• Tidak ada hasil yang ditemukan

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG NOMOR 46 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANJUNGPINANG,

Menimbang : a. bahwa guru dapat diberikan tugas menjadi kepala sekolah untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam skala jenjang pendidikan tertentu;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah perlu dilakukan penyesuaian terhadap tata cara pengangkatan dan penugasan guru sebagai Kepala Sekolah pada semua tingkatan jenjang pendidikan;

c. bahwa dalam rangka penataan ketentuan dan penilaian kriteria penugasan guru sebagai Kepala Sekolah, maka perlu disusun pedoman penugasan guru untuk dapat diangkat sebagai Kepala Sekolah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

(2)

2. Undang-UndangNomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjungpinang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4112);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

4. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

(3)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 23,

Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105);

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah;

15. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Tanjungpinang (Lembaran Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2008 Nomor 10);

16. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan

(Lembaran Daerah Kota Tanjungpinang Tahun 2010 Nomor 9);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH.

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Tanjungpinang.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tanjungpinang.

3. Walikota adalah Walikota Tanjungpinang.

4. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang.

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang.

6. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah yang selanjutnya disingkat BKPPD adalah Badan teknis yang melaksanakan tugas dibidang Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan di Daerah serta melaksanakan tugas lain yang di Perintahkan oleh Walikota

7. Sekolah adalah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.

8. Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin Taman Kanak-Kanak/Raudhotul Athfal (TK/RA), Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), atau Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) yang bukan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) atau yang tidak dikembangkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Penilaian Kinerja adalah suatu proses menentukan nilai kinerja Kepala Sekolah/Madrasah dengan menggunakan standar tertentu.

9. Guru adalah tenaga Pendidik yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil pada jenjang tingkatkan Pendidikan/Sekolah.

10. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah yang selanjutnya disingkat diklat adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional.

BAB II

PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

(5)

Pasal 2

Guru yang memenuhi persyaratan dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah.

Pasal 3

(1) Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah apabila ada lowongan yang disebabkan:

a. mutasi kepala sekolah;

b. penambahan sekolah baru; dan/ atau

c. telah memenuhi kepangkatan sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.

(2) Mutasi kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, disebabkan kepala sekolah:

a. berhenti atas permohonan sendiri;

b. telah mencapai batas usia pensiun;

c. masa penugasan berakhir;

d. diangkat pada jabatan lain;

e. diberhentikan sebelum masa tugas berakhir; dan/ atau f. meninggal dunia.

BAB III

PERSYARATAN DAN SELEKSI Pasal 4

Persyaratan guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah sebagai berikut:

a. berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun;

b. sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari rumah sakit umum daerah setempat;

c. tidak pernah mendapat hukuman disiplin kategori sedang dan berat, dan/

atau tidak pernah mendapat hukuman disiplin kategori ringan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;

d. aktif mengajar dan atau membimbing paling sedikit 5 (lima) tahun pada sekolah yang setingkat dengan sekolah yang akan menjadi tempat bertugas;

e. daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan paling rendah nilai baik untuk unsur penilaian lainnya dalam 2 (dua) tahun terakhir;

f. memiliki masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun pada pemerintah daerah;

g. memiliki sertifikat pendidik;

(6)

h. khusus calon Kepala Taman Kanak-Kanak, Kepala Sekolah Dasar, Kepala Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas berijazah paling rendah sarjana (S1), atau Diploma IV, dalam pangkat Penata , III/c;

i. khusus calon kepala sekolah menengah kejuruan berijazah paling rendah sarjana (S1) atau Diploma IV, dalam pangkat Penata, III/c dan memiliki kemampuan menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri;

dan

j. lulus pendidikan dan pelatihan calon Kepala Sekolah.

Pasal 5

Persyaratan peserta seleksi calon kepala sekolah yang akan mengikuti diklat:

a. diusulkan oleh Kepala Dinas berdasarkan pertimbangan kepala sekolah dan rekomendasi dari Kepala UPT;

b. berusia paling tinggi 51 (lima puluh satu tahun); dan

c. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h dan huruf i.

Bagian Kedua Seleksi Pasal 6

(1) Seleksi calon Kepala Sekolah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan berdasarkan usulan Kepala Sekolah.

(2) Seleksi dilaksanakan dengan tahapan:

a. seleksi administrasi;

b. tes tertulis;

c. seleksi kepribadian; dan d. paparan makalah.

(3) Pelaksanaan tahapan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan calon Kepala Sekolah dapat mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, apabila yang bersangkutan telah dinyatakan lulus seleksi sebelumnya.

(4) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan untuk meneliti kelengkapan administrasi pemenuhan persyaratan.

(5) Tes tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,dilakukan untuk meneliti tingkat pengetahuan umum, potensi akademik, dan kepemimpinan calon Kepala Sekolah.

(6) Seleksi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,dilakukan untuk meneliti integritas, kepribadian, prilaku, hubungan social serta kecerdasan intelektual dan emosi calon Kepala Sekolah.

(7)

(7) Paparan makalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, dilakukan untuk menilai materi makalah yang dipaparkan secara obyektif dan kesesuaian materi makalah yang ditetapkan.

(8) Makalah diserahkan setelah calon kepala sekolah dinyatakan lulus seleksi administrasi, tes tertulis dan seleksi kepribadian.

Pasal 7

Materi seleksi calon Kepala Sekolah, sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) meliputi:

a. seleksi administrasi, persyaratan administrasi dinyatakan lengkap dan benar;

b. tes tertulis:

1. pengetahuan umum;

2. pengetahuan pendidikan; dan 3. kepemimpinan sekolah.

c. seleksi kepribadian:

1. kepribadian, perilaku, dan hubungan sosial; dan 2. kecerdasan intelektual dan emosi.

d. makalah:

1. pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien;

2. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

3. kurikulum sekolah yang akan dipimpin;

4. kreatifitas dan inovasi dalam memajukan sekolah;

5. manajemen berbasis sekolah; dan

6. sekolah sebagai lembaga pendidikan dan atau pusat pembudayaan.

BAB IV MASA TUGAS

Pasal 8

(1) Tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah diberikan untuk 1 (satu) kali masa tugas selama 4 (empat) tahun.

(2) Masa tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa tugas.

(3) Guru yang telah melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah selama 2 (dua) kali masa tugas berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi kepala sekolah, apabila:

a. telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa tugas dan ditempatkan di sekolah lain; atau

(8)

b. dalam hal guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah memiliki prestasi yang istimewa, maka dapat ditugaskan kembali di sekolah lain untuk 1(satu) kali masa tugas tanpa mempertimbangkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a.

(4) Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) jika tidak memenuhi standar Calon Kepala Sekolah dapat dikembalikan menjadi guru biasa.

(5) Prestasi Istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah prestasi Kepala Sekolah di Tingkat Nasional dalam bidang Pendidikan.

(6) Kepala sekolah yang masa tugasnya berakhir dan atau tidak lagi diberikan tugas sebagai kepala sekolah, ditugaskan kembali sebagai guru di sekolah lain, sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban melaksanakan proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

PENILAIAN KINERJA Pasal 9

(1) Penilaian kinerja kepala sekolah dilakukan secara berkala oleh tim penilai yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(2) Hasil penilaian kinerja sebagai kepala sekolah merupakan bahan pertimbangan penilaian kinerja kepala sekolah oleh Kepala Dinas.

(3) Hasil penilaian kinerja kepala sekolah untuk kepentingan pengangkatan kembali kepala sekolah diserahkan kepada Kepala Dinas paling lambat 1 (satu) bulan sebelum masa tugas berakhir.

(4) Pedoman penilaian kinerja kepala sekolah disusun oleh Kepala Dinas.

BAB VI

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Bagian Kesatu

Pengangkatan Pasal 10

Kepala Dinas mengusulkan calon kepala sekolah yang memenuhi persyaratan kepada Walikota melalui Kepala BKPPD.

Pasal 11

(9)

Pengangkatan guru sebagai kepala sekolah ditetapkan oleh Walikota dengan mempertimbangkan rekomendasi tim pertimbangan kepala sekolah.

Pasal 12

(1) Kepala sekolah yang telah berakhir masa tugasnya, dapat direkomendasikan untuk diangkat kembali sebagai kepala sekolah berdasarkan hasil penilaian kinerja mendapatkan predikat nilai paling rendah termasuk kategori baik;

(2) Pengangkatan kembali sebagai kepala sekolah ditetapkan oleh Walikota.

Bagian Kedua Pemberhentian

Pasal 13

(1) Kepala sekolah diberhentikan dari penugasan karena:

a. telah mencapai batas usia pensiun jabatan fungsional guru;

b. meninggal dunia;

c. diangkat pada jabatan lain;

d. menjalani perawatan kesehatan berdasarkan rekomendasi tim penguji kesehatan;

e. dikenakan hukuman disiplin kategori sedang atau berat; dan/ atau f. diberhentikan dari jabatan guru.

(2) Kepala sekolah dapat diberhentikan dari penugasan karena:

a. permohonan sendiri;

b. masa penugasan berakhir; dan

c. dinilai tidak berhasil dalam melaksanakan tugas sesuai hasil penilaian kinerja kepala sekolah.

(3) Pemberhentian kepala sekolah ditetapkan oleh Walikota.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14

(1) Masa jabatan kepala sekolah yang masa tugasnya antara 4 (empat) tahun sampai dengan 8 (delapan) tahun, dihitung sedang melaksanakan masa tugas yang kedua.

(2) Kepala sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, dan sekolah menengah kejuruan yang

(10)

telah menjabat selama lebih dari 8 (delapan) tahun sejak diangkat sebagai kepala sekolah.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tanjungpinang.

Ditetapkan di Tanjungpinang

pada tanggal 21 September 2015 WALIKOTA TANJUNGPINANG,

dto

LIS DARMANSYAH

Diundangkan di Tanjungpinang pada tanggal 21 September 2015

SEKRETARIS DAERAH KOTA TANJUNGPINANG, dto

RIONO

BERITA DAERAH KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2015 NOMOR 46

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga terlihat bahwa bintang variabel Cepheid yang berukuran besar, memang memiliki luminositas yang besar dengan periode perubahan cahaya yang panjang.. Sebagai

Nusa Indah Abadi Jaya SIUP No.. Jaya Namira

Current status of the efficacy, and effectiveness of albendazole and mebendazole for the treatment of ascaris lumbricoides in North –Western Indonesia; Asian Pacifik Journal of

Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Tahun 2021 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru Jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak – Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Andharan ngenani werdine wewalere bocah ing Desa Bulurejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban dijingglengi adhedhasar bleger sintaktise ukara. Dadi anggone ngoceki

Kegiatan remedial (perbaikan) dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang telah diprogram dan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak - kanak , Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,