• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Metodologi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III Metodologi Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

52

III. Bab III Metodologi Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain metodologi adalah pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Perspektif teoritis adalah suatu kerangka pemikiran atau interprestasi untuk memperoleh pemahaman terhadap data dan menghubungkan dengan situasi lainnya. Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak dapat dinilai apakah suatu metode benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam penelitian. Yang jelas metode atau teknik penelitian apapun yang digunakan, misalnya kuantitatif atau kualitatif harus sesuai dengan kerangka pemikiran yang diasumsikan (Mulyana, 2001).

III.1 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai studi explorasi (exploration study), dengan tujuan untuk melakukan pengukuran kinerja supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung dengan menggunakan indikator-indikator yang telah teridentifikasi. Disamping itu, penelitian ini sifatnya kualitatif, sehingga hal ini akan mempengaruhi semua komponen yang dilakukan dalam penelitian ini, baik dari pendekatan yang dilakukan, jenis data yang dikumpulkan, pengembangan alat pengumpulan data, serta proses analisis yang dilakukan dalam penelitian ini.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan antara lain :

1. Kajian pendahuluan, merupakan tahapan awal dari proses penelitian yang merupakan tahap pemahaman terhadap permasalahan penelitian serta langkah- langkah penelitian yang akan dilakukan.

2. Identifikasi Permasalahan dan tujuan penelitian, merupakan penjabaran terhadap pemahaman permasalahan penelitian sehingga diperoleh gambaran terhadap permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini

(2)

3. Studi literatur, pemahaman terhadap berbagai landasan teori yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dilakukan pada tahapan ini. Penelaahan terhadap literatur yang terkait dengan tujuan penelitian antara lain prinsip- prinsip lean construction dan supply chain management, pengelolaan supply chain di industri konstruksi, pola-pola supply chain di industri konstruksi, pengukuran kinerja supply chain di industri manufaktur berdasarkan hasil- hasil penelitian yang telah dilakukan. Baik melalui buku-buku referensi, paper dan jurnal yang ada. Sehingga diperoleh suatu pemahaman terhadap tahapan- tahapan dalam penyelesaian permasalahan penelitian.

4. Pengembangan instrumen pengumpulan data, pengembangan instrumen pengumpulan data dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses pengumpulan data primer di lapangan. Pengembangan instrument ini dilakukan dengan mengacu pada indikator penilaian dan model pengukuran yang telah dikembangkan pada penelitian terdahulu. Alat bantu ini bersifat sementara yang dibuat secara sederhana dalam bentuk tabel-tabel sebagai rekap data di lapangan. Selain itu juga dipersiapkan outline materi wawancara yang akan disampaikan pada responden penelitian berdasarkan indikator-indikator pengukuran yang ada sebagai pedoman dalam melakukan wawancara agar dapat terarah sesuai dengan tujuan penelitian.

5. Pengumpulan data dan wawancara, tahapan ini dilakukan dengan mengamati sejumlah dokumen pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang terkait dengan indikator pengukuran yang ada. Pengumpulan data ini diikuti wawancara dengan pihak-pihak terkait sebagai tambahan informasi yang belum diperoleh dari data-data primer tadi. Wawancara dilakukan secara langsung dengan mengacu pada outline yang telah dibuat sehigga akan lebih terarah dan tercapai tujuan yang diharapkan.

6. Analisis data primer dan hasil wawancara, data primer yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan indikator- indikator yang telah dikembangkan dalam penelitian oleh Wirahadikusumah (2007). Sementara data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

(3)

digunakan untuk memperkuat hasil analisis terhadap data primer. Karena dari hasil wawancara ini akan diperoleh kajian yang lebih mendalam terhadap hasil pengukuran kinerja dari masing-masing pola supply chain.

7. Pengukuran kinerja supply chain, pengukuran dilakukan dengan mengeksplorasi secara mendalam kinerja dari masing-masing supply chain proyek studi kasus dengan mengacu pada prinsip-prinsip lean construction.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang telah teridentifikasi.

8. Kesimpulan dan saran, merupakan hasil dari keseluruhan proses penelitian dan keterbatasan dalam penelitian ini sehingga dapat menjadi masukkan bagi penelitian selanjutnya

Tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan pada penelitian ini diilustrasikan pada Gambar III.1.

(4)

- Supply Chain Management - Lean Construction

- Pengelolaan Supply Chain di Industri Konstruksi - Pola Supply Chain Konstruksi Bangunan Gedung

- Pengukuran Kinerja Supply Chain di Industri Manufaktur - Penelitian Terdahulu

Studi Literatur Kajian Pendahuluan

Identifikasi Permasalahan dan

Tujuan Penelitian

Indikator Pengukuran Kinerja Supply Chain Konstruksi

Bangunan Gedung

Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Primer dan Wawancara

Analisis Data Primer dan Hasil Wawancara

Pengukuran Kinerja Supply Chain Konstruksi Bangunan

Gedung

- Keterbatasan dalam penelitian - Saran bagi penelitian selanjutnya

Kesimpulan dan Saran

Responden:

Project Manager, Site

Manager, Bagian Logistik,

Pelaksana Lapangan

Prinsip-prinsip Lean Construction

Gambar III.1 Bagan alir penelitian

(5)

III.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang berdasarkan studi kasus pada proyek konstruksi bangunan gedung yang dilakukan oleh dua perusahaan kontraktor BUMN. Dalam upaya menjawab pertanyaan dari permasalahan penelitian dilakukan melalui kajian terhadap literatur-litaratur yang ada berupa telaah terhadap referensi, jurnal dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, baik di dalam maupun di luar negeri, serta penelusuran terhadap data primer awal berupa kontrak, subkontrak, data hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta laporan pelaksanaan pekerjaan dari proyek yang dijadikan studi kasus. Selanjutnya dilakukan wawancara yang komprehensif dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan operasi di lapangan, antara lain site manager, project manager, maupun divisi logistik dengan tujuan untuk menggali secara mendalam praktek- praktek yang telah dilakukan oleh kontraktor dalam mengelola supply chain-nya.

III.3 Pendekatan Studi

Pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan melalui pendekatan pada beberapa proyek konstruksi bangunan gedung sebagai studi kasusnya (multiple case study). Yin (1981) berpendapat bahwa terdapat beberapa pertimbangan didalam melakukan penelitian dengan pendekatan beberapa studi kasus ini, yaitu dilakukan pada penelitian dengan kondisi dimana kasus yang ada bersifat tidak unik, dengan dasar dari pertanyaan penelitiannya adalah What dan Why.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Tan (1995) menyatakan bahwa dengan menggunakan beberapa kasus (multiple cases) diharapkan dapat dicapai suatu replika dari obyek penelitian yang sama namun dalam konteks yang berbeda, sehingga bisa dilakukan perbandingan. Terdapat kelemahan dalam pendekatan studi kasus ini, dengan penelitian terhadap sejumlah kecil kasus ini tidak memungkinkan untuk menghasilkan suatu generalisasi yang valid untuk menyatakan bahwa generalisasi ini dapat mewakili sample tertentu.

(6)

Dengan demikian, maka penelitian yang bersifat eksploratif ini – menggali apa yang sedang terjadi dalam praktek, sangat tepat bila dilakukan dengan pendekatan ini. Dengan pendekatan dari beberapa studi kasus ini diharapkan dari setiap kasus yang ada, akan memberikan informasi kinerja dari supply chain proyek konstruksi bangunan gedung berdasarkan pola supply chain yang telah teridentifikasi.

III.4 Kerangka Studi Kasus

Ketersediaan Proyek

Pemilihan studi kasus yang menjadi obyek dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang tidak terlepas dari ketersediaan proyek konstruksi bangunan yang sedang dilaksanakan, hal ini terkait dengan kesediaan data lapangan yang akan dikumpulkan. Karena kebiasaan yang berlaku pada pelaksanaan pekerjaan suatu proyek jika keseluruhan pekerjaan telah selesai dilaksanakan maka dokumen pelaksanaan kegiatan harian akan disimpan dalam suatu gudang penyimpanan bahkan ada kemungkinan data-data harian tersebut tidak disimpan lagi karena telah ada rekap data dalam bentuk laporan pelaksanaan pekerjaan. Maka akan sulit untuk melihat data pada proyek-proyek yang telah selesai dilaksanakan.

Karakteristik Proyek

Adapun karakteristik proyek konstruksi bangunan yang menjadi obyek penelitian ini adalah proyek yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Berdasarkan pendapat Maylor (2003), tingkat kompleksitas suatu proyek dapat dilihat dari tiga hal, yaitu kompleksitas organisasi, kompleksitas sumber daya, dan kompleksitas keteknikan. Proyek konstruksi bangunan yang merupakan salah satu jenis proyek konstruksi yang memiliki variasi di dalam pengunaan material dan komponen bangunan, serta penggunaan tingkat spesialisasi yang tinggi, menunjukkan bahwa jenis konstruksi bangunan ini dapat digolongkan sebagai proyek dengan kompleksitas yang tinggi.

(7)

Karakteristik dari proyek konstruksi adalah produknya terikat pada tempatnya (rooted in place), yang menjadi ciri utama yang membedakan antara produk konstruksi dengan produk industri manufaktur – walaupun hal ini tidak secara mutlak hanya dimiliki oleh industri konstruksi. Karakteristik tersebut melahirkan konsekuensi dimana dalam produk konstruksi, sumberdayanyalah yang harus mendekati produknya untuk melakukan proses, dimana hal ini tidak seperti dalam produk manufaktur dimana produknya yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya untuk diproses dalam suatu assembly line. Dengan demikian, maka dalam penelitian ini juga memasukkan faktor lokasi sebagai pertimbangan di dalam pemilihan proyek konstruksi bangunan sebagai studi kasus. Adapun lokasi proyek yang dipilih adalah proyek konstruksi bangunan yang ada di Jakarta.

Pembatasan Jenis Proyek

Proyek yang akan dijadikan sebagai responden penelitian dibatasi hanya pada proyek konstruksi bangunan gedung yang dilaksanakan oleh kontraktor dengan kualifikasi besar. Hal ini didasarkan kondisi proyek konstruksi pembangunan gedung yang merupakan salah satu proyek konstruksi yang sangat dinamis dan kompleks, serta melibatkan banyak pihak didalam pengelolaan proses produksinya, sehingga sangat memerlukan adanya pengembangan suatu konsep pengelolaan supply chain konstruksi yang bisa meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Selain itu adanya asumsi bahwa kontraktor besar sudah menerapkan konsep manajemen yang baik dalam proses produksinya, sehingga dimasa yang akan datang bisa lebih ditingkatkan lagi untuk menuju konstruksi ramping (lean construction).

Pembatasan Lingkup Pekerjaan

Mengingat kompleksitas pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi bangunan gedung, maka dalam pengumpulan data yang dilakukan hanya terhadap beberapa item pekerjaan yang dianggap akan melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan produksinya dan adanya keterlibatan owner dalam menentukan pihak-pihak yang akan melaksanakan pekerjaan serta adanya hubungan langsung antara owner

(8)

dengan supplier material untuk beberapa material dengan volume yang cukup besar. Selain itu pembatasan lingkup pekerjaan yang akan ditinjau dilakukan untuk keselarasan antara satu proyek dengan proyek yang lain. Adapun lingkup pekerjaan yang akan ditinjau adalah pekerjaan finishing arsitektur dengan item pekerjaan yang akan diamati meliputi pekerjaan dinding, pekerjaan lantai, pekerjaan plafond dan pekerjaan mekanikal/ elektrikal. Disamping itu juga akan dilakukan pengamatan terhadap proses pengadaan dan pengelolaan material- material (pengelolaan logistik) yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut seperti material bata ringan, bata merah, keramik, plafond dan mekanikal/

elektrikal. Terutama dengan adanya keterlibatan owner dalam melakukan pengadaan material-material tertentu.

Kerangka Waktu Penelitian

Penelitian ini juga tidak terlepas dari kerangka waktu yang ada, sehingga proyek konstruksi bangunan gedung yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai studi kasus bagi penelitian ini adalah proyek-proyek yang terdapat di kota Jakarta saja.

Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa umumnya kantor pusat dari kontraktor-kontraktor besar di Indonesia berdomisili di Jakarta, sehingga lebih memudahkan urusan untuk pengumpulan data penelitian.

Disamping itu karena penelitian ini erat kaitannya dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Susilawati (2005), maka proyek konstruksi yang akan menjadi studi kasus pada penelitian ini dibatasi hanya pada proyek konstruksi pembangunan gedung yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan pola-pola supply chain yang telah teridentifikasi.

Berdasarkan hasil penelusuran awal, ketersediaan proyek konstruksi yang ada dalam kurun waktu pelaksanaan penelitian ini serta dalam kerangka rancangan penelitian yang dilakukan yaitu empat proyek yang berlokasi di Jakarta dan dilaksanakan oleh dua perusahaan kontraktor BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu Kontraktor X, dan Kontraktor Y, dengan rincian sebagai berikut:

(9)

1. Kontraktor X

• Proyek A – Proyek Pembangunan Gedung Fasilitas Rumah Sakit, Jakarta

• Proyek C – Proyek Pembangunan Gedung Apartemen, Jakarta

2. Kontraktor Y

• Proyek B – Proyek Gedung Perkantoran, Jakarta

• Proyek D – Proyek Pembangunan Kompleks Apartemen, Jakarta

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap awal dilakukan observasi lapangan untuk memperoleh data tentang aktifitas dan usaha-usaha yang telah dilakukan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi bangunan gedung yang karakteristiknya telah disesuaikan terlebih dahulu dengan pola-pola yang telah teridentifikasi dari penelitian terdahulu (Susilawati, 2005) pada beberapa proyek yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Pengumpulan data primer dilaksanakan melalui mekanisme pengamatan terhadap dokumen-dokumen pelaksanaan di lapangan dan wawancara yang komprehensif dengan project manager, site manager, maupun divisi logistik perusahaan konstruksi yang terlibat. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam permasalahan-permasalahan yang tercakup dalam indikator-indikator pengukuran, seperti misalnya mengapa permasalahan tersebut sering kali terjadi, apakah penyebabnya dan bagaimana tindakan yang dilakukan manajemen proyek dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

III.6 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini pada prinsipnya melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap kinerja dari masing-masing pola supply chain yang diwakili oleh proyek-proyek konstruksi bangunan gedung yang sedang dilaksanakan oleh dua kontraktor. Analisis dilakukan terhadap faktor-faktor yang

(10)

mempengaruhi kinerja dari masing-masing pola supply chain yang ada berdasarkan indikator-indikator kinerja.

Pada akhirnya, proses analisis ini akan menuju temuan kinerja pola supply chain yang ada sesuai dengan maksud dari proses analisis yang dilakukan. Temuan yang diharapkan akan diperoleh berupa gambaran mengenai kinerja dari supply chain yang baik terhadap peluang implementasi konsep lean construction.

Hasil dari pengukuran tersebut menggambarkan kondisi eksisting tinggi rendahnya pencapaian efisiensi oleh para pihak yang terlibat (kontraktor, pemilik, subkontraktor, supplier) dalam sistem pengelolaan supply chain di proyek konstruksi bangunan gedung yang sedang ditanganinya. Suatu proyek akan dikatakan efisien apabila sistem pengelolaannya sudah mencerminkan/ sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam konsep Konstruksi Ramping (Lean Construction) dan Supply Chain Management (SCM).

Gambar

Gambar  III.1  Bagan alir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Riset yang dilakukan oleh Rita dan Kenneth Dunn tersebut pada mulanya bertujuan untuk membantu para siswa yang lemah agar dapat meningkatkan hasil belajarnya

Pajak penghasilan bagi Wajib Pajak dihitung dengan cara mengalikan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif pajak sesuai dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menetapkan dosis briket cangkang kelapa sawit yang efisien pada lahan pasir pantai samas serta dapat memberikan pertumbuhan dan

Tujuan penulis memilih game edukasi untuk memperkenalkan rumah adat yang ada di Indonesia karena dengan game edukasi maka remaja pun tidak akan merasa bosan karena game

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, dimana dalam penelitian ini penulis membandingkan antara pola channeling dan pola executing

Tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Air Batu Asahan; (2) Untuk mengetahui pengetahuan

Turbin angin cross-flow berasal dari konsep turbin air banki dapat menjadi alternatif untuk mengekstrak energi potensial angin menjadi energi listrik.Turbin cross-flow

Penelitian ini diolah dari data time series, dengan periode pengamatan tahun 1980-2011. Kesimpulan, antara lain: Variabel pertumbuhan sektor industri tidak