• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PERSATUAN INDONESIA DALAM KONSEP DAN PRAKTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI-NILAI PERSATUAN INDONESIA DALAM KONSEP DAN PRAKTIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB v

(2)

Materi “Nilai-Nilai Persatuan Indonesia Dalam Konsep Dan Praktik” pada bab ini memusatkan perhatian terhadap upaya mewujudkan nilai persatuan Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai materi pada bab VI ini, tercermin pada terpenuhinya capaian pembelajaran sebagaimana berikut ini:

Materi pada bab ini memberikan gambaran mengenai keberagaman bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama maupun keyakinan, kebudayaan, dan adat istiadat. Keberagaman yang dimiliki memberikan keuntungan sekaligus ancaman khususnya dalam mewujudkan integrasi nasional antar perbedaan yang ada didalamnya. Keberadaan pancasila sebagai ideologi negara menjadi point penting, mengingat terdapat satu sila yaitu yang mengandung Nilai- nilai persatuan antar anak bangsa tertuang dalam pancasila sila ke-3 yakni

“Persatuan Indonesia”.

Nilai-nilai persatuan merupakan formula ampuh mewujudkan tujuan nasional.

Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mampu mengimplementasikan secara konsep dan praktik. Sehingga dalam diri generasi bangsa tertanam faham perbedaan menjadi kekuatan bukan menjadi pemantik permusuhan.

INTRODUKSI

1. 3.

4.

mahasiswa memahami konsep persatuan Indonesia

2.

mahasiswa mengetahui

implementasi nilai-nilai persatuan Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

mahasiswa mencontoh perilaku tokoh bangsa yang telah menerapkan nilai-nilai persatuan dalam kehidupannya

mahasiswa mampu

mengimplementasikan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan sehari-hari

NILAI-NILAI PERSATUAN INDONESIA DALAM KONSEP DAN PRAKTIK

(3)

STIMULAN

OPM adalah Organisasi Papua Merdeka yang sudah berdiri sejak tahun 1965 dan bahkan masih berdiri sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah satu organisasi yang bersikeras untuk memisahkan Papua Barat dari wilayah NKRI dan ingin merdeka sendiri krena merasa jika daerah mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa Indonesia.

Kasus Pertama

Pertanyaan bagi mahasiswa:

Bagaimana sikap Saudara sebagai mahasiswa dalam memandang kasus tersebut?

Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan kasus tersebut?

1.

2.

1.

2.

Pada bagian ini, berisi contoh kasus yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Mahasiswa diminta untuk memahami kasus yang dipaparkan kemudian memberikan tanggapan. Salin itu, mahasiswa juga diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dari kasus-kasus tersebut.

77 Kasus Kedua

Pada tahun 2019 terdapat agenda demokrasi berupa pelaksanaan pemilu eksekutif (pemilihan presiden dan wakil presiden). Serangkaian tahapan pemilu telah selesai dilaksanakan, namun ada peristiwa yang cukup disayangkan, yaitu kerusuhan. Tragedi kerusuhan ini terjadi di wilayah Jati Baru Tanah Abang. Sebanyak 6 orang meninggal dan 200 luka-luka akibat kerusahan yang terjadi. Kerusuhan terjadi karena menolak keputusan KPU yang memenangkan paslon 01. Massa berdatangan dari berbagai penjuru daerah untuk melakukan demo, namun massa bertindak anarkis sehingga timbullah korban jiwa.

Pertanyaan bagi mahasiswa Bagaimana sikap Saudara sebagai mahasiswa ketika melihat situasi seperti di atas?

Bagaimana upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk meredam konflik ketika pelaksanaan pemilihan umum?

kerusuhan pemilu

Kerusuhan Pasca Pemilu sumber gambar:

Tirto.id/Andrey Gromico

(4)

Metode perkuliahan adalah bagian dari strategi pembelajaran yang berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Penyajian materi pada bab ini berupa:

BAHASAN

Metode pembelajaran

ceramah, brainstrorming, Focus group

Alokasi waktu

100 menit

Alat, bahan dan sumber belajar

alat tulis, papan tulis, LCD, lembar kerja individu dan lembar kerja kelompok.

1.

1)

2)

3)

2.

Kasus Ketiga

Juru bicara Front Rakyat Indonesia untu West Papua (FRI-WP) Surya Anta bersuara terkait peristiwa penyerangan dan pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Surya menjelaskan, awal mula pengepungan itu disebabkan oleh perusakan Bendera Pusaka yang terletak di depan asrama. Pihak Aparat pun menduga perusakan bendera pusaka dilakukan oleh oknum mahasiswa di asrama.

Surya menyayangkan pengepunagan tersebut. Menurutnya, aparat tidak melakukan investigasi mendalam terlebih dahulu terkait perusakan Bendera pusaka. Selain itu, aparat juga “membiarkan” ormas reaksioner yang turut melakukan pengepungan.

Para pengepung juga beberapa kali melontarkan makian bernada rasis kepada mahasiswa Papua. Penembakan gas air mata berkali-kali, dan juga perusakan fiber dip agar asrama. Makian bernada rasis pun terus dilakukan.

Pertanyaan untuk mahasiswa:

Bagaimana tanggapan Saudara sebagai mahasiswa mengenai kasus di atas?

Bagaimana upaya yang harus dilakukan pemeritah agar kasus tersebut tidak terulang kembali?

1.

2.

(5)

4

Konsep Persatuan Indonesia

Menurut Kaelan (2009:117) Sila Persatuan Indonesia mengandung pengertian sebagai berikut:

1.

ASUPAN

Negara Indonesia yang bersatu adalah hasil perjuangan gerakan kemerdekaan Indonesia yang telah sampai kepada saat yang berbahagia dan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, serta terlaksananya cita-cita kemerdekaan (Pembukaan UUD 1945 alinea II)

Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (Pokok pikiran I) Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD 1945)

Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan Indonesia

(Pembukaan UUD 1945 alinea IV) Warga Negara ialah orang-orang

Indonesia asli dan orang-orang asing yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara Indonesia (Pasal 26 ayat (1) UUD 1945)

Bahasa negara adalah bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia

(Pasal 36 UUD 1945)

Lambang persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia adalah

Bhinneka Tunggal Ika

Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan Negara wawasan nusantara mencakup:

a) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, b) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan budaya, c) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, d) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu pertahanan dan keamanan.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen bersama. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah pilihan yang tepat untuk mewadahi kemajemukan bangsa. Oleh karena itu komitmen kebangsaan akan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi suatu

“keniscayaan” yang harus dipahami oleh seluruh komponen bangsa. Dalam Pasal 37 ayat (5) secara tegas menyatakan bahwa khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan karena merupakan landasan hukum yang kuat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat diganggu gugat. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan

(6)

negara sebagai modal untuk bersatu. Kemajemukan bangsa merupakan kekayaan kita, kekuatan kita, yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita bangsa Indonesia, baik kini maupun yang akan datang. Oleh karena itu kemajemukan itu harus kita hargai, kita junjung tinggi, kita terima dan kita hormati serta kita wujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Tim Kerja Sosialisasi MPR, 2012:7).

Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh (Muzayin, 1992: 16).

Implementasikan nilai-nilai persatuan dalam konsep dan praktik Implementasi nilai-nilai persatuan Indonesia dapat tercermin melalui sikap dan perbuatan sebagai berikut:

2.

Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan

Muatan ini menghendaki warga negara Indonesia menempatkan persatuan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Oleh sebab itu, perang antar suku, dan agama tidak perlu lagi terjadi, kita harus saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi kelompoknya seperti penjualan aset negara dan masyarakat dirugikan. Oleh sebab itu, setiap warga negara harus melakukan pengawasan yang bersifat aktif terhadap penyelamatan kepentingan negara.

a.

Berdoa sumber gambar:

Sam Scholes/flickr.com

respect

(7)

Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sebagai contoh pada muatan ini misalnya di Indonesia ada suatu masalah, bukan berarti kemudian lari dari masalah tersebut. Seyogyanya harus berbuat sesuatu yang bisa kita lakukan agar masalah tersebut dapat terselesaikan. Misalnya: untuk menyelesaikan masalah pengangguran, sebagai warga yang baik bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Bisa dalam dunia pendidikan dengan membuat yayasan atau sekolah, dalam dunia garmen bisa membuka pabrik kaos, baju, dsb, Bisnis Kuliner dengan membuka gerai atau warung makan, restoran, dsb.

Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan

Sanggup dan rela berkorban merupakan salah satu sikap mulia yang harus kita miliki dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap rela berkorban pada dasarnya dapat diartikan sebagai kerelaan kita untuk mendahulukan kepentingan pihak lain daripada kepentingan diri kita sendiri. Dalam hal sikap rela berkorban untuk kepentingan bangsa, maka kita harus mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan diri kita sendiri. Jika ditinjau dari manfaat dan tujuannya, sikap rela berkorban bahkan dapat dikategorikan sebagai salah satu sikap bela negara dalam bentuk yang sederhana.

Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Sebagai contoh:

1)Perlu ikut berpatisipasi berjuang apabila negara Indonesia terancam keamanannya

2) Senang membantu tanpa mengharap imbalan

3)Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi 4)Toleransi sesama umat beragama.

b.

Mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan kebangsaan kepada tanah air dan bangsa

c.

(8)

82

Mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan kebangsaan kepada tanah air dan bangsa. Berikut contoh sikap cinta tanah air yang bisa kita lakukan:

Bangga sebagai bangsa Indonesia

Kita sebagai warga negara harus merasa bangga terhadap tanah air Indonesia. rasa bangga itu tentu saja tidak akan muncul tanpa adanya rasa memiliki. Dan siapa lagi yang akan merasa memiliki tanah air jika bukan rakyatnya sendiri? Sebagai wujud dari rasa bangga itu, kita harus menampilkan identitas kita sebagai rakyat Indonesia yang cinta pada tanah air. Tidak perlu merasa malu atau menyembunyikan asal kita di mata dunia.

Hargailah produk-produk dalam negeri, jangan semua produk menggunakan buatan dari luar untu mensejahterakan perekonomian nasional

Menjaga nama baik tanah air Indonesia Menggunakan hak pilih dalam pemilu Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Melestarikan kebudayaan Indonesia

Menjaga kelestarian lingkungan

Menciptakan kerukunan antar umat beragama Hidup rukun dan gotong royong.

1)

2)

3) 4) 5) 6) 7) 8)

9) PRIDE

Made in

Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

Tujuan Negara Indonesia terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alenia keempat. Salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu: Ikut mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pemerintah Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal tersebut merupakan prestasi yang sangat gemilang dan patut dibanggakan. Menurut Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan meskipun terpilihnya Indonesia bukanlah untuk pertama kalinya, tapi harus disyukuri di tengah kondisi dunia yang semakin mencemaskan. Diharapkan negara Indonesia dapat memainkan peran strategis di Dewan Keamanan PBB.

Posisi keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB harus dimanfaatkan secara optimal. Untuk perjuangan menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Serta untuk membantu perjuangan bangsa-bangsa lain yang nasibnya masih terjajah dan dirundung konflik. Indonesia harus ikut terlibat dalam isu-isu keamanan dan perdamaian global, seperti penjajahan Israel atas negara Palestina, konflik di Afghanistan, Rohingya, Suriah, Sudan Selatan dan di berbagai belahan negara lainnya. Selanjutnya d.

(9)

tidak kalah penting adalah ikut terlibat dalam mengatasi ancaman bahaya terorisme global. Sebab terorisme mengancam perdamaian dunia. Posisi Indonesia harus dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia untuk menggalang dukungan dunia, melakukan pembelaan negara, misalnya untuk Palestina.

Posisi Indonesia di DK PBB juga bisa menjadi sarana melakukan pembelaan terhadap negara Islam dan negara lain yang mengalami penindasan. Menjadi anggota tidak tetap DK PBB juga bisa menjadi kesempatan Indonesia untuk turut berkontribusi mewujudkan perdamaian dunia.Posisi strategis ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia, terutama di dunia internasional (Intan, 2018).

Kunjungan TK ABA aisyah ke TK Katholik

sumber gambar:

Bagas Bimantara/Radar Madiun

Memajukan pergaulan dan mengembangkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Eka

Akar nasionalisme Indonesia sejak awal justru didasarkan pada tekad yang menekankan pada pentingnya cita-cita bersama, disamping pengakuan sekaligus penghargaanpada perbedaan sebagaipengikat kebangsaan. Kesadaran semacam itu jelas terlihat pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menekankan pada pentingnya cita-cita yang sama dan sekaligus kemajemukan sebagai perekat kebangsaan. Pada prinsipnya etika e.

(10)

Sejarah bangsa kita sangat jelas memberikan pelajaran bahwa bangsa indonesia menjadi kenyataan karena dua kali ada komponen bangsa yang merelakan kedudukan dominannya demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam sumpah pemuda 1928 para pemuda jong djava merelakan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia. Seandainya saja bahasa jawa yang dijadikan bahasa Indonesia, maka republik Indonesia akan dipahamai sebagai republic jawa raya dengan akibat bahwa kaum sunda, minang, batak, bugis, ambon, bali, aceh dan daerah lain sangat mungkin tidak akan ikut terintegrasi. Peristiwa yang kedua adalah dimana dalam sidang penetapan sila Pancasila sebagai dasar negara dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Kesepakatan itu memastikan bahwa Idonesia menjadi milik seluruh rakyat Indonesia tanpa adanya perbedaan berdasarkan atas agama mayoritas atau minoritas, agama yang superior atau inferior.

Kesediaan para wakil umat islam dalam kepatitiaan untuk tidak menuntut kedudukan khusus dalam Undang-Undang Dasar meski mereka secara realitas adalah agama yang terbesar di indonesia memungkinkan terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Bisa dibayangkan dalam catatan sejarah seandainya saja sila pertama dalam Pancasila itu masih mencantumkan nilai dari satu agama tertentu, maka bisa dipastikan masyarakat Indonesia dibagian timur tidak akan masuk dalam wilayah kesatuan republik Indonesia.

Indonesia dikenal oleh dunia sebagai satu negara kepulauan yang memiliki pluralitas, kemajemukan, dan heterogenitas suku bangsa yang mendiami kepulauannya.

Didalam penelitian etnologi diketahui bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 600 suku bangsa dengan perbedaan identitasnya masing-masing dan dengan kebudayaan yang berbeda. Dari catatan sensus tahun 2 0 0 0 , m e n u n j u k an bah wa i n do n e s i a memiliki 101 suku bangsa dengan jumlah

penduduk 201.092.238 jiwa sebagai warga negara. Dari sisi agama, kepulauan di Indonesia yang dalam sejarahnya memanglah jalur perdagangan internasional membawa dampak langsung bagi penyebaran agama-agama besar di dunia. Sejak zaman pra kemerdekaan sampai sekarang setidaknya ada 6 agama yang diakui oleh negara sebagai agama yang banyak dianut oleh masyarakat indonesia yaitu Islam, Kristen, Katholik,Hindu, Budha dan Khonghucu. Tentunya masih banyak lagi agama agama lokal dan aliran kepercayaan yang diyakini dalam masyarakat

berbeda beda tapi tetap satu sumber gambar:

https://id.wikipedia.org/

(11)

Indonesia. Secara substansi, sesanti Bhineka Tunggal Ika adalah sesanti yang mengingatkan kita semua untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sesanti ini lengkapnya berbunyi Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrva.

Yang artinya berbeda-beda atau beragam, namun tetap satu, karena tidak ada kebenaran yang mendua. Didalam kakawin sutasoma mpu tantular secara lengkap menyinggung bhineka tunggal ika yang pada awalnya karena adanya perbedaan antara agama budha dan hindu (siwa). Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari konflik. Kemudian dalam sejarah bangsa indonesia dipilihnya kata-kata Bhineka Tunggal Ika dalam pita lambing burung garuda semata-mata dimaksudkan karena kata tersebut sangat bermakna dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia dengan multi etnisnya, agamanya, rasnya, antar golongannya adalah suatu keberagaman yang sejatiya berada dalam satu bangsa dan Negara Indonesia berdasarkan pancasila sebagai falsafah bangsa (Shofa, 2016:37-38).

3.

Pancasila adalah common platform sekaligus rasionalitas publik di mana keberagaman dari budaya, agama, etnis dan ras bertemu dan disana terbentuk suatu negara bangsa. Di dalam negara bangsa kita identitas kedaerahan, identitas keagamaan semua merasa terwakili. Tidak berlaku yang namanya mayoritas minoritas atau superior inferior karena semua tertampung dengan sama. Demokrasi yang berlaku bukanlah demokrasi mayoritarian tetapi adalah demokrasi Pancasila (Oentoro, 2010). Adat istiadat yang beragam pun juga dihormati dan di abadikan dalam semangat Bhineka Tunggal Ika. Pancasila adalah suatu sistem nilai yang digali dari nilai dan identitas bangsa yang berdasarkan atas kehidupan sosial, kultural, dan religiusitas yang beragam dan majemuk. Nilai-nilai tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan.Kerukunan umat beragama, keberagaman etinistas, budaya dan bahasa akan terjaga apabila kita dapat menjaga konsistensi dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Fakta kemajemukan dan multikulturalitas dalam masyarakat harus dihormati, dilestarikan, dan dikembangkan berdasarkan atas nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila Pancasila (Shofa, 2016:39).

(12)

Ki Hajar Dewantara: Tokoh Bangsa yang Cinta Tanah Air Indonesia Terlahir dari keluarga bangsawan, putra GPH Soerjaningrat dan cucu Pakualam III, R. Soewardi Soerjaningrat bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo lantas mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912.

Karena penanya yang tajam dan kiprah politiknya, pria yang memutuskan menanggalkan gelar kebangsawanannya dengan mengganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara pada umur 40 tahun tersebut sangat dimusuhi pemerintah kolonial Belanda. Bersama dua sahabatnya sesama pendiri Indische Partij, Ki Hadjar dijatuhi hukuman tanpa proses pengadilan. Mereka harus menjalani masa pembuangan. Atas hukuman itu, ketiganya mengajukan permohonan untuk dibuang ke Belanda, sebuah tempat terpencil di negeri sendiri. Pada 1913, pemerintah kolonial menyetujui hal itu. Selama lima tahun, Ki Hadjar menjalani masa pembuangan di Negeri Kincir Angin. Kesempatan itu digunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran hingga akhirnya Ki Hadjar mendapatkan Europeesche Akte yang memungkinkannya mendirikan lembaga pendidikan.

Itulah titik balik perjuangan Ki Hadjar. Sepulang ke tanah air, dia mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 1922. Perjuangan penanya pun bergeser dari masalah politik ke pendidikan. Tulisan-tulisan itulah yang lantas menjadi dasar- dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Saat Indonesia merdeka, ia pun dipercaya menjabat menteri pendidikan dan pengajaran. Berkat perjuangan dan komitmennya terhadap pendidikan, Ki Hadjar mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada pada 1957. Dua tahun berselang, tepatnya 28 April 1959, Ki Hadjar meninggal dunia dan dimakamkan di Yogyakarta.

3.

Ki Hajar Dewantara sumber gambar:

https://id.wikipedia.org/

(13)

Bagi seorang Petinggi Negeri, kenikmatan duniawi bukanlah hal yang sukar untuk dirasakan dan didapatkan. Pesta besar usai pelantikan sebagai pejabat adalah hal lumrah dengan dalih sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas kepercayaan yang diembankan. Namun, hal itu tak berlaku bagi Ki Hadjar Dewantara.

Setelah ditetapkan menjadi orang pertama yang menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ki Hadjar pulang larut malam. Tak ada pesta atau makan besar istimewa yang menyambut kedatangannya. Bahkan sekadar lauk- pauk pun tak tersedia di meja makan. Nyi Hadjar lantas menyuruh salah satu anak mereka untuk membeli mie godhok di pinggir jalan. Bagi Ki Hadjar, itu bukan masalah besar. Meski berasal dari keluarga bangsawan, kesederhanaan memang telah menjadi bagian dari sikap hidupnya. Kesederhanaan inilah yang membuat Ki Hadjar tak silau memandang dunia walaupun jabatan prestisius disandangnya.

Seperti terpampang di Museum Sumpah Pemuda, Ki Hadjar pernah berujar: “Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia, dengan cara Indonesia. Namun, yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku, lahir maupun batin aku tak pernah mengkorup kekayaan negara. Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan langkah perjuanganku.” (KPK, 2015: 39).

(14)

Darmodihardjo, D. 1979. Orientasi Singkat Pancasila. Dalam Santiaji Pancasila, 9- 132. Surabaya: Usaha Nasional.

Dewantara, Agustinus W. 2017. Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong:

Indonesia dalam Kacamata Soekarno. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.

HAR Tilaar. 2004. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kaelan. 2009. Filsafat Pancasila “Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta:

Paradigma.

Kaisiepo, Manuel. 2006. Pancasila dan Keadilan Sosial: Peran Negara. Dalam Restorasi Pancasila, peny. Irfan Nasution dan Ronny Agustinus, 176-194. Bogor: Brighten Press.

Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.

KPK. 2015. Orange Juice For Integrity Belajar Integritas Kepada Tokoh Bangsa.

Jakarta: KPK.

Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan aktualitas Pancasila. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila: Bimbingan ke Arah Penghayatan dan Pengamalan bagi Remaja. Jakarta: Golden Terayon Press.

Oentoro, Jimmy., 2010, Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa:

Membangun Bhineka Tunggal Ika di Bumi Nusantara. Jakarta: Kompas Gramedia.

Shofa, Abd Mu'id Aris. 2016. Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia Dalam Bingkai Pancasila. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1, Juli 2016 ISSN 2527-7057.

SUMBER BACAAN

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan kerja sama misalnya, harus selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan dan keselamatan bangsanya berdasarkan prinsip kebersamaan

5. Mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi. Tidak menggunakan media informasi dan sosial untuk menyampaikan informasi

5. Mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi. Tidak menggunakan media informasi dan sosial untuk menyampaikan informasi

bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara

3) Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa

“semangat kebangsaan”.31 Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan kelompoknya.32

Teks tersebut berisi uraian tentang ancaman terhadap negara, khususnya ancaman di bidang militer, serta menyebutkan bahwa kebinekaan dalam persatuan dan kesatuan bangsa merupakan salah satu modal dalam pembangunan

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia merupakan bersatunya berbagai bangsa dengan perbedaan suku, bangsa, maupun adat istiadat yang mendiami wilayah