• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA TULIS KARYA ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATA TULIS KARYA ILMIAH"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

@ l t p b - i t b @ p t p b . i t b l t p b . i t b . a c . i d

0 8 1 2 2 0 1 4 2 3 3 0

TATA TULIS KARYA ILMIAH

PEMAKAIAN HURUF, TANDA BACA, PENULISAN

KATA & UNSUR SERAPAN

(2)

A. Huruf Kapital

Penggunaan huruf kapital sangat penting untuk meningkatkan keterbacaan suatu tulisan. Hal ini dapat membantu pembaca membedakan makna kata, nama tempat, diri, ataupun yang lainnya.

Setidaknya, ada tiga belas aturan pemakaian huruf kapital dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

Walaupun begitu, modul ini tidak akan membahas keseluruhan penggunaan huruf kapital tersebut, tetapi bagian-bagian yang sering salah dalam penggunaannya saja.

Huruf kapital digunakan jika nama pangkat/jabatan, nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang

Bandingkan Saya bertemu Presiden Indonesia.

Saya bertemu Presiden Joko Widodo.

Saya bertemu Rektor ITB.

Acara itu dihadiri Sultan Hasanudin.

Saya melihat Haji Imron.

Saya bertemu presiden.

Saya bertemu rektor.

Acara itu dihadiri sultan.

Saya melihat haji.

(3)

Huruf kapital digunakan untuk nama suku, bangsa, bahasa, agama, kitab suci, Tuhan (termasuk kata ganti Tuhan)

Catatan Salah satu populasi terbesar di Indonesia adalah suku Jawa.

Pembelajaran bahasa Korea menjadi primadona masyarakat.

Pada hari Senin akan dilaksanakan kegiatan penyuntikan vaksin.

Perayaan hari Natal dilaksanakan dengan khidmat.

Tidak ada yang lebih mengasihi selain Tuhan.

Tidak ada yang lebih mengasihi selain kasih-Nya.

Kata "-Nya" ditulis kapital karena merujuk pada Tuhan.

Huruf kapital digunakan dalam penyapaan Bandingkan

Apakah Anda sudah makan?

Surat yang Saudara butuhkan sudah saya kirim.

"Kapan Ibu akan tiba?" tanya Dodi kepada atasannya.

Orang yang harus kita hormati adalah ayah dan ibu kita.

Saya tidak mengerti mengapa ada saudara yang berperilaku seperti itu.

(4)

Huruf kapital digunakan untuk nama geografi

Bandingkan Dewi hendak pergi ke Selat Sunda.

Diwan melihat ikan di Sungai Musi.

Perayaan itu digelar di Kecamatan Cicendo.

Mari pergi ke Pulau Sulawesi.

Catatan:

Nama geografi yang merupakan nama jenis ditulis kecil:

Saya membeli jeruk bali.

Kue itu membutuhkan gula jawa.

Cara menentukan nama jenis bisa dengan cara:

1. Umumnya memiliki nama latin (misalnya jeruk bali Citrus maxima)

2. Bisa disejajarkan atau punya nama lain (gula jawa bisa disebut gula aren, gula tebu, gula merah)

Jika menjadi ciri khas (bukan nama jenis) ditulis kapital.

Pembelian batik Solo meningkat tahun ini.

Perkembangan film Korea sungguh mengagumkan.

Dewi hendak pergi ke selat.

Diwan melihat ikan di sungai.

Perayaan itu digelar di kecamatan.

Mari pergi ke pulau.

(5)

B. Huruf Miring

Sedikitnya ada tiga aturan penggunaan huruf miring yang diatur dalam bahasa Indonesia.

Beberapa di antaranya:

Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, nama surat kabar.

Bandingkan Pembelian majalah Tempo meningkat setelah

pemberitaan itu.

Saya sudah membaca novel 1984 karya George Orwell.

Profilnya masuk ke dalam koran Kompas.

Saya sudah membaca puisi "celana" dalam buku Celana karya Joko Pinurbo.

Artikel berjudul "Seni dan Teknologi" muncul dalam koran Kompas.

(6)

Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata dalam bahasa asing atau bahasa daerah Catatan

Saya sedang meneliti Citrus Maxima.

Untuk itu, discourse sangat penting dalam dunia politik.

Huruf miring tidak digunakan untuk nama orang, lembaga, atau organisasi.

Jika ditulis tangan, huruf miring cukup diberi garis bawah.

Huruf miring digunakan untuk menegaskan/mengkhusukan kata Penjahat itu tidak dipukul, tetapi memukul petugas.

Sebagai catatan, surat ini bukan bukti pendukung pencalonan Anda.

(7)

C. Huruf Tebal

Huruf tebal digunakan untuk menuliskan judul buku, bab, bagian/subbab, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, indeks atau lampiran

Judul : Geliat Bahasa Selaras Zaman Bab : BAB 2 LANDASAN TEORI

Bagian bab : 1.3 Tujuan Penelitian

Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring Permasalahan discourse dalam dunia politik harus disikapi secara hati-hati.

Huruf tebal dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu:

(8)

D. Penulisan Kata

1. Penulisan kata turunan

Kata turunan adalah kata dasar yang mendapat imbuhan, awalan, sisipan, akhiran, atau gabungan imbuhan maupun gabungan kata. Akan tetapi, berkaitan dengan kata berimbuhan secara panjang lebar akan dibahas pada teori Tata Kata (Morfologi).

Kata dasar + Awalan Kata dasar + sisipan Kata dasar + akhiran

Kata dasar + gabungan imbuhan (konfiks)

berjalan, mencatat, diproduksi, terangkai, perlatihan,

gerigi, telunjuk, temali, gemetar

rancangan,

gunakan, balikkan, landasi, luapan

beterbangan, pengendalian, mempelajari, menjadikan

(9)

2. Penulisan Kata Ulang

Berikut pedoman penulisan kata ulang

Kata ulang ditulis menggunakan tanda hubung di antara unsur- unsurnya

anak-anak, kupu-kupu, sayur-mayur Pengulangan kata majemuk berupa

kata benda pada umumnya

dilakukan dengan mengulang unsur pertama

rumah-rumah makan, surat-surat kabar,

kereta-kereta api cepat

Pengulangan kata majemuk ditulis serangkai karena sudah dianggap padu dilakukan dengan mengulang seluruh kata majemuk tersebut.

segitiga-segitiga

saputangan-saputangan

Kata ulang ditulis serangkai dengan awalan atau akhiran

berlari-lari,

berbincang-bincang, perundang-undangan

(10)

Angka 2 dapat digunakan untuk keperluan khusus yang memerlukan penulisan cepat, seperti pada catatan rapat atau tulisan pribadi pengulangan unsur kedua yang berbentuk kata sifat dapat menimbulkan makna lain

gedung-gedung tinggi gedung tinggi-tinggi cara menulis kata ulang berawalan me-,

mengikuti kaidah KTSP

1.Kata dasar yang tidak mengalami peluluhan KTSP diulang dalam bentuk dasarnya

2.Perhatikan juga kata dasar dari kata ulang tersebut

mengulur-ulur (bukan mengulur-ngulur)

mengukur-ukur berasal dari kata dasar ukur, mengukur-ngukur berasal dari kata dasar kukur (mengalami peluluhan).

Kata dasar yang mengalami peluluhan KTSP diulang dalam bentuk luluhnya

menunda-nunda (bukan menunda- tunda) mengocok-ngocokkan (bukan mengocok-kocokkan).

(11)

3. Penulisan Gabungan Kata

Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata, kemudian mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya, contoh

Gabungan Kata Gabungan Kata + Awalan Gabungan Kata + Akhiran

Gabungan Kata + gabungan imbuhan

Tenggang rasa Bertenggang rasa

Kerja sama Bekerja sama Kerja samakan Mengerjasamakan

dikerjasamakan Jungkir balik Berjungkir balik Jungkir balikkan Menjungkirbalikkan Terima kasih Berterima kasih

Luluh lantak Luluh lantakkan Meluluhlantakkan

Putar balik Memutar balik Putar balikkan Memutarbalikkan

Tanggung jawab Bertanggung jawab Mempertanggungjawabkan

pertanggungjawabkan

Lipat ganda Berlipat ganda Lipat gandakan Melipatgandakan

(12)

Gabungan Kata Gabungan Kata + Awalan Gabungan Kata + Akhiran

Gabungan Kata + gabungan imbuhan

Meja hijau Dimejahijaukan

Garis bawah Garis bawahi Digarisbawahi

Menggarisbawahi

Padu padan Memadu padan Padu padankan memadupadankan

Sebar luas Sebar luaskan menyebarluaskan

Beri tahu Memberi tahu Beri tahukan Memberitahukan

Pemberitahuan diberitahukan

Uji coba Menguji coba Uji cobakan Mengujicobakan

Daya guna Berdaya guna Daya gunakan Mendayagunakan

berdayagunakan Catatan :

Ada sejumlah gabungan kata yang mungkin dapat menimbulkan keraguan. Apakah gabungan kata itu ditulis terpisah atau harus serangkai? Gabungan kata seperti uji petik, uji tera, uji coba;, daya guna, daya cipta, daya serap, dan daya pikir harus ditulis serangkai atau terpisah? Untuk menentukan gabungan kata seperti itu ditulis terpisah atau serangkai, dapat ditambahkan imbuhan pada setiap unsur gabungan kata itu. Jika masing-masing dapat diberi imbuhan, gabungan kata itu ditulis terpisah.

(13)

Gabungan kata Kata I Kata II Uji petik Menguji, diuji, mengujikan, pengujian, penguji,

ujian

Dipetik, memetik, pemetik Daya guna Berdaya, memberdayakan, pemberdayaan,

diberdayakan, teperdaya

Digunakan, menggunakan, penggunaan, tergunakan, gunakan

Tanda tangan Ditandai, menandai, pertanda Ditangani, bertangan, menangani Orang tua Perorang, berorang, mengorangkan, seorang,

seseorang, perorangan

Dituakan, menua, menuakan, dipertua, ketuaan, penuaan

Mata air Bermata, dimata, semata Berair, pengairan, mengairi, perairan Tepuk tangan Ditepuk, menepuk, bertepuk, penepuk Bertangan, menangani, ditangani,

penanganan

Tanggung jawab Ditanggung, menanggung, penanggung Jawaban, berjawab, menjawab, penjawab, dijawab

Kerja sama Kerjakan, kerjaan, pekerja, pekerjaan, mengerjakan, dikerjakan, terkerjakan

Bersama, menyamakan, penyamaan, disamakan

Sebar luas Disebar, menyebar, menyebarkan, penyebar, penyebaran

Diluaskan, meluaskan, memperluas, pemerluas

(14)

Dalam kaidah bahasa Indonesia, dikenal apa yang dinamakan dengan bentuk/unsur terikat. Unsur terikat ini, penulisannya selalu digabungkan dengan kata berikutnya, misalnya kata antar- yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya antardaerah, antarkota, antarmahasiswa. Berikut adalah unsur terikat dalam bahasa Indonesia.

a. Dari bilangan angka bahasa Sanskerta:

eka-, dwi-, tri-, catur-, panca-, sapta-, dasa- , dan sebagainya

Benar Salah

ekabahasa Eka bahasa dwimatra Dwi matra Tridarma Tri darma caturwulan Catur wulan pancaindra Panca indra saptapesona Saptapesona dasawarsa Dasa warsa

b. Dari awalan satuan: kilo-, mega-, tera-, giga-, senti-, mikro- dan sebagainya

Benar Salah

kilogram Kilo gram

Megawatt Mega watt

Terabita Tera bita

gigaohm Giga ohm

sentimeter Senti meter

Mikroorganisme Mikro organisme kilometer Kilo meter

(15)

c. Dari bahasa lain:

A Amoral

Adi Adikuasa

Anti Antinarkoba

Audio Audiovisual

Auto autoimun

Antar Antarnegara

awa Awahama

aero Aerodinamika

Bi Bikarbonat

bio Biomolekuler

De Demoralisasi

Ekstra Ekstrakurikuler

geo Geofisika

Infra Inframerah

hidro Hidrometeorologi

In Inkonvensional

intra Intrakardiak

Ko Kosponsor

kontra Kontradiksi

Lir Lirkaca

Maha Mahakuasa

Mono Monoteisme

Makro Makroekonomi

Manca Mancawarna

Multi Multilateral

Nara Narahubung

Non Nontoksik

Nir Nirlogis

Pari Paripurna

Pasca pascasarjana

Peri Peripheral

Pramu Pramusaji

Pra Prasejarah

Pro Proaktif

Purna Purnabakti

purwa Purwarupa

Sub Subbagian

Swa Swafoto

Supra Supranasional

Semi Semiprofesional

Tele Telewicara

Tuna Tunakarya

Trans Transmigrasi

Tan Tansuara

ultra ultramodern

(16)

Jika bentuk terikat diikuti kata dasar, bentuk terikat ditulis tanpa jeda (spasi), namun apabila digabungkan dengan kata berimbuhan,

penulisannya harus dipisah. Contoh bentuk terikat lain di antaranya: 'maha-' dan 'peri-' sebagai

unsur gabungan ditulis serangkai dengan unsur berikutnya.

Unsur terikat Kata dasar Kata berimbuhan

Peri Perilaku

Peribahasa

Peri keadilan

Peri kemanusiaan

maha Mahakuasa

Mahaadil Mahasuci Mahaagung

Maha pengasih Maha penyayang Maha Mengetahui Maha Menciptakan

Catatan :

Jika kata maha diikuti kata dasar, maka keduanya harus digabungkan, kecuali jika maha bertemu dengan esa

Apabila bentuk terikat 'non-', 'anti-', 'pan-', atau 'pro-' diikuti kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda

penghubung (-).

Unsur terikat Gabungan Kata

Anti Anti-Asia

Non Non-Indonesia

Non-Jabodetabek

Pan Pan-Afrika

pro Pro-PBB

Pro-Pancasila

(17)

d. Dari bahasa Jawa Kuno kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu, contohnya mala. Bahasa Inggris pun memiliki unsur terikat dengan arti yang sama dengan mala, yaitu mal Contoh:

Bahasa Inggris Bentuk benar Bentuk salah

Malpractice Malapraktik malpraktik

Malabsorption Malaserap Malserap

Malfunction Malafungsi Malfungsi

Maladaption Malaadaptasi Maladaptasi

maladjustment Malasuai Malsuai

Maldistribution Maladistribusi Maldistribusi

malnutrition Malagizi Malgizi

Malposition malasikap Malsikap

(18)

4. Penulisan Kata Ganti

Dalam bahasa Indonesia, yang termasuk kata ganti adalah kau-, ku-, mu-, dan -nya.

1.Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contohnya :

Artikelku, artikelmu, dan artikelnya telah dimuat di jurnal ilmiah internasional.

Objek itu telah kuteliti di laboratorium rekayasa genetika.

2.Penulisan kau ada dua cara, ada kau yang ditulis serangkai dan ada kau yang ditulis terpisah.

Perbedaannya terletak pada fungsi kata ganti kau- dalam kalimat. Kau- yang ditulis serangkai adalah kau- yang berfungsi sebagai bagian predikat, sedangkan kau- yang ditulis terpisah adalah kau yang berfungsi sebagai subjek. Perhatikan contoh berikut.

1.Kauambilkan foto Mars itu dari teropong utama.

P S K

2.Setelah mengerjakan tugas itu kau boleh pulang

K S P

3.Kemarin, kaubawa sampel itu ke laboratorium.

K P S K

(19)

5. Penulisan kata sandang dan partikel

Kata sandang dan partikel dalam bahasa Indonesia ada beberapa, seperti -lah, -kah, -tah, -pun, dan - per. Namun, yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah partikel pun dan per. Pada dasarnya partikel ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya

1. Mahasiswa pun ikut mendukung pembangunan stadion olahraga itu.

2. Parkir kendaraan pun sulit karena antusiasme pengunjung pameran.

Pada contoh dua kalimat di atas, penulisan pun serangkai karena pun di situ memiliki makna ‘juga’ atau

‘saja’. Adapun partikel pun yang ditulis serangkai adalah partikel pun yang merupakan kata penghubung.

Jadi, kata-kata seperti pada table di bawah ditulis serangkai meskipun walaupun

sunggguhpun biarpun kendatipun kalaupun andaipun ataupun sekalipun maupu bagaimanapun

Contoh

3. Walaupun hari masih pagi, para pegawai kantor itu sudah banyak yang datang.

4. Kendaraan di jalan bebas hambatan itu selalu macet walaupun hari sudah malam.

(20)

Bagaimana penulisan kata sekalipun? Apakah kata itu ditulis serangkai atau terpisah? Kata sekalipun dibedakan menjadi dua. Ada yang ditulis serangkai dan ada pula yang ditulis terpisah.

Kata sekalipun yang ditulis serangkai bila sebagai kata penghubung (konjungsi), sedangkan yang ditulis terpisah bukan merupakan kata penghubung.

Bagaimana cara membedakannya? Perhatikan kalimat di bawah ini!

5) Sekalipun belum pernah pergi ke Rusia, saya tahu budaya Rusia.

5a) Meskipun belum pernah pergi ke Rusia, saya tahu budaya Rusia.

6) Sekali pun saya belum pernah ke Rusia.

Kata sekalipun pada kalimat (5) merupakan kata penghubung dan dapat digandti dengan kata

penghubung meskipun (5a), sedangkan pada kalimat (6) kata sekali pun mengandung makna ‘sekali saja/juga

(21)

Partikel berikutnya adalah partikel per. Terdapat dua cara penulisan partikel per, yaitu

A. Per yang ditulis terpisah per yang mempunyai makna (1) ‘tiap-tiap atau setiap’, (2) ‘demi’, dan (3)

‘mulai’.

Berikut contoh pemakaiannya dalam kalimat.

1. Mahasiswa membayar rumah kos di sekitar kampus ITB per bulan.

2. Peserta UTBK diminta keluar ruang ujian satu per satu secara tertib.

3. Surat Keputusan sebagai mentri berlaku per April 2021.

B. Per yang merupakan bagian dari (1) bilangan pecahan dan (2) per yang memiliki makna ’dengan (menggunakan)’, dan (3) per sebagai imbuhan awalan ditulis serangkai.

Berikut contoh pemakaiannya dalam kalimat.

4. Dua pertiga penduduk daerah itu masih tergolong miskin.

5. Komunikasi di daerah 3T masih dilakukan pertelepon.

6. Perlatihan kepemimpinan telah dilakukan di Gedung Sasana Budaya Ganesa.

Sumber : https://dosenbahasa.com/penulisan-angka-dan-bilangan

(22)

Kata Depan Imbuhan di sebagai Kata depan, selalu diikuti kata benda yang

menyatakan arah/tempat (jawaban atas pertanyaan di mana atau ke mana)

Contoh :

di Indonesia ke Indonesia di kelas ke kelas

di kanan ke kanan di samping ke samping di antara -

di- sebagai imbuhan (awalan), selalu diikuti kata kerja Contoh :

Dimakan dicari

Dikeluarkan diterjang

dapat diurutkan dengan kata dari & ke

di Indonesia ke Indonesia dari Indonesia di dalam ke dalam dari dalam

Tidak dapat diurutkan dengan kata dari Contoh :

Dikeluarkan *dari keluarkan Dijebak *dari jebak Diganti *dari ganti

6. Penulisan kata depan

(23)

Kata Depan Imbuhan Bagaimana dengan kata keluar atau ke luar

Keluar >< masuk Ke luar >< ke dalam

Bagaimana dengan kata kemari atau ke mari

ke pada kemari walaupun menunjukkan arah harus ditulis serangkai karena tidak dapat dideretkan 🡪 *kemari

(pengecualian)

di mari* ke mari dari mari*

Di sebagai kata depan tidak dapat dioposisikan dengan awalan me(N)-

Contoh :

di muka >< *memuka di depan >< *medepan

Di- sebagai awalan dapat dioposisikan dengan awalan me(N)-

Contoh :

Dikeluarkan >< mengeluarkan Dijebak >< menjebak

Diganti >< mengganti

(24)

7. Penulisan angka dan bilangan

Dalam bahasa Indonesia dikenal dua jenis angka, yaitu angka Arab dan angka Romawi.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …

Angka Romawi : V=5000, M=1000 D=500, C=100, L=50, X=10, VIII=8, V=5, IV=4, III=3 Contoh :

1. Mahasiswa S2 STEI membuat aplikasi robot pembaca esai seharga Rp5.000.000,00 2. Dia merupakan pecatur peringkat ke-7 dunia.

3. Generasi milenial adalah anak-anak yang lahir pada abad ke-20.

Bilangan yang ditambahkan dengan akhiran -an, penulisannya menggunakan tanda hubung (-) atau bila bilangan tersebut dituliskan dalam kata, penulisan akhiran -an dapat dirangkaikan.

Contoh :

4. Sabuga sanggup menampung sekitar 5000-an penonton.

5. Sebanyak tiga ratusan mahasiswa telah terdaftar sebagai penerima beasiswa.

Penulisan bilangan yang terletak di awal kalimat harus dengan huruf.

Contoh

6. Dua orang atlet dinyatakan gugur karena terbukti menggunakan obat-obat terlarang.

(25)

Benar Salah

Abad XXI Abab ke XXI Abad ke-22 Abad ke-XXII Lantai II Abad 21

Lantai ke-6 Abad ke 21 persepuluh Per sepuluh 2000-1n Dua puluh dua

perlima

Catatan

Kata berimbuhan yang berupa singkatan ditulis serangkai dengan imbuhannya menggunakan tanda hubung.

Contoh

mem-PHK-kan mem-PTUN-kan

Kata berimbuhan yang berupa kata asing ditulis serangkai dengan imbuhannya menggunakan tanda hubung.

Contoh me-recall di-upgrade

(26)

E. Penulisan Unsur Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa selain bahasa Indonesia, bisa dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Kemudian, ejaan, ucapan, dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia sehingga menjadi kosakata baru.

Ada beberapa cara menyerap bahasa asing atau bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia, yaitu:

Adopsi (penyamaan ejaan) penyerapan bahasa asing secara menyeluruh

supermarket, bus, radio, film Adaptasi (pelafalan/bunyi) penyerapan bahasa asing

dengan ejaan dan cara

penulisan disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia

organisasi, abstrak, diskon, foto.

Translasi (penerjemahan), penyerapan bahasa asing dengan mengambil konsep dasar yang kemudian dicari padanan katanya

(diterjemahkan)

background, whiteboard, reschedule.

(27)

Asas syah saraf Ahli

Rahmat akhlak akhirat Izin

azan lezat paham Pikir

pasal pihak fakir Makhluk

khidmat khatulistiwa fitrah Karisma

faedah fatwa masyarakat Syarat

musyawarah masyhur doa Sarat

ijazah jenazah jadwal Jumat

abad halal halalbihalal idulfitri

silaturahmi salat selawat rezeki

ramadan takwa zaman Aritmetika

umrah napas khotbah iktikaf

unta wudu hafal alquran

hadis tarawih insyaallah rezim

Kata-kata serapan ini biasanya diambil dari berbagai bahasa, seperti di antaranya Bahasa Arab

(28)

sistem kualitas kuantitas Kuintal

akuarium kuitansi ekuivalen Konsekuen

frekuensi aktif aktivitas Produktif

Produktivitas standar standardisasi Energi

Manajemen manajer pasien Toilet

apotek apoteker praktik Praktikum

survei surveyor esai Provinsi

persen persentase presentasi Telepon

Februari November Hierarki Kuesioner

kromosom metode analisis Hipotesis

tradisional struktural formal Moral

material karier autobiografi sanksi

desain ekstrem bank Sertifikat

selebritas konfrontasi koordinasi Oraganisasi

diagnosis legalisasi aluminium Faksimile

autentik komersial personel Orisinal

respons reumatik atlet risiko

Bahasa Inggris dan bahasa Belanda

(29)

nyeri gawai sarjana Jujur Foya-foya jejaka pantau Graha

setia putra punya Merdeka

karya lawang

Bahasa Daerah Baku Tidak Baku

dominasi Dominir

Legalisasi Legalisir

Konfrontasi Konfrontir

Koordinasi Koordinir

Minimalisasi Minimalisir

Netralisasi Netralisir

Organisasi Organisir

politisasi Politisir

Proklamasi Proklamir

realisasi realisir

Acuan Penyerapan bahasa Indonesia dari bahasa Belanda berubah ke bahasa Inggris

Baku Tidak Baku

Analisis Analisa

Diagnosis Diagnose

Hemolisis Hemilisa

Sintesis Sintesa

hipotesis hipotesa

Baku Tidak Baku

Aktivitas Aktifitas

Efektivitas Efektifitas

Kreativitas Kreatifitas

Produktivitas Produktifitas

sportivitas sportifitas

(30)

F. Pemakaian Tanda Baca

Dalam bahasa Indonesia dikenal 13 macam tanda baca, yaitu tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda kurung, tanda garis miring, dan tanda apostrof. Berikut adalah kesalahan pemakaian tanda baca yang sering terjadi.

Tanda koma A. Kalimat Majemuk Bertingkat

1.anak kalimat hanya ada dalam kalimat majemuk bertingkat.

2.anak kalimat yang mendahului induk kalimat dipisahkan dengan tanda koma.

Contoh :

a. Ketika berpikir solusi perubahan iklim, otomatis orang akan mengacu kepada hal- hal teknis semata.

b. Masyarakat yang datang ke tempat pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) terlalu banyak, sehingga terjadi kerumunan.

Pada kalimat (a) penggunaan tanda koma, benar karena anak kalimat mendahului induk kalimat. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya penanda anak kalimat ketika yang terdapat pada awal kalimat.

Bagian pertama : Ketika berpikir solusi perubahan iklim → anak kalimat

Bagian kedua : otomatis orang akan mengacu kepada hal-hal teknis semata → induk kalimat

(31)

Tanda koma Pada kalimat (b) penggunaan tanda koma, salah karena anak kalimat mengiringi induk kalimat.

Bagian pertama : Masyarakat yang datang ke tempat pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) terlalu banyak → induk kalimat

Bagian kedua : sehingga terjadi kerumunan → anak kalimat

Pada kalimat tersebut induk kalimat mendahului anak kalimat. Dengan demikian, antara induk dan anak kalimat tidak menggunakan tanda koma

b.1 Masyarakat yang datang ke tempat pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) terlalu banyak sehingga terjadi kerumunan.

Bagaimana menentukan anak kalimat dan induk kalimat. Anak kalimat dapat dikenali melalui kata penghubung yang mengawalinya

Biasanya, anak kalimat didahului kata penghubung (konjungsi) karena, ketika, agar, supaya, sehingga, bahwa, walaupun, apabila, jika, meskipun, dsb.

(32)

Tanda Koma B. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang didahului konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan

Contoh :

Tim Persija Jakarta lebih banyak memiliki peluang mencetak gol, tetapi karena penyerang mengalami cedera, akhirnya hanya imbang 1-1 lawan Arema.

Berbeda dengan BMW, teknologi HRA tidak hanya mengandalkan software canggih di dalam sepeda motornya, melainkan juga rangka robotika.

Penamaan batik Pisan Bali berasal dari kata 'Pisan' dan 'Bali', sedangkan objek yang diangkat sebagai ragam hias utama adalah teratai.

C. Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dalam perincian.

Contoh :

Gas hidrogen memiliki ciri tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun.

D. Tanda koma digunakan setelah kata penghubung antarkalimat, seperti Oleh karena itu, Jadi, Namun, Bahkan, Sehubungan dengan itu, Kemudian, Walaupun demikian, Sebaliknya, Selain itu, Dengan demikian, Meskipun begitu.

E. Tanda koma yang digunakan untuk mengapit keterangan tambahan.

Contoh :

Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, sarat dengan penduduk urban.

(33)

Tanda titik koma Kaidah pemakaian tanda titik koma, yaitu

1.untuk menggantikan kata penghubung yang memisahkan kalimat satu dengan kalimat lain dalam kalimat majemuk setara

2.untuk memisahkan bagain-bagian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.

3.penggunaan tanda titik koma untuk akhir perincian yang biasanya ditulis menurun hanya berlaku dalam rumusan peraturan perundang-undangan.

Contoh :

Buah kelapa adalah buah yang sangat banya memiliki kegunaan, yaitu daging buah kelapa dapat

dibuat minyak goreng; sabut kelapa dapat dibuat tali, sikat, dan permadani; tempurung kelapa dapat dijadikan kayu bakar atau gayung; batang pohonnya dapat dibuat menjadi tiang penyangga.

Administrasi Umum Pemerintahan yang Baik dalam undang-undang ini meliputi asas:

a. kepastian hukum;

b. kemanfaatan;

c. ketidakberpihakan;

d. kecermatan;

e. tidak menyalahgunakan kewenangan;

f. keterbukaan;

g. kepentingan umum; dan h. pelayanan yang baik.

(Sumber : Buku Penyuluhan Ejaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud)

(34)

Tanda Hubung Terdapat 7 kaidah pemakaian tanda hubung.

1. Tanda hubung digunakan untuk merangkai se- dengan kata yang diawali huruf kapital, Contoh : se-Indonesia, se-Jawa Barat

2. ke- dengan angka (yang menunjukkan peringkat) contoh : ke-75

3. angka dengan –an contoh : 6000-an.

4. Kata atau imbuhan dengan singkatan yang diawali dengan huruf kapital, contohnya hari-H, sinar-X, ber-KTP.

5. merangkai unsur bahasa Indonesia dan bahasa daerah atau asing, contohnya Fanpage-nya, di-submit, di-handle, di-upload.

6. memperjelas makna kalimat. Terdapat kalimat yang dapat menimbulkan makna ganda.

Contohnya

dua puluh dua perlima (tanpa tanda baca apapun).

a. 30/2/5 tiga-puluh dua perlima b. 32/5 tiga-puluh-dua perlima

c. Mesin-potong tangan → mesin untuk memotong tangan

d. Mesin potong-tangan → mesin potong yang digunakan dengan tangan

(35)

Tanda Pisah

& Tanda Kurung

1.Membatasi penyisipan kata/kalimat di luar bangun kalimat Contoh :

a. Alam sangat baik untuk kesehatan mental manusia—kita sepakat—karena orang- orang yang melihat pemandangan hijau lebih cepat sembuh dari stress.

b. Gambar itu (lihat tabel 18) menunjukkan arus balik kendaraan bermotor pada tahun baru.

2.Menegaskan keterangan aposisi/penjelasan Contoh :

a. Dengan pecobaan ini--hanya dalam 30 hari– cacing dalam tangki mikroplastik kehilangan rata-rata 3,1 persen dari beratnya.

b. Menurut Connor Russell (salah satu penulis penelitian ini) Kegiatan menggali lubang cacing eningkatkan struktur tanah, membantu drainase, dan mencegah erosi.

c. Setiap pengendara mobil harus membawa Surat Izin Mengemudi (SIM) ketika berkendara.

(36)

Tanda Petik Tunggal Tanda petik tunggal berfungsi mengapit makna terjemahan dan penjelasan kata.

Contoh :

Seorang peneliti dilihat dari track record ‘rekam jejak’ penelitiannya.

Tanda Petik Ganda 1.mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, naskah, atau bab buku dalam sebuah kalimat.

Contoh :

Film “My Stupid Boss” merupakan sebuah film komedi Indonesia karya sutradara Upi Avianto.

2.digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal, Contoh :

Orang lebih mengenal kata efektif dan efisien daripada istilah

“mangkus” dan “sangkil”.

3.mengapit kata yang bermakna konotatif.

Contoh :

Beberapa mahasiswa meneliti kehidupan “kupu-kupu” malam.

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaksis terbesar yang minimal terdiri atas subjek dan predikat, yang termasuk dalam tataran kalimat adalah

Bahasa Indonesia baku adalah bahasa yang dipakai pada situasi resmi, misalnya dipakai dalam situasi berikut, kecuali ….. Penulisan kolom media cetak

Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan hurufbesar (huruf kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti yang, dari, dan. Judul anak

Kata dasar, kata turunan (kata jadian), kata ulang, gabungan kata-kata ganti, kata depan, kata si dan sang, partikel, penulisan unsur serapan, tanda baca, dan

Kata dasar, kata turunan (kata jadian), kata ulang, gabungan kata-kata ganti, kata depan, kata si dan sang, partikel, penulisan unsur serapan, tanda baca, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kesalahan penggunaan kata baku, penggunaan huruf capital, penulisan kata depan, dan pemakaian tanda baca dalam Karya Tulis

Daftar Pustaka Mengikuti Sistem KBBI  Jika buku tersebut memiliki edisi tertentu maka

v KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis