PENENTUAN LOKASI GUDANG DENGAN METODE CENTER OF GRAVITY DAN RATING FACTOR SERTA UKURAN GUDANG PADA PT. XYZ SUPRIADI NIM :
Bebas
207
0
0
Teks penuh
(2)
(3)
(4) DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTASTEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS AKHIR. No. Dok. Edisi Rev Tgl Efektif Halaman. : FM-GKM-S1TI-FT-606-11 :0 : 01 : 09 Juli 2018 : 1 dari 1. SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS AKHIR No. : 845/ UN5.2.1.4.1.4/KRK/2021. Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan : - Evaluasi hasil seminar DRAFT Tugas Akhir - Pemeriksaan Terhadap Perbaikan DRAFT Tugas Akhir terhadap mahasiswa : Nama. : Supriadi. NIM. : 170403091. Tempat dan tanggal lahir. : Kabanjahe, 24 November 1998. Judul Tugas Akhir. : Penentuan Lokasi Gudang dengan Metode Center of Gravity dan Rating Factor serta Ukuran Gudang Pada PT. XYZ. Menetapkan ketentuan – ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi : Dapat menerima perbaikan Tugas Akhir Departemen Teknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Sidang Sarjana/ Ujian Kolokium yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU Medan, Juli 2021 Tim Pembanding Pembanding I,. Pembanding II,. Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT Tanggal, 06 Juli 2021. Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT Tanggal, 01 Juli 2021. Pembimbing,. Ketua. Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc. Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT, IPM.
(5) FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jl. Almamater No.1 Kampus USU – Tel. 8213251, Fax. 8213251 MEDAN 20155 “KEPUTUSAN SIDANG SARJANA LENGKAP” No. : 29/ UN5.2.1.4.1.4/KRK/2021 Pada hari ini Sidang Sarjana Lengkap Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara di Medan setelah mendengar, memperhatikan dan memperhitungkan hasil-hasil yang dicapai selama berlangsungnya Sidang Sarjana Lengkap Teknik Industri terhadap : Nama. :. Supriadi. NIM. :. 170403091. Tempat dan Tanggal Lahir. :. Kabanjahe, 24 November 1998. Judul Tugas Sarjana. : Penentuan Lokasi Gudang dengan Metode Center of Gravity dan Rating Factor serta Ukuran Gudang Pada PT. XYZ.. Pembimbing I Pembimbing II. : Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc :. Memutuskan dan menetapkan nama yang tersebut diatas dinyatakan : a. L U L U S, dengan hasil : Cukup: C / C+ Baik: B / B+ Membuat Perbaikan. b.. Tanpa Perbaikan. Sangat Baik: A. Suplemen. Yang bersangkutan dinyatakan sebagai Sarjana dalam bidang Teknik Industri, bila perbaikan (kalau ada) sudah selesai, maka Ijazah Sarjana Teknik akan dikeluarkan oleh Universitas Sumatera Utara bersama Fakultas Teknik USU, dan Transkrip Akademik selama mengikuti kuliah dan praktikum pada Fakultas Teknik akan dikeluarkan oleh Departemen Teknik Industri. T I D A K L U L U S, dengan hasil : Kurang Yang bersangkutan diwajibkan................................................................................................. .................................... untuk dapat mengikuti sidang sarjana yang Kedua/Ketiga Medan, 11 Juli 2021 PANITIA UJIAN SARJANA LENGKAP DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK USU Panitera, Koordinator Pelaksana Sidang,. Buchari, ST, M. Kes. Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT. Penguji I,. Penguji II. Dr.Eng. Listiani Nurul Huda, MT. Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT. Penguji III,. Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc. Mengetahui / Menyaksikan Ketua,. Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT, IPM. Sekretaris,. Buchari, ST, M. Kes. No. Dok : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-14 Rev : 01 Tgl. Efektif :09 Juli2018 Halaman : 1 dari 1.
(6) ABSTRAK. Indonesia adalah negara agraris tropis terbesar di dunia. Di antara 27% wilayah tropis dunia, Indonesia menyumbang 11% wilayah tropis. Sebagai lahan pertanian, masyarakat Indonesia hidup di atas lahan pertanian dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, penggunaan lahan pertanian yang semakin meningkat menyebabkan permintaan akan pupuk juga semakin meningkat. PT. XYZ merupakan distributor tunggal di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang menyalurkan produk pupuk NPK X ke berbagai retailer dan perkebunan. PT. XYZ saat ini memiliki sebuah gudang yang hanya menyimpan produk pupuk NPK X dan melayani permintaan pupuk untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Permintaan pupuk yang meningkat 54,98% dibanding tahun sebelumnya menyebabkan gudang PT. XYZ saat ini tidak mampu lagi menampung beban permintaan. Sehingga PT. XYZ berencana untuk membangun gudang baru dengan harapan mampu menampung beban permintaan dan mengefisiensikan jarak tempuh serta meminimalkan biaya transportasi. Penentuan lokasi alternatif gudang baru dilakukan dengan menggunakan metode center of gravity dan rating factor. Lokasi alternatif gudang baru yang diperoleh dengan menggunakan metode center of gravity terletak di daerah Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dengan biaya transportasi yang berkurang sebesar 15,36%. Sedangkan lokasi alternatif gudang baru yang diperoleh dengan menggunakan metode rating factor terletak di wilayah Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan biaya transportasi yang berkurang sebesar 22,08%. Layout pada gudang baru yang diusulkan memerlukan luas lahan minimal 17.940 m2. Kata kunci : center of gravity, lokasi gudang, rating factor, ukuran gudang.
(7) ABSTRACT. Indonesia is the largest tropical agrarian country in the world. Among 27% of the world's tropical regions, Indonesia accounts for 11% of the tropical regions. As agricultural land, Indonesian people live on agricultural land and plantations to meet their daily needs. Over time, the increasing use of agricultural land causes the demand for fertilizers to also increase. PT. XYZ is the sole distributor in North Sumatra and Nanggroe Aceh Darussalam provinces that distributes NPK X fertilizer products to various retailers and plantations. PT. XYZ currently has a warehouse that only stores NPK X fertilizer products and serves fertilizer requests for North Sumatra and Nanggroe Aceh Darussalam Provinces. The demand for fertilizer which increased by 54.98% compared to the previous year caused the PT. XYZ is currently no longer able to accommodate the demand load. So that PT. XYZ plans to build a new warehouse in the hope that it will be able to accommodate the increasing demand load and streamline mileage and minimize transportation costs. The determination of the alternative location for the new warehouse is done using center of gravity and rating factor method. The new alternative location of the warehouse obtained using the center of gravity method is located in the Pematang Sidamanik area, Simalungun Regency, North Sumatra with reduced transportation costs by 15.36%. Meanwhile, the alternative location for the new warehouse obtained using the rating factor method is located in the Kabanjahe area, Karo Regency, North Sumatra with reduced transportation costs by 22.08%. The layout of the proposed new warehouse requires a minimum land area of 17,940 m2. Keywords: center of gravity, warehouse location, rating factor, warehouse size.
(8) KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini. Tugas sarjana merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu (S-1), Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul Penentuan Lokasi Gudang dengan Metode Center of Gravity dan Rating Factor serta Ukuran Gudang pada PT. XYZ. Besar harapan penulis penyusunan tugas sarjana ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas sarjana ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik atau saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan tugas sarjana ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. PENULIS,. MEDAN, JUNI 2021. SUPRIADI.
(9) UCAPAN TERIMA KASIH. Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat Kasih-Nya, Penulis berkesempatan menyelesaikan Tugas Sarjana ini tepat pada waktunya. Penulisan Tugas Sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika Penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak sehingga Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Kedua orang tua Penulis yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada Penulis selama menempuh perkuliahan baik dari segi moril, doa, maupun materil.. 2.. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.. 3.. Bapak Buchari, ST., M. Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi panitera pada Seminar dan Sidang Tugas Sarjana.. 4.. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE. dan Bapak Ir. Aulia Ishak, MT., Ph. D. sebagai Koordinator Tugas Sarjana yang telah memberi saran dan masukan untuk laporan tugas sarjana.. 5.. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M. Sc. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing Penulis dan memberikan masukan dalam penyelesaian laporan tugas sarjana.. 6.. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, Ph. D, IPU, ASEAN Eng. sebagai pimpinan Penulis dan Kepala Laboratorium Sistem Produksi..
(10) 7.. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan bimbingan kepada Penulis selama perkuliahan.. 8.. Bang Nurmansyah, Bang Edi, Bu Ester, Bu Lince, Kak Rahmaini, Kak Mia, dan Kak Neneng sebagai Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu pengurusan administrasi dan peminjaman buku di perpustakaan.. 9.. Ibu Ester, sebagai pimpinan PT. XYZ atas kesempatan penelitian, bimbingan dan arahan selama pengumpulan data serta kesempatan wawancara dan diskusi yang diberikan.. 10. Adik Penulis yang selalu membantu dan mendukung penulis untuk secepatnya menyelesaikan laporan ini. 11. Teman dekat Penulis, Lani Diyana Etaniya, yang selalu memberikan semangat dan mendukung penulis untuk menyelesaikan laporan Tugas Sarjana. 12. Teman-teman dalam satu tim Kerja Praktek dengan Penulis, yaitu Felix Kurniawan dan Fernando, yang tetap memberikan semangat dan motivasi kepada Penulis dalam pengerjaan laporan tugas sarjana. 13. Sahabat selama di Teknik Industri, Erica Luhur, Evita Dewi, Melva, Stefry, Thomas, Brian, Vandrick, Fionna, Yence, Agustina, Vinezsia Kokita, dan Kelvin yang telah menemani Penulis melewati masa-masa perkuliahan dan senantiasa mendukung Penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana.. viii.
(11) 14. Teman-teman Asisten Laboratorium Sistem Produksi 2017 yang telah memberikan motivasi, dukungan dan doanya, yaitu Nicholas, Agnes, Diah, Chalisa, Ramadhan, Aulia Syahda dan Jhofandy. 15. Teman-teman Stambuk 2017, ATLANTIS, yang merupakan teman-teman Penulis di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 16. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN. PENULIS. JUNI 2021. SUPRIADI. ix.
(12) DAFTAR ISI. BAB. I. HALAMAN. LEMBAR JUDUL ................................................................. i. LEMBAR PENGESAHAN ................................................... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... iii. ABSTRAK .............................................................................. iv. ABSTRACT ............................................................................. v. KATA PENGANTAR. .......................................................... vi. UCAPAN TERIMA KASIH ................................................. vii. DAFTAR ISI .......................................................................... x. DAFTAR TABEL .................................................................. xv. DAFTAR GAMBAR ............................................................. xviii. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xix. PENDAHULUAN .................................................................. I-1. 1.1. Latar Belakang ............................................................... I-1. 1.2. Perumusan Masalah ....................................................... I-7. 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... I-7. 1.4. Manfaat Penelitian ......................................................... I-7. 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi......................................... I-7. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ...................................... I-8.
(13) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN. II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... II-1. 2.1. Supply Chain Management ............................................ II-1. 2.1.1. Strategi dalam Supply Chain ................................ II-1. 2.1.2. Tujuan Utama Supply Chain ................................ II-2. 2.2. Manajemen Transportasi dan Distribusi ........................ II-3. 2.2.1. Peran. Transportasi. pada. Supply. Chain II-3. Management 2.2.2. Fungsi Manajemen Transportasi dan Distribusi. II-4. 2.2.3. Desain Jaringan Distribusi .................................... II-6. 2.2.4. Strategi Distribusi ................................................. II-7. 2.3. Facility Location Problem ............................................. II-8. 2.3.1. Metode Pemilihan Lokasi Fasilitas ...................... II-9. 2.3.2. Koordinat Longitude dan Latitude ....................... II-13. III METODOLOGI PENELITIAN........................................... III-1. 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... III-1. 3.2. Jenis Penelitian ............................................................... III-1. 3.3. Objek Penelitian ............................................................. III-1. 3.4. Variabel Penelitian ......................................................... III-2. 3.5. Kerangka Berpikir .......................................................... III-2. xi.
(14) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN. 3.6. Definisi Operasional....................................................... III-3. 3.7. Tahapan Penelitian ......................................................... III-3. 3.8. Metode Pengumpulan Data ............................................ III-5. 3.9. Metode Pengolahan Data ............................................... III-6. IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .............. IV-1. 4.1. Pengumpulan Data ......................................................... IV-1. 4.1.1. Data Lokasi dan Jarak .......................................... IV-1. 4.1.2. Data Permintaan Konsumen................................. IV-3. 4.2. Pengolahan Data............................................................. IV-4. 4.2.1. Perhitungan Metode Center of Gravity ................ IV-4. 4.2.2. Perhitungan Metode Rating Factor...................... IV-8. 4.2.2.1. Penentuan Lokasi Alternatif Gudang. IV-8. 4.2.2.2. Identifikasi Faktor dan Sub Faktor .......... IV-9. 4.2.2.3. Pemberian Bobot Sub Faktor ................... IV-12. 4.2.2.4. Perhitungan Bobot Sub Faktor ................ IV-15. 4.2.2.5. Penilaian Setiap Alternatif Lokasi Gudang Baru ............................................ IV-16. 4.2.2.6. Perhitungan Nilai Setiap Alternatif Lokasi Gudang Baru ............................... xii. IV-20.
(15) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. V. HALAMAN 4.2.3. Perhitungan Biaya Transportasi ............................. IV-24. 4.2.4. Perhitungan Ukuran Alternatif Gudang Baru ......... IV-75. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................... V-1. 5.1. Analisis Jumlah Permintaan dan Lokasi Konsumen ...... V-1. 5.2. Analisis Alternatif Lokasi Gudang Baru dengan Metode Center of Gravity .............................................. V-2. 5.3. Analisis Penentuan Lokasi Alternatif Gudang Baru dengan Metode Rating Factor ....................................... V-2. 5.4. Analisis Penentuan Faktor dan Sub Faktor Metode Rating Factor ................................................................. V-3. 5.5. Analisis Pembobotan pada Sub Faktor Metode Rating Factor ............................................................................. V-4. 5.6. Analisis Penilaian Alternatif Lokasi Gudang Baru dengan Metode Rating Factor ....................................... V-5. 5.7. Analisis Biaya Transportasi Gudang Lama dan Alternatif Gudang Baru .................................................. xiii. V-7.
(16) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN. 5.8. Analisa Perbandingan Metode Center of Gravity dan Rating Factor ................................................................. V-8. 5.9. Analisis Perhitungan Ukuran Alternatif Gudang Baru. V-10. 5.10. Analisa Hasil Usulan Perbaikan Sub Sistem.................. V-11. VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. VI-1. 6.1. Kesimpulan .................................................................... VI-1. 6.2. Saran............................................................................... VI-2. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. xiv.
(17) DAFTAR TABEL. TABEL 1.1.. HALAMAN Luas Lahan Kebun, Ladang, dan Lahan Yang sementara Tidak Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara ............................................................................................. I-2. 1.2.. Permintaan Pupuk NPK X PT. XYZ Tahun 2017 hingga 2020. I-4. 1.3.. Biaya Operasional Gudang dan Biaya Transportasi PT. XYZ Tahun 2017 hingga 2020 .............................................................. I-5. 4.1.. Perhitungan Metode Center of Gravity ........................................ IV-5. 4.2.. Identifikasi Faktor dan Sub Faktor ............................................... IV-10. 4.3.. Bobot Sub Faktor Direktur Utama ............................................... IV-13. 4.4.. Bobot Sub Faktor Manajer Keuangan .......................................... IV-13. 4.5.. Bobot Sub Faktor Manajer Penjualan........................................... IV-14. 4.6.. Bobot Sub Faktor Kepala Gudang................................................ IV-15. 4.7.. Perhitungan Bobot Sub Faktor ..................................................... IV-16. 4.8.. Penilaian Alternatif Gudang Baru Direktur Utama ...................... IV-17. 4.9.. Penilaian Alternatif Gudang Baru Manajer Keuangan................. IV-18. 4.10. Penilaian Alternatif Gudang Baru Manajer Penjualan ................. IV-18. 4.11. Penilaian Alternatif Gudang Baru Kepala Gudang ...................... IV-19.
(18) DAFTAR TABEL (LANJUTAN). TABEL. HALAMAN. 4.12. Perhitungan Metode Rating Factor .............................................. IV-21. 4.13. Total Jarak Perusahaan ................................................................. IV-25. 4.14. Biaya Transportasi Pihak Ketiga .................................................. IV-30. 4.15. Total Jarak Alternatif Gudang Baru Metode Center of Gravity dengan Setiap Konsumen ............................................................. IV-42. 4.16. Biaya Transportasi Pihak Ketiga Terhadap Alternatif Gudang Baru Metode Center of Gravity .................................................... IV-47. 4.17. Total Jarak Alternatif Gudang Baru Metode Rating Factor dengan Setiap Konsumen ............................................................. IV-59. 4.18. Biaya Transportasi Pihak Ketiga Terhadap Alternatif Gudang Baru Metode Rating Factor.......................................................... IV-64. 5.1.. Identifikasi Faktor dan Sub Faktor ............................................... V-3. 5.2.. Rekapitulasi Pembobotan Sub Faktor .......................................... V-4. 5.3.. Perhitungan Nilai Alternatig Lokasi Gudang Baru dengan Metode Rating Factor .................................................................. V-6. 5.4.. Rekapitulasi Perhitungan Biaya Transportasi .............................. V-7. 5.5.. Perbandingan Metode Center of Gravity dan Rating Factor ....... V-8. 5.6.. Usulan Ukuran Alternatif Gudang Baru ....................................... V-10. xvi.
(19) DAFTAR GAMBAR. GAMBAR. HALAMAN. 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian.......................................................... III-2. 3.2. Tahapan Penelitian.......................................................................... III-4. 4.1. Sebaran Lokasi Konsumen ............................................................. IV-2. 4.2. Contoh Pengukuran Jarak ............................................................... IV-3. 4.3. Lokasi Alternatif Gudang Baru Metode Center of Gravity ............ IV-6. 4.4. Contoh Pengukuran Jarak pada Alternatif Gudang Baru Metode Center of Gravity ............................................................................ IV-7. 4.5. Lokasi Alternatif Gudang Baru dari Perusahaan ............................ IV-9. 4.6. Lokasi Alternatif Gudang Baru Metode Rating Factor .................. IV-22. 4.7. Contoh Pengukuran Jarak pada Alternatif Gudang Baru Metode Rating Factor .................................................................................. IV-23. 4.8. Layout Gudang PT. XYZ ................................................................ IV-75. 4.9. Layout Alternatif Gudang Baru PT. XYZ ...................................... IV-76. 5.1. Lahan yang Diusulkan .................................................................... V-9. 5.2. Layout Usulan Alternatif Gudang Baru PT. XYZ .......................... V-10. 5.3. Hubungan Sub Sistem dalam Perusahaan....................................... V-12.
(20) DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN L-1. Lokasi dan Titik Koordinat Konsumen dan Gudang PT. XYZ. L-2. Permintaan Konsumen PT. XYZ. L-3. Perhitungan Metode Center of Gravity. L-4. Lokasi Konsumen dengan Metode Center of Gravity. L-5. Kuesioner Pemberian Bobot Terhadap Faktor Terpilih. L-6. Kuesioner Pemberian Nilai Terhadap Alternatif Lokasi. L-7. Lokasi Konsumen dengan Metode Rating Factor. L-8. Surat Permohonan Tugas Sarjana. L-9. Formulir Penetapan Tugas Sarjana. L-10. Surat Keputusan Tugas Sarjana. L-11. Kartu Kehadiran Kuliah Umum, Seminar Hasil, Workshop dan Conference. L-12. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing.
(21) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris tropis terbesar di dunia dimana dari 27 persen zona tropis dunia, Indonesia memiliki 11 persen wilayah tropis. Sebagai negara agraris, penduduk Indonesia memanfaatkan lahan pertanian dan perkebunan sebagai mata pencaharian untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020, jumlah petani mencapai 24,16% dari total angkatan kerja di Indonesia atau sebanyak 33,4 juta jiwa. Sektor pertanian dan perkebunan memiliki peranan yang sangat penting sebagai penghasil pangan dikarenakan penduduk Indonesia yang terus bertumbuh setiap tahunnya. Data dari Kementerian Pertanian unit Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menunjukkan bahwa dari luas 1.362.264,40 hektar lahan pertanian yang tersedia di wilayah Provinsi Sumatera Utara, sebanyak 716.956,30 hektar digunakan untuk perkebunan, 334.335,20 hektar digunakan untuk ladang, dan 310.972,90 hektar tidak diusahakan untuk sementara. Rincian luas lahan setiap daerah wilayah Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1.. I-1.
(22) I-2. Tabel 1.1. Luas Lahan Kebun, Ladang, dan Lahan Yang sementara Tidak Diusahakan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara No.. Kabupaten/Kota. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33. Nias Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu Asahan Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Langkat Nias Selatan Humbang Hasundutan Pakpak Bharat Samosir Serdang Bedagai Batu Bara Padang Lawas Utara Padang Lawas Labuhan Batu Selatan Labuhan Batu Utara Nias Utara Nias Barat Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi Kota Medan Kota Binjai Kota Padangsidimpuan Kota Gunungsitoli Sumatera Utara Persentase. Kebun (Hektar) 10.625,00 15.256,00 34.333,20 18.377,00 30.524,00 17.817,00 3.105,00 13.274,00 70.021,20 35.160,00 111.386,00 45.545,00 30.006,00 100.614,00 16.247,00 12.539,00 11.417,00 30.897,00 1.647,30 16.723,00 22.519,00 36.527,00 1.526,00 14.522,00 7.895,80 1.374,00 654,00 554,00 989,80 801,60 2.281,40 1.798,00 716.956,30 52,63%. Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS). Ladang (Hektar) 3.884,00 9.927,00 12.841,50 11.802,00 60.064,00 19.756,00 137,00 1.669,00 49.838,00 21.629,00 206,00 13.972,00 8.257,00 21.329,00 10.168,00 11.790,00 12.585,00 4.039,00 1.164,50 4.240,00 6.211,00 18.693,00 11.358,00 11.634,00 2.627,20 348,00 85,00 231,00 119,00 333,00 3.398,00 334.335,20 24,54%. Tidak Diusahakan Sementara (Hektar) 5.723,00 20.032,00 20.248,00 12.748,00 21.175,00 30.446,00 2.350,00 486,00 21.198,00 7.538,00 2.343,00 3.156,00 1.834,00 2.236,00 28.080,70 17.533,00 29.379,00 873,00 92,00 19.138,00 20.892,00 527,00 2.260,00 21.674,00 7.390,20 5,00 2,00 32,00 584,00 350,00 10.648,00 310.972,90 22,83%. Total (Hektar) 20.232,00 45.215,00 67.422,70 42.927,00 111.763,00 68.019,00 5.592,00 15.429,00 141.057,20 64.327,00 113.935,00 62.673,00 40.097,00 124.179,00 54.495,70 41.862,00 53.381,00 35.809,00 2.903,80 40.101,00 49.622,00 55.747,00 15.144,00 47.830,00 17.913,20 1.727,00 741,00 817,00 1.692,80 801,60 2.964,40 15.844,00 1.362.264,40 100,00%.
(23) I-3. Berdasarkan data pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa lahan yang digunakan untuk perkebunan dan ladang mencakup 52,63% dan 24,54% dari total luas wilayah lahan pertanian Provinsi Sumatera Utara. Semakin tinggi luas lahan, maka penggunaan pupuk akan meningkat. Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik maupun anorganik (buatan), dimana apabila ditambahkan ke dalam tanah atau tanaman dapat menambah unsur hara (Usman dan Juliyani, 2018). Pupuk organik adalah pupuk dari sisa-sisa makhluk hidup dan sampah-sampah organik yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan campuran bahan kimia sehingga memiliki persentase hara yang tinggi dan langsung tersedia (Vatika et al., 2021). Peningkatan kualitas tidak hanya dengan perbaikan pada produk saja, salah satu cara perbaikan kualitas juga dapat diterapkan dalam manajemen distribusi dan logistik produk untuk memenuhi permintaan produk terhadap konsumen. Jaringan distribusi yang optimal merupakan kunci penggerak dari keseluruhan keuntungan perusahaan, karena berhubungan langsung dengan biaya rantai pasok dan pengalaman pelanggan (Chopra dan Meindl, 2016). Perusahaan umumnya akan melakukan penambahan fasilitas seiring dengan peningkatan permintaan sesuai dengan perencanaan strategis yang telah dilakukan (Demirtaş dan Tuzkaya, 2012). Keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar adalah harus memiliki strategi dalam menempatkan lokasi fasilitas, salah satunya adalah gudang. (Wati dan Hilyatun, 2018)..
(24) I-4. Besarnya biaya distribusi umumnya menjadi pertimbangan perusahaan dalam memutuskan penempatan lokasi fasilitas gudang yang baik dan tepat. Diperlukan perencanaan yang baik dalam memutuskan penempatan lokasi gudang. Penempatan lokasi gudang yang tepat akan menunjang perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan dan mencapai tujuannya (Oktavia et al., 2018). Memilih lokasi penyimpanan yang tepat tidak hanya dapat memperpendek jarak distribusi, meningkatkan kecepatan pengiriman, dan mengurangi biaya distribusi, tetapi juga memastikan pengembangan sistem logistik yang seimbang. Masalah penentuan lokasi yang paling umum adalah menemukan lokasi terbaik dari satu atau lebih titik gudang dari beberapa lokasi yang memungkinkan untuk mencapai biaya pengiriman terendah (Liu dan Zhang, 2013). PT. XYZ merupakan distributor tunggal di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang menyalurkan produk pupuk NPK X ke berbagai retailer dan perkebunan. PT. XYZ saat ini memiliki 1 (satu) buah gudang yang hanya menyimpan produk pupuk NPK X dan melayani permintaan pupuk untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Permintaan pupuk yang dilayani oleh PT. XYZ dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Permintaan Pupuk NPK X PT. XYZ Tahun 2017 hingga 2020 No. 1 2 3 4. Tahun 2017 2018 2019 2020 Total. Sumber: PT. XYZ. Kemasan 25 Kg (Zak) 9.159 11.069 20.142 23.913 64.283. Kemasan 50 Kg (Zak) 100.790 104.259 140.795 221.861 466.915. Total Bobot (Kg) 5.268.475 5.489.675 7.543.300 11.690.875 29.992.325.
(25) I-5. Berdasarkan Tabel 1.2. dapat dilihat bahwa penjualan PT. XYZ setiap tahun semakin meningkat. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2020 dimana total penjualan PT. XYZ mencapai 11.690.875 kg. Penjualan yang meningkat setiap tahunnya menyebabkan biaya operasional gudang juga semakin meningkat, dimana proses distribusi pupuk NPK X pada gudang berlangsung setiap hari. Biaya operasional gudang dan biaya transportasi PT. XYZ dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3. Biaya Operasional Gudang dan Biaya Transportasi PT. XYZ Tahun 2017 hingga 2020 No. 1 2 3 4 Sumber: PT. XYZ. Tahun 2017 2018 2019 2020 Total. Biaya Operasional Rp 237.081.372 Rp 237.587.921 Rp 289.645.417 Rp 406.180.625 Rp 1.170.495.335. Biaya Transportasi Rp 99.409.029 Rp 107.024.661 Rp 145.836.549 Rp 243.548.272 Rp 595.818.511. Berdasarkan Tabel 1.3. dapat dilihat bahwa biaya operasional gudang dan biaya transportasi yang dikeluarkan PT. XYZ cukup besar. Total pengeluaran PT. XYZ untuk biaya operasional dalam kurun waktu 2017 sampai 2020 mencapai Rp 1.170.495.335. Sedangkan total pengeluaran PT. XYZ untuk biaya transportasi dalam kurun waktu 2017 sampai 2020 mencapai Rp 595.818.511, dimana jarak tempuh yang dilalui oleh alat angkut milik perusahaan pada tahun 2020 sebesar 83.808,8 km. Selain itu kapasitas gudang saat ini juga tidak mampu lagi untuk memenuhi permintaan dimana kapasitas gudang yang tersedia hanya mampu menampung 100.000 zak atau 5.000.000 kg pupuk NPK X..
(26) I-6. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PT. XYZ berencana untuk mendirikan fasilitas penunjang tambahan berupa gudang. Gudang yang akan didirikan nanti diharapkan mampu menampung beban permintaan yang semakin meningkat dan mengefisiensikan jarak tempuh serta meminimalkan biaya distribusi. Diperlukan analisis lokasi secara kuantitatif dan kualitatif sehingga dapat mengetahui lokasi gudang yang optimal dari sisi lokasi dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Berbagai penelitian terdahulu telah dilakukan yang berkaitan dengan pemilihan lokasi untuk mendirikan gudang. Iqbal et al., (2020) dalam penelitiannya yang berjudul Penentuan Letak Gudang Untuk Meminimkan Biaya Transportasi dengan Pendekatan Center of Gravity menyatakan bahwa metode center of gravity berpengaruh dalam meminimkan biaya transportasi. Firmansyah et al., (2020) melakukan penentuan lokasi external warehouse dengan metode center of gravity. Hasil yang diperoleh dengan metode center of gravity adalah terdapat pengurangan jumlah kilometer yang dilakukan oleh perusahaan. Vanichchinchai dan Apirakkhit (2018) dalam penelitiannya yang berjudul An identification of warehouse location in Thailand menyatakan bahwa metode rating factor cukup sederhana dan mampu mempertimbangkan banyak faktor, namun metode ini bersifat subjektif dan masih membutuhkan informasi kuantitatif yang mendukung seperti perhitungan biaya. Dalam penelitian ini, digunakan 2 metode sekaligus yaitu metode center of gravity dan rating factor yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah perusahaan dalam menentukan alternatif lokasi gudang baru..
(27) I-7. 1.2. Perumusan Masalah Masalah yang terjadi pada latar belakang adalah kapasitas gudang yang tidak mampu untuk memenuhi permintaan pupuk NPK X sehingga dibutuhkan gudang baru dengan lokasi yang paling optimal dan biaya distribusi yang rendah.. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut. 1. Menentukan lokasi gudang yang paling optimal. 2. Melakukan perhitungan biaya distribusi dari lokasi gudang yang diperoleh. 3. Melakukan perbandingan hasil dari analisis kuantitatif dan kualitatif pemilihan lokasi gudang.. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari dilakukan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Memberikan wawasan kepada mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu–ilmu Teknik Industri pada perusahaan atau instansi. 2. Memberikan usulan lokasi gudang yang paling optimal kepada PT. XYZ.. 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Batasan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Jalur distribusi yang dilalui hanya jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, jalan umum, dan jalan tol. 2. Data permintaan atau penjualan yang digunakan adalah data penjualan tahun 2020..
(28) I-8. Asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Jalur distribusi yang dilalui oleh alat angkut sama. 2. Alat angkut yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kapasitas yang sama. 3. Biaya operasional gudang baru diasumsikan sama dengan biaya operasional gudang saat ini. 4. Perhitungan biaya distribusi untuk pengangkutan milik PT. XYZ diperoleh dengan mengalikan jarak yang ditempuh dengan biaya bahan bakar.. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika penulisan laporan penelitian tugas akhir terdiri atas Bab I sampai Bab VI. Dalam Bab I membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan. Dalam Bab II membahas mengenai landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam Bab III menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, metodologi pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis dan pembahasan, serta output dari penelitian ini. Dalam Bab IV menjelaskan tentang data-data yang dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan data yang diperlukan dan mengolah data tersebut untuk memperoleh hasil pemecahan masalah penelitian..
(29) I-9. Dalam Bab V membahas tentang analisis dan pembahasan terhadap hasil dari pengolahan data dan pemecahan masalah dalam penelitian. Dalam Bab VI menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan atau penelitian selanjutnya..
(30) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Supply Chain Management Supply Chain adalah jaringan perusahaan yang bekerja sama untuk membuat produk dan mengirimkannya ke pengguna akhir. Perusahaan ini biasanya mencakup pemasok, pabrik, distributor, toko atau pengecer, dan perusahaan tambahan seperti penyedia layanan logistik. Supply chain memiliki 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya (Pujawan, 2017). Supply chain management sebagai suatu tugas dari unit organisasi yang terintegrasi berhubungan dengan rantai pasok dan koordinasi material, informasi dan alur keuangan bertujuan untuk memenuhi permintaan konsumen dengan maksud untuk meningkatkan nilai kompetitif dari secara keseluruhan rantai pasokan (Lowing, 2020). Manajemen rantai pasok mempertimbangkan semua logistik tradisional, termasuk pemasaran, pengembangan produk baru, keuangan, dan aktivitas layanan pelanggan (Hugos, 2018).. 2.1.1. Strategi dalam Supply Chain Menurut Pujawan (2017), strategi supply chain dapat diartikan sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang supply chain yang menciptakan. II-1.
(31) II-2. rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut. Tujuan-tujuan strategis perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan pasar. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan prooduk yang murah, berkualitas, tepat waktu, bervariasi. Tujuan-tujuan tersebut mampu dicapai apabila memiliki kemampuan untuk: 1. Beroperasi secara efisien 2. Menciptakan kualitas 3. Cepat 4. Fleksibel 5. Inovatif. 2.1.2. Tujuan Utama Supply Chain Tujuan utama dari supply chain adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yang akan menguntungkan perusahaan itu sendiri dalam prosesnya. Istilah supply chain menggambarkan produk dari pemasok ke produsen, dari distributor ke pengecer, dan dari pelanggan ke seluruh rantai. Penting untuk memvisualisasikan aliran dana dan produk dalam dua arah rantai. Istilah supply chain juga dapat berarti bahwa hanya satu peserta yang terlibat di setiap tahap (Hugos, 2018)..
(32) II-3. 2.2. Manajemen Transportasi dan Distribusi Jaringan distribusi sering dianggap sebagai serangkaian fasilitas fisik seperti gudang dan fasilitas pengangkutan dan operasi masing-masing fasilitas ini cenderung terpisah antara satu dan lainnya. Namun pada dasarnya kegiatan distribusi tidak hanya berfokus pada aktivitas fisik seperti pengirimin saja namun juga memikirkan tentang bagaimana melakukan perangcangan jaringan distribusi segmentasi titik distribusi penjadwalan penentuan rute dan menentukan konsolidasi pengiriman. Secara umum fungsi distribusi dan transportasi pada dasarnya adalah menghantarkan produk dari lokasi dimana produk tersebut diproduksi sampai mereka akan digunakan (Pujawan, 2017).. 2.2.1. Peran Transportasi pada Supply Chain Management Transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain saat mereka berpindah dari titik awal rantai pasok ke pelanggan. Transportasi merupakan komponen penting dalam rantai pasok karena produk tidak selalu diproduksi dan dikonsumsi di tempat yang sama. Transportasi adalah bagian penting dari biaya dan rantai pasok. Pengirim adalah pihak yang perlu memindahkan produk di antara dua titik dalam rantai pasok. Pengangkut barang adalah pihak yang memindahkan atau mengangkut produk (Chopra and Miendl, 2016)..
(33) II-4. 2.2.2. Fungsi Manajemen Transportasi dan Distribusi Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar yang terdiri dari (Pujawan, 2017): 1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena dengan memahami perbedaan karakteristik dan kontribusi setiap pelanggan atau area distribusi, perusahaan bisa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan pelayanan. 2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan Manajemen transportasi harus bisa menentukan mode apa yang akan digunakan dalam mendistribusikan produk-produk mereka ke pelanggan kerena setiap mode transportasi memiliki keunggulan dana dan kelemahan yang berbedabeda dan berpengaruh pada ongkos kirim barang. 3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman Tekanan untuk melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya melakukan informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai regional distribution center oleh central warehouse untuk keperluan pembuatan jadwal pengiriman. Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan misalnya dengan menyatukan permintaan beberapa toko atau retail yang berbeda dalam sebuah truk. 4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang.
(34) II-5. harus dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan. Apabila jumlah pelanggan sedikit, keputusan dapat diambil dengan relatif mudah. Namun apabila perusahaan yang harus dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman adalah pekerjaan yang sangat sulit dan kekurangtepatan dalam mengambil dua keputusan tersebut bisa berdampak pada biaya pengiriman dan penyimpanan yang tinggi. 5. Memberikan pelayanan nilai tambah Disamping mengirimkan produk ke pelanggan, jaringan distribusi semakin dipercaya untuk melakukan proses nilai tambah. Kebanyakan proses nilai tambah. Kebanyakan proses nilai tambah awalnya dilakukan oleh pabrik. Beberapa proses nilai tambah yang dilakukan oleh distributor adalah pengepakan (packaging), pelebelan harga, pemberian barcode, dan sebagainya. 6. Menyimpan persediaan Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik disuatu gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko dimana produk tersebut dipajang untuk dijual. Oleh karena itu manajemen distribusi tidak bisa dilepaskan dari manajemen pergudangan. 7. Menangani pengembalian (return) Manajemen distribusi juga memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pengembalian produk dari hiril ke hulu dalam supply chain. Pengembalian ini bisa karena produk rusak maupun tidak terjual batas waktu penjualannya habis, seperti produk-produk makanan, sayur, buah, dan sebagainya. Kegiatan ini juga bisa terjadi pada produk-produk kemasan seperti.
(35) II-6. botol, yang akan digunakan kembali dalam proses produksi atau yang harus diolah lebih lanjut untuk menghindari perncemaran lingkungan. Proses pengembalian ini lumrah dengan sebutan reverse logistics.. 2.2.3. Desain Jaringan Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2016), distribusi adalah langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan produk dari tingkat pemasok ke tingkat konsumen dalam supply chain. Distribusi adalah kunci penggerak dari keseluruhan keuntungan perusahaan, karena berhubungan langsung dengan biaya supply chain dan pengalaman pelanggan. Performansi jaringan distribusi dinilai melalui dua dimensi yaitu : 1. Kebutuhan konsumen yang dipenuhi 2. Biaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen Sehingga pemilihan desain jaringan distribusi harus dilihat dampaknya terhadap pelayanan pelanggan dan biaya untuk memberikan service level tersebut. Pelayanan pelanggan tersebut meliputi: 1. Waktu respon, waktu antara saat konsumen melakukan order dan menerima pengiriman order. 2. Variasi produk, yaitu jumlah perbedaan dari produk atau konfigurasinya yang konsumen harapkan dari jaringan distribusi. 3. Ketersediaan produk, probabilitas produk tersedia dalam stok ketika order konsumen datang 4. Kemudahan memesan dan menerima order.
(36) II-7. 5. Order visibility tracking, kemampuan konsumen untuk melacak order dari pemesanan hingga pengiriman 6. Returnability, konsumen dapat mengembalikan produk yang tidak memuaskan dan jaringan dapat mengatasi permasalan tersebut.. 2.2.4. Strategi Distribusi Secara umum terdapat 3 strategi distribusi produk dari pabrik ke pelanggan. Masing-masing strategi memiliki keunggulan dan kekurangan. Ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut (Pujawan, 2017): 1. Pengiriman Langsung (Direct Shipment) Pada model ini, pengiriman dilakukan langsung dari pabrik ke pelanggan tanpa melalui gudang atau fasilitas penyangga. Strategi ini cocok digunakan untuk barang yang umurnya pendek dan barang yang mudah rusak dalam proses bongkar muat. Keunggulan dari strategi ini adanya penghematan biaya fasilitas pemendekan waktu kirim ke pelanggan dan mengurangi inventory. Namun strategi in juga memiliki resiko yang lebih tinggi apabila terjadi ketidakpastian permintaan sehingga menyebabkan ketidakpastian pasokan barang. 2. Pengiriman Melalui Warehouse Pada model ini, barang tidak langsung dikirimkan ke pelanggan. Namun melewati satu atau lebih gudang atau fasilitas penyangga. Model ini cocok untuk produk-produk yang memiliki ketidakpastian demand/supply-nya tinggi serta produk-produk yang memiliki daya tahan relatif lama. Keunggulan dari strategi ini adalah dapat merendam ketidakpastian demand/supply bila terjadi.
(37) II-8. ketidaksamaan serta dapat menjadi konsolidasi beban dari sejumlah supplier. Disisi lain strategi ini akan menambah pada ongkos penyimpanan barang dan barang akan lebih lama sampai tangan pelanggan. 3. Cross Docking Pada model ini, kendaraan penjemputan dan pengiriman akan bertemu di fasilitsa cross-dock yang berada diantara pabrik dan pelanggan. Model ini memindahkan produk secara langsung di lokasi yang berbeda sehingga pengiriman bisa relatif lebih cepat dan tetap bisa mencapai economies of transportation yang baik karena adanya konsolidasi. Strategi ini lemah dari sisi kebutuhan.. 2.3. Facility Location Problem Penentuan fasilitas yang tetap dalam seluruh jaringan logistik merupakan suatu persoalan keputusan penting dalam memberikan format, struktur, dan bentuk sistem logistik secara keseluruhan. Perancangan, definisi-definisi alternatif, dan ongkos-ongkos yang dipertimbangkan, semuanya dapat dipergunakan untuk mengoperasikan sistem logistik. Pengertian fasilitas disini merupakan sejumlah tempat (point) dalam jaringan seperti pabrik-pabrik (plants), pelabuhan-pelabuhan (ports), penjual-penjual (vendors), gudang-gudang (warehouse), tempat-tempat penjualan (retails), dan pusat-pusat pelayanan (service points). Tempat-tempat dalam logistik merupakan tempat pemberhentian sementara barang-barang yang dikirim menuju pengguna (Pujawan, 2017)..
(38) II-9. 2.3.1. Metode Pemilihan Lokasi Fasilitas Penentuan atau pemilihan lokasi memiliki beberapa metode untuk mendapatkan biaya logistik yang kecil maupun memaksimalkan keuntungan. Secara umum terdapat 4 metode dalam menentukan pemilihan lokasi fasilitas. Keempat metode tersebut adalah sebagai berikut (Heizer et al., 2017): 1. The Factor Rating Method Terdapat. banyak. faktor,. kualitatif. maupun. kuantitatif,. yang. harus. dipertimbangkan dalam memilih suatu lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih penting dari yang lain, sehingga dapat digunakan bobot untuk membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. Metode Factor-Rating sering digunakan karena mencakup variasi faktor yang sangat luas, mulai dari pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga kerja. Metode Factor-Rating mempunyai enam tahap: a. Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait b. Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan. c. Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1 sampai 100 point). d. Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan menggunakan skala yang telah dikembangkan pada tahap 3. e. Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah total untuk setiap lokasi..
(39) II-10. f. Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif. 2. Center of Gravity Method Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematis yang digunakan untuk menentukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi. Metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang akan dikirim ke pasar tersebut, dan biaya pengiriman guna menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi. Langkah-langkah dalam metode gravitasi adalah sebagai berikut (Firmansyah et al., 2020): a. Menempatkan lokasi pada suatu sistem koordinat. b. Menentukan permintaan setiap konsumen. c. Menghitung koordinat X dan koordinat Y dari titik lokasi yang optimum. Metode ini mengasumsikan biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah permintaan yang dikirim. Keunggulan metode Center Of Gravity adalah lebih mudah menentukan lokasi dikarenakan perhitungan berdasarkan letak koordinat sehingga mempunyai akurasi dan presisi yang lebih baik. Rumus perhitungan metode center of gravity adalah sebagai berikut:.
(40) II-11. Cx = Cy = Dimana:. ∑ Dix Wi ∑ Wi ∑ Diy Wi ∑ Wi. Cx = Koordinat X yang akan menjadi lokasi gudang baru Cy = Koordinat Y yang akan menjadi lokasi gudang baru Dix = Koordinat X pada lokasi i Diy = Koordinat Y pada lokasi i Wi = Jumlah permintaan produk pada lokasi i. 3. Locational Cost–Volume Analysis Merupakan penggunaan analisis biaya-volume produksi untuk analisis titik guna membuat suatu perbandingan ekonomis terhadap alternatif-alternatif lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya variabel dan biaya tetap serta membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita dapat menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis titik-impas lokasi dapat dilakukan secara matematik atau secara grafik. Pendekatan grafiknya mempunyai keuntungan dengan memberikan kisaran jumlah setiap lokasi dapat dipilih. Tiga tahap dalam analisis titik-impas adalah: a. Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi. b. Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume produksi tahunan pada garis horisontal di grafik itu..
(41) II-12. c. Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi yang diinginkan. 4. Transportation Model Tujuan dari model transportasi adalah untuk menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan jaringan titik penawaran-permintaan menghadapi masalah yang sama. Sebagai contoh, jaringan pasokan/penawaran Volkswagen yang kompleks. VW Meksiko mengirimkan hasil rakitan ke Brasil, sementara VW Meksiko sendiri menerima suku cadang dan hasil rakitan dari kantor pusatnya di Jerman. Model Transportasi memberikan solusi awal yang pantas, kemudian perbaikan bertahap dilakukan hingga solusi optimal dicapai..
(42) II-13. 2.3.2. Koordinat Longitude dan Latitude Bumi hampir berbentuk sebuah bola. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa jari-jari khatulistiwa bumi berbeda dengan jari-jari kutub bumi. Rotasi bumi di atas sumbu menghasilkan pelebaran di ekuator. Oleh sebab itu bumi sebenarnya berbentuk menyerupai spheroid oblate. Hal ini menyebabkan adanya kesulitan untuk memposisikan permukaan bumi, karena tidak ada acuan untuk mengukur suatu posisi relatif dengan yang lain. Oleh sebab itu, jaringan garis imajiner diambil pada bola dunia/peta untuk menemukan koordinat suatu tempat (NCERT: Latitude Longitude and Time, 2018). Latitude (garis lintang) dan longitude (garis bujur) adalah suatu sistem koordinat geografis yang digunakan untuk menentukan lokasi suatu tempat di permukaan bumi. Latitude atau garis lintang adalah garis yang menentukan lokasi berada di sebelah utara atau selatan ekuator. Garis lintang diukur mulai dari titik 0 derajat dari khatulistiwa sampai 90 derajat di kutub. Sedangkan longitude atau garis bujur adalah digunakan untuk menentukan lokasi di wilayah barat atau timur dari garis utara selatan yang sering disebut juga garis meridian. Garis bujur diukur dari 0 derajat di wilayah Greenwich sampai 180 derajat di International Date Line. Google Maps adalah layanan pemetaan web yang dikembangkan oleh Google. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360 derajat, kondisi lalu lintas dan perencanaan rute untuk bepergian dengan pejalan kaki, mobil, sepeda (versi beta) atau angkutan umum. Google Maps menawarkan API yang memungkinkan peta untuk dimasukkan pada situs web pihak ketiga, dan menawarkan penunjuk lokasi untuk bisnis perkotaan dan organisasi lainnya di.
(43) II-14. berbagai negara di seluruh dunia. API (Application Programming Interface) adalah sekumpulan perintah, fungsi serta protokol yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak untuk sistem operasi tertentu. Google Maps menggunakan datum koordinat WGS84 (World Geodetic System 1984). Beberapa data yang divisualisasikan dan diproses dengan sistem Google Maps telah ditransformasikan antara koordinat lokal dengan sistem koordinat WGS84. (Irfana et al., 2019)..
(44) BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. XYZ yang beralamat di Jl. Padang Golf Komplek CBD Polonia Blok D Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Maret – Juni 2021.. 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial dari objek penelitian dengan tujuan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat dan karakter-karakter khas dari kasus (Sinulingga, 2018).. 3.3. Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah lokasi dari gudang pupuk NPK X untuk wilayah distribusi Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.. III-1.
(45) III-2. 3.4. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independen, variabel antara dan variabel dependen. Variabel tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Variabel Independen, terdiri atas: a. Permintaan pupuk NPK X b. Lokasi gudang c. Lokasi konsumen d. Jarak gudang ke konsumen 2. Variabel Antara, yaitu biaya transportasi. 3. Variabel Dependen, yaitu lokasi gudang baru yang optimal.. 3.5. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir membahas ketergantungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dalam suatu penelitian. Kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.. Permintaan Pupuk NPK X. Lokasi Gudang Biaya Transportasi. Lokasi Gudang Baru yang Optimal. Lokasi Konsumen. Jarak Gudang ke Konsumen. Sumber: Metodologi Penelitian. Gambar 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian.
(46) III-3. 3.6. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan sistematis dari konsep dan variabel yang membentuk kerangka berpikir. Definisi operasional dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian No.. Variabel. 1. Permintaan Pupuk NPK X. 2. Lokasi Gudang. 3. Lokasi Konsumen. 4. Jarak Gudang ke Konsumen. 5. Biaya Transportasi. 6. Lokasi Gudang Baru yang Optimal. Definisi Permintaan Pupuk NPK X merupakan jumlah permintaan pupuk oleh setiap konsumen Lokasi Gudang merupakan titik koordinat dari lokasi gudang yang diusulkan Lokasi Konsumen merupakan titik koordinat dari lokasi konsumen yang memiliki permintaan Jarak Gudang ke Konsumen adalah jarak dan waktu yang diperlukan dari gudang menuju setiap konsumen Biaya Transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses pengiriman permintaan ke konsumen Lokasi gudang baru yang optimal bagi perusahaan. Sumber: Pengumpulan Data. Alat Ukur Data Sekunder Perusahaan Google Maps Google Maps Google Maps Perhitungan a. Metode Center of Gravity b. Metode Rating Factor c. Biaya Transportasi. 3.7. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.2..
(47) III-4. Mulai. Studi Literatur 1. Teori Buku 2. Jurnal Penelitian. Studi Lapangan 1. Permasalahan Perusahaan 2. Lokasi Gudang. Perumusan Masalah 1. Dimana lokasi gudang baru yang paling optimal? 2. Berapa biaya distribusi setelah penentuan lokasi gudang baru? 3. Bagaiman perbandingan analisis lokasi secara kuantitatif dan kualitatif? Tujuan Penelitian Penentuan lokasi gudang baru yang paling optimal dari segi jarak dan biaya Pengumpulan Data 1. Data permintaan konsumen 2. Data lokasi konsumen 3. Data alternatif lokasi gudang 4. Data kapasitas alat angkut 5. Data biaya distribusi 6. Data faktor-faktor terkait 7. Data bobot tiap faktor Pengolahan Data. Perhitungan Metode Center of Gravity 1. Mencari titik koordinat konsumen dan gudang lama 2. Menentukan permintaan setiap konsumen 3. Menghitung koordinat X dan Y gudang baru. Perhitungan Metode Rating Factor 1. Menentukan faktor-faktor terkait 2. Seleksi faktor-faktor yang sudah ditentukan 3. Menentukan bobot tiap faktor terpilih 4. Menentukan nilai faktor terhadap tiap alternatif lokasi 5. Menghitung nilai akhir tiap alternatif lokasi 6. Menentukan lokasi alternatif berdasarkan bobot tertinggi. Analisis dan Evaluasi Kesimpulan dan Saran. Sumber: Metodologi Penelitian. Gambar 3.2. Tahapan Penelitian.
(48) III-5. 3.8. Metode Pengumpulan Data Berdasarkan sumbernya, data terdiri atas dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Rincian mengenai masing-masing data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung atau hasil wawancara dan kuisioner terhadap narasumber di lapangan. Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud adalah lokasi gudang, faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan lokasi gudang baru dan kapasitas alat angkut yang digunakan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber pustaka atau literatur, penelitian terdahulu, jurnal terkait, buku, internet, dan sumber lain yang mendukung penelitian. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah permintaan konsumen dan lokasi konsumen. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Sekunder Perusahaan, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan data-data dari perusahaan berdasarkan rentang waktu yang terkait dengan penelitian. 2. Wawancara dan Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab dan diskusi kepada pihak perusahaan mengenai informasi.
(49) III-6. yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian adalah judgment sampling.. 3.9. Metode Pengolahan Data Pengolahan data yang akan dilakukan diawali dengan melakukan perhitungan jarak dari gudang ke setiap konsumen. Setelah itu dilakukan penentuan lokasi alternatif gudang baru dengan metode center of gravity. Metode rating factor diawali dengan melakukan pemilihan lokasi alternatif gudang baru berdasarkan hasil diskusi dengan pihak perusahaan. Ditentukan faktor-faktor apa yang menentukan pemilihan lokasi. Kemudian dilakukan perhitungan bobot setiap alternatif lokasi gudang yang telah didiskusikan dengan pihak perusahaan. Bobot diperoleh dari kuesioner yang telah dibagikan kepada pihak perusahaan. Lokasi yang terpilih adalah lokasi yang memiliki bobot yang paling tinggi. Setelah didapatkan lokasi alternatif gudang dengan metode center of gravity dan metode factor rating, kemudian dilakukan perhitungan jarak dari alternatif gudang baru ke setiap konsumen. Selanjutnya dilakukan perhitungan biaya transportasi. Biaya transportasi yang menggunakan pengangkutan milik perusahaan dihitung dengan melakukan pengalian antara frekuensi pengiriman, jarak konsumen dengan alternatif gudang baru, dan biaya kirim setiap jarak. Sedangkan biaya transportasi yang menggunakan pengangkutan milik sendiri atau pihak ketiga dihitung dengan melakukan pengalian antara jumlah permintaan dengan biaya per kg. Selanjutnya dilakukan perbandingan biaya distribusi dari masing-masing metode penentuan alternatif gudang baru..
(50) IV-1. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1.. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara diskusi dan penghimpunan data. sekunder dari pihak perusahaan. Data-data yang dihimpun antara lain lokasi konsumen dan gudang, permintaan setiap konsumen tahun 2020, kapasitas alat angkut, dan faktor-faktor terkait yang berpengaruh dalam menentukan lokasi gudang baru.. 4.1.1. Data Lokasi dan Jarak Data lokasi konsumen dan gudang diperoleh berdasarkan alamat yang diberikan oleh perusahaan kemudian di konversikan ke titik koordinat menggunakan google maps. Titik koordinat konsumen dan gudang dapat dilihat pada Lampiran Lokasi dan Titik Koordinat Konsumen dan Gudang PT. XYZ. Sebaran lokasi dari seluruh konsumen dapat dilihat pada Gambar 4.1..
(51) IV-2. Sumber : Google Maps. Gambar 4.1. Sebaran Lokasi Konsumen. Kemudian berdasarkan titik koordinat yang telah diperoleh, dilakukan pengukuran jarak dari gudang dengan seluruh konsumen. Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan google maps. Berikut contoh pengukuran jarak dengan menggunakan google maps yang dapat dilihat pada Gambar 4.2..
(52) IV-3. Sumber : Google Maps. Gambar 4.2. Contoh Pengukuran Jarak. Rekapitulasi pengukuran jarak gudang dengan seluruh konsumen dapat dilihat pada Lampiran Lokasi dan Titik Koordinat Konsumen dan Gudang PT. XYZ.. 4.1.2. Data Permintaan Konsumen Data permintaan konsumen yang digunakan adalah data permintaan tahun 2020. Produk yang dimiliki PT. XYZ adalah pupuk NPK X dengan kemasan 25 kg dan 50 kg. Rincian permintaan konsumen pada tahun 2020 dapat dilihat pada Lampiran Permintaan Konsumen PT. XYZ..
(53) IV-4. 4.2.. Pengolahan Data. 4.2.1. Perhitungan Metode Center of Gravity Perhitungan dengan metode center of gravity dilakukan dengan menggunakan titik koordinat dan jumlah permintaan yang telah diperoleh. Titik koordinat dan jumlah permintaan yang digunakan sebagai perhitungan metode center of gravity dapat dilihat pada Tabel 4.1..
(54) IV-5. Tabel 4.1. Perhitungan Metode Center of Gravity Kode (i). Koordinat X (Dix)*. Koordinat Y (Diy)*. K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20. 3,146640434157770 2,462330122493510 3,564009858734550 3,328763621913590 3,018812750802360 3,135161026456270 3,319081011526850 3,576737456981890 2,748659894361320 3,607130627290610 3,035769064654310 3,099546446892770 2,940596855623910 2,930900145825490 3,589213169282930 3,821605594155740 2,859075651864040 4,894054671137430 3,114332464798540 3,590022174725750. 99,20107296986650 99,63991574821540 98,63899835917510 99,16031727410620 98,28799974845680 99,14619140328510 99,16130062285780 98,66386030036750 98,31365127159210 98,68088868249160 98,32396798104800 98,48860894806560 98,52851730223110 98,62225326660660 98,68230285465810 96,76108656288470 98,74260907773660 96,73794548460110 98,56837584318680 98,94014989949010. Total Permintaan (Kg) (Wi)** 27.500 10.000 12.000 30.000 17.000 199.150 22.000 375 39.500 72.000 10.000 82.500 6.250 28.000 5.000 1.000 47.000 10.000 3.500 5.150. Dix Wi 86.532,61193933870 24.623,30122493510 42.768,11830481460 99.862,90865740770 51.319,81676364010 624.367,31841876600 73.019,78225359070 1.341,27654636821 108.572,06582727200 259.713,40516492400 30.357,69064654310 255.712,58186865400 18.378,73034764940 82.065,20408311370 17.946,06584641470 3.821,60559415574 134.376,55563761000 48.940,54671137430 10.900,16362679490 18.488,61419983760. * Berasal dari Lampiran Lokasi dan Titik Koordinat Konsumen dan Gudang PT. XYZ ** Berasal dari Lampiran Permintaan Konsumen PT. XYZ *** Tabel perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran Perhitungan Metode Center of Gravity. Diy Wi 2.728.029,5066713300 996.399,1574821540 1.183.667,9803101000 2.974.809,5182231900 1.670.895,9957237700 19.744.964,0179642000 2.181.548,6137028700 36.998,9476126378 3.883.389,2252278900 7.105.023,9851394000 983.239,6798104800 8.125.310,2382154100 615.803,2331389440 2.761.423,0914649900 493.411,5142732910 96.761,0865628847 4.640.902,6266536200 967.379,4548460110 344.989,3154511540 509.541,7719823740.
(55) IV-6. Kemudian dilakukan perhitungan titik koordinat alternatif lokasi gudang baru sebagai berikut. 1. Perhitungan Titik Koordinat X Cx =. 32.601.192,492691 11.690.875. Cx = 2,78860157966713 2. Perhitungan Titik Koordinat Y Cy =. 1.155.558.153,3259 11.690.875. Cy = 98,84274302187810 Berdasarkan perhitungan titik koordinat, diperoleh lokasi potensial gudang baru berada di daerah Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Berikut merupakan tampilan lokasi potensial yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.. Sumber : Google Maps. Gambar 4.3. Lokasi Alternatif Gudang Baru Metode Center of Gravity.
(56) IV-7. Kemudian dilakukan pengukuran jarak dari alternatif gudang baru dengan metode center of gravity ke konsumen. Lokasi alternatif gudang baru terpilih terletak di daerah Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Berikut contoh pengukuran jarak dari alternatif gudang baru terhadap konsumen menggunakan google maps yang dapat dilihat pada Gambar 4.4.. Sumber : Google Maps. Gambar 4.4. Contoh Pengukuran Jarak pada Alternatif Gudang Baru Metode Center of Gravity. Rekapitulasi pengukuran jarak alternatif gudang baru metode center of gravity dengan seluruh konsumen dapat dilihat pada Lampiran Lokasi Konsumen dengan Metode Center of Gravity..
(57) IV-8. 4.2.2.. Perhitungan Metode Rating Factor Metode rating factor diawali dengan penentuan lokasi alternatif gudang. baru, kemudian identifikasi faktor dan sub faktor yang berkaitan dengan pemilihan lokasi alternatif gudang baru, pemberian bobot terhadap setiap faktor dan sub faktor, dan diakhiri dengan menentukan skor lokasi alternatif berdasarkan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.. 4.2.2.1. Penentuan Lokasi Alternatif Gudang Dalam pemilihan alternatif lokasi pada penelitian ini menggunakan rencana lokasi yang sudah ada pada perusahaan dan hasil dari metode center of gravity. Rencana lokasi gudang baru dari perusahaan berada di wilayah Kabanjahe, Kabupaten Karo dan di wilayah Rantauprapat, Kabupaten Labuhan Batu. Pemilihan kedua lokasi tersebut dikarenakan memiliki permintaan produk yang paling tinggi diantara kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Berikut merupakan tampilan lokasi alternatif gudang dari perusahaan yang dapat dilihat pada Gambar 4.5..
(58) IV-9. Sumber : Google Maps. Gambar 4.5. Lokasi Alternatif Gudang Baru dari Perusahaan. 4.2.2.2. Identifikasi Faktor dan Sub Faktor Dalam penentuan faktor untuk metode rating factor dilakukan dengan melakukan seleksi atau evaluasi faktor dan subfaktor terkait yang sudah ditentukan. Faktor dan sub faktor tersebut diperoleh dari hasil wawancara terhadap pihak perusahaan. Faktor dan sub faktor terpilih dapat dilihat pada Tabel 4.2..
(59) IV-10. Tabel 4.2. Identifikasi Faktor dan Sub Faktor No. 1. Faktor Biaya. 2. Jarak. 3. Waktu. 4. Transportasi. 5. Lingkungan. 6. Infrastruktur. 7. Kapasitas. Sumber : Pengolahan Data. Sub Faktor Biaya Pengangkutan Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya Jarak Gudang ke Konsumen Jarak Pelabuhan ke Gudang Waktu Tempuh ke Konsumen Waktu Tempuh ke Gudang Ketersediaan Pengangkutan Lainnya Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif Persetujuan Masyarakat Sekitar Kemudahan Perizinan Lokasi Keamanan Lokasi Alternatif Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Jaringan Komunikasi Kapasitas Gudang. Berikut merupakan penjelesan dari setiap faktor dan sub faktor yang terdapat pada Tabel 4.2. 1. Faktor Biaya a. Biaya Pengangkutan, yaitu biaya yang mencakup keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam mencapai tujuan. b. Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya, yaitu biaya yang mencakup biaya operasional gudang dan perawatan gudang seperti air, listrik, keamanan, dan lain sebagainya. 2. Faktor Jarak a. Jarak Gudang ke Konsumen, yaitu jarak dari alternatif gudang baru ke konsumen yang diharapkan tidak terlalu jauh..
(60) IV-11. b. Jarak Pelabuhan ke Gudang, yaitu jarak dari Pelabuhan Belawan ke alternatif gudang baru yang diharapkan tidak terlalu jauh. 3. Faktor Waktu a. Waktu Tempuh ke Konsumen, yaitu waktu dari alternatif gudang baru ke konsumen yang diharapkan tidak terlalu lama. b. Waktu Tempuh ke Gudang, yaitu waktu dari Pelabuhan Belawan ke alternatif gudang baru yang diharapkan tidak terlalu lama. 4. Faktor Transportasi a. Ketersediaan Pengangkutan Lainnya, yaitu tersedianya pengangkutan dari pihak luar yang melakukan pengangkutan di wilayah alternatif gudang baru. b. Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar, yaitu mencakup lebar jalan yang mampu dilewati truk besar, kondisi jalan yang tidak rusak, dan tidak padat oleh kendaraan pribadi. 5. Faktor Lingkungan a. Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif, yaitu tersedianya tenaga kerja usia produktif di sekitaran lokasi alternatif gudang baru. b. Persetujuan Masyarakat Sekitar, yaitu apakah masyarakat sekitar setuju dengan adanya gudang di wilayah mereka. c. Kemudahan Perizinan Lokasi, yaitu pengurusan izin pendirian gudang dengan instansi terkait. d. Keamanan Lokasi Alternatif, yaitu tingkat kriminalitas atau kejahatan di wilayah pendirian lokasi alternatif gudang baru..
(61) IV-12. 6. Faktor Infrastruktur a. Ketersediaan Jaringan Listrik, yaitu tersedianya jaringan listrik di wilayah pendirian lokasi alternatif gudang baru. b. Ketersediaan Air Bersih, yaitu tersedianya jaringan air PDAM atau sumber air lainnya di wilayah pendirian lokasi alternatif gudang baru. c. Ketersediaan Jaringan Komunikasi, yaitu tersedianya jaringan komunikasi dan internet di wilayah pendirian lokasi alternatif gudang baru. 7. Faktor Kapasitas a. Kapasitas Gudang, yaitu ukuran dan kemampuan gudang untuk menampung produk.. 4.2.2.3. Pemberian Bobot Sub Faktor Pemberian bobot tiap sub faktor dilakukan dengan menggunakan kuisioner kepada pihak perusahaan yang terlibat dalam perencanaan pembuatan gudang baru. Pihak perusahaan yang terlibat terdiri dari direktur utama, manajer keuangan, manajer penjualan, dan kepala gudang. Penggunaan skala interval adalah angka 1 sampai 10 untuk mengetahui tingkat kepentingan tiap-tiap sub faktor dan mengetahui urutan kepentingan sub faktor. Berikut adalah hasil rekapitulasi bobot pada tiap sub faktor dengan responden direktur utama yang dapat dilhat pada Tabel 4.3..
(62) IV-13. Tabel 4.3. Bobot Sub Faktor Direktur Utama No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16. Sub Faktor Biaya Pengangkutan Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya Jarak Gudang ke Konsumen Jarak Pelabuhan ke Gudang Waktu Tempuh ke Konsumen Waktu Tempuh ke Gudang Ketersediaan Pengangkutan Lainnya Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif Persetujuan Masyarakat Sekitar Kemudahan Perizinan Lokasi Keamanan Lokasi Alternatif Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Jaringan Komunikasi Kapasitas Gudang. Sumber : Pengolahan Data. Bobot 8 7 9 8 8 6 9 8 7 5 6 7 7 6 8 8. Berikut adalah hasil rekapitulasi bobot pada tiap sub faktor dengan responden manajer keuangan yang dapat dilhat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Bobot Sub Faktor Manajer Keuangan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. Sub Faktor Biaya Pengangkutan Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya Jarak Gudang ke Konsumen Jarak Pelabuhan ke Gudang Waktu Tempuh ke Konsumen Waktu Tempuh ke Gudang Ketersediaan Pengangkutan Lainnya Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif Persetujuan Masyarakat Sekitar. Bobot 9 9 8 7 8 7 6 7 8 6.
(63) IV-14. Tabel 4.4. Bobot Sub Faktor Manajer Keuangan (Lanjutan) No. 11 12 13 14 15 16. Sub Faktor Kemudahan Perizinan Lokasi Keamanan Lokasi Alternatif Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Jaringan Komunikasi Kapasitas Gudang. Sumber : Pengolahan Data. Bobot 5 8 7 7 8 6. Berikut adalah hasil rekapitulasi bobot pada tiap sub faktor dengan responden manajer penjualan yang dapat dilhat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Bobot Sub Faktor Manajer Penjualan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16. Sub Faktor Biaya Pengangkutan Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya Jarak Gudang ke Konsumen Jarak Pelabuhan ke Gudang Waktu Tempuh ke Konsumen Waktu Tempuh ke Gudang Ketersediaan Pengangkutan Lainnya Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif Persetujuan Masyarakat Sekitar Kemudahan Perizinan Lokasi Keamanan Lokasi Alternatif Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Jaringan Komunikasi Kapasitas Gudang. Sumber : Pengolahan Data. Bobot 7 6 9 8 9 8 8 9 6 5 6 7 7 6 8 9.
(64) IV-15. Berikut adalah hasil rekapitulasi bobot pada tiap sub faktor dengan responden kepala gudang yang dapat dilhat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Bobot Sub Faktor Kepala Gudang No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16. Sub Faktor Biaya Pengangkutan Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya Jarak Gudang ke Konsumen Jarak Pelabuhan ke Gudang Waktu Tempuh ke Konsumen Waktu Tempuh ke Gudang Ketersediaan Pengangkutan Lainnya Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif Persetujuan Masyarakat Sekitar Kemudahan Perizinan Lokasi Keamanan Lokasi Alternatif Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Jaringan Komunikasi Kapasitas Gudang. Sumber : Pengolahan Data. Bobot 7 6 9 8 9 8 8 9 8 6 5 8 7 6 7 9. 4.2.2.4. Perhitungan Bobot Sub Faktor Pada perhitungan bobot setiap sub faktor, digunakan hasil rekapitulasi kuisioner sebelumnya. Dimana kuisioner diberikan direkur utama, manajer keuangan, manajer penjualan, dan kepala gudang yang kemudian dihitung rata-rata bobot pada setiap sub faktor. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata bobot adalah sebagai berikut. Bobot =. Persentase =. ∑ Bobot tiap responden 4. Bobot x 100% ∑ Bobot sub faktor.
(65) IV-16. Hasil rekapitulasi perhitungan bobot setiap sub faktor dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Perhitungan Bobot Sub Faktor No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16. Sub Faktor Biaya Pengangkutan Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya Jarak Gudang ke Konsumen Jarak Pelabuhan ke Gudang Waktu Tempuh ke Konsumen Waktu Tempuh ke Gudang Ketersediaan Pengangkutan Lainnya Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif Persetujuan Masyarakat Sekitar Kemudahan Perizinan Lokasi Keamanan Lokasi Alternatif Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Jaringan Komunikasi Kapasitas Gudang Total. Bobot 7,75 7,00 8,75 7,75 8,50 7,25 7,75 8,25 7,25 5,50 5,50 7,50 7,00 6,25 7,75 8,00. Sumber : Pengolahan Data. Persentase 6,58% 5,95% 7,43% 6,58% 7,22% 6,16% 6,58% 7,01% 6,16% 4,67% 4,67% 6,37% 5,94% 5,31% 6,58% 6,79% 100%. Berdasarkan Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa sub faktor Jarak Gudang ke Konsumen merupakan sub faktor dengan tingkat kepentingan paling tinggi, yakni sebesar 7,43%. Sedangkan sub faktor Persetujuan Masyarakat Sekitar dan Kemudahan Perizinan Lokasi merupakan sub faktor dengan tingkat kepentingan paling rendah, yakni sebesar 4,67%.. 4.2.2.5. Penilaian Setiap Alternatif Lokasi Gudang Baru Penilaian tiap alternatif lokasi dilakukan dengan cara mengisi kuisioner. Penilaian menggunakan rating scale, yaitu skala data penelitian dengan bentuk.
(66) IV-17. bertingkat sehingga terdapat pernyataan wawancara yang ditemukan peneliti dalam menunjukan tingkatan dalam instrumen penelitian yang dibuat. Penilaian setiap sub faktor berdasarkan opini sebagai pihak terkait dalam pemilihan alternatif lokasi. Penggunaan skala angka 1 sampai 10 untuk menunjukkan lokasi yang paling memberikan nilai terbaik. Berikut adalah hasil rekapitulasi penilaian setiap alternatif lokasi gudang baru dengan responden direktur utama yang dapat dilhat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Penilaian Alternatif Gudang Baru Direktur Utama No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16. Sub Faktor Biaya Pengangkutan Biaya Perawatan dan Keperluan Lainnya Jarak Gudang ke Konsumen Jarak Pelabuhan ke Gudang Waktu Tempuh ke Konsumen Waktu Tempuh ke Gudang Ketersediaan Pengangkutan Lainnya Kemudahan Akses bagi Alat Angkut Besar Ketersediaan Tenaga Kerja di Lokasi Alternatif Persetujuan Masyarakat Sekitar Kemudahan Perizinan Lokasi Keamanan Lokasi Alternatif Ketersediaan Jaringan Listrik Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Jaringan Komunikasi Kapasitas Gudang Total. Sumber : Pengolahan Data. Lokasi 1 8 8 9 8 9 8 6 6 7 7 8 7 8 8 7 9 123. Lokasi 2 7 8 6 6 5 6 8 8 6 7 8 8 7 8 8 8 114. Lokasi 3 7 8 8 8 7 7 6 7 8 7 8 7 7 8 6 8 117. Berikut adalah hasil rekapitulasi penilaian setiap alternatif lokasi gudang baru dengan responden manajer keuangan yang dapat dilhat pada Tabel 4.9..
Dokumen terkait