Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana perkembangan Biaya standar .
2. Menghitung dan menginterpretasikan varians untuk Direct material 3. Menghitung dan menginterpretasikan varians untuk direct labor 4. Menghitung dan menginterpretasikan varians MFO
5. Menghitung pengaruh terhadap keuangan perusahaan bila tingkat operasi lebih besar atau lebih rendah kapasitas terpasang.
6. Mendiskusikan bagaimana pendekatan management by exception diterapkan untuk menginvestigasi varians biaya standar
7. Menjelaskan mengapa favorable un-favorable varians dan bagaimana mengimprovisasinya.
1. Pendahuluan
Pada pembahasan sebelumnya kita telah menggunakan biaya-biaya historis atau biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi. Dengan menganalisa biaya-biaya historis ini kita dapat menilaikan apakah produksi kita efisien. Lazimnya, anallisa it berupa:
a) Perbandingan selama waktu yang berbeda-beda
Pada analisa ini kita mengumpulkan angka-angka diwaktu-waktu yang lampau ini maka kita dapat menilaikan apakah biaya tersebut secara relatif cukup efisien.
b) Perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan membandingkan biaya-biaya perusahaan yang bersangkutan denga biaya perusahaan lain yang sejenis maka dapat juga kita nilaikan effisien relatif perusahaan tersebut.
Suatu kelemahan yang utama pada cara pengawasaan diatas, adalah bahasa dasar perbandingan atau patokannya sendiri (Biaya diwaktu yang lampau sedang maupun Biaya dari perusahaan lain sejenis), mungkin bukan suatu patokan yang baik.
Mungkin di dalam patokannya sendiri juga terselip pemborosan (waste) dan ineffsiensi.
Untuk mendapatkan suatu patokan biaya yang baik,kita harus mengetahui biaya- biaya apa yang yang diperlukan dan berapa dari masing-masing biaya ini.Oleh karena itu sebelum produksi dimulai,terlebih dahulu masing-masing komponen biaya (Bahan langsung,tenaga langung dan FOH) harus dianalisakan untuk mengetahui beberapa besarnya masing-masing biaya seharusnya.Untuk ini diperlukan biaya standar yaitu biaya yang seharusnya dan yang ditetapkan secara ilmiah (scientifically predetermined costs).
Biaya standar dapat dijadikan manajemen sebagai :
(i) Alat pengawasan karena biaya standar merupakan target yang harus dituju dan sekaligus merupakan patokan yang dapat dipakai untuk mengukur dan menilai biaya sesungguhnya /biaya aktual.
(ii) Dengan demikian, maka biaya standar dapat merupakan alat untuk meningkatkan motivasi staf karyawan.
(iii) Sebagai alat perencanaan karena penentuan biaya stndar harus didahului dengan analisa dan penelitian yang cermat khusus biaya pabrikasi dapat dianalisa secara detail .
Cara yang sebaik-baiknya adalah untuk menggunakan Anggaran (budget) dan biaya standar secara bersama-sama,sehingga terdapat perencanaan dan pengawasan yang baik karena yang dijadikan sebagai dasar untuk rencana dalam hal ini anggaran dan untuk membuat penilaian adalah biaya yang ditentukan secara ilmiah.Beda antara anggaran dan standar terletak pada ruang lingkup yang dituju,jika anggaran menyatakan biaya-biaya yang tidak boleh dilampaui sedangkan biaya standar menyatakan dengan positif berapa besar biaya itu seharusnya pada suatu operasi yang efisien
2. Cara-cara Menentukan Biaya Standar
Penetapan biaya standar merupakan hasil kerja sama antara beberapa divisi teknik dan pengembangan ( R & D ),engineering, keuangan dan akuntansi, pembelian. Biaya standar meliputi standar biaya bahan langsung,standar biaya tenaga kerjalangsung dan standar biaya FOH
1) Standar Biaya Bahan langsung
Standar biaya bahan langsung terdiri dari standar mengenai kuantitas dan standar harga. Untuk menentukan STANDAR KUANTITAS oleh bagian engineering terlebih dahulu dianalisakan jenis dan kualitas bahan yang disepakati.
Selanjutnya dari data diatas ditentukan ukuran, bentuk dan kualitas yang paling ekonomis. Dalam perhitungan ini harus dikalkulasikan juga waste,spoilage, shinkage, penguapan yang tidak dapat dihindarkan,sehingga secara wajar memang harus dimasukan sebagai unsur biaya dalam biaya standar. Dalam menentukan STANDAR HARGA dengan mengambil harga rata-rata masing- masing jenis bahan selama periode tertentu. Harga sering-sering merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable ). Oleh karena itu jika harga sesungguhnya lebih tinggi dari harga standar sehingga terdapat penyimpangan harga (price variance ), maka harus diselidiki apakah disebabkan kesalahan divisi pembelian atau memang disebabkan oleh faktor eksternal terjadi kenaikan harga.
2) Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Standar biaya tenaga kerja langsung juga terdiri dari standar kuantitas dan standar upah. Untuk menentukan KUANTITAS TENAGA KERJA yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk tertentu diperlukan keahlian khusus.Pada tahap awal harus dianalisa proses untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan jumlah tenaga minimal dan waktu yang singkat dan secepat mungkin setelah diperhitungkan waktu untuk istirahat dan kebutuhan pribadi.Terakhir tentukan hasil yang dapat dicapai oleh seorang pekerja dengan keahlian dan effort yang normal.Untuk STANDAR UPAH juga tidak semuanya dapat dikendalikan oleh manajemen .Namun secara teoritis untuk menetapkan standar upah dapat berpedoman pada upah masing pekerjaan periode sebelumnya setelah disesuaikan dengan indek biaya hidup atau tingkat UMR masing-masing daerah dalam periode tertentu.
3) Standar Biaya Overhead (Standar FOH)
Dalam perusahaan dagang,jasa maupun pabrik biaya overhead terdiri dari biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. PERTAMA dengan overhead tetap maka pembebanan biaya overhead pada suatu produk atau jasa tergantung pada volume produksi /jasa yang dihasilkan.Jika dalam suatu priode tertentu volume produksi/jasa besar maka biaya overhead tetap perunit akan rendah.sebaliknya bila dalam periode tersebut vulume produksi/jasa rendah maka biaya overhead perunti tetapkan tinggi,sehingga akan mengakibatkan biaya perunit perperiode akan berubah tergantung dari besar kecilnya volume. KEDUA Biaya overhead tetap juga akan mempengaruhi Biaya unit produk/jasa bulanan karena jumlah hari dalam satu bulan tidak sama (29 s/d 31 hari). KETIGA ada jenis biaya overhead tidak selalu ada setiap bulan (reparasi besar/turn up) sehingga akan mempengaruhi biaya produksi/jasa bulanan).Oleh karena itu maka semua biaya overhead yang menurut taksiran akan terjadi selama selama satu tahun harus dikumpulkan lebih dahulu dan dibagi dengan volume produksi/jasa yang normal.
FORMULA STANDAR DAN ANALISIS VARIAN (Adaptasi : James Jiambalvo “ Managerial Accounting “)
COMPREHENSIVE FORMULA STANDARD COST VARIANCE I. Harga Bahan Varians = ( AP – SP) AQp
AP = Harga aktual per unit bahan SP = Harga standar per unit bahan AQ = Jumlah aktual barang yang dibeli II. Kuantitas Bahan Varians = (AQu-SQ) SP
AQ = Kuantitas aktual bahan yang digunakan
SQ = Kuantitas standar bahan untuk tingkat aktual produksi SP = Harga standar per unit bahan
III. Rate Tenaga Kerja Varians = (AH - SH) SR AH = Rate Tenaga Kerja Aktual per jam SH = Rate Tenaga Kerja Standar per jam AH = Jam Kerja Aktual
Efisiensi Tenaga Kerja varians = (AH - SH) SR AH = Jam Kerja Aktual
SH = Jam Kerja Standar untuk tingkat aktual produksi SR = Rate Tenaga Kerja Standar per jam
IV. Overhead Variance
Controllable Overhead Variance = Aktual overhead – Tingkat anggaran Flexible overhead aktual untuk tingkat diproduksi
Overhead Volume Variance = Tingkat anggaran - Overhead diterapkan overhead Flexible untuk produksi dengan Untuk tingkat aktual menggunakan Rate
produksi Overhead standar
3. PENYIMPANGAN BAHAN (MATERIALVARIANCE)
Perbedaan antara standar bahan (Standard material cost) dan biaya aktual (Actual material cost) dapat dibagi ke dalam dua varian bahan (material varians)
A. Perbedaan harga bahan (Price material varians) B. Perbedan kuantitas bahan ( material quantity varians)
Formula yang digunakan untuk menghitung varian disajikan dalam ilustrasi dibawah ini
SELISIH HARGA BAHAN (Material Price Varians) A. Material Price Variance
Material Price Variance adalah s selish antara harga aktual per unit bahan (AP) dengan harga standar per unit bahan (SP), kali dengan kualitas aktual bahan yang dibeli (AQᵖ) .Sehingga dapat disaikan dengan Formula:
Material Price Variance = (AP- SP) AQᵖ
Cara menghitung penyimpangan material pabrikasi IGM dimana perusahaan membeli 200.000 ton bahan dan dibayar dengan harga aktual Rp 9.90 per–ton
Biaya Kuantitas Aktual Biaya
Bahan Aktual di Harga Standar Bahan Standar
(AQp x AP) (AQp x SP ) (SQ x SP)
200,000 ton x Rp 9.90 200,000 ton x Rp10 180,000 ton xRp10
Rp1.980.000 Rp 2,000,000 Rp1.800.000
(AP-SP) AQp (Rp20.000) - baik Harga Varian bahan
AQu x SP 181,000 x Rp10
Rp1,810,000
(AQu – SQ) SP Rp10,000-tidak baik Kuantitas Varian bahan AQp = Kuantitas Aktual pembelian bahan
AP = Harga aktual yang dibayar untuk bahan AQu = Kuantitas Aktual yang digunakan produksi SP = Harga standar bahan
SQ = Kuantitas standar bahan untuk level aktual produksi
Catatan: Dalam memasukkan harga bahan varian, gunakan Kuantitas aktual pembelian bahan (AQp) dan dalam memasukkan kuantitas varian bahan, gunakan Kuantitas aktual bahan yang digunakan (AQ).
dari harga standar Rp10. Dalam kasus ini, terdapat material Price variance yang menguntungkan sebesar Rp 20.000. Berasal selisih harga bahan (Rp 10-Rp 9.90) dikalikan denagn kuantitas pembeliansebesar 200.000 ton  (200.000 ton x Rp 0,10)
Material Price Variance = (AP-SP) x Qᵖ
= ($9.90-$10.00) 200.000
= ($20.000) Favorable Baik Kesimpulan :
 Bila Harga Aktual (AP) atau Kuantitas Aktual ( AQu ) lebih besar dari standar maka disebut varian yang tidak menguntungkan atau unfavorable
 Bila Harga Aktual (AP) atau Kuantitas Aktual ( AQu ) lebih kecil dari standar maka disebut varian yang menguntungkan atau favorable.
B. Material Quantity Variance
Material Quantity Variance adalah selisih antara kuantitas aktual bahan yang digunakan (AQᵘ) dengan standar kuantitas bahan untuk aktual produksi (SQ) dikalikan dengan harga standar bahan (SP). Sehingga dapat disaikan dengan Formula:
Material Quantity Variance = (AQᵘ-SQ) x SP
Seandainya perusahaan pabrikasi IGM memproduksi 450 unit dari 50-galon drum.
Standar kuantitas bahan adalah 400 ton per drum, standar kuantitas bahan yang diperbolehkan untuk 450 unit produksi adalah 180.000 ton (berasal 450 drum x 400 ton, per drum). Dengan harga standar bahan adalah Rp 10 per ton. Jika, bahan aktual yang dipergunakan adalah 181.000 ton maka kuantitas varians bahan adalah Rp10.000 Ini berarti terjadi penyimpangan yang tidak menguntungkan karena kuantitas aktual lebih besar dari kuantitas standar
Material Quantity Variance = (AQᵘ-SQ) SP
= (181.000-180.000) x Rp 10
= 1.000 ton x Rp 10
= Rp 10.000 Tidak Menguntungkan (unfavorable) Direct Labor Varians
Dua jenis penyimpangan tenaga kerja langsung (direct variance),
A. Penyimpaangsn tarif upah tenaga kerja langsung (labor rate variance) B. Penyimpaangan efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance)
SR = tingkat upah standar per jam Formula menghitung semua penyimpangan tersebut disajikan pada ilustrasi 11-2 dan penjelasan dibawah ini.
Biaya tenaga kerja Kuantitas aktual pada standar biaya tenaga Aktual standar kerja
(AH X AR) (AH X SR) (SH X SR)
1.700 jam x Rp 15,50 1.700 jam x Rp15 1.800 Jam x Rp 15
Rp 26,350 Rp 25,500 Rp 27,000
Rp 850 tidak (Rp 1,500)
Menguntungkan menguntungkan
(AR - SR) AH (AH - SH) SR
PenyimpanganTarif tenaga kerja Penyimpangan efisiensi tenaga kerja AH = jam bekerja
AR = tingkat upah per jam
SH = jam standar untuk tingkat sebenarnya produksi A. Labor Rate Variance
Labor Rate Variance adalah selish antara tarif aktual tenaga kerja (AR) dengan tarif standar (SR) jam aktual, dikalikan dengan jumlah tenaga kerja (AH). Sehingga dapat disaikan dengan Formula:
Labor Rate Variance = (AR- SR) AH
Bagaimana cara menghitung selisih untuk perusahaan pabrikasi IGM dimana perusahaan denan tarif standar Rp 15 perjam tenaga kerja. Mengacu pada tarif aktual Rp 15,50 perjam tenaga kerja dan 1.700 jumlah jam kerja yang digunakan maka mnghasilkan Rp 850 penyimpangan tarif yang tidak menguntungkan (unfavorable) dengan perhitungan dibawah ini:
Labor Rate Variance = (AR-SR) x AH
= (Rp 15,50 – Rp 15 ) x 1700
= (Rp 0,50 x 1700) =
= Rp 850 unfavorable Penyimpangan tidak menguntungkan B. Labor Efficiency Variance
Labor Efficiency Variance adalah selisih antara Jumlah jam aktual tenaga kerja (AH) dengan t standar jam (SH) tenaga kerja, dikalikan dengan standar rate tenaga kerja (SR). Sehingga dapat disaikan dengan Formula:
Labor Efficiency Variance = (AH - SH) x SR
Bagaimana cara menghitung selisih untuk perusahaan pabrikasi IGM dimana perusahaan menggunakan 1700 jam kerja untuk memproduksi 450 unit. Ini berarti membutuhakn 4 jam perunits tarif. Mengacu pada tarif standar Rp 15,00 perjam tenaga kerja dengan standar jumlah jam kerja untuk 450 unit menjadi 1.800 jumlah jam kerja yang digunakan (450 unit x 4 jam perunit maka mnghasilkan Rp 1.500 penyimpangan menguntungkan (favorable) dengan
Labor Efficiency Variance = (AH - SH) x SR
= (1.700 - 1.800 jam kerja) x Rp 15
= (100 jam x Rp 15) = Rp 1,500
Favorable  Penyimpangan menguntugkan
C. OVERHEAD VARIANCES
Total variance untuk manufacturing overhead dibedakan antara overhead applied terhadap persedian dengan biaya overhead standar dan aktual . Total overhead
variance dapat dipisahkan menjadi:
A. Controllable Overhead Variance B. Overhead Volume Variance
Formula menghitung Manufacturing Overhead Variance disajikan pada ilustrasi 11-3 dan penjelasan dibawah ini.
Biaya Overhead aktual Flexible Budget Overhead Overhead Applied dgn Tarif standar Rp. 23.000 Rp. 15.000 + (Rp. 20 x 450) Rp. 50 x 450 Rp. 24.000 Rp. 22.500
(Rp 1.000) (Rp 1,500)
menguntungkan Tidak menguntungkan
Controllable Overhead Variance Overhead Volume Variance A. Controllable Overhead Variance
Controllable Overhead Variance = Actual Overhead – (Flexible budget level Of Overhead For actual level of production)
Estimasi workshop IGM Fixed Overhead Rp 15.000. Variabel overhead per-unit Rp 20. Dalam kasus ini Anggaran fleksibel untuk level produksi aktual (450 unit) adalah Rp 24.000 (Rp 15.000 + (Rp 20 x 450). Selama perode ini Biaya Overhead aktual Rp 23.000. Dengan demikian terdapat penyimpangan controllabel overhead yang menguntungkan (favorable)
Controllable Overhead Variance = Actual Overhead – (Flexible budget level Of Overhead For actual level of production)
= Rp 23.000 – ( Rp 15.000 + (Rp 20 x 450 unit)
= (Rp 1,000) (favorable)
B. Overhead Volume Variance Formula
Overhead Volume Variance =
Overhead Volume Variance =
Standar overhead rate
Flexible budgeted level (-)
= Of overhead for actual Level of production
= Rp 15.000 + (Rp 20 x 450) - (Rp 24.000 ) ---
Overhead applied to production using standard overhead rate (Rp 50* x 450 )
(Rp 22.500) = Rp 1.500  Rp 1.500  unfavorable
* Dasar perhitungan Rp 50 adalah :
Kapasitas Produksi : 500 unit ---
(i) Fixed manufacturing over head Rp 15.000
(ii) Variable overhead Rp 20/
perunit
(iii) Ekspektasi produksi 500 unit maka:
Rp 15.000 + (Rp 20 x 500 unit)
 Standar overhead rate = Rp 25.000 /500 unit = Rp 50 Terdiri dari:
Variable cost per unit Rp 20 Fixed cost Rp 15.000/500 = Rp 30
Standar overhead rate
Kapasitas produksi applied 450 unit
======================
Standard cost applied 450 unit
======================
Variable cost = Rp 9.000 (Rp 20x 450 unit)
Fixed Cost = Rp13.500 (Rp 30x 450) = Rp22.500
---
===================
Flexible budget for 450 unit
===================
Variable cost = Rp 9.000 (Rp 20 x 450 unit)
Fixed Cost = Rp15.000
= Rp24.000
Dasar Perhitungan :
(i) Produsi Applied 450 unit (ii) Fixed cost applied Rp
13.500
(iii) Fixed Cost Flexible budget Rp 15.000
======================
(Difference
======================
0 Rp 1.500 Rp 1.500
Standar overhead rate = Variable cost perunit Fixed cost per-unit
= Rp 20,00
= Rp 33,33(Rp 15.000/450 unit)
= Rp 53,33
ILUSTRASI. VIII-1
PT.Indpo Global Mandiri memproduksi Storage kontainer dengan tipe 1000 kubik foot metal storage,Harga jual per-unit Rp 25 juta. Dalam menghitung harga pokok PT IGM menggunakan biaya standar.Komposisi biaya standar ditetapkan pada awal tahun dan realisasi tahun 2009 adalah:
Biaya Standar per-unit:
Material (6 Metal sheets x Rp 2.000.000) = Rp 12.000.000 Direct Labor (10 jam x Rp 200.000) = Rp 2.000.000 FOH (Rp. 5000.000 per-unit) = Rp 5.000.000
Total = Rp 19.000.000
Biaya Overhead Pabrik:
PT.IGM pada awal tahun 2009 merencanakan produksi dan penjualan 6.000 unit dengan perhitungan biaya FOH per-unit sebagai berikut :
FOH Variabel Rp 1.200.000.000
FOH Tetap Rp 6.000.000.000
RP 7.200.000.000 Rencana Produksi 6.000 unit
FOH Per-unit Rp.7.200.000.000 / 6000 unit = Rp 1.200.000
Berdasarkan rencana produksi dan penjualan,biaya standar dan informasi lain ,maka disusunlah anggaran laba operasi tahun 2009 ( 6000 unit) sbb.:
Nilai Jutaan Rupiah
Penjualan Rp.150.000
HPP 95.000
Laba Kotor Rp 55.000
Biaya penjualan, umum dan Adm 39.000
Laba operasi Rp 16.000
Selama 2009 PT IGM menerima pesanan khusus yang tidak diperkirakan sebanyak 1.000 unit. sehingga meningkat produksi menjadi 7.000 unit. Dari 7.000 unit sebanyak 6.000 unit dijual dengan harga per-unit Rp 25.000.000 dan 1000 unit dijual dengan harga Rp 20.000.000. per-unit
Biaya produksi untuk memproduksi 7.000 units adalah :
Nilai Jutaan Rupiah Material dibeli dan digunakan
(36.200 metal sheetsxRp 2.100.000) Rp 76.020 Direct Labor (62.000 jamx Rp 210.00) 13.020
FOH Variabel 5.940
FOH Tetap 24.800
Total Biaya Produksi aktual Rp 119.780 Diminta: 1. Hitunglah:
a. Material variance (Price dan Quantity variance) b. Labor Variance (Labor rate dan efesiensi variance) c. Controllable overhead variance
d. Overhead volume variance
2. Hitunglah pengaruh dari spesial order 1.000 unit
Jawab VIII-1
a. Production costs Variance
@ Material Price Variance
Rumus: (Actual Price - Standard Price) x Actual Quantity (Rp. 2.000.000 - Rp 2.000.000) x 36.200 = 0
@ Material Quantity Variance
Rumus: (Actual Quantity- Standard Quantity) x Standard Price (36.200 – 36.000) x Rp 2.000.000 = Rp 400.000.000 (R)
@ Labor Rate variance
Rumus: (Standard Rate - Actual Rate) x Actual Hours (Rp 200.000 - Rp 210.000) x 62.000 = Rp 620.000.000 (R)
@ Labor Efisiensi variance
Rumus: (Actual Hours- Standard Hours) x Standar rate (62.000 - 60.000) x Rp.200.000 = Rp 400.000.000 (R)
@ Controllable Overhead variance
Rumus: Actual Overhead – Flexibble budget utk Produksi aktual
= Rp 30.740.000.000 - (Rp 20.000.000.000+ 6000 unitx Rp 1.000.000)
= Rp 30.740.000.000 - Rp 26.000.000.000 =Rp 4.740.000.000 (R)
@ Overhead Volume Variance
Rumus: Flexibel Budget utk produksi aktual – Overhead applied
(Rp 20.000.000.000 + 6.000 unit x Rp 1.000.000) - (6.000 unit x Rp 5.000.000) (Rp 26.000.000.000 – Rp 30.000.000.000) = Rp 4.000.000.000 ( L) b. Pengaruh spesial order 1000 units
Harga jual per- unit Rp 28.000.000 Biaya Varibel standar
Material Rp 12.000.000
Labor Rp 2.000.000
Foh Variabel Rp 1.000.000
Rp. 15.000.000 Marjin Kontribusi-per-unit Rp. 13.000.000
Jumlah unit 1.000 unit
Incremental Profit (1000 unit x Rp 13.000.000) = Rp 13.000.000.000
Dengan demikian spesial order 1000 unit menciptakan Incremental Profit Rp 13 Milyar
LATIHAN Mandiri VIII.1.Teori
1. Biaya standar yaitu biaya yang seharusnya dan yang ditetapkan secara ilmiah (scientificallyn predetermined costs). ... B/S 2. Biaya standar kurang dapat dipergunakan manajemen sebagai alat perencanaa
karena penentuan biaya standar harus didahului dengan analisa dan penelitian yang cermat khusus biaya pabrikasi kurang dapat dianalisa secara detail ... B/S 3. Material Price Variance sering disebut juga spending variance adalah Selisih antara harga yang sesungguhnya dengan harga standar dikalikan kuantitas sesungguhnya (Actual Quantity). ... B/S 4. Penyimpangan efesiensi bahan disebut juga penyimpangan kuantitas bahan Yang
sesungguhnya dengan kuantitas standar dikalikan standar harga ... B/S 5 Rumus untuk mencari Controllable Overhead variance adalah (Flexible budget
utk produksi actual – Overhead applied)... B/S 6. Jelaskan kegunaan biaya standar bagi pimpinan perusahaan :
a._________________________________________
b._________________________________________
c._________________________________________
d._________________________________________
Problem 8-1
Anak perusahaan Indo Global Mandiri memproduksikan lemari besi yang tahan api. Perusahaan tersebut menggunakan sistem biaya standar dan setiap akhir bulan biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya standar. Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dan biaya standar dianalisakan dengan maksud untuk membantu Pengendalian manajemen.
Komponen biaya Standar untuk memproduksi satu buah lemari besi adalah sebagai berikut
1. Bahan Langsung (Biaya Standar)
6 lembar plat besi ukuran 14 @ Rp.700.000 2 lembar plat besi ukuran 16 @ Rp.600.000 2 . Tenaga Langsung
30 jam tukang potong dan las besi @ 90.000/jam 3. Biaya Overhead (atas dasar jumlah jam langsung)
Variable Overhead : 30 jam @ Rp.70.000 Fixed Overhead : 30 jam @ Rp.30.000
Dalam bulan Juni 2010 ternyata telah diselesaikan 600 buah lemari besi. Selanjutnya, pembukuan perusahaan tersebut menunjukkan data sebagai berikut;
Pembelian Material
- 4000 lembar plat baja ukuran 14 @ Rp.650.000 - 1500 lembar plat baja ukuran 16 @ Rp. 640.000 Pemakaian Material
Selama bulan juni u ntuk produksi telah dikeluarkan dari gudang material : - 3610 lembar plat baja ukuran 14
- 1180 lembar plat baja ukuran 16
Pemakain Jam Kerja
Dalam bulan tersebut telah dipakai 19.000 jam tenaga langsung denga upah Rp.
86.000 /jam
Beban Biaya Everhead
Biaya overhead dalam bulan tersebut adalah Fixed Overhead sebesar Rp.
550.000.000 (Kapasitas normal pabrik tersebut adalah 2280 jam langsung) dan Variable Overhead sebesar Rp 1.375.000.000
Diminta :
a. Hitunglah besarnya biaya Standar satu buah lemari besi b. Hitunglah Variance/Penyimpangan
a. Material Price variance
b. Penyimpangan Efesiensi bahan c. Penyimpangan tingkat upah
d. Penyimpangan Efesiensi tenaga kerja
c. FOH yang dapat dikendalikan (Controllable Variance) Jawab :
a. MATERIALs PRICE VARIANCE
 Plat biaya ukuran 14
Biaya standard: 4.000 x Rp.700.000 = Rp. 2.800.000.000 Dibeli: 4.000 x Rp. 650.000 = Rp. 2.600.000.000 Penyimpangan yang menguntungkan = RP 200.000.000
 Plat baja ukuran 16
Biaya Standard: 1.500 x Rp 600.000 = Rp. 900.000.000 Dibeli: 1.500 x Rp. 640.000 = Rp. 960.000.000 Penyimpangan yang tak menguntungkan = (Rp 60.000.000) Penyimpangan harga bahan bisa di sebabkan karena dua hal yaitu : 1) Pembelian yang efisien atau tidak efisien
2) Selama bulan tersebut ada kenaikan atau penurunan harga. Faktor kedua merupakan faktor eksternal yang jelas dan berada di luar kekuasaan
b. Penyimpangan Efisiensi Bahan.
 Plat baja ukuran 14
Standar kwantitas: 600 x 6 lembar = 3600 lembar.
Pemakaian sesungguhya = 3610 lembar.
Penyimpangan yang tak menguntungkan:
(3600 – 3610) Rp.700.000 = 10 x Rp.700.000 = ( Rp 7.000.000) (R) Penyimpangan yang tak menguntungkan sebesar Rp.7 juta
Disebabkan karena cara bekerja yang tidak efisien harus dan di selidiki sebab- sebabnya. Setelah diketahui sebab-sebabnya, maka dilakukan tindakan perbaikan (corrective action).
 Plat baja ukuran 16
Standar kwantitas 600 x 2 lembar = 1.200 lembar
Pemakaian sesungguhnya = 1.180 lembar Penyimpangan yang menguntungkan;
(1200 – 1180) lembar x Rp.600.000 = 20 x Rp.600.000 = Rp.12.000.000 (L) Penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp. 12 juta disebabkan karena pekerjaan telah dilaksanakan dengan efisien. Hal ini juga harus diselidiki sebab-sebabnya dan sedapat mungkin digunakan sebagai contoh untuk pekerja- pekerja yang lain.
c. Penyimpangan Tingkat Upah
Jumlah jam sesungguhnya x standar tingkat upah:
19.000 x Rp. 90.000 = Rp. 1.710.000.000
Jumlah jam sesungguhnya x tingkat upah sesungguhnya:
19.000 x Rp. 86.000 = Rp. 1.634.000.000
Penyimpangan tingkat upah yang menguntungkan: Rp.76.000.000
Penyimpangan ini disebabkan karena tingkat upah sesungguhnya adalah lebih rendah dari tingkat upah yang diperkirakan. Penyimpangan yang menguntungkan ini mungkin adalah jasa Bagian Kepegawaian karena mereka telah pandai dalam melakukan perundingan dengan Serikat Buruh. Tetapi mungkin pula disebabkan semata-mata karena faktor-faktor “Nasib Baik”. Dengan kata lain penyimpangan tingkat upah adalah sesuatu yang tidak seluruhya controllable.
d. Penyimpangan Efisiensi Tenaga
Jumlah jam standard x tingkat upah standard:
18.000 x Rp. 90.000 = Rp. 1.620.000.000
Jumlah jam sesungguhnya x tingkat upah standard:
19.000 x Rp. 90.000 = Rp. 1.710.000.000
Penyimpangan yang tak menguntungkan: (Rp 90.000.000)
Penyimpangan ini disebabkan karena pemakaian jumlah jam sesungguhnya adalah lebih besar dari jumlah jam yang seharusnya menurut standard. Hal ini disebabkan karena cara bekerja yang tidak efisien dan harus diselidiki sebab-sebabnya untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan.
Kini akan dihitung penyimpangan biaya overhead berdasarkan 2 Variance Methode. Menurut cara ini, maka kita akan menghitung Controllable Variance, dipecah menjadi budget variance dan effisiency variance. Volume Variance e. Penyimpangan yang dapat di kendalikan (Controllable Variance)
 Biaya Overhead menurut jumlah jam standar:
Biaya variable: 18000 x Rp.70.000 Rp 1.260.000.000
Biaya Fixed Rp 550.000.000
Rp 1.810.000.000
 Biaya Overhead sesungguhnya :
Biaya variable: Rp 1.375.000.000
Biaya Fixed Rp 550.000.000
Rp 1.925.000.000 Penyimpangan yang tak menguntungkan :
Rp.1.810.000.000 – Rp 1.925.000.000 = Rp 115.000.000
Karena biaya-biaya ini dapat di kendalikan (controllable), maka ada orang- orang tertentu yang bisa dimintai pertanggungan jawab.
f. Spending Variance
Biaya Overhead menurut jumlah jam sesungguhnya :
Biaya variance 19.000 x Rp. 70.000 = Rp 1.330.000.000
Biaya Fixed Rp 550.000.000
Rp 1.880.000.000
 Biaya Overhead sesungguhnya :
Biaya variable: Rp 1.375.000.000
Biaya Fixed Rp 550.000.000
Rp 1.925.000.000 Spending variance yang menguntungkan :
Rp.1.880.000.000 - Rp. 1.925.000.000 = Rp 45.000.000.
Penyimpangan yang menguntungkan ini disebabkan karena baiaya overhead yang sesungguhnya adalah lebih rendah dari biaya overhead menurut standard rate dikalikan dengan jumlah jam yang sesungguhnya. Jadi, kalau kita melihat bahwa jumlah jam yang dipergunakan adalah 19.000 jam, maka biaya overhead sebesar Rp.39.750,- adalah rendah. Namun kita tau bahwa jumlah 9.000 jam sebetulnya terlalu besar sehingga keuntungan diatas kurang riil. Hal ini akan terlihat pada perhitungan di bawah ini.
g. Effisiency Variance
Biaya Overhead menurut jumlah jam standar:
Biaya variable : 18000 x Rp.70.000 = Rp. 1.260.000.000
Biaya Fixed Rp 550.000.000
Rp 1.810.000.000 Biaya Overhead menurut jumlah jam sesungguhnya :
Biaya variance 19.000 x Rp. 70.000 = Rp. 1.330.000.000
Biaya Fixed Rp 550.000.000
Rp 1.880.000.000 Effisiency Variance yang tak menguntungkan :
Rp. 1.810.000.000 - Rp 1.880.000.000 = Rp 70.000.000
Penyimpangan yang tak menguntungkan ini disebabkan karena jumlah jam sesungguhnya terlalu besar jika dibandingkan dengan jumlah jam yang seharusnya. Dengan kata lain, disini terdapat ineffisiency sebesar 100 jam.
h. Volume Variance
Biaya Overhead menurut jumlah jam standar:
Biaya variable : 18000 x Rp.70.000 = Rp 1.260.000.000
Biaya Fixed Rp 550.000.000
Rp 1.810.000.000 Biaya overhead yang dibebankan menurut biaya standar :
600 x (Rp 19.000 - 18.000 jam) x (4000) RP 2.400.000.000 Volume variance yang menguntungkan Rp 590.000.000
2. Variasi Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead
Wansgard Manufacturing memiliki biaya lembar biaya standar sebagi berikut untuk salah satu produknya.
Bahan baku langsung (2 kaki @$5) $10 Tenaga kerja langsung (0.5 jam @$10) 5
Overhead tetap (0.5 jam @ $2) 1
Overhead variabel (0.5 jam @54) 2
Biaya unit standar $18
*tarif berdasarkan pada aktivitas yang diperlukan, yaitu 2500 jam.
Produksi 6.000 unit
Bahan baku langsung (11.750 kaki dibeli dan digunakan) $ 61.100
Tenaga kerja langsung (2.900 jam) 29.580
Overhead tetap 6.000
Ovehead variabel 10.500
Diminta:
Hitunglah variansi berikut ini;
a. Variansi harga dan penggunaan bahan baku.
b. Variansi tarif dan efisiensi tenaga kerja.
c. Variansi pengeluaran dan efisiensi overhead variabel.
d. Variansi pengeluaran dan volume overhead tetap.
Jawaban
1. Variansi bahan baku :
Kuantitas Input Aktual pada Harga Aktuala11.750 X $5,20
= $ 61.100
Kuantitas Input Aktual pada Harga Standar 11.750 x $ 5,00
$ 58.750
Kuantitas Input Standarbpada Harga Standar 12.000 x $5,00
= $60.000
$2.350 U Variansi Harga
$1.250 F Variansi Penggunaan
a$ 61.100 / 11.750 = $ 5.20 = Harga aktual
b2 x 6.000 = 12.000 = Kuantitas Standar atau dengan menggunakan rumus berikut.
MPV = (AP – SP) AQ
= ($5,20 - $5,00) 11.750
= $ 2.350 U MUV = (AQ – SQ) SP
= (11.750 – 12.000) $5,00
= $1.250 F
2. Variansi Tenaga Kerja :
Jam Aktual pada Tarif Aktuala
2.900 x $10,20 = $29.580 Jam Aktual pada Tarif Standar
Jam Standarbpada Tarif Standar 3.000 x $10,00 =
$30.000
$580 U Variansi Tarif
$1.000 F Variansi Efisiensi
a$29.580 / 2.900 = $10.20 = Harga aktual
b0,50 x 6.000 = 3.000 = Jam Standar atau dengan menggunakan rumus berikut:
LRP = (AR – SR) AH
= ($10,20 - $10,00) 2.900
= $580 U
LEV = (AH – SH) SR
= (2.900 – 3.000) $10,00
= $1.000 F
3. Variansi Overhead Vaiabel
Overhead Variabel Aktual (AVOR X AH) $10.500
Tarif Overhead Variabel yang Dilanggarkan (SVOR x AH)
$4,00 x 2.900
Ovrhead Variabel yang Dibebankan (SVOR x SH)
$4,00 x 3.00
$1.100 F Variansi Pengeluaran
$400 F Variansi Efriansi
4. Variansi Overhead Tetap
Overhead Tetap Aktual
$6.000
Overhead Tetap yang Dianggrakan $2.00 x 2.500
Overhead Tetap yang Dibebankan $2,00 x 3.000
$1.000 U Variansi Pengeluaran
$1.000 F Variansi Volume