• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Sistem Basis Data. 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Desain Sistem Basis Data. 1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data 3. ERD (entity relationship diagram)"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Desain Sistem Basis Data

1. Struktur Basis Data 2. Normalisasi Data

3. ERD (entity relationship diagram)

(3)
(4)

Entity/Entitas itu?

orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam.

Contoh:

– Entitas Mahasiswa.

(5)

Relasi itu?

Contoh:

Relasi antara Mahasiswa dengan kuliah  Relasi ‘Mempelajari’

Hubungan antara suatu himpunan entitas dengan himpunan entitas yang lainnya.

(6)

Kardinalitas / Derajat Relasi

 Kardinalitas Relasi menunjukkan

jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.

 Contohnya untuk Kardinalitas Relasi

antara entitas Mahasiswa dengan entitas Matakuliah adalah Banyak ke Banyak

(7)

Kardinalitas / Derajat Relasi

 Satu ke satu (One to One)

 Satu ke banyak (One to Many)

 Banyak ke satu (Many to One)

 Banyak ke banyak (Many to Many)

(8)

Alternative ER Notations

(9)

(Diagram E-R)

Diagram Entity-Relationship

Model Entity-Relationship yang berisi komponen Entitas, Relasi dan Atribut-

atribut, digambarkan menggunakan Diagram Entity-Relationship

(Diagram E-R).

(10)

Notasi Simbolik Diagram E-R

(11)

Dosen

mengepalai

Jurusan

nama_dos alamat_dos

nama_dos

kode_jur nama_jur kode_jur

Contoh Relasi Satu ke Satu

1 1

(12)

Dosen

mengajar

Kuliah

nama_dos

alamat_dos

nama_dos

kode_kul

nama_kul kode_kul

Contoh Relasi Satu ke Banyak

1 N

sks

semester

waktu tempat

(13)

Mahasiswa

mempelajari

Kuliah

nim

alamat_mhs

nim

kode_kul

nama_kul kode_kul

Contoh Relasi Banyak ke Banyak

N

sks

semester Indeks_nilai

N nama_mhs

tgl_lahir

(14)

Dosen

mengajar

Kuliah

nama_dos

alamat_dos

nama_dos

kode_kul

nama_kul kode_kul

Contoh Kardinalitas

N N

sks

semester

waktu tempat

Diubah dari 1 menjadiN

(15)

Tahapan Pembuatan Diagram E-R

 Tahap pembuatan Diagram E-R awal

(preliminary design) rancangan basis data minimal

 Tahap optimasi Diagram E-R

(final design) koreksi terhadap tahap pertama (dekomposisi, kardinalitas, penambahan relasi)

(16)

Tahapan 1

 Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat.

Tahapan 2

Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas  kemandiriannya

nama_dos kode_kul

nim

(17)

Tahapan 3 (a)

Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan

relasi di antara himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign key-nya.

Ketepatan dalam menentukan relasi-relasi yang terjadi di antara himpunan entitas, sangat menentukan kualitas rancangan basis data yang dibangun.

Relasi-relasi yang ditetapkan harus dapat : – mengakomodasi semua fakta yang ada

– menjamin semua kebutuhan penyajian data

– dibuat seoptimal mungkin agar tidak memakan ruang penyimpanan yang lebih besar dan tidak menyulitkan operasi pengelolaan data.

Relasi-relasi yang sifatnya tidak langsung harus ditiadakan.

(18)

Tahapan 3 (b)

Mahasiswa mempelajari Kuliah

nim nim kode_kul

kode_kul

mengajar

kode_kul nama_dos Dosen nama_dos

(19)

Tahapan 4

Mahasiswa mempelajari Kuliah

nim nim kode_kul

kode_kul

mengajar

kode_kul nama_dos Dosen nama_dos

 Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.

N N N 1

(20)

 Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non key).

Tahapan 5

Mahasiswa mempelajari Kuliah

nim

kode_kul

mengajar

waktu ruang

Dosen

N N N 1

nama_mhs

tgl_lahir

alamat_mhs

indeks_nilai

semester nim

kode_kul nama_kul

kode_kul

sks

nama_dos

nama_dos

alamat_dos

(21)

Mahasiswa N mempelajari N Kuliah N mengajar 1 Dosen

Kamus Data:

 Mahasiswa = {nim, nama_mhs, alamat_mhs, tgl_lahir}

 Kuliah = {kode kul, nama_kul, sks, semester}

 Dosen = {nama_dos, alamat dos}

 mempelajari = {nim, kode_kul, indeks_nilai}

 mengajar = {kode_kul, nama dos, waktu, tempat}

Diagram E-R dengan Kamus Data

(22)

 Derajat/Kardinalitas Relasi minimum merupakan hubungan (korespondensi) minimum yang boleh terjadi antara himpunan entitas yang satu

terhadap himpunan entitas yang lain.

Derajat Relasi Minimum

(23)
(24)

(Strong Entity)

Entitas Kuat

 Tidak memiliki ketergantungan dengan

himpunan entitas lainnya atau dapat berdiri sendiri, contoh Himpunan Entitas Mahasiswa, Dosen dan Kuliah.

 Kemunculan entitas-entitas di dalamnya tidak tergantung pada keberadaan entitas di

himpunan entitas yang lain.

 Bukan merupakan bagian (sub) dari himpunan entitas yang lain.

(25)

(Weak Entity)

Entitas Lemah

 Entitas-entitas yang kemunculannya

tergantung pada eksistensinya dalam sebuah relasi terhadap entitas lain (Strong Entity).

 Himpunan entitas yang demikian biasanya tidak memiliki atribut yang dapat berfungsi sebagai key, yang benar-benar dapat

menjamin keunikan entitas di dalamnya.

 Contoh, untuk melengkapi data mahasiswa kita juga ingin mengelola data hobbi dan

orang tua.

(26)

NIM Nama Mahasiswa …… ……

672013067 KOMALA M.P. …… ……

672013153 BRENDA V. A. …… ……

682013073 DIAN PUSPA …… ……

Mahasiswa

Nama Orang Tua Alamat Orang Tua Abdul Rahman Jl. Durian 10, Salatiga Suparman Jl. Mentimun 12, Surabaya Abdul Hasan Jl. Diponegoro 120, Salatiga

Orang Tua

Hobbi

Panjat Tebing Panjat Pohon Panjat Tebing Sepakbola Musik Balet Lukis

Hobbi

 Entitas mahasiswa berelasi satu-ke-satu

dengan entitas orang tua.

 Entitas mahasiswa

berelasi satu-ke-banyak dengan entitas hobbi

(27)

Mahasiswa

Orang Tua memiliki

nim

nama_ortu

menyenangi Hobbi

nama_mhs 1

tgl_lahir

alamat_mhs

nim

1

hobbi nim

hobbi

N

alamat _ortu

1

nama_

ortu

 Entitas lemah : Orang-Tua dan Hobbi (garis ganda)

 Atribut/field nama_ortu dan hobbi adalah key yang tidak meyakinkan (tulisan putih)

(28)

(Subtype Entities)

Sub Entitas

 Sub Entitas merupakan himpunan entitas yang beranggotakan entitas-entitas yang merupakan bagian dari himpunan entitas yang lebih superior/utama.

 Sub Entitas ini merupakan hasil dekomposisi (spesialisasi) himpunan entitas berdasarkan pengelompokkan tertentu dari himpunan

entitas yang lain.

(29)

Dosen

nama_dos alamat_dos

(Subtype Entities)

Sub Entitas

IS A

Dosen Tetap Dosen Tidak Tetap nik

pangkat

tgl_masuk

nama_kantor

alamat_kantor

 Entitas superior : Dosen

 Sub entitas : Dosen tetap dan Dosen tidak tetap

(30)

Varian Relasi

 Relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas yang berbeda disebut sebagai

Relasi Biner (Binary Relation), yang merupakan relasi yang paling umum digunakan.

 Relasi yang hanya melibatkan sebuah himpunan entitas atau lebih dari dua himpunan entitas.

(31)

(Unary Relation)

Relasi Tunggal

Relasi Tunggal (Unary Relation) merupakan relasi yang terjadi dari sebuah himpunan entitas ke himpunan entitas yang sama.

(32)

(N-ary Relation)

Relasi Multi Entitas

Relasi Multi Entitas (N-ary Relation) merupakan relasi dari 3 (tiga)

himpunan entitas atau lebih.

(33)

(Redundant Relation)

Relasi Ganda

Relasi Ganda(Redundant Relation) merupakan relasi yang muncul

lebih dari satu antara dua himpunan entitas.

(34)
(35)

Spesialisasi

 Proses dari sebuah entitas, lalu

dikelompokkan berdasarkan atribut-atribut yang berbeda, yang melahirkan himpunan entitas baru (proses top-down).

 Yang ditekankan dalam spesialisasi

adalah perbedaan antar kelompok entitas.

 Notasi relasi yang digunakan adalah Relasi ISA (berasal dari kata ‘Is A’)

(36)

Spesialisasi

(Top-Down)

(37)

Generalisasi

 Proses dari sebuah entitas, lalu

dikelompokkan berdasarkan atribut-atribut yang sama, yang melahirkan himpunan

entitas baru (proses bottom-up).

 Yang ditekankan dalam generalisasi adalah persamaan antar kelompok entitas.

 Notasi relasi yang digunakan adalah Relasi ISA (berasal dari kata ‘Is A’)

(38)

Generalisasi

(Bottom-Up)

(39)

Agregasi

 Dalam realitas dapat pula dijumpai adanya relasi yang secara kronologis

mensyaratkan telah adanya relasi lain.

 Dengan kata lain, sebuah relasi terbentuk tidak hanya dari entitas tapi juga

mengandung unsur dari relasi lain.

 Fenomena demikian dapat diakomodasi dengan Agregasi.

(40)

Agregasi

(41)

Modifikasi Diagram E-R

 Modifikasi/perubahan Diagram E-R mengarah pada penyempurnaan dan optimasi model data karena pertimbangan-pertimbangan efisiensi ruang atau kecepatan dan kemudahan pengaksesan data.

Kunci Alternatif (Alternate Key)

Pengkodean Internal (Coding)

Dekomposisi Himpunan Entitas dan Normalisasi

(42)

(Alternate Key)

Kunci Alternatif

 Sebuah key dapat dikategorikan baik, jika:

berukuran kecil dan Sekuensial.

 Key pada himpunan entitas Dosen

merupakan key yang buruk, karena selain panjang juga nilai-nilainya bebas dan tidak sepenuhnya dapat menjamin keunikan

(karena walaupun kecil kemungkinannya, bisa saja ada dua orang dosen atau lebih dengan nama dan gelar yang tepat sama).

(43)

(Alternate Key)

Kunci Alternatif

Mahasiswa mempelajari Kuliah

nim

kode_kul

mengajar

waktu ruang

Dosen

N N N 1

nama_mhs

tgl_lahir

alamat_mhs

indeks_nilai

semester nim

kode_kul nama_kul

kode_kul

sks

kode_dos

nama_dos

alamat_dos kode_dos

(44)

Pengkodean Internal

 Salah satu alasan mengapa menyatakan

suatu data (atribut) dalam bentuk lain adalah untuk efisiensi ruang penyimpanan.

 Dan cara yang ditempuh untuk menyatakan suatu data dalam bentuk lain itu adalah

melalui pengkodean (data coding).

 Sekuensial

 Mnemonic

 Blok

(45)

Pengkodean Internal

Pengkodean dilakukan dengan membentuk suatu singkatan dari data yang ingin dikodekan, misalnya data jenis-kelamin

('Laki-laki' dan 'Perempuan') dikodekan dengan 'L' dan 'P'.

(Mnemonic)

Pengkodean Internal

Pengkodean dinyatakan dalam format tertentu, misalnya data no. induk mahasiswa dengan format XXYYYY yang terbentuk atas XX=dua dijit terakhir angka tahun masuk dan YYYY=no.urut mahasiswa.

(Blok)

Pengkodean Internal

Pengkodean dilakukan dengan mengasosiasikan data dengan kode terurut (biasanya berupa bilangan asli atau abjad), misalnya data nilai mata kuliah ('Sempurna', 'Baik', 'Cukup', 'Kurang', 'Buruk') dikodekan dengan 'A', 'B', 'C', 'D' dan 'E’.

(Sekuensial)

(46)

Pengkodean Internal

Data agama tanpa pengkodean

Data agama dengan pengkodean dan himpunan entitas untuk referensi

(47)

Dekomposisi Himpunan Entitas dan Normalisasi

 Sebuah himpunan entitas yang ada dalam sebuah Diagram E-R dapat didekomposisi menjadi beberapa himpunan entitas baru karena:

• Pertimbangan efisiensi ruang penyimpanan,

• Pertimbangan kemudahan/kecepatan,

• Pengaksesan data.

 Upaya dekomposisi ini senantiasa akan menghasilkan :

• Satu himpunan entitas kuat (strong entity set)

• Satu atau beberapa himpunan entitas lemah atau sub entitas.

 Ada dua bentuk dekomposisi himpunan entitas, yaitu:

• Dekomposisi Atribut/Vertikal

• Dekomposisi Entitas/Horisontal

(48)

Dekomposisi atribut (dekomposisi vertikal)

Dekomposisi Atribut/Vertikal

Dekomposisi ini dilakukan dengan cara membagi sebuah himpunan entitas menjadi dua atau lebih dengan pemisahan atribut.

(49)

Dekomposisi Entitas/Horisontal

Dekomposisi ini dilakukan dengan cara

membagi sebuah himpunan entitas menjadi dua atau lebih dengan pemisahan entitas.

(50)

Fleksibilitas

 Fleksibilitas dalam desain basis data dapat direalisasikan dalam bentuk:

 Penambahan atribut.

 Pemilihan domain atribut yang lebih luas (direalisasikan pada tahap implementasi).

 Generalisasi.

 Perubahan struktur entitas dari yang berorientasi kolom (column-oriented)

menjadi berorientasi baris (row-oriented).

(51)

Fleksibilitas

(52)

Mau bertanya..?

Gambar

Diagram E-R dengan Kamus Data

Referensi

Dokumen terkait

Secara tabulasi perlakuan interaksi antara pemberian air leri 60 ml/l air dengan varietas jamur tiram putih berpengaruh yang baik terhadap semua peubah yang

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST) CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/ PMK.05/ 2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberian Penghasilan Ketiga Belas kepada Pimpinan dan Pegawai Nonpegawai Negeri

flavicarva dengan AgNO 3 dan waktu reaksinya.NPP yang dihasilkan dalam kondisi optimumlah yang akan diuji selektivitasnya terhadap beberapa logam yang sering terdapat di

Pangsa pasar dapat diukur dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan oleh LKM Swamitra Mina LEPP-M3 kepada masyarakat pesisir dibandingkan total kredit yang

Di samping itu, jalan di lokasi bundaran Adipura terlalu sempit sehingga kendaraan akan menumpuk (macet) dan konsentrasi NO 2 akan semakin besar walaupun

Berdasarkan Tabel 4, Variabel karakteristik merek mempunyai nilai koefisien 0,301 dengan tingkat signifikan 0,000 (< α=0,05), artinya H1 diterima dan H0