1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Persalinan adalah suatu peristiwa fisiologis dalam siklus kehidupan seorang wanita, dimana persalinan dan kelahiran bayi merupakan suatu kejadian yang membahagiakan, namun bagi sebagian wanita persalinan seringkali menimbulkan rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti hormon katekolamin dan hormon kortisol. Hormon ini dapat menyebabkan ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi penurunan kontraksi uterus yang memperlambat kemajuan persalinan (Romano & Lothian, 2008).
Rasa nyeri merupakan hal yang normal terjadi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari persalinan, sekitar 80%-95% wanita melahirkan melaporkan rasa nyeri yang hebat selama persalinan akibat dilatasi serviks dan penurunan presentasi bayi (Tournaire & Theau Yonneau, 2007). Nyeri persalinan merupakan penyebab terjadinya partus lama, partus lama memberikan sumbangsih 5 % terhadap penyebab kematian ibu di Indonesia. Pada tahun 2012 jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan dengan negara Asean lainnya yaitu mencapai 359 per 100.000 kelahiran (Kemenkes, 2013). AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2012 adalah 87,3 per 100.000 kelahiran (Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2013). AKI yang tinggi
mendorong pemerintah meningkatkan program pembangunan kesehatan dengan salah satu indikator khusus yaitu menurunnya AKI. Penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2015 tidak mencapai target MDGs. Millenium Develompment Goals (MDGs) menetapkan AKI menurun hingga 102 per 100.000 kelahiran tahun 2015 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menetapkan AKI dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 (Kemenkes, 2013).
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi bersifat murah, simpel, efektif, dan tanpa efek yang merugikan. Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya (Handerson & Jones, 2006). Metode nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri persalinan dapat berupa kompres panas dan dingin, sentuhan dan pijatan, akupuntur, Transcutaneous Electrical Nervous Stimulation (TENS), aromaterapi, intervensi pikiran dan perilaku, hipnosis (Gayeski et al., 2014).
Terapi alternatif atau lebih dikenal dengan Complementary And Alternative Medicine (CAM) sangat popular diseluruh dunia, sebuah studi menunjukan 30% populasi dewasa menggunakan terapi alternatif CAM sebagai pilihan dalam mengatasi masalah kesehatan, dan sekitar 49% pengguna CAM adalah wanita, tidak menutup kemungkinan bahwa wanita hamil juga
menggunakan terapi alternatif sebagai pilihan untuk masalah kesehatan, survei yang dilakukan pada 242 ibu hamil menunjukan 9% ibu hamil di Amerika Serikat menggunakan terapi alternativ (CAM) Smith et al (2011). Beberapa wanita menghindari pemakaian metode farmakologi dalam mengurangi nyeri, dan beralih ke metode komplementer dalam manajemen nyeri (Smith et al., 2011).
Synder & Lindquist (2006) menjelaskan bahwa aromaterapi yang digunakan bersamaan dengan teknik pemijatan memiliki efek ganda dimana pijat aromaterapi berfokus pada efek pemijatan dan keharuman aromaterapinya. Pijat aromaterapi adalah terapi sentuh dengan menggunakan aromaterapi dimana pijat dapat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak (Danuatmaja dan Meliasari, 2008). Senyawa limonene dalam neroli (Citrus Aurantium L. Var Amara) dapat menghambat prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri (Cheralghi & Valadi, 2010). Penelitian ini membuktikan bahwa aromaterapi dengan neroli dapat mengurangi nyeri pada persalinan kala I fase aktif pada primigravida (Namazi et al., 2014).
Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris pada 8000 wanita hamil selama tahun 1990-1998 menunjukkan efek aromaterapi pada pengurangan rasa takut, sakit, dan kecemasan yang berhubungan dengan persalinan. Dalam penelitian ini, 61% perempuan menggunakan lavender dan frankincense untuk mengurangi rasa takut dan kecemasan (Burns et al., 2007). Penelitian lain dilakukan pada 71 ibu bersalin pada tahun 2007 di Korea menunjukan bahwa efek pijat dengan menggunakan aromaterapi minyak essensial lavender, clary
sage, frankincense dan neroli dapat menurunkan nyeri persalinan dan menurunkan kecemasan selama persalinan (Mi Kyoung & Myung Haeng, 2011). Ekstrasi bunga Bitter Orange (Citrus Aurantium) adalah minyak essensial yang sering digunakan dalam aromaterapi. Penelitian yang dilakukan oleh Namazi et al (2014) membuktikan bahwa aromaterapi dengan menggunakan minyak essensial bunga Citrus Aurantium dapat mengurangi kecemasan pada kala I persalinan.
Penelitian dengan menggunakan aromaterapi terhadap nyeri persalinan masih kurang sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum aromaterapi dapat ditetapkan dalam persalinan untuk mengurangi rasa nyeri Smith et al (2011). Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh pijat aromaterapi Neroli (Citrus Aurantium L. Var Amara) terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif.
B. Perumusan Masalah
Rasa nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, stress Bobak et al (2004). Sekitar 80%-95% wanita melahirkan melaporkan rasa nyeri yang hebat selama kala II persalinan akibat dilatasi serviks dan penurunan presentasi bayi (Tournaire & Theau-Yonneau, 2007). Nyeri persalinan dapat merangsang peningkatan hormon katekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada kontraksi uterus sehingga hormon katekolamin menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan menurunkan aliran darah uterus yang dapat membahayakan janin dan
memperlambat kemajuan persalinan. Salah satu cara untuk mengatasi nyeri pada persalinan adalah dengan pemberian aromaterapi. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ibu bersalin kala I fase aktif yang dipijat aromaterapi neroli (Citrus Aurantium L Var Amara) akan mengalami penurunan tingkat nyeri persalinan lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak dipijat?.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Mengetahui manfaat pijat aromaterapi neroli (Citrus Aurantium L. Var Amara) dalam menurunkan nyeri persalinan Kala I fase aktif.
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur perbedaan nyeri persalinan kala I fase aktif selama dilakukan pijat aromaterapi neroli (Citrus Aurantium L. Var Amara).
b. Mengidentifikasi faktor luar yang berpengaruh terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktik Kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif dalam teknik nonfarmakologi yang mudah untuk dilakukan dalam asuhan kebidanan pada ibu selama persalinan kala I.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai Pengaruh Pijat Aromaterapi Neroli
(Citrus Aurantium L. Var Amara) dalam menurunkan nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I fase aktif.
3. Bagi Peneliti
Hasil ini diharapkan dapat menambah wawasan/pengetahuan peneliti tentang Pengaruh Pijat Aromaterapi Neroli (Citrus Aurantium L. Var Amara) terhadap nyeri persalinan pada ibu bersalin kala I fase aktif
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian.
No Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan
1 Namazi et al, 2014 Iranian Red Crescent Medical Journal, Effects of Citrus Aurantium (Bitter Orange) On The Severity Of First Stage Labor Pain
RCT Aromaterapi dengan Jeruk masam (Citrus Aurantium) dapat menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif Jenis penelitian, cara pemberian aromaterapi, alat ukur nyeri. 2 Kyoung &Haeng (2011) Korean J Women Health Nurs. Effects of The Spouse’s Aromatheraphy Massage on Labor Pain, Anxiety, and Childbirth Satisfaction For Laboring Women RCT Pemijatan dengan menggunakan aromaterapi dapat menurunkan nyeri persalinan dan kecemasan pada persalinan Jenis aroma terapi, jenis penelitian, alat ukur. 3 Zahra A, Leila M.S., (2013). African Journal of Pharmacy and Pharmacolog Lavender Aromatheraphy Massages in Reducing
Labor Pain and
Duration of Labor RCT Pemijatan dengan menggunakan aromaterapi Lavender dapat menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif Jenis aromaterapi. Jenis penelitian 4 Silva et al., (2013) Massage reduce
severity of pain during labour RCT Pemijatan dapat menurunkan nyeri persalinan Jenis penetian, Metode 5 Rafhani Rosyida (2015) Pengaruh Pemberian Aromaterapi Inhalasi neroli (Citrus Aurantium) Terhadap nyeri Quasi Eksperimental Inhalasi dengan menggunakan aromaterapi neroli dapat menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif
Alat ukur nyeri, alat penelitian