Email korespondensi: [email protected] 34
Pengaruh Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Januaria Shepa1 Kristina Uskenat2
1Program Studi Pendidikan Fisika, Univertas Katolik Widya Mandira, Kupang, Indonesia
2Program Studi Fisika, Universitas San Pedro, Kupang, Indonesia Abstrak
Masalah utama dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh dari gaya kognitif terhadap hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari gaya kognitif terhadap hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah. Gaya kognitif merupakan variabel penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan pebelajar dalam bidang akademik, kelanjutan perkembangan akademik, bagaimana pebelajar belajar serta bagaimana pebelajar dan pembelajar berinteraksi di dalam kelas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif dengan hasil ketuntasan 79,9% dan rata-rata keseluruhan, kelas VIID tergolong dalam gaya kognitif field independent. Gaya kognitif berpengaruh terhadap hasil dengan persamaan regresi Y = 64,083 + 1,295X dan kontribusi yang di sumbangkan gaya kognitif (X) terhadap hasil belajar (Y) sebesar 20,6%.
Masuk:
10 Februari 2021 Diterima:
03 Maret 2021 Diterbitkan:
19 Maret 2021 Kata kunci:
Gaya Kognitif, Model Pembelajaran Berbasis Masalah,Hasil Belajar.
1. Pendahuluan
Dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu tentang serangkaian proses ilmiah yang akan menghasilkan produk berupa konsep, prinsip dan teori yang dipelajari dan dibangun atas dasar sikap ilmiah [1]. Fisika merupakan salah satu bidang ilmu IPA yang termasuk dalam mata pelajaran yang tidak disukai dan sering dihindari oleh peserta didik pada semua level pendidikan. Peserta didik menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan untuk dipelajari sehingga berakibat pada rendahnya penguasaan konsep dan hasil belajar peserta didik [2].
Kebanyakan peserta didik selalu menganggap mata pelajaran fisika susah dan memusingkan dan cenderung tidak menyukai mata pelajaran fisika. Hal ini menyebabkan hasil belajar IPA peserta didik tersebut akan cenderung tidak memuaskan [3]. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru diharapkan mampu melibatkan peserta didik secara aktif dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan memperhatikan karateristik peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi atau gaya kognitif sehingga diharapkan agar proses pembelajaran dikelas dapat berjalan kondusif dan dapat membangun kreatifitas peserta didik, serta diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan optimal [4].
SMPK St. Theresia Kupang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang saat ini menerapkan Kurikulum 2013 dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Dari hasil observasi awal yang dilakukan, ditemukan beberapa masalah di dalam proses pembelajaran, yakni beberapa peserta didik kesulitan dalam menerima informasi yang diberikan pendidik, terdapat perbedaan penerimaan informasi oleh setiap peserta didik.
Ada peserta didik yang cepat dalam menerima informasi yang diberikan, ada pula peserta didik yang sangat lambat dalam menerima informasi. Karena perbedaan ini, membuat beberapa peserta didik melakukan keributan selama proses pembelajaran yang hanya dapat dihentikan apabila pendidik mata pelajaran memberikan ancaman berupa pukulan ataupun hukuman yang lain. Faktor lain yang mempengaruhi cepat lambatnya peserta didik menerima informasi yang diberikan yaitu masih banyak kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa memperhatikan bagaimana karakteristik dari setiap peserta didik, pendidik lebih banyak melakukan pengajaran menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah. Gaya kognitif merupakan variabel penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan pebelajar dalam bidang akademik, kelanjutan perkembangan akademik, bagaimana siswa belajar serta bagaimana guru dan peserta didik berinteraksi di dalam kelas [5]. Dengan begini banyak peserta didik yang tidak dapat memahami informasi dan pelajaran
Email korespondensi: [email protected] 35 yang diberikan dengan baik sehingga respon peserta didik sangat rendah selama proses pembelajaran berlangsung yang berakibat pada pencapaian nilai akhir dari proses pembelajaran tidak mencapai nilai KKM.
Gaya kognitif adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang peserta didik dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal [6]. Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) merupakan model pembelajaran yang menyajikan situasi masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan kemudahan untuk melakukan penyelidikan dan mengaplikasikan konsep dalam berbagai situasi [7]. Model PBI dipilih, karena dalam proses pembelajarannya peserta didik dihadapkan kepada masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari dan sebagai salah satu cara untuk melatih serta meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan memecahkan masalah serta mendapat pengetahuan dan konsep penting [8]. Hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dan perubahan tingkah laku atau kedewasaan yang telah dicapai oleh peserta didik yang dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu [9].
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Dalam penelitian ini, penelitian deskriptif yang digambarkan adalah ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan penelitian asosiatif yaitu menganalisis pengaruh gaya kognitif terhadap hasil belajar peserta didik [10]. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPK St. Theresia Kupang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIID SMPK St.
Theresia Kupang yang berjumlah 30 peserta didik. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu hasil belajar sedangkan variabel independen yaitu gaya kognitif.
2.1.Hipotesis
2.1.1 Hipotesis Deskriptif
Hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) materi pokok Kalor pada peserta didik kelas VIID SMPK St. Theresia Kupang semester genap tahun 2020 tuntas
2.1.2 Hipotesis Statistik
Ha: μ ≠ 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif terhadap hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction) materi pokok Kalor pada peserta didik kelas VIID SMPK St. Theresia tahun 2020
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu a. Tes baku (Group Embedded Figures Test)
GEFT adalah tes yang umum digunakan dalam studi untuk mengukur individu apakah terklasifikasikan sebagai field dependent atau field independent. Terdiri dari 3 bagian, bagian pertama terdiri dari 7 butir soal, bagian kedua dan ketiga masing-masing terdiri 9 butir soal. Soal bagian pertama dimaksudkan untuk latihan dan untuk mengetahui bahwa peserta didik sudah memahami perintah dalam tes tersebut, baru pada bagian kedua dan ketiga akan diberi skor karena ini merupakan tes yang sesungguhnya. Untuk bagian pertama tidak diberi skor, karena bersifat latihan, bagian kedua dan ketiga jika benar masing-masing butir soal mendapatkan skor 1, dan jika salah mendapatkan skor 0.
b. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
Email korespondensi: [email protected] 36 2.2. Teknik Analisis Data
2.2.1 Analisis Deskriptif
Ketuntasan hasil belajar peserta didik diukur dengan tes hasil belajar peserta didik (THB). Acuan ketuntasan yang digunakan adalah ketuntasan dari Depdiknas yang berlaku bagi SMA dan SMP. Untuk mengetahui ketuntasan IHB, digunakan persamaan proporsi sebagai berikut :
N
PTHB B (1)
Analisis Gaya Kognitif Peserta didik menggunakan istrumen group embedded figures test untuk menetapkan peserta didik dengan gaya kognitif field dependent dan peserta didik dengan gaya kognitif field independent. 2.2.2 Statistik Inferensial
Uji normalitas data, Analisis Regresi Sederhana, Uji Linieritas, dan Uji t. Penggunaan statistik nonparametrik mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data yaitu Chi Kuadrat. Secara matematis dirumuskan:
k
i e
e
f f x f
1
2 2 0
[11] (2) Dengan :
x2= chi kuadrat f0 = hasil pengamatan
fe = frekuensi yang diharapkan 3 Hasil dan Pembahasan
3.1 Analisis Deskriptif
Tes Hasil belajar dari 30 peserta didik, terdapat tiga orang peserta didik yang yang tidak mencapai proporsi 75%, sedangkan peserta didik yang lain dikatakan tuntas karena proporsi yang dicapai lebih dari 75%. Dilihat dari rata-rata proporsi kelas yang dicapai, seluruh peserta didik dikatakan tuntas dengan proporsi yang dicapai lebih dari 75% yakni 79,5%.
Gambar 1. Grafik Hasil Analisis Ketuntasan THB Kognitif
Analisis Gaya Kognitif Peserta didik untuk peserta didik kelas VIID SMPK St. Theresia Kupang terdapat 5 peserta didik yang tergolong dalam gaya kognitif field dependent karena jawaban benar peserta didik ≤ 9 soal. Sedangkan 25 peserta didik lainnya tergolong dalam gaya kognitif field independent, karena jawaban benar peserta didik ˃ 9 soal.
Untuk rata-rata keseluruhan, kelas VIID tergolong dalam gaya kognitif field independent karena jawaban benar ˃ 9.
Email korespondensi: [email protected] 37 3.2 Analisis Inferensial
Analisis inferensial digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh antara gaya kognitif dan hasil belajar. Uji Nomalitas Data : menguji apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dengan adanya data yang terdistribusi normal dianggap dapat mewakili populasi.
Table 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
N 30
Normal Parametersa,b Mean 23.0000
Std.
Deviation 9.96546
Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .152
Negative -.125
Test Statistic .152
Asymp. Sig. (2-tailed) .076c
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai 𝒳2hitung = 11,400. Dengan derajat kebebasan (degree of freedom) = 8, dan taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% maka di dapatkan 𝒳2tabel = 15,507. Dengan membandingkan nilai 𝒳2 hitung = 11,400 dan nilai 𝒳2tabel = 15,507 yang mengikuti kaidah pengujian yaitu 𝒳2hitung < 𝒳2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Uji Regresi Sederhana digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) bila varibel bebas (X) diketahui. Data yang diambil untuk melakukan uji regresi adalah data nilai hasil analisis gaya kogitif (X) dan data nilai posttest (Y).
Table 2. Koefisien Regresi Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 64.083 5.879 10.900 .000
Gaya Kognitif 1.295 .481 .454 2.695 .012
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .454a .206 .178 5.82535
Uji Linearitas digunakan untuk melihat apakah dua variabel secara signifikan memiliki hubungan yang linear atau tidak. Uji linearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel ANOVA.
Email korespondensi: [email protected] 38 Prosedur uji linieritas adalah sebagai berikut:
a) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
H0 = Data kelompok A dan B tidak berpola linier Ha = Data kelompok A dan B berpola linier b) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik
H0 : β = 0 Ha : β ≠ 0
c) Menentukan taraf signifikan α = 5%
d) Kaidah pengujian
Jika : Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima Jika : Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak e) Menghitung nilai Fhitung
f) Menentukan nilai Ftabel
g) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
h) Membuat keputusan apakah Ha atau H0 yang diterima.
Table 3. Uji Linearitas ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 246.497 1 246.497 7.264 .012b
Residual 950.170 28 33.935
Total 1196.667 29
Uji t digunakan untuk menguji kevalidan persamaan regresi. Dari tabel coefficient regresi ditunjukkan nilai thitung = 2,695 sedangkan nilai ttabel dapat dicari menggunakan tabel t-Student.
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡൫𝛼/2൯൫𝑛−2൯= 𝑡൫0,05/2൯൫30−2൯= 𝑡൫0,025൯൫28൯= 2,048
Sesuai dengan kaidah pengujian, karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2,695 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,048 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil keputusan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif dan hasil belajar.
4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis asosiatif data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem basedinstruction) adalah baik dan terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif dan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada kepala sekolah dan peserta didik SMPK St.Theresia Kupang yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian dan membantu dalam proses penelitian.
Daftar Pustaka
[1] N. Fitriani, G. Gunawan, and S. Sutrio, “Berpikir Kreatif Dalam Fisika Dengan Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (Cups) Berbantuan LKPD,” J. Pendidik. Fis. dan Teknol., vol. 3, no. 1, p. 24, 2017, doi:
10.29303/jpft.v3i1.319.
[2] R. N. K. Mellu and I. Boimau, “Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar Implementation of the Viscometer Practicum Tool to Improve Conceptual Understanding of and Process Skills of Prospective Physics
Email korespondensi: [email protected] 39 Teachers Implementasi Alat Praktikum Viskometer Untuk Meningkatkan ,” vol. 8, pp. 249–262, 2020, doi:
10.26618/jpf.v8i3.3719.
[3] D. Harefa, D. Program, S. Pendidikan, and K. P. Telukdalam, “Efektifitas Metode Fisika Gasing Terhadap Hasil,”
vol. 5, no. 1, pp. 35–48, 2018.
[4] M. S. Boru, “Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMAN 28 Kab. Tangerang,” J. Pendidik. Sej., vol. 6, no. 1, p. 29, 2017, doi: 10.21009/jps.061.04.
[5] D. P. Matematika, F. Tarbiyah, and I. Ambon, “Jurnal matematika dan pembelajarannya 2013,” vol. 1, no. 1, pp.
42–63, 2013.
[6] S. Hadi, “Umpan Balik dan Gaya Kognitif Pada Matakuliah Pembelajaran Matematika di Kediri,” Briliant J. Ris.
dan Konseptual, vol. 2, no. 1, p. 113, 2017, doi: 10.28926/briliant.v2i1.31.
[7] A. Malik, “Model Pembelajaran Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa,” J. Penelit. Pengemb. Pendidik. Fis., vol. 01, no. 1, pp. 9–16, 2015, doi:
10.21009/1.01102.
[8] K. Hadi and N. Vidarma Susanti, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Di Kelas Viii Smp Negeri 2 Meureubo Kabupaten Aceh Barat,” J. Bionatural, vol. 4, no. 1, pp. 46–55, 2017.
[9] N. K. A. A. Suci, “Pengaruh Model Pembelajaran CORE Berbasis SETS Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD,” Mimb. Pendidik. Indones., vol. 1, no. 3, pp. 297–310, 2020.
[10] A. Sholikhah, “ST A TISTIK DESKRIPTIF A TIF Amirotun Sholikhah,” Komunika, vol. 10, no. 2, pp. 342–362, 2016.
[11] S. Hartono, “Uji Normalitas untuk Penelitian,” Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2004.