(StudiPada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
FITRI ANDAYANI 1006160
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Studi Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Pembimbing
Budhi Pamungkas G, SE., M.Sc NIP. 19820707 200912 1 005
Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Vanessa Gaffar, SE., AK, MBA NIP. 19740307 200212 2 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,
Oleh: FitriAndayani
Skripsi yang DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratMemperolehGelar SarjanaEkonomiPadaFakultasPendidikanEkonomidanBisnis
©FitriAndayani 2014 UniversitasPendidikan Indonesia
Agustus 2014
HakCiptadilindungiundang – undang.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.5 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BABII KAJIAN PUSTAKA... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.1 Pengertian Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.2 Tujuan Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.3 Bentuk-Bentuk Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.4 Tipe-Tipe Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.5 Proses Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.6 Dasar Keputusan Investasi... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Portofolio ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.1 Pengertian Portofolio ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.2 Tujuan Pembentukan Portofolio ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3.1 Kombinasi Dua Sekuritas Yang Beresiko :Short Sales Tidak
Diperkenankan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3.2 Permukaan Yang Efisien Apabila Short Sales Diperkenankan ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Portofolio dan Diversifikasi Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Metode Pemilihan Investasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Capital Asset Pricing Model (CAPM) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6.1 Pengertian CAPM ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6.2 Asumsi-Asumsi Yang Digunakan Dalam CAPM ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6.3 Formulasi Model CAPM ... Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Lembaga Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.8 Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.8.1 Pengertian Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.8.2 Tujuan dan Manfaat Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.8.3 Instrumen Di Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.8.4 Jenis Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.9 Indeks Pasar Modal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.10 Indeks LQ45 ... Error! Bookmark not defined.
2.1.11 Hubungan CAPM dengan Keputusan Investasi. Error! Bookmark not defined.
2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengambilan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Jenis dan Sumber ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Pengelolaan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Gambaran Perusahaan LQ45 ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Pembentukan Beta (β) Metode Capital Asset Pricing Model
(CAPM) Pada Perusahaan di LQ45 ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.1 Tingkat Pengembalian Saham Individual (Ri) ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.2 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf) .... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.3 Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Risiko Sistematis (Beta) ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan [E(Ri)]Error! Bookmark not defined.
4.1.5 Penggambaran Security Market Line (SML) ... Error! Bookmark not defined.
4.1.6 Klasifikasi Investasi Saham... Error! Bookmark not defined.
4.1.6.1Klasifikasi Investasi Saham Per Tahun Perusahaan LQ45 Periode 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined.
4.1.6.2 Klasifikasi Investasi Saham Per Rata-Rata 24 Perusahaan LQ45 Pada Periode 2009-2013... Error! Bookmark not defined.
4.1.7Keputusan Investasi Berdasarkan Klasifikasi Undervalued dan Overvalued ... Error! Bookmark not defined.
4.1.7.1 Keputusan Investasi Saham Berdasarkan Klasifikasi Undervalued dan Overvalued Per Tahun Pada 24 Perusahaan LQ45 Periode 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined.
4.1.7.2 Keputusan Investasi Berdasarkan Klasifikasi Undervalued dan Overvalued Per Rata-Rata 24 Perusahaan LQ45 Periode 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK
Fitri Andayani. 1006160. “Analisis Pengambilan Keputusan Investasi Saham Dengan Menggunakan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) (Studi Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Dosen Pembimbing: Budhi Pamungkas Gautama, SE.,M.Sc
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya masyarakat yang belum memahami investasi terutama dalam investasi saham. Hal ini di karenakan investor takut mengalami kerugian atau tidak sesuai dengan harapan. Sehingga sebelum investor melakukan pengambilan keputusan investasi, investor perlu mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan dihadapinya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi adalah Capital Asset pricing Model (CAPM). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentuk beta dan expected return Metode CAPM pada peusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia, dan untuk mengetahui keputusan investasi saham dengan menggunakan analisis metode CAPM pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 24 saham perusahaan pada LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purvosive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, hasil rata-rata return saham individual R1 lebih besar dibandingkan rata-rata return pasar (Rm) Sedangkan rata-rata risiko berada di atas 1 (B1) Serta rata-rata tingkat return bebas risiko (Rf) berada pada 0.6372%. Selanjutnya, dengan menggunakan metode CAPM dari 24 saham perusahaan diperoleh hasil estimasi bahwa 12 saham perusahaan tergolong saham yang undervalued atau posisi beli, sedangkan 12 saham yang lainnya tergolong pada saham yang overvalued atau posisi jual.
ABSTRACT
FitriAndayani. 1006160. “An analysis of decision making of stock investment by using Capital Asset Pricing Model (CAPM) method ( a study at
LQ45 company which is enrolled in Indonesian Stock Exchange)”. Supervisor:
BudhiPamungkasGauthama, SE.,M.Sc.
The research is based on that many people who did not understand how to investment, especially stock investment. This is because investors fear a loss or not in line with expectation. So before investors make investment decisions, investors need to consider all the possibilities the would be faced. On of the methods that can be used for take an investment determine the forming beta and ecpected return on the CAPM method on LQ45 companies in Indonesian Stock Exchange, and to know the stock investment decisions using the CAPM method analisys on LQ45 companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The method used is descriptive method using a quantitative approach. The samples used was 24 companies stock on LQ45 in Indonesia Stock Exchange period 2009-2013 by using a sampling technique purvosive sampling.
The results indicate that, on average results of individual stock return (Ri) greater that the average market return (Rm). While the average risk is above 1 (β>1). And the average rate of return of the risk-free (Rf) is at 0.637%. Next, by using CAPM method of 24 companies stock resultsobtainedestimatesthat12 companies stock classified asundervaluedstocks or buying position, while 12 other companies stock are classified on the stock overvalue or short position.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Investasi merupakan salah satu penggerak roda perekonomian pada setiap
negara. Hal ini dikarenakan adanya ketergantungan perusahaan terhadap investasi
yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Investasi memberikan
andil bagi perusahaan agar dapat mengembangkan usaha yang dijalankannya.
Selain itu, manfaat yang akan diterima seseorang
dalammelakukaninvestasiadalahuntukmendapatkankeuntungan yang lebihbesar di
masa yang akandatang, dengan mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi.
Menurut Murdifin Haming (2010:369), investasi adalah penggunaan atau
pengeluaran dana yang dilakukan pada waktu sekarang untuk mengadakan suatu
aktiva (aktiva nyata atau aktiva keuangan) dengan tujuan untuk mendapatkan
manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang.
Investasi yang dapatdilakukanoleh investor adalahinvestasi yang
berupainvestasi rill maupunfinansial.Investasi rill adalahinvestasi yang
berkaitandengankegiatanproduksiperusahaansepertitanah, gedung,
dansebagainya.Sedangkaninvestasifinansialadalahberupabuktikepemilikanperusah
aan yang
tidakmemilikikontribusilangsungterhadapaktivitasproduksiperusahaansepertisaha
Namun kesadaran masyarakat Indonesia untuk berinvestasi dalam bentuk
investasi finansial masih kurang.Hal tersebut terbukti atas hasil survey nasional
2013. Survey tersebut menunjukkan hanya 21,84 persen dari 8.000 responden
yang mengetahui dengan jelas setiap produk dan jasa keuangan. Fakta tersebut
menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman masyarakat terhadap produk-produk
investasi menjadi faktor sepinya minat investor untuk berinvestasi pada sektor
investasi finansial. (http://pialangindonesia.com/- 9 Maret 2014).
Dari fenomena diatas, diketahui masih banyak masyarakat yang masih
awam dalam investasi bentuk finansial. Hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang investasi dalam bentuk finansial, seperti produk
dan jasa keuangan yag ditawarkan di dalamnya.
Umumnya investasi finansial dibagi menjadi dua sektor, yaitu sektor pasar
uang dan pasar modal. Pasar uang lebih diperuntukan oleh investor-investor yang
ingin berinvestasi dalam jangka pendek, yang sifat dananya harus segera dipenuhi,
seperti investasi dalam bentuk Sertifikat Bunga Indonesia, deposito, dan
sebagainya. Namun investasi dalam sektor pasar uang mempunyai banyak risiko
yang akan dihadapi oleh investor, karena sektor pasar uang sangat dipengaruhi
oleh adanya inflasi dan tingkat suku bunga bank SBI, sehingga pertumbuhan
return di sektor pasar uang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan return
pada sektor pasar modal. Pagi para investor yang memiliki tujuan untuk
mendapatkan return yang tinggi dan dalam jangka waktu yang panjang, maka
investasi dapat dilakukan pada sektor pasar modal.
Pasar modal adalahpasaruntukberbagaiinstrumenkeuanganjangkapanjang
yang bisadiperjualbelikan, baiksuratutang (oblgasi), ekuiti (saham), reksadana,
merupakansaranabagiperusahaanmaupuninstitusi lain (misalpemerintah),
dansebagaisaranabagikegiatanberinvestasi.
Dalam berinvestasi, investor harus membuat kebijakan investasi yang
dapat didasarkan atas kajian komprehensif atau prospek dan alternatif investasi.
Selain itu, investor harus memperhatikan kebijakan pemerintah, insentif pajak,
fundamental keuangan penerbit, dan aspek lainnya yang dapat berpengaruh pada
kinerja investasi.
Pada praktiknya para investor sering melakukan diversifikasi dalam
investasi yang mereka lakukan, atau dengan kata lain investor membentuk
portofolio,sehingga portofolio dapat disimpulkan sebagai sekumpulan kesempatan
investasi. Pembentukan portofolio yang efektif adalah penggabungan atau
diversifikasi sekuritas yang mempunyai koefisien korelasi rendah. Dapat
ditunjukan bahwa dengan membentuk portofolio bisa diperoleh suatu kombinasi
yang mendominir saham tertentu. Artinya, bisa diperoleh suatu investasi yang
memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah, atau
dengan risiko yang sama dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Portofolio yang mempunyai karakteristik tersebut adalah portofolio efisien.
Strategi portofolio yang efisien umumnya dibagi menjadi dua, yaitu
portofolio terstruktur dan portofolio pasif. Pada strategi pasif, investor
beranggapan bahwa harga sekuritas merefleksikan seluruh informasi pasar,
sehingga yang harganya bergerak naik mengidentifikasikan sekuritas yang
memiliki prospek yang lebih baik, demikian pula sebaliknya. Pada strategi
yang akan mendatang dan prospek dari investasinya. Dari dua strategi yang ada,
strategi yang paling baik digunakan oleh investor adalah strategi terstruktur
(Murfidin Haming, 2010:378).
Dari berbagai jenis investasi yang terdapat di pasar modal, salah satu yang
dapat dijadikan alternatif investasi dalam pembentukan portofolio adalah sekuritas
saham, karena sekuritas saham merupakan sekuritas yang paling aktif
diperjualbelikan dalam pasar modal. Selain itu, sekuritas saham juga salah satu
instrumen yang akan menjamin investor untuk memperoleh dana yang dapat
memikul kewajibannya di masa mendatang yang berupa deviden, capital gain,
dan return.
Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada
suatu perusahaan (Irham Fahmi, 2009:68). Pergerakan harga saham di pasar
modal dapat dilihat dari indeks, karena indeks merupakan indikator atau cerminan
pergerakan harga saham. Pasar modal Indonesia membagi indeks saham menjadi
11 indeks yaitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks
LQ45, Jakarta Islamic Index (JII),Indeks Kompas 100, indeks BISNIS-27, Indeks
SRI-KEHATI, Indeks PEFINDO25, Indeks Papan Utama, Indeks Papan
Pengembangan, dan Indek Individual.
Dari 11 indeks yang ada di pasar modal Indonesia, Indeks LQ45
merupakan salah satu pilihan alternatif bagi para investor untuk membentuk
portofolio. Karena indeks LQ45 sejalan dengan strategi portofolio efisien yang
digunakan yaitu strategi terstruktur. Selain itu, indeks LQ45
yang besardanpaling liquid. Indeks LQ45 juga banyak digunakanoleh para
investor untuk menjadi referensi dalam melakukan investasi. Sehingga, indeks
LQ45 diharapkan dapat memberikan laba yang maksimal pada risiko tertentu.
Indeks LQ45 selalu mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, walaupun
pertumbuhan yang ditunjukkan oleh indeks LQ45 selalu mengalami fluktuatif.
Berikutadalah data pertumbuhanIndeks LQ45 pada Bursa Efek Indonesia
dariperiode 2009 sampaidenganperiode2013:
Tabel 1.1
Data PertumbuhanIndeks LQ45 Periode 2009-2013
Tahun Close Price Pertumbuhan
2009 498.288 84,39%
2010 661.378 32,73%
2011 673.506 35,16%
2012 735.506 9,14%
2013 -23.907 -3,25%
Sumber: www.idx.co.id
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Indeks LQ45 mengalami
pertumbuhan yang bergerakcenderungfluktuatif. Pada tahun 2009 Indeks LQ45
mengalami pertumbuhan tertinggisebesar 84.39%. Pada tahun 2010Indeks LQ45
tetapmengalamipertumbuhanmeskipunterjadipenurunan yang
2011 pertumbuhan Indeks LQ45 kembalimengalami kenaikan yang
tidakterlalusignifikandaritahun2010 yaitusebesar 2.43%menjadi 35.16%.
Selanjutnya pada tahun 2012 pertumbuhan Indeks LQ45 kembali mengalami
penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 26.02%menjadi 9.14%. Dan
padatahun 2013 pertumbuhanindeksLQ45
mengalamiketerpurukandibandingkandengantahun-tahunsebelumnyayaitujatuhhinggamemilikinilainegatifsebesar -3.25%
Perusahaan yang tergabung dalam LQ45 selalu mengalami perubahan
setiap 6 bulansekali, yaitupadabulanFebruaridanbulanAgustus.Untuk
mempermudah penelitian, dipillih perusahaan yang konsisten terdaftar dalam
Indeks LQ45 selama 5 tahun berturut-turut yaitu pada periode agustus 2009
sampai periode agustus 2013. Alasan ini muncul karenaperusahaan tersebut
memiliki nilai kapitalisasi pasar yang paling liquid, kapitalisasi yang besar, dan
kinerja perusahaan yang baik.
Dalammelakukaninvestasi, hal yang paling
mudahdapatdilakukanadalahdenganmelihathargasahamkarenahargasahammerupak
ancerminaninvestasi yang paling mudahdihitungkeuntungan yang akandiperoleh,
yaituberupa return saham yang bergeraknaikatauturun. Para investor
dapatmenggunakanhargasahamsebagaireferensiawaldalamberinvestasidenganmeli
hatkenaikanataupenurunanhargasahamtersebut.Berikut data
hargasahamperusahaan yang secarakonsistenterdaftardalam LQ45 di Bursa Efek
Tabel1.2
HargaSaham Perusahaan LQ45 Tahun 2009-2013
No Namapersahaan
HargaSaham
2009 2010 2011 2012 2013
1 Astra Agro Lestari 22.750 26.200 21.700 19.700 25.100
2 Adaro Energi 1.730 2.550 1.770 1.590 1.090
3 Astra Internasional 3.470 5.455 7.400 7.600 6.800
4 Bank Central Asia 4.850 6.400 8.000 9.100 9.600
5 Bank Negara Indonesia 1.891 3.875 3.800 3.700 3.950
6 Bank Rakyat Indonesia 3.825 5.250 6.750 6.950 7.250
7 Bank Danamon Indonesia 4.418 5.535 4.100 5.650 3.775
8 Bank Mandiri 4.622 6.392 6.750 8.100 7.850
9 Bumi Resource 2.425 3.025 2.175 590 300
10 Vale Indonesia 3.650 4.875 3.200 2.350 2.650
11 Indofood SuksesMakmur 3.550 4.875 4.600 5.850 6.600
12
Indocement Tunggal
Prakasa
13.700 15.550 17.050 22.450 20.000
13
Indonesia
TambangrayaMegah
31.800 50.750 38.650 41.550 28.500
14 JasaMarga 1.810 3.425 4.200 5.450 4.725
15 Kalbe Farma 260 650 680 1.60 1.250
16 LippoKarawaci 485 680 660 1.000 910
17
London Sumatra
Plantation
1.670 2.570 2.250 2.300 1.930
18 Perusahaan Gas Negara 3.900 4.425 3.175 4.600 4.475
19
Tambang Batubara Bukit
Asam
20 Semen Gresik 7.550 9.450 11.450 15.850 14.150
No Namapersahaan
HargaSaham
2009 2010 2011 2012 2013
21 Telekomunikasi Indonesia 9.450 7.950 7.050 9.050 2.150
22 United Tracors 14.902 22.882 26.300 19.700 19.000
23 Unilever Indonesia 11.050 16.500 18.800 20.850 26.000
24 GudangGaram 21.550 40.000 62.050 56.300 42.000
Sumber:www.finance.yahoo.com
Investor dalam membentuk portofolio akan dihadapkan dengan estimasi
berbagai variabel yang relevan, sehingga investor akan memperhitungkan
bagaimana harga dan tingkat keuntungan yang akan ditentukan oleh pasar.
Pembentukan model-model keseimbangan umum memungkinkan kita untuk
menentukan pengukuran risiko yang relevan dan bagaimana hubungan antara
risiko untuk setiap asset apabila pasar modal berada dalam keadaan
keseimbangan. Model keseimbangan yang dapat digunakan dalam pembentukan
portofolio adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing
Theory Model (APT), (Suad Husnan, 2005).
Menurut William F. Sharpe,et. alldalambukuIrhamFahmi (2009:134)
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model penetapanhargaaktiva
equilibrium yang menyatakanbahwaekspektasi return
atassekurutastertentuadalahfungsi linier
positifdarisensitifitassekuritasterhadapperubahan return portofoliopasarnya.
Arbitrage Pricing Theory Model (APT) merupakan model penetapan harga
bahwa sekuritas yang mempunyai karakteristik yang sama, tidak akan bisa
dihargai dengan satu harga yang berbeda.
Sebagai pertimbangan investor digunakan metode Capital Asset Pricing
Model (CAPM) sebagai alat analisis, karena menurut Murfidin Haming
(2010:406) “CAPM memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan metode
yang lainnya, yaitu CAPM mudah diimplementasikan dalam analisis pendugaan
risiko dan pengharapan laba”.
Padaumumnyarisikodalammetode CAPM menggunakan beta
sebagaiukuranrisikosistematis, karena beta
menunjukantingkatkepekaankeuntunganterhadapperubahan-perubahanpasar.Beta
itusendirimerupakankoefisienregresiantaraduavariabel,
yaitukelebihantingkatkeuntunganportofoliopasardankelebihankeuntungansuatusah
am (SuadHusnan, 2005).Pembentukan beta membutuhkaninformasiberupa data
return sahamdan return pasar.
Tujuanutamaperhitungan CAPM adalahuntukmendapatkan return yang
diharapkan [E(Ri)]. Return yang diharapkanitusendiriadalah return yang
diharapkan di dapatoleh investor di masa yang akandatang (SuadHusnan,
2003:50). Return yang diharapkandibentukmenggunakan data return pasar, return
asset bebasrisiko, dan beta. Bagi investor return yang
diharapkanberfungsiuntuklandasanpenggolongansahampadaposisiundervalued
atauovervalueddengancaramembandingkan return yang diharapkandengan return
Capital Asset Pricing Model (CAPM) sangatbermanfaatbagipara investor
yang akanmelakukaninvestasi, karena CAPM
dapatmenggambarkankondisikeuntungansuatusahamdenganberbagairisiko yang
relevan. Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakanmetodeestimasi yang
pentingbagiparainvestor dalampengambilankeputusaninvestasi, karenaCapital
Asset Pricing Model (CAPM) akan menghasilkan perkiraan harga sekuritas saat
ini dan di masa mendatang. Dengan mengetahui estimasi harga sekuritas saat ini
dan di masa mendatang, maka investor dapat membandingkan harga sekuritas
tersebut. Setelah itu, investor dapat menggolongkan sekuritas tersebut menjadi
dua golongan, yaitu overvalued dan undervalued. Undervalued (penilaian rendah)
terjadi jika sekuritas dijual di bawah nilai likuidasinya atau nilai pasar yang
seharusnya diterima oleh investor, atauterjadijikanilai return yang
diharapkanlebihbesardibandingkandengannilai return realisasinya. Dalam keadaan
ini (undervalued) investor sebaiknya mengambil posisi membeli, karena
sangatberpeluangharga sekuritas tersebut akan naik. Sedangkan overvalued terjadi
jika sekuritas terjual dengan harga yang lebih mahal dari harga likuidasinya atau
nilai intrinsiknyaatauterjadijikanilai return yang
diharapkanlebihkecildibandingkandengannilai return realisasinya. Dalam keadaan
overvaluedinvestor sebaiknya mengambil posisi jual atau aksi ambil untung
(Murfidin Haming, 2010).
Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) digunakan untuk menilai
saham-saham perusahaan yang tergabung dalamLQ45, sehingga hasil dari
dalampengambilan keputusan investasi bagi para investor. Keputusan
investasiyang dapat diambil oleh investor yaitu,
membelijikasahamberadadalamposisiundervalued atau menjual
jikasahamberadadalamposisiovervalued padasaham perusahaan yang tergabung
dalam LQ45, sehingga investor dapat membentuk portofolio yang efisien.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian
berjudul “Analisis Pengambilan Keputusan Investasi Saham Dengan Menggunakan MetodeCapital Asset Pricing Model (CAPM) (StudiPada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”
1.2 IdentifikasiMasalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diketahui
bahwa indeks LQ45 dapat digunakan sebagai salah satu alternatif investasi dalam
pembentukan portofolio.Karena indeks LQ45 sejalan dengan strategi portofolio
efisien yang digunakan yaitu strategi terstruktur. Selain itu, indeks LQ45
merupakangabunganperusahaan-perusahaan yang memilikinilaikapitalisasipasar
yang besardan paling liquid. Sehingga, indeks LQ45 diharapkan dapat
memberikan laba yang maksimal pada risiko tertentu.
Investor dalam membentuk portofolio memerlukan alat untuk menganalis
kinerja investasi yang dibentuknya, yaitu salahsatunyadengan menggunakan
model keseimbangan. Model keseimbangan yang dapatdigunakan adalah Capital
Husnan, 2005). Dan dalam penelitian ini menggunakan metode Capital Asset
Pricing Model (CAPM).
Padaumumnyarisikodalammetode CAPM menggunakan beta
sebagaiukuranrisikosistematis, karena beta
menunjukantingkatkepekaankeuntunganterhadapperubahan-perubahanpasar.Beta
itusendirimerupakankoefisienregresiantaraduavariabel,
yaitukelebihantingkatkeuntunganportofoliopasardankelebihankeuntungansuatusah
am (SuadHusnan, 2005).Pembentukan beta membutuhkaninformasiberupa data
return sahamdan return pasar.
Tujuanutamaperhitungan CAPM adalahuntukmendapatkan return yang
diharapkan [E(Ri)]. Return yang diharapkanitusendiriadalah return yang
diharapkan di dapatoleh investor di masa yang akandatang (SuadHusnan,
2003:50). Return yang diharapkandibentukmenggunakan data return pasar, return
asset bebasrisiko, dan beta. Bagi investor return yang
diharapkanberfungsiuntuklandasanpenggolongansahampadaposisiundervalued
atauovervalueddengancaramembandingkan return yang diharapkandengan return
realisasisahamtersebut.
Dengan hasil yang di dapat, investor dapat menggolongkan sekuritas
tersebut menjaadi dua golongan, yaitu undervalued dan overvalued. Maka dari
penggolongan tersebut, investor dapat mengambil keputusan jual, jika sekuritas
tersebut tergolong overvalued atau beli, jika harga sekuritas tersebut tergolong
Sehinggadalampenelitianini metode Capital Asset Pricing Model (CAPM)
digunakan untuk menilai saham-saham perusahaan yang tergabung dalam LQ45,
maka hasil dari perhitungan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dapat
digunakan sebagai referensi pengambilan keputusan investasi bagi para investor.
Keputusan yang dapat diambil oleh investor yaitu, membeli atau menjual
saham-saham perusahaan yang tergabung dalam LQ45, sehingga investor dapat
membentuk portofolio yang efisien.
1.3 Rumusan Masalah
Dari identifikasi permasalahan diatas,
makapenulisakanmengambilbebraparumusanmasalah, diantaranya:
1. BagaimanaGambaranPembentuk Beta MetodeCapital Asset Pricing
Model (CAPM) Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia?
2. BagaimanaGambaran Tingkat Pengembalian Yang DiharapkanMetode
Capital Asset Pricing Modal (CAPM) Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa
Efek Indonesia?
3. BagaimanaKeputusan Investasi Saham Dengan MenggunakanMetode
Capital Asset Pricing Model (CAPM)?
1.4TujuanPenelitian
1. UntukMengetahuiGambaranPembentuk Beta MetodeCapital Asset
Pricing Modal (CAPM) Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek
Indonesia.
2. UntukMengetahuiGambaranTingkat Pengembalian Yang
DiharapkanMetode Capital Asset Pricing Modal (CAPM) Pada
Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia.
3. UntukMengetahuiKeputusan Investasi Saham dengan Menggunakan
Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM).
1.5KegunaanPenelitian
Bilaterbuktiberpengaruh, maka
a. KegunaanTeoritis
Dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu
manajemen keuangan, khususnya mengenai penerapan metode Capital
Asset Pricing Model (CAPM) terhadap pengambilan keputusan investasi
saham. Penulis juga berharap penelitian ini dapat memperdalam
teori-teori manajemen keuangan pada umumnya dan teori-teori mengenai metode
Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan pengambilan keputusan
investasi saham pada khususnya.
b. KegunaanPraktis
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan
kegunaan praktis bagi para investor. Khususnya mengenai
metode Capital Asset Pricing Model (CAPM), agar investor
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:36), objek penelitian merupakan sesuatu atribut
atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
objek penelitian merupakan inti atau fokus utama dari penelitian yang akan
dilakukan untuk tujuan tertentu.
Penelitian ini menganalisis pengambilan keputusan investasi saham
dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) pada
perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pengambilan keputusan
investasi saham. Sementara yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 periode 2009-2013.
Penelitian ini dilakukan dengan metode time series, yaitu metode
penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data harga saham
perusahaan setiap tahunnya dalam periode waktu tertentu. Perusahaan yang
terdaftar dalam LQ45 dipilih oleh peneliti karena perusahaan-perusahaan tersebut
Fitri Andayani, 2014
investor dan sesuai dengan strategi pembentukan portofolio yang menginginkan
Fitri Andayani, 2014
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa definisi metode penelitian adalah
sebagai berikut:
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang empiris yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga data digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Metode penelitian merupakan salah satu langkah ilmiah yang harus
dilakukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian.Adapun jenis-jenis penelitian
yang dapat digunakan berbeda yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang
dilakukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian deksriptif ini, maka dapat
diperoleh deskripsi yang sesuai dengan rumusan masalah mengenai:
1. Gambaran Pembentuk Beta Metode Capital Asset Pricing Model
(CAPM) Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Gambaran Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Metode Capital Asset
Pricing Modal (CAPM) Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
3. Pengambilan Keputusan Investasi Saham Dengan Menggunakan Metode
Capital Asset Pricing Model (CAPM)Pada Perusahaan LQ45 di Bursa
Fitri Andayani, 2014
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari gambaran mengenai
pengambilan keputusan investasi saham yang dilakukan oleh investor dengan
menggunakan metode CAPM (Caital Asset Pricing Model) pada Indeks
LQ45.Berdasarkan tujuan tersebut, maka jenis penelitian ini termasuk dalam jenis
penelitian deskriptif.
Berhubungan dengan jenis data dan cara memperoleh data, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:8) bahwa “data kuantitatif merupakan
data yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”.
3.2.2 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan desain penelitian yang berguna
untuk membuat rangkaian, gambaran dan penjelasan penelitian sehingga data
memudahkan pelaksanaan penelitian.
Menurut Husein Umar (2008:4) menyatakan bahwa desain penelitian
merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan,
diukur, dan dianalisis.Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang
terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara koperhensif,
sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Menurut Husein Umar (2008:5) terdapat tiga jenis desain penelitian adalah
Fitri Andayani, 2014
1. Riset Eksploratif
Riset eksploratif adalah desain riset yang digunakan untuk mengetahui
permasalahan yang belum diketahui (kelayakan riset).
2. Riset Deskriptif
Riset deskriptif adalah desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu (hubungan).
3. Riset Kausal
Riset Kausal adalah desain riset yang menguji hubungan “sebab akibat”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa desain
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
deskriptif. Desain penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian ini karena
bertujuan untuk menggambarkan pengambilan keputusan investasi dengan
menggunakan metode Capital Asset pricing Model (CAPM) pada perusahaan
LQ45 yang terdaftar di bursa Efek Indonesia.
3.3 Operasional Variabel
Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2012:38) mengemukakan bahwa “variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2012:38) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut
Fitri Andayani, 2014
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Operasional variabel diperlukan untuk menjabarkan variabel penelitian ke
dalam konsep dimensi dan indikator.Tujuan dari operasional variabel itu sendiri
adalah untuk memudahkan pengertian dan menghindari perbedaan persepsi dalam
penelitian ini. Variabel yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah keputusan
investasi yang ditunjukkan oleh indikator Overvalued dan Undervalued dengan
menggunakan ukuran jual dan beli. Tabel 3.1 akan menjelaskan secara rinci
[image:31.595.130.497.385.610.2]operasional variabel dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Keputusan
Investasi
Investasi adalah bentuk pengelolaan
dana guna yang memberikan
keuntungan dengan cara
menempatkan dana tersebut pada
alokasi yang diperkirakan akan
memberikan tambahan keuntungan
atau coumpouding (Ihram Fahmi,
2009:6).
Overvalued
Undervalued
Fitri Andayani, 2014
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengambilan Data
3.4.1 Jenis dan Sumber
Selain jenis, data juga harus memiliki sumber, karena sumber data
merupakan landasan yang akan dijadikan sumber informasi dan data dalam
penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Adapun pengertian sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) adalah
sebagai berikut:
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data keadaan pengumpul data, misal melalui dokumen, laporan keuangan yang dipublikasikan.Sedangkan sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Berdasarkan penjelasan di atas, sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder, data yang digunakan merupakan data laporan
kinerja keuangan perusahaan dan data statistik Indonesia Stock Exchange (IDX),
dan data tingkat suku bunga Bank Indonesia. Untuk lebih jelasnya, jenis dan
[image:32.595.113.514.579.716.2]sumber data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
No Data Jenis Data Sumber Data
1 Harga saham perusahaan
yang masuk dalam LQ45 Sekunder
Indonesia Stock Exchange (IDX)
Kinerja keuangan perusahaan
2008-2013 dan yahoo finence
Fitri Andayani, 2014
Data statistik 2008-2013
3
Tingkat suku bunga Bank
Indonesia
Sekunder Web resmi BI
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sumber, dan setting. Adapun definisi teknik pengambilan data menurut Sugiyino
(2012:224) adalah sebagai berikut:
Teknik pengambilan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengambilan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data terdapat empat cara, yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi, dan triangulasi/ gabungan. Dan dalam penelitian ini,
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi.
Menurut Sugiyono (2012:240) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tullisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan mengumpulkan data-data perusahaan yang terdaftar dalam
LQ45 yang berupa harga saham pada periode 2008 sampai 2013 dan data IHSG
pada periode 2008 sampai 2013 di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan oleh
Indonesia Stock Exchange (IDX). Selain itu dikumpulkan juga data tingkat suku
Fitri Andayani, 2014
3.5Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Data
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80).
Populasi tidak hanya dalam bentuk orang, tetapi populasi bisa dalam
bentuk objek dan benda-benda lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar
jumlah, tetapi dapat meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subjek dan objek penelitian tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, populasi dalam penelitian ini adalah 45
perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode
2009 sampai pada periode 2013.
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Untuk menentukan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini, perlu
Fitri Andayani, 2014
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
berturut-turut terdaftar dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009
sampai dengan periode 2013. Sampel penelitian ini diambil berdasarkan teknik
pengambilan sampel purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2012:85) “purposive sampel adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Di bawah ini adalah kriteria sampel
perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini:
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008.
2. Perusahaan yang konsisten terdaftar dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
3. Konsisten mempublikasikan laporan Kinerja keuangan selama tahun
2008-2013.
Berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan, maka dari 45 perusahaan
dalam LQ45 didapat sampel penelitian sebanyak 24 perusahan yang konsisten
terdaftar di LQ45 Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai periode 2013.
[image:35.595.183.482.591.714.2]Data sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Nama persahaan Kode Emiten
1 Astra Agro Lestari AALI
2 Adaro Energi ADRO
3 Astra Internasional ASII
Fitri Andayani, 2014
5 Bank Negara Indonesia BBNI
6 Bank Rakyat Indonesia BBRI
7 Bank Danamon Indonesia BDMN
8 Bank Mandiri BMRI
9 Bumi Resource BUMI
10 Vale Indonesia INCO
11 Indofood Sukses Makmur INDF
12 Indocement Tunggal Prakasa INTP
13 Indonesia Tambangraya Megah ITMG
14 Jasa Marga JSMR
15 Kalbe Farma KLBF
16 Lippo Karawaci LPKR
No Nama persahaan Kode Emiten
17 London Sumatra Plantation LSIP
18 Perusahaan Gas Negara PGAS
19 Tambang Batubara Bukit Asam PTBA
20 Semen Gresik SMGR
No Nama persahaan Kode Emiten
21 Telekomunikasi Indonesia TLKM
22 United Tracors UNTR
23 Unilever Indonesia UNVR
24 Gudang Garam GGRM
Fitri Andayani, 2014
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.6.1 Pengelolaan dan Analisis Data
Kegiatan dalam analisis data adalah untuk mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis data, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh reponden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2009:206).
Analisis data merupakan salah satu tahapan dalam kegiatan penelitian.
Analisis data berupa proses penyusunan dan pengelolahan data guna menafsirkan
data yang diperoleh dari lapangan.
Adapun Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengumpulkan data yang diperlukan.
2. Menyusun data yang diperoleh dalam tabel dan menyajikannya.
3. Menghitung return saham.
4. Menghitung tingkat pengembalian bebas risiko (Rf).
5. Menghitung risiko pasar (Rm).
6. Menghitung beta.
7. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan [E(Ri)].
8. Menggambarkan Security Market Line (SML).
Fitri Andayani, 2014
10.Analisis deskripsi pengambilan keputusan terhadap investasi pada
perusahaan yang tergabung dalam LQ45.
1.6.2 Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis data
statistik deskriptif.Analisis data statistik deskriptif berfungsi untuk
menyederhanakan data supaya lebih mudah dipahami, daripada dalam bentuk
tabel ataupun bagan.Menurut Sugiyono (2012:147), statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan berlaku untuk umum atau generalisasi. Dibawah
ini adalah analisis deskriptif variabel yang diteliti:
1. Analisis Deskriptif Pembentuk Beta Metode Capital Asset Pricing Model
(CAPM)
Beta adalah kepekaan tingkat keuntungan terhadap
perubahan-perubahan pasar.Beta merupakan koefisien regresi antara dua variabel, yaitu
kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar dan kelebihan keuntungan suatu
saham. Beta dalam penelitian ini dibentuk atau dihitung dengan menggunakan
data berupa return saham dan return pasar. Rumus yang digunakan untuk
menghitung beta adalah sebagai berikut:
��= ���=� �− �� � . (� � − � �) (� �− � �)
�=1
Fitri Andayani, 2014
2. Analisis Deskriptif Tingkat Pengembalian yang Diharapkan Metode Capital
Asset Pricing Modal (CAPM)
Tingkat pengembalian yang diharapkan merupakan tingkat keuntungan
yang diharapkan oleh investor dari dana yang telah diinvestasikan investor
pada saham i dimasa yang akan datang. Untuk menghitung tingkat
pengembalian yang diharapkan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
3. Analisis Deskriptif Pengambilan Keputusan Investasi Saham Dengan
Menggunakan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Pengambilan keputusan investasi harus memiliki dasar yang tepat,
salah satunya dengan menggunakan metode estimasi CAPM, yang akan
menghasilkan klasifikasi investasi dengan menggambarkan kondisi sekuritas
tersebut overvalued dan undervalued. Dengan keputusan yang harus diambil
oleh investor jika sekuritas dalam kondisi overvalued maka investor akan
menjual sekuritas tersebut karena akan berpeluang turun, sedangkan jika
kondisi sekuritas undervalued maka investor akan membeli sekurutas tersebut
karena berpeluang harga ssekuritas tersebut akan naik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkanpenelitian yang telahdilakukan,
makadapatditarikkesimpulansebagaiberikut:
1. Gambaranrisikosistematis yang diukuroleh beta padaindeks LQ45
selamaperiode 2009 hingga 2013 menunjukanbahwa rata-rata risikodari 24
sahamperusahaanberada di atas 1 (β>1),
halinimenunjukankondisirisikosahamlebihagresifataulebihmudahberubahdiban
dingkanindekspasar, dengan rata-rata risikosebesar 1.650.
ratarisikotertinggiterjadipadatahun 2009 yaitusebesar 2.225, sedangkan
rata-rata risikoterendahterjadipadatahu 2010 yaitusebesar 0.529.
2. Gambaran return yang diharapkan [E(Ri)] padaindeks LQ45 selamaperiode
2009 hingga 2013 mengalamipergerakan yang fluktuatif, dengan rata-rata
return yang diharapkansebesar 0.443 atau 44.3%. Dengan rata-rata return yang
diharapkantertinggiterjadipadatahun 2012 yaitusebesar 0.560 atau 56%,
sedangkan rata-rata return yang diharapkanterendahterjadipadatahun 2010
yaitusebesar 0.172 atau 17.2%.
3. Selanjutnya, denganmenggunakanmetodeanalisisCapital Asset Pricing Model
(CAPM) yang diharapkandapatmemberikanprediksi yang
Fitri Andayani, 2014
diperolehhasildariestimasibahwdari 24 sahamperusahaansampel, diperoleh 12
sahamperusahaan yang
termasukdalamklasifikasisahamundervaluedkarenatingkat return saham
individual (Ri) lebihkecildibandingkandengantingkat return yang diharapkan
[E(Ri)]. Sedangkan 12
sahamperusahaandiklasifikasikanpadasahamovervalued, karenatingkat return
saham individual (Ri) lebihbesardibandingkantingkat return yang diharapkan
[E(Ri)].
Pengambilankeputusaninvestasisahamberdasarkanklasifikasipadaperusahaan
LQ45 selamaperiode 2009-2013 adalahpadasaatposisisekuritasundervalued,
harusmengambilkeputusanmembelisahamtersebut,
karenaberpeluanguntuknaik. Sedangkankeputusan yang harusdiambiloleh
investor
padasaatsekuritasovervaluedadalahmenjualsahamtersebutdenganestimasimend
apatkankeuntungan, karenasahamberpeluangakanturun.
5.2 Saran
Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan yang
telahdiuraikanpadababsebelumnya, makapenelitidapatmemberikan saran
sebagaiberikut:
1. Sebaiknyabagi investor dancalon investor metode CAPM
Fitri Andayani, 2014
individual yang tergabung di LQ45, sehingga investor
dapatmenggukanmetode CAPM
sebagaisalahsatureferensiuntukmelakukaninvestasidanpembentukanportofolio.
2. BagiEmiten, metode CAPM
dapatdigunakanuntukmengetahuiapakahperusahaannyaberadapadaposisiunder
valuedatauovervalued,
sehinggaperusahaandapatmelihatpotensihargasahamperusahaanberpotensialnai
katauturun.
3. Penelitianselanjutnyabisa CAPM
digunakanuntuksaham-sahamlainnyaatauseluruhemiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Santoso.2002. Manajemen Keuangan : teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE
Fabuzzi, Frank J, Franco Modigliani, dan Michael G.Ferri. 1999. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Fahmi, Irham, dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta
Haming, Murfidin, dan Salim Basalamah. 2010. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisinis. Jakarta: Bumi Aksara
Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN
Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN
Indrianto, Nur dan Bambang Supono. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah.2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Surabaya: Erlangga
Sugiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE
Sugiyono. 2009. Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Umar,Husein. 1997. Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia
Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Jurnal dan Penelitian
Amaroh, Siti. 2009. Intemporal Capital Asset Pricing Model Sebagai Prediktor Return Portofolio Saham. Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus
Murhadi, Wernerr. 2013. Pengaruh Indiosyncratic Risk dan Likuiditas Saham. Surabaya: Universitas Surabaya
Nasuha, Rizki,dkk. 2013. Analisis Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM)dalam Upaya pengambilan Keputusan Terhadap Investasi Saham. Malang: Universitas Brawijaya Malang
Octavianus, Daniel.2012. Analisis Karakteristik Idiosyncratic Risk Pada Abnormal Return Saham
Oktrya, Vicky Tiffani. 2012. Pengaruh Kebijakan Deviden dan Tingkat Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (Studi Pada Laporan Keuangan PT. Pembangunan Jaya Ancol Periode 2004-2010). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Putra, Rofi Dimas, dkk.2013.Analisis
PemilihanInvestasiSahamDenganMenggunakanMetode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Reward To Variability Ratio (RVAR) SebagaiPenentuPengambilanKeputusanInvestasiSaham (StudipadaKorporasi Yang TerdaftarPadaIndeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia). Malang: UniversitasBrawijaya
Sumarsana, Griya Irsandi. 2013. Pengaruh Nilai Pasar Terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia
Warsono. 2000. Penerapan CAPM DalamPengambilanKeputusanInvestasi
Di pasar Modal. Malang:
StafPengajarFakultasEkonomiUniversitasMuhammadiya
Yohantin, Yesica. 2009. PenggunaanMetode CAPM
DalamMenilaiRisikodan Return
Sumber Internet
http;//www.idx.co.id
http://www.finance.yahoo.com
Admin. (2013). Hanya 21,84% Warga yang “Ngeh” SoalKeuangan. [Online].Melalui: http://pialangindonesia.com/2013/11/19/hanya-2184-warga-yang-ngeh-soal-keuangan/Diaksespadatanggal 9 Maret 2014
http://www.astra –agro.co.id http://www.adaro.com http://www.astra.co.id http://www.bca.co.id http://www.bni.co.id http://ib.bri.co.id
http://www.danamon.co.id http://bankmandiri.co.id http://www.bumiresouces.com http://www.vale.com/indonesia http://www.Indofood.com http://www.indocement.co.id http://www.itmg.co.id
http://www.jasamarga.com http://id.kalbe.co.id
http://www.lippokarawaci.co.id http://www.londonsumatra.com http://www.pgn.co.id
http://www.ptba.co.id
http://www.semenindonesia.com http://www.telkom.co.id
http://www.unitedtractor.com http://unilever.co.id