• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KARIMUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KARIMUN"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Halaman Judul

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KARIMUN

2014

DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KARIMUN

(3)

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN KARIMUN 2014

Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : 118 + xiv Halaman Konsultan Pelaksana : CV. Abhista Penulis : Erie Sadewo

Siska Oktaviana Dwi Anggraeni Perwajahan : Rizka Mei Wulan

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

(4)

iii

Kata Sambutan Kepala Dinas

DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KARIMUN

KATA SAMBUTAN

Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, bahwa publikasi “Nilai Tukar Petani Kabupaten Karimun Tahun 2014” ini dapat diselesaikan dengan baik. Publikasi ini sangat penting bagi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun, karena menyediakan berbagai informasi yang mampu mengukur kinerja pembangunan pertanian di Kabupaten Karimun. Melalui kinerja yang terukur, diharapkan bahwa peningkatan kesejahteraan petani Kabupaten Karimun dan penguatan sektor pertanian sebagai soko guru perekonomian daerah dapat terlaksana.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan publikasi ini. Akhirnya, semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tanjungbalai Karimun, Oktober 2015

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun

AMRAN SYAHIDID Pembina Utama Muda NIP. 19560206 197801 1 003

(5)
(6)

v

Daftar Isi

Halaman Judul ... i

Kata Sambutan Kepala Dinas ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ...ix

Daftar Lampiran... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Maksud dan tujuan ... 4

Ruang Lingkup ... 4

II. KONSEP DAN DEFINISI ... 5

Konsep ... 5

Definisi ... 6

Klasifikasi Indeks NTP ... 9

III. METODOLOGI ... 11

Pengumpulan Data ... 11

Formula Penghitungan ... 14

Diagram Timbang ... 15

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH ... 19

Letak Geografis ... 19

Topografi dan Stratigrafi ... 21

Struktur Geologi, Tekstur dan Jenis Tanah ... 23

(7)

Hidrologi ... 25

Klimatologi ... 29

Kawasan Rawan Bencana ... 31

Pola Penggunaan Lahan ... 34

Administrasi Pemerintahan ... 35

Penduduk dan Tenaga Kerja... 36

V. HASIL DAN ANALISIS ... 45

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ... 45

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ... 46

Indeks Nilai Tukar petani ... 51

Subsektor Tanaman Pangan ... 53

Subsektor Hortikultura ... 62

Perkebunan ... 73

Peternakan ... 81

Perbandingan Sektoral ... 88

Inflasi Perdesaan ... 93

VI. PENUTUP ... 97

Kesimpulan ... 97

Rekomendasi Kebijakan ... 100

LAMPIRAN... 103

(8)

vii

Daftar Tabel

Tabel IV.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 ... 21 Tabel IV.2. Gambaran Tingkat Kemiringan Wilayah di Kabupaten Karimun ... 22 Tabel IV.3. Peruntukan Lahan di Kabupaten Karimun ... 35 Tabel IV.4. Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota Kecamatan serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kab.Karimun Tahun 2014 ... 36 Tabel IV.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin ... 37 Tabel V.1. Luas Lahan Sawah dan Luas Tanam Padi Menurut Kecamatan 2013-2014 (Ha) ... 54 Tabel V.2. Luas Lahan Sawah dan Luas Tanam Palawija menurut Kecamatan 2013-2014 (Ha) ... 55 Tabel V.3. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Pangan 2014 ... 57 Tabel V.4. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Kayu menurut Kecamatan 2014 ... 58 Tabel V.5. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Sayur dan Buah Semusim, 2014 ... 64 Tabel V.6. Jumlah Tanaman Menghasilkan, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Buah dan Sayur Tahunan, 2014 ... 66 Tabel V.7. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Hias, 2014 ... 68 Tabel V.8. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Biofarmaka, 2014 ... 69

(9)

Tabel V.9. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Kecamatan, 2014 ... 76 Tabel V.10. Populasi Ternak Unggas menurut Kecamatan Tahun 2014 (Ekor) ... 83

(10)

ix

Daftar Gambar

Gambar I.1. Struktur Ekonomi dan Ketenagakerjaan Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%) ... 2 Gambar IV.1. Peta Administrasi Kabupaten Karimun ... 19 Gambar IV.2. Rata-rata Penyinaran Matahari dan Suhu Udara Bulanan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 ... 29 Gambar IV.3. Rata-rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Bulanan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 ... 30 Gambar IV.4. Piramida Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 .. 38 Gambar IV.5. Distribusi Penduduk Usia Produktif Kabupaten Menurut Jenis Kelamin Karimun Tahun 2014 (%) ... 39 Gambar IV.6. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Klasifikasi Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%) ... 40 Gambar IV.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun 2014 (%) ... 41 Gambar IV.8. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 (%) ... 42 Gambar IV.9. Jumlah Petani di Kabupaten Karimun menurut Subsektor dan Jenis Kelamin 2013 ... 43 Gambar V.1. Perkembangan Indeks Harga Yang Diterima Petani Kabupaten Karimun Tahun 2013-2014 (2011=100) ... 46 Gambar V.2. Perkembangan Indeks Harga Yang Dibayar Petani Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100)... 47

(11)

Gambar V.3. Perbandingan Indeks Harga yang harus Dibayar petani Pada Konsumsi Rumah Tangga dan Biaya Produksi dan pemeliharaan Barang Modal ... 48 Gambar V.4. Perkembangan Indeks harga Yang Dibayar Petani Kabupaten Karimun Untuk Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2013-2014 (2011=100) ... 49 Gambar V.5. Perkembangan Indeks harga Yang Dibayar Petani Kabupaten Karimun Untuk BPPBM Tahun 2013-2014 (2011=100) ... 50 Gambar V.6. Perkembangan Nilai Tukar Petani Kabupaten Karimun Tahun 2013-2014 (2011=100) ... 52 Gambar V.7. Produktivitas (Ton/Ha) Tanaman Pangan di Kabupaten Karimun 2013-2014 ... 56 Gambar V.8. Perbandingan Indeks Diterima (It) Petani Padi dan Palawija di kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 59 Gambar V.9. Perbandingan Indeks yang Dibayar (Ib) Petani Tanaman Pangan untuk Konsumsi RT dan BPPBM di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 60 Gambar V.10. Perbandingan Indeks yang Diterima (It) dan Indeks yang Dibayar (Ib) Petani Tanaman Pangan kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 61 Gambar V.11. Perbandingan NTP Tanaman Pangan Bulanan Kabupaten Karimun Tahun 2013 dan 2014 (2011=100) ... 62 Gambar V.12. Perbandingan Produktivitas Tanaman Sayur dan Buah Semusim di Kabupaten Karimun 2013-2014(Ton/Ha) ... 65 Gambar V.13. Produktivitas (Ton/Ha) Tanaman Buah dan Sayur Tahunan di Kabupaten Karimun 2013-2014 ... 67

(12)

xi

Gambar V.14. Perbandingan Indeks yang Diterima (It) Petani Hortikultura di Kabupaten Karimun Menurut Jenis Tanaman Tahun 2014 (2011=100) ... 70 Gambar V.15. Perbandingan Indeks yang Dibayar (Ib) Petani Hortikultura untuk Konsumsi RT dan BPPBM di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100)... 71 Gambar V.16. Perbandingan Indeks yang Diterima (It) dan Indeks yang Dibayar (Ib) Petani Holtikultura kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 72 Gambar V.17. Perbandingan NTP Sektor Hortikultura Bulanan Kabupaten Karimun Tahun 2013 dan 2014 (2011=100) 73 Gambar V.18. Luas Area Perkebunan Rakyat (Ha), 2010-2014 ... 74 Gambar V.19. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat (Ton) Tahun 2013-2014 ... 75 Gambar V.20. Perbandingan Indeks Diterima (It) Petani Tanaman Perkebunan Rakyat di kabupaten Karimun Tahun 2013 dan 2014 (2011=100) ... 77 Gambar V.21. Perbandingan Indeks yang Dibayar (Ib) Petani Tanaman Perkebunan Rakyat untuk Konsumsi RT dan BPPBM di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100)... 79 Gambar V.22. Perbandingan Indeks yang Diterima (It) dan Indeks yang Dibayar(Ib) Petani Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100)... 80 Gambar V.23. Perbandingan NTP Sektor Perkebunan Bulanan Kabupaten Karimun Tahun 2013 dan 2014 (2011=100) 81 Gambar V.24. Populasi Ternak Besar dan Ternak Kecil (Ekor), 2010-

2014 ... 82 Gambar V.25. Perbandingan Indeks yang Diterima (It) Peternak di Kabupaten Karimun Menurut Jenis Ternak Tahun 2014 (2011=100) ... 85

(13)

Gambar V.26. Perbandingan Indeks yang Dibayar (Ib) Peternak untuk Konsumsi RT dan BPPBM di Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 86 Gambar V.27. Perbandingan Indeks yang Diterima (It) dan Indeks yang Dibayar(Ib) Peternak Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 87 Gambar V.28. Perbandingan NTP Peternak Bulanan Kabupaten Karimun Tahun 2013 dan 2014 (2011=100) ... 88 Gambar V.29. Perbandingan NTP Bulanan menurut Subsektor Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 89 Gambar V.30. Perbandingan Regional Indeks yang Diterima (It) Petani Tahun 2014 (2011=100) ... 90 Gambar V.31. Perbandingan Regional Indeks yang Dibayar (Ib) Petani Tahun 2014 (2011=100) ... 91 Gambar V.32. Perbandingan Regional Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2014 (2011=100) ... 92 Gambar V.33. Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan Kabupaten Karimun Tahun 2013-2014 (2011=100) ... 93 Gambar V.34. Perkembangan Inflasi Perdesaan menurut Kelompok Pengeluaran Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 94

(14)

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Perkembangan Indeks Gabungan yang Dibayar Petani Kabupaten Karimun Untuk Konsumsi RT dan BPPBM Tahun 2014 (2011=100) ... 104 Lampiran 2. Perkembangan Indeks Gabungan yang Diterima dan Dibayar Serta Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 105 Lampiran 3. Perkembangan Indeks Yang Diterima Petani Tanaman Pangan Kabupaten Karimun Menurut Jenis Komoditas Tahun 2014 (2011=100) ... 106 Lampiran 4. Perkembangan Indeks yang Dibayar Petani Tanaman Pangan Kabupaten Karimun Untuk Konsumsi RT dan BPPBM Tahun 2014 (2011=100) ... 107 Lampiran 5. Perkembangan Indeks yang Diterima dan Dibayar Serta Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 108 Lampiran 6. Perkembangan Indeks Yang Diterima Petani Hortikultura Kabupaten Karimun Menurut Jenis Komoditas Tahun 2014 (2011=100) ... 109 Lampiran 7. Perkembangan Indeks yang Dibayar Petani Hortikultura Kabupaten Karimun Untuk Konsumsi RT dan BPPBM Tahun 2014 (2011=100) ... 110 Lampiran 8. Perkembangan Indeks yang Diterima dan Dibayar Serta Nilai Tukar Petani (NTP) Hortikultura Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 111 Lampiran 9. Perkembangan Indeks Yang Diterima Petani Hortikultura Kabupaten Karimun Menurut Jenis Komoditas Tahun 2014 (2011=100) ... 112

(15)

Lampiran 10. Perkembangan Indeks yang Dibayar Petani Perkebunan Kabupaten Karimun Untuk Konsumsi RT dan BPPBM Tahun 2014 (2011=100) ... 113 Lampiran 11. Perkembangan Indeks yang Diterima dan Dibayar Serta Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 114 Lampiran 12. Perkembangan Indeks Yang Diterima Peternak Kabupaten Karimun Menurut Jenis Komoditas Tahun 2014 (2011=100) ... 115 Lampiran 13. Perkembangan Indeks yang Dibayar Peternak Kabupaten Karimun Untuk Konsumsi RT dan BPPBM Tahun 2014 (2011=100) ... 116 Lampiran 14. Perkembangan Indeks yang Diterima dan Dibayar Serta Nilai Tukar Petani (NTP) Peternakan Kabupaten Karimun Tahun 2014 (2011=100) ... 117

(16)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian sebagai salah satu sektor pendukung perekonomian Kabupaten Karimun. Pada tahun 2014, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua perekonomian Kabupaten Karimun, yaitu sebesar 23,02 persen dibawah sektor perdagangan. Pada dasarnya, sektor pertanian merupakan sektor yang mengandalkan sumber daya domestik daripada komponen impor. Pertanian berperan sangat penting dalam pembangunan di Kabupaten Karimun antara lain melalui penyediaan kebutuhan pokok, penyedia bahan baku untuk industri, serta sebagai penampung tenaga kerja.

Salah satu tujuan strategis pembangunan adalah terwujudnya percepatan peningkatan ekonomi melalui peningkatan produktivitas, pengembangan ekonomi kerakyatan, penguatan unit-unit usaha dan lembaga-lembaga ekonomi. Program-program yang dilaksanakan dalam rangka pembangunan sektor pertanian diantaranya adalah program ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, pengembangan pertanian terpadu, pengembangan dan pengelolaan hutan, pengembangan usaha perkebunan rakyat serta pengembangan sumber daya, sarana dan prasarana perkebunan. Dalam rangka mencapai sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan petani, arah kebijakan yang merupakan

(17)

prioritas penyelenggaraan program-program pembangunan pada tahun 2015 adalah menguatnya sistem ketahanan pangan dan agrobisnis, meningkatnya produktivitas pertanian tanaman pangan dari tahun ke tahun.

Gambar I.1. Struktur Ekonomi dan Ketenagakerjaan Kabupaten Karimun Tahun 2014 (%)

Untuk melihat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan tersebut, selain data tentang pertumbuhan ekonomi diperlukan pula data pendukung di sektor pertanian. Dengan tersedianya data yang lengkap dan aktual di sektor pertanian, akan lebih memudahkan pemerintah dalam melaksanakan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya.

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah Nilai Tukar Petani (NTP).

23,94 23,02

3,61 7,51

7,74 10,58

14,10 11,95

22,34 26,25

6,10

12,24 1,24

19,84 3,12

5,01

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Penduduk Bekerja (Sakernas 2014) Share PDRB 2014 Jasa-Jasa

Keuangan Transportasi Perdagangan Kontruksi LGA Industri Pertambangan Pertanian

(18)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 3 Indeks nilai tukar petani (NTP) telah menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. NTP merupakan nilai tukar antara barang/produk pertanian dengan barang- barang konsumsi dan faktor produksi yang dibutuhkan petani yang dinyatakan dalam persen. Secara konseptual hubungan antara NTP dan pertambahan pendapatan petani sangat erat. Pendapatan petani sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan, sehingga NTP menjadi indikator yang relevan untuk menunjukan perkembangan tingkat kesejahteraan petani.

Dengan membandingkan kedua perkembangan harga tersebut dalam satu parameter/ukuran yaitu NTP, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya atau sebaliknya apakah kenaikan harga panen dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan petani.

Untuk melihat keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan tersebut, tersedianya data yang lengkap dan aktual di sektor pertanian, akan lebih memudahkan pemerintah dalam melaksanakan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan dan perencanaan pembangunan berikutnya. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja dalam renstra adalah Nilai Tukar Petani (NTP).

Nilai Tukar Petani adalah rasio indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dinyatakan dalam persentase.

(19)

dimaksudkan sebagai rasio yang diperoleh dengan cara membagi indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani.

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan hubungan antara hasil pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa lain yang dibeli oleh petani.

Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan dari pelaksanaan penyusunan laporan NTP Kabupaten Karimun Tahun 2015 adalah :

a. Menyajikan data indeks harga yang diterima petani (It), indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan NTP Kabupaten Karimun;

b. Memberikan informasi tingkat kesejahteraan petani Kabupaten Karimun;

c. Sebagai bahan penyusunan Analisis Indikator Pembangunan Kabupaten Karimun.

Ruang Lingkup

Survei dilaksanakan secara sampel di 8 (delapan) Kecamatan di Kabupaten Karimun. Sedangkan sub sektor pertanian yang dicakup sebanyak 4 (empat) sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan peternakan. Sub sektor perikanan tidak dicakup dalam publikasi ini karena bukan merupakan wewenang dari Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten Karimun.

(20)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 5

II. KONSEP DAN DEFINISI

Konsep

Secara konsepsional nilai tukar petani adalah mengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumahtangga petani dan keperluan dalam memproduksi barang-barang pertanian. Di sini petani dalam kapasitas sebagai produsen dan konsumen. Dalam kapasitas petani sebagai produsen, dapat dihitung nilai tukar petani (NTP) terhadap biaya produksi dan penambahan barang modal, sedangkan jika petani dalam kapasitas khusus sebagai konsumen dihitung NTP terhadap konsumsi rumah tangga petani, dan besaran indeks yang disebut NTP adalah hasil bagi antara indeks harga yang diterima (dari hasil produksi) dengan indeks harga yang dibayar petani untuk keperluan rumah tangga petani dan atau keperluan dalam memproduksi barang-barang pertanian.

NTP dibatasi sebagai nisbah antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Kegunaan NTP antara lain :

i. Dari indeks harga yang diterima petani ( It ), dapat dilihat fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

(21)

Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.

ii. Dari indeks harga yang dibayar petani ( Ib ), dapat dilihat fluktuasi harga komoditas/jasa yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat dipedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

iii. Indeks Nilai Tukar Petani mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumahtangga.

iv. Perbandingan angka NTP pada periode tertentu dengan NTP pada tahun dasar dapat dipakai sebagai salah satu indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan petani.

Definisi

Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan dan perikanan, atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual. Petani yang termasuk dalam cakupan penghitungan NTP adalah petani penggarap baik sebagai petani pemilik, penyewa atau bagi hasil, tidak termasuk buruh tani.

Harga Produsen adalah harga produksi dari petani sebelum memasukkan biaya pengepakan dan transportasi ke dalam harga penjualannya atau dengan kata lain harga di ladang atau sawah setelah

(22)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 7 dengan sistim penjualan umum atau tebasan, sedangkan penjualan dengan sistim ijon tidak dicatat karena tidak mewakili harga yang sebenarnya.

Harga Konsumen Pedesaan adalah harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen langsung) dengan satuan eceran, sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan dikonversikan kesatuan standar.

Nilai Konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan kwantitas (banyaknya) yang dikonsumsi pada periode dasar. Dalam penghitungan Indeks ada 2 jenis nilai konsumsi, yang pertama adalah nilai konsumsi dasar (P0Q0) yang diperoleh dari hasil Survei Nilai Tukar Petani, yaitu rata-rata nilai pengeluaran rumahtangga sebulan untuk setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi, yang kedua adalah nilai konsumsi pada bulan berjalan (PnQ0) yang diperoleh dengan jalan mengalikan harga bulan berjalan dengan kwantitas konsumsi pada tahun dasar. Di dalam penghitungannya dilakukan secara bertahap dengan jalan menggunakan relatif harga (RH).

Relatif Harga (RH) adalah rasio perbandingan harga suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada periode waktu sebelumnya. Data harga per komoditi diperoleh dari pemantauan harga konsumen pedesaan dan harga produsen di kecamatan dan digunakan untuk menghitung RH komoditi kecamatan. Dari hasil penghitungan RH

(23)

kecamatan, kemudian dihitung RH komoditi kabupaten dengan cara merata-ratakan RH kecamatan.

Diagram Timbang adalah diagram yang menunjukkan persentase nilai konsumsi/produksi komoditi terhadap total pengeluaran/ produksi rumahtangga petani. Diagram timbangan tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumahtangga petani dan pola produksi (potensi usaha tani) di suatu daerah.

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga petani dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk pertanian.

Indeks Harga yang diterima petani (It) dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Indeks ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian. Sedangkan Indeks yang dibayar petani (Ib), dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga komoditi/jasa yang dikonsumsi oleh petani serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Secara umum penghitungan NTP akan menghasilkan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut :

1. NTP >100 : kesejahteraan petani periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar.

(24)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 9 2. NTP = 100 : kesejahteraan petani periode tertentu sama jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar.

3. NTP <100 : kesejahteraan petani periode tertentu lebih buruk dibandingkan dengan keadaan pada tahun dasar.

Klasifikasi Indeks NTP

Indeks harga yang Diterima Petani terdiri dari :

1) Indeks Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan (TBM) : a. Indeks Kelompok Padi

b. Indeks Kelompok Palawija 2) Indeks Sub Sektor Hortikultura :

a. Indeks Kelompok Sayur-sayuran b. Indeks Kelompok Buah-buahan c. Indeks Kelompok Hasil Tanaman Obat 3) Indeks Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Kelompok Tanaman Perkebunan Rakyat 4) Indeks Sub Sektor Peternakan

a. Indeks Kelompok Ternak Besar b. Indeks Kelompok Ternak Kecil c. Indeks Kelompok Unggas

Indeks Harga yang Dibayar Petani terdiri dari :

1) Indeks Sub Sektor Konsumsi Rumah Tangga (KRT) : a. Indeks Kelompok Bahan Makanan.

b. Indeks Kelompok Makanan Jadi c. Indeks Kelompok Perumahan

(25)

d. Indeks Kelompok Sandang e. Indeks Kelompok Kesehatan

f. Indeks Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan g. Olahraga

h. Indeks Kelompok Transportasi dan i. Komunikasi

2) Indeks Sub Sektor Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM), terdiri dari :

a. Indeks Kelompok Bibit

b. Indeks Kelompok Obat-obatan dan pupuk c. Indeks Kelompok Sewa lahan, Pajak, dan lainnya d. Indeks Kelompok Transportasi

e. Indeks Kelompok Penambahan Barang Modal f. Indeks Kelompok Upah Buruh Tani

(26)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 11

III. METODOLOGI

Pengumpulan Data

Pengumpulan data harga pada tahun 2014 dilakukan melalui wawancara langsung kepada petani atau pedagang/penjual barang/jasa dengan

menggunakan daftar harga perdesaan (HD) dan daftar harga konsumen perdesaan (HKD) berikut jenis dan penggunaannya:

- Daftar HD-1 digunakan untuk mencatat harga produsen yang diterima petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor Tanaman Pangan (padi dan palawija). Waktu pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

- Daftar HD-2 digunakan untuk mencatat harga produsen yang diterima petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor Hortikultura (sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obat). Waktu pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

(27)

- Daftar HD-3 digunakan untuk mencatat harga produsen yang diterima petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR). Waktu pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

- Daftar HD-4 digunakan untuk mencatat harga produsen yang diterima petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi pada sub sektor Peternakan. Waktu pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai 15 bulan bersangkutan.

- Daftar HKD-1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang dan jasa keperluan rumah tangga perdesaan di pasar kecamatan untuk kelompok makanan. Waktu pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga kepada pedagang setiap tanggal 15 atau pada hari hari pasar yang terdekat dengan tanggal tersebut pada bulan bersangkutan.

- Daftar HKD-2.1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang dan jasa keperluan rumah tangga perdesaan di pasar kecamatan untuk kelompok konstruksi, jasa, dan transportasi. Waktu pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga kepada pedagang setiap tanggal 15 atau pada hari-hari pasar yang terdekat dengan tanggal tersebut pada bulan bersangkutan.

(28)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 13 - Daftar HKD-2.2 digunakan untuk mencatat harga eceran barang dan

jasa keperluan rumah tangga perdesaan di pasar kecamatan untuk kelompok aneka perlengkapan rumahtangga dan lainnya. Waktu pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga kepada pedagang setiap tanggal 15 atau pada harihari pasar yang terdekat dengan tanggal tersebut pada bulan bersangkutan.

- Pencacahan statistik harga produsen dilakukan pada 8 Kecamatan di Kabupaten Karimun dan statistik harga konsumen perdesaan dilakukan pada 3 Kecamatan di Kabupaten Karimun, dengan ketentuan:

i. Pemilihan Pasar dilakukan secara purposive dengan kriteria jumlah rumahtangga pertanian.

ii. Pemilihan Petani. Petani yang dipilih berada di desa rural dan sebaiknya juga menjual bermacam komoditas hasil pertanian.

Dengan kata lain yang dipilih adalah responden yang digolongkan sebagai petani berpunya. Begitu pula untuk responden pedagang di pasar.

iii. Pemilihan Pasar dilakukan secara purposive terhadap pasar di wilayah masing-masing Kecamatan dengan kriteria:

 Paling besar di Kecamatan bersangkutan.

 Beraneka ragam komoditas yang diperdagangkan.

 Banyak masyarakat berbelanja di pasar tersebut.

 Kelangsungan pencatatan komoditas.

(29)

 Terletak di desa rural.

Formula Penghitungan

Formula yang digunakan pada penghitungan It dan Ib adalah formula Indeks Laspeyres yang dikembangkan (Modified Laspeyres Index ), yaitu:

( 1) 0

1 ( 1)

0 0

1 m

ni

n i i

i n i

n m

i i

i

P P Q

I P

P Q

Dimana:

In = Indeks harga bulan ke-n (Untuk It maupun Ib) Pni = Indeks harga bulan ke-n untuk jenis barang ke-i

(n 1)

P = Indeks harga bulan ke-(n-1) untuk jenis barang ke-i

( 1)

ni/ n i

P P = Relatif Harga bulan ke-n untuk jenis barang ke-i

P0i = Harga pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i Q0i = Kuantitas pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i

m = Banyaknya jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas Pertimbangan yang mendasari penggunaan formula tersebut adalah:

o Tren harga tidak dipengaruhi oleh perbedaan kualitas atau spesifikasi atau komoditas;

o Perbedaan harga komoditas tidak berpengaruh;

o Dapat dilakukan penggantian spesifikasi atau penggantian jenis barang;

(30)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 15 Formula untuk penghitungan Nilai Tukar Petani (NTP):

t 100

b

NTP I x

I Keterangan :

NTP = Nilai Tukar Petani

I t = Indeks harga yang diterima petani I b = Indeks harga yang dibayar petani

Diagram Timbang

Dalam penghitungan indeks baik yang dibayar maupun diterima petani dibutuhkan suatu penimbang sebagai faktor pengali terhadap nilai harga yang diperoleh agar lebih dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya. Diagram timbang yang disusun meliputi diagram timbang untuk penghitungan indeks harga yang diterima petani dan diagram timbang untuk penghitungan indeks harga yang dibayar petani.

Nilai Tukar Petani disusun dari komponen indeks harga yang diterima petani dan yang dibayar petani dengan klasifikasi sebagai berikut : a) Indeks Harga Yang Diterima Petani Penimbang yang digunakan

untuk It adalah nilai produksi yang dijual petani dari setiap jenis barang hasil pertanian. Sebagai data pokok untuk penghitungan diagram timbang ini diperlukan tiga macam data yaitu kuantitas produksi, harga produsen dan persentase barang yang dijual (marketed surplus).

 Kuantitas Produksi Tiap Jenis Tanaman

(31)

Data kuantitas produksi untuk sektor tanaman bahan makanan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, perikanan budidaya dan perikanan tangkap diperoleh dari Direktorat Statistik Pertanian BPS, disamping data dari Direktorat Perkebunan Departemen Pertanian sebagai data penunjang.

 Harga Produsen

Data harga produsen tahun dasar 2014 diperoleh dari hasil pencacahan daftar HP-2.1. dan HP-2.2.

Persentase Marketed Surplus

Persentase Marketed Surplus adalah perbandingan antara nilai produksi yang dijual petani dengan nilai produksinya untuk setiap jenis komoditas pertanian.

b) Indeks Harga Yang Dibayar Petani

Penimbang setiap jenis barang yang tercakup dalam pengeluaran konsumsi rumahtangga, biaya produksi dan penambahan barang modal adalah nilai setiap jenis barang yang dibeli petani dan ini berarti tidak termasuk nilai barang yang diproduksi sendiri.

 Sektor Konsumsi Rumah Tangga

Sumber data diperoleh dari hasil SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) mengenai konsumsi/pengeluaran rumah tangga. Karena penimbang yang diinginkan adalah nilai konsumsi total seluruh rumah tangga petani selama setahun, maka nilai konsumsi yang didapat dari hasil SUSENAS ini harus dikalikan

(32)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 17 dengan jumlah petani atau rumah tangga pedesaan dalam periode waktu selama setahun. Untuk kelompok makanan, karena data SUSENAS khusus kelompok makanan dihitung dalam mingguan, maka harus dikalikan dengan banyaknya minggu dalam satu tahun (1 tahun = 52.14 minggu). Sementara untuk kelompok bukan makanan karena data dalam bulanan, maka dikalikan 12. Data jumlah petani atau rumah tangga pedesaan juga diperoleh dari SUSENAS. Jenis barang (komoditas) yang terdapat dalam data SUSENAS ini harus disesuaikan dengan jenis barang yang ada pada daftar kuesioner untuk mengikuti perkembangan harganya.

 Sektor Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

Kelompok Biaya Produksi, Upah dan lainnya. Penimbang untuk kelompok ini adalah pengeluaran ongkos-ongkos/biaya yang dibeli petani (tidak termasuk ongkos produksi yang berasal dari produksi sendiri).

 Kelompok Penambahan Barang Modal.

Jenis barang yang tercakup pada kelompok ini adalah barang yang penggunaannya tahan lama seperti cangkul dan lainnya.

Penimbang untuk kelompok ini diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Nasional dari tiap jenis tanaman. Untuk mendapatkan penimbang kelompok ini dilakukan dengan mengalikan persentase penambahan barang modal tadi dengan nilai produksi dari setiap jenis barang pertanian yang dihasilkan.

(33)

Halaman ini sengaja dikosongkan

(34)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 19

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH

Letak Geografis

Kabupaten Karimun terbentang antara 00º 24’ 36” LU sampai 01º 13’ 12” LU dan 103º 13’ 12” BT sampai 104º 00’ 36” BT dengan wilayah lautan mencakup sepanjang 4 mil laut dari garis pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 05 tahun 1983.

Gambar IV.1. Peta Administrasi Kabupaten Karimun

(35)

Secara geografis, wilayah Kabupaten Karimun berada di antara Kota Batam, Singapura, Malaysia, Kabupaten Bintan dan Propinsi Riau.

Hal ini menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama untuk kegiatan perekonomian. Berdasarkan aspek geostrategisnya, maka Kabupaten Karimun menjadi salah satu dari empat kabupaten yang sebagian wilayahnya ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas (tiga lainnya adalah Sabang, Bintan, dan Batam). Batas-batas Kabupaten Karimun yaitu:

1. Utara : Selat Singapura (Philip Channel), Selat Malaka dan Semenanjung Malaysia;

2. Selatan : (Kec. Kateman) Kab. Indragiri Hilir dan Kab. Lingga;

3. Barat : Kecamatan Rangsang (Kabupaten Meranti) dan Kec. Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan;

4. Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam).

Wilayah Kabupaten Karimun terdiri atas daratan dan perairan, dengan luas keseluruhan wilayah mencapai 7.984 Km². Luas daratan hanya sebesar 1.524 Km2 atau 19 persen dari luas keseluruhan.

Kabupaten Karimun memiliki 249 buah pulau yang seluruhnya sudah memiliki nama. Baru sebanyak 54 pulau yang sudah berpenghuni. Dua pulau terbesar di Kabupaten Karimun menjadi sentra berbagai kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu Pulau Karimun dan Pulau Kundur.

(36)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 21 Tabel IV.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten

Karimun Menurut Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Distribusi Luas (%)

Moro 447,92 29,39

Durai 62,98 4,13

Kundur 83,74 5,49

Kundur Utara 245,65 16,12

Kundur Barat 189,92 12,46

Ungar 55,53 3,64

Belat 109,34 7,17

Karimun 59,76 3,92

Buru 73,40 4,82

Meral 57,85 3,80

Tebing 76,35 5,01

Meral Barat 61,55 4,04

Kab. Karimun 1.524 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Topografi dan Stratigrafi

Ketinggian tempat di Kabupaten Karimun berkisar 0-478 meter di atas permukaan laut dengan puncak tertinggi Gunung Jantan (478 meter). Ketinggian pada wilayah dataran hingga landai berkisar 0–25 meter di atas permukaan air laut. Kelompok wilayah bergelombang dengan ketinggian tempat berkisar dari 25-200 meter di atas permukaan air laut dan Kelompok wilayah yang mempunyai kemiringan lereng berbukit dengan ketinggian antara 25-300 meter di atas permukaan air laut.

(37)

Tabel IV.2. Gambaran Tingkat Kemiringan Wilayah di Kabupaten Karimun

Kemiringan (%) Cakupan Wilayah Total (Km²) Total Luas (Km²)

0-3 Pulau Kundur 263,31 768,4

Datar Pulau Karimun Besar 68,05 Pulau Gunung Papan 26,84

Pulau Belat 33,65

Pulau Buru 17,09

Pulau Sugi 44,51

Pulau Combol 44,51

Pulau Karimun Kecil 1,48

Pulau Durian 8,44

Pulau Citlim 18,4

Pulau Parit 10,25

Pulau Sugi Bawah 17,6

Pulau Asam 3,48

3-8 Pulau Kundur 9,4 81,66

Landai-Berombak Pulau Karimun Besar 9,87 Pulau Gunung Papan 4,47

Pulau Belat 1,5

Pulau Sugi 2,31

Pulau Combol 7,79

Pulau Durian 10,25

Pulau Parit 2,1

Pulau Sugi Bawah 1,26

Pulau Panjang 1,56

8-15 Pulau Karimun besar 8,21 86.20

Bergelombang Pulau Combol 6,42

Pulau Sugi 20,89

Pulau Kundur 29,96

Pulau Karimun Kecil 4,02

15-30 Pulau Karimun Besar 8,55 14,4

Miring Pulau Gunung Papan 1,65

Pulau Combol 4,2

30-45 Pulau Karimun Besar 3,2 7,54

Agak curam Pulau Karimun Kecil 2,86 Pulau Gunung Papan 1,48

(38)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 23 Kelompok wilayah yang memiliki relief berbukit bergunung yaitu di sekitar Gunung Jantan, Gunung Betina dan Gunung Papan. Secara umum, topografi di Kabupaten Karimun bervariasi, yakni datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis peta topografi skala 1:50.000, tingkat kemiringan lereng di Kabupaten Karimun dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelas.

Stratigrafi geologi Kabupaten Karimun merupakan bagian dari stratigrafi geologi Kepulauan Riau yang dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu: Paleozonik Akhir, Mesozoik dan Tersier Tengah-Akhir.

Berdasarkan pada litologi penyusunnya dari peta geologi skala 1 : 250.000 lembar Bengkalis dan Siak Sri Indrapura-Tanjung Pinang oleh N.R. Cameron, S.A. Ghazali dan S.J. Thompson, 1982, Kabupaten Karimun dibagi menjadi satuan-satuan batuan/formasi, antara lain : Formasi Berakit (Kompleks batuan Malihan), Formasi Semarung, Formasi Pancur, Formasi Durianglang, Formasi Malang (MPm), Granit, Kuarsir Porfir, Formasi Tanjung Kerontang, Endapan Permukaan Tua (Qp), Endapan permukaan Muda (Qp).

Struktur Geologi, Tekstur dan Jenis Tanah

Secara struktur dan tektonik, Kabupaten Karimun didominasi oleh aktivitas tektonik berumur mesozoikum dengan unsur struktur utama adalah lipatan dan sesar. Struktur tersebut terdapat di daerah pegunungan, umumnya membentuk punggungan-punggungan dan kelurusan. Lipatan dijumpai pada batuan berumur kapur dengan

(39)

karakteristik berarah Barat Laut-Tenggara, diperkirakan sangat berkorelasi dengan kompresi tektonik berarah Timur Laut-Barat Daya, lipatan yang terjadi mencerminan kelurusan regional dari Benua Asia/Semenanjung Malaya.

Secara setempat, kenampakan sesar diisi oleh retasretas batuan beku. Khusus untuk Pulau Kundur dan Pulau Moro serta pulau disekitarnya, terdapat daerah-daerah perbukitan yang berisikan granit yang telah mengalami pengekaran, pelipatan dan pensesaran pada saat proses berlangsung cekungan. Transgresi secara global juga terjadi pada cekungan ini yang disusul dengan endapan-endapan sedimen sebagai sumber energi, minyak dan gas bumi, batubara dan gambut serta endapan mineral.

Tekstur tanah di Kabupaten Karimun dibedakan menjadi tekstur halus (liat), tekstur sedang (lempung) dan tekstur kasar. Berdasarkan jenis tanahnya, dapat dibedakan menjadi 5 macam jenis tanah yang terdiri dari organosol, glei humus, podsolik merah kuning, latosol dan aluvial.

1. Tanah organosol Tanah ini tersebar di pulau-pulau kecil dan dijumpai di pesisir pantai.

2. Glei humus mempunyai solum kurang dari 1 meter dengan warna umum kelabu kelam sampai hitam terutama sangat jelas sebagai ciri horizon A.

3. Jenis tanah podsolik merah kuning, Jenis tanah ini terdapat di Pulau Sugi. Tanah ini sesuai untuk kegiatan perkebunan.

(40)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 25 4. Jenis tanah latosol Jenis tanah ini dijumpai di Pulau Karimun Besar,

Pulau Kundur, dan beberapa pulau kecil sekitarnya dan sebagian besar gugus pulau yang ada di Kecamatan Moro.

5. Jenis tanah aluvial Jenis tanah ini terdapat di Pulau Karimun Besar dan Pulau Kundur.

Hidrologi

Pulau Karimun merupakan pulau dengan catchment area yang bersifat optimal untuk menampung dan menyimpan air dibandingkan dengan pulau-pulau yang lainnya karena mempunyai daerah resapan yang baik dengan ukuran yang cukup besar. Kenampakan morfologi di sebelah Utara merupakan perbukitan yang berfungsi sebagai kawasan penyangga yang dapat menopang kawasan di bawahnya. Sumberdaya air baik berupa air yang berada di permukaan tanah (air di dalam sistem sungai, sistem irigasi, sistem drainase, waduk, danau/kolong) maupun air tanah (air tanah/sumur, mata air) dimanfaatkan untuk berbagai keperluan domestik, irigasi atau pertanian, pelayaran, industri, wisata dan lain-lain.

Air Permukaan

Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Karimun dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sungai perennial dan sungai musiman (intermitten). Sungai perennial adalah sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sungai musiman adalah sungai yang alirannya sangat dipengaruhi oleh keadaan musim, pada saat musim penghujan debit aliran akan meningkat sedangkan pada saat musim kemarau debit aliran akan surut

(41)

atau bahkan mengering. Sungai perenial di Kabupaten Karimun meliputi Sungai Semamal, Sungai Bati, Sungai Lakam, Sungai Busung, dan Sungai Raya berada di Pulau Karimun Besar. Sungai Kundur, Sungai Sanglang, Sungai Sawang dan Sungai Layang berada di Pulau Kundur serta Sungai Sugi berada di Pulau Sugi.

Bentukan sungai di Kabupaten Karimun pada umumnya berkelok-kelok terutama di daerah hilir yaitu pada wilayah dataran dengan kemiringan lereng 0-3%. Bentukan sungai pada daerah hulu dapat berbentuk V jika kemiringan lerengnya curam. Bentukan sungai tersebut dapat dipengaruhi juga oleh proses geologi yaitu adanya sistem kekar/patahan. Pola aliran sungai di pulau-pulau besar seperti Pulau Karimun Besar dan Pulau Kundur memiliki pola dendritik yang mencerminkan homogenitas material penyusunnya. Air kolong, adalah genangan air yang terdapat pada kolong-kolong bekas penambangan timah berbentuk kolam atau situ, berukuran beberapa ratus meter hingga puluhan hektar. Kedalaman kolong berkisar antara beberapa meter hingga sampai > 20 meter. Air kolong tersebut dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar maupun sumber air minum yang dikelola oleh PDAM.

Air Tanah

Batuan granit di Kabupaten Karimun merupakan jenis batuan beku (massif) yang memiliki mineral kuarsa > 10 %. Namun, dengan adanya sistem kekar dan tingkat pelapukan maka jenis batuannya dapat bertindak sebagai akuifer. Pada beberapa lokasi tambang, yaitu

(42)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 27 pemboran batuan granit, dibuatlah sumur yang kemudian menghasilkan air tanah. Berdasarkan hasil penelitian PT. Yodha Karya (2003) zone akuifer batuan granit dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Zone 1, berupa lapisan timbunan yang terdiri dari pecahan batu granit, material penyusun lapisan ini umumnya bersifat lepas sehingga membentuk rongga-rongga yang saling berhubungan. Jika di atas lapisan ini terdapat air, maka lapisan tersebut akan meresap ke dalam lapisan, selanjutnya mengalir melalui rongga dan butir dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Bila lapisan ini telah jenuh, maka air yang telah berada di atasnya tidak dapat meresap lagi, dan menyebabkan terjadinya genangan air atau aliran permukaan.

2. Zone 2, terdapat di lapisan bawah Zone 1, merupakan batuan granit yang memiliki rekahan. Meskipun rekahan-rekahan tersebut pada awalnya terbentuk secara alami, namun akibat adanya kegiatan peledakan menyebabkan makin bertambah besar dan bertambah banyak, sehingga air yang terdapat pada zone 1 mengalir ke zone 2 melalui rekahan-rekahan yang saling berhubungan dan terakumulasi pada suatu tempat. Keterdapatan air tanah di Kabupaten Karimun dapat di bedakan menjadi tiga jenis akuifer.

Yaitu akuifer berproduksi sedang, akuifer produktivitas kecil dan akuifer air tanah langka (peta hidrogeologi).

a. Akuifer dengan produktivitas sedang, yaitu akuifer dengan ciri tidak menerus, keterusan rendah, muka air tanah umumnya beragam

(43)

dan debit < 5 l/detik. Persebaran jenis akuifer ini menempati sebagian besar Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan, Pulau Belat, Pulau Parit dan bagian pantai Pulau Buru

b. Akuifer dengan produktivitas kecil, muncul setempat, umumnya memiliki keterusan sangat rendah. Air tanah dangkal setempat dalam jumlah yang terbatas dapat diperoleh pada zone pelapukan batuan padu atau di daerah dataran. Sebaran jenis akuifer ini di bagian Tengah Pulau Karimun Besar, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Parit, Pulau Buru dan pulau kecil lainnya.

c. Daerah air tanah langka dengan akuifernya pasir dari lapukan granit, celahan atau rekahan granit itu sendiri dimana produktivitasnya sangat kecil terdapat di daerah perbukitan Pulau Karimun Besar, sebagian kecil Pulau Kundur, Pulau Gunung Papan dan Pulau Parit.

Mata Air

Di sebelah Utara Pulau Karimun Besar terdapat Air Terjun Pongkar yang saat ini menjadi kawasan wisata. Mata air dengan debit yang besar menjadi potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti air minum, irigasi, pertanian dan lain- lain. Mata air yang sudah di manfaatkan di Kabupaten Karimun salah satunya berada di Pulau Karimun Besar, yaitu di Mata Air Terjun Pongkar yang berada di Desa Pongkar Kecamatan Tebing. Mata air tersebut memiliki debit kurang lebih 2 liter/detik. Sumber mata air lainnya pada umumnya berada di hulu sungai atau di lereng kaki bukit seperti di hulu

(44)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 29 Sungai Kundur, Kecamatan Kundur Barat. Debit mata air-mata air lainnya mempunyai debit yang < 1 liter/detik.

Klimatologi

Wilayah Kabupaten Karimun sebagai bagian dari kepulauan di Indonesia yang terletak di dekat garis khatulistiwa mempunyai iklim basah dengan rata-rata penyinaran matahari sebesar 48,83 persen. Jenis iklim ini sangat dipengaruhi oleh perubahan angin yang melewatinya.

Arah angin berasal dari arah timur laut, timur, tenggara dan utara. Angin yang sangat berpengaruh adalah angin timur laut dan tenggara.

Gambar IV.2. Rata-rata Penyinaran Matahari dan Suhu Udara Bulanan di Kabupaten Karimun Tahun 2014

26,00 26,50 27,00 27,50 28,00 28,50 29,00

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Suhu Udara (C) Penyinaran Matahari (%)

(45)

Kecepatan angin rata-rata per hari sebesar 4 knot, dengan kecepatan maksimum tercatat terjadi pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata kecepatan perhari sebesar 7 knot. Tekanan udara rata- rata sebesar 1010,85 MBS, dengan tekanan maksimal terjadi pada bulan November sebesar 1017,10 MBS dan minimum pada bulan Desember sebesar 1004,70 MBS.

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Karimun hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau di Kabupaten Karimun pada umumnya terjadi sepanjang bulan Februari dan Maret, sementara pada bulan lainnya curah hujan cenderung merata.

Gambar IV.3. Rata-rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Bulanan di Kabupaten Karimun Tahun 2014

0 5 10 15 20 25 30

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Jml Hari hujan Curah Hujan (mm)

(46)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 31 Berdasarkan dari stasiun BMKG Tanjung Balai Karimun, rata-rata curah hujan tahun 2014 sebesar 186,71 mm, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Agustus, dan terendah pada bulan Februari. Jumlah hari hujan cukup merata sepanjang tahun dengan rata-rata 15 hari setiap bulannya, kecuali pada bulan Januari hingga Maret dimana jumlah hari hujan berada dibawah 10 hari. Sementara rata-rata temperatur harian mencapai 27,760C, dengan rata-rata maksimum sebesar 33,530C dan minimum 22,980C. Kelembaban udara sepanjang tahun 2014 mencapai 86 persen.

Kawasan Rawan Bencana

Pengertian kawasan rawan bencana adalah daerah yang pernah mengalami bencana atau daerah yang mempunyai potensi terjadinya bencana. Daerah rawan bencana di Kabupaten Karimun dapat diidentifikasi salah satunya dari kondisi morfologi wilayah, sifat fisik tanah dan batuan serta keadaan curah hujan.

1. Gerakan Tanah Longsor

Kawasan gerakan tanah di Kabupaten Karimun dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu;

a. Zone Potensi Gerakan Tanah Rendah, Sebaran daerahnya meliputi sebagian besar Kabupaten Karimun.

b. Zone Potensi Gerakan Tanah Sedang, Sebaran potensi gerakan tanah sedang antara lain Kecamatan Tebing, Meral, Buru, dan Moro serta sebagian kecil Kecamatan Kundur Barat.

(47)

c. Zone Potensi Gerakan Tanah Tinggi, Sebaran potensi gerakan tanah tinggi antara lain Kecamatan Tebing, Meral, Buru, dan Moro.

2. Banjir

Banjir terjadi disebabkan karena faktor alami dan faktor manusia. Faktor alami dapat diidentifikasi dari keadaan morfologi wilayah yang berupa dataran, kerapatan dan jenis penggunaan lahan, curah hujan yang tinggi sehingga ketika terjadinya hujan aliran sungai atau debit sungai akan meningkat/meluap. Faktor manusia ikut berpengaruh terhadap terjadinya banjir karena adanya penggundulan hutan di daerah hulu, sehingga aliran permukaan langsung menjadi aliran sungai. Banjir erat kaitannya dengan drainase permukaan tanah.

Drainase di sini adalah drainase yang menunjukkan lamanya atau seringnya tanah tergenang air. Dengan demikian, drainase ini sangat dipengaruhi oleh sifat sifat fisik tanah lainnya seperti lereng, tekstur tanah, konsistensi/porositas tanah.

Daerah banjir dapat terjadi di dataran aluvial bekas rawa, daerah tersebut merupakan tempat yang sering tergenang air. Tanggul sungai dan sempadan sungai yang sudah rusak dan tidak dapat berfungsi menahan luapan air, akan mempermudah aliran menyebar ke kiri kanan sungai. Sebaran kawasan berpotensi banjir terdapat pada daerah yang mempunyai karakter pantai mangrove/rawa dan jenis tanahnya organosol/gambut. Kawasan tersebut hampir tersebar di sepanjang pesisir pulau-pulau di Kabupaten Karimun. Mangrove di Pulau Karimun

(48)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 33 Besar yaitu di bagian Selatan Kecamatan Tebing dan Meral, merupakan daerah yang relatif sedikit dibandingkan pulau-pulau lainnya. Daerah yang mempunyai lahan rawa lebih banyak di Kecamatan Moro.

3. Abrasi Pantai

Abrasi merupakan erosi yang terjadi di daerah sekitar pantai karena arus dan gelombang yang mengikis bentuk lahan pantai (mangrove, karang/batuan, berpasir. Tingkat erosi yang ditimbulkan berbeda sesuai dengan kecepatan arus/gelombang dalam mengikis tebing pantainya. Arus dan gelombang di Kabupaten Karimun terutama sangat dipengaruhi oleh pola Angin Barat, Selatan dan Utara. Walaupun pada umumnya arus permukaan konstan, namun di beberapa tempat kecepatan arus permukaan di laut meningkat yang dipengaruhi antara lain oleh letak keberadaan pulau dengan pulau lainnya dan keberadaanya dengan perairan lepas serta pola arah angin lokal.

Sebaran abrasi di Kabupaten Karimun dapat terjadi pada karakteristik pantai berpasir, berpasir-berlumpur dan pantai berkarang/cliff. Di Pulau Karimun Besar terdapat di pantai Barat Kecamatan Meral, bagian Selatan Pulau Kundur dan sebelah Selatan Pulau Belat.

4. Kegempaan dan Zona Sesar Aktif

Zona sesar aktif yang terdapat di Kepulauan Indonesia mengikuti zone subduksi tumbukan lempeng yang terbentang dari Barat hingga Timur Negara Indonesia. Zona sesar aktif akan berasosiasi dengan pusat- pusat gempa yang dikenal sebagai kegempaan sesar aktif yang meningkat. Adanya sesar terbentuk karena patahan yang bergeser

(49)

sesuai arah sesarnya. Pada zone sesar ini merupakan daerah yang lemah karena adanya perlapisan batuan yang berbeda antara lain tingkat pelapukannya, batuan penyusun, bahkan formasi batuannya.

Zona gempa di Kabupaten Karimun berdasarkan pada peta isoseisma (Beca Carter Holling dan Ferner Ltd, 1976) mempunyai percepatan maksimum 0,05 g. Berdasarkan peta wilayah rawan bencana gempa bumi Indonesia (Kertapati E, Suhaemi, A., Djuanda,A., 2001) di Kabupaten Karimun termasuk pada daerah yang berintensitas gempa rendahan atau setara dengan skala maksimum IV MMI digolongkan sebagai wilayah yang relatif aman terhadap kerusakan akibat gempa untuk bangunan teknik di atasnya (Penyusunan Zoning Regulation Kawasan KEK, 2007).

Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Karimun menunjukan jenis yang beragam. Di Kabupaten Karimun penggunaan lahannya dibagi menjadi:

belukar, permukiman, hutan lindung, pertanian, perkebunan, kota baru, hutan mangrove, pertambangan, lahan terbuka, industri, lainnya. Jenis aktivitas pemanfaatan lahan berpengaruh terhadap nilai dan harga lahan di suatu daerah. Lokasi tanah strategis dan bernilai tinggi sangat ditentukan oleh faktor jarak dengan aglomerasi penduduk kota dengan skala yang cukup tinggi, jarak terhadap jaringan transportasi dan ketersediaan sarana dan prasarana (air minum, listrik dan lain-lain).

(50)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 35 Tabel IV.3. Peruntukan Lahan di Kabupaten Karimun

No Penggunan Lahan Luas (Ha)

1 Belukar 103.326,438

2 Permukiman 3.796,680

3 Hutan 6.041,797

4 Pertanian 6.041,797

5 Perkebunan 13.829,347

6 Kota baru 1.664,360

7 Hutan Mangrove 11.922,114 8 Pertambangan 1.999,923 9 Lahan terbuka 276,693

10 Industri 300,862

11 Lainnya

(Danau/Kolong)

296,006

Jumlah 152.400,000

Sumber : Fakta dan Analisa-Review RTRW Kab. Karimun Tahun 2008- 2027

Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Karimun dibentuk berdasarkan UU nomor 53 tahun 1999 dan bersama-sama dengan Kabupaten Natuna merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau. Pada awal berdirinya, Kabupaten Karimun hanya terdiri atas tiga kecamatan yaitu Moro, Karimun, dan kundur. Seiring dengan kebutuhan pembangunan, dilakukan pemekaran menjadi sebanyak sembilan kecamatan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 2 tahun 2014, secara administratif saat ini Kabupaten Karimun terdiri dari 12 Kecamatan, 29 kelurahan, dan 42 desa, dengan ibukota Kabupaten terletak di Tanjung Balai Kecamatan Karimun.

(51)

Tabel IV.4. Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota Kecamatan serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kab.Karimun Tahun 2014

Wilayah Administrasi

Jumlah Jumlah

Pulau Kelurahan Desa RW RT

Moro 2 10 49 139 84

Durai - 4 13 36 46

Kundur 3 3 50 144 1

Kundur Utara 1 4 41 91 -

Kundur Barat 1 4 44 110 11

Belat - 6 28 65 25

Ungar 1 3 23 47 22

Karimun 6 3 34 129 24

Buru 2 2 29 64 7

Meral 6 - 30 119 4

Tebing 5 1 24 73 5

Meral Barat 2 2 18 54 20

Kab. karimun 29 45 383 1.071 249

Sumber: Bagian pemerintahan Sektertariat Daerah Kabupaten Karimun

Penduduk dan Tenaga Kerja

Jumlah penduduk Kabupaten Karimun terus menunjukkan perkembangan, namun secara laju pertumbuhan penduduk (LPP) ternyata justru menunjukkan tren yang menurun. Jika LPP pada tahun 2011 mencapai 1,69 persen, maka pada tahun 2014 nilainya nilainya hanya sebesar 1,01 persen. Dengan demikian selama empat tahun terakhir, LPP Kabupaten Karimun telah mengalami penurunan hampir 0,68 persen, dengan rata-rata LPP Kabupaten Karimun hanya berkisar 1,22 persen. Jika ditinjau menurut jenis kelamin, pada tahun 2014

(52)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 37 jumlah penduduk Kabupaten Karimun sebanyak 223.117 jiwa dimana 113.832 jiwa atau 51,02 persen merupakan penduduk laki-laki, sedangkan 109.285 jiwa atau 48,98 persen merupakan penduduk perempuan.

Tabel IV.5. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014 Menurut Kecamatan dan jenis Kelamin

Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan Moro 9.251 8.629 17.880 Durai 3.173 2.865 6.038 Kundur 14.410 14.644 29.054 Kundur Utara 5.901 5.634 11.535 Kundur Barat 8.625 8.268 16.893 Ungar 2.910 3.073 5.983 Belat 3.356 3.099 6.456 Karimun 22.638 21.986 44.624 Buru 4.693 4.354 9.047 Meral 19.924 18.716 38.640 Tebing 12.503 12.285 24.788 Meral Barat 6.448 5.732 12.181 Kab. Karimun 113.832 109.285 223.117

Sumber: BPS Kabupaten Karimun

Pada tahun 2014 diketahui bahwa piramida penduduk Kabupaten Karimun menonjol di dua titik, yaitu pada penduduk kelompok umur 5-14 tahun dan 25-39 tahun. Kondisi tersebut memberikan informasi terkait dua hal. Pertama, Angka kelahiran yang cukup tinggi selama satu dekade terakhir menyebabkan jumlah

(53)

penduduk berada pada kelompok umur 5-14 tahun menjadi cukup besar. Kedua, telah terjadi migrasi keluar dalam skala yang cukup besar pada penduduk kelompok umur 15-24 tahun. Dalam hal ini, migrasi yang dilakukan dalam rangka bersekolah/kuliah, sehingga sangat mungkin bahwa mereka ini akan kembali pada beberapa waktu mendatang.

Gambar IV.4. Piramida Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014

15.000 10.000 5.000 0 5.000 10.000 15.000 0-4

5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-75 75+

Perempuan Laki-laki

(54)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 39 Struktur umur penduduk Kabupaten Karimun membawa konsekuensi bagi tingkat produktivitas penduduk. Penduduk dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu penduduk muda (0-14 tahun), penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan penduduk tua (diatas 65 tahun). Kondisi di Kabupaten Karimun menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif mencapai 64,54 persen. Artinya Angka ketergantungan (Dependency Ratio) mencapai 64,94 persen.

Gambar IV.5. Distribusi Penduduk Usia Produktif Kabupaten Menurut Jenis Kelamin Karimun Tahun 2014 (%)

Pada tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun yang tinggal di wilayah perkotaan sebanyak 136.924 jiwa atau 60,83 persen.

Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 60,64 persen, sedangkan penduduk perempuan mencapai 61,02 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kepadatan penduduk dan keberadaan fasilitas umum, Kabupaten Karimun termasuk kedalam wilayah yang cukup maju.

0-14 31%

15-64 65%

65+

4%

(55)

Gambar IV.6. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Klasifikasi Wilayah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin Tahun 2014 (%)

Pada tahun 2014, jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Karimun yang tergolong dalam angkatan kerja mencapai 97.964 orang.

Dengan demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 63,97 persen. Dari jumlah tersebut, 59,73 persen diantaranya merupakan mereka yang bekerja, sementara 4,25 persen sisanya tergolong sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, atau menganggur. Sementara itu golongan bukan angkatan kerja jumlahnya mencapai 55.166 orang, didominasi oleh kegiatan mengurus rumah tangga yang mencapai 24,23 persen, disusul oleh sekolah sebesar 7,03 persen dan lainnya sebesar 4,77 persen.

0 10 20 30 40 50 60 70

Laki-laki

Perempuan

60,64 61,02

39,36

38,98

Perkotaan Perdesaan

(56)

N I L A I T U K A R P E T A N I K A B U P A T E N K A R I M U N 2 0 1 4 41 Gambar IV.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Usia 15 Tahun

Keatas Menurut Kegiatan Utama Tahun 2014 (%)

Pada tahun 2014, sektor pertanian masih menjadi sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 23,94 persen. Selanjutnya, sektor lain yang banyak menyerap tenaga kerja adalah perdagangan, hotel dan restoran.

Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini mencapai 22,34 persen.

Sektor lain yang juga menyerap tenaga kerja cukup besar adalah jasa kemasyarakatan dan perorangan dengan besaran mencapai 19,84 persen.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Laki-laki Perempuan Laki-laki +Perempuan Bekerja Mencari pekerja Sekolah Mengurus rumah tangga Lainnya

(57)

Gambar IV.8. Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 (%)

Secara umum, sektor pertanian dapat dikelompokkan kedalam 6 subsektor, yaitu Tanaman Pangan (Padi dan Palawija), Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Perikanan (Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan), dan Kehutanan.Data Hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 20.770 jiwa penduduk Kabupaten Karimun bekerja di sektor pertanian, dimana sebanyak 15.774 jiwa merupakan penduduk laki-laki dan 4.996 jiwa merupakan penduduk perempuan. Dari total penduduk yang bekerja sebagai petani tersebut, sebanyak 54,76 persennya merupakan penduduk dari Pulau Kundur.

Pertanian 24%

Pertambanga n, Penggalian

4%

Industri 8%

LGA 1%

Konstruksi 14%

Perdagangan , Hotel, Rest

22%

Transportasi, Komunikasi

6%

LK, RE, Perse waan & Jasa Perusahaan

1%

Jasa Kemasyaraka

tan 20%

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa parameter lingkungan yang dijadikan sebagai potensi pengembangan ekowisata mangrove adalah kerapatan jenis mangrove, ketebalan mangrove, spesies mangrove,

Media kartu kata gambar menyajikan gambar yang dapat dilengkapi kata, pada setiap gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran tersendiri, dapat memperlancar dan

perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki

Hasil tersebut menunjukan bahwa p&gt;0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi zat goitrogenik dengan status yodium urin ibu hamil di wilayah

Hasil temuan di tujuh negara yang dikaji di dalam studi ini—Kanada, China, Jerman, India, Indonesia, Singapura dan Thailand—menunjukkan bahwa sektor TIK dan

Hasil simulasi menunjukan kondisi terbaik diperoleh pada saat sistem mendapat injeksi daya reaktif saat kapasitor 15 MVAR dipasang pada bus Bagan Batu, sedangkan

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data tulis yang berupa wacana iklan elektronik pada surat kabar Suara Merdeka edisi Maret 2012 yang terdiri atas 47 iklan.