No. Daftar FPEB: 314/UN40.7.D1/LT/2015
Pengaruh Desain Produk Terhadap Minat Beli
Smartphone Blackberry
(Survey Pada Pengunjung Butik Dukomsel)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia
Aufa Radian Saputra
1102029
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Desain Produk terhadap Minat Beli Smartphone
Blackberry pada Pengunjung Butik Dukomsel
Oleh:
Aufa Radian Saputra
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Aufa Radian Saputra Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang, skripsi ini tidak boleh diperbanyak
seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH DESAIN PRODUK TERHADAP MINAT BELI
SMARTPHONE BLACKBERRY PADA PENGUNJUNG BUTIK
DUKOMSEL
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Heny Hendrayati, S.IP., MM NIP. 19761011200501 2 002
Mengetahui Ketua Program Studi
Dr. Chairul Furqon, S.Sos., MM NIP. 19720615 200312 1 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Aufa Radian Saputra (1102029), “Pengaruh Desain Produk terhadap Minat Beli Smartphone Blackberry (Survey Terhadap Pengunjung Butik Dukomsel)”
Banyaknya merek-merek smartphone yang ditawarkan dengan berbagai keunggulan dan kelebihan yang kemudian menyebabkan persaingan produk sejenis semakin ketat. Para produsen dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan produknya. Ini terlihat dari kondisi pemasaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan produk tetapi sudah mempengaruhi persepsi penggunanya.
Dilihat dari minat beli pengunjung Butik Dukomsel, banyak faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen, diantaranya: minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif. Sebagai upaya meningkatkan minat beli konsumen, Blackberry terus berupaya meningkatkan desain produk smartphonenya yang dimensinya terdiri dari variasi, kualitas, bentuk, fitur, merek, dan perawatan/servis.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan jumlah populasi berjumlah 25.537 orang responden dan sampel dengan 100 orang responden. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson dan analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa desain produk dan minat beli smartphone Blackberry pada pengunjung Butik Dukomsel berada pada kategori sedang. Hasil perhitungan korelasi menunjukan adanya hubungan dengan tingkat tinggi antara desain produk dan minat beli
smartphone Blackberry pada pengunjung Butik Dukomsel. Besarnya pengaruh desain produk
terhadap minat beli adalah sebesar 40,9% sedangkan sisanya 59,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan desain produk agar dapat meningkatkan minat beli dengan cara meningkatkan kualitas produknya, menambahkan fitur-fitur yang lebih menarik, dan memasarkan produk dengan informasi yang lebih menarik. Karena dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang tinggi antara desain produk terhadap minat beli.
ABSTRACT
Aufa Radian Saputra (1102029) , "The Influence of Product Design towards Buying Interest of Blackberry Smartphone ( Survey to the visitors of Butik Dukomsel )"
The number of smartphone brands are offered with various advantages and disadvantages which then led to increasingly similar products fierce competition . The manufacturers are required to be more creative in creating products. This is evident from the marketing conditions that do not rely solely on the ability of the product but it affects the perception of users .
Judging from buying interest of the visitors of Butik Dukomsel, many factors that influence consumer buying interest , including : transactional interest, referential interest, preferential interest, and explorative interest. In an effort to increase consumer buying interest, Blackberry continues to improve their smartphone product design dimensions which consists of variety, quality, shape, features, brand, and maintenance/servicing.
This study used a descriptive and verification method with a population of 25.537 the number of respondents and the sample with 100 respondents . The analysis technique used is the Pearson correlation coefficient and simple regression analysis .
The results showed that the design of the product and buying interest of the Blackberry smartphone in Butik Dukomsel visitors are in the moderate category . Correlation calculation results showed an high levels association between product design and buying interest of the Blackberry smartphone in Butik Dukomsel visitors . The magnitude of the influence of product design on buying interest amounted to 40.9 % while the remaining 59.1 % is influenced by other factors that not examined by researchers .
The company should pay more attention to the design of products in order to increase buying interest by improving the quality of its product , adding features that are more attractive , and market products with more interesting information . Because it can be seen that there is a high influence between product design to the buying interest .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESISError! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi dan teknologi global yang berkembang sangat pesat ini
menuntut setiap orang untuk dapat beradaptasi dengan baik. Tidak sedikit teknologi
baru bermunculan untuk melengkapi teknologi yang sudah ada atau bahkan
menggantikannya. Dari waktu ke waktu industri telekomunikasi merupakan industri
yang berkembang sangat pesat dengan berbagai macam inovasinya yang berkembang
terus menerus. Hal ini menjadi salah satu tuntutan untuk dapat memenuhi standar
konsumen akan kebutuhan terhadap sarana telekomunikasi yang semakin meningkat.
Salah satu pasar telekomunikasi yang sangat diminati oleh para produsen
adalah Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia perkembangan dunia
komunikasi sangat pesat, hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya
masyarakat Indonesia yang menggunakan handphone. Tidak memandang kelas,
pekerjaan, atau penghasilan. Belakangan ini banyak pengguna handphone yang
menginginkan berbagai macam aplikasi sebagai penunjang aktivitas mereka, oleh
karena itu banyak sekali vendor handphone yang terus mengembangkan ponsel
cerdas yang bisa memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus hiburan. Ponsel cerdas
ini biasa disebut sebagai smartphone.
Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat
tinggi, bahkan dengan fungsi yang menyerupai komputer. Smartphone merupakan
telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang
menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi para pengembang aplikasi.
Dengan kata lain, smartphone merupakan komputer kecil yang memiliki kemampuan
sebuah telepon.
Smartphone memiliki berbagai macam klasifikasi untuk menarik minat
konsumen. Salah satu klasifikasi smartphone berdasarkan sistem operasi dapat dilihat
Sumber: Crocholatozt Blogspot, 2014
Gambar 1.1 Klasifikasi Smartphone Berdasarkan Sistem Operasi
Dengan banyaknya merek dan jenis smartphone yang memiliki kelebihan dan
kecanggihan yang ada di pasaran menuntut konsumen untuk lebih selektif dalam
memilih smartphone sesuai dengan dana dan kebutuhan, mulai dari smartphone
dengan sistem operasi yang sederhana sampai dengan smartphone dengan sistem
operasi yang sangat canggih.
Salah satu vendor smartphone ternama saat ini adalah Blackberry. Research
In Motion merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia dan
merupakan produsen dari smartphone Blackberry. Kantor pusatnya berada di
Waterloo, Kanada. BlackBerry masuk ke pasar pertama kali dengan memfokuskan
diri pada layanan e-mail gegas. Pada awalnya, perangkat BlackBerry hanya memiliki
layar monokrom, tetapi sekarang semua modelnya sudah memiliki tampilan layar
berwarna.
Menurut data dari International Data Corporation ( IDC ) Worldwide
Quarterly Mobile Phone Tracker, pasar smartphone di seluruh dunia tumbuh sebesar
25,3% dari tahun ke tahun pada kuartal kedua 2014, peningkatan tersebut
menciptakan rekor baru sebesar 301.300.000 pengiriman. Ini adalah pertama kalinya
Symbian iOS Blackberry
OS
Android Palm Windows Bada
Blackberry Apple Blackberry Sony Palm HTC Samsung
Samsung HP Samsung
Motorola Kyocera Blackberry
LG
Smartphone
pengiriman smartphone triwulanan melampaui 300 juta unit. Setelah pertumbuhan di
kuartal pertama sangat kuat, pasar tumbuh 5,2% secara berurutan, didorong oleh
permintaan yang berkelanjutan untuk komputasi mobile dan berlimpahnya
permintaan akan smartphone murah. (Sumber:www.idc.com)
Tabel 1.1 Worldwide Smartphone Vendor Market Share Q4 2011–2014
Vendor 2011 Market
Share
2012 Market
Share
2013 Market
Share
2014 Market
Share
Samsung 22.5% 29.1% 28.83% 20.01%
Blackberry 8.1% 3.2% 0.6% 0.8%
Apple 23% 20.9% 17.43% 19.85%
Lenovo 3.1% 4.1% 4.51% 6.59%
Huawei 3.5% 4.6% 5.66% 6.25%
Others 60.2% 61.9% 57.03% 53.5%
Total 100% 100% 100% 100%
Sumber: Statista, 2015
Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa vendor smartphone Lenovo dan Huawei
mengalami peningkatan dalam market share, sementara Samsung dan Apple
cenderung mengalami fluktuasi, sementara Blackberry selalu mengalami penurunan
market share meskipun pada tahun 2014 market sharenya naik sebesar 0.2%. Data
lain juga menyebutkan hal yang serupa, yakni market share Blackberry yang
Tabel 1.2 Worldwide Smartphone Vendor Market Share 2011–2014
Periode Sony Samsung Apple Nokia Blackberry Lainnya
2011 3.79% 13.63% 27.06% 39.43% 9.29% 6.80%
2012 2.76% 22.94% 23.27% 25.97% 3.61% 21.45%
2013 1.85% 27.48% 21.79% 20.18% 3.71% 24.99%
2014 3.28% 34.09% 25.96% 10.03% 1.34% 25.30%
Sumber: Global Stat Counter 2011-2014
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa market share Blackberry mengalami
penurunan dari tahun ke tahun, total terjadi penurunan sebesar 7.95% dari 9.29% di
tahun 2011 menjadi 1.34% di tahun 2014. Sementara Sony dan Apple mengalami
fluktuasi nilai market share, sedangkan Samsung dan vendor smartphone lainnya
selalu mengalami peningkatan dalam penjualannya.
Samsung merupakan vendor smartphone terkemuka dan produsen
barang-barang elektronik terbesar di dunia asal korea selatan. Produk smartphone Samsung
dinilai lebih inovatif dan fiturnya lebih lengkap dibandingkan smartphone
Blackberry, hal ini menunjukan bahwa Samsung merupakan kompetitor terberat bagi
Blackberry.
Untuk lebih memperjelas perubahan naik turunnya data market share per
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00%
2011 2012 2013 2014
Apple
Blackberry
Nokia
Samsung
Sony
Lainnya
Market Share
Tahun
Sumber: Global Stat Counter 2011-2014
Gambar 1.2 Perbandingan Market Share Berdasarkan Merek di Dunia, Tahun 2011-2014
Berdasarkan data pada Gambar 1.2 terlihat bahwa dari tahun 2011-2014
pengguna Blackberry di dunia menunjukan tren yang menurun, berbanding terbalik
dengan pengguna Samsung dan merek lainnya yang mengalami peningkatan. Bahkan
market share Sony pun melebihi Blackberry pada akhir tahun 2014. Hal ini perlu
diperhatikan oleh Blackberry, karena cepat atau lambat penurunan market share ini
dapat berakibat langsung pada kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Di Indonesia sendiri, Blackberry merupakan salah satu vendor smartphone
yang sudah cukup terkenal, bersaing ketat dengan Apple dan Samsung. Untuk
Sumber: Statista, 2012-2015 (Data diolah kembali)
Gambar 1.3 Market Share Smartphone di Indonesia
Berdasarkan Gambar 1.3, di Indonesia sendiri, market share Blackberry
sebenarnya mengalami peningkatan hingga akhir tahun 2014. Tetapi hingga akhir
maret 2015, market share Blackberry mengalami penurunan sebesar 2.46%.
Berdasarkan Gambar 1.3, dapat dilihat adanya permasalahan terhadap minat beli
(purchase interest) konsumen terhadap produk Blackberry yang terbukti dengan
angka market sharenya yang menurun dari tahun 2014 ke tahun 2015. Minat beli
konsumen akan tinggi apabila konsumen percaya terhadap suatu brand tertentu yang
sudah memiliki kualitas terbaik dan juga terpercaya.
Untuk mengetahui mengenai presepsi konsumen terhadap merek smartphone,
peneliti melakukan pra-penelitian kepada 30 responden, yaitu pengunjung Butik
Dukomsel yang memiliki smartphone dan atau mempunyai minat beli terhadap
smartphone, karena menurut penulis saat ini masyarakat terutama pengunjung Butik Apple/iOS Blackberry/OS Samsung/Android Nokia/SymbianOS
2012 1.83% 4.92% 20.13% 25%
2013 3.00% 4.94% 45.22% 10.37%
2014 3.85% 12.18% 59.91% 3.93%
2015 3.77% 9.72% 65.92% 2.82%
Dukomsel sudah sangat mengerti dengan teknologi-teknologi baru, dan sangat
selektif dalam memilih teknologi yang akan mereka pakai, termasuk smartphone.
Maka dari itu menurut penulis, pengunjung Butik Dukomsel dapat menjadi responden
dalam penelitian kali ini.
Pra-penelitian ini dilakukan untuk mengetahui produk mana yang akan dipilih
oleh konsumen dari produk Blackberry, Sony, Samsung, Apple, Nokia dan produk
smartphone lainnya. Berikut ini Gambar 1.4 merupakan hasil dari pra-penelitian.
Sumber: Pra-penelitian kepada konsumen smartphone, 2015
Gambar 1.4 Pemilihan Produk Smartphone
Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa konsumen lebih memilih produk
smartphone Samsung, Apple, Sony, dan produk smartphone lainnya dibandingkan
dengan Blackberry.
Berdasarkan hasil wawancara yang peniliti lakukan terhadap responden,
beberapa diantaranya mengungkapkan bahwa smartphone Blackberry itu semakin
lama fitur yang disediakannya semakin tidak menarik dan tidak mengikuti trend
teknologi masa kini yang sangat dibutuhkan masyarakat, modelnya ketinggalan
jaman, tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Pernyataan tersebut menegaskan
bahwa minat beli konsumen terhadap smartphone Blackberry sudah sangat minim
sekali atau bahkan tidak ada.
Gambar 1.5 Desain Produk Smartphone Blackberry
Menurut Kotler (2012:186), minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul
setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul
ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan
untuk membeli agar dapat memilikinya.
Tingginya persaingan dalam industri smartphone membuat
perusahaan-perusahaan yang ada harus bekerja keras untuk mendapatkan konsumen. Upaya untuk
mendapatkan pengakuan dari pelanggan erat kaitannya dengan merancang strategi
pemasaran yang unggul dengan memperhitungkan strategi pesaing. Untuk dapat
merancang strategi pemasaran yang baik, peran dari bauran pemasaran (marketing
mix) sangatlah penting, karena tugas dasar dari pemasaran adalah mengkombinasikan
keempat elemen dari bauran pemasaran (Product, Promotion, Price, Place) ke dalam
pemasaran untuk dapat menarik konsumen yang berpotensi melakukan pembelian.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden pra-penelitian, banyak yang
mengatakan bahwa smartphone Blackberry itu modelnya ketinggalan jaman, fiturnya
tidak menarik, desainnya biasa saja. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:230),
desain adalah sebuah konsep yang lebih besar daripada gaya, desain merupakan
jantung produk. Desain yang baik memberikan kontribusi untuk kegunaan suatu
produk serta penampilan.
Desain produk yang baik selain akan memberikan kontribusi untuk kegunaan
suatu produk serta penampilan, desain produk juga akan memicu minat beli
masyarakat terhadap produk tersebut, hal ini bisa dimanfaatkan untuk membantu
mereka. Peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh desain produk terhadap minat beli
pengunjung Butik Dukomsel pada merek Blackberry, karena menurut penulis saat ini
masyarakat sudah sangat peduli dengan teknologi-teknologi baru, dan sangat selektif
dalam memilih teknologi yang akan mereka pakai, termasuk smartphone. Maka dari
itu menurut penulis, pengunjung Butik Dukomsel dapat menjadi responden dalam
penelitian kali ini.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Desain Produk Terhadap Minat Beli Smartphone Blackberry (Survey dilakukan pada pengunjung Butik Dukomsel)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Research In Motion dengan produk smartphone Blackberry nya, mengalami
penurunan minat beli (purchase interest) yang disebabkan oleh para kompetitornya
yang memiliki desain produk yang lebih inovatif, harga yang lebih murah, beserta
kelebihan-kelebihan lainnya. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk
meningkatkan minat beli konsumen, salah satunya melalui desain produk. Desain
produk diduga dapat membantu brand Blackberry dalam meningkatkan dan
mempengaruhi minat beli konsumen.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam identifikasi masalah, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran desain produk smartphone Blackberry menurut tanggapan
pengunjung Butik Dukomsel?
2. Bagaimana gambaran minat beli smartphone Blackberry pengunjung Butik
Dukomsel?
3. Seberapa besar pengaruh desain produk terhadap minat beli smartphone
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun pada perumusan masalah,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui gambaran desain produk smartphone Blackberry menurut
tanggapan pengunjung Butik Dukomsel.
2. Mengetahui gambaran minat beli konsumen smartphone Blackberry menurut
tanggapan pengunjung Butik Dukomsel.
3. Mengetahui pengaruh desain produk terhadap minat beli smartphone
Blackberry menurut tanggapan pengunjung Butik Dukomsel.
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Memberikan masukan teoritis bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya
manajemen pemasaran, mengembangkan ilmu yang didapatkan serta menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca yang berkaitan dengan bahasan penelitian
ilmiah, yaitu mengenai desain produk khususnya pengaruhnya terhadap minat
beli konsumen.
2. Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan diharapkan dapat menjadi pengetahuan akan minat beli
konsumen smartphone yang dipengaruhi oleh desain produk, dan memberikan
masukan berharga bagi perusahaan produsen Blackberry, Research In Motion
mengenai pentingnya pengembangan kekuatan desain produk untuk mencapai
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menguji bagaimana pengaruh desain produk
terhadap minat beli smartphone Blackberry Penelitian ini akan meneliti dua variabel
yaitu variabel bebas (independent variable) dan juga variabel terkait (dependen
variable). Variabel bebas “X” yang akan diteliti oleh peneliti yaitu desain produk. Desain produk terdiri dari 6 dimensi yaitu variasi, kualitas, bentuk, fitur, merek, dan
perawatan . Sedangkan variabel terkait “Y” pada penelitian ini adalah minat beli yang
terdiri dari tiga dimensi yaitu keinginan membeli produk, kemungkinan membeli
merek, dan pertimbangan untuk membeli. Responden yang akan diambil dalam
penelitian ini adalah pengunjung Butik Dukomsel, dan periode penelitian ini adalah
kurang dari satu tahun.
Berdasarkan objek penelitian yang dijelaskan diatas, maka akan dianalisis
mengenai gambaran desain produk smartphone Blackberry menurut pengunjung
Butik Dukomsel, gambaran minat beli smartphone Blackberry menurut pengunjung
Butik Dukomsel dan pengaruh desain produk terhadap minat beli smartphone
Blackberry menurut pengunjung Butik Dukomsel.
3.2Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran
dengan menggunakan konsep desain produk dan seberapa besar pengaruhnya
terhadap minat beli (purchase interest). Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:03) penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal
yang lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian. Sifat penelitian deskriptif yaitu digunakan suatu metode dalam meneliti
suatu peristiwa pada masa kini yang bertujuan untuk membuat deskripsi karakteristik
dari pengguna suatu produk, dengan cara membuat profil para pengguna produk
dengan mengelompokannya berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan lainnya.
Dalam hal ini penelitian deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
yang akurat dari beberapa aspek lingkungan pasar mengenai fakta-fakta, sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki yaitu desain produk yang terdiri dari enam
dimensi yaitu variasi, kualitas, bentuk, fitur, merek, dan perawatan terhadap minat
beli yang memiliki tiga dimensi yaitu keinginan membeli produk, kemungkinan
membeli merek, dan pertimbangan untuk membeli.
Arikunto (2010:15) menyatakan bahwa jenis penelitian verifikatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran penelitian lain. Penelitian
verifikatif juga bertujuan untuk menguji hipotesis yang dilaksanakan pada
pengumpulan data dilapangan. Penelitian ini menguji hubungan antara desain produk
(X) dengan minat beli (Y).
Berkaitan dengan jenis penelitian yang akan diteliti merupakan penelitian
deskriptif dan verifikatif, yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan,
maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey.
Metode explanatory survey ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi secara
langsung dilapangan. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2014:6), yang
menyebutkan bahwa metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah (bukan buatan) tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, wawancara dan
sebagainya.
Menurut Aaker et al (2011:224) ada tiga keuntungan dari penelitian survey.
Pertama, dari segi biaya. Kedua, hasil yang lebih baik. Ketiga, periode pengumpulan
data yang lebih pendek dan dapat lebih diandalkan. Waktu penelitian yang digunakan
adalah cross sectional method, karena penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Arikunto (2010:90) adalah rencana atau rancangan
yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan di laksanakan.
Desain penelitian merupakaan perencanaan mengenai penelitian yang akan dijalankan
yang merupakan pedoman dari saat memulai penelitian sampai dengan
menyimpulkan penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan
antara dua variabel yaitu desain produk sebagai variabel bebas atau independent
variable dan minat beli yang merupakan variabel terkait atau dependent variable.
3.3Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang di teliti yaitu variabel bebas
dan variabel terkait. Variabel bebas atau independent variable yang diteliti adalah
desain produk yang memiliki enam dimensi yaitu variasi, kualitas, bentuk, fitur,
merek, dan perawatan. Sedangkan variabel terkait atau dependent variable dalam
penelitian ini adalah minat beli yang memiliki tiga dimensi yaitu keinginan membeli
produk, kemungkinan membeli merek, dan pertimbangan untuk membeli.
Berdasarkan pemaparan tersebut, operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel/Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Variasi Tingkat daya tarik tambahan variasi
aksesoris dari smartphone
Blackberry memberi tampilan yang
berbeda dari sebelumnya.
Ordinal 1
Tingkat daya tarik pilihan varian warna smartphone Blackberry.
Tingkat kualitas material casing
smartphone Blackberry.
Ordinal 4
Tingkat daya tahan baterai
smartphone Blackberry.
Ordinal 5
Bentuk Tingkat keunikan bentuk
smartphone Blackberry.
Tingkat daya tarik desain keyboard
smartphone Blackberry.
Ordinal 8
Tingkat daya tarik aplikasi pada
smartphone Blackberry.
Variabel/Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Item
Merek Tingkat daya tarik merek Blackberry
yang sudah dikenal masyarakat.
Ordinal 10
Perawatan/servis Tingkat kemudahan untuk merawat smartphone Blackberry.
Ordinal 11
Tingkat kemudahan mencari gerai servis resmi smartphone Blackberry.
Tingkat bentuk fisik smartphone Blackberry yang dapat mendorong
yang dapat mendorong minat beli
Ordinal 16
Tingkat niat untuk melakukan pembelian ulang smartphone
Blackberry
Sumber: Hasil olahan penulis (2015)
3.4Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1Jenis dan Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:172), sumber data adalah subjek dari
mana data diperoleh. Sumber data bisa diperoleh dari sumber internal perusahaan
maupun dari eksternal perusahaan. Adapun sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer menurut Malhotra (2010:73) adalah data yang berasal
langsung dari peneliti dengan tujuan khusus untuk digunakan permasalahan dalam
penelitian tersebut. Dalam penelitian ini sumber data primer berasal dari wawancara
dan pengisian kuesioner yang ditujukan kepada pengunjung Butik Dukomsel.
Sumber data sekunder menurut Aaker et al (2011:93) adalah data yang telah
dikumpulkan untuk berbagai tujuan selain permasalahan yang sedang dihadapi. Data
sekunder telah ada sebelum melakukan penelitian. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini didapatkan melalui penelitian terdahulu, jurnal ilmiah, buku dan
website internet untuk kepentingan penelitian. Jenis dan sumber data yang digunakan
oleh penulis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2: Variabel/Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Item
agar dapat
memilikinya.
Kotler (2012:168)
Minat
Eksploratif
Tingkat niat untuk mencari informasi lebih dari smartphone Blackberry
Tabel 3. 2 Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data Kategori Data Sumber Data
1 Mobile Phone Vendor Q4
Primer Hasil pra penelitian
penulis
Sumber: Hasil olahan penulis, 2014
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara sistematis dan ilmiah yang digunakan
untuk mengumpulkan data yang relevan mengenai fenomena dalam penelitian. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
setiap hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Hal yang dipelajari untuk
penelitian ini bisa didapatkan dari buku, ataupun internet yang dapat
membantu memberi informasi dalam pemahaman, konsep maupun teori yang
berkaitan dengan desain produk dan minat beli. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka
langsung dengan narasumber dengan mengajukan pertanyaan seputar desain
produk dan minat beli. Narasumber dalam penelitian ini adalah pengunjung
Butik Dukomsel.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan tertulis kepada setiap responden yang merupakan pengunjung
Butik Dukomsel mengenai hal yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
mengenai desain produk dan minat beli.
3.5Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:80). Dalam
penelitian ini populasi sasarannya adalah pengunjung Butik Dukomsel. Populasi
dalam penelitian ini adalah 25.537 pengunjung Butik Dukomsel (data hasil olahan
penulis, 2015).
Menurut Arikunto (2010:174) Sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti. Tidak terdapat batasan tertentu mengenai berapa besar sampel
yang diambil dari populasi, karena absah tidaknya sampel bukan terletak pada besar
atau banyaknya sampel yang diambil tetapi terletak pada sifat karakteristik sampel
apakah mendekati populasi atau tidak.
Untuk penarikan jumlah sampel penelitian, dihitung dengan rumus slovin
yang berasal dari buku metodologi penelitian pendekatan praktis dalam penelitian
(Simamora,2004 : 37) :
n
Keterangan :
n : Jumlah sampel
e2 : Presisi yang ditetapkan 0,01
N : Jumlah populasi
Berdasarkan rumus slovin maka dapat diukur besarnya sampel sebagai
berikut:
n
=
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 100
responden dari 25.537 jumlah pengunjung Butik Dukomsel.
3.5.2 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
Probability Sampling. Teknik non probability sampling menurut Sugiyono (2014:66)
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, karena
seperti diungkapkan dalam Sugiyono (2014:68) purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling karena sampel yang dijadikan responden dengan sengaja dipilih
sesuai karakteristik yang telah ditentukan dengan mencerminkan populasinya.
Alasan mengambil purposive sampling karena kriteria sampel yang diperoleh
benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan dimana kriteria untuk
sampel pada penelitian ini diantara lain adalah:
Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna smartphone dan atau memiliki minat beli terhadap smartphone.
3.6 Uji Instrumen Penelitian
Untuk bisa mendapatkan data yang sesuai dengan permasalahan dalam
penelitian, maka diperlukan instrumen yang tepat agar data yang terkumpul sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam pengumpulan data sebuah penelitian, sering terjadi
instrumen bertindak sebagai alat evaluasi.
Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diuji cobakan kepada
responden yang berada diluar sampel penelitian untuk mendapatkan gambaran
3.6.1 Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung suatu
instrumen adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson
sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2010:213)
Keterangan :
rxy = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam jumlah Y
∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2
= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas adalah menggunakan taraf signifikasi sebagai
berikut:
1. Item pertanyaan atau pernyataan tersebut dikatakan valid apabila lebih
besar atau sama dengan ( ≥ ).
2. Item pertanyaan atau pernyataan tersebut dikatakan tidak valid
apabila lebih kecil daripada ( ≤ ).
Secara teknis pengujian instrument dengan rumus diatas menggunakan
software SPSS 22.0 for windows. Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan
dengan menggunakan Tabel 3.3.
� � −
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tidak berkolerasi
Sumber: Arikunto (2010:319)
Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 30 responden dengan
tingkat signifikan 5% dengan n = 30 – 2 = 28 didapat sebesar 0,374. Uji validitas instrumen penelitian untuk variabel desain produk dan minat beli dapat
dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel X (Desain Produk)
No. Butir Pernyataan Keterangan
1
Variasi aksesoris dari smartphone
Blackberry memberi tampilan yang
berbeda dari sebelumnya.
0,510 0,374 Valid
2 Smartphone Blackberry memiliki banyak
pilihan warna. 0,762 0,374 Valid
3 Smartphone Blackberry memiliki mesin
yang awet. 0,694 0,374 Valid
4 Smartphone Blackberry memiliki
kualitas material casing yang kuat. 0,694 0,374 Valid
5 Smartphone Blackberry memiliki daya
tahan baterai yang lama. 0,642 0,374 Valid
6 Smartphone Blackberry memiliki bentuk
yang unik. 0,464 0,374 Valid
yang sesuai.
8 Smartphone Blackberry memiliki desain
keyboard yang menarik 0,762 0,374 Valid
9 Smartphone Blackberry memiliki
aplikasi yang menarik 0,611 0,374 Valid
10 Merek Blackberry memiliki daya tarik
yang tinggi 0,767 0,374 Valid
11 Smartphone Blackberry mudah untuk
dirawat. 0,624 0,374 Valid
12 Gerai servis smartphone Blackberry
mudah dijumpai. 0,428 0,374 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data, 2015 dengan SPSS 22.0 for Window
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian variabel X(desain produk)
pada Tabel 3.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan dari
pertanyaan no. 1 sampai dengan no. 12 dinyatakan valid karena rtabel ≤ rhitung.
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel Y (Minat Beli)
No. Butir Pernyataan Keterangan
1 Saya tertarik dengan karakteristik fisik
smartphone Blackberry. 0,759 0,374 Valid
2 Saya tertarik dengan keunggulan produk
smartphone Blackberry. 0,762 0,374 Valid
No. Butir Pernyataan Keterangan
3 Saya tertarik untuk mereferensikan
produk smartphone Blackberry kepada
orang lain.
0,856 0,374 Valid
4 Saya percaya dengan produk smartphone
Blackberry. 0,877 0,374 Valid
smartphone Blackberry.
6 Saya tertarik untuk mencari informasi
lebih mengenai produk smartphone
Blackberry.
0,687 0,374 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data, 2015 dengan SPSS 22.0 for Window
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian variabel Y (minat beli)
pada Tabel 3.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan dari
pertanyaan no. 1 sampai dengan no. 6 dinyatakan valid karena rtabel ≤ rhitung.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Suharsimi Arikunto (2010:221) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk
pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Suatu
instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai apabila
koefisien Alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70.
Untuk menguji tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan rumus
Cronbach Alpha’s, degan rumus sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2010:239)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan σ = Varians total
Jumlah varian butir
Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Membuat daftar distribusi nilai untuk setiap item angket dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Memberikan nomor pada angket yang masuk
b) Memberikan nomor pada setiap item sesuai dengan bobot yang telah
ditentukan yakni kategori 5 Skala Likert
c) Menjumlahkan skor untuk setiap responden dan kemudian jumlah skor
tersebut dikuadratkan
d) Menjumlahkan skor yang ada pada setiap item dari setiap jawaban yang
diberikan responden. Total dari setiap jumlah skor setiap item harus sama
dengan total skor dari setiap responden
e) Mengkuadratkan skor-skor jawaban dari tiap-tiap responden untuk setiap
item, dan kemudian menjumlahkannya
2. Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen terlebih dahulu setiap item
tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians item ∑σb2, langkah
selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varians total (σ2t
) dengan rumus sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2010:239)
Keterangan: σ 2
= Varians
= Jumlah skor N = Jumlah responden
3. Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika > maka item pertanyaan dikatakan realiabel. 2. Jika ≤ maka item pertanyaan dikatakan tidak realiabel.
Secara teknis pengujian instrument dengan rumus-rumus diatas menggunakan
fasilitas software SPSS 22.0 for window, dengan hasil yang tercantum pada Tabel 3.6:
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Desain Produk dan Variabel Minat Beli
No. Variabel Keterangan
1 Desain Produk 0,755 0,700 Reliabel
2 Minat Beli 0,799 0,700 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data, 2015 dengan SPSS 22.0 for Window
Berdasarkan jumlah kuesioner yang disebar kepada 30 responden dengan
tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2 = 28) maka bila
dikonsultansikan dengan nilai rtabel yaitu sebesar 0,700. Dari hasil uji reliabilitas pada
tabel diatas menunjukan bahwa kedua variabel yaitu desain produk dan minat beli
dinyatakan reliabel. Hal ini dikarenakan r hitung variabel desain produk dan r hitung
minat beli lebih besar dari r tabel.
Dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa instrument
yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid dan reliabel. Dengan demikian
penelitian ini dapat dilanjutkan tanpa adanya suatu kendala terjadinya kegagalan
penelitian yang disebabkan oleh instrument penelitiannya yang belum teruji tingkat
validitas dan reliabilitasnya.
3.7 Rancangan Analisis Data
Data yang telah terkumpul dari responden kemudian harus dilakukan
pengolahan dan penafsiran data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat pengaruh
antara variabel X desain produk dan variabel Y minat beli. Menurut Arikunto
(2010:278) secara garis besar, analisis data meliputi tiga langkah yaitu persiapan,
tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian sebagai berikut:
Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh
pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembar instrumen barangkali
ada yang terlepas atau sobek).
Coding, yaitu pemberian skor atau kode untuk setiap pilihan dari item
berdasarkan ketentuan yang ada dimana untuk menghitung bobot nilai dari
setiap pertanyaan atau pernyataan dalam angket menggunakan skala likert
kategori lima. Skor atau bobot untuk jawaban positif diberi skor 5-4-3-2-1,
sedangkan untuk jawaban negatif diberi skor 1-2-3-4-5.
Tabel 3.7 Kriteria Bobot Nilai Alternatif
Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan
Sangat setuju / sangat sesuai / sangat baik / sangat
tinggi / sangat menarik 5
Setuju / sesuai / baik / tinggi / menarik 4
Ragu-ragu / cukup sesuai / cukup baik / cukup tinggi
/ cukup menarik 3
Tidak setuju / tidak sesuai / buruk / rendah / tidak
menarik 2
Sangat tidak setuju / sangat tidak sesuai / sangat
buruk / sangat rendah / sangat tidak menarik 1
Tabulating, maksudnya menghitung hasil skoring dan dituangkan dalam tabel
rekapitulasi secara lengkap.
Tabel 3.8 Rekapitulasi Pengolahan Data
Responden Skor Item
1 2 3 N
3.7.1 Analisis Desktiptif
Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab dan
mendeskripsikan variabel-variabel penelitian antara lain :
Analisis deskriptif mengenai desain produk smartphone Blackberry, yang terdiri dari enam indikator yaitu variasi, kualitas, bentuk, fitur, merek, dan
perawatan/servis kepada pengunjung Butik Dukomsel.
Analisis deskriptif mengenai minat beli yang memiliki empat indikator yaitu minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat
eksploratif kepada pengunjung Butik Dukomsel.
Melakukan rancagan analisis deskriptif, yaitu mengolah data dari kuesioner
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Menentukan jumlah skor kriterium (SK)
SK = ST x JB x JR
Keterangan :
SK = Skor kriterium
ST = Skor tertinggi
JB = Jumlah bulir
JR = Jumlah responden
Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil skor digunakan rumus :
∑
Keterangan :
= Jumlah skor
Membuat daerah kategori kontimun, untuk melihat bagaimana gambaran tentang variabel secara keseluruhan dari responden maka peneliti membagi
daerah kategori menjadi tiga tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan kontinum tertinggi dan terendah dan terendah
Kontinum tinggi dihitung dengan rumus :
SK= ST x JB x JR
Kontinum rendah dihitung dengan rumus :
SK= SR x JB x JR
Keterangan :
ST = Skor tertinggi
SR = Skor terendah
JB = Jumlah buir
JR = Jumlah responden
b. Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan
rumus:
−
c. Menentukan garis kontinum dan daerah letak skor untuk variabel X
desain produk dan variabel Y minat beli
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Gambar 3.1 Garis Kontinum Variabel X dan Y
3.7.2 Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif bertujuan untuk menguji nilai hipotesis suatu variabel.
Melalui analisis ini dapat diketahui pengaruh antara desain produk terhadap minat
maka teknik analisa yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi linier
sederhana.
Langkah analisis verifikatif dengan cara mengubah data ordinal menjadi
interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Mengingat data
variabel yang digunakan dalam penelitian seluruhnya adalah skala ordinal, sementara
pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data
sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval. Dengan demikian semua data ordinal
yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan
menggunakan Method of Successive Interval (MSI).
3.7.2.1 Analisis Regresi Sederhana
Teknik analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimana
variabel dependen (Y) minat beli dapat diprediksikan melalui variabel independen
(X) desain produk atau prediktor secara individual. Maksud dari teknik analisis ini
juga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel
independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan
dengan meningkatkan variabel independen ataupun sebaliknya. Menurut Sugiyono
(2014:270) regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal
satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi
linier sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana :
Y = subjek dalam variabel dependen yang dipredeksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik,
dan (-) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
Harga a dihitung dengan rumus :
( ) − −
Sedangkan harga b dihitung dengan rumus :
− −
X dikatakan mempengaruhi Y jika berubahnya nilai X akan menyebabkan
adanya perubahan di Y. Artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik
turun dan dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi
tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang
menyebabkanya. Untuk menghitung besarnya pengaruh variabel X terhadap naik
turunnya nilai Y dapat dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien korelasi
3.7.2.2 Analisis Korelasi
Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pearsonian
Coefficient Correlation atau sering juga disebut dengan The Product Moment Coefficient Correlation (koefisien korelasi produk moment). Rumusnya adalah :
(Suharsimi Arikunto, 2010:213)
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor total
� � −
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Korelasi produk momen dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r
tidak lebih dari harga (-1< r <1), apabila r = -1 artinya korelasinya negative
sempurna; r = 0 tidak ada korelasi; r = 1 berarti koefisien korelasinya sangat kuat.
Untuk mendapatkan penjelasan terhadap koefisien korelasi yang diteliti, maka
dapat berpedoman kepada Tabel 3.9 :
Tabel 3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Klasifikasi
0,000 – 0,199 Sangat rendah / Lemah dapat diabaikan
0,200 – 0,399 Rendah / Lemah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Tinggi / Kuat
0,800 – 1,000 Sangat tinggi / Sangat kuat
Sugiyono (2014:183)
3.8 Uji Hipotesis
Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan dan dapat dipercaya antara desain produk sebagai variabel
independent dan minat beli smartphone Blackberry sebagai variabel dependent yang
pada akhirnya akan diambil kesimpulan penerimaan atau penolakan dari pada
hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk menguji signifikasi kolerasi antara variabel X
menggunakan rumus distribusi student (t student). Rumus dari distribusi student adalah
sebagai berikut:
√ −
√ −
Sugiyono (2014:184)
Keterangan :
t = distribusi student
r = koefisien korelasi dari uji
n = banyaknya sampel
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:
Jika t hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya koefisien regresi signifikan. Maka terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
desain produk dengan minat beli smartphone di Butik Dukomsel.
Jika t hitung ≤ nilai t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya koefisien regresi tidak signifikan. Maka tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara desain produk dengan minat beli smartphone di Butik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan terhadap pengunjung Butik Dukomsel
mengenai pengaruh desain produk terhadap minat beli smartphone Blackberry maka dapat di
tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Desain produk yang terdiri dari enam indikator yaitu variasi, kualitas, bentuk, fitur,
merek, dan perawatan/servis berada pada kategori sedang, artinya terdapat nilai yang
seimbang antara positif dan negatif pada desain produk menurut responden. Hal tersebut
didasarkan pada hasil perolehan skor dari jawaban responden untuk variabel desain
produk. Dari hasil rekapitulasi data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa skor tertingi
pada variabel desain produk adalah indikator perawatan/servis. Hal tersebut menunjukan
bahwa smartphone Blackberry dibeli karena perawatannya yang mudah dan gerai servis
resminya yang mudah dijumpai. Sedangkan indikator dengan skor terendah adalah
kualitas yang menggambarkan kualitas material yang digunakan dalam pembuatan
smartphone Blackberry. Akan tetapi, jumlah skor dari keenam indikator tersebut tidak
begitu jauh sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggapan pengunjung Butik Dukomsel
terhadap variabel desain produk adalah cukup baik atau cenderung positif.
2. Minat beli yang terdiri dari empat indikator yaitu minat transaksional, minat referensial,
minat preferensial, dan minat eksploratif berada pada kategori sedang, artinya sebagian
responden masih memiliki minat terhadap Blackberry dan sebagian lagi tidak. Hal
tersebut didasarkan pada hasil perolehan skor pada variabel minat beli. Dari empat
indikator yang dimiliki oleh minat beli, indikator dengan skor tertinggi pada variabel
minat beli ini adalah minat transaksional. Yang menunjukan bahwa pengunjung Butik
Dukomsel masih tertarik untuk melakukan transaksi pembelian smartphone Blackberry.
Sedangkan indikator yang terendah pada variabel minat beli ini adalah minat eksploratif.
dan pengalaman yang kurang baik dengan smartphone Blackberry menjadi faktor utama
kurangnya minat eksploratif responden.
3. Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara desain produk terhadap minat beli smartphone
Blackberry pada pengunjung Butik Dukomsel. Sehingga dapat diketahui bahwa minat
beli dipengaruhi oleh desain produk. Hal ini menunjukan bahwa minat beli dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan desain produk.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian mengenai pengaruh desain
produk terhadap minat beli smartphone Blackberry pada pengunjung Butik Dukomsel. Maka
peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat di jadikan solusi dari berbagai permasalahan
sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan yang
akan di ambilnya.
1. Pada variabel desain produk indikator kualitas merupakan indikator yang terendah, karenanya Blackberry diharapkan lebih meningkatkan kualitas produknya dengan cara
menggunakan material yang baik dan tahan lama dalam pembuatan produknya agar
konsumen percaya bahwa produk-produk Blackberry merupakan produk yang dihasilkan
dari material yang sangat baik dan tahan lama.
2. Pada variabel desain produk, indikator lainnya seperti variasi, fitur, dan merek didominasi oleh pernyataan netral. Hal ini menunjukan responden mulai ragu terhadap variasi, fitur,
dan merek Blackberry. Maka dari itu Blackberry diharapkan dapat meningkatkan variasi
dan fiturnya dengan cara memberi lebih banyak pilihan warna pada produknya, membuat
desain fisik yang berbeda dari sebelumnya, dan menambahkan fitur-fitur terbaru seperti
kamera depan dengan kualitas bagus mengingat konsumen saat ini sangat senang berfoto
selfie, menambahkan aplikasi Global Positioning System (GPS), atau bahkan mulai
menggunakan operating system (OS) berbasis Android milik Google, karena Android
merupakan OS dengan pengguna terbanyak saat ini dan agar fitur-fitur istimewa yang ada
di Android dapat dimiliki dan dipadukan dengan fitur yang ada di Blackberry, sehingga
konsumen akan kembali tertarik menggunakan smartphone Blackberry. Peningkatan
kepercayaan konsumen terhadap merek Blackberry dan meningkatnya nilai produk
Blackberry.
3. Pada variabel minat beli indikator minat eksploratif merupakan indikator yang terendah, karenanya Blackberry diharapkan memaksimalkan desain produk karena dapat dilihat
pengaruh desain produk pada variabel minat beli cukup tinggi, dengan cara meningkatkan
kualitas produknya, menambahkan fitur-fitur yang lebih menarik seperti kamera depan
dengan kualitas bagus, menambahkan aplikasi Global Positioning System (GPS), atau
bahkan mulai menggunakan operating system (OS) berbasis Android milik Google, dan
juga memasarkan produk dengan informasi yang lebih lengkap dan menarik. Sehinga,
dapat mengatasi permasalahan pada minat beli.
4. Peneliti juga mengajukan saran yang dapat dilakukan dalam penelitian selanjutnya, hendaknya dapat dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi
minat beli smartphone yang tidak diteliti pada penelitian ini seperti harga, promosi, dan
atribut produk lainnya (kualitas dan fitur), agar memperoleh gambaran yang lebih jelas
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A., V.Kumar, George S. Day. Robert P.Leone. 2011. “Marketing Research”.USA: Wiley
Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta:
Bandung.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).
Jakarta : Rineka Cipta
Belch, G.E & Belch M.A. 1995.”Introduction to advertising andpromotion. An integrated marketing communication perspective”. Third Edition. Boston:
Irwin.
Berkowitz, M. 1987. “Productshape as a design innovationstrategy”. Journal of
Product Innovation Management 4(4), 274-283.
Ferdinand, Augusty. 2002. “Structural Equation Modeling Dalam Penelitian
Manajemen”. BP. Undip, Semarang.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2012. “Principles of Marketing” (14th Edition). Pearson, New Jersey
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2012. “Marketing Management” (14th
Edition). New Jersey: Prentice Hall
Malhotra, Naresh K. 2010. “Marketing Research An Applied Orientation”.
Pearson Edition, Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall
Mowen, J.C, and Minor, M .(2001). Perilaku Konsumen 5th edition:
diterjemahkan oleh Lina Salim. Jakarta: Erlangga.
Schiffman. Len G dan Leslie L Kanuk. (2010). Consumer Behaviour. 8th edition.
New Jersey: Pretince Hall.
Simamora, Bilson. (2004). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono.2014. “Metode Penelitian Bisnis”.Bandung: Alfabeta
Tjiptono, Fandy.2008. “Brand Management and Strategy”. Yogyakarta: Andi
Jurnal:
Arifiana, Windya Eka & Kumadji, Srikandi & Fanani, Dahlan. (2013). Pengaruh
Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Ibu Rumah
Tangga Perumahan Bumi Asri Sengkaling Rw 05 Desa Mulyoagung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang Pembeli Deterjen Rinso). Jurnal
Administrasi Bisnis. 1 (2). (1-9).
Asep Taufik Hidayat, Funny Mustikasari Elita, Agus Setiaman, (2012). Hubungan
Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen. Jurnal Universitas
Padjajaran. Vol. 1, No.1
Astri Cahyorini, Effy Zalfiana Rusfian (2011). “The Effect of Packaging Design
on Impulsive Buying”. Journal of Administrative Science & Organization,
Januari 2011, Hal. 11-21 Vol. 18
Christina Schtman (2007). “An Analysis of Antecedents and Consequences of
Trust in a Corporate Brand”. European Journal of Marketing Vol. 41
Mohd Rizaimy Shaharudin, Suhardi Wan Mansor, Anita Abu Hassan, Maznah
Wan Omar, dan Etty Harniza Harun (2011). “The Relationship Between
Product Quality and Purchase Interest: The Case of Malaysia’s National Motorcycle/Scooter Manufacturer” . African Journal of Business
Oghojafor Ben Akpoyomare, Ladipo Patrick Kunle Adeosun and Rahim Ajao
Ganiyu (2012). “The Influence of Product Attributes on Consumer Minat beli in the Nigerian Food and Beverages Industry: A Study of Lagos Metropolis”. American Journal of Business and Management Vol. 1, No.
4, 2012, 196-201
Website:
- Crocholatozt Blogspot. (2012). Klasifikasi Smartphone Berdasarkan
Sistem Operasi. [online].
Tersedia:
http://crocholatozt.blogspot.com/2012/07/mengenal-macam-macam-sistem-operasi.html. [7 Oktober 2014]
- Global stat counter. (2014). Worldwide smartphone vendor market share.
[online].
Tersedia: http://gs.statcounter.com/#mobile_vendor-ww-yearly-2011-2014. [7
Oktober 2014]
- International Data Corportion. (2014). Worldwide Quarterly Mobile Phone
Tracker. [online].
Tersedia: http://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=prUS25224914 . [7
Oktober 2014]
- Statista. (2015). Indonesia Smartphone Market Share. [online].
Tersedia:
http://www.statista.com/statistics/262205/market-share-held-by-mobile-operating-systems-in-indonesia/. [23 Mei 2015]
- Statista. (2015). Global smartphone vendor market share held by RIM.
[online].
Tersedia:
http://www.statista.com/statistics/263439/global-market-share-held-by-rim-smartphones/ . [23 Mei 2015]
- Statista. (2015). Worldwide smartphone vendor market share Q4
2011-2014. [online].
Tersedia:
http://www.statista.com/statistics/271496/global-market-share-held-by-smartphone-vendors-since-4th-quarter-2009/. [23 Mei 2015]