKP yang didasarkan pada konteks kehidupan sehari-hari sangat diperlukan.

(11)

4

fungisida tembaga (II) hidroksida dapat dilakukan dengan mencampurkan larutan tembaga sulfat dengan larutan natrium hidroksida (Gonzalez, 1983, hlm. 1). Pada konsentrasi tertentu, pencampuran larutan tembaga sulfat dengan larutan natrium hidroksida tersebut dapat menghasilkan endapan tembaga (II) hidroksida yang berwarna biru. Proses ini didasarkan pada prinsip hubungan hasil kali kelarutan dan pengendapan. Oleh karena itu, proses pembuatan fungsida tembaga (II) hidroksida ini dapat digunakan sebagai praktikum yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari untuk topik kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Pengembangan Lembar Kerja Praktikum (LKP) Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Konteks Pembuatan Fungisida

Tembaga (II) Hidroksida”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah utama dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan berbasis inkuiri terbimbing pada konteks pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida?”.

Untuk proses penelitian yang lebih terarah, peneliti merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana karakteristik LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan yang digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada saat ini?

2. Bagaimana kondisi optimum penggunaan bahan pada praktikum pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida?

3. Bagaimana keterlaksanaan LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan pada penelitian ini?

4. Bagaimana penilaian pendidik terhadap LKP yang dikembangkan pada penelitian ini?

(12)

5

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini, maka permasalahan dibatasi pada hal-hal berikut.

1. LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan pada penelitian ini dibatasi pada subtopik hubungan hasil kali kelarutan dan pengendapan. 2. Pengembangan LKP pada penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap

pengembangan model, yaitu sampai langkah uji coba secara terbatas, dan tidak diteliti pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi tertentu.

3. Analisis karakteristik LKP dibatasi pada SMA-SMA yang ada di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. LKP yang dianalisis berupa arahan kegiatan praktikum yang terdapat dalam buku non elektronik, buku sekolah elektronik, dan lembar kerja peserta didik.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan berbasis inkuiri terbimbing pada konteks pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida yang dapat digunakan di sekolah. Secara khusus, penelitian ini ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai beberapa hal berikut ini.

1. Karakteristik LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan yang digunakan di SMA pada saat ini.

2. Kondisi optimum penggunaan bahan pada praktikum pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida untuk dilaksanakan di SMA pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Keterlaksanaan LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dikembangkan pada penelitian ini.

(13)

6

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, di antaranya:

1. Peserta Didik

Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membangun kerangka berpikir sesuai pendekatan saintifik (ilmiah) yang dapat menuntunnya untuk menemukan pengetahuan baru dan mengoreksi atau memadukan pengetahuan sebelumnya.

2. Pendidik

Memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya dengan menggunakan LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan berbasis inkuiri terbimbing pada pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida yang dikembangkan pada penelitian ini.

3. Peneliti lain

Memberikan wawasan mengenai pengembangan LKP berbasis inkuiri terbimbing dan memberikan motivasi untuk mengembangkan LKP berbasis inkuiri pada topik lain.

F. Definisi Istilah

1. Lembar kerja merupakan salah satu jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran (Widjajanti, 2008, hlm. 1). Lembar kerja praktikum merupakan lembar kerja yang dikembangkan untuk menuntun peserta didik dalam pembelajaran dengan metode praktikum. Lembar kerja praktikum dapat disusun dan dikembangkan sesuai dengan kondisi pembelajaran yang diharapkan.

(14)

7

3. Fungisida tembaga (II) hidroksida adalah bahan kimia buatan, sejenis pestisida, yang digunakan khusus untuk mengusir jamur pengganggu tanaman, berupa serbuk berwarna biru.

G. Struktur Organisasi Skripsi

(15)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi oleh Sukmadinata. Menurut Sukmadinata (2012, hlm. 184-187) langkah-langkah yang ditempuh dalam metode penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut.

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap awal atau tahap persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu studi kepustakaan, survei lapangan dan penyusunan produk awal.

2. Pengembangan Model

Tahap pengembangan model merupakan tahap uji coba pengembangan produk. Dalam tahap ini ada dua langkah yang ditempuh yaitu uji coba terbatas dan uji coba lebih luas.

3. Uji Model

Uji model merupakan tahap pengujian kemampuan dari produk yang dihasilkan.

Dalam penelitian ini, tidak semua langkah-langkah menurut Sukmadinata dilaksanakan, melainkan hanya sampai pada tahap uji coba terbatas.

B. Sumber Data

(16)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 17

(17)

17

(18)

18

C. Alur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti alur sebagai berikut.

Revisi

Studi kepustakaan Survei lapangan

Penyusunan RPP Penyusunan produk LKP Penyusunan instrumen penelitian

Penyusunan produk awal

Analisis standar isi pada KD 3.14 dan 4.14 Kelas XI

Kajian terhadap lembar kerja praktikum yang

digunakan di SMA

Penyusunan pedoman wawancara

[image:18.595.113.514.136.746.2]

Optimasi dan penyusunan prosedur praktikum pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida

Gambar 3.1. Alur Penelitian Kesimpulan

Uji coba terbatas lembar kerja praktikum Pengolahan data S tu d i P en d ah u lu an P en ge m b an gan M od el

Survei ke SMA Validasi oleh

dosen pembimbing Revisi

Valid Tidak

Validasi oleh dosen pembimbing

Valid Tidak

(19)

19

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Studi Pendahuluan

Tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal dalam proses penelitian dan pengembangan. Tahap ini terdiri dari tiga aspek, yakni studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal.

a. Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk menggali informasi mengenai kondisi di lapangan yang meliputi pelaksanaan praktikum di sekolah pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan, penggunaan dan karakteristik LKP, penggunaan LKP berbasis inkuiri dalam praktikum, dan pengembangan LKP berbasis inkuiri yang dilakukan oleh pendidik di sekolah.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dimulai dengan analisis standar isi, khususnya pada Kompetensi Dasar 3.14 dan 4.14 Kelas XI. Kompetensi Dasar 3.14 berbunyi: “Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp)”. Sedangkan Kompetensi Dasar 4.14 berbunyi: “Mengolah dan menganalisis data hasil percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan”. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap lembar kerja praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan yang terdapat dalam buku-buku yang digunakan di SMA. Hasil analisis tersebut akan dijadikan dasar dalam pengembangan LKP pada penelitian ini.

c. Penyusunan Produk Awal

1) Optimasi Pemilihan Bahan Pada Praktikum Pembuatan Fungisida

Tembaga (II) Hidroksida

(20)

20

2) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun berdasarkan standar proses dan Kompetensi Dasar 3.14, yakni “memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp)” serta Kompetensi Dasar 4.14, yakni “mengolah dan menganalisis data hasil percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan”. RPP yang telah disusun terdapat dalam Lampiran 1.1.

3) Penyusunan LKP

Penyusunan LKP dilaksanakan berdasarkan teori dan pembuatan lembar kerja yang baik serta konsep dasar pembelajaran inkuiri terbimbing. Setelah disusun, selanjutnya LKP divalidasi oleh dosen pembimbing. Hasil validasi digunakan untuk memperbaiki kembali LKP yang telah disusun.

4) Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang disusun terdiri dari pedoman wawancara, lembar analisis LKP, rancangan optimasi pemilihan bahan, lembar observasi keterlaksanaan, pedoman penilaian jawaban siswa, lembar penilaian pendidik, dan respon peserta didik.

2. Tahap Pengembangan Model

Dalam tahap ini, dilakukan uji coba terbatas terhadap LKP yang telah dikembangkan.

a. Uji Keterlaksanaan

(21)

21

Selain keterlaksanaan setiap tahapan inkuiri, jawaban peserta didik dalam LKP juga dianalisis dengan menggunakan pedoman penilaian jawaban yang telah disusun. Hasil analisis terhadap keterlaksanaan setiap tahapan inkuiri dan jawaban peserta didik dalam LKP digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan LKP yang dikembangkan pada penelitian ini.

3. Penjaringan Penilaian Pendidik

LKP yang dikembangkan pada penelitian ini dinilai oleh beberapa pendidik Mata Pelajaran Kimia di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, baik yang berasal dari SMA maupun perguruan tinggi. Kriteria pendidik yang memberikan penilaian, yaitu memiliki pendidikan terakhir minimal S1 dan berpengalaman mengajar mata pelajaran kimia. Penilaian terhadap LKP ini meliputi tiga aspek, antara lain penilaian terhadap kesesuaian LKP dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan, penilaian terhadap tata bahasa, serta penilaian terhadap tata letak dan perwajahan LKP.

4. Penjaringan Respon Peserta Didik

Setelah praktikum, peserta didik diminta untuk mengisi angket mengenai responnya terhadap pelaksanaan praktikum dan LKP yang digunakan setelah mengikuti kegiatan praktikum. Angket tersebut berisi respon mengenai kemudahan dan ketertarikan peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas yang terdapat dalam LKP yang dikembangkan pada penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pedoman wawancara, lembar analisis LKP, rancangan optimasi pemilihan bahan, lembar observasi keterlaksanaan, pedoman penilaian jawaban peserta didik dalam LKP, lembar penilaian pendidik, serta angket respon peserta didik.

1. Pedoman Wawancara

(22)

22

kepada pendidik mata pelajaran Kimia yang berasal dari SMA-SMA di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengenai pelaksanaan praktikum di sekolah, penggunaan dan jenis LKP, penggunaan LKP berbasis inkuiri, dan pengembangan LKP berbasis inkuiri di sekolah. Pedoman wawancara terdapat dalam Lampiran 1.2.

2. Lembar Analisis LKP

Lembar analisis LKP ini dibuat untuk memperoleh informasi mengenai keberadaan LKP, alat dan bahan yang digunakan dalam LKP, serta jenis LKP yang digunakan. Lembar analisis LKP diberikan dalam Lampiran 1.3.

3. Rancangan Optimasi Pemilihan Bahan

Rancangan optimasi pemilihan bahan ini dibuat untuk pedoman dalam melakukan optimasi pemilihan bahan yang tepat pada praktikum pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida. Rancangan optimasi pemilihan bahan diberikan dalam Lampiran 1.4.

4. Lembar Observasi Keterlaksanaan

Lembar observasi keterlaksanaan merupakan daftar tahapan inkuri yang perlu diamati selama praktikum berlangsung. Instrumen ini berguna untuk mengukur tingkat keterlaksanaan LKP yang telah dikembangkan. Identitas observer, identitas siswa, tahapan kegiatan inkuiri terbimbing, rubrik penilaian, dan kolom penilaian adalah komponen-komponen yang harus terdapat di dalam lembar observasi ini. Lembar observasi ini terdapat dalam Lampiran 1.5.

5. Pedoman Penilaian Jawaban Peserta Didik dalam LKP

(23)

23

6. Lembar Penilaian Pendidik

Lembar penilaian pendidik berfungsi untuk memberikan informasi mengenai penilaian pendidik terhadap LKP telah dikembangkan. Instrumen ini digunakan untuk mengukur kesesuaian LKP dengan konsep kimia terkait, ketepatan tata bahasa yang digunakan dalam LKP, dan tata letak serta perwajahan LKP yang telah dikembangkan pada penelitian ini. Lembar penilaian pendidik ini terdapat dalam Lampiran 1.7. hingga 1.9.

7. Angket Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik ini memberikan informasi mengenai respon yang timbul dari peserta didik mengenai pelaksanaan praktikum dan LKP yang digunakan selama mengikuti kegiatan praktikum. Angket respon peserta didik diberikan dalam Lampiran 1.10.

F. Pengolahan Data

1. Pengolahan Data dari Lembar Observasi Keterlaksanaan

[image:23.595.113.505.447.505.2]

a. Memberikan Skor

Tabel 3.1. Kriteria Pemberian Skor Lembar Observasi

No. Kriteria Skor

1. Siswa melakukan kegiatan dengan tepat 2

2. Siswa melakukan kegiatan 1

3. Siswa tidak melakukan kegiatan 0

b. Mengolah skor

Skor yang telah diperoleh kemudian diolah menggunakan tahapan-tahapan yang dijelaskan oleh Riduwan (2010, hlm. 20) sebagai berikut.

1) Menjumlahkan skor seluruh kelompok pada setiap aspek penilaian dalam tahapan inkuiri

2) Menentukan skor maksimal setiap aspek keterlaksanaan tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing

� �� = �� × �

� �� : skor maksimal

�� : skor tertinggi

(24)

24

3) Menghitung persentase keterlaksanaan seluruh kelompok pada setiap aspek penilaian dalam tahapan inkuiri

% �= �� �

� ��

× 100%

% � : persentase keterlaksanaan

�� � : jumlah skor total

� ��: jumlah skor maksimal

4) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan seluruh tahapan inkuiri

� = % �

� × 100%

� : rata-rata persentase keterlaksanaan % � : jumlah persentase setiap tahapan

� : jumlah tahapan

5) Melakukan interpretasi persentase keterlaksanaan seluruh tahapan inkuiri dalam LKP.

Untuk menyatakan tingkat keterlaksanaan praktikum yang telah dilakukan, digunakan kriteria di bawah ini.

Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi

No. Persentase (%) Kategori

1. 0 – 20 Sangat buruk

2. 21 – 40 Buruk

3. 41 – 60 Cukup

4. 61 – 80 Baik

5. 81 – 100 Sangat baik

(Diadaptasi dari Riduwan, 2010, hlm. 23)

2. Pengolahan Data dari Jawaban Peserta Didik dalam LKP

a. Memberikan Skor

Pemberian skor dilakukan untuk setiap tahapan pembelajaran inkuiri yang terdapat dalam LKP.

b. Mengolah Skor

Pengolahan skor dilakukan mengikuti tahapan berikut.

(25)

25

2) Menentukan skor maksimum

3) Menentukan persentase skor dari setiap aspek yang dinilai

% �= ��

� ��

× 100%

% � : persentase skor

�� : jumlah skor tiap kelompok

� �� : jumlah skor maksimal

4) Menghitung rata-rata persentase penilaian jawaban peserta didik terhadap tugas-tugas yang ada dalam LKP

� = % �

� × 100%

� : rata-rata persentase skor

% � : jumlah persentase seluruh kelompok

� : jumlah kelompok

5) Melakukan interpretasi skor

Untuk menyatakan persentase skor yang diperoleh, maka digunakan kriteria dalam Tabel 3.2.

3. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian Pendidik

a. Memberikan Skor

Pernyataan yang digunakan untuk mengetahui penilaian pendidik adalah pernyataan positif Skala Likert (Riduwan, 2010, hlm. 20). Cara memberi skor pada lembar penilaian tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3. Kriteria Pemberian Skor Lembar Penilaian

No. Kriteria Skor

1. Sangat setuju (SS) 4

2. Setuju (S) 3

3. Tidak Setuju (TS) 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(26)

26

b. Mengolah Skor

Pengolahan skor dilakukan mengikuti tahapan berikut (Riduwan, 2010, hlm. 20).

1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap item yang dianalisis 2) Menjumlahkan skor total keseluruhan item yang dianalisis

3) Menentukan skor maksimal setiap item

� �� = �� × �

� �� : skor maksimal

�� : skor tertinggi

� : jumlah responden

4) Menghitung persentase skor setiap item

% �= ��

� ��

× 100%

% � : persentase skor tiap item

�� : jumlah skor tiap item

� �� : jumlah skor maksimal

5) Menghitung rata-rata persentase skor item

� = % �

� × 100%

� : rata-rata persentase skor

% � : jumlah persentase setiap indikator

� : jumlah indikator

6) Melakukan interpretasi persentase penilaian pendidik

(27)

27

4. Pengolahan Data dari Angket Respon Peserta Didik

a. Memberikan Skor

Pernyataan yang digunakan dalam skala Likert (Riduwan, 2010, hlm. 20) digunakan untuk mengetahui respon peserta didik adalah pernyataan positif. Pemberian skor pada angket respon peserta didik berdasarkan Tabel 3.2.

b. Mengolah Skor

Pengolahan skor angket respon peserta didik dilakukan mengikuti tahapan berikut (Riduwan, 2010, hlm. 20).

1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap item pernyataan yang terdapat dalam angket respon peserta didik

2) Menentukan skor maksimal setiap respon peserta didik dalam LKP

� �� = �� × �

� �� : skor maksimal

�� : skor tertinggi

� : jumlah responden

3) Menghitung persentase skor setiap item pernyataan

% �= ��

� ��

× 100%

% � : persentase skor tiap item

�� : jumlah skor tiap item

� �� : jumlah skor maksimal

4) Menghitung rata-rata persentase respon peserta didik dalam LKP

� = % �

� × 100%

� : rata-rata persentase skor respon % � : jumlah persentase setiap indikator

(28)

28

5) Melakukan interpretasi persentase respon peserta didik

(29)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini.

1. Karakteristik LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan yang digunakan di SMA Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat belum berbasis inkuiri. Dari sebelas sumber yang dianalisis, tidak ada satupun sumber yang memuat LKP kelarutan dan hasil kali kelarutan yang didasarkan pada model inkuiri. Selain itu, pelaksanaan praktikum pada topik tersebut juga masih jarang. Dan LKP yang digunakan juga belum berbasis inkuiri.

2. Penggunaan bahan yang optimum pada praktikum pembuatan fungisida tembaga (II) hidroksida adalah 5 mL larutan tembaga sulfat 0,1 M dan 1×10-9 M serta 5 mL larutan natrium hidroksida 0,1 M dan 1×10-9 M.

3. Keterlaksanaan LKP yang dikembangkan pada penelitian ini ditinjau dari dua aspek. Berdasarkan aspek keterlaksanaan setiap tahapan inkuiri, peserta didik dapat melaksanakan setiap tahapan inkuiri dengan sangat baik. Begitupun berdasarkan aspek jawaban peserta didik dalam LKP, peserta didik mampu menjawab setiap tugas dalam LKP dengan sangat baik.

4. Penilaian pendidik terhadap LKP yang dikembangkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa LKP tersebut sangat baik, ditinjau dari aspek kesesuaian konsep, kebahasaan, serta tata letak dan perwajahannya.

(30)

64

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran berikut ini.

1. Untuk hasil yang lebih baik, perlu dilakukan uji lebih luas sesuai dengan langkah-langkah dalam metode penelitian dan pengembangan menurut Sukmadinata (2012, hlm. 184-187).

2. Untuk mengetahui efektivitas LKP yang dikembangkan pada penelitian ini, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh LKP yang dikembangkan pada penelitian ini terhadap peningkatan kompetensi tertentu . 3. Perlu dilakukan pengembangan LKP berbasis inkuiri terbimbing pada topik

(31)

Dhini Annisa Rahmasari Kanto, 2015

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP) KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA KONTEKS PEMBUATAN FUNGISIDA TEMBAGA (II) HIDROKSIDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 65

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. dan Overby, J. (2011). General Chemistry The Essential Concepts 6th

Edition. New York: The Mc Graw Hill Companies.

Colburn, A. (2000) An inquiry primer. Science Scope, (6), hlm. 42-44.

Depdiknas. (2007). Manajemen Pembelajaran di Laboratorium Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Gonzalez, M. (1983) Process for making cupric hydroxide. United States Patent, (4418056), hlm. 1-4.

Hofstein, A. (2004) The laboratory in chemistry education: thirty years of experience with developments, implementation, and research. Chemistry

Education: Research and Practice, (5), hlm. 247-264.

Hofstein, A., Shore, R., dan Kipnis, M. (2004) Providing high school chemistry students with opportunities to develop learning skills in an inquiry-type laboratory: a case study. International Journal Science Education, 26 (1), hlm. 47-62.

Johnstone, A. H. dan Shuaili, A. A. (2001) Learning in the laboratory; some thoughts from the literature. Journal of U. Chem. Ed., (5), hlm 42-51.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015 Mata Pelajaran

Kimia SMA/SMK. Jakarta: Kemendikbud.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Kuhlthau, C., Maniotes, L., dan Caspari, A. (2007). Guided Inquiry, Learning in

the 21st Century. London: Greenwood Publishing Group.

Mandler, D., et al. (2014) Developing and implementing inquiry-based, water quality laboratory experiments for high school students to explore real environmental issues using analytical chemistry. Journal of Chemical

(32)

66

Matolcsy, G., Nadasy, M., dan Andriska, V. (1988). Pesticide Chemistry. Amsterdam: Elsevier Science Publishers.

Petrucci, R. H., et al. (2011). General Chemistry Principles and Modern

Application 10th Edition. Toronto: Pearson Canada.

Rachmawati, R. (2012). Pengembangan petunjuk praktikum kimia untuk kelas XI

pada topik kelarutan dan hasil kali kelarutan. (Skripsi). Pendidikan Kimia,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rahayu, N. P. (2012). Pengaruh strategi inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar ditinjau dari keterampilan observasi siswa kelas X SMA Negeri

Kebakkramat. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Riduwan. (2010). Pengantar Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sari, W. S. (2014). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis

inkuiri terbimbing pada subpokok materi pengaruh penambahan ion

senama terhadap kelarutan. (Skripsi). Pendidikan Kimia, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sukmadinata, N. S. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Utami, W. D., Dasna, I. W., dan Sulistina, O. (2012). Pengaruh penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan

proses sains siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. (Skripsi).

Universitas Negeri Malang, Malang.

Wahyudi, L. E. dan Supardi, Z. A. I. (2013). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan kalor untuk melatihkan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar di SMAN 1 Sumenep. Jurnal Inovasi

Pendidikan Fisika, 2 (2), hlm. 62-65.

Wenning, et al. (2005). Levels of inquiry hierarchies of pedagogical practices and

inquiry processes. Illinois: Department of Physics Illinois State University.

Widjajanti, E. (2008). Kualitas lembar kerja siswa. Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(33)

67

Zahara, R. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi hubungan hasil kali kelarutan dan

pengendapan. (Skripsi). Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan

Gambar

Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tabel 3.1. Kriteria Pemberian Skor Lembar Observasi Kriteria Skor

Referensi

Dokumen terkait

Kasus Tiket Pesawat Ragukan Kejagung, ICW Desak KPK Usut Pejabat Kemenlu Sahabat MQ/ Indonesia Corruption Watch -ICW/ pesimistis terhadap langkah Kejaksaan Agung/ yang

Sahabat MQ/ pengolahan karbondioksida atau CO2/ merupakan area bisnis yang menjanjikan// Hal tersebut disampaikan Dosen FMIPA Kimia Universitas Gadjah Mada

Mrninistrad Telmb Harqa Kualifikas.

U ntuk itu, penulis membangun sebuah sistem “Pembangunan E-Monitoring Berbasis Web sebagai Penunjang Proses Parenting untuk Orangtua Siswa” yang dibuat dengan tujuan

Gambar 4.3 Perbandingan persentase Skor Rata-Rata Pretest , Posttest , dan N-gain Sikap Siswa Kelas Proyek dan Kelas Praktikum.... 78 Gambar 4.4 Perbandingan N-gain

Sesuai dengan judul yang diambil oleh penulis, maka ruang lingkup yang dibahas. dalam kertas karya ini meliputi sejarah singkat perpustakaan, struktur

keputusan-keputusan itu mencuat dengan sendirinya dari data secara alami. Dalam penelitian pendidikan nilai akhlak mulia dalam membina kesalehan. sosial , peneliti

mendukung kegiatan belajar yang efektif. Kesalehan sosial yang merupakan hasil dari internalisasi nilai akhlak terlihat.. pada prilaku peserta didik, antara lain; 1)