II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Perebusan
Proses pertama yang dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit adalah proses perebusan. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses perebusan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
1. Menurunkan kadar air
2. Membantu melepaskan butir-butir buah dari tandannya
3. Menghentikan Kegiatan Enzim, Aktifitas enzim semakin tinggi apabila buah mengalami luka. Untuk mengurangi aktifitas enzim diusahakan agar kelukaan buah relatif kecil. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu > 50 0C maka perebusan yang bersuhu diatas 120 0C akan menghentikan kegiatan enzim. Sehingga dapat menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA).(Amelia,2012)
4. Memecah emulsi minyak dari dalam daging buah
5. Untuk mempersiapkan pada proses pengolahan biji dengan membantu melapaskan kernel dari cangkang dan membantu cangkang agar mudah pecah.
6. Persiapan proses pengempaan dengan melunakkan buah dan melepaskan mesocarp dari nut.
Pada proses perebusan dikenal tiga sistem, yaitu single peak , double peak ,dan triple peak. Yang biasanya digunakan adalah sistem tiga puncak (triple peak), karena paling sempurna dengan tekanan puncak pertama 1,5 kg/cm², puncak kedua 2kg/cm², dan puncak ketiga 2,8-3kg/cm². (Pontent Naibaho, 1996).
B. Vertical Sterilizer
Di PT. Nauli sawit memiliki Dua unit Vertical Sterilizier yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1).Kapasitas 25 Ton TBS/unit 2).Safety Valves satu (1) unit
3).Operating pressure 3,0-3,5 kg/cm2 4.)Operation temperature 120-135°C
Sistem perebusan untuk Vertical Sterilizier ada 2 puncak (double peak),yaitu: 1) Persiapan Perebusan
Sistem perebusannya sama dengan Ball Sterilizier hanya saja waktu perebusannya yang berbeda, dimana Setelah persiapan rebusan selama 10 menit lakukan dearasi dengan membuka inlet steam selama 2 menit ,setelah itu buka condensate.
2) Puncak Pertama
Pada puncak I (satu) Kran pemasukan uap (inlet steam) dibuka selama 8 menit untuk mencapai tekanan 1,5 kg/cm2. kemudian inlet steam ditutup dan buka condensate hingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2.
Waktu yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan dari 1,5 kg/cm2 menjadi 0 kg/cm2 adalah 3 menit, kemudian kran-kran ditutup kembali.
3) Puncak Dua
Pada puncak II (dua) waktu untuk mencapai puncak dua (tekanan 3,2 -3,4 kg/cm2) adalah 13menit. Selama Puncak dua dilakukan penahanan selama 22 menit, selama masa penahanan (holding time) lakukan pembukaan condensat selama 10 detik sebanyak dua kali (kejutan). selesai masa tahan inlet steam ditutup sedangkan condensat dibuka selama 8 menit sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. setelah tekanan dalam perebusan turun hingga 0 kg/cm2 dan air
kondensat terkuras habis pintu pengeluaran dapat dibuka dan dengan bantuan conveyor tandan buah rebus dikeluarkan untuk diproses selanjutnya. Waktu yang dipergunakan untuk membuka pintu dan mengeluarkan tandan buah rebus adalah 15 menit. (Sumber: Evan Efendi ,2011)
Gambar 1. Vertical Sterilizer
Tabel 2.1 tahapan-tahapan proses untuk vertical sterilizier.
Step Duration Inlet exhaust condensate By pass
1. 02.00 √ _ √ _ 2. 08.00 √ _ _ _ 3. 03.00 _ _ √ _ 4. 13.00 √ _ _ _ 5. 10.00 √ _ _ _ 6. 00.10 √ _ √ _ 7. 05.00 √ _ _ _ 8. 00.10 √ _ √ _ 9. 07.00 √ _ _ _ 10. 08.00 _ _ √ _
C. Tipper Ball Sterilizier
PT. Nauli Sawit memiliki Dua unit Tipper Ball Sterilizier untuk perebusan TBS yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1) Type pintu : Auto clutch door diameter 1250 mm
Lengkap dengan hydraulic operation untuk buka kunci dan tutup pintu.
2)Ukuran diameter : Diameter 4500 mm.
3)Volume isi : 47 m3
4) Kapasitas TBS : 25 Tons
5) Operating Pressure : 3,0-3,5 kg/cm2 6) Operation Temperature : 120°C-135°C
7) Unit penggerak : Hydraulic motor 30 Kw
8) Perlengkapan : Satu (1) set rotary joint valve padaKedua sisi bejana untuk pengaturan Steam dan kondensat.: Satu (1) PLC programmer lengkap dengan limit switch untuk pengaturan Buka tutup valves serta perebusan FFB untuk 4 unit sterilizier Pada perebusan Tipper Ball Sterilizier menggunakan systemdouble peak.
Pada peak I : 1,5 kg/cm2 dan peak II : 3,2-3,5 kg/cm2. Lama perebusan untuk Ball Sterilizier 80-90 menit dengan 1 siklus rebusan ± 130 menit.
Sistem perebusan untuk Tipper Ball Sterilizier ada 2 puncak (Double Peak) yaitu:
1) Persiapan Perebusan
Setelah FFB (Fresh Fruit Bunch) dimasukkan kedalam rebusan melalui fresh bunch distribusi conveyor (model Scrapper), pintu rebusan ditutup, pembuangan kondensat, pengeluaran uap bekas (out let steam), dan pembuangan udara ditutup. Lamanya pengisian FFB (Fresh Fruit Bunch) dan penutupan pintu adalah 10 menit. Kemudian lakukan dearasi selama 2 menit dengan membuka pemasukan uap (in let), setelah itu buka exhaust dan bypass.
2) Puncak Pertama.
Kran pemasukan uap (inlet steam) dibuka selama 14 menit untuk mencapai tekanan 1,5 kg/cm2. kemudian inlet steam ditutup sedangkan exhaust dan bypass dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2.
Waktu yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan dari 1,5 kg/cm2 menjadi 0 kg/cm2 adalah 2 menit, kemudian kran-kran ditutup kembali.
3) Puncak Dua.
Operasionalnya sama dengan puncak satu, kran inlet steam dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,2 -3,5 kg/cm2. waktu untuk mencapai puncak dua (tekanan 3,2 -3,5 kg/cm2) adalah 12 menit. Puncak dua ini ditahan selama 48 menit, selama masa penahanan (holding time) lakukan pembukaan bypass selama 20 detik sebanyak tiga kali (kejutan) bertujuan agar uap yang masuk dapat menembus buah dalam TBS.
Selesai masa tahan inlet steam ditutup sedangkan bypass dibuka selama 3 menit kemudian buka exhaust dan bypass selama 7 menit sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm2.lakukan
pembukaan exhaust dan bypass sehingga tekanan turun 0 kg/cm2. Setelah tekanan dalam perebusan turun hingga 0 kg/cm2 dan air kondensat terkuras habis pintu pengeluaran dapat dibuka dan tandan buah rebus dikeluarkan untuk diproses selanjutnya. Waktu yang dipergunakan untuk membuka pintu dan mengeluarkan tandan buah rebus adalah 20 menit ( Dewi Shinta. 2011).
(sumber : Dok. Pribadi. 2013)
Tabel 2.2. Tahapan – tahapan proses perebusan Tipper Ball Sterilizer
Step Duration Inlet exhaust condensate By pass
1. 02.00 √ √ _ √ 2. 14.00 √ _ _ _ 3. 02.00 _ √ _ √ 4. 12.00 √ _ _ _ 5. 14.00 √ _ _ _ 6. 00.20 √ _ _ √ 7. 14.00 √ _ _ _ 8. 00.20 √ _ _ √ 9. 12.00 √ _ _ _ 10. 00.20 √ _ _ √ 11. 08.00 √ _ _ _ 12. 03.00 _ _ _ √ 13. 07.00 _ √ _ √
D.Kelemahan dan Kelebihan Vertikal Sterilizier dan Ball Sterilizier
Adapun kelebihan Vertical Sterilizier dan Ball Sterilizer antara lain sebagai berikut: 1. Pengoperasian lebih mudah dan praktis.
2. Tidak banyak memakai tempat.
3. Penghematan jumlah kebutuhan tenaga.
4. Waktu pengoperasian yang diperlukan hanya sedikit.
Sedangkan kelemahan dari Vertical sterilizier dan Ball sterilizier antara lain: 1. Membutuhkan ruangan yang cukup tinggi.
2. Menggunakan FFB Fresh Conveyor dalam pemasukan buah ke rebusan sehingga mengalami tingkat kelukaan yang tinggi sebagai salah satu penyebab kenaikan asam lemak bebas yang tinggi.
3. Vertical sterilizer memiliki tingkat loses yang lebih tinggi akibat penumpukan tandan secara tinggi.
4. Buah bersinggungan langsung dengan dinding sehingga dapat menyebabkan bejana menjadi korosi.
5. Pembuangan air kondensat pada Ball sterilizier tidak secara gravitasi sehingga pembuangan air kondensat kurang sempurna.
6. Masih banyak terdapat buah yang tidak matang sehingga tidak terpipil pada thresher akibat pembuangan kondensat tidak sempurna pada ball sterilizer.
(sumber: Dewi Shinta. 2011)
E. Kehilangan Bahan Baku Prosses (losses)
Rendemen dengan kehilangan (kehilangan) punya hubungan yang sangat erat, sehinggamenimbulkan kesan bahwa bila losses rendah maka rendemen akan tinggi, begitu pula sebaliknya.
Sebenarnya ada beberapa kehilangan (losses) yang terdapat pada prosses pengolahan dipabrik kelapa sawit , yaitu :
1. Losses minyak CPO dan losses inti 2. Losses kapasitas dan waktu
3. Losses daya panas
4. Losses penggunaan bahan utilitas pendukung , dan 5. Losses tenaga kerja
Meskipun ada sedemikian banyaknya kehilangan minyak yang terdapat diPKS namun senantiasa yang diamati hanyalah kehilangan minyak(Losses) CPO dan inti saja. Apabila kita tinjau ulang dari pengertian losses dengan kehilangan yang terjadi selama prosses pengolahan.
Kehilangan (losses) ini ada yang masih dapat dikutip kembali dan dianalisa persentasenya serta ada yang tidak dapat dikembalikan dan dianalisa persentase kehilangannya. Dibawah ini terdapat beberapa jenis losses yaitu :
Losses wajar
Losses wajar adalah kehilangan yang terjadi karena pengutipan minyak dan inti tidak mungkin dapat dilakukan 100% terkutip secara sempurna, tentunya ada efisiensi pengutipan yang telah ditetapkan.
Losses tidak wajar
Losses tidak wajar adalah kehilangan yang terjadi disebabkan terjadinya sesuatu yang kurang tepat dalam prosses pengolahan. Baik itu sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja.
Losses liar
Losses liar adalah kehilangan yang tidak dikenal didalam daftar losses tetapi kehilangan ini sering terjadi dan merupakan losses yang tidak dapat diperkirakan.
Losses jinak
Losses jinak adalah kehilangan yang sudah dikenal dan diketahui dan biasanya dapat dikendalikan, yaitu losses yang sudah dikenal dan terdaftar didalam daftar laporan laboratorium dipabrik kelapa sawit.
Losses insidentil
Losses insidentil adalah kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba pada saat proses pengolahan berjalan dan losses tidak berlangsung terus menerus.
Pada umumnya hampir semua losses dapat dikendalikan, terutama yang terdaftar laporan jurnal laboratorium dalam pengolahan PKS. Dalam kenyataan dilapangan pengendalian dan minimalisasi terjadinya losses ini dapat dilakukan dengan perbaikan kinerja proses pengolahan di PKS yang berkesinambungan dapat dilakukan dengan mencari , menemukan, dan menerapkan sistem kerja prosses yang sesuai dengan kondisi PKS tersebut, sehingga akan diperoleh losses yang paling rendah, bahkan jauh lebih rendah dari normayang ditetapkan oleh pihak PKS tersebut, sehingga terciptalah suatu pengendalian dan minimalisasi losses yang efektif dan efisien (sumber: H.Ir.Surya Dharma,2007).