• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di Kota Denpasar Tahun 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di Kota Denpasar Tahun 2016."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR

NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR

NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA

NIM. 1220025015

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR

NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA NIM. 1220025015

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmat Beliau penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemilihan Pangan Jajanan Anak Sekolah Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Dan Swasta Di Kota Denpasar Tahun 2016” tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih atas kerjasamanya dalam penyusunan proposal penelitian ini kepada :

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH., Ph.D selaku ketua P.S. Kesehatan Masyarakat FK UNUD yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian ini.

2. dr. Ni Wayan Arya Utami, M App.Bsc, Ph.D selaku Kepala Bagian Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat sekaligus dosen pembimbing yang senantiasa membimbing, memberikan pengarahan, dan memberikan nasihat serta dukungan dalam penyusunan proposal penelitian ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya.

3. Seluruh dosen, staf, dan pegawai Program Studi Kesehatan Masyarakat atas dukungan dan kerjasamanya.

(7)

vi

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, serta keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua sahabat-sahabat pabo (nuryanti, della, joddi, pisca, sazmitha, dayu asri, chaca, dan prasta) serta sahabat-sahabat lainnya yang membantu dan selalu memberikan dukungan, semangat serta memberikan saran dan kritikan dalam penyusunan skripsi ini.

7. I Putu Agus Hendra Wiguna yang selalu memberikan semangat, doa, dan menghibur penulis saat kesusahan, sehingga penulis lebih semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman – teman PSKM’12 dan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dalam penyusunan proposal ini. Penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan proposal ini. Demikian proposal penelitian ini disusun semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak lain yang menggunakan.

Denpasar, 28 Juni 2016

(8)

vii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PEMINATAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT SKRIPSI, JUNI 2016

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMILIHAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR

NEGERI DAN SWASTA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 ABSTRAK

Pangan jajanan merupakan salah satu jenis pangan umum yang dikonsumsi masyarakat, khususnya anak sekolah. Di Indonesia 35 % murid SD membeli pangan jajanan di sekolah dan dikonsumsi sebelum masuk kelas. Pemilihan pangan jajanan yang rendah kandungan nilai gizinya dan tinggi lemak menjadi faktor penyebab kegemukan pada anak. Prevalensi obesitas atau kegemukan pada anak usia sekolah di Bali mencapai 9,8% dan yang tertinggi di Denpasar mencapai 15,2% jauh diatas angka nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak sekolah dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional analitik. Sampel penelitian berjumlah 112 siswa yang berasal dari kelas 5 SD Negeri dan Swasta dengan jumlah masing-masing 56 siswa yang diambil secara Cluster Random Sampling. Data dianalisis secara univariat dan disajikan deskriptif, sedangkan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemilihan PJAS buruk sebesar 27,68% dan perilaku baik sebesar 72,32%. Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemilihan PJAS antara lain jumlah uang saku (OR=9,46; 95% CI OR= 2,10-86,09), kebiasaan sarapan (OR=2,52; 95% CI OR= 1,05 - 6,06), dan peranan guru (OR=4,98; 95% CI OR= 1,88-13,58).

Dari hasil penelitian dapat disarankan agar siswa diajarkan untuk menabungkan uang saku yang diberikan, meningkatkan kebiasaan sarapan di rumah sehingga mengurangi frekuansi jajan di sekolah, dan peranan guru dalam meningkatkan pengawasan pemilihan pangan jajanan yang sehat pada siswa sekolah dasar.

(9)

viii PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

FACULTY OF MEDICAL UDAYANA UNIVERSITY MAJOR CONCENTRATION IN NUTRITION

JUNE 2016

NI KADEK AYU ASRIRATIH SUDARMA

FACTOR ASSOCIATED WITH SNACK FOOD VOTING BEHAVIOR OF SCHOOL CHILDREN IN PUBLIC PRIMARY SCHOOL AND PRIVATE

SCHOOL IN THE DENPASAR CITY 2016 ABSTRACT

Snack food is one of the common types of food consumed by the people, especially the school children. In Indonesia 35% of primary school pupils buying school snacks and food consumed before entering the classroom. Selection snack food low in nutritional value and selection of hawker food high in fat into the causes of obesity in children. The prevalence of obesity is no school-age children in Bali reached 9.8 % and the highest in Denpasar reached 15.2 %, well above the national average. This study aims to identify the factors associated with snack food voting behavior of school children in public primary school and private school in the Denpasar city.

This research is observational analytic cross-sectional design. These samples included 112 students from 5th grade of public and private with the amount of each 56 students taken by Cluster Random Sampling. Data was analyzed by univariate and presented descriptively, while bivariate analysis using chi-square test.

The results showed that the bad behavior PJAS selection by 27.68 % and amounted to 72.32 % for good behavior. Factors associated with voting behavior PJAS including the amount of pocket money ( OR = 9.46 ; 95 % CI = 2.10-86.09 ) , breakfast habits ( OR = 2.52 ; 95 % CI OR = 1.05 - 6.06 ) , and the role of the teacher ( OR = 4.98 ; 95 % CI = 1.88-13.58 ) .

From the research results can be suggested that the children are taught to save money, improve the breakfast habit at home, there by reducing the frequency of school snacks, and the role of teachers in improving voting monitoring food healthy snacks in the elementary school children.

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR ISTILAH ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang... 1

Rumusan Masalah ... 5

Pertanyaan Penelitian ... 5

Tujuan Penelitian ... 6

1.4.1 Tujuan Umum ... 6

1.4.2 Tujuan Khusus ... 6

Manfaat Penelitian ... 8

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.5.2 Manfaat Aplikatif ... 8

(11)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

Anak Usia Sekolah ... 10

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) ... 10

Syarat Pangan Jajanan Anak Sekolah ... 12

Hygiene Penjamah Pangan Jajanan Anak Sekolah ... 13

Perilaku Anak Sekolah Dasar dalam Pemilihan Jajanan ... 14

Faktor predisposisi (predisposing) ... 15

Faktor Pemungkin (Enabling) ... 18

Faktor Penguat (reinforcing) ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 21

3.1 Kerangka Konsep ... 21

3.2 Hipotesis ... 22

3.3 Variabel Penelitian ... 23

Variabel dan Definisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN ... 26

4.1 Desain Penelitian ... 26

4.2 Populasi dan Sampel... 26

4.2.1 Populasi Penelitian ... 26

4.2.2 Sampel Penelitian ... 26

4.2.3 Besar Sampel... 27

4.2.4 Cara Pengambilan Sampel ... 28

4.3 Pengumpulan Data... 28

4.3.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ... 28

4.3.2 Cara Pengambilan Data ... 29

4.3.3 Pengolahan Data ... 30

4.4 Teknik Analisis Data ... 31

(12)

xi

6.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

6.2 Gambaran Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta di Kota Denpasar ... 32

6.3 Gambaran Faktor Predisposisi, Pendukung, dan Penguat terhadap Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta di Kota Denpasar ... 38

6.4 Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta di Kota Denpasar ... 42

BAB VI PEMBAHASAN ... 47

6.1 Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta ... 47

6.2 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Pemilihan PJAS ... 49

6.3 Hubungan antara Jumlah Uang Saku dengan Perilaku PJAS ... 51

6.4 Hubungan antara Kebiasaan Sarapan dengan Perilaku PJAS ... 52

6.5 Hubungan antara Kebiasaan Membawa Bekal dengan Perilaku PJAS55 6.6 Hubungan antara Tempat Jajan dengan Perilaku PJAS ... 56

6.7 Hubungan antara Peranan Guru dengan Perilaku PJAS ... 58

6.8 Hubungan antara Pengaruh Media dengan Perilaku PJAS... 59

6.9 Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku PJAS ... 61

6.10 Keterbatasan Penelitian ... 63

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 64

7.1 Simpulan ... 64

7.2 Saran ... 65

(13)

xii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 24 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Pemilihan PJAS pada anak SD

Negeri dan Swasta Di Kota Denpasar ... 37 Tabel 5.3 Distribusi Faktor Predisposisi, Pendukung, dan Penguat terhadap Perilaku

Pemilihan PJAS pada anak SD Negeri dan Swasta Di Kota Denpasar ... 39 Tabel 5. 4 Distribusi Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemilihan PJAS

(14)

xiii DAFTAR GAMBAR

(15)

xiv DAFTAR ISTILAH

Daftar Simbol

≤ : Kurang Dari Sama Dengan

≥ : Lebih Dari Sama Dengan

% : Persen

α : Alpha

Daftar Singkatan

BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan

BTP : Bahan Tambahan Pangan

FAO : Food and Agriculture Organization

OR : Odds Ratio

KEPMENKES : Keputusan Menteri Kesehatan

PERMENKES : Peraturan Menteri Kesehatan PJAS : Pangan Jajanan Anak Sekolah

RI : Republik Indonesia

SD : Sekolah Dasar

UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

UU : Undang-undang

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Hasil Analisis Data

Lampiran 5. Surat Rekomendasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali

Lampiran 6. Surat Ijin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jenis pangan jajanan yang beragam di Indonesia saat ini sudah berkembang sangat pesat sejalan dengan pesatnya pembangunan. Pangan jajanan menurut FAO (1991&2000) adalah makanan dan minuman yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak oleh pedagang kaki lima di tempat produksi ataupun dirumah atau di tempat berjualan dan disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum atau tempat lainnya untuk dikonsumsi secara langsung dilokasi jualan atau dikonsumsi tanpa pengolahan dan persiapan lebih lanjut (WHO, 2008).

Pangan jajan merupakan salah satu jenis pangan umum yang dikonsumsi masyarakat, khususnya anak sekolah. Anak sekolah biasanya membeli jajanan di sekitar sekolah maupun di dalam kantin sekolah serta pedagang di sekitar rumah. Hampir di setiap sekolah dan sekitaran sekolah banyak dijumpai para pedagang pangan jajanan. Hal ini mendorong timbulnya kebiasaan mengkonsumsi pangan jajanan dan cenderung menjadi bagian budaya dari suatu keluarga yang hampir terjadi di seluruh dunia (Fitri, 2012)

(18)

2

Di Indonesia menunjukkan bahwa 35 % murid SD membeli pangan jajan di sekolah dan dikonsumsi sebelum masuk kelas (Hermina, et al 2000 dalam Fitri, 2012). Hasil survey Badan POM RI tahun 2008 menunjukkan bahwa 78% anak sekolah jajan di lingkungan sekolah, baik di kantin maupun di sekitaran sekolah.

Anak sekolah pada umumnya setiap hari menghabiskan 4-5 jam waktunya berada di sekolah dengan kegiatan belajar, bermain, berolahraga dan sebagainya memerlukan energi yang cukup untuk memenuhi asupan gizinya (Safriana, 2012). Pada tahap ini, anak mendapat peluang yang lebih banyak untuk memperoleh pangan dari luar rumah sebagai pangan jajanan. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih makanan dan minuman sesuai dengan selera mereka sendiri.

Kebiasaan jajan pada anak sekolah dapat berdampak positif apabila anak tersebut dapat memilih pangan jajanan yang sehat dan jika dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Namun, jajanan dapat berdampak negatif apabila dikonsumsi berlebihan dan belum terjamin kebersihan dan keamanananya (BPOM, 2005).

(19)

3

menunjukkan bahwa sebanyak 132 kasus keracunan nasional disebabkan oleh pangan jajanan anak sekolah menyumbang 13,5% dari kasus keracunan makanan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian sampel pangan jajanan anak sekolah, pada tahun 2010-2013 persentase pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat konsumsi mengalami penurunan dari 44,48% menjadi 19,21%. Namun pada tahun 2014 terjadi peningkatan persentase pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat konsumsi yaitu 28,82%. Penyebab paling tinggi pangan jajanan yang tidak memenuhi syarat konsumsi yaitu pencemaran mikroba, bahan tambahan pangan (BTP) yang berlebih, dan penggunaan bahan berbahaya.

Konsumsi pangan jajanan secara berlebihan dan pemilihan jenis pangan jajanan yang kurang tepat pada anak usia sekolah seperti pemilihan fast food yang sangat rendah kandungan nilai gizinya, kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam bentuk camilan (snack) dan kecenderungan memilih pangan jajanan tinggi lemak menjadi faktor penyebab kelebihan berat badan pada anak (Thasim, dkk 2013). Ketut Sutiari, et al (2010) menyatakan bahwa sebesar 12,82% anak usia sekolah kelebihan berat badan disebabkan karena kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, makanan dalam kaleng, makanan-makanan yang banyak dijual dipinggir jalan seperti, bakso, mie, sosis dan pemilihan minuman yang mengandung soda.

(20)

4

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan di Bali, dimana berdasarkan penelitian Muliani, 2014 menyatakan bahwa prevalensi obesitas ada anak usia sekolah di Bali mencapai 9,8% dan yang tertinggi di Denpasar mencapai 15,2% jauh diatas angka nasional.

Obesitas pada anak berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan karena aktivitas anak menjadi menurun dan cenderung malas akibat kelebihan berat badan. Obesitas juga berdampak pada psikososial anak seperti kurang percaya diri dan menarik diri dari sosial. Obesitas pada anak dapat mengakibatkan masalah kesehatan dan beresiko tinggi untuk menjadi obesitas pada masa dewasanya nanti. Anak yang mengalami obesitas, 75% akan menderita obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian antara lain penyakit degeneratif seperti Diabetes Mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan akibat yang ditimbulkan dari obesitas akan mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak itu sendiri untuk kedepannya (Sartika, 2011).

(21)

5

jajanan. Hal ini diindikasi karena anak yang tidak membawa bekal kesekolah memiliki kecenderungan untuk membeli jajan disekolah.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengetahui apa saja faktor yang berhubungan dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada Anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar. Mengingat kota Denpasar merupakan jumlah anak yang banyak, berdekatan dengan pasar, mall, dan fast food, ketersediaan berbagai jenis pangan modern dan tradisional.

Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran kebiasaan sarapan, kebiasaan membawa bekal, jumlah uang saku, tempat jajan, peranan guru, pengaruh media, dan pengaruh teman sebaya terhadap perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

3. Apakah ada hubungan antara jumlah uang saku dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

(22)

6

5. Apakah ada hubungan antara kebiasaan membawa bekal dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

6. Apakah ada hubungan antara tempat jajan dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

7. Apakah ada hubungan antara peranan guru dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

8. Apakah ada hubungan antara pengaruh media massa dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

9. Apakah ada hubungan antara teman sebaya dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar?

Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar tahun 2016.

1.4.2 Tujuan Khusus

(23)

7

pengaruh teman sebaya terhadap perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar 2. Mengetahui adanya hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku

pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

3. Mengetahui adanya hubungan antara jumlah uang saku dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

4. Mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan sarapan dan membawa bekal dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

5. Mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan membawa bekal dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

6. Mengetahui adanya hubungan antara tempat jajan dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

7. Mengetahui adanya hubungan antara peranan guru dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

(24)

8

9. Mengetahui adanya hubungan antara teman sebaya dengan perilaku pemilihan pangan jajanan anak sekolah pada anak Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kota Denpasar.

Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengembangan teori di bidang kesehatan masyarakat khususnya gizi dan perilaku anak sekolah dalam pemilihan pangan jajanan.

1.5.2 Manfaat Aplikatif 1. Pihak sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak sekolah dalam mendidik siswa untuk berprilaku yang baik dengan menyediakan pangan jajanan yang sehat melalui kantin sekolah dan mengawasi pangan jajan yang dijual di dalam maupun disekitaran sekolah.

2. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi orang tua siswa agar dapat mengawasi, memperhatikan, dan memberi tindakan yang tegas untuk mengatasi pemilihan pangan jajanan yang sering pada anaknya. 3. Bagi Petugas Kesehatan

(25)

9

Ruang Lingkup Penelitian

(26)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6 sampai 12 tahun memiliki fisik lebih kuat dibandingkan dengan balita, memiliki sifat indifidual yang aktif, dimana mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus mendapatkan pematangan dalam keterampilan motorik halus maupun motorik kasar dan dapat menunjukkan hasil yang signifikan dalam keterampilan kognitif, sosial, dan emosional. Makanan yang disukai maupun tidak disukai dibentuk saat usia sekolah, dan pemilihan makanan dipengaruhi oleh teman sebaya selain pengaruh dari orang tua (Haryanto, 2012)

Anak usia sekolah pada umumnya mempunyai pola makanan dan asupan gizi yang tidak jauh berbeda dengan teman sebayanya. Peningkatan nafsu makan secara alami menyebabkan peningkatan konsumsi makan. Anak – anak menghabiskan banyak waktunya disekolah, mereka akan menyesuaikan dengan acara sekolah yang lebih bersifat rutin sehingga anak perlu energi yang lebih banyak. Anak usia sekolah cenderung mengonsumsi makanan dalam bentuk cemilan (Almatsier et al, 2011)

Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

(27)

11

Pangan jajanan menurut FAO (1991&2000) adalah makanan dan minuman yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi ataupun dirumah atau di tempat berjualan yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum atau tempat lainnya (WHO, 2008). Anak sekolah biasanya membeli pangan jajanan pada penjaja pangan di kantin atau disekitaran sekolah.

Menurut Haslina (2004) terdapat 2 jenis pangan jajanan di Indonesia yaitu pangan jajanan Tradisional dan pangan jajanan Non Tradisional.

1. Pangan jajanan tradisional merupakan pangan jajanan yang diolah dari resep yang dikenal masyarakat secara turun temurun yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat menurut golongan etnik dan wilayah spesifik. Jenis pangan jajanan tradisional dibagi menjadi empat kelompok yaitu :

a. Makanan dalam keadaan panas yang aman untuk dikonsumsi. Contoh: bakso, soto, bubur, dan sebagainya.

b. Makanan yang tidak dipanaskan.

Contoh: gado-gado, ketoprak, pecel, ketupat tahu, nasi rames, dan sebagainya.

c. Makanan yang berair dan atau tidak dipanaskan.

Contoh: es cendol, es campur, es cincau, dan sebagainya. d. Makanan jajanan kering.

Contoh: keripik singkong, keripik tempe, dan sebagainya.

(28)

12

tinggi. Jenis pangan jajanan non modern seperti: pizza, potato chips, fried chicken, es krim, aneka snack, roti dan berbagai jenis pasta.

Syarat Pangan Jajanan Anak Sekolah

Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia Nomor 236/Menkes/Per/Iv/1997 syarat air, bahan makanan, bahan tambahan, dan penyajian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Air yang digunakan dalam penanganan pangan jajanan harus air yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yang berlaku bagi air bersih atau air minum dan harus dimasak sampai mendidih. 2. Semua bahan yang diolah menjadi pangan jajanan harus dalam

keadaan baik mutunya, segar, tidak busuk dan harus bahan olahan yang terdaftar di Departemen Kesehatan, tidak kadaluwarsa, tidak cacat atau tidak rusak.

3. Penggunaan bahan tambahan pangan dan bahan penolong yang digunakan dalam mengolah pangan jajanan harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4. Bahan pangan, bahan tambahan pangan, bahan penolong pangan jajanan siap saji, dan bahan makanan yang cepat rusak harus disimpan secara terpisah.

5. Pangan jajanan yang disajikan harus dengan tempat/alat perlengkapan yang bersih, dan aman bagi kesehatan.

(29)

13

7. Pembungkus yang digunakan dan atau tutup pangan jajanan harus dalam keadaan bersih, tidak mencemari makanan dan dilarang ditiup.

8. Pangan jajanan yang diangkut, harus dalam keadaan tertutup atau terbungkus dalam wadah yang bersih dan terpisah dengan bahan mentah sehingga terlindung dari pencemaran.

9. Makanan jajanan yang siap disajikan dan telah lebih dari 6 jam apabila masih dalam keadaan baik, harus diolah kembali sebelum disajikan.

Hygiene Penjamah Pangan Jajanan Anak Sekolah

Berdasarkan Kepmenkes RI No 942/Menkes/SK/VII/2003 penjamah pangan jajanan anak sekolah dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan pangan jajanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya

b. menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya) c. menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian d. memakai celemek, dan tutup kepala

e. mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.

f. menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengan alas tangan

(30)

14

h. tidak batuk atau bersin di hadapan pangan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.

Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan pangan jajanan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yaitu :

a. peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun

b. alat dikeringkan dengan alat pengering/lap yang bersih

c. peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan di tempat yang bebas pencemaran.

d. dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai.

Perilaku Anak Sekolah Dasar dalam Pemilihan Jajanan

(31)
[image:31.595.112.543.109.526.2]

15

Gambar 2.1 Teori Lawrence Green

Sumber : Green, L.W., et al. Health Education Planning: A Diagnostic Approach

Faktor predisposisi (predisposing)

Faktor ini merupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang. Faktor – faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai – nilai, keyakinan, tradisi, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kesehatan. Faktor ini mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut sebagai faktor pemudah

Faktor Predisposisi :

Pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai, kapasitas, demografi

Faktor Pemungkin:

Ketersediaan dan keterjangkauan Fasilitas dan sarana kesehatan Komitmen

Masyarakat/pemerintah

Faktor Penguat :

Keluarga, guru, penyedia kesehatan, tokoh masyarakat, dll

(32)

16

a. Jenis Kelamin

Hasil penelitian Safriana (2012) menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden yang berperilaku tidak baik dalam memilih pangan jajanan adalah anak laki-laki (59%). Hasil OR = 3,3 artinya jenis kelamin perempuan berpeluang 3,3 kali berperilaku baik dalam pemilihan pangan jajanan. Anak laki-laki cenderung memilih jajanan tanpa melalui proses pemikiran yang panjang dan memilih jajanan didorong oleh keinginan untuk menutupi rasa lapar dan tanpa memikirkan apakah jajanan tersebut sehat atau tidak. Sedangkan berdasarkan hasil analisis Fitri (2012) hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan pangan jajanan yang tergolong sering lebih banyak pada responden berjenis kelamin perempuan (56%) dibandingkan dengan yang berjenis kelamin laki-laki (50%).

b. Kebiasaan Sarapan

Berdasarkan hasil penelitian Yuniati (2010) yang dilakukan di SD Negeri 01 Sekaran pada tahun pelajaran 2009/2010 menunjukan ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan pemilihan pangan jajan pada anak kelas IV dan V . Pada penelitian tersebut, responden yang tidak melakukan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah sebanyak 17 orang atau 25,0%. Dari 17 orang yang tidak sarapan pagi, anak yang mempunyai frekuensi pemilihan pangan jajanan tinggi 12 orang atau 70,6%.

(33)

17

Safriana (2012) hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan pagi dengan perilaku memilih pangan jajanan. Pada penelitiannya diketahui sekitar 43% responden mempunyai kebiasaan sarapan setiap hari.

c. Kebiasaan Membawa Bekal

Berdasarkan hasil penelitian Safriana (2012) sebagian besar 71% anak kadang-kadang membawa bekal kesekolah. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan membawa bekal dengan perilaku memilih jajanan. Berbeda dengan penelitian Aprillia (2011 ) sebanyak 58 responden (79,45%) membawa bekal ke sekolah sedangkan sisanya sebanyak 15 responden mengaku tidak pernah membawa bekal makanan ke sekolah. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan membawa bekal makanan dengan pemilihan pangan jajanan. Hubungan yang diperoleh yaitu semakin sering membawa bekal makanan ke sekolah, maka pemilihan pangan jajanan semakin baik.

d. Jumlah Uang Saku

(34)

18

untuk pemilihan pangan jajanan tidak baik dibandingkan dengan anak yang memiliki jumlah uang saku tergolong sedikit. Anak yang memiliki jumlah uang saku lebih banyak cenderung memiliki daya beli yang cukup besar, sehingga lebih mudah mengeluarkan uangnya untuk membeli pangan jajanan yang disukai.

Faktor Pemungkin (Enabling)

Faktor pemungkin atau pendukung perilaku merupakan ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya praktik kesehatan. Fasilitas inilah yang mendukung terjadinya perilaku seseorang.

a. Tempat Jajan

Penjaja makanan saat ini sudah semakin banyak ditemukan di lingkungan sekitar mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Para penjaja makanan menyiapkan makanan dengan berbagai macam jenis jajanan dengan aneka bentuk dan rasa yang diminati anak sekolah. Berdasarkan penelitian Suci (2009) menunjukkan bahwa 92,5% responden jajan di kantin sekolah, sedangkan 33% anak sekolah membeli pangan jajan pada penjaja makanan di luar sekolah. Tempat jajan lain yang juga menjadi lokasi untuk membeli pangan jajanan yaitu mall, restoran, minimarket, supermarket, tempat les, dan warung.

(35)

19

Faktor Penguat (reinforcing)

Faktor penguat merupakan faktor yang berkaitan dengan pengaruh orang lain yang dapat mendorong atau melemahkan seseorang dalam perubahan perilaku. Faktor-faktor ini meliputi keluarga, guru, petugas kesehatan, dan teman sebaya.

a. Peranan Guru

Guru memiliki pengaruh yang sangat penting dalam pemilihan pangan jajanan anak sekolah. Guru mempunyai tanggung jawab memberi ilmu pengetahuan sehingga mempunyai sikap positif dan melakukan tindakan atau prilaku yang baik dalam memilih jajanan yang sehat.

Guru merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan promosi kesehatan disekolah. Guru merupakan pihak yang tepat dalam melaksanakan pendidikan kesehatan kepada anak-anaknya baik melalui mata ajar yang disesuaikan dengan kurikulum maupun dirancang khusus untuk penyuluhan kesehatan, memonitor pertumbuhan dan perkembangan berat badan anak-anaknya secara rutin setiap bulan, dan mengawasi adanya kelainan fisik atau non fisik yang mungkin terjadi pada anak (Notoatmodjo, 2010. Guru dapat memberikan pengertian dan pengetahuan kepada anak mengenai cara memilih pangan jajanan yang baik serta dampak negatif yang akan timbul apabila jajan di sembarang tempat.

b. Pengaruh Media Massa

(36)

20

lainnya. Sumber informasi melalui media elektronik berupa televisi merupakan sumber media paling banyak diakses oleh responden dikarenakan sebagai sumber pesan, televisi merupakan media audio visual yang paling luas jangkauannya dan terdapat visualisasi, figur, serta bentuk yang menarik sehingga sasaran dapat lebih mudah dalam menyerap informasi yang disampaikan.

c. Pengaruh Teman Sebaya

Hasil penelitian Fitri (2012) diketahui bahwa memilih pangan jajanan yang tergolong sering lebih banyak pada responden yang ada pengaruh teman sebaya (57,7%) dibandingkan dengan yang tidak ada pengaruh teman sebaya (33,3%). Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku pemilihan pangan jajanan.

Gambar

Gambar 2.1 Teori Lawrence Green

Referensi

Dokumen terkait

12 Kebiasaan jajan pada anak sekolah penting untuk ditangani sebagai usaha pencegahan terjadinya penyakit dimasa yang akan datang, kesadaran tentang pola hidup sehat

Analisis bivariat bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel pengetahuan, sikap, citra tubuh/body image, uang saku, peran keluarga, peran guru, peran

Dan anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink dengan kategori sering memiliki resiko untuk terkena obesitas 6 kali lebih besar dibandingkan anak yang

Dan anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink dengan kategori sering memiliki resiko untuk terkena obesitas 6 kali lebih besar dibandingkan anak yang

Hubungan Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan Dan Kebiasaan Jajan Dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar di SDN Karangasem 3 Surakarta.. Universitas

Terlihat yang merokok lebih banyak pada teman sebaya yang berperan sebanyak 58,2% dibanding dengan teman sebaya yang tidak berperan sebanyak 13,2%.. Dilihat dari nilai

Pengaruh teman sebaya yang baik namun beresiko tinggi dipicu oleh dimilikinya sikap permisif oleh mahasiswa.Permisivitas ini mendorong terbentuk nya opini di

Pengaruh jenis kelamin, pajanan media, peran teman sebaya, pengetahuan penyakit menular seksual, kedekatan keluarga terhadap perilaku berisiko penyakit menular seksual pada