• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE LISTEN AND DO UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LISTENING DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE LISTEN AND DO UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LISTENING DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

METODE LISTEN AND DO UNTUK

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LISTENING DI

SEKOLAH DASAR

Hanifah Jullyana, Charlotte Ambat Harun

1

, Robandi Roni M. A

1 Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia,

hanijullyana@yahoo.com

Abstract: This research of behaviour class conducted to improve the

listening ability of primary school students by using the “listen and do” method. The reason of why researchers chose this method is motivated by the problems which found when she did observations at SDN Ujungberung 2 in learning English, the main issue of listening is there is no proper lesson of listening skills to students. The teacher simply asked students to do a task in guidebooks without any explanation in advance. The process of learning English is look like not interesting, because the teacher only ask for answering the question on the book and not using english in the teaching english. Beside that, the students are not accustomed to listening the explanations or instructions from teachers. Sometimes teachers use English only with translating techniques. This research was also conducted to obtain how the learning process going by using a method “listen and do” and also get the information of result from students learning process for listening by using “listen & do” method. This research of class behaviour is use method Class Action Research (PTK) John Elliot, which consists of three cycles each cycle consisting of three acts, so on the whole research carried out nine actions. Each cycle has a different theme in each lesson. Each cycle action done by different learning techniques but is still included in the method technique “listen and do”. In the first action will use “listen & match” technique. In the second action will use “listen & colour” and the third action will use “listen & draw” technique. During the research, researchers can conclude that the learning process of listening by using “listen and do” is increase, we can see from the learning process which conducted over nine action’s students gradually getting used to the learning activities which been done by the researcher. The result of student’s learning process also significanly increase, the average value of the evaluation from students in the first cycle 42.58, 63.87 second cycle, and the third cycle 75.59. Thus, the method of “listen and do” can improve the process & result of listening’s in primary schools.

Keywords: English learning, listening, TPR, listen and do

Pelajaran bahasa Inggris sangat penting bagi peserta didik, dan pembelajaran bahasa Inggris harus dikenalkan pada peserta didik sedini

mungkin, agar pada usia dewasa peserta didik dapat mengikuti perkembangan dunia internasioanl.

(2)

 

Oleh karena itu perlu diperhatikan mengenai proses pembelajaran bahasa Inggris sebaik mungkin, agar tujuan yang telah ditetapkan berhasil diraih oleh peserta didik. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Faktor yang mempengaruhi kondisi pembelajaran bahasa Inggris yaitu seperti metode mengajar yang dilakukan guru.

Metode mengajar dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar harus disesuaikan dengan proses perkembangan peserta didik di usia sekolah dasar. Peneliti mengambil metode listen and do dikarenakan keadaan di lapangan yaitu di SDN Ujungberung 2 di kelas III yang masih menggunakan metode konvensional, sangat membosankan yang mengakibatkan kurangnya semangat yang dimunculkan oleh peserta didik.

Peserta didik dalam kemampuan listening sangat kurang, dimana listening sebagai kemampuan dasar dalam berbahasa Inggris, yang berakibat pada hasil belajar yang kurang memuaskan.

Maka dari itu, peneliti menggunakan pendekatan TPR (Total Physical Response) dengan metode listen and do untuk mengemas pembelajaran listening agar peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan listening peserta didik. Karena pada hakikatnya listening dapat dikatakan sebagai dasar pondasi bagi keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya (Linse, 2005, hlm. 24).

(Newton dan Nation, 2009, hlm. 37) menyatakan bahwa “listening is the natural precursor to speaking; the early stages of language development in a person’s first language (and in naturalistic acquistion of other

languages) are dipendent on listening”. Dengan kata lain, listening adalah langkah awal dari semua kemampuan berbahasa pada seorang individu sebelum mereka melanjutkan pada tahap speaking dan pada tahap keterampilan berbahasa yang lebih tinggi lagi yaitu reading maupun writing nantinya.

Listening disebut juga kegiatan menyimak yaitu merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan peserta didik untuk memahami isi simakan berupa pesan, informasi dan lain sebagainya (Abidin, 2012). Tidak ada cara lain untuk memperoleh bahasa kedua selain listening sebagaimana yang dikatakan Gass (Newton dan Nation, 2009, hlm. 37) “No model of second language acquisition does not avail itself of input in trying to explain how learners create second language grammars”, jadi dengan demikian listening merupakan hal pertama yang paling penting bagi peserta didik untuk menerima bahasa kedua, sehingga peserta didik pada akhirnya dapat membuat tata bahasa baru.

Maka dari itu, penting sekali proses listening sebagai dasar keterampilan berbahasa yang lainnya. Penggunaan pedekatan TPR dengan metode listen and do dapat menyenangkan bagi peserta didik karena peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian sebelumnya bahwa penggunaan pendekatan TPR dengan metode listen and do tersebut menghasilkan peningkatan hasil belajar peserta didik yang lebih baik (Resti Yustiani, 2013; Anisha Nurwulan, 2011). Penelitian yang lain juga menyebutkan bahwa penggunaan pendekatan TPR metode listen and do dapat menghasilkan kemampuan listening yang lebih baik, dmana

(3)

peserta didik merespon dengan cara memberi warna dengan tepat sesuai dengan instruksi yang diberikan.

Pembelajaran listen and do dilakukan dengan cara guru memberikan instruksi-instruksi dan peserta didik merespon akan instruksi tersebut dengan melakukan sebuah kegiatan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. Listen and do merupakan dasar pengajaran dengan menuakan pendekatan TPR.

Sejalan dengan hal tersebut Asher, Kusudo dan de la Torre (Newton dan Nation, 2009, hlm. 29) menyatakan bahwa “Listen and do activities are used in most classrooms and are the basis of Total Physical Response language teaching”, yang berarti bahwa listen and do merupakan kegiatan pembelajaran yang sering digunakan dalam kelas, dan listen and do merupakan dasar dari pembelajaran TPR dalam pengajaran bahasa baru bagi peserta didik.

Pada penelitian ini, bahasa baru yang dimiliki oleh peserta didik adalah hasil belajar, karena hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan listening peserta didik. Hasil belajar memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan tersebut Djamarah dan Zain (2002) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan usaha tertentu dan setelah mengikuti proses belajar mengajar.

METODE

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Elliot (dalam McNiff, Lomax dan Whitehead, 2002) menyatakan bahwa PTK adalah

tentang latihan pengembangan pengetahuan bukan sekedar pembentukkan pengetahuan.

Metode PTK dikenal juga dengan istilah action research, yang memiliki arti bahwa penelitian tindakan adalah suatu proses sistematis dari refleksi dan tindakan yang dilakukan oleh individu tentang praktek profesi mereka sendiri, Frost (dalam Costello, 2011).

Rochman Natawidjaya (dalam Muslich, 2009, hlm. 9) mengemukakan “PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu”.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model John Elliot. Alasan peneliti menggunakan model Elliot karena materi ajar yang akan diberikan kepada siswa begitu kompleks sehingga materi tidak dapat diberikan langsung secara keseluruhan dikarenakan keterbatasan waktu. Sehingga dalam pelaksanaannya harus melakukan beberapa siklus yang terdiri dari tiga tindakan, dan model yang dikemukakan oleh Elliot lah yang cocok diterapkan dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

Penggunaan metode PTK dalam penelitian memiliki beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Setiap siklus pada tindakan I menggunakan teknik listen and match, tindakan II menggunakan teknik liten and colour, dan pada tindakan III menggunakan teknik listen and draw.

Sampel pada penelitian tindakan ini adalah kelas III SDN Ujungberung 2 tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa di kelas tersebut adalah 34 siswa

(4)

  yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan

25 siswa perempuan. Pemilihan partisipan pada penelitian harus dapat menjawab kebutuhan penelitian. Seperti yang dinyatakan Creswell (2012) bahwa pemilihan partisipan dalam penelitian yakni harus memilih partisipan dan tempat yang paling baik untuk dapat membantu peneliti memahami secara detail fenomena yang terjadi. Partisipan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna serta membantu peneliti mempelajari fenomena yang terjadi.

Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumen, dan menggunakan audio visual (Creswell, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa 1) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), 2) lembar observasi baik kegiatan guru maupun siswa, 3) lembar panduan wawancara, 4) catatan lapangan, 5) LKS, 6) Evaluasi, 7) foto. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan peserta didik, wawancara, evaluasi, dokumentasi dan membuat catatan lapangan.

Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Menurut Creswell (2007), analisis data kualitatif memerlukan pemahaman yang baik dalam memahami teks dan gambar. Hal tersebut diperlukan agar peneliti dapat membentuk jawaban atas pertanyaan penelitian yang sudah dibuat.

Data-data yang diperoleh melalui kegiatan pengisian LKS, wawancara dengan peserta didik, catatan lapangan, hasil evaluasi, observasi kegiatan peserta didik dan guru maupun semua temuan-temuan yang didapat ketika pelaksanaan penelitian dalam kegiatan

pembelajaran listening, dikumpulkan lalu disusun, dicari rata-rata dan dideskripsikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus 1

Materi pembelajaran pada tindakan 1 mengenalkan 5 vocabulary mengenai tema colours, yang terdiri dari blue, red, green, black, dan yellow. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening meggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and match.

Materi pembelajaran pada tindakan 2 mengenalkan 5 vocabulary mengenai tema colours, yang terdiri dari orange, grey, purple, pink, dan brown. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening meggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and colour.

Materi pembelajaran pada tindakan 3 mengenalkan 10 vocabulary gabungan dari tindakan 1 dan 2, tema colours, yang terdiri dari blue, red, green, black, yellow, orange, grey, purple, pink, dan brown. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening meggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and draw.

Temuan yan terdapat di siklus 1 yaitu banyak peserta didik yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan, dan masih banyak yang kebingungan mengenai instruksi - instruksi dalam bahasa Inggris. Dari observer pun menyarankan dalam mengajar sebaiknya tidak terlalu cepat, agar siswa lebih paham lagi maksud yang diucapkan peneliti.

Berdasarkan lembar wawancara, siswa senang mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dengan metode listen and do, dengan teknik listen and match, listen and colour, dan listen and

(5)

draw. Akan tetapi ada siswa merasa sulit pada saat mengerjakan tugas, dikarenakan instruksi atau soal yang diberikan kurang jelas, untuk itu peneliti mengubahnya dengan cara memperjelas suara agar pronunciation terdengar dengan jelas dan baik, namun ada juga siswa yang menjawab jika tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan.

Hasil belajar listening peserta didik masih belum terlihat secara optimal hal ini ditandai dengan nilai rata-rata penilaian hasil belajar listening yang mencapai rata-rata 42,58. Karena masih banyak peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKm bahkan ada yang mendapat nilai nol. Nilai rata-rata ini masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SDN Ujungberung 2 yang memiliki KKM untuk bahasa Inggris 65.

Siklus 2

Materi pembelajaran pada tindakan 1 mengenalkan 6 vocabulary dengan tema things in the classroom, yang terdiri dari a blackboard, a whiteboard, a door, a window, a clock, dan a desk. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening menggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and match.

Materi pembelajaran pada tindakan 2 mengenalkan 6 vocabulary dengan tema things in the classroom, yang terdiri dari a table, a chair, a book, a bag, a pencil, dan a ruler. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening menggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and colour.

Materi pembelajaran pada tindakan 3 mengenalkan 12 vocabulary gabungan dari tindakan 1 dan 2, tema things in the classroom, yang terdiri dari a blackboard, a whiteboard, a door, a window, a clock, a desk, a

table, a chair, a book, a bag, a pencil, dan a ruler. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening meggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and draw.

Temuan yang terdapat pada siklus 2 ini adalah peserta didik masih sering gaduh di dalam kelas, dan masih ada yang kesulitan atas instruksi yang diberikan guru, dan kondisi fisik peserta didik yang lesu dan capai pun mempengaruhi kualitas belajar mereka. Untuk itu peneliti membuat pembelajaran yang lebih menyenangkan di siklus selanjutnya.

Pada siklus 2 hasil belajar listening peserta didik ada peningkatan sebesar 21,29 dari siklus pertama, yang mana rata-rata pada siklus 2 ini adalah 63,87 akan tetapi hal ini masih belum menunjukkan hasil yang maksimal. Karena peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM masih banyak.

Siklus 3

Materi pembelajaran pada tindakan 1 mengenalkan 6 vocabulary dengan tema things in the house, dengan sub tema things in the living room yang terdiri dari a sofa, a radio, a television, a vase, a table, dan a lamp. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening menggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and match.

Materi pembelajaran pada tindakan 2 mengenalkan 6 vocabulary dengan tema things in the classroom, dan sub tema things in the bedroom yang terdiri dari a bed, a bolster, a pillow, a clock, a fan, dan a wardrobe. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening menggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and colour.

Materi pembelajaran pada tindakan 3 mengenalkan 12 vocabulary gabungan dari tindakan 1 dan 2, tema

(6)

  things in the classroom, yang terdiri

dari a sofa, a radio, a television, a vase, a table, a lamp, a bed, a bolster, a pillow, a clock, a fan, dan a wardrobe. Pembelajaran difokuskan pada keterampilan listening menggunakan metode listen and do, dengan teknik listen and draw.

Pada siklus 3 hasil belajar listening peserta didik mengalami peningkatan dan pada akhirnya rata-rata menunjukkan di atas KKM, yakni 75.59, dikarenakan peserta didik yang mencapat nilai di bawah KKm hanya 8 orang.

Berikut grafik perbandingan hasil belajar per siklus:

42,58 63,87 75,59 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 1

Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, dan III

Pada siklus I rata-rata nilai siswa adalah 42,58, pada siklus II adalah 63,87, dan pada siklus III memiliki nilai rata-rata adalah 75,59. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan kata pengantar dan segala instruksi yang diberikan peneliti selama proses pembelajaran. Walaupun siswa belum sepenuhnya mengerti dengan jelas tiap instruksi yang diberikan peneliti, akan tetapi sedikitnya siswa sudah dapat memahami apa yang dibicarakan oleh peneliti, karena siswa selalu dibiasakan dan mulai terbiasa dengan bahasa Inggris.

Penilaian hasil belajar yang didapati oleh siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 26 siswa dengan persentase 76%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran listening dengan menggunakan metode listen and do dapat dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode listen and do dalam pembelajaran listening di sekolah dasar pada kelas III SDN Ujungberung 2 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran listening dengan menggunakan metode listen and do, dapat meningkatkan proses pembelajaran bahasa Inggris terutama dalam listening siswa kelas III SDN Ujungberung 2. Dimana pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Dimana siklus pertama masih banyak peserta didik yang masih kebingungan dalam memahami instruksi-instruksi dalam bahasa Inggris. Kelas kurang kondusif dan banyak peserta didik yang mengobrol. Kejadian di siklus pertama tidak jauh berbeda dengan yang ada di siklus 2 yang mana pada siklus 2 para peserta didik kelelahan dan lesu secara fisik, dan membuat gaduh di kelas yang mengakibatkan kelas tidak kondusif. Pada siklus 3 mengalami peningkatan, hal tersebut dikarenakan peserta didik sudah mulai terbiasa dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru, hal tersebut ditunjang dengan pembelajaran yang dapat membuat peserta didik semangat dan merasa senang dalam belajar bahasa Inggris, dan juga teknik-teknik yang terdapat

(7)

dalam metode listen and do ini dapat membuat peserta didik lebih mudah untuk memahami instruksi dan meresponnya dengan sebuah tindakan.

2. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran listening menggunakan metode listen and do, mengalami peningkatan yang signifikan dalam setiap siklus. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 42,58, siklus II 63,87 dan siklus III 75,59. Dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus, maka dapat dikatakan dengan menggunakan metode listen and do di kelas III SDN Ujungberung 2 dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran listening.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012). Pendidikan Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Costello, M., J., P. (2011). Effective Action Research: Developing Refl ective Thinking and Practice. (edisi kedua). New York: Continuum International Publishing Group.

Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches. United Kingdom: Sage Publication, Ltd.

Creswell, J. W. (2012). Educational research: Planning, conducting and evaluating quantitative and qualitative research. USA: Pearson Education, Inc.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Linse, C. (2004). On Their Best Behaviour. Teaching English Professional. Issue 32, 23-25.

McNiff, J., Lomax, P., dan Whitehead, J. (2002). You and Your Action Research Project. New York: Routledge Falmer.

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah: Classroom Action Research. Jakarta: Bumi Aksara. Newton, J dan Nation, P. S. I. (2009).

Teaching ESL/EFL Listening and Speaking. New York: Routledge. Nurwulan, A. (2011) Total Physical

Response Method dalam Pembelajaran Listening di Kelas III Sekolah Dasar (Skripsi). PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru, Bandung.

Yustiani, R. (2013). Listen and Draw dalam Pembelajaran Listening di Kelas IV Sekolah Dasar (Skripsi). PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan data tersebut membuktikan bahwa mengalami peningkatan dari sebelum tindakan , siklus I dan siklus II dengan penerapan metode simulasi role play dan telah mencapai

Hal-hal yang ditemukan dalam pelaksanaan siklus I sebagai berikut: sebagian peserta didik mulai tertarik dan aktif mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

Hal ini dapat dilihat dalam IPKG I (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) dari siklus I memperoleh skor rata-rata 3,35 mengalami peningkatan yaitu pada siklus II

Hal ini tampak pula dari hasil pengamatan peneliti selama kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung, peserta didik selain mulai berani bertanya, mereka juga mulai berani

Hal ini dikarenakan pada siklus I sudah diterapkan metode Think Pair Share (TPS) yang dapat mengembang- kan keterampilan mengomunikasikan, se- hingga peningkatan yang

Pembelajaran tentang penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama pada siklus II sudah berjalan dengan baik. Pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran

menciptakan situasi kelas yang lebih kondusif, guru memberikan aturan yang tegas. Guru juga memberikan reward kepada siswa yang aktif agar siswa termotivasi untuk

Kemudian dalam aktivitas keberanian anak saat menceritakan kembali isi cerita juga mengalami peningkatan dikarenakan dengan pemberian motivasi dan pujian kepada anak