• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENERBITAN SURAT PERINTAH PENYIDIKAN (SPRINDIK) BERULANGKALI DALAM KASUS LA NYALLA MATTALITTI DALAM PERSPEKTIF ASAS KEPASTIAN HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENERBITAN SURAT PERINTAH PENYIDIKAN (SPRINDIK) BERULANGKALI DALAM KASUS LA NYALLA MATTALITTI DALAM PERSPEKTIF ASAS KEPASTIAN HUKUM ISLAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

67

BAB IV

PENERBITAN SURAT PERINTAH PENYIDIKAN (SPRINDIK) BERULANGKALI DALAM KASUS LA NYALLA MATTALITTI DALAM PERSPEKTIF ASAS

KEPASTIAN HUKUM ISLAM

A. Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) berulang kali dalam kasus La Nyalla

Mattalitti

Asas kepastian hukum adalah suatu jaminan bahwa suatu hukum harus

dijalankan dengan cara yang baik atau tepat. Kepastian pada intinya merupakan

tujuan utama dari hukum. Jika hukum tidak ada kepastian maka hukum akan

kehilafan jati diri serta maknanya. Jika hukum tidak memiliki jati diri maka

hukum tidak lagi digunakan sebagai pedoman perilaku setiap orang.

Dalam asas kepastian hukum, tidak boleh ada hukum yang saling

bertentangan, hukum harus dibuat dengan rumusan yang bisa dimengerti oleh

masyarakat umum. Pengertian asas kepastian hukum juga terkait dengan

adanya peraturan dan pelaksanaannya. Kepastian hukum akan mengarahkan

masyarakat untuk bersikap positif pada hukum negara yang telah ditentukan. 1

Berawal dari penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi

penyalahgunaan bantuan dana hibah yan diterima kamar dagang dan industri

jawa timur (KADIN JATIM) dari pemprov jawa timur. Tersangka Diar kusuma

putra dan tersangka Nelson sembiring dengan dasar surat perintah penyidikan

kepala kejaksaan tinggi jawa timur NO.PRINT -163/0.5/Fd.1/02/2015 tanggal

1 Asas Kepastian Hukum. http://pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-asas-kepastian-hukum.

(2)

68

17 februari 2015 dan surat perintah penyidikan NO.PRINT

-164/0.5/Fd.1/02/2015 tanggal 17 februari 2015.

Dari hasil penyidikan perkara dimaksud, diperoleh alat bukti sehinga

terhadap Diar kusuma putra dan Nelson sembiring telah diminta pertanggung

jawabannya secara pidana di muka persidangan dan berdasarkan putusan

pengadilan negeri tindak pidana korupsi nomor: 125/pid.sus/TPK/2015/PN.Sby

tanggal 18 desember 2015 dan nomor:126/pid.sus/TPK/2015/PN.Sby tanggal 18

desember 2015 menyatakan terdakwa Diar kusuma putra dan terdakwa Nelson

sembiring yang bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan dijatuhkan

pidana penjara masing-masing 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan penjara untuk

terdakwa Diar kusuma putra dan 5 (lima) tahun 8 (delapan) bulan penjara untuk

terdakwa Nelson sembiring serta keduanya mengganti kerugian keuangan

negara keseluruhannya sebesar Rp. 26.654.556.219,- (dua puluh enam miliar

enam ratus limah puluh empat juta lima ratus lima puluh enam ribu dua ratus

sembilan belas rupiah).

Didalam perkembangan perkara dalam penyidikan dan penuntutan Diar

kusuma putra dan Nelson sembiring di peroleh fakta antara lain:

1. Tahap pennyidikan

a. Berdasarkan keterangan dan dokumen cek atau giro

diketahui bahwa yang bersangkutan selaku ketua

umum KADIN JATIM mempunyai otoritas tanda

(3)

69

b. Bahwa untuk pencairan dana baik cek atau giro yang

bertanda tangan adalah ketua umum KADIN JATIM,

Diar kusuma putra dan Junaedi torino, namun

meskipun hanya ditandatangani oleh dua orang, cek

atau giro sudah bisa dicairkan berdasarkan bukti

dokumen.

c. Bahwa berdasarkan uraian diatas,dalam perkara

enyalahgunaan dana hibah KADIN JATIM ini

pengelolaan keuangan dilakukan oleh Diar kusuma

putra dan Nelson sembiring yang telah ditetapkan

sebagai tersangka sehingga terhadap yang

bersangkutan dikenakan pasal tentang penyertaan

(PASAL 55ayat (1) ke 1,2 KUHAP).

d. Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari

keterangan saksi-saksi, keterangan tersangka

dikuatkan dengan barang bukti serta dihubungkan

dengan perbuatan formil dan materil yang dilakukan

oleh Diar kusuma putra dan Nelson sembiring dan La

nyalla mattaliti selaku pihak penerima dana hibah

maka tim jaksa penyidik berpendapat bahwa dalam

perkara dana hibah Kadin Jatim tahun 2011 sampai

(4)

70

2. Tahap penuntutan:

1) Dalam persidangan terdakwa Diar kusuma putra dan

Nelson sembiring diperoleh fakta yakni saksi dari pihak

pemprov jatim menerangkan dan membenarkan adanya

pengajuan proposal, RAB bantuan dana hibah Kadin

Jatim yang ditanda tangani oleh La nyalla mattaliti.

2) Naskah perjanjian hibah daerah yang ditanda tangani oleh

La nyalla mattaliti.

3) Surat pernyataan tanggung jawab mutlak sebagai

penerima dana hibah dari pemprov jatim yang

ditandatangani oleh La nyalla mattaliti.

4) Berdasarkan keterangan La nyalla mattaliti menerangkan

bahwa, terkait dengan laporan pertanggung jawaban

kegiatan dana hibah Kadin Jatim, saksi selalu tanyakan

kepada Diar kusuma putra dan Nelson sembiring.

5) Bahwa untuk mengetahui peran dari La nyalla mattaliti

sehubungan dengan pengelolaan dana hibah Kadin Jatim

yang tidak sesuai peruntukannya yang dilakukan oleh

terdakwa Diar kusuma putra dan terdakwa Nelson

sembiring diperlukannya adanya alat bukti lain yang

mendukung, baik itu keterangan saksi, ahli,

(5)

71

tegas menerangkan perbuatan aktif atau unsur niat

kesengajaan La nyalla mattaliti sebagai keturutsertaan

yang bersangkutan dalam mengelola dana hibah yang

tidak sebagaiman mestinya.

1. Kenapa Kejati Jatim sampai mengeluarkan Sprindik berulangkali?

Berawal dari penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi

penyalahgunaan bantuan dana hibah yang diterima kamar dagang dan industri

jawa timur (Kadin Jatim) dari pemprov jawa timur, tersangka Diar kusuma

putra dan tersangka Nelson sembiring dengan dasarsurat perintah penyidikan

kepala kejaksaan tinggi jawa timur No: Print-163/0.5/Fd.1/02/2015 tanggal 17

februari 2015 ditemukan perbuataan aktif atau unsur niat kesengajaan La nyalla

mattaliti sebagai bentuk keturutsertaan yang bersangkutan dalam mengelola

dana hibah yang tidak sebagaimana mestinya.

Berdasarkan hal tersebut Kejati Jatim mengeluarkan surat perintah

penyelidikan kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur No:

Print-1470/0.5/fd.1/12/2015, tanggal 30 desember dengan kesimpulan hasil

penyelidikan yakni:

- Bahwa tim jaksa penyelidik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur berkesimpulan

bahwa terhadap dugaan penyalahgunaan pengelolaan dana hibah pada

kamar dagang dan industri provinsi jawa timur tahun 2011 sampai dengan

2014 terdapat peristiwa perbuatan melanggar hukum dan dapat

(6)

72

- Bahwa pada tahun 2011 sampai dengan 2014 Kadin Jatim memperoleh dana

hibah dari pemerintah propinsi jawa timur, yang berdasarkan proposal dan

RAB dipergunakan untuk kegiatan akselerasi perdagangan antar pulau,

UMKM dan BDC, dengan jumlah total keseluruhan selama empat tahun

sejumlah Rp. 48.000.000.000,-.

- Bahwa pada tahun 2012 Kadin Jatim mendapatkan bantuan dana hibah

sebesar Rp. 10.000.000.000,- dimana berdasarkan data print out rekening

Kadin Jatim di bank Jatim No.0011227295 dilakukan penarikan dana

beberapa kali dengan menggunakan cek yang ditandatangani bersama La

nyalla mattaliti dan Diar kusuma putra.

- Kemudia ditemukan fakta bahwa tanggal 6 juli 2012 diterbitkan GIRO No.

BG 069407 senilai Rp. 5.359.479.150.- yang ditandatangani oleh Diar

kusuma putra dan La nyalla mattaliti, kemudian dana tersebut dicairkan dan

di tranfer ke rekening bank jatim La nyalla mattaliti dengan No.

0017323792.

- Kemudian pada tanggal 11 juli 2012 melakukan pembelian IPO Bank Jatim

dengan menggunakan rekening No. 0017323792 atas nama La Nyalla

mattaliti, dimana hasil pembelian IPO Bank Jatim diduga ada keuntungan

yang telah dinikmati.

- Sehingga penggunaan dana hibah dari pemerintah propinsi jawa timur yang

diberikan kepada Kadin Jatim pada tahun 2012 sebesar Rp. 10.000.000,-

(7)

73

kegiatan Kadin Jatim sebagaimana NPHD, proposal, dan RAB yang telah

disetujui, namun digunakan untuk mendapat keuntungan diri sendiri, orang

lain atau suatu korporasi sehingga diduga dapat merugikan keuangan negara

atau perekonomian negara.

Berdasarkan penyelidikan tersebut Kejati Jatim mengeluarkan surat

perintah penyidikan (umum tipikor) kepala kejaksan tinggi jawa timur No:

Print 86/0.5/Fd.1/01/2016 tanggal 27 januari 2016 dan surat perintah

penyidikan (umum tindak pidana pencucian uang) kepala kejaksaan tinggi jawa

timur dengan No. Print-120/0.5/Fd.1/02/2016 tanggal 15 februari 2016.

Didalam proses ini, penyidik belum menetapkan tersangka, dalam

perkembangannya terpidana Diar kusuma putra mengajukan permohona

praperadilan di pengadilan negeri surabaya pada tanggal 19 februari 2016

dengan register perkara No:11/PRAPER/PN.SBY/2016.

Pada tanggal 7 maret 2016 pembacaan putusan pada pokoknya

menyatakan surat perintah penyidik kepala kejaksaan tinggi jawa timur No:

86/0.5/Fd.1/01/2016 tanggal 27 januari 2016 terkait perkara tindak pidana

korupsi penyimpangan dana hibah untuk pembelian initial public offering (IPO)

bank jatim pada kamar dagang dan industri provinsi jawa timur tahun 2012 dan

surat perintah penyidikan kepala kejaksan tinggi jawa timur No:

120/0.5/Fd.1/02/2016 tanggal 15 februari 2016 terkait perkara tindak pidana

(8)

74

kamar dagang dan industri propinsi jawa timur tahun 2012, adalah tidak sah

dan melanggar hukum, serta tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Dalam putusan pra peradilan tersebut salah satu pertimbangan pokoknya

adalah menyatakan penyidikan surat perintah penyidikan (umum tipikor)

kepala kejaksaan tinggi jawa timur No: Print-86/0.5/Fd.1/01/2016 tanggal 27

januari 2016 dan surat perintah penyidikan (umum tindak pidana pencucian

uang) kepala kejaksaan tinggi jawa rimur No: Print-120/0.5/F.d.1/02/2016,

tanggal 15 februari 2016 merupakan nebis in idem.

bahwa kemudian kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menerbitkan:

- Surat perintah penyidikan (umum) kepala kejkasaan tinggi jawa timur

No:Print-256/0.5/Fd.1/03/2016

- Surat perintah penyidikan (tersangka) kepala kejaksaan tinggi jawa timur

No:rint-29/0.5/Fd.1/03/2016 tanggal 16 maret 2016

- Surat penetapan tersangka No:Kep-11/0.6/Fd.1/03/2016 tanggal 16 maret

2016 La nyalla mattaliti.

Bahwa pertimbangan diterbitkan surat perintah penyidikan setelah

putusan pra peradilan register perkara No:11/PRAPER/PN.SBY/2016 adalah

putusan tersebut terlihat bahwa ada kekeliruan yang fatal dalam pertimbangan

hukumnya yang dilakukan oleh hakim, yaitu:

- Hakim menerima pertimbangan eksepsi termohon yang menyatakan bahwa

permohonan pra peradilan yang diajukan oleh pemohon masih prematur dan

(9)

75

pra peradilan.

- Hakim dalam pertimbangannya mengatakan bahwa surat perintah

penyidikan yang dibuat oleh termohon maupun pemohon terkait

pertanggungjawaban pidana sepanjang ditemukan bukti bahwa perbuatan

pidana tersebut dilakukan oleh beberapa orang dan baru sebagian yang

diminta pertanggung jawaban secara pidana, maka yang belum diminta

pertanggungjawaban secara pidana tersebut dapat dilakukan penyidikan,

sehingga belum ditemukanlah siapa yang dapat diminta pertanggung

jawaban pidana terkait pembelian IPO bank jatim yang diterima La nyalla

mattaliti.

- Dalam pertimbangannya, hakim mengambil pendapat ahli Dr. Arif

Setiawan, SH. MH. (yang diajukan pemohon) yaitu terkait adanya pihak

lain yang dapat diminta pertanggungjawaban maka dapat saja perkara

tersebut dibuka kembali apabila ada bukti baru. Hal ini menunjukkan bahwa

pertanggungjawaban secara pidana kepada pihak lain bisa diminta, hal ini

sesuai juga dengan pendapat dari ahli Dr. Pujiyono, SH.MH, Prof. Dr. Eko

Sugitario, SH. MH, dan Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej, Sh. Mhum.

- Hakim dala perkara aquo juga menolak ketika termohon juga mengajukan

saksi fakta, termohon mengajukan saksi penyidikan bidang tindak pidana

khusus kejkasaan tinggi jawa timur untuk mengungkap fakta bahwa

termohon dalam melakukan proses penyelidikan dan proses penyidikan

(10)

76

berlaku. Hakim praperadilan telah menjelaskan kepada kuasa pemohon

bahwa saksi hanya akan menjelaskan terkait prosedur. Namun kuasa

pemohon tetap keberatan dengan mengatakan bahwa saksi merupakan

bagian dari termohon. Atas keberatan tersebut hakim mengabulkannya.

Terkait hal tersebut, termohon mengajukan keberatan karena saksi yang

diajukan oleh kuasa termohon akan menerangkan bahwa semua proses

administrasi dalam penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh

termohon telah sesuai prosedur dan tidk ada abuse of power sebagaiman

yang dituduhkan oleh pemohon. Tidak ada saksi fakta lain yang mengetahui

secara persis bagaimana proses administrasi di seksi penyidikan bidang

tindak pidana khusus kejaksaan tinggi jawa timur karena status saksi adalah

pengendali di seksi penyidikan.

- Hakim dalam perkara aquo secara nyata tidak mempertimbangkan

tanggapan-tanggapan maupun keberatan-keberatan yang termohon

sampaikan dalam kesimpulan, karena pada saat itu juga, setelah para pihak

menyerahkan kesimpulan, hakim langsung membacakan putusan yang telah

dipersiapkan sebelum sidang dimulai tanpa ada waktu jeda bagi hakim

untuk mempelajari kesimpulan yang diajukan oleh para pihak.

Bahwa tersangka La nyalla mattaliti mengajukan permohonan

praperadilan di pengadilan negeri surabaya dengan

No:19/PRAPER/2016/PN.SBY tangal 18 maret 2016. Sidang

(11)

77

pengganti Herry Marsudi, SH. Dan pada tangal 12 april 2016

pembacaan putusan, yang amarnya pada pokoknya sebagai berikut

menyatakan surat perintah penyidikan dari termohon

No:Print-256/0.5Fd.1/03/2016 tanggal 10 maret dan surat perintah penyidikan

termohon No:291/0.5/Fd.1/03/2016 tanggal 16 maret 2016 dan surat

penetapan tersangka Kep-11/0.5/Fd.1/03/2016 tanggal 16 maret 2016

dari termohon terkait perkara tindak pidana korupsi penggunaan dana

hibah Kadin Jatim pada tahun 2012 untuk pembelian IPO bank jatim

adalah tidak sah dan tidak berdasar atau melanggar hukum dan oleh

karenanya tidak mempunyai kekuatan mengikat.

Terkait putusan pengadilan tersebut, kepala kejaksaan tinggi jawa

timur menerbitkan:

- Surat perintah penyidikan kepala kejaksaan tinggi jawa timur

No:Print-397/0.5/Fd.1/04/2016 tanggal 12 april 2016.

- Surat penetapan tersangka No:Kep-31/0.5/Fd.1/04/2016 tanggal 12

april 2016 La nyalla mattaliti.

Pertimbangan dilakukan penyelidikan tersebut terkait putusan

praperadilan No:19/PRAPER/2016/PN.SBY terlihat bahwa ada

kekeliruan fatal yang dilakukan oleh hakim, yaitu:

- Hakim dalam pertimbangnnya menyatakan bahwa termohon saat

akan menetapkan pemohon selaku tersangka, padahal dalam

(12)

78

penetapan tersangka, termohon telah mendapatkan keterangan saksi

Sri Bondan, Hadi Santoso dari Bank Jatim, Irawan dan Omar dari

Mandiri sekuritas serta Luluk dari Pemprov Jatim serta keterangan

ahli Siswo Sujanto selaku ahli keuangan negara dan Joko Susilo dari

peruri serta telah memeriksa surat dan melakukan penyitaan

surat-surat sebagai kewenangan penyidik yang diatur dalam pasal 7

KUHAP.

- Hakim dalam pertimbangannya menyatakan bahwa pengembalian

oleh pemohon pada tahun 2012 secara materil diakui kebenarannya

oleh yang menerima dan kekuatan pembuktian bukan pada

materainya karena pengakuan lebih sempurna daripada bukti materai

sehingga tidak ada lagi kerugian keuangan negara, ini menunjukkan

bahwa hakim dalam pertimbangannya telah masuk materi pokok

perkara.

- Dalam pertimbangan hakim menyatakan bahwa perkara aquo nebis

in idem karena secara materil sudah dipertanggungjawabkan dan

tidak relevan atau tidak bisa dibuka kembali oleh karena itu harus

dinyatakan tidak sah dan melanggar hukum. Pertimbangan tersebut

menunjukkan bahwa hakim telah masuk materi pokok perkara dan

hakim telah melampaui batas kewenangan praperadilan serta hakim

tidak mengerti ketentuan pasal 76 KUHAP karena syarat-syarat

(13)

79

adalah adanya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dn

orang terhadap siapa putusan itu dijatuhkan adalah sama dan

perbuatan (yang dituntut dua kali) adalah sama dengan yang pernah

diputus terlebih dahulu.

Dalam pertimbangannya, hakim sama sekali tidak

mempertimbangkan dalil-dalil, bukti-bukti, tanggapan-tanggapan serta

keberatan yang diajukan oleh termohon sehingga terlihat adanya unfair

process dalam memeriksa dan mengadili permohonan praperadilan ini.

Bahwa Mahmud Ali Afandi (anak dari La nyalla mattaliti)

mengajukan permohonan praperadilan di pengadilan negeri surabaya

dengan No:28/PRAPER/2016/PN.SBY tanggal 23 mei 2016, sidang

praperadilan tersebut dipimpin hakim Mengapul Girsang, S.H dan

panitera pengganti H. Kartono, S.H., M.H yang pada pokoknya

membatalkan surat perintah penyidikan kepala kejaksaan tinggi jawa

timur No:Print-397/0.5/Fd.1/04/2016 tanggal 12 april 2016 dan surat

penetapan tersangka No: Kep-31/0.5/Fd.1/04/2016 tertanggal 12 april

2016.

Kemudian kepala kejaksaan tinggi jawa timur menerbitkan :

- Surat penetapan tersangka No: Kep-54/0.5/Fd.1/05/2016 tanggal 27

mei 2016.

(14)

80

605/0.5/Fd.1/05/2016 tanggal 27 mei 2016.

Pertimbangan dilakukan penyidikan tersebut terkait putusan

praperadilan No: 28/PRAPER/2016/PN.SBY terlihat bahwa ada

kekeliruan fatal yang dilakukan oleh hakim seperti halnya dalam

putusan praperadilan sebelumnya.

Bahwa kemudian berdasarkan keputusan ketua mahkamah agung

republik indonesia No: 113/PRAPER/7/2016 tanggal 31 juli 2016

tentang penunjukan pengadilan tindak pidana korupsi pada prngadilan

negeri jakarta pusat untuk memeriksa dan memutus perkara tersebut

maka penuntut umum melimpahkan perkara dengan surat pelimpahan

perkara acara pemeriksaan biasa No: B-1803/0.5Ft.1/08/2016 tanggal 25

agustus 2016.2

Asas praduga tak bersalah adalah asas yang mendasari bahwa

seseorang yang dituduh melakukan sesuatu kejahatan harus dianggap

tidak bersalah sebelum hakim dengan bukti-bukti yang meyakinkan

menyatakan dengan tegas kesalahannya itu. Asas ini diambil dari

ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi sumber asas legalitas dan asas larangan

memindahkan kesalahan pada orang lain yang telah disebutkan diatas.3

Dari keduanya dapat disimpulkan bahwa asas kepastian yaitu

tidak ada satu perbuatan pun dapat diHukum, kecuali atas kekuatan

2 Andi Hamzah,

Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Acara Pidana,(Jakarta, Sumber Ilmu 2001)67-68

3

(15)

81

ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada dan berlaku untuk

perbuatan itu.4 Asas kepastian Hukum adalah yang menyatakan bahwa

tidak ada satu perbuatan yang dapat diHukum kecuali atas kekuatan

perundang-undangan yang ada sebelum perbuatan itu dilakukan, di

samping menyuratkan asas kepastian Hukum juga asas Hukum tidak

boleh berlaku surut (non retroaktif)5

B. ANALISISIS PERSPEKTIF ASAS KEPASTIAN HUKUM ISLAM

Untuk menentukan suatu Hukuman terhadap suatu tindak pidana dalam

Hukum Islam, diperlukan unsur formil, normatif dan moral sebagai berikut:

1. Unsur Formil (adanya Undang-Undang atau Nash) yaitu, setiap perbuatan

tidak dianggap melawan Hukum dan pelakunya tidak dapat dipidana kecuali

adanya Nash atau Undang-Undang yang mengaturnya. Dimana suatu

perbuatan tidak dapat dianggap melawan Hukum dan pelakunya tidak

dikenai sanksi sebelum adanya peraturan. Sedangkan unsur Formil dalam

Syariat Islam lebih dikenal dengan istilah “Ar Ruknasy-Syar’i”.6

2. Secara yuridis normatif di satu aspek harus didasari oleh suatu dalil yang

menentukan larangan terhadap perilaku tertentu dan diancam dengan

Hukuman. Aspek lainnya secara yuridis normatif mempunyai unsur materiil

4 Anwar Harjono, Hukum Islam: Keluasan dan Keadilannya, (Jakarta: Bulan Bintang, 1968), 155. 5 Ibid,

6

Siti Nuraini, Unsur-unsur Hukum Pidana Islam.

(16)

82

yang dalam Hukum pidana Islam disebut dengan “Ar-Rukun Almadi” yaitu

sikap yang dapat dinilai sebagai suatu pelanggaran terhadap sesuatu yang

diperintahkan oleh Allah Swt.

3. Unsur Moral, dalam syariat islam disebut “Ar-Rukun Al-Adabi” yaitu

kesanggupan seseorang untuk menerima sesuatu yang secara nyata

mempunyai nilai yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini disebut

mukallaf. Mukallaf adalah orang Islam yang sudah baligh dan berakal sehat

yang mana pelaku tindak pidana adalah orang yang dapat dimintai

pertanggungjawaban pidana terhadap jarimah yang dilakukannya. Bahwa

orang yang melakukan tindak pidana dapat dipersalahkan dan dapat

disesalkan, artinya bukan orang gila, anak-anak dan bukan karena dipaksa

atau karena pembelaan diri.

Selain unsur-unsur Hukum pidana yang telah disebutkan, perlu

diungkapkan bahwa Hukum pidana Islam dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu

sebagai berikut :

1. Dari segi berat atau ringannya Hukuman, maka Hukum pidana Islam dapat

dibedakan menjadi (a) jari<mah hudu<d, (b) jari<mah qisha<sh, dan (c) jari<mah

ta’zi<r.

2. Dari segi unsur niat, ada dua jari<mah, yaitu (a) yang sengaja, dan (b) tidak

sengaja.

3. Dari segi cara mengerjakan, ada dua jari<mah, yaitu (a) yang positif, dan (b)

(17)

83

4. Dari segi si korban jari<mah, jarimah itu ada dua, yaitu (a) yang bersifat

biasa, dan (b) kelompok.

5. Dari segi tabia jari<mah t, jarimah terbagi dua, yaitu (a) yang bersifat biasa,

dan (b) bersifat politik.

Jika kita menganalisis tentang hukum Islam dalam penerbitan surat

perintah penyidik (SPRINDIK) dalam kasus La Nyalla Mattaliti perspektif asas

kepastian hukum Islam. Menurut peneliti, perbuatan yang dilakukan oleh La

Nyalla Mattaliti termasuk dalam unsur jarimah ta’zir. Karena dengan alasan

terdakwa mau mengembalikan seluruh kerugian negara yang bernilai Rp.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bakteri ini mempunyai peran tripel yaitu (2) meningkatkan ketersediaan fosfat dalam tanah, sehingga kebutuhan tanaman akan fosfat dapat terpenuhi sekalipun dengan

1. Para migran beranggapan bahwa pendapatan yang dihasilkan di Malaysia atau Arab Saudi lebih banyak daripada pendapatan mereka yang hanya bekerja di daerahnya

Ikut-ikutan teman berdasarkan pengalaman pendamping dari studi yang ada menjadi salah satu faktor resiko yang membuat anak turun ke jalanan. Teman di sini berarti

Indikator yang paling menentukan kondisi layak huni di Kota Balikpapan adalah lima indikator dengan nilai tertinggi berdasarkan persepsi masyarakat, yaitu kebersihan

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian di atas, maka dosen matematika diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika dan minat pada mata kuliah

Cara ini dapat diketahui dengan menggunakan metode The American Produktivity Center (APC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Proses transaksi pembelian dan penjualan

Pertama adalah kaum Abangan. Abangan merupakan bentuk pertama dari tiga tipologi yang ditemukan oleh Geertz. Pada tipologi ini, menurutnya masyarakat paling tidak,