PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN BARITO KUALA
TAHUN 2015
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga, penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 dapat diselesaikan.
Pada dasarnya "Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015" menggunakan data dari berbagai unit kerja baik di dalam maupun di luar lingkungan Dinas Kesehatan. Merupakan peremajaan dan perkembangan data dari beberapa tahun sebelumnya sebagai perkembangan hasil upaya dari berbagai kegiatan. Dengan kata lain data/ informasi yang dimuat dalam buku ini dengan sendirinya merupakan refleksi dari perkembangan pembangunan kesehatan di Kabupaten Barito Kuala.
Untuk meningkatkan mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala berikutnya, senantiasa diharapkan saran dan kritik yang membangun, serta partisipasi aktif dari semua pihak dalam rangka mendapatkan data/ informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 ini, diucapkan terimakasih.
Marabahan, 25 April 2014
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO KUALA
H. Sugian Nor, SKM.,M.Kes NIP. 19590501 198103 1 018
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 iii
Halaman HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR GAMBAR... iv
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR LAMPIRAN TABEL... xi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1
B. TUJUAN... 2
C. RUANG LINGKUP... 3
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN... 4
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BARITO KUALA A. GEOGRAFI... 6
B. DEMOGRAFI... 7
C. SOSIAL EKONOMI... 9
D. KEADAAN LINGKUNGAN... 11
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT... 17
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITY RATE... 20
B. MORBIDITY RATE... 29
* BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR... 45
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN... 70
C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT... 77
D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT... 84
E. PELAYANAN KEFARMASIAN... 93
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN... 95
B. TENAGA KESEHATAN... 101
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN... 105
BAB VI PENUTUP... 111 LAMPIRAN - LAMPIRAN
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 iv
Halaman Gambar 1 Peta Wilayah Kabupaten Barito Kuala ... 7
Gambar 2 Piramida Penduduk Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2015... 9
Gambar 3 Cakupan Rumah Sehat di Barito Kuala
Tahun 2011 – 2015 ... 12
Gambar 4 Cakupan Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2015... 13
Gambar 5 Persentase Akses Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak)
BerdasarkanSarana Air Bersih Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015...
14
Gambar 6 Persentase Akses Air Bersih Masyarakat Di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 15
Gambar 7 Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak
(Jamban Sehat) Di Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2011 – 2015... 17
Gambar 8 Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi Yang Layak
(Jamban Sehat) Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 18
Gambar 9 Rumah Tangga ber PHBS tahun 2011 – 2015 di Kabupaten
Barito Kuala... 20 Gambar 10 Rumah Tangga ber PHBS Per Puskesmas di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2015... 21 Gambar 11 Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala
dan Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2011 – 2015...
23 Gambar 12 Jumlah Kasus Kematian Bayi Per Puskesmas di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2015... 24 Gambar 13 Faktor Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 v
Gambar 15 Jumlah Kasus Kematian Anak Balita Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 27 Gambar 16 Kasus Kematian Ibu Per Kelompok Umur di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2015... 28
Gambar 17 Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala dan
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 – 2015... 29
Gambar 18 Kasus Kematian Ibu Per Puskesmas Tahun
2015 di Kabupaten Barito Kuala ... 29
Gambar 19 Faktor Penyebab Kasus Kematan Ibu diKabupaten Barito
Kuala Tahun 2015... 30 Gambar 20 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Umur Harapan
Hidup Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015 ... 31
Gambar 21 Gambaran Angka Kesakitan Malaria / API (Annual Parasite
Incidince) Tahun 2011 – 2015 di Kabupaten Barito Kuala... 33
Gambar 22 Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Tahun 2015
di Kabupaten Barito Kuala... 34 Gambar 23 Penemuan Kasus Baru TB PARU (CNR) di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2013 – 2015 ... 35 Gambar 24 Penemuan (CDR) dan Kesembuhan TB PARU BTA Positif
di Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2011 – 2015... 36 Gambar 25 Penemuan Kasus Penderita TB Paru BTA Positif per
Puskesmasdi Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 36
Gambar 26 Penemuan Kasus HIV/AIDS s.d Tahun 2015 Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Barito Kuala... 37 Gambar 27 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 38 Gambar 28 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia per Puskesmas di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 39
Gambar 29 Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta dan CNDR Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 - 2015 ... 40
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 vi
Gambar 31 Penemuan Kasus DiareDi Kabupaten Barito Kuala Tahun
2011 - 2015... 43 Gambar 32 Penemuan Kasus Diare Per Puskesmas Di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2015... 43 Gambar 33 Angka Kesakitan Penderita Demam Berdarah Dengeu Di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015………. 44
Gambar 34 Penemuan Kasus DBD Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 45 Gambar 35 Angka Kesakitan Penderita Filariasis Di Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2011 – 2015 ... 46 Gambar 36 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 - 2015... 49 Gambar 37 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 Per
Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 50
Gambar 38 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 - 2015... 51 Gambar 39 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 52 Gambar 40 Cakupan Pelayanan Ibu Nifasdi Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2011 - 2015... 53 Gambar 41 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Per Puskesmas di Kabupaten
Barito Kuala tahun 2015... 54 Gambar 42 Cakupan Pelayanan Obstetri(Komplikasi Kebidanan) dan
Neonatus di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 55
Gambar 43 Cakupan Pelayanan Obstetri (Komplikasi Kebidanan) dan
Neonatus Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 56 Gambar 44 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 57 Gambar 45 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) Lengkap Per
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 vii
Gambar 47 Cakupan Kunjungan Bayi Per Puskesmas di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2015... 59 Gambar 48 Pelayanan Kesehatan Pada Balita di Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2011 – 2015... 60 Gambar 49 Pelayanan Kesehatan Pada Balita Per Puskesmas di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 61 Gambar 50 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD
/Sederajat di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015…. 62
Gambar 51 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Siswa Kelas 1 SD/Sederajat Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2015... 63 Gambar 52 Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru di Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2011 – 2015... 64 Gambar 53 Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Per Puskesmas di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015……….. 64
Gambar 54 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Barito
Kuala Tahun 2011 - 2015... 66 Gambar 55 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Per Puskesmas di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 66 Gambar 56 Persentase Pencapaian UCI Desa/Kelurahan di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 67 Gambar 57 Persentase Pencapaian UCI Desa/Kelurahan Per
Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 68
Gambar 58 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT+ di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 -2015... 69 Gambar 59 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Imunisasi TT 2+ Per
Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 70
Gambar 60 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 - 2015... 71 Gambar 61 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut Per
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 viii
Gambar 63 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk BerdasarkanJenis Jaminan Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun
2015... 74 Gambar 64 Persentase Pemberian Resep Obat Generik Per Puskesmas
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 75 Gambar 65 (Acute Flaccid Paralysis) Rate di Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2011 – 2015... 80 Gambar 66 Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru BTA Pos
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 81
Gambar 67 Angka Kesembuhan TB Paru BTA Positif Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 81 Gambar 68 Persentase Tingkat Kecacatan Tingkat II Dan Angka Cacat
Tingkat II di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011-2015... 84
Gambar 69 Persentase Penderita Kusta Type MB Selesai Berobat Per
Puskesmas Di Kabupaten Barito KualaTahun 2015... 85
Gambar 70 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1 dan Fe3 di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 87 Gambar 71 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe1 dan Fe3
Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 88
Gambar 72 Persentase Bayi dan Balita Yang Mendapatkan Kapsul
Vitamin A Di Barito Kuala Tahun 2011 - 2015... 89
Gambar 73 Persentase Bayi ( 6 – 11 bulan) dan Balita (6-59 bln)
Mendapatkan Vitamin A Per Puskesmas di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2015... 90 Gambar 74 Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Kapsul
Vitamin A Di Barito Kuala Tahun 2011 - 2015... 90 Gambar 75 Persentase Ibu Nifas Yang Mendapatkan Kapsul Vitamin A
Di Barito Kuala Per Puskesmss Tahun 2015... 91 Gambar 76 Persentase Pemberian ASI Ekslusif Di Kabupaten Barito
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 ix
Gambar 78 Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (Ditimbang dan
BGM) di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 - 2015... 93
Gambar 79 Persentase Kunjungan Balita Ke Posyandu (ditimbang, dan
BGM) Per Puskesmas di Barito Kuala Tahun 2015... 94
Gambar 80 Unit Cost Obat Per Kapita di Kabupaten Barito Kuala Tahun
2011 – 2015………... 95
Gambar 81 Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015……… 98
Gambar 82 Data Strata Posyandu di Kabupaten Barito Kuala Tahun
2011 - 2015………. 101
Gambar 83 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014……… 106
Gambar 84 Persentase Anggaran Kesehatan
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015………. 107
Gambar 85 Persentase Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber
Pembiayaan di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015…... 108
Gambar 86 Persentase Realisasi Penyerapan Dana BOK Per
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 x
Tabel 1 Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di
Puskesmas Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 ... 32
Tabel 2 Jumlah Penyakit dan Kematian Penyakit KLB di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2011 – 2015... 42
Tabel 3 Nilai Pelayanan Kesehatan di RSUD H Abdul Azis
Marabahan berdasarkan Indikator Pelayanan Kesehatan
Tahun 2011 - 2015... 73
Tabel 4 Pemberian Obat Rasional Berdasarkan Indikator Peresepan di
Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 77
Tabel 5 Rata Rata Persentase Pemberian Obat Rasional Berdasarkan
Indikator Peresepan Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015... 78
Tabel 6 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu,Poskesdes dan
Polindes Menurut Kecamatan di Kabupaten Barito Kuala Tahun
2015……….. 97
Tabel 7 Data Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2011–2015... 99
Tabel 8 Perkembangan Jumlah Tempat Tidur dan Rasio Per 100.000
Penduduk di RS Abdul Azis Marabahan Tahun 2011 - 2015... 100
Tabel 9 Daftar Apotik Berijin di Wilayah Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2015………. 102
Tabel 10 Daftar Toko Obat Berijin di Wilayah Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2015……… ……… 103
Tabel 11 Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk di Kabupaten
Barito Kuala Tahun 2011 – 2015……… ……… 104
Tabel 12 Alokasi dan Realisasi Penyerapan Dana Kapitasi BPJS Per
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xi
Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH
PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN
KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN,
KELOMPOK UMUR DAN RASIO JENIS KELAMIN
Tabel 3 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE
ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DI PEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
Tabel 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT KECAMATAN,
PUSKESMAS, DAN JENIS KELAMIN
Tabel 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN
PUSKESMAS
Tabel 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS
PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB
PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB
PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Tabel 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT
JENIS KELAMIN
Tabel 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP
HIV MENURUT JENIS KELAMIN
Tabel 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xii
Tabel 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT
2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT
KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT
(RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH
DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Tabel 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK
≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM
DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
Tabel 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xiii
Tabel 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN
DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA
USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1
DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI
KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS
KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS
KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT
JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 42 CAKUPAN IMUNISASI HB <7 HARI DAN BCG PADA BAYI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xiv
Tabel 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK
BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKSESMAS
Tabel 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS
KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN,
KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT
PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK
SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 52
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN
PUSKESMAS
Tabel 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS
JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
Tabel 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP,
DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
Tabel 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
Tabel 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xv
Tabel 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN
DAN PUSKESMAS
Tabel 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN
TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI
PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI
SYARAT KESEHATAN
Tabel 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS
SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
Tabel 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT
Tabel 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI
SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT
STATUS HIGIENE SANITASI
Tabel 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI
PETIK
Tabel 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
Tabel 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
Tabel 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT)
DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
Tabel 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN,
DAN PUSKESMAS
Tabel 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA
MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
Tabel 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 xvi
Tabel 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS
KESEHATAN
Tabel 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
Tabel 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
Tabel 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS
KESEHATAN
Tabel 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS
KESEHATAN
Tabel 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS
KESEHATAN
Tabel 80 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG
KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu sasaran dari RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Barito Kuala tahun 2013 - 2017 yaitu “Terwujudnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang mudah, murah, merata serta memadai yang diindikasikan semakin mampu, berdaya dan mandirinya masyarakat dalam dalam berpola hidup bersih dan sehat’”, maka Dinas Kesehatan selaku SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kesehatan di Kabupaten menjabarkannya dalam Visi yaitu ‘Terwujudnya masyarakat Barito Kuala yang mandiri untuk hidup sehat dan berkualitas’.
Dalam mewujudkan Visi yang telah ditetapkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala melakukan misi:
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan memadai.
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Meningkatkan Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Barito Kuala mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barito Kuala tahun 2013 – 2017, Rencana Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala tahun 2013 – 2017, Target Millenium Depelovment Goals (MDGs 2015), Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 – 2014 dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana ditetapkan Peraturan
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 2 Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008: (1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas indikator-indikator untuk Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi; (2) Indikator-indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta (3) Indikator-indikator untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi khususnya di Kabupaten Barito Kuala dan guna memantau indikator-indikator tersebut diatas serta untuk melihat potret keadaan kesehatan Kabupaten Barito Kuala, maka disusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala tahun 2015. Pada profil kesehatan ini disampaikan gambaran dan situasi kesehatan; gambaran umum tentang derajat kesehata, lingkungan, situasi upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan.
B. TUJUAN
Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala ini merupakan salah satu wujud akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan “good governance” dibidang kesehatan.
Sedangkan Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :
1. Tersedianya data/informasi Status Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Barito Kuala tahun 2015.
2. Tersedianya data dan informasi hasil monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Indikator indokator yang di gunakan.
3. Tersedianya laporan hasil kinerja dari penyelengaraan pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten Barito Kuala.
4. Tersedianya sarana untuk penyusunan rencana tahunan kegiatan bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 3 C. RUANG LINGKUP
1. JENIS DATA/INFORMASI
Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan ini adalah:
a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi.
b. Data Derajat Kesehatan meliputi data kematian, kesakitan dan data status gizi.
c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat meliputi data: air bersih rumah sehat, tempat-tempat umum, data perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfatan Rumah Sakit, pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, data Pemberantasan Penyakit, data Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin, data Penanggulangan KLB, dan data Pelayanan Kesehatan lainnya.
e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data: Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Obat dan Perbekalan Kesehatan serta data Pembiayaan Kesehatan.
2. SUMBER DATA
Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala tahun 2015 diperoleh dari:
a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung.
b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten Barito Kuala.
c. Catatan Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk Instalasi Farmasi Kesehatan.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 4 d. Dokumen Kantor Statistik, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Barito Kuala
e. Buku Batola dalam Angka Tahun 2015
3. PERIODE DATA
Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan ini adalah periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun 2015.
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang dan tujuan dibuatnya Profil Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 serta sistematika dari penyajiannya.
Bab-2 : Situasi Umum dan Lingkungan
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Barito Kuala. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lain misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan dan lingkungan.
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Barito Kuala sampai akhir tahun 2015, yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan, dan status gizi.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 5 Bab ini menguraikan tentang apa saja yang telah dicapai dan keberhasilan upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai akhir tahun 2015. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan termasuk Promotif dan Preventif Bidang Kesehatan, upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat melalui Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri sebagai bagian Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), serta berbagai upaya kesehatan lainnya.
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan kesehatan di bidang kesehatan sampai akhir tahun 2015. Gambaran tentang keadaan sumber daya ini mencakup tentang keadaan tenaga, anggaran, sarana prasarana, dan fasilitas kesehatan yang ada sampai akhir tahun 2015. Disamping itu juga digambarkan tentang jumlah distribusi tenaga per Kecamatan serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan, yaitu Puskesmas termasuk Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Gambaran lainnya adalah tentang perkembangan penyediaan obat generik.
Bab-6 : Penutup
Bab ini berisi simpulan dari uraian yang telah dipaparkan pada Bab 1 sampai dengan 5.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 6 BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BARITO KUALA
A. GEOGRAFI
Kabupaten Barito Kuala mempunyai luas wilayah 2.997 km2, atau
sekitar 7,76 % dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tapin
Sebelah Timur : Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin
Sebelah Selatan : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas (Propinsi Kal-Teng).
Posisi geografis antara 2º29’50” – 3º30’18” Lintang Selatan, 114º20’50” – 114º50’18” Bujur Timur. Dengan luas wilayah 2.996,96 Km2, Kabupaten Barito Kuala terdiri dari 17 Kecamatan yang terbagi menjadi 201 Desa/ Kelurahan (6 kelurahan dan 195 desa). (Lihat Lampiran Tabel 1)
Peta wilayah Kabupaten Barito Kuala dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 7 Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Barito Kuala
Sumber : Bappeda Kabupaten Barito Kuala
B. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan, bila dapat dibina dan diberdayakan dengan baik. Kebijakan pembangunan kependudukan diarahkan pada pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian, peningkatan angka harapan hidup, penyebaran penduduk yang merata dan seimbang serta terbukanya lapangan kerja.
1. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan buku Barito Kuala dalam angka 2014, laju pertumbuhan pendududuk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 1.37 % meningkat dibanding tahun
sebelumnya. Adanya kecenderungan meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk akan memberikan dampak berbagai masalah yang timbul akibat pesatnya pertumbuhan penduduk
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 8 seperti penyediaan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan kebutuhan penduduk maupun penyediaan lapangan kerja.
2. Penyebaran Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk merupakan suatu indikasi awal terhadap kemampuan suatu wilayah dalam memberikan daya tampung terhadap penduduk serta berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Barito Kuala tahun 2014
mencapai 97.6 jiwa/ Km2 dimana angka tingkat kepadatan
meningkat di banding tahun 2014 yaitu 96,54 jiwa/ Km2.
Kecamatan Alalak adalah kecamatan yang memili tingkat kepadatan tinggi yaitu 516.61 per Km2, sedang yang tingkat kepadatannya paling rendah adalah Kecamatan Tabukan yaitu 25.03 Km2 )(Lihat Lampiran Tabel 1)
3. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur merupakan komponen yang penting dalam demografi, karena salah satu ukuran keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari semakin kecilnya proporsi penduduk tidak produktif (penduduk berumur muda dan penduduk berumur tua).
Komposisi penduduk menurut umur ini dipengaruhi oleh variabel dalam demografi, yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Selanjutnya perubahan-perubahan dalam komposisi penduduk, termasuk jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi aspek kehidupan dalam pembangunan, antara lain aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lingkungan.
Perubahan komposisi penduduk menurut umur dapat digambarkan dengan rasio beban tanggungan. Rasio beban tanggungan Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 adalah
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 9 49,71. (Lihat LampiranTabel. 2) Angka ini menigkat dibanding tahun lalu yaitu 46,39.
Berdasarkan dari angka Proyeksi Penduduk hasil Sensus Penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 adalah berjumlah 298.282 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 149.619 jiwa (50,16%) dan perempuan sebanyak 148.663 jiwa (49,84 %) dengan sex ratio sebesar 100,64. Berdasarkan distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, maka kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk kabupaten Barito Kuala Tahun 2015 sebagai berikut :
Gambar 2. Piramida Penduduk Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Keterangan : : Persentase Penduduk Laki-laki : Persentase Penduduk Perempuan
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 10 C. SOSIAL EKONOMI
1. Mata Pencarian
Berdasarkan Buku Barito Kuala dalam angka 2014, komposisi terbesar mata pencarian penduduk di Kabupaten Barito Kuala tahun 2014 adalah di sektor pertanian tanaman pangan, Pegawai Negeri termasuk TNI dan Polri diikuti sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa.
2. Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan Status Kesehatan. Salah satu indikator mengenai sumbangan pendidikan pada kesehatan adalah angka “Melek Huruf” yang sering diartikan sebagai prosentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis dalam satu bahasa.
Berdasarkan data dari dinas pendidikan Kabupaten Barito Kuala, pada tahun 2013, persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf sebesar 99.42% dan mengalami peningkatan tiap tahunnya.
3. Tingkat Pendapatan
Sumber-sumber pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Kontongensi dan Bantuan Pembangunan lainnya. Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah sendiri, bagi hasil Pajak dan bagi hasil Bukan Pajak.
Berdasarkan buku Barito Kuala Dalam Angka tahun 2014, PAD Kabupaten Barito Kuala cenderung mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Realisasi PAD tahun 2013 sebesar
Rp. 35.616.888.739,36 dari target sebesar Rp. 24.332.200.544,00 atau sekitar 146.38 %
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 11 Berdasarkan Buku Barito Kuala dalam angka tahun 2014,
kinerja perekonomian Barito Kuala selama tahun 2013
menunjukkan peningkatan yang berarti, namun laju pertumbuhan tahun 2013 sebesar 4.89 % lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang 5,09 %. Sektor yang memberikan sumber terbesar pada
pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, industri
pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor-sektor jasa.
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Untuk menggambarkan kedaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat serta persentase tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan sehat. Selain itu, disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air dan tinja.
1. Rumah Sehat
Berdasarkan Kepmenkes No. 829 tahun 1999, rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Tahun 2015 cakupan rumah sehat di Kabupaten Barito Kuala sebesar 33,99 %, meningkat dibandingkan tahun 2014 ( 30,33 % ) namun masih dibawah target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala sebesar 35 %.
Gambaran pencapaian rumah sehat di Barito Kuala selama tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 12
Gambar 3. Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
Cakupan persentase rumah sehat tertinggi pada tahun 2015 di wilayah kerja puskesmas Rantau Badauh (75%) dan yang terendah di Puskesmas Jelapat (4%). Kalau dibandingkan dengan target Renstra 2015, puskesmas yang cakupan rumah sehatnya masih di bawah 35 % yaitu Puskesmas Barambai, Tabunganen, Mekarsar, Anjir Muara, Berangas dan Jelapat. (Lihat Lampiran Tabel 58).
Gambaran cakupan rumah sehat per puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 13
Gambar 4. Cakupan Rumah Sehat Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
2. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum yang Aman
Sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat kabupaten Barito Kuala bersumber pada Ledeng (PDAM), Sumur Bor denga
Pompa Tangan (SPT), Sumur Gali Terlindungi (SGL),
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 14 Gambar 5. Persentase Akses Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak)
Berdasarkan Sarana Air Bersih Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, dari 49,01 % masyarakat di Kabupaten Barito Kuala memiliki akses terhadap air minum berkualitas (layak) dan berdasarkan jenis sarana air bersih pada tahun 2015 yang tertinggi adalah pada PDAM (57,46%) dan terendah bersumber pada Sumur Gali terlindungi sebesar 2,28 %.
Akses masyarakat Kabupaten Barito Kuala terhadap air bersih secara keseluruhan pada tahun 2015 kalau dibandingkan dengan target Renstra yaitu 52% masih belum mencapai dan terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 15 Gambar 6. Persentase Akses Air Bersih Masyarakat
Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011– 2015
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
3. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar
Di Kabupaten Barito Kuala masih terdapat keluarga yang menggunakan penampungan akhir kotoran/tinja di sungai, terutama daerah yang sekitar sungai. Namun sebagian besar keluarga khususnya di wilayah perkotaan telah menggunakan penampungan tinja berupa tangki septik.
Sejak Tahun 2008, Kabupaten Barito Kuala ikut serta dalam Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dengan STBM.
STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 16 Desa yang melaksanakan STBM adalah desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun/RT, mempunyai tim kerja dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju sanitasi total. Sedangkan desa STBM adalah desa yang tela 100% penduduknya melaksanakan pilar STBM.
Pada tahun 2015 ada 84 desa (41,79%) sudah melaksanakan STBM. Dari 84 desa tersebut ada 19 desa (9.45%), meningkat dibanding tahun 2013 (10 desa/4,98%) yang sudah bebas BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Desa yang sudah bebas BABS adalah Sumber Rahayu, Simpang Jaya, Waringin Kencana, Pinang Habang, Kolam Makmur Kecamatan Wanaraya, Karang Buah, Karang Dukuh dan Sungai Seluang Kecamatan Belawang, Karang Indah, Karang Bunga dan Puntik Tengah Kecamatan Mandastana, Gandaria, Gandaraya, Mentaren, Danau Karya, Pandan Sari Kecamatan Anjir Pasar serta Panca Karya Kecamatan Alalak dan
Sawahan dan Simpang Nungki Kecamatan Cerbon
(Lihat Lampiran 62)
Berdasarkan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala, dimana target desa yang menyelenggarakan STBM terjadi peningkatan (54 desa) dan desa yang bebas BABS adalah 29 desa, maka perlunya peningkatan pencapaian desa yang bebas BABS untuk tahun kedepannya.
Persentase cakupan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat) di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 sebesar 42,02%, terjadi sedikit penurunan dibanding tahun 2014 (42,51%).
Gambaran cakupan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) selama periode 2011 – 2015 dapat di lihat pada gambar dibawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 17 Gambar 7. Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi
Yang Layak (Jamban Sehat) Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
Cakupan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak yang tertinggi dari Puskesmas Semangat Dalam dan yang terendah di Puskesmas Tabunganen, namun bila dibandingkan dengan target Renstra tahun 2015 untuk cakupan penduduk menggunakan jamban sehat adalah 52 % maka puskesmas yang sudah mencapai target tersebut adalah puskesmas Semangat Dalam, Kuripan, Anjir Pasar, Marabahan, Berangas dan Bantuil.
Gambaran per puskesmas terhadap pelayanan sanitasi yang layak (jamban sehat) dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 18 Gambar 8. Cakupan Akses Terhadap Pelayanan Sanitasi
Yang Layak (Jamban Sehat) Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
4. Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. Tempat-tempat yang dapat dikategorikan sebagai TPM meliputi : jasa boga, restoran/rumah makan, depo air minum dan makanan jajanan.
Sedangkan yang dimaksud TPM sehat adalah tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu : memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, serta memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 19 Tahun 2015 persentase TPM yang memenuhi syarat Hygine Sanitasi sebesar 68,2% yang berarti terjadi peningkatan di bandingkan tahun 2014 (63,72%). Dibandingkan dengan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yang menyatakan bahwa TUPM yang memenuhi syarat tahun 2015 adalah sebesar 70%, maka capaian masih dibawahi target. (Lihat Lampiran Tabel 64).
Sedangkan untuk TPM yang di bina dan sudah dilakukan uji petik yaitu sebesar 20,25 % dibandingkan TPM yang dibina (Lihat Lampiran 65)
5. Tempat Tempat Umum
Sama seperti TPM, Tempat Tempat Umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. Tempat-tempat yang dapat dikategorikan sebagai TTU meliputi ; Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan dan Hotel.
Pada tahun 2015, dari 543 buah TTU yang ada di wilayah Kabupaten Barito Kuala, 364 buah (67,03%) sudah memenuhi syarat kesehatan. (Lihat Lampiran Tabel. 63). Dibandingkan dengan target Renstra yaitu 65 % pencapaian ini belum mencapai target namun dibandingkan tahun 2015 (63,13%) terjadi peningkatan
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang akan
berpengaruh terhadap kesehatan salah satu indikatornya dapat dilihat pada perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Rumah tangga dikatakan sebagai rumah tangga yang ber PHBS apabila seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih yaitu mendapatkan pertolongan persalinan dari tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif,
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 20 mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah bukan dari tanah (indikator terpilih); tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari.
Presentasi rumah tangga yang ber-PHBS di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 adalah 12.65 % dari rumah tangga yang di pantau menurun di banding tahun sebelumnya. (Lihat Lampiran Tabel. 57). Di bandingkan target Renstra tahun 2015, rumah tangga ber PHBS sebesar 35 % masih belum mencapai target.
Gambaran pencapaian rumah tangga ber PHBS di Barito Kuala selama tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 9. Rumah Tangga ber PHBS tahun 2011 – 2015 di Kabupaten Barito Kuala
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
Gambar capaian rumah tangga ber PHBS per puskesmas pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 21 Gambar 10. Rumah Tangga ber PHBS Per Puskesmas
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Promkesling Dinkes Kab. Barito Kuala
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pencapain rumah tangga ber PHBS per puskesmas, Anjir Muara dan Mandastana sudah mencapai target Renstra tahun 2015 yaitu 35%. (Lihat Lampiran Tabel 57).
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 22 BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya.
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab ini situasi derajat kesehatan di Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit.
A. MORTALITY RATE
Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya.
1. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun dalam suatu wilayah tertentu selama 1 tahun per jumlah kelahiran hidup (KH) di wilayah dan pada kurun waktu yang sama dikali 1.000
AKB merupakan indikator yang paling peka dalam menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. AKB tidak hanya berguna dalam memberikan informasi tentang bayi, tetapi juga sebagai gambaran penduduk dengan tingkat sosial ekonominya. Selain itu AKB merupakan indikator yang sensitif dalam
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 23 menggambarkan ketersediaan, penggunaan dan keefektifan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan perinatal.
Pada tahun 2015, terdapat 5.298 kelahiran hidup dan 38 kelahiran mati (Lihat Lampiran Tabel 4) dengan angka lahir mati yang dilaporkan adalah 7,1 per 1.000 KH, meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu 5,6 per 1.000 KH.
Angka kematian neonatal (usia s.d 28 hari) adalah 12,6 per 1.000 KH dengan 67 kasus kematian sedangkan jumlah kasus kematian bayi ( 0 – 11 bulan) adalah 84 bayi dengan angka kematian bayi sebesar 15,9 per 1.000. (Lihat Lampiran Tabel 5). Kalau dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan tahun 2015 yaitu maksimal 80 kasus kematian, berarti angka kematian bayi di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 tidak mencapai target yang ditetapkan. Namun kalau berdasarkan target dari MDGs 2015 yaitu 23 per 1.000 KH, angka kematian bayi di Kabupaten Barito Kuala masih rendah.
Gambaran kasus kematian bayi selama periode tahun 2011 –2015 dibandingkan dengan kematian bayi di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Gambar 11. Jumlah Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Barito Kuala dan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 – 2015
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 24 Puskesmas Berangas kecamatan Alalak melaporkan jumlah kematian bayi terbanyak yaitu 10 kasus kematian bayi dan 8 kematian Neonatal ( Lihat Lampiran 5). Gambaran jelas per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 12. Jumlah Kasus Kematian Neonatal dan Bayi Per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala
Penyebab kematian bayi di Barito Kuala pada tahun 2015 dengan persentase tertinggi disebabkan karena BBLR (32,14%) Dimana prosentase penyebab kematian bayi dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 25 Gambar 13. Faktor Penyebab Kematian Bayi
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala
2. Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Per 1.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Anak Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian anak sebelum mencapai usia 5 tahun dalam wilayah tertentu selama 1 tahun tertentu per jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada periode yang sama dikali 1.000.
AKABA mencerminkan besarnya faktor lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan anak seperti gizi, sanitasi, penyakit menular pada masa kanak-kanak dan kecelakaan yang terjadi di dalam dan disekitar rumah. Angka ini juga mencerminkan tingkat dan besarnya kemiskinan, oleh karena itu merupakan indikator yang sensitif untuk menilai pembangunan sosial ekonomi masyarakat.
Millenium Depelovment Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA yaitu, sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71 – 140, sedang dengan nilai 20 – 70 dan rendah
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 26 dengan nilai < 20. Berdasarkan hal tersebut maka AKABA di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2015 pada kategori rendah yaitu 17,4 per 1.000 KH atau ada 92 balita ( 0 – 59 bulan) yang terdiri 67 kasus kematian Neonatal ( 0 – 28 hari), 84 kasus kematian bayi ( 0 – 11 bulan), dan 8 kasus kematian anak balita (12 – 59 bulan) (Lihat Lampiran Tabel 5)
Jumlah kematian Anak Balita kurun waktu 2011 – 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini dimana terjadi peningkatan di banding tahun sebelumnya.
Gambar 14. Jumlah Kasus Kematian Anak Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015
Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala
Puskesmas Lepasan yang melaporkan jumlah kematian terbanyak yaitu 4 kasus kematian dan Jelapat 2 kasus kematian. ( Lihat Lampiran 5). Gambaran jelas per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 27 Gambar 15. Jumlah Kasus Kematian Anak Balita Per Puskesmas
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala
Penyebab kematian Anak Balita pada tahun 2015 adalah karena penyebab lain seperti Jantung, Kejang Demam, ASMA, GEA, Ginjal dan tenggelam.
3. Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan Per 100.000 Kelahiran Hidup
AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
AKI mencerminkan resiko yang mengancam ibu–ibu selama kehamilan dan melahirkan. Angka ini dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, gizi, sanitasi dan yang tak kalah pentingnya adalah pelayanan kesehatan ibu.
Pada tahun 2015 jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala adalah 12 orang yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 2 orang,
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 28 kematian saat bersalin sebanyak 2 orang dan ibu nifas sebanyak 8 orang (Lihat Lampiran 6) dengan jumlah kasus tertinggi kematian ibu pada usia 20 – 34 tahun. Hal ini dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 16. Jumlah Kasus Kematian ibu Per Kelompok Umur di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala
Jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 adalah sebanyak 12 kasus sudah melebihi target Restra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala untuk tahun 2015 yaitu 8 kasus kematian. Sedangkan untuk target MDGs untuk tahun 2015 Angka kematian ibu adalah 102 kematian per 100.000 KH, maka AKI di kabupaten Barito Kuala sebesar 226.5 kematian per 100.000 KH, juga sudah melewati target tersebut. Sehingga perlu penangan yang lebih lanjut dalam rangka menurunkan kasus kematian ibu untuk semua sektor yang terkait.
Sedangkan trend kasus kematian ibu dari tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini, dimana terjadi peningkatan jumlah kematian ibu yang dilaporkan sedangkan kasus kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 29 2015 menurun dibanding tahun 2014. Gambaran nya terlihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 17. Jumlah Kasus Kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala dan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 – 2015
Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala
Gambaran jelas kasus kematian per puskemas dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 18. Kasus Kematian Ibu Per Puskesmas Tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 30 Penyebab kematian Ibu di Kabupaten Barito Kuala selama tahun 2015 tertinggi disebabkan karena perdarahan ( 6 kasus), hal ini tergambar pada grafik di bawah ini.
Gambar 19 Faktor Penyebab Kasus Kematian Ibu di Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : Bina Kesga Dinkes Barito Kuala
4. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)
Umur Harapan Hidup waktu lahir menunjukkan rata-rata tahun hidup yang akan dilalui oleh manusia sejak dilahirkan. UHH merupakan salah satu indikator yang dapat mengukur derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Menurut data dari BPS Kabupaten Barito Kuala UHH pada
tahun 2015 adalah 64,66 dan IPM adalah 63.24. Terjadi
peningkatan UHH dan IPM dibandinkan tahun sebelumnyaM Namun urutan peringkat pada tahun 2015 posisi Barito Kuala masih di peringkat ke 12 dari 13 kabupaten se Kalimantan Selatan.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 31 Gambaran IPM dan UHH selama kurun waktu tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 20. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Umur Harapan Hidup Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Barito Kuala
Peningkatan UHH sudah memenuhi target dari Restra
Dinas Kesehatan Barito Kuala pada tahun 2014 yaitu 63,73.
Angka UHH dipengaruhi oleh menurunnya Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Anak, Angka Kematian Ibu dan meningkatnya Status Gizi Masyarakat di Kabupaten Barito Kuala.
B. MORBIDITY RATE
Morbiditas atau angka kesakitan adalah berupa angka insiden maupun angka prepalens dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
1. Pola 10 (sepuluh) Penyakit Terbanyak di Puskesmas
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 19 Puskesmas se Kabupaten Barito Kuala yang diperoleh melalui laporan bulanan
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 32 Puskesmas (LB 1) dapat digambarkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Puskesmas tahun 2015. Dimana ISPA masih merupakan penyakit dengan jumlah kasus tertinggi.
Gambaran 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Sepuluh (10) Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
No Kode
ICD X Nama Penyakit Jumlah
1 J06 ISPA Ytt 55.864
2 K29 Gastritis dan Duodenitis 19.491
3 I10 Hipertensi primer 13.702
4 M06 Rematik artritis 13.529
5 A09 Diare dan GE 6.016
6 L21 Alergi 5.288 7 M13 Artritis lainnya 4.277 9 J 11 Influenza 3.143 8 I 15 Hypertensi Sekunder 2.456 10 I 96 Hypotensi 2.277 Total 126.043
Sumber : Bidang Yankes, Dinkes Kab. Batola
2. Penyakit Menular a. MALARIA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk dalam pengendalian penyakit dalam MDGs (Millenium Depelovment Goals). Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk adalah jumlah penderita malaria disuatu wilayah tertentu selama 1 tahun dibagi jumlah penduduk diwilayah pada kurun waktu yang sama dikali 1.000.
Tahun 2015, dari 305 sedian darah yang di periksa 41 (14,44%) positif malaria yang semuanya sudah mendapatkan pengobatan yang sesuai standart pengobatan di puskesmas.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 33 Angka kesakitan atau Annual Parasite Incidence (API) pada tahun 2015 sebesar 0,14 per 1.000 penduduk sudah menurun di banding tahun 2014 yaitu 0,30 per 1.000 penduduk. Kalau dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu < 1 per 1.000 penduduk berarti sudah mencapai target.
Selama kurun waktu 5 tahun terjadi penurunan dan Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2014 menerima sertifikat dari Kementerian Kesehatan untuk eliminasi Malaria. Gambaran API selama tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 21. Gambaran Angka Kesakitan Malaria / API (Annual Parasite Incidince) Tahun 2011 - 2015
di Kabupaten Barito Kuala
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
Angka kesakitan malaria dengan pemeriksaan sediaan darah positif tertinggi di temukan di Puskesmas Wanaraya dengan penderita 14 kasus (Lihat Lampiran Tabel 22). Gambaran penemuan kasus melaria per puskesmas dapat di lihat pada tabel berikut ini
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 34 Gambar 22. Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Tahun 2015
di Kabupaten Barito Kuala
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
b. Tuberkolusis
Seperti Malaria dan HIV/AIDS, Tuberkolusis (TB) juga merupakan salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs 2015. Selain itu TB Paru juga merupakan salah satu emerging diseases dimana Indonesia termasuk dalam kelompok high burden countries yang menempati urutan ketiga setelah India dan China berdasarkan laporan WHO tahun 2009.
Pada tahun 2015 jumlah kasus TB Paru yang ditangani adalah 398 kasus, dimana 367 kasus merupakan kasus baru BTA Positif dan 3 kasus TB anak.
CNR (case notofication rate) merupakan angka yang menunjukan jumlah pasien baru yang di temukan dan dicatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini berguna untuk menunjukan kecenderungan (trend) penemuan kasus pada wilayah tersebut. Pada tahun 2015 CNR Kasus baru adalah 123,04 per 100.000 penduduk dan seluruh kasus TB adalah 133,43 per 100.000 penduduk (Lihat Lampiran Tabel 7).
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 35 Gambaran CNR selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 23. Penemuan Kasus Baru TB PARU (CNR) di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 – 2015
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
Selain CNR, indikator lain dalam pengendalian Tuberkulosis adalah CDR (Case Detection Rate) yaitu jumlah penderita baru dengan BTA Positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah penderita baru BTA Positif yang diperkirakan ada di wilayah tersebut.
Pada tahun 2015 CDR TB Paru adalah 58,59 %, meningkat dibanding tahun 2014 (51,92%) namun bila dibandingkan dengan Renstra Dinas Kesehatan masih belum mencapai target yang telah di tetapkan yaitu 70 %.
Gambaran penemuan Kasus BTA Positif dan
Kesembuhan selama tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 36
Gambar 24. Penemuan (CDR) dan Kesembuhan TB PARU BTA Positif di Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2011 – 2015
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
Puskesmas Berangas memiliki penemuan kasus BTA Positif yang tinggi yaitu sebanyak 60 kasus dan Puskesmas Jejangkit dan Lepasan memiliki jumlah kasus terendah yaitu 6 kasus (Lihat Tabel Lampiran 7)
Gambar 25. Penemuan Kasus Penderita TB Paru BTA Positif per Puskesmas
di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 37 c. HIV AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Penemuan penderita HIV/AIDS pada tahun 2015
sebanyak 10 orang yang terdiri dari 6 penderita HIV dan 4 orang penderita AIDS (Lihat Lampiran Tabel 11). Jadi sampai dengan tahun 2015, ada 34 orang penderita HIV/AIDS yaitu 14 orang penderita HIV dan 20 orang penderita AIDS. Sampai dengan tahun 2015, ada 9 kematian karena AIDS dan 4 kematian terjadi di tahun 2015.
Kasus penderita HIV/AIDS per golongan umur dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 26. Penemuan Kasus HIV/AIDS s.d Tahun 2015 Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Barito Kuala
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 38 d. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru dan populasi yang rentan terserang adalah anak-anak usia < 2 tahun dan usia lanjut > 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan seperti malnutrisi dan gangguan imunologi.
Pada tahun 2015 dilaporkan ada 603 penderita pneumonia pada balita dan semuanya ditangani (100%), hal ini sesuai dengan target Renstra Dinas Kesehatan. Namun dari berdasarkan jumlah perkiraan penderita pneumonia yaitu 3.257 penderita ada 18,51% penderita yang di temukan dan di obati (Lihat Lampiran Tabel 10).
Dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi peningkatan penemuan penderita, hal ini tergambar pada grafik di bawah ini.
Gambar 27. Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
Penemuan penderita Pneumonia pada Balita tertinggi berdasarkan laporan dari Puskesmas Mekarsari sebanyak 68
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 39 kasus (75,9 %) dan yang terendah di Puskesmas Lepasan karena tidak melaporkan kasus (0 %)
Gambaran penemuan penderita Pneumonia pada Balita per Puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 28. Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia per Puskesmas di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
e. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebakan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Ada 2 (dua) type penyakit kusta yaitu type Pausi Basiler (PB) atau disebut juga dengan kusta kering. Dan type yang lainnya adalah Multi Basiler (MB) atau kusta basah.
Pada tahun 2015 ada 20 penderita baru dengan rincian 19 penderita Kusta type MB dan 1 orang penderita type PB dengan angka penemuan kasus baru (New Case Detection Rate) 6,71 per 100.000 penduduk (Lihat Lampiran Tabel 14)
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 40 Terjadi penuruan penemuan penderita baru kusta yang ditemukan dan ditangani tiap tahunnya selama periode 2011 - 2015, hal ini tergambar pada grafik di bawah ini
Gambar 29. Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta dan CNDR Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Barito Kuala
Tahun 2011 - 2015
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
Kasus kusta yang tercatat sampai tahun 2015 berdasarkan laporan puskesmas dapat dilihat pada grafik di bawah ini, dimana tertinggi ditemukan berdasarkan laporan dari Puskesmas Berangas dan Barambai yaitu 8 kasus MB, sedangkan kasus PB di temukan di Puskesmas Mandastana, sedangkan di Puskesmas Marabahan tidak ada laporan kasus kusta baik type MB maupun PB.
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 41 Gambar 30. Kasus Kusta Tercatat Berdasarkan Type Per Puskesmas Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2015
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (P3DI)
PD3I (penyakit menular yang dapat dicegah dengan
Imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat
diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program Imunisasi.. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi antara lain; Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B.
Dari semua penyakit tersebut, berdasarkan laporan dari Puskesmas di tahun 2015 tidak ditemukannya penyakit tersebut. ( Lihat Lampiran Tabel 19 dan Tabel 20)
4. Penyakit Potensial KLB/Wabah
Selama periode tahun 2011 – 2015, penyakit yang berpotensial KLB di Kabupaten Barito Kuala 100 % dilakukan penyelidikan epidemiologi dan di tangani.
Pada tahun 2015, tidak ada KLB yang terjadi di Kabupaten Barito Kuala Lihat Lampiran Tabel 27 dan 28)
Adapun penyakit yang menjadi KLB pada periode 2011 - 2015 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :
Profil Kesehatan Kab. Barito Kuala Tahun 2015 42
Tabel 2. Jumlah Penyakit dan Kematian Penyakit KLB di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 – 2015
Tahun Nama Penyakit Jumlah Penderita Jumlah Kematian 2011 Malaria Keracunan Makanan Diare 1.934 20 2 2 0 2 2012 Keracunan Makanan Malaria Tetanus Neonatorum Campak 14 534 1 33 0 5 1 0 2013 Campak 20 0 2014 Keracunan Makanan Campak 45 63 0 0 2015 Tidak ada KLB
Sumber : P2P Dinkes Kab. Barito Kuala
a. Penyakit Diare
Angka kesakitan Diare di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 adalah 350 per 1.000 penduduk.
Berdasarkan hasil Riskesdas tersebut maka target untuk penemuan kasus Diare pada tahun 2015 di Kabupaten Barito Kuala adalah 3% dari jumlah penduduk sebesar 8.948 jiwa. Sedangkan penemuan kasus diare berdasarkan hasil laporan Puskesmas sebesar 10.827 jiwa yang artinya melebihi target yang ditetapkan.
Gambaran penemuan kasus diare selama kurun waktu 2011 – 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini, dimana terjadi peningkatan kasus tiap tahunnya.