• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No. 18 Surabaya Telp. 031-5021451, Fax. 031-5020388

e-mail : [email protected] website : www.bblksurabaya.com

(2)
(3)

ii DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

IKHTISAR EKSEKUTIF ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 6

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 15

3.1 Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja ... 15

3.1.1 Pengukuran Kinerja ... 15

3.1.2 Analisis Pencapaian Kinerja ... 17

3.2 Sumber Daya ... 40

3.2.1 Sumber Daya Manusia ... 40

3.2.2 Sumber Daya Anggaran ... 41

3.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana ... 42

BAB IV SIMPULAN ... 43

LAMPIRAN

(4)

iii

Hal.

Tabel 2.1 Matrik Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

Tahun 2009-2012 ... 7

Tabel 2.2 Matrik Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2013 ... 8

Tabel 2.3 Matrik Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2014 ... 9

Tabel 2.4 Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014 ... 13

Tabel 2.5 Penetapan Kinerja Tahun 2014 ... 14

Tabel 3.1 Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2014 ... 16

Tabel 3.2 Capaian Pemeriksaan Laboratorium Dibandingkan dengan Target Tahun 2014 ... 18

Tabel 3.3 Target dan Realisasi Jumlah Pegawai yang Mengikuti Peningkatan SDM (Pelatihan, Seminar, Workshop, Bimtek) Tahun 2010-2014 ... 30

Tabel 3.4 Jumlah Laboratorium kesehatan binaan yang menerima Bimbingan Teknis dari BBLK Surabaya Tahun 2010-2014 ... 32

Tabel 3.5 Pencapaian Pendapatan BLU BBLK Surabaya Dibandingkan dengan Target Tahun 2010-2014 ... 33

Tabel 3.6 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2014 ... 34

Tabel 3.7 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Tahun 2014 ... 34

Tabel 3.8 Penambahan Alat Laboratorium / Medik Tahun 2014 ... 36

Tabel 3.7 Penambahan Peralatan Kantor / Non Medik Tahun 2014 ... 37

Tabel 3.8 Sumber Daya Manusia Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2014 ... 39

Tabel 3.9 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2014 per Jenis Belanja ... 40

(5)

iv

Hal.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Surabaya Tahun 2014 ... 4 Gambar 3.1 Target dan Realisasi Pelayanan Laboratorium di BBLK Surabaya

Tahun 2010-2014 ... 19 Gambar 3.2 Hasil Evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat di BBLK Surabaya

Tahun 2012-2014 ... 20 Gambar 3.3 Jumlah Laboratorium Peserta PME Regional Hematologi

Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010 – 2014 ... 23 Gambar 3.4 Jumlah Laboratorium Peserta PME Regional Kimia Klinik

Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010-2014 ... 24 Gambar 3.5 Jumlah Laboratorium Peserta PME Regional Urinalisis

Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010-2014 ... 25 Gambar 3.6 Jumlah Laboratorium Peserta PME Pemeriksaan BTA

Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010-2014 ... 26 Gambar 3.7 Jumlah Laboratorium Peserta PME Telur Cacing Berdasarkan

Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010-2014 ... 27 Gambar 3.8 Jumlah Laboratorium Peserta Regional HIV Berdasarkan

Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2011-2014 ... 28 Gambar 3.9 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2014 ... 34

(6)

v

IKHTISAR EKSEKUTIF

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2014. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan RI yang telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), menerapkan visi

“Menjadi laboratorium kesehatan terkemuka untuk mendukung tercapainya masyarakat yang mandiri dan berkeadilan”. Sedangkan misi antara lain

1. Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan laboratorium yang terstandarisasi.

2. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber daya manusia yang berkesinambungan.

3. Mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada sebagai profit center serta melaksanakan manajemen keuangan yang akuntabel.

Kinerja pelayanan laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dapat dilihat dari layanan usaha pokok yang terdiri dari layanan bidang pemeriksaan laboratorium dan layanan bidang pemeriksaan penunjang medik.

Jenis Layanan Usaha

Jenis layanan usaha BBLK Surabaya sebagai berikut : 1. Layanan Pemeriksaan Laboratorium :

- Pemeriksaan Hematologi - Pemeriksaan Kimia Klinik - Pemeriksaan Mikrobiologi - Pemeriksaan Virologi - Pemeriksaan Imunologi

- Pemeriksaan Bakteriologi Sanitasi - Pemeriksaan Kimia Kesehatan - Pemeriksaan Patologi Anatomi

(7)

vi

2. Layanan Pemeriksaan Penunjang Medik - Pemeriksaan Radiologi Diagnostik

- Pemeriksaan Elektro Cardio Graphy (ECG) - Pemeriksaan Ultrasonography (USG) - Pemeriksaan Treadmill

- Pemeriksaan Audiometri

Laporan akuntabilitas kinerja mengacu pada Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, hasil Pengukuran kinerja dan mengarah pada tujuan dan sasaran. Dalam rangka pencapaian visi dan misi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, ditetapkan tujuan sebagai berikut :

a. Peningkatan jumlah rujukan pemeriksaan berkualitas.

b. Peningkatan pelayanan prima dari segi parameter, mutu, metode dan kecepatan yaitu dengan terwujudnya jasa pelayanan pemeriksaan laboratorium yang cepat, tepat dan bermutu serta terciptanya berbagai jenis pelayanan yang mendukung pemeriksaan kesehatan dan pemantauan kesehatan.

c. Pengembangan kerjasama lintas sektoral dalam IPTEKDOK maupun pelayanan masyarakat yaitu dengan terwujudnya profesionalisme melalui bimbingan teknik dalam bidang laboratorium.

d. Pengembangan profesionalisme dan manajemen sumber daya secara periodik yaitu dengan terwujudnya institusi dengan fungsi manajemen yang baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel.

Untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut seluruh jajaran Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya harus bekerja keras untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas khususnya dalam bidang pelayanan, organisasi dan sumber daya manusia, keuangan serta sarana dan prasarana.

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya yang meliputi pencapaian indikator kinerja dan anggaran dalam kurun waktu tahun 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya merupakan rangkuman dari suatu proses dimana setiap bidang di lingkungan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya melakukan evaluasi kinerjanya masing-masing yang memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian kinerja selama tahun anggaran 2014 yang wajib dipertanggungjawabkan.

Dasar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2014 sebagai berikut :

1) Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

2) PerMenPAN & RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

3) PerMenPAN & RB No. 20 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

4) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

5) Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Nomor : HK.02.04/I/1568/12 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja UPT di Lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan 6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.

(9)

2 1.2 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2014 dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian kinerja terhadap sasaran melalui indikator-indikator dan targetnya seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini bermanfaat untuk sarana monitoring dan evaluasi kinerja dalam kurun waktu 01 Januari – 31 Desember 2014, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan kinerja tahun berikutnya.

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya mempunyai tugas melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat, dan pemberian bimbingan teknis di bidang laboratorium kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BBLK Surabaya menyelenggarakan fungsi :

1. pelaksanaan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat;

2. pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu laboratorium kesehatan;

3. pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja;

4. pelaksanaan sistem rujukan laboratorium kesehatan;

5. pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang laboratorium kesehatan; dan

6. pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi umum BBLK.

Realisasi dari fungsi-fungsi tersebut di tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Sebagai laboratorium pemeriksa dan penerima rujukan spesimen laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat.

2) Penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal/PME tingkat Nasional (Imunologi, Kimia Kesehatan dan Patologi Klinik) serta tingkat regional (Hematologi, Kimia Klinik, Imunologi dan Mikrobiologi).

3) Pelayanan Kejadian Luar Biasa (KLB) :

(10)

3

- Dibentuk tim KLB (Tim Gerak Cepat) yang dapat dihubungi selama 24 jam termasuk hari libur.

- On the job training pengambilan spesimen KLB di lapangan.

4) Laboratorium Nasional Polio secara kultur virus dan ITD (Intratypic Differentiation) dengan metode PCR.

5) Laboratorium Nasional Campak dan Rubella secara Imunologi, kultur virus, PCR dan Genotyping.

6) Laboratorium Regional PCR Avian Influenza (H5N1 dan H7N9) dan H1N1.

7) Laboratorium Rujukan Nasional TBC untuk pemeriksaan kultur dan DST Phenotipically.

8) Laboratorium pemeriksa Yersinia pestis secara Mikrobiologi.

9) Laboratorium pemeriksa Difteri (kultur, varian, toxigenic dan Ribotyping) serta pemeriksaan titer Antitoksin terhadap Difteri dengan metode netralisasi.

10) Laboratorium pemeriksa toksikologi logam berat pada spesimen manusia.

11) Sebagai laboratorium pemeriksa Narkotika dan Psikotropika.

12) Laboratorium pemeriksa kultur udara ruang.

13) Penyediaan media untuk kultur TBC dan kultur bakteri lainnya serta penyediaan cat Ziehl Neelsen.

14) Melaksanakan bimbingan teknis untuk petugas laboratorium di Labkesda, Puskesmas dan RSU Kab./Kota di Jawa Timur serta 7 BLK Provinsi yang menjadi binaan BBLK Surabaya.

15) Sebagai tempat praktek kerja lapangan, magang dan kunjungan untuk mahasiswa dari institusi/lembaga pendidikan kesehatan dan non kesehatan, instansi pemerintah/swasta maupun perorangan.

Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 52 Tahun 2013 tanggal 22 Juli 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan ditetapkan bahwa struktur organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai berikut :

(11)

4 Gambar 1.1 Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Surabaya Tahun 2014

Kepala Bagian Keuangan

& Administrasi Umum

Kepala Sub Bagian Keuangan & Barang

Milik Negara Kepala Sub Bagian

Administrasi Umum

Kepala Bidang Pelayanan

Kepala Bidang Pemantapan Mutu &

Bimbingan Teknis

Kepala Instalasi Patologi

Kepala Instalasi Mikrobiologi

Kepala Instalasi Kimia Kesehatan

Kepala Instalasi Penerimaan, Pengambilan Sampel & Penyerahan Hasil

Kepala Instalasi Imunologi

Kepala Instalasi Bakteriologi Sanitasi

Kepala Instalasi Virologi

Kepala Instalasi Bimbingan Teknis

Kepala Instalasi Data dan Informasi Kepala Instalasi

Media, Reagensia &

Hewan Percobaan

Kepala Instalasi Sterilisasi

Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana

K E L O M P O K J A B A T A N F U N G S I O N A L Satuan Pengawas Intern

( S P I )

K E P A L A

Kepala Seksi Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Kepala Seksi

Laboratorium Klinik &

Uji Kesehatan

Kepala Seksi Bimbingan Teknis Kepala Seksi

Pemantapan Mutu

(12)

5 1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2014 sebagai berikut :

Kata pengantar Daftar isi

Ikhtisar Eksekutif BAB I

Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penyusunan laporan akuntabilitas kinerja, maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, dan sistematika penulisan.

BAB II

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja), meliputi :

- Gambaran singkat sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun dan sasaran pada tahun yang bersangkutan.

- Dalam rangka memperjelas pengukuran kinerja, maka diuraikan indikator dan targetnya.

- Kebijakan dan strategi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya untuk mencapai visi, misi serta sasaran.

BAB III

Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2013, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

BAB IV

Simpulan, mengemukakan simpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.

Lampiran

 Pernyataan Penetapan Kinerja

 Formulir Penetapan Kinerja

 Formulir Rencana Kinerja Tahunan

(13)

6 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan target, indikator kinerja tahunan dan anggaran berdasarkan program, kebijakan serta sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2014 untuk mencapai visi misi organisasi.

Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan target kinerja yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2009- 2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Matrik Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2009-2012

No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

1 Terlaksananya berbagai jenis pelayanan

laboratorium yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan

Meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium

10 % 10 % 10 % 10 %

2 Meningkatnya jejaring pelayanan laboratorium dalam bentuk pengelolaan rujukan sampel atau alih teknologi

Meningkatkan sistem jejaring dalam pengelolaan sampel rujukan dan alih teknologi dengan mengoptimalkan fungsi sebagai :

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1. Pusat rujukan

pemeriksaan khusus : HIV, Polio, Campak, TBC, Yersinia Pestis, H5N1 dan H1N1

2. Pusat rujukan

pemeriksaan laboratorium klinik dan kimia

lingkungan

3. Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal Regional dan Nasional

3 Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi

Pelatihan bagi tenaga

laboratorium dan non teknis 20 persen-

tase

25 persen-

tase

27 persen-

tase

30 persen-

tase

(14)

7

No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

4 Meningkatnya kerjasama antar lembaga pendidikan kesehatan dalam rangka

pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang laboratorium

Melakukan pembinaan laboratorium pemerintah atau swasta se Jawa Timur dan Balai Laboratorium

Kesehatan di 6 provinsi binaan

36 labkes

& 6 BLK

36 labkes

& 6 BLK

36 labkes

& 6 BLK

36 labkes &

6 BLK

5 Terlaksananya fungsi

manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel

Terciptanya pengelolaan keuangan yang sesuai dengan kaidah keuangan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

6 Meningkatnya kualitas dan pelayanan pemeriksaan laboratorium

Implementasi ISO 17025 : 2005, implementasi 9001:2008 serta

Implementasi ISO 15189 : 2007 dan KALK

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

1 Kegiatan

7 Terwujudnya team work dalam pengelolaan kasus kejadian luar biasa (wabah)

Peningkatan pemeriksaan dalam pengelolaan kasus kejadian luar biasa (wabah)

20% 20% 20% 20%

(15)

8 Sasaran dan Indikator Kinerja Tahun 2013 sebagai berikut :

Tabel 2.2

Matrik Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2013

No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan

pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan

Jumlah capaian

pemeriksaan laboratorium

341.250 Pemeriksaan Hasil score survey

kepuasan pelanggan

Baik (> 8)

Hasil penilaian dalam surveilans tahunan ISO 17025, 9001, 15189 dan self assessment KALK

Lulus

2 Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal

Persentase laboratorium peserta PME Regional yang mengirimkan hasil pemeriksaan uji

80%

3 Pengembangan jenis pelayanan

laboratorium yang baru

Pencapaian jumlah pemeriksaan laboratorium yang baru

370 Pemeriksaan

4 Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi

Pelatihan bagi tenaga laboratorium teknis dan non teknis

40 orang

Jumlah laboratorium kesehatan dan BLK binaan yang menerima bimbingan teknis dari BBLK Surabaya

30 laboratorium kesehatan di Jawa Timur dan 6 Balai Laboratorium Kesehatan

di Luar Provinsi Jawa Timur

5 Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan

manajemen keuangan yang akuntabel

Jumlah pencapaian pendapatan BLU

Rp 7.443.190.000

Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

100%

6 Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium yang memadai

Jumlah capaian pengadaan sarana prasarana

# Sumber Dana Rupiah Murni : - Alat laboratorium / medik : 10 unit

# Sumber Dana BLU :

- Alat laboratorium / medik : 8 unit

- Peralatan kantor / non medik : 4 paket

(16)

9 Tabel 2.3

Matrik Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2014

No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan

pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan

Jumlah pencapaian pemeriksaan laboratorium menurut parameter pemeriksaan

251.921 Pemeriksaan

Hasil evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat

Sangat Baik ( > 81,26 )

Penambahan ruang lingkup dalam ISO dibandingkan tahun 2013

2 ruang lingkup baru

2 Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal

Persentase laboratorium peserta PME Regional yang mengirimkan hasil pemeriksaan uji

85%

3 Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi

Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga laboratorium teknis dan non teknis

50 orang

Jumlah laboratorium kesehatan dan BLK binaan yang menerima bimbingan teknis dari BBLK Surabaya

30 laboratorium kesehatan di Jawa Timur dan 6 Balai Laboratorium Kesehatan

di Luar Provinsi Jawa Timur

4 Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan

manajemen keuangan yang akuntabel

Jumlah pencapaian pendapatan BLU

Rp 7.018.000.000

Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

100%

5 Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium yang memadai

Jumlah capaian pengadaan sarana prasarana

# Sumber Dana Rupiah Murni : - Alat laboratorium / medik : 64 unit - Peralatan kantor / non medik : 80 unit

(17)

10 Laporan akuntabilitas kinerja mengacu pada Renstra, hasil pengukuran kinerja dan mengarah pada tujuan dan sasaran.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, dimana tujuan merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Maka dalam rangka pencapaian visi dan misi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, ditetapkan tujuan sebagai berikut :

1. Peningkatan jumlah rujukan pemeriksaan yang berkualitas.

2. Peningkatan pelayanan prima dari segi parameter, mutu, metode dan kecepatan yaitu dengan terwujudnya jasa pelayanan pemeriksaan laboratorium yang cepat, tepat dan bermutu serta terciptanya berbagai jenis pelayanan yang mendukung pemeriksaan kesehatan dan pemantauan kesehatan.

3. Pengembangan kerjasama lintas sektoral dalam IPTEKDOK maupun pelayanan masyarakat yaitu dengan terwujudnya profesionalisme melalui bimbingan teknik dalam bidang laboratorium.

4. Pengembangan profesionalisme dan manajemen sumber daya secara periodik yaitu dengan terwujudnya institusi dengan fungsi manajemen yang baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel.

Sasaran

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan tentang sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tahunan. Sasaran harus mengembangkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimana sasaran dapat memberikan fokus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di atas maka sasaran diwujudkan sebagai berikut :

1) Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan.

2) Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal.

3) Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi.

(18)

11 4) Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta

pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel.

5) Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium yang memadai.

Strategi

Untuk mencapai dan merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka disusunlah strategi sebagai berikut :

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan.

2) Melaksanakan Pemantapan Mutu Eksternal.

3) Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi.

4) Melaksanakan fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel.

5) Menyediakan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai.

Kebijakan

Kebijakan adalah strategi untuk menentukan garis besar atau dasar- dasar pokok pedoman pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Maka ditetapkan kebijakan sebagai berikut :

1) Pencapaian pelayanan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan standar ISO/IEC 17025:2005, ISO 15189:2007, ISO 9001:2008 dan KALK.

2) Melaksanakan Pemantapan Mutu Eksternal (sebagai peserta dan penyelenggara).

3) Melakukan jejaring antar lembaga kesehatan, laboratorium dan institusi pendidikan.

4) Penerapan sistem manajemen yang baik dan konsisten dalam 4 aspek, yaitu : customer satisfaction, proses intern, keuangan, learning

and growth.

5) Melaksanakan pengelolaan keuangan yang mandiri dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan SAK.

6) Melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana laboratorium.

(19)

12 Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji Rencana Kinerja Tahunan yang sangat penting dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah.

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2014 mengacu pada Rencana Strategis Tahun 2014.

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah menetapkan Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2014 dengan uraian sebagai berikut :

(20)

13 Tabel 2.4

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014

No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan

pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan

Jumlah pencapaian pemeriksaan laboratorium menurut parameter pemeriksaan

251.921 Pemeriksaan

Hasil evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat

Sangat Baik ( > 81,26 )

Penambahan ruang lingkup dalam ISO dibandingkan tahun 2013

2 ruang lingkup baru

2 Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal

Persentase laboratorium peserta PME Regional yang mengirimkan hasil pemeriksaan uji

85%

3 Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi

Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga laboratorium teknis dan non teknis

50 orang

Jumlah laboratorium kesehatan dan BLK binaan yang menerima bimbingan teknis dari BBLK Surabaya

30 laboratorium kesehatan di Jawa Timur dan 6 Balai Laboratorium Kesehatan

di Luar Provinsi Jawa Timur

4 Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan

manajemen keuangan yang akuntabel

Jumlah pencapaian pendapatan BLU

Rp 7.018.000.000

Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

100%

5 Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium yang memadai

Jumlah capaian pengadaan sarana prasarana

# Sumber Dana Rupiah Murni : - Alat laboratorium / medik : 64 unit - Peralatan kantor / non medik : 80 unit

(21)

14 Tabel 2.5

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan

pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan

Jumlah pencapaian pemeriksaan laboratorium menurut parameter pemeriksaan

251.921 Pemeriksaan

Hasil evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat

Sangat Baik ( > 81,26 )

Penambahan ruang lingkup dalam ISO dibandingkan tahun 2013

2 ruang lingkup baru

2 Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal

Persentase laboratorium peserta PME Regional yang mengirimkan hasil pemeriksaan uji

85%

3 Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar kompetensi

Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga laboratorium teknis dan non teknis

50 orang

Jumlah laboratorium kesehatan dan BLK binaan yang menerima bimbingan teknis dari BBLK Surabaya

30 laboratorium kesehatan di Jawa Timur dan 6 Balai Laboratorium Kesehatan

di Luar Provinsi Jawa Timur

4 Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan

manajemen keuangan yang akuntabel

Jumlah pencapaian pendapatan BLU

Rp 7.018.000.000

Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

100%

5 Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium yang memadai

Jumlah capaian pengadaan sarana prasarana

# Sumber Dana Rupiah Murni : - Alat laboratorium / medik : 64 unit - Peralatan kantor / non medik : 80 unit

Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2014 : Rp 22.338.868.000 Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2014 (Revisi) : Rp 22.700.304.000

(22)

15 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja 3.1.1 Pengukuran Kinerja

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud nyata instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan / kegagalan kepada pemberi mandat atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan (LAKIP). Penyusunan LAKIP Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2014 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas rencana strategis.

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Permenpan 09/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan IKU di lingkungan Instansi Pemerintah). Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dalam kurun waktu Januari – Desember 2014.

Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2014.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.

Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja dengan cara membandingkan antara rencana kinerja dengan realisasi ditinjau dari aspek masukan, keluaran, dan hasil. Hasil pengukuran kinerja tahun 2014 terhadap pencapaian komponen kinerja dituangkan ke dalam formulir pengukuran kinerja berikut ini :

(23)

16 Tabel 3.1 Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2014

No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan

Jumlah pencapaian pemeriksaan

laboratorium menurut parameter pemeriksaan

251.921 Pemeriksaan

270.257 pemeriksaan

107,28%

Hasil evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat

Sangat Baik ( > 81,26 )

Sangat baik (85,71 pada bulan Juni

2014 dan 85,64 pada

bulan Desember

2014)

100%

Penambahan ruang lingkup dalam ISO dibandingkan tahun 2013

2 ruang lingkup baru

0 0%

2 Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal

Persentase laboratorium peserta PME Regional yang mengirimkan hasil pemeriksaan uji

85%

(950 peserta)

95%

(1.063 peserta)

111,89%

3 Meningkatnya profesionalisme SDM sesuai standar

kompetensi

Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga laboratorium teknis dan non teknis

50 orang 35 orang 70%

Jumlah laboratorium kesehatan dan BLK binaan yang menerima bimbingan teknis dari BBLK Surabaya

30 laboratorium kesehatan di Jawa Timur dan 6 Balai Laboratorium

Kesehatan di Luar

Provinsi Jawa Timur

30 laboratorium kesehatan di Jawa Timur dan 7 Balai Laboratorium

Kesehatan di Luar

Provinsi Jawa Timur

102,78%

4 Terlaksananya fungsi manajemen secara baik dan konsisten serta pengelolaan keuangan yang mandiri dan manajemen keuangan yang akuntabel

Jumlah pencapaian pendapatan BLU

Rp 7.018.000.000

Rp 7.210.305.793

102,74%

Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

100% 100% 100%

(24)

17

5 Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium yang memadai

Jumlah capaian pengadaan sarana prasarana

# Sumber Dana Rupiah Murni : - Alat

laboratorium / medik : 64 unit - Peralatan kantor / non medik : 80 unit

59 unit

57 unit

92,19%

71,25%

Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2014 : Rp 22.338.868.000 Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2014 (Revisi) : Rp 22.700.304.000

Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun 2014 : Rp 21.132.190.985 (93,09%)

3.1.2 Analisis Pencapaian Kinerja

Dilihat dari capaian masing-masing indikator, untuk tahun 2014 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi.

Pencapaian kinerja pada masing-masing indikator sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :

1. a. Sasaran : Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai jasa pelayanan pemeriksaan laboratorium dan pemantauan kesehatan

b. Indikator Kinerja :

1) Jumlah pencapaian pemeriksaan laboratorium menurut parameter pemeriksaan

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan R.I. yang berada di Jawa Timur, memberikan pelayanan untuk pemeriksaan sampel klinik dan sampel non klinik.

Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator tersebut adalah : Kegiatan pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan laboratorium klinik dan uji kesehatan serta laboratorium kesehatan masyarakat.

Sedangkan kegiatan yang bersifat pendukung indikator tersebut adalah :

(25)

18 a) Perjanjian kerjasama (MoU) dengan instansi lain.

b) Terlaksananya program pembinaan upaya kesehatan, dukungan sarana dan prasarana kantor, operasional perkantoran.

Kondisi yang dicapai :

Pada indikator ini ditargetkan jumlah pemeriksaan laboratorium tahun 2014 sebanyak 251.921 pemeriksaan. Secara keseluruhan, jumlah pemeriksaan laboratorium di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2014 adalah 270.257 pemeriksaan, atau tercapai 107,28% dari target.

Berikut ini capaian pemeriksaan laboratorium dan penunjang medik dibandingkan dengan target pada tahun 2014 :

Tabel 3.2 Capaian Pemeriksaan Laboratorium Dibandingkan dengan Target Tahun 2014

No. Pemeriksaan

Jumlah %

Capaian dari target Target

2014

Capaian 2014 A. Laboratorium

1. Hematologi 30.424 28.833 94,77%

2. Kimia Klinik 72.212 74.245 102,82%

3. Mikrobiologi (+Virologi) 75.487 68.538 90,80%

4. Bakteriologi Sanitasi 12.897 16.016 124,18%

5. Imunologi 17.474 17.718 101,40%

6. Kimia Kesehatan 41.489 62.695 151,11%

7. Patologi Anatomi 51 45 88,24%

Jumlah Pemeriks. Lab. 250.034 268.090 107,22%

B. Penunjang Medik

1. Radiologi Diagnostik 579 1.174 202,76%

2. ECG 1.035 632 61,06%

3. USG 72 254 352,78%

4. Treadmill 50 4 8,00%

5. Audiometri 151 103 68,21%

Jumlah Pemeriks. Penunj. Medik 1.887 2.167 114,84%

TOTAL 251.921 270.257 107,28%

Sumber : Data Pelayanan dan Penunjang Program BBLK Surabaya, 2014

(26)

19 Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini

sebesar Rp 9.719.554.000 dan terealisasi sebesar Rp 9.090.332.678 atau 93,53% dari anggarannya.

Berikut target dan realisasi pelayanan pemeriksaan laboratorium tahun 2010-2014 :

Gambar 3.1 Target dan Realisasi Pelayanan Laboratorium di BBLK Surabaya Tahun 2010-2014

Capaian kinerja pelayanan tahun 2012-2013 menurun sehingga berdasarkan Renstra, target pelayanan tahun 2014 diturunkan dari 341.250 pemeriksaan (tahun 2013) menjadi 251.921 pemeriksaan (tahun 2014). Angka tersebut berasal dari kenaikan 5% dari capaian tahun 2013 (239.925 pemeriksaan) sehingga target pelayanan tahun 2014 menjadi 251.921 pemeriksaan.

Permasalahan/kendala :

Secara umum realisasi pelayanan tahun 2014 telah melebihi target, tetapi masih terdapat pemeriksaan yang capaiannya rendah yaitu Treadmill (8% dari target).

2010 2011 2012 2013 2014

Target 237.044 284.633 341.824 341.250 251.921 Realisasi 235.405 271.272 260.636 239.925 270.257

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000

(27)

20 Usulan Pemecahan Masalah :

Perlu pemasaran (marketing) pada segmen khusus yang membutuhkan pelayanan Treadmill.

2) Hasil score survey kepuasan pelanggan

Pada tahun 2014 BBLK Surabaya telah melakukan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan.

Hasil evaluasi IKM tahun 2014 yang dilaksanakan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya memperoleh kategori A (sangat baik) dengan score 85,71 pada bulan Juni 2014 dan 85,64 pada bulan Desember 2014 (dari score tertinggi 100). Dengan demikian indikator ini telah tercapai 100% sesuai target.

Berikut hasil evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2012- 2014 :

Gambar 3.2 Hasil Evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat di BBLK Surabaya Tahun 2012-2014

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Juni Desember Juni Desember Juni Desember

2012 2013 2014

86,28 87,90 87,07 87,21 85,71 85,64

SCORE

TAHUN

(28)

21 Untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan, dilaksanakan kegiatan marketing/pemasaran melalui : pembuatan leaflet, brosur, kalender, mug, payung, penawaran general check up ke pelanggan lama dan promo tahun baru 2014.

Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini sebesar Rp 150.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 138.323.475 atau 92,22% dari anggarannya.

Permasalahan/kendala : Tidak ada

Usulan Pemecahan Masalah : Tidak ada

3) Penambahan ruang lingkup dalam ISO dibandingkan tahun 2013

Tiap tahun dilaksanakan asesmen ulang terhadap akreditasi ISO yang telah diperoleh, meliputi : ISO 17025, ISO 9001 dan ISO 15189. Sedangkan untuk Akreditasi KALK dilakukan self assessment oleh Tim KALK.

Pada indikator sasaran ini ditargetkan penambahan 2 ruang lingkup dalam ISO dibandingkan tahun 2013, yaitu parameter pH dan Chlor namun hal ini belum dapat terealisasi tahun 2014 (capaian 0% dari target).

Kegiatan akreditasi yang mendukung indikator ini antara lain : a. Akreditasi ISO 17025

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Laboratorium Penguji telah terakreditasi ISO / IEC 17025 :

2005 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 25 September 2008 dengan Nomor Akreditasi LP-399-IDN

(untuk Laboratorium Kimia Kesehatan, Mikrobiologi, Virologi, Kimia Klinik, Hematologi dan Imunologi) dan telah berhasil mempertahankan status akreditasi ISO 17025 : 2005 pada surveilans/assesment tahun 2009-2011. Tahun 2012 BBLK Surabaya lulus Re-asesmen ISO/IEC 17025:2008, dan sertifikat ditanda tangani pada tanggal 18 April 2013 dengan nomor akreditasi LP-299-IDN.

(29)

22 Tahun 2014 surveilans pertama sesudah re-asesmen 2012 pada tanggal 5 Desember 2014 dan dinyatakan lulus.

b. Akreditasi ISO 9001

Tahun 2010 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi ISO 9001:2008 oleh TUV Rheinland dengan nomor akreditasi Cert No. 01100106413 tanggal 17 Desember 2010 dan dapat mempertahankan status akreditasi pada surveilans tahun 2011-2013. Tahun 2014 BBLK Surabaya telah diasesmen pada tanggal 24 Nopember 2014 dan dinyatakan lulus.

c. Akreditasi ISO 15189

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi ISO 15189:2007 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LM-029-IDN tanggal 18 April 2013.

Surveilans / asesmen pada tahun 2014 belum dilaksanakan.

d. Akreditasi Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) Tahun 2011 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi oleh KALK dengan nomor akreditasi 01/S/KALK-P/IX/2011 tanggal 5 September 2011.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap tahun dengan melaksanakan “self assessment ” oleh tim KALK BBLK Surabaya.

Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini sebesar Rp 100.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 41.314.200 atau 41,31% dari anggarannya.

Permasalahan/kendala :

1) - Alat pemeriksaan pH mengalami kerusakan, telah diusulkan dan alat baru datang triwulan 3 sehingga belum dilaksanakan validasi.

- Belum dilaksanakan uji profisiensi pada pemeriksaan Chlor.

dengan demikian kedua parameter tersebut belum dapat dilakukan asesmen untuk penambahan ruang lingkup ISO 17025.

2) Terjadi perubahan ISO 15189:2007 menjadi ISO 15189:2012 yang mensyaratkan adanya Gap Analysis. Sampai berakhirnya tahun 2014, Gap Analysis BBLK Surabaya belum mendapat respon dari Tim Auditor ISO 15189 sehingga belum dilakukan

(30)

23 asesmen ISO 15189 yang berakibat belum terserapnya anggaran ISO 15189.

Usulan Pemecahan Masalah :

1) Melaksanakan validasi dan uji profisiensi pada parameter pH dan Chlor sebagai upaya persiapan untuk penambahan ruang lingkup ISO 17025 tahun berikutnya.

2) Konfirmasi berulang kepada Tim Auditor ISO 15189.

2. a. Sasaran : Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal

b. Indikator Kinerja :

1) Persentase laboratorium peserta PME Regional yang mengirimkan hasil pemeriksaan uji

 PME-Regional Hematologi (bahan hemolysat)

Pelaksanaan 2 siklus masing-masing 2 spesimen (spesimen A dan B ) dengan 166 peserta.

Dari 166 peserta, jumlah peserta yang mengirim hasil pada Siklus I sebanyak 161 peserta (97%) dan pada Siklus II sebanyak 158 peserta (95%).

Gambar 3.3 Jumlah Laboratorium Peserta PME Regional Hematologi Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010 – 2014

148 148 156 155 155 154 152 148 161 158

12 12 6 7 11 12 15 19 5 8

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

2010 2011 2012 2013 2014

Tidak Mengirim Mengirim

(31)

24 Dibandingkan tahun 2012 jumlah peserta sebanyak 166 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I sebanyak 155 peserta (93%) dan pada Siklus II sebanyak 154 peserta (93%). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah peserta sebanyak 167 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I sebanyak 152 peserta (91%) dan pada Siklus II sebanyak 148 peserta (89%).

PME-Regional Kimia Klinik

Parameter : Albumin, Total Protein, Kolesterol, Trigliserida, Uric Acid, SGOT, SGPT, Glukosa, Kreatinin & Blood Urea Nitrogen.

Pelaksanaan 2 siklus dengan 80 peserta.

Dari 80 peserta, yang mengirimkan hasil pemeriksaannya sebanyak 80 peserta (100%) pada Siklus I dan 79 peserta (99%) pada Siklus II.

Gambar 3.4 Jumlah Laboratorium Peserta PME Regional Kimia Klinik Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010 - 2014

57 55 67 66 74 74 78 77 80 79

1 3 1 2 1 1 2 3 - 1

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

2010 2011 2012 2013 2014

Tidak Mengirim Mengirim

(32)

25 Dibandingkan tahun 2012 jumlah peserta sebanyak 80 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I dan II sebanyak 74 peserta (99%). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah peserta sebanyak 80 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I sebanyak 78 peserta (98%) dan pada Siklus II sebanyak 77 peserta (96%).

PME-Regional Urinalisis

Parameter : Berat Jenis, pH, Keton, Protein/Albumin, Glukosa, Bilirubin dan Tes Kehamilan.

Pelaksanaan 2 siklus dengan 60 peserta.

Dari 60 peserta, yang mengirimkan hasil pemeriksaannya sebanyak 57 peserta (95%) pada Siklus I dan 56 peserta (93%) pada Siklus II, seperti terlihat pada grafik berikut :

Gambar 3.5 Jumlah Laboratorium Peserta PME Regional Urinalisis Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010-2014

49 47

50 50

57 57

59 58 57 56

1 3

8 8 3 3 4 5 3 4

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

2010 2011 2012 2013 2014

Tidak Mengirim Mengirim

(33)

26 Dibandingkan tahun 2012 jumlah peserta sebanyak 60 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I dan II sebanyak 57 peserta (95%). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah peserta sebanyak 63 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I sebanyak 59 peserta (94%) dan pada Siklus II sebanyak 58 peserta (92%).

PNPME-Mikrobiologi Klinik untuk pemeriksaan BTA Pelaksanaan 2 siklus dengan 103 peserta.

Dari 103 peserta, yang mengirimkan hasil pemeriksaannya sebanyak 95 peserta (92%) pada siklus I dan 93 peserta (90%) pada siklus II, seperti terlihat pada grafik berikut :

Gambar 3.6 Jumlah Laboratorium Peserta PME Pemeriksaan BTA Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010-2014

Dibandingkan tahun 2012 jumlah peserta sebanyak 103 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I dan II sebanyak 102 peserta (99%). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah peserta sebanyak 103 dan

96 96 100 100 102 102 95 93 95 93

5 5 2 2 1 1

8 10 8 10

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

2010 2011 2012 2013 2014

Tidak Mengirim Mengirim

(34)

27 yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I sebanyak 95 peserta (92%) dan pada Siklus II sebanyak 93 peserta (90%).

PME Telur Cacing

Pelaksanaan 2 siklus dengan 100 peserta (42 RSU, 10 Labkesda dan 48 Puskesmas).

Dari 100 peserta, yang mengirimkan hasil pemeriksaannya sebanyak 97 peserta (97%) pada Siklus I dan Siklus II, seperti terlihat pada grafik berikut:

Gambar 3.7 Jumlah Laboratorium Peserta PME Telur Cacing Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2010-2014

Dibandingkan tahun 2012 jumlah peserta sebanyak 80 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I dan II sebanyak 78 peserta (98%). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah peserta sebanyak 100 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I dan II sebanyak 89 peserta (89%).

47 47 50 50 78 78

89 89 97 97

3 3 1 1 2 2

11 11 3 3

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

2010 2011 2012 2013 2014

Tidak Mengirim Mengirim

(35)

28

PME-Regional HIV

Pelaksanaan 2 siklus dengan 50 peserta.

Dari 50 peserta, yang mengirimkan hasil pemeriksaannya sebanyak 45 peserta (90%) pada Siklus I dan II.

Dibandingkan tahun 2012 jumlah peserta sebanyak 50 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I dan II sebanyak 46 peserta (92%). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah peserta sebanyak 50 dan yang mengirimkan hasil pemeriksaannya pada Siklus I dan II sebanyak 44 peserta (88%).

Gambar 3.8 Jumlah Laboratorium Peserta Regional HIV Berdasarkan Pengiriman Hasil Pemeriksaan Tahun 2011-2014

Pada indikator ini ditargetkan persentase laboratorium peserta PME Regional yang mengirimkan hasil pemeriksaan uji yaitu sebesar 85% (950 peserta dari total 1.118 peserta) dan secara keseluruhan terealisasi 1.063 peserta atau 112% dari target.

Anggaran yang digunakan untuk pencapaian indikator sasaran ini

sebesar Rp 1.490.050.000 dan terealisasi sebesar Rp 1.300.909.329 atau 87,31% dari anggarannya.

18 18 46 46 44 44 45 45

2 2 4 4 6 6 5 5

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

2011 2012 2013 2014

Tidak Mengirim Mengirim

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen Perencanaan pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir Kampung Nasem disusun dengan melibatkan stokeholder (pemerintahan kampung, ketua RT/RW, tokoh agama,

Apapun jenis peraturan daerah yang akan dibentuk, maka rancangan perda tersebut harus secara jelas mendiskripsikan tentang penataan wewenang (regulation of authority) bagi

Appendisitis kronis merupakan lanjutan appendisitis akut supuratif sebagai proses radang yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya

Evaluasi yang didapatkan dari tindakan keperawatan selama 3x24 jam resiko infeksi adalah data subjektif klien mengatakan rasa panas pada luka jahitan sudah berkurang,

Asam mefenamat jika digunakan bersamaan dengan Ramipril (3 kasus) dapat mengurangi efek antihipertensi dari Ramipril, dengan mekanisme menghambat sintesis

Adanya masalah human error dalam penghitungan gaji, upah, uang lembur, insentif kehadiran, insentif mekanik, uang transport, dan uang makan, sehingga memungkinkan terjadinya

museum yang modern dan menarik baik dari segi fisik maupun non fisik, salah satunya adalah identitas visual, perumusan masalahnya adalah bagaimana merancang sebuah identitas

Famili ini merupakan famili terbesar dari ordo Diptera dan merupakan salah satu famili penting karena secara ekonomi sangat merugikan (Kasumbogo 1995).Lalat buah