@ l t p b - i t b @ p t p b . i t b l t p b . i t b . a c . i d
0 8 1 2 2 0 1 4 2 3 3 0
TATA TULIS KARYA ILMIAH
PEMAKAIAN HURUF, TANDA BACA, PENULISAN
KATA & UNSUR SERAPAN
A. Huruf Kapital
Penggunaan huruf kapital sangat penting untuk meningkatkan keterbacaan suatu tulisan. Hal ini dapat membantu pembaca membedakan makna kata, nama tempat, diri, ataupun yang lainnya.
Setidaknya, ada tiga belas aturan pemakaian huruf kapital dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
Walaupun begitu, modul ini tidak akan membahas keseluruhan penggunaan huruf kapital tersebut, tetapi bagian-bagian yang sering salah dalam penggunaannya saja.
Huruf kapital digunakan jika nama pangkat/jabatan, nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang
Bandingkan Saya bertemu Presiden Indonesia.
Saya bertemu Presiden Joko Widodo.
Saya bertemu Rektor ITB.
Acara itu dihadiri Sultan Hasanudin.
Saya melihat Haji Imron.
Saya bertemu presiden.
Saya bertemu rektor.
Acara itu dihadiri sultan.
Saya melihat haji.
Huruf kapital digunakan untuk nama suku, bangsa, bahasa, agama, kitab suci, Tuhan (termasuk kata ganti Tuhan)
Catatan Salah satu populasi terbesar di Indonesia adalah suku Jawa.
Pembelajaran bahasa Korea menjadi primadona masyarakat.
Pada hari Senin akan dilaksanakan kegiatan penyuntikan vaksin.
Perayaan hari Natal dilaksanakan dengan khidmat.
Tidak ada yang lebih mengasihi selain Tuhan.
Tidak ada yang lebih mengasihi selain kasih-Nya.
Kata "-Nya" ditulis kapital karena merujuk pada Tuhan.
Huruf kapital digunakan dalam penyapaan Bandingkan
Apakah Anda sudah makan?
Surat yang Saudara butuhkan sudah saya kirim.
"Kapan Ibu akan tiba?" tanya Dodi kepada atasannya.
Orang yang harus kita hormati adalah ayah dan ibu kita.
Saya tidak mengerti mengapa ada saudara yang berperilaku seperti itu.
Huruf kapital digunakan untuk nama geografi
Bandingkan Dewi hendak pergi ke Selat Sunda.
Diwan melihat ikan di Sungai Musi.
Perayaan itu digelar di Kecamatan Cicendo.
Mari pergi ke Pulau Sulawesi.
Catatan:
Nama geografi yang merupakan nama jenis ditulis kecil:
Saya membeli jeruk bali.
Kue itu membutuhkan gula jawa.
Cara menentukan nama jenis bisa dengan cara:
1. Umumnya memiliki nama latin (misalnya jeruk bali Citrus maxima)
2. Bisa disejajarkan atau punya nama lain (gula jawa bisa disebut gula aren, gula tebu, gula merah)
Jika menjadi ciri khas (bukan nama jenis) ditulis kapital.
Pembelian batik Solo meningkat tahun ini.
Perkembangan film Korea sungguh mengagumkan.
Dewi hendak pergi ke selat.
Diwan melihat ikan di sungai.
Perayaan itu digelar di kecamatan.
Mari pergi ke pulau.
B. Huruf Miring
Sedikitnya ada tiga aturan penggunaan huruf miring yang diatur dalam bahasa Indonesia.
Beberapa di antaranya:
Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, nama surat kabar.
Bandingkan Pembelian majalah Tempo meningkat setelah
pemberitaan itu.
Saya sudah membaca novel 1984 karya George Orwell.
Profilnya masuk ke dalam koran Kompas.
Saya sudah membaca puisi "celana" dalam buku Celana karya Joko Pinurbo.
Artikel berjudul "Seni dan Teknologi" muncul dalam koran Kompas.
Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata dalam bahasa asing atau bahasa daerah Catatan
Saya sedang meneliti Citrus Maxima.
Untuk itu, discourse sangat penting dalam dunia politik.
Huruf miring tidak digunakan untuk nama orang, lembaga, atau organisasi.
Jika ditulis tangan, huruf miring cukup diberi garis bawah.
Huruf miring digunakan untuk menegaskan/mengkhusukan kata Penjahat itu tidak dipukul, tetapi memukul petugas.
Sebagai catatan, surat ini bukan bukti pendukung pencalonan Anda.
C. Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan untuk menuliskan judul buku, bab, bagian/subbab, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, indeks atau lampiran
Judul : Geliat Bahasa Selaras Zaman Bab : BAB 2 LANDASAN TEORI
Bagian bab : 1.3 Tujuan Penelitian
Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring Permasalahan discourse dalam dunia politik harus disikapi secara hati-hati.
Huruf tebal dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu:
D. Penulisan Kata
1. Penulisan kata turunan
Kata turunan adalah kata dasar yang mendapat imbuhan, awalan, sisipan, akhiran, atau gabungan imbuhan maupun gabungan kata. Akan tetapi, berkaitan dengan kata berimbuhan secara panjang lebar akan dibahas pada teori Tata Kata (Morfologi).
Kata dasar + Awalan Kata dasar + sisipan Kata dasar + akhiran
Kata dasar + gabungan imbuhan (konfiks)
berjalan, mencatat, diproduksi, terangkai, perlatihan,
gerigi, telunjuk, temali, gemetar
rancangan,
gunakan, balikkan, landasi, luapan
beterbangan, pengendalian, mempelajari, menjadikan
2. Penulisan Kata Ulang
Berikut pedoman penulisan kata ulang
Kata ulang ditulis menggunakan tanda hubung di antara unsur- unsurnya
anak-anak, kupu-kupu, sayur-mayur Pengulangan kata majemuk berupa
kata benda pada umumnya
dilakukan dengan mengulang unsur pertama
rumah-rumah makan, surat-surat kabar,
kereta-kereta api cepat
Pengulangan kata majemuk ditulis serangkai karena sudah dianggap padu dilakukan dengan mengulang seluruh kata majemuk tersebut.
segitiga-segitiga
saputangan-saputangan
Kata ulang ditulis serangkai dengan awalan atau akhiran
berlari-lari,
berbincang-bincang, perundang-undangan
Angka 2 dapat digunakan untuk keperluan khusus yang memerlukan penulisan cepat, seperti pada catatan rapat atau tulisan pribadi pengulangan unsur kedua yang berbentuk kata sifat dapat menimbulkan makna lain
gedung-gedung tinggi gedung tinggi-tinggi cara menulis kata ulang berawalan me-,
mengikuti kaidah KTSP
1.Kata dasar yang tidak mengalami peluluhan KTSP diulang dalam bentuk dasarnya
2.Perhatikan juga kata dasar dari kata ulang tersebut
mengulur-ulur (bukan mengulur-ngulur)
mengukur-ukur berasal dari kata dasar ukur, mengukur-ngukur berasal dari kata dasar kukur (mengalami peluluhan).
Kata dasar yang mengalami peluluhan KTSP diulang dalam bentuk luluhnya
menunda-nunda (bukan menunda- tunda) mengocok-ngocokkan (bukan mengocok-kocokkan).
3. Penulisan Gabungan Kata
Kata turunan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata, kemudian mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau mendahuluinya, contoh
Gabungan Kata Gabungan Kata + Awalan Gabungan Kata + Akhiran
Gabungan Kata + gabungan imbuhan
Tenggang rasa Bertenggang rasa
Kerja sama Bekerja sama Kerja samakan Mengerjasamakan
dikerjasamakan Jungkir balik Berjungkir balik Jungkir balikkan Menjungkirbalikkan Terima kasih Berterima kasih
Luluh lantak Luluh lantakkan Meluluhlantakkan
Putar balik Memutar balik Putar balikkan Memutarbalikkan
Tanggung jawab Bertanggung jawab Mempertanggungjawabkan
pertanggungjawabkan
Lipat ganda Berlipat ganda Lipat gandakan Melipatgandakan
Gabungan Kata Gabungan Kata + Awalan Gabungan Kata + Akhiran
Gabungan Kata + gabungan imbuhan
Meja hijau Dimejahijaukan
Garis bawah Garis bawahi Digarisbawahi
Menggarisbawahi
Padu padan Memadu padan Padu padankan memadupadankan
Sebar luas Sebar luaskan menyebarluaskan
Beri tahu Memberi tahu Beri tahukan Memberitahukan
Pemberitahuan diberitahukan
Uji coba Menguji coba Uji cobakan Mengujicobakan
Daya guna Berdaya guna Daya gunakan Mendayagunakan
berdayagunakan Catatan :
Ada sejumlah gabungan kata yang mungkin dapat menimbulkan keraguan. Apakah gabungan kata itu ditulis terpisah atau harus serangkai? Gabungan kata seperti uji petik, uji tera, uji coba;, daya guna, daya cipta, daya serap, dan daya pikir harus ditulis serangkai atau terpisah? Untuk menentukan gabungan kata seperti itu ditulis terpisah atau serangkai, dapat ditambahkan imbuhan pada setiap unsur gabungan kata itu. Jika masing-masing dapat diberi imbuhan, gabungan kata itu ditulis terpisah.
Gabungan kata Kata I Kata II Uji petik Menguji, diuji, mengujikan, pengujian, penguji,
ujian
Dipetik, memetik, pemetik Daya guna Berdaya, memberdayakan, pemberdayaan,
diberdayakan, teperdaya
Digunakan, menggunakan, penggunaan, tergunakan, gunakan
Tanda tangan Ditandai, menandai, pertanda Ditangani, bertangan, menangani Orang tua Perorang, berorang, mengorangkan, seorang,
seseorang, perorangan
Dituakan, menua, menuakan, dipertua, ketuaan, penuaan
Mata air Bermata, dimata, semata Berair, pengairan, mengairi, perairan Tepuk tangan Ditepuk, menepuk, bertepuk, penepuk Bertangan, menangani, ditangani,
penanganan
Tanggung jawab Ditanggung, menanggung, penanggung Jawaban, berjawab, menjawab, penjawab, dijawab
Kerja sama Kerjakan, kerjaan, pekerja, pekerjaan, mengerjakan, dikerjakan, terkerjakan
Bersama, menyamakan, penyamaan, disamakan
Sebar luas Disebar, menyebar, menyebarkan, penyebar, penyebaran
Diluaskan, meluaskan, memperluas, pemerluas
Dalam kaidah bahasa Indonesia, dikenal apa yang dinamakan dengan bentuk/unsur terikat. Unsur terikat ini, penulisannya selalu digabungkan dengan kata berikutnya, misalnya kata antar- yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya antardaerah, antarkota, antarmahasiswa. Berikut adalah unsur terikat dalam bahasa Indonesia.
a. Dari bilangan angka bahasa Sanskerta:
eka-, dwi-, tri-, catur-, panca-, sapta-, dasa- , dan sebagainya
Benar Salah
ekabahasa Eka bahasa dwimatra Dwi matra Tridarma Tri darma caturwulan Catur wulan pancaindra Panca indra saptapesona Saptapesona dasawarsa Dasa warsa
b. Dari awalan satuan: kilo-, mega-, tera-, giga-, senti-, mikro- dan sebagainya
Benar Salah
kilogram Kilo gram
Megawatt Mega watt
Terabita Tera bita
gigaohm Giga ohm
sentimeter Senti meter
Mikroorganisme Mikro organisme kilometer Kilo meter
c. Dari bahasa lain:
A Amoral
Adi Adikuasa
Anti Antinarkoba
Audio Audiovisual
Auto autoimun
Antar Antarnegara
awa Awahama
aero Aerodinamika
Bi Bikarbonat
bio Biomolekuler
De Demoralisasi
Ekstra Ekstrakurikuler
geo Geofisika
Infra Inframerah
hidro Hidrometeorologi
In Inkonvensional
intra Intrakardiak
Ko Kosponsor
kontra Kontradiksi
Lir Lirkaca
Maha Mahakuasa
Mono Monoteisme
Makro Makroekonomi
Manca Mancawarna
Multi Multilateral
Nara Narahubung
Non Nontoksik
Nir Nirlogis
Pari Paripurna
Pasca pascasarjana
Peri Peripheral
Pramu Pramusaji
Pra Prasejarah
Pro Proaktif
Purna Purnabakti
purwa Purwarupa
Sub Subbagian
Swa Swafoto
Supra Supranasional
Semi Semiprofesional
Tele Telewicara
Tuna Tunakarya
Trans Transmigrasi
Tan Tansuara
ultra ultramodern
Jika bentuk terikat diikuti kata dasar, bentuk terikat ditulis tanpa jeda (spasi), namun apabila digabungkan dengan kata berimbuhan,
penulisannya harus dipisah. Contoh bentuk terikat lain di antaranya: 'maha-' dan 'peri-' sebagai
unsur gabungan ditulis serangkai dengan unsur berikutnya.
Unsur terikat Kata dasar Kata berimbuhan
Peri Perilaku
Peribahasa
Peri keadilan
Peri kemanusiaan
maha Mahakuasa
Mahaadil Mahasuci Mahaagung
Maha pengasih Maha penyayang Maha Mengetahui Maha Menciptakan
Catatan :
Jika kata maha diikuti kata dasar, maka keduanya harus digabungkan, kecuali jika maha bertemu dengan esa
Apabila bentuk terikat 'non-', 'anti-', 'pan-', atau 'pro-' diikuti kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda
penghubung (-).
Unsur terikat Gabungan Kata
Anti Anti-Asia
Non Non-Indonesia
Non-Jabodetabek
Pan Pan-Afrika
pro Pro-PBB
Pro-Pancasila
d. Dari bahasa Jawa Kuno kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu, contohnya mala. Bahasa Inggris pun memiliki unsur terikat dengan arti yang sama dengan mala, yaitu mal Contoh:
Bahasa Inggris Bentuk benar Bentuk salah
Malpractice Malapraktik malpraktik
Malabsorption Malaserap Malserap
Malfunction Malafungsi Malfungsi
Maladaption Malaadaptasi Maladaptasi
maladjustment Malasuai Malsuai
Maldistribution Maladistribusi Maldistribusi
malnutrition Malagizi Malgizi
Malposition malasikap Malsikap
4. Penulisan Kata Ganti
Dalam bahasa Indonesia, yang termasuk kata ganti adalah kau-, ku-, mu-, dan -nya.
1.Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya :
Artikelku, artikelmu, dan artikelnya telah dimuat di jurnal ilmiah internasional.
Objek itu telah kuteliti di laboratorium rekayasa genetika.
2.Penulisan kau ada dua cara, ada kau yang ditulis serangkai dan ada kau yang ditulis terpisah.
Perbedaannya terletak pada fungsi kata ganti kau- dalam kalimat. Kau- yang ditulis serangkai adalah kau- yang berfungsi sebagai bagian predikat, sedangkan kau- yang ditulis terpisah adalah kau yang berfungsi sebagai subjek. Perhatikan contoh berikut.
1.Kauambilkan foto Mars itu dari teropong utama.
P S K
2.Setelah mengerjakan tugas itu kau boleh pulang
K S P
3.Kemarin, kaubawa sampel itu ke laboratorium.
K P S K
5. Penulisan kata sandang dan partikel
Kata sandang dan partikel dalam bahasa Indonesia ada beberapa, seperti -lah, -kah, -tah, -pun, dan - per. Namun, yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah partikel pun dan per. Pada dasarnya partikel ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya
1. Mahasiswa pun ikut mendukung pembangunan stadion olahraga itu.
2. Parkir kendaraan pun sulit karena antusiasme pengunjung pameran.
Pada contoh dua kalimat di atas, penulisan pun serangkai karena pun di situ memiliki makna ‘juga’ atau
‘saja’. Adapun partikel pun yang ditulis serangkai adalah partikel pun yang merupakan kata penghubung.
Jadi, kata-kata seperti pada table di bawah ditulis serangkai meskipun walaupun
sunggguhpun biarpun kendatipun kalaupun andaipun ataupun sekalipun maupu bagaimanapun
Contoh
3. Walaupun hari masih pagi, para pegawai kantor itu sudah banyak yang datang.
4. Kendaraan di jalan bebas hambatan itu selalu macet walaupun hari sudah malam.
Bagaimana penulisan kata sekalipun? Apakah kata itu ditulis serangkai atau terpisah? Kata sekalipun dibedakan menjadi dua. Ada yang ditulis serangkai dan ada pula yang ditulis terpisah.
Kata sekalipun yang ditulis serangkai bila sebagai kata penghubung (konjungsi), sedangkan yang ditulis terpisah bukan merupakan kata penghubung.
Bagaimana cara membedakannya? Perhatikan kalimat di bawah ini!
5) Sekalipun belum pernah pergi ke Rusia, saya tahu budaya Rusia.
5a) Meskipun belum pernah pergi ke Rusia, saya tahu budaya Rusia.
6) Sekali pun saya belum pernah ke Rusia.
Kata sekalipun pada kalimat (5) merupakan kata penghubung dan dapat digandti dengan kata
penghubung meskipun (5a), sedangkan pada kalimat (6) kata sekali pun mengandung makna ‘sekali saja/juga
Partikel berikutnya adalah partikel per. Terdapat dua cara penulisan partikel per, yaitu
A. Per yang ditulis terpisah per yang mempunyai makna (1) ‘tiap-tiap atau setiap’, (2) ‘demi’, dan (3)
‘mulai’.
Berikut contoh pemakaiannya dalam kalimat.
1. Mahasiswa membayar rumah kos di sekitar kampus ITB per bulan.
2. Peserta UTBK diminta keluar ruang ujian satu per satu secara tertib.
3. Surat Keputusan sebagai mentri berlaku per April 2021.
B. Per yang merupakan bagian dari (1) bilangan pecahan dan (2) per yang memiliki makna ’dengan (menggunakan)’, dan (3) per sebagai imbuhan awalan ditulis serangkai.
Berikut contoh pemakaiannya dalam kalimat.
4. Dua pertiga penduduk daerah itu masih tergolong miskin.
5. Komunikasi di daerah 3T masih dilakukan pertelepon.
6. Perlatihan kepemimpinan telah dilakukan di Gedung Sasana Budaya Ganesa.
Sumber : https://dosenbahasa.com/penulisan-angka-dan-bilangan
Kata Depan Imbuhan di sebagai Kata depan, selalu diikuti kata benda yang
menyatakan arah/tempat (jawaban atas pertanyaan di mana atau ke mana)
Contoh :
di Indonesia ke Indonesia di kelas ke kelas
di kanan ke kanan di samping ke samping di antara -
di- sebagai imbuhan (awalan), selalu diikuti kata kerja Contoh :
Dimakan dicari
Dikeluarkan diterjang
dapat diurutkan dengan kata dari & ke
di Indonesia ke Indonesia dari Indonesia di dalam ke dalam dari dalam
Tidak dapat diurutkan dengan kata dari Contoh :
Dikeluarkan *dari keluarkan Dijebak *dari jebak Diganti *dari ganti
6. Penulisan kata depan
Kata Depan Imbuhan Bagaimana dengan kata keluar atau ke luar
Keluar >< masuk Ke luar >< ke dalam
Bagaimana dengan kata kemari atau ke mari
ke pada kemari walaupun menunjukkan arah harus ditulis serangkai karena tidak dapat dideretkan 🡪 *kemari
(pengecualian)
di mari* ke mari dari mari*
Di sebagai kata depan tidak dapat dioposisikan dengan awalan me(N)-
Contoh :
di muka >< *memuka di depan >< *medepan
Di- sebagai awalan dapat dioposisikan dengan awalan me(N)-
Contoh :
Dikeluarkan >< mengeluarkan Dijebak >< menjebak
Diganti >< mengganti
7. Penulisan angka dan bilangan
Dalam bahasa Indonesia dikenal dua jenis angka, yaitu angka Arab dan angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, …
Angka Romawi : V=5000, M=1000 D=500, C=100, L=50, X=10, VIII=8, V=5, IV=4, III=3 Contoh :
1. Mahasiswa S2 STEI membuat aplikasi robot pembaca esai seharga Rp5.000.000,00 2. Dia merupakan pecatur peringkat ke-7 dunia.
3. Generasi milenial adalah anak-anak yang lahir pada abad ke-20.
Bilangan yang ditambahkan dengan akhiran -an, penulisannya menggunakan tanda hubung (-) atau bila bilangan tersebut dituliskan dalam kata, penulisan akhiran -an dapat dirangkaikan.
Contoh :
4. Sabuga sanggup menampung sekitar 5000-an penonton.
5. Sebanyak tiga ratusan mahasiswa telah terdaftar sebagai penerima beasiswa.
Penulisan bilangan yang terletak di awal kalimat harus dengan huruf.
Contoh
6. Dua orang atlet dinyatakan gugur karena terbukti menggunakan obat-obat terlarang.
Benar Salah
Abad XXI Abab ke XXI Abad ke-22 Abad ke-XXII Lantai II Abad 21
Lantai ke-6 Abad ke 21 persepuluh Per sepuluh 2000-1n Dua puluh dua
perlima
Catatan
Kata berimbuhan yang berupa singkatan ditulis serangkai dengan imbuhannya menggunakan tanda hubung.
Contoh
mem-PHK-kan mem-PTUN-kan
Kata berimbuhan yang berupa kata asing ditulis serangkai dengan imbuhannya menggunakan tanda hubung.
Contoh me-recall di-upgrade
E. Penulisan Unsur Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa selain bahasa Indonesia, bisa dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Kemudian, ejaan, ucapan, dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia sehingga menjadi kosakata baru.
Ada beberapa cara menyerap bahasa asing atau bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia, yaitu:
Adopsi (penyamaan ejaan) penyerapan bahasa asing secara menyeluruh
supermarket, bus, radio, film Adaptasi (pelafalan/bunyi) penyerapan bahasa asing
dengan ejaan dan cara
penulisan disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia
organisasi, abstrak, diskon, foto.
Translasi (penerjemahan), penyerapan bahasa asing dengan mengambil konsep dasar yang kemudian dicari padanan katanya
(diterjemahkan)
background, whiteboard, reschedule.
Asas syah saraf Ahli
Rahmat akhlak akhirat Izin
azan lezat paham Pikir
pasal pihak fakir Makhluk
khidmat khatulistiwa fitrah Karisma
faedah fatwa masyarakat Syarat
musyawarah masyhur doa Sarat
ijazah jenazah jadwal Jumat
abad halal halalbihalal idulfitri
silaturahmi salat selawat rezeki
ramadan takwa zaman Aritmetika
umrah napas khotbah iktikaf
unta wudu hafal alquran
hadis tarawih insyaallah rezim
Kata-kata serapan ini biasanya diambil dari berbagai bahasa, seperti di antaranya Bahasa Arab
sistem kualitas kuantitas Kuintal
akuarium kuitansi ekuivalen Konsekuen
frekuensi aktif aktivitas Produktif
Produktivitas standar standardisasi Energi
Manajemen manajer pasien Toilet
apotek apoteker praktik Praktikum
survei surveyor esai Provinsi
persen persentase presentasi Telepon
Februari November Hierarki Kuesioner
kromosom metode analisis Hipotesis
tradisional struktural formal Moral
material karier autobiografi sanksi
desain ekstrem bank Sertifikat
selebritas konfrontasi koordinasi Oraganisasi
diagnosis legalisasi aluminium Faksimile
autentik komersial personel Orisinal
respons reumatik atlet risiko
Bahasa Inggris dan bahasa Belanda
nyeri gawai sarjana Jujur Foya-foya jejaka pantau Graha
setia putra punya Merdeka
karya lawang
Bahasa Daerah Baku Tidak Baku
dominasi Dominir
Legalisasi Legalisir
Konfrontasi Konfrontir
Koordinasi Koordinir
Minimalisasi Minimalisir
Netralisasi Netralisir
Organisasi Organisir
politisasi Politisir
Proklamasi Proklamir
realisasi realisir
Acuan Penyerapan bahasa Indonesia dari bahasa Belanda berubah ke bahasa Inggris
Baku Tidak Baku
Analisis Analisa
Diagnosis Diagnose
Hemolisis Hemilisa
Sintesis Sintesa
hipotesis hipotesa
Baku Tidak Baku
Aktivitas Aktifitas
Efektivitas Efektifitas
Kreativitas Kreatifitas
Produktivitas Produktifitas
sportivitas sportifitas
F. Pemakaian Tanda Baca
Dalam bahasa Indonesia dikenal 13 macam tanda baca, yaitu tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda kurung, tanda garis miring, dan tanda apostrof. Berikut adalah kesalahan pemakaian tanda baca yang sering terjadi.
Tanda koma A. Kalimat Majemuk Bertingkat
1.anak kalimat hanya ada dalam kalimat majemuk bertingkat.
2.anak kalimat yang mendahului induk kalimat dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh :
a. Ketika berpikir solusi perubahan iklim, otomatis orang akan mengacu kepada hal- hal teknis semata.
b. Masyarakat yang datang ke tempat pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) terlalu banyak, sehingga terjadi kerumunan.
Pada kalimat (a) penggunaan tanda koma, benar karena anak kalimat mendahului induk kalimat. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya penanda anak kalimat ketika yang terdapat pada awal kalimat.
Bagian pertama : Ketika berpikir solusi perubahan iklim → anak kalimat
Bagian kedua : otomatis orang akan mengacu kepada hal-hal teknis semata → induk kalimat
Tanda koma Pada kalimat (b) penggunaan tanda koma, salah karena anak kalimat mengiringi induk kalimat.
Bagian pertama : Masyarakat yang datang ke tempat pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) terlalu banyak → induk kalimat
Bagian kedua : sehingga terjadi kerumunan → anak kalimat
Pada kalimat tersebut induk kalimat mendahului anak kalimat. Dengan demikian, antara induk dan anak kalimat tidak menggunakan tanda koma
b.1 Masyarakat yang datang ke tempat pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) terlalu banyak sehingga terjadi kerumunan.
Bagaimana menentukan anak kalimat dan induk kalimat. Anak kalimat dapat dikenali melalui kata penghubung yang mengawalinya
Biasanya, anak kalimat didahului kata penghubung (konjungsi) karena, ketika, agar, supaya, sehingga, bahwa, walaupun, apabila, jika, meskipun, dsb.
Tanda Koma B. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang didahului konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan
Contoh :
Tim Persija Jakarta lebih banyak memiliki peluang mencetak gol, tetapi karena penyerang mengalami cedera, akhirnya hanya imbang 1-1 lawan Arema.
Berbeda dengan BMW, teknologi HRA tidak hanya mengandalkan software canggih di dalam sepeda motornya, melainkan juga rangka robotika.
Penamaan batik Pisan Bali berasal dari kata 'Pisan' dan 'Bali', sedangkan objek yang diangkat sebagai ragam hias utama adalah teratai.
C. Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dalam perincian.
Contoh :
Gas hidrogen memiliki ciri tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun.
D. Tanda koma digunakan setelah kata penghubung antarkalimat, seperti Oleh karena itu, Jadi, Namun, Bahkan, Sehubungan dengan itu, Kemudian, Walaupun demikian, Sebaliknya, Selain itu, Dengan demikian, Meskipun begitu.
E. Tanda koma yang digunakan untuk mengapit keterangan tambahan.
Contoh :
Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, sarat dengan penduduk urban.
Tanda titik koma Kaidah pemakaian tanda titik koma, yaitu
1.untuk menggantikan kata penghubung yang memisahkan kalimat satu dengan kalimat lain dalam kalimat majemuk setara
2.untuk memisahkan bagain-bagian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
3.penggunaan tanda titik koma untuk akhir perincian yang biasanya ditulis menurun hanya berlaku dalam rumusan peraturan perundang-undangan.
Contoh :
Buah kelapa adalah buah yang sangat banya memiliki kegunaan, yaitu daging buah kelapa dapat
dibuat minyak goreng; sabut kelapa dapat dibuat tali, sikat, dan permadani; tempurung kelapa dapat dijadikan kayu bakar atau gayung; batang pohonnya dapat dibuat menjadi tiang penyangga.
Administrasi Umum Pemerintahan yang Baik dalam undang-undang ini meliputi asas:
a. kepastian hukum;
b. kemanfaatan;
c. ketidakberpihakan;
d. kecermatan;
e. tidak menyalahgunakan kewenangan;
f. keterbukaan;
g. kepentingan umum; dan h. pelayanan yang baik.
(Sumber : Buku Penyuluhan Ejaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud)
Tanda Hubung Terdapat 7 kaidah pemakaian tanda hubung.
1. Tanda hubung digunakan untuk merangkai se- dengan kata yang diawali huruf kapital, Contoh : se-Indonesia, se-Jawa Barat
2. ke- dengan angka (yang menunjukkan peringkat) contoh : ke-75
3. angka dengan –an contoh : 6000-an.
4. Kata atau imbuhan dengan singkatan yang diawali dengan huruf kapital, contohnya hari-H, sinar-X, ber-KTP.
5. merangkai unsur bahasa Indonesia dan bahasa daerah atau asing, contohnya Fanpage-nya, di-submit, di-handle, di-upload.
6. memperjelas makna kalimat. Terdapat kalimat yang dapat menimbulkan makna ganda.
Contohnya
dua puluh dua perlima (tanpa tanda baca apapun).
a. 30/2/5 tiga-puluh dua perlima b. 32/5 tiga-puluh-dua perlima
c. Mesin-potong tangan → mesin untuk memotong tangan
d. Mesin potong-tangan → mesin potong yang digunakan dengan tangan
Tanda Pisah
& Tanda Kurung
1.Membatasi penyisipan kata/kalimat di luar bangun kalimat Contoh :
a. Alam sangat baik untuk kesehatan mental manusia—kita sepakat—karena orang- orang yang melihat pemandangan hijau lebih cepat sembuh dari stress.
b. Gambar itu (lihat tabel 18) menunjukkan arus balik kendaraan bermotor pada tahun baru.
2.Menegaskan keterangan aposisi/penjelasan Contoh :
a. Dengan pecobaan ini--hanya dalam 30 hari– cacing dalam tangki mikroplastik kehilangan rata-rata 3,1 persen dari beratnya.
b. Menurut Connor Russell (salah satu penulis penelitian ini) Kegiatan menggali lubang cacing eningkatkan struktur tanah, membantu drainase, dan mencegah erosi.
c. Setiap pengendara mobil harus membawa Surat Izin Mengemudi (SIM) ketika berkendara.
Tanda Petik Tunggal Tanda petik tunggal berfungsi mengapit makna terjemahan dan penjelasan kata.
Contoh :
Seorang peneliti dilihat dari track record ‘rekam jejak’ penelitiannya.
Tanda Petik Ganda 1.mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, naskah, atau bab buku dalam sebuah kalimat.
Contoh :
Film “My Stupid Boss” merupakan sebuah film komedi Indonesia karya sutradara Upi Avianto.
2.digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal, Contoh :
Orang lebih mengenal kata efektif dan efisien daripada istilah
“mangkus” dan “sangkil”.
3.mengapit kata yang bermakna konotatif.
Contoh :
Beberapa mahasiswa meneliti kehidupan “kupu-kupu” malam.