• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DENGAN MEDIA CHART 2D TERHADAP PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DENGAN MEDIA CHART 2D TERHADAP PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DAN MEDIA CHART 2D TERHADAP

PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh

AHMAD NURSYAMSI

NIM. 1001717

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)
(3)
(4)
(5)

PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DENGAN MEDIA CHART 2D TERHADAP

PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR

Ahmad Nursyamsi, Dudi Gunawan, Imas Diana Aprilia Jurusan Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa masih rendahnya hasil belajar anak tunarungu di SLB yaitu SLB Negeri Banjar dan SLB YPPP Pasundan khusunya pada mata pelajaran matematika bangun ruang, rumusan masalahnya adalahapakah Media Model 3D lebih efektif dalam pembelajaran matematika bangun ruang di bandingkan dengan media chart 2D di 2 SLB Kota Banjar?Metode penelitian menggunakan eksperimen, two groups pretest – postest design dengan dua perlakuan, group satu sebagai pengontrol mendapatkan pembelajarandengan media chart 2D danberikutnyagroup dua mendapatkan sebagai eksperimen menggunakan media model 3D. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa media model 3D dapat memperbaiki hasil belajar sebelumnya menggunakan media chart 2D, Simpulan dalam penelitian ini: Media pembelajaran Model 3D lebih efektif dalam pemahaman matematika bangun ruang di bandingkandengan Media Chart 2D.

(6)

Abstract:

This research wil be based in background by the fact that there still a lack of deaf children’s learning outcomes in SLB Negeri 1 Banjardan SLB YPPP Pasundan Kota Banjar especially in the subjects mathematics geometry. The formulation of the problem is what does 3D Model Media more effective in learning mathematics geometry in 2D Chart Media compre with 2 SLB Banjar City Research method using twoexperimental group pretest posttest design with two treatments, one group as the controllers get learning with Chart 2D of the nest group two get as an experiment using a 3D Model Media. The result of this research is that the media 3d model can improve the results of a previous study using media Chart 2D. A sumaary of this research 3D media Model more effectively in undersanding mathematics geometry tha 2D Chart Media.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..

UCAPAN TERIMAKASIH ……….. i ii

DAFTAR ISI ……… iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 3

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Ketunarunguan ……….. 5

B. Konsep Dasar BelajardanPembelajaran ……….. 7

C. KonsepDasar Media Pembelajarn ……… 13

D. Kerangkaberpikir ……….. 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ……… 21

B. PopulasidanSampel ………. 23

C. MetodedanDesain Penelitian ……….. 23

D. Persiapan Penelitian ……….. 24

E. AlurPenelitian ……….. 25

F. Instrumen Penelitian ………. 27

G. Analisis Data ……….. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Data ……….. 36

(8)

BAB V SIPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ……… 43

B. Saran ……….. 43

DAFTAR PUSTAKA ……… 44

LAMPIRAN DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata rataulanganharianpesertadidik ……….1

Tabel 1.2 Rata rataulanganharianmatematikapesertadidik ………..2

Tabel 3.1 JumlahPesertadidik di masingmasingsekolahyaitu SLB N Kota Banjardan SLB YPP Pasundan Kota Banjartahunpelajaran 2015 – 2016……… 26

Tabel 3.2 Indikatorbutirsoal... 27

Tabel 3.3 KlasifikasiKoefesienValiditas ………. 28

Tabel 3.4 ValiditasSoal ………29

Tabel 3.5 KlasifikasiKoefesieanReabilitas ………..30 Tabel 3.6 KlasifikasiKoefesienDayaPembeda ……….31 Tabel 3.7 RekapitulasiDayaPembeda ……… .31

Tabel 3.8 KlasifikasiKoefesienIndeksKesukaran ………32

Tabel 3.9 RekapitulasiIndeksKesukaran ………..32

Tabel 3.10 DayaPembedadanIndeksKesukaran ……….... 33

Tabel 4.1 Data HasilPretesdanPostesPembelajarandengan Media Chart (eksperimen 1) ………...36

Tabel 4.2 DeskripsiHasilPenelitianEksperimen 1………...36

Tabel 4.3 Data HasilPretesdanPostesPembelajarandenganmenggunakan media model 3D (eksperimen 2)………...37

Tabel 4.4 DeskripsiHasilPenelitianEksperimen 2 ………...38

(10)

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 3.1 Alur Penelitian ………26

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. SoalPretes 2. SoalPostes

3. RencanaPelaksanaanPembelajaran 4. LembarPengamatan

5. Perhitungan skor jawaban pretest media chart 2D 6. Perhitungan skor jawaban postest media chart 2D 7. Perhitungan skor jawaban postest media model 3D

8. Pengolahan nilai pretest dan postest Media Chart 2D dan Media Model 3D 9. Surat Penelitian

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu dan teknologi banyak mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, dunia pendidikan harus bersifat dinamis, artinya dunia pendidikan harus dapat mengikuti perkembangan yang ada, sesuai dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang, terutama meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sementara dunia pendidikan saat ini belum menunjukan dari waktu kewaktu belum menunjukan kemajuan berarti. Pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kurikulum belum mencapai sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tampak dari rendahnya hasil belajar peserta didik, baik dalam kognitif, psikomotirik, dan sikap. Di SLB Kota banjar kemampuan peserta didik dalam pembelajaran matematika masih kurang dari standar nilai untuk matematika tersebut.

Hasil obeservasi dari SLB yang ada di Kota Banjar kelas VI diperoleh gambaran hasil belajar rata-rata ulangan harian matematika khususnya pada anak anak tunarungu, sebagai berikut:

Tabel 1.1: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Peserta didik

No Nama Sekolah

KKM

Nilai Rata-rata Ulangan Harian

1 SLB Pasundan Banjar 60 42

2 SLB Negeri Banjar 60 48

3 SLB PGRI Langgensari

(13)

Gambaran hasil belajar rata-rata ulangan harian matematika khususnya pada anak anak tunarungu, sebagai berikut:

Tabel 1.2: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Bangun ruang Peserta didik

3 SLB PGRI Langgensari

Banjar 60 45

Rendahnya nilai Matematika peserta didik menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran Matematikamasih relatif rendah, ini merupakan tantangan bagi guru dan calon guru Matematika, untuk memecahkan masalah ini, dengan melalui peningkatan penguasaan bahan pelajaran, pemilihan media pembelajaran yang tepat, yang dapat mendorong atau memotivasi peserta didik untuk tertarik belajar.

Peneliti beranggapan bahwa kesulitan belajar anak tunarungu dalam mencerna dan memahami Matematika lebih disebabkan oleh pemilihan media pembelajaran yang kurang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan dan kondisi peserta didik. Pemilihan penggunaan media yang tepat, akan memudahkan peserta didik untuk dapat mencerna materi pelajaran Matematika khususnya pada bangun ruangdengan baik. Dalam pokok bahasan bangun ruang terdapat konsep-konsep yang tidak sedikit peserta didik merasa kesulitan memahaminya karena menurut Andreas Dwidjosumarto (1995:5) bahwa,

‘tidak berfungsinya alat pendengaran menyebabkan anak tunarungu sulit untuk menerima yang bersifat auditif sehingga anak mengalami kesulitan dalam memahami lingkungan sekitarnya, anak tunarungu berusaha memahami lingkungan melalui pengelihatannya. Oleh karena itu abak tunarungu sering disebut juga sebagai anak visual’.

Hal ini disebabkan kemampuan belajar anak melalui telinga, mata, dan gerak itu berbeda.

(14)

“Alat peraga adalah alat bantu pendidikan dan pengajaran dapat berupa perbuatan-perbuatan, atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari perbuatan yang abstrak sampai kepada benda yang kongkrit. Media model 3D adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu sulit untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari peserta didik dalam wujud aslinya. Model 3D juga merupakan salah satu alat peraga”.

Model 3D memiliki panjang, lebar, dan tinggi.Selain model 3D, alat peraga lain adalah chart 2D. Menurut pendapat Levie & Lentz ( dalam azhar arsyad 2012: 20), ‘Chart 2D adalah mempunyai empat fungsi media visual,yaitu (a) Fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif (d) fungsi kompensatoris’. Untuk melihat kedua alat peraga ini memerlukan daya lihat peserta didik yang berbeda dalam proses belajar.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka masalah yang diangkat adalah “Perbandingan Media Model 3D dengan Media Chart 2D Terhadap Pemahaman Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika Pada Anak Tunarungu Di 2 SLB Kota Banjar .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan pemahaman matematika anak tunarungu dalam pembelajaran matematika bangun ruang .

2. Penggunaan media pembelajaran yang baik dan tepat dapat membantu meningkatkan kemampuan anak tunarungu dalam pembelajaran matematika khususnya bangun ruang.

3. Penggunaan media model 3D dalam kegiatan pembelajaran memberikan peranan yang cukup besar sebagai salah satu faktor eksternal yang dapat mengatasi masalah pemahaman matematika khususnya bangun ruang.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

(15)

a. Pada pelaksanaan pembelajaran khususnya materi bangun ruang dengan penggunaan media pembelajaran yang berbeda, yaitu dengan menggunakan model 3D dan chart 2D,

b. Tingkat pemahaman anak tunarungu keberhasilannya diukur dari hasil belajar setelah proses pembelajaran melalui tes tulis

2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah yang ada, maka agar lebih terarah permasalahan penelitian dirumuskan “Apakah Media Model 3D lebih efektif dalam pembelajaran matematika bangun ruang di bandingkan dengan media chart 2D di 2 SLB Kota Banjar?”.

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas antara media model 3D dengan media chart 2D pada pemahaman materi bangun ruang dalam pembelajaran matematika.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebgai berikut : a. Bagi Penulis

Sebagai saran untuk menempa diri dengan mengadakan berbagai kajian terhadap masalah maslah yang berkaitan dengan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah serta untuk mengimplementasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh terhadap realita permasalahan yang ada di lapangan

b. Bagi Pembaca

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yangmempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38).

a. Media Chart 2D

Menurut Daryanto, 2013: 19), “Chart adalah bentuk visual yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang memandangnya sebagai wujud pindahan

dari keadaan sebenarnya”. Media chart adalah media yang menyajikan gambar-gambar, terutama gambar-gambar yang tidak mungkin ditampilkan oleh media lain, seperti torso.

b. Media Model 3D

Model menurut Susyana, (1998: 36), “Sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi sehingga menyerupai aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang tak mungkin kita peroleh dari benda sebenarnya”.Sudjana (2002:

156), “Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata

yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari peserta didik

dalam wujud aslinya”.

c. Konsep Pemahaman

Kemampuan pemahaman matematika khususnya bangun ruang dalam penelitian ini di implementasikan dalam kegiatan penelitian ini adalah kemampuan matematika peserta didik khususnya dalam materi pembelajaran bangun ruang dalam penerimaan pemahaman materi pelajaran yang di berikan oleh guru kepada peserta didik atau peserta didik dengan menggunakan media chart 2D dan media model 3D yang hasilnya masih belum diketahui. Menurut Drever (dalam Tresnawati, 2004: 7), ‘Pemahaman adalah kemampuan untuk

menjelaskan suatu situasi atau tindakan’. Sedangkan menurut Hewson dan

(17)

2. Definisi Oprasional Variabel.

Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan Media Model 3D dan Media Chart 2D, dan variabel terikatnya adalah Kemampuan Matematika khususnya Bangun ruang.

B. Populasi dan Sampel

Dalam Penelitian ini sumber data yang diperoleh bersumber dari dua sekolah yaitu SLB N Kota Banjar di kelas VI dan SLB YPS Pasundan Kota Banjar di kelas VI,masing-masing sekolah sekolah mendapatkan perlakuan yang sama dalam pembelajaran di kelas.

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generlasasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2013:117). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta di masing masing sekolah yaitu 6 orang yang terbagi menjadi dua kelompok.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118).Teknik pengambilan sampel diambil berdasarkan karakteristik sampling jenuh dimana seluruh anggota populasi yang berjumlah 12 orang dijadikan sebagai sampel.

Dalam penelitian ini kelas VI yang berjumlah 12 orang, masing masing ke seluruhan kelas mendapatkan perlakuan yang sama yaitu dengan media chart 2D dan media model 3D

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

(18)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sesuai dengan Two Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2008a), adalah sebagai berikut:

E1 : O X1 O

E2 : O X2 O

Keterangan:

E1 = kelas Pengontrol

E2 = kelas eksperimen

X1 = perlakuan pada kelompok eksperimen I yaitu pembelajaran dengan menggunakan

media model

X2 = perlakuan pada kelompok eksperimen II yaitu pembelajaran dengan menggunakan

media chart O = tes awal = tes akhir

D. Persiapan Penelitian

a. Administrasi

Penggunaan administrasi sangat diperlukan untuk memperoleh kelancaran dalam proses penelitian adapun tahapan proses administrasi :

1. Mengurus adminsitrasi tingkat prodi PKH FIP UPI, 2. Tingkat Fakultas

3. Kesatuan bangsa dan politik

4. Dinasi Pendidikan Pendidikan Luar Biasa Kota Bandung

Yang akhirnya memberikan surat rekomendasi kepada SLB Negeri Banjar dan SLB YPPI Pasundan Banjar.

b. Lokasi dan Subyek Penelitian

(19)

TABEL 3.1

Jumlah Peserta didik di masing masing sekolah yaitu SLB N Kota Banjar dan SLB YPP Pasundan Kota Banjar tahun pelajaran 2014 – 2015

No Sekolah Kelas Jumlah Peserta Didik

1. SLB N Kota Banjar VI 6 Orang

2. SLB YPP Pasundan Kota Banjar VI 6 Orang

Jumlah 12 Orang

E. Alur Penelitian

Alur Penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah yang pertama adalah penentuan populasi dan sampel disini dalam penentuan populasi dan sampel disesuaikan dengan keadaan jumlah populasi yang sedikit jadi populasi bias sekaligus sampel tapi di uji kesetaraan dahulu atau uji normalitas. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini dilakukan di kelas VI SDLB baik di SLB N Kota Banjar dan SLB YPPI Pasundan Kota Banjar.Masing masing sekolah mempunyai sampel 6 orang peserta didik.

Kedua, menentukan penyusunan instrument, penyusunan instrumen dilakukan dan dibuat sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan pelajaran matematika bangun ruang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, setelah itu dilakukan uji soal kepada peserta didik untuk menetukan indeks kesukaran soal dan uji validitas soal, lalu melakukan analisis soal apakah soal bisa di pakai atau tidak.

Ketiga melakukan Tes awal atau pre test, Soal yang diberikan adalah soal yang sudah di uji validitas dan kesukaran, lalu di dapatkan hasil awal setelah itu di berikan pengajaran atau pembelajaran dengan mediachart 2D sebagai kelas pengontrol dan eksperimen dengan media Model 3D , setelah selesai dan cukup proses pembelajaran di adakan post test atau test akhir dengan menggunakan soal yang sama yang di berikan di free test atau test awal.

(20)

perbandingan antara media chart 2D dan media model 3D, lalu dilakukan kesimpulan dari hasil penelitian.

Alur Penelitian dapat dilihat gambar di bawah ini :

Gambar 3.1

Alur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Instrumen

Penentuan Populasi dan sampel Penyusuunan intrumen

Uji Coba Istrumen Analisis Instrumen

Tes Awal

Tes Akhir Pengumpulan Data

Analisis Data Interpretasi Data

Kesimpulan

Eksperimen Media Model (3D) Pengontrol

(21)

atau kemajuan kemampuan pemahaman Matematikapeserta didik pada tiap peserta didik dan mengetahui media mana yang lebih baik.Berikut adalah instrument soal tentang pembelajaran bangun ruang.

b. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didikberupa tes objektif sebanyak 8soal. Tes tersebut berbentuk soal esay.Aspek yang diukur hanya pada jenjang mengingat(C1) dan mengerti (C2).

Untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar peserta didik padamata pelajaran Matematika dengan materi Bangun ruang melalui soalpre-test dan post-test tersebut, dibuat terlebih dahulu kisi-kisi instrumen danpedoman penskoran instrumen yang terlampir pada bagian lampiran.Soal 8yang disusun berpedoman pada operasional variabel. Sebelum digunakan,soal terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui kelayakan soal berikut adalah indikator instrument soalvariable yang akan diukur dan dapat dioprasionalkan.

a. Instrumen Soal

Tabel 3.2

Indikator butir soal

1. Menentukan Validitas Soal

Untuk menghitung validitas butir soal essay (uraian) digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment, yaitu:

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pembelajaran Bangun

RuangMatematika

C1, C2 1. Menyebutkan jenis gambar

kubus

2. Menghitung jumlah rusuk kubus

3. Menghitung sisi kulit dari kubus

4. Menghitung volume dari kubus

5. Menyebutkan jenis gambar

limas

6. Menghitung jumlah rusuk limas

7. Menghitung sisi kulit dari limas

(22)

 

r

= koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes

X = nilai hasil uji coba Y = skor total

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Validitas

No.

Nilai rxy Interpretasi

1. 0,80 <rxy 1,00 Sangat Tinggi

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 147)

Kemudian untuk menguji keberartian validitas (koefisien korelasi) soal essay digunakan statistik uji t yang dikemukakan oleh Sudjana (dalam Praja, 2001: 38) yaitu:

2 dan tidak digunakan untuk instrumen penelitian.

(23)

Tabel 3.4

2. Menentukan Reliabilitas Soal

Menurut Suharsimi (dalam Praja, 2001: 40) untuk menentukan reliabilitas soal berbentuk essay (uraian) digunakan rumus Alpha,



r

= koefisien reliabilitas instrumen

n

= banyaknya butir soal

2

Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus:

 

N = banyaknya sampel/peserta test

xi = skor butir soal ke-i

(24)

Tabel 3.5

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 177)

Perhitungan uji reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Spearman Brown :

3. Menentukan Daya Pembeda Soal

Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus menurut Kurikulum 1994 (dalam Praja, 2001: 42) yaitu:

Maks

SA = jumlah skor yang dicapai peserta didik kelompok atas

(25)

Tabel 3.6

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

No Nilai Daya Pembeda (DP) Interpretasi

1 DP 0,00 Sangat Jelek

2 0,00 <DP 0,20 Jelek

3 0,20 <DP 0,40 Sedang

4 0,70 <DP 0,70 Baik

5 0,70 <DP 1,00 Sangat Baik

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 202)

Dari rekapitulasi daya beda menggunakan rumus tersebut, seperti yang tersaji pada table tersebut :

Tabel 3.7

Rekpitulasi Daya Pembeda

No Soal IND.DP KWALIFIKASI

1 0,33 Sedang

4. Menentukan Indeks Kesukaran Soal

Untuk menghitung indeks tingkat kesukaran soal yang berbentuk uraian menurut Kurikulum 1994 (dalam Praja, 2001: 41) digunakan rumus:

M aks

IK = indeks kesukaran tiap butir soal

(26)

Tabel 3.8

Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran

No

Nilai Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi

1 IK = 0,00 Sangat Sukar

2 0,00 < IK  0,30 Sukar

3 0,30 < IK  0,70 Sedang

4 0,70 < IK  1,00 Mudah

5 IK = 1,00 Sangat Mudah

Sumber: Suherman dan Sukjaya (1990: 213)

Dari hasil rekapitulasi penghitungan indeks kesukaran tiap butir soal secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9

Rekapitulasi indeks kesukaran

TK. KESUKARAN

No Soal ANGKA TK. KWALIFI.

1 0,83 MUDAH

2 0,77 MUDAH

3 0,87 MUDAH

4 0,67 SEDANG

5 0,63 SEDANG

6 0,50 SEDANG

7 0,77 MUDAH

8 0,60 SEDANG

(27)

Tabel 3.10

Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran

NO. Nilai DAYA PEMBEDA TK. KESUKARAN

SOAL mak SA SB SA+SB SA-BB N IND.DP KWALIFI

ANGKA

TK. KWALIFI.

1 5 15,0 10,0 25,0 5,0 6 0,33 Sedang 0,83 Mudah

2 5 15,0 8,0 23,0 7,0 6 0,47 Baik 0,77 Mudah

3 5 15,0 11,0 26,0 4,0 6 0,27 Sedang 0,87 Mudah

4 5 12,0 8,0 20,0 4,0 6 0,27 Sedang 0,67 Sedang

5 5 12,0 7,0 19,0 5,0 6 0,33 Sedang 0,63 Sedang

6 5 10,0 5,0 15,0 5,0 6 0,33 Sedang 0,50 Sedang

7 5 14,0 9,0 23,0 5,0 6 0,33 Sedang 0,77 Mudah

8 5 11,0 7,0 18,0 4,0 6 0,27 Sedang 0,60 Sedang

G. Analisis Data

Penelitan ini ada tiga permasalahan yang di ajukan, dua masalah yang bersifat deskriftif dan satu masalah yang bersifat hipotetik. Untuk menjawab permasalahan tersebut setelah mengumpulkan data dalam bentuk skor hasil tes, maka prosesselanjutnya mengolah dan menganalisis data tersebut secara deskriptif kemudian melakukan uji hipotesis

Data yang di analisis merupakan hasil pretes dan postes dari kedua grup baik menggunakan media 3D maupun yang menggunakan 2D dengan skor penilaian dalam rentang 0 sampai dengan 100, pengolahan data menggunakan Microsoft office Excel 2007 dan menggunakan SPSS.

1. Gain dan N- Gain

Gain merupakan perubahan (change) yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran. Gain dihitung bila skor pretest di kedua kelompok berbeda signifikansetelah diuji menggunakan statistik inferensial. Gain yang diperoleh dinormalisasioleh selisih antara skor maksimal dengan skor pretes. Perubahan yang terjadi sebelumdan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-gain) yang dikembangkan oleh Hake (1999).

g = � −� � �� � −� �

Keterangan :

(28)

Spre = Skor pre-test

Smaks= skor maksimum

2. Uji Normalitas data

Statistik Uji

Oi = frekuensi hasil pengamatan (frekuensi observasi)

Ei = frekuensi yang diharapkan (frekuensi ekspektasi)

(Sudjana, 2002: 273)

3. Homogenitas data

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians – varians Dalam populasi tersebut homogen atau tidak.Adapun langkah langkah pengolahan datanya sebagai berikut.

a. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut F = varian terbesar / varian terkecil

( sugiyono, 2009:140)

b. Menentukan derajat kebebasan

c. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikasi 5% dari responden d. Penentuan keputusan

Varians di anggap homogen bila F hitung < F tabel. Pada taraf kepercayaan 0,95 dengan derajat kebebasan dk1 = n1-1 dan dk2 = n2-2, maka kedua varians di anggap homogen . dan sebaliknya tidak homogen

1. Uji Jumlah Peringkat Mann Whitney

a. Perumusan hipotesis H0: 1 = 2

(29)

2) Berikan ranking (peringkat) pada gabungan nilai data tersebut, dengan ketentuan untuk nilai data yang terkecil diberi ranking 1, untuk nilai data terkecil berikutnya diberi ranking 2 dan seterusnya.

c. Statistik uji sampel Mann Whitney dengan taraf nyata .

e. Kesimpulan

Penafsiran dari H0 diterima atau ditolak. Untuk n1 dan n2 keduanya lebih dari 8, maka

secara pendekatan berdistribusi normal adalah: 1)

Sehingga statistik ujinya menjadi

R

Kriteria pengujian: Dengan mengambil taraf nyata, maka H0 ditolak jika

Z

0

Z

 dan H0

(30)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat

menyimpulkan sebagai berikut “Media pembalajaran model 3D lebih efektif

dalam pemahaman matematika bangun ruang dibandingkan dengan menggunakan media chart 2D terlihat dari hasil belajar yang telah mencapai nilai yang lebih baik di bandingkan mediachart 2D”.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru sebagai tenaga pengajar harus bisa memlih media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran khususnya dalam materi matematika bangun ruang dengan media model 3D agar memperoleh hasil yang lebih efektif.

2. Guru harus lebih terampil dalam mengkomunikasikan pembelajaran matematika bangun ruang ketika menggunakan media chart 2D.

3. Guru harus dapat mengembangkan media pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan pemahaman peserta didik dalam mempelajari bahan ajar matematika bangun ruang.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Andreas (1995).Ortopedagogik Anak Tunarungu: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar Arsyad, (2013).Media Pembelajaran, Depok; Raja Grafindo Persada. Bahri, S. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. (2013). Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.

Hanafiah dan Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama Faisal. (1982). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lianawati. (2005). Pengaruh Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas VII SMA Negeri 1 Krangeng Indramayu. Skripsi pada FKIP Unswagati: Tidak Diterbitkan.

Mulyasa, E. ( 2004 ). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Rosdakarya. Nana Sudjana. ( 1995 ). Penilaian hasil belajar mengajar. Bandung : Rosdakarya Novana. (2005). Seri Program Statistik 3.0.7. Cirebon: Anggi-Soft.com.

Praja, E. (2002). Pembelajaran Keterampilan Proses Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Model Pembelajaran Kooperatif untuk Siswa Sekolah Dasar. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Prastowo Andi ( 2013 ).Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta;Raja Grafindo Persada Purwanto, N. (1990). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rusyan Tabarin, (1993). Proses Belajar Mengajar Yang Efektif tingkat Pendidikan Dasar, Bandung : Bina Budhaya.

(32)

Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS).Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana.(2002). Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru Algensindo.. Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sumadi ( 1982/1983).Ortodidaktik Tuna Wicara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sundayan Rostin.(2013).Media Pembelajaran Matematika, Bandung: Alvabeta.

Susyana. (1998). Perbedaan Pengaruh antara Penggunaan Chart dengan Model terhadap Pemahaman Siswa Tentang Konsep Sistem Indra di SLTP Negeri 4 Kuningan. Skripsi pada

FKIP UNIKU; Tidak di terbitkan.

Tresnawati ( 2004). Meningkatkan Pemahaman dan Penalaran Siswa Melalui Model

Pembelajaran Berbasis Maslah. Skripsi pada FMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Widjajantin, Anastasia. (2004).Pengembangan Desain Pembelajaran Bagi

anak Buta-tuli Berdasarkan kurikulum Fungsional dan berseting alamiah, malang

Yulainti,Eka Putu .(2014) Geometri. Dapat diakses di

Gambar

Tabel 1.1: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Peserta didik
Tabel 1.2: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Bangun ruang Peserta
TABEL 3.1 Jumlah Peserta didik di masing masing sekolah  yaitu SLB N Kota Banjar dan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada pengelola dapat didayagunakan

Informasi tanaman bangun-bangun di Sumatera Utara tentang karakteristik pertumbuhan vegetatif maupun kandungan metabolit sekundernya belum ada, sehingga penulis tertarik

Gangguan pengaruh dari luar yang dapat merusak konsentrasi menjadikan pemain sering gagal dalam melakukan shooting, padahal latihan teknik dasar shooting sering

Adapun jenis – jenis senyawa zat warna alam yang terkandung dalam tumbuhan adalah klorofil (hijau) pada daun; karoten (kuning oranye) pada umbi dan daun; likopene (merah) pada

Tabel 4.3 Daftar Jumlah Siswa yang Belum dan Sudah Memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SK: Akuntansi Pajak PPh Ps 21 kelas XI Akuntansi SMK Pasundan 1 Kota Bandung

para Bupati/Kepala Daerah Swatantra Tingkat II yang bersangkutan sebagai pejabat yang berwenang memberi izin kepada sesuatu badan hukum yang berbentuk koperasi tani atau koperasi

terhadap prestasi belajar siswa yang tidak disebutkan dalam penelitian ini. Sehingga penelitian yang dilakukan dapat memberikan wawasan yang lebih

Hubungan antara kepuasan kerja dan resiliensi dengan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan kantor pusat pt.. Jurnal psikologi