• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 35/M-IND/PER/4/2007

TENTANG

PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) SEMEN SECARA WAJIB

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa dalam rangka penerapan standar barang hasil industri, guna menjamin mutu hasil industri dan mencapai daya guna produksi serta melindungi konsumen terhadap mutu produk, serta menciptakan persaingan usaha yang sehat, perlu memberlakukan Standar Nasional Indonesia (SNI) Secara Wajib terhadap Semen; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu

dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian;

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (LN Tahun 1984 Nomor 22, TLN Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (LN Tahun 1999 Nomor 42, TLN Nomor 3821);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (LN Tahun 1986 Nomor 23 TLN Nomor 3330);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (LN Tahun 2000 Nomor 199, TLN Nomor 4020);

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2006;

8. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 634/MPP/Kep/9/2002 tentang Ketentuan dan Tata cara Pengawasan Barang dan atau Jasa Yang Beredar di Pasar;

(2)

10.Keputusan Menteri Perindsutrian Nomor 19/M-IND/PER/5/2006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri.

M E M U T U S K A N : Menetapkan:

PERATURAN METERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) SEMEN SECARA WAJIB.

Pasal 1

(1) Pemberlakuan secara wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap : 1. Semen Portland Putih

SNI 15-0129-2004 HS: 2523.21.00.000; 2. Semen Portland Pozolan

SNI 15-0302-2004 HS: 2523.29.90.00; 3. Semen Portland

SNI 15-2049-2004 HS: 2523.29.10.00; 4. Semen Portland Campur

SNI 15-3500-2004 HS: 25223.29.90.00; 5. Semen Masonry

SNI 15-3578-2004 HS: 2523.90.00.00; dan 6. Semen Portland Komposit

SNI 15-7064 HS: 2523.90.00.00.

(2) Apabila SNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direvisi, SNI yang berlaku secara wajib adalah SNI hasil revisinya.

Pasal 2

Perusahaan industri yang memproduksi Semen, wajib:

a. menerapkan SNI Semen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1;

b. mempunyai Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI) Semen, sesuai dengan ketentuan yang barlaku;

c. membubuhkan tanda SNI Semen pada setiap kemasan produk semen dan untuk semen curah harus menyertakan SPPT_SNI pada dokumen pengiriman.

Pasal 3

Semen yang diperdagangkan di dalam negeri, yang berasal dari hasil produksi dalam negeri atau impor harus memenuhi persyaratan SNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 4

(1) Penerbitan SPPT-SNI semen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b,

dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Produk yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), melalui:

(3)

b. audit penerapan sistem manajemen mutu SNI 19-2001/ ISO 9001-2000/dan revisinya atau sistem manajemen mutu lain yang diakui.

(2) Hasil sertifikasi produk semen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaporkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk kepada Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia dengan tembusan disampaikan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen Perindustrian.

(3) Pengujian sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dapat disub-kontrakan pada laboratorium uji yang telah diakreditasi KAN atau diakreditasi oleh badan akreditasi yang memiliki Perjanjian Saling Pengakuan atau Mutual Recognition Arrangement (MRA) dengan KAN.

(4) Audit sistem manajemen mutu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b berdasarkan jaminan yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi mutu yang diakreditasi oleh KAN atau diakreditasi oleh badan akreditasi yang memiliki Perjanjian Saling Pengakuan atau Mutual Recognition Arrangement (MRA) dengan KAN.

Pasal 5

(1) Semen impor yang akan memasuki daerah Pabean Indonesia wajib memenuhi

ketentuan SNI yang dibuktikan dengan SPPT-SNI.

(2) Semen impor yang telah memiliki SPPT_SNI harus didaftarkan oleh importir kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan untuk mendapatkan Surat Pendaftaran Barang (SPB).

Pasal 6

Semen impor yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilarang masuk ke daerah pabean Indonesia dan harus diekspor kembali atau dimusnahkan.

Pasal 7

(1) Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan penerapan SNI Semen secara wajib dilakukan oleh Direktur Jenderal Indsutri Agro dan Kimia.

(2) Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia menetapkan petunjuk teknis

pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Badan Penelitian dan Pengembangan Indsutri melaksanakan pembinaan dan

pengawasan terhadap Lembaga Penilaian Kesesuaian Mutu dalam rangka penerapan SNI Semen secara wajib.

Pasal 8

Pengawasan terhadap produl Semen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9

Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 3 dikenai sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(4)

Dengan Penetapan Peraturan ini, Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 29/M/SK/2/1995 tentang Pengesahan Serta Penetapan Standar Nasional Indonesia dan Penggunaan Tanda SNI Secara Wajib Terhadap 10 (sepuluh) macam Produk Industri, sepanjang terkait dengan pemberlakuan SNI Semen secara wajib dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 11

Peraturab Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan setelah tanggal ditetapkan Peraturan Menteri ini.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengudangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Rapublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 17 April 2007

MENTERI PERINDUSTRIAN RI

ttd

FAHMI IDRIS

Referensi

Dokumen terkait

Nama paket pekerjaan : PENGADAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Banjarbaru telah melakukan langkah- langkah strategis dalam upaya membina dan menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat, maka hendaknya warga sekolah bersama- sama

Dengan demikian, sifat bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai buku teks pendamping dari buku teks Geografi SMA yang digunakan oleh guru dan

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis hormon dan dosis pupuk yang berbeda untuk mendapatkan dosis yang efektif dan efisien dalam meningkatkan produksi

- Setiap kelompok diberikan satu LKPD yang berisikan soal-soal berkaitan dengan materi pembelajaran (pengaruh faktor internal dan eksternal pada pertumbuhan dan

Hasil analisis usaha perikanan pukat cincin mingguan dalam kurun waktu 1 tahun adalah diketahui bahwa keuntungan pemilik yang diperoleh Rp 1.260.520.000, dengan

tentang rumusan soal-soal tes sebagai bagian dari satuan pelajaran. Tes yang digunakan dalam PPSI disebut criterion referenced test yaitu. tes yang digunakan unuk

Dengan demikian pencapaian efisiensi perusahaan yang “cukup” ini dapat bersumber tiga faktor yaitu pertama, faktor efisiensi penggunaan input yaitu modal fisik dan pekerja adalah