• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. IV Edisi 2 Juli-Desember 2020

ISSN 2599-2945 E-ISSN 2715-0151

TARBIYAH bil QALAM

Jurnal Pendidikan, Agama dan Sains

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

Al-Bukhary (STITA)

Jl. Sempurna/Al-Bukhary No: 21 Rantauprapat., Labuhanbatu, Sumatera Utara Telp. 0624-7671096 Hp. 08126220857 email: al_bukhary@yahoo.com

(2)

ii

al_bukhary@yahoo.com Jl. Sempurna/ Al-Bukhary No: 21 Rantauprapat

TIM REDAKSI

Pembina

Ketua Umum Yayasan Pendidikan Dwina Al-Bukhary (YPDA)

Dr. H. BUKHARI IS, MM., Kons.

Penanggungjawab/Pemimpin Redaksi

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Bukhary Dra. Hj.Suryatik, M.Pd.

Azhar, S.Th.I., M.Pem.I.

Penyunting Ahli

Prof. Dr. H. Ahmad Rafiqi Tantawi, MS.

Dr. Idris, MP.

Jupriaman, S.Pd., M.Hum.

Ketua Dewan Redaksi

H. Sahbuki Ritonga, S.Pd., SE., M.M.

Anggota Dewan Redaksi

Ali Sadikin Ritonga, S.Pd.I., M.Pd.I.

Leli Hasanah Lubis, S.Pd.I., M.Pd.

Soybatul Aslamiyah, S.Pd., M.pd.

Tata Usaha

Dwina Putri, S.pd.

Ismi Yulizar, S.Pd., M.S.

Elviana Sinaga, S.Pd

E-ISSN 2715-0151

MUQADDIMAH REDAKSI Assalamualaikumww.

Subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar, seraya membacakan shalawat kepada Junjungan nabi Besar Muhammad Saw. Al- hamdulillah Jurnal Tarbiyah bil Qalam dapat terbit untuk Volume IV, Edisi 2 bulan Juli–

Desember 2020.

Ditengah wabah pandemic Covid 19 kita masih dapat melakukan penelitian walaupun banyak kendala yang dihadapi.

Dalam edisi ini dibahas beberapa model pembelajaran yang efektif, pembelajaran berbasis multiple inteeligences, manajemen kepala sekolah, model-model pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan menulis dan daya nalar siswa di sekolah, kinerja guru dan karakter AUD dan kajian tentang hukum fikih.

Peran para dosen diharapkan me- ningkatkan semangat meneliti dalam situasi bagaimanapun. Jurnal ini dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Sekolah TinggiI lmu Tarbiyah Al-Bukhary (STITA) Labuhanbatu.

Semoga jurnal Tarbiyah bil Qalam dapat tetap Semangat dalam memfasilitasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, AAmiinya Robbal Alamiin.

Pimpinan Redaksi

(3)

DAFTAR ISI

Model Pembelajaran Numbered Head To Gether Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Argumentasi

Saprida [1-15]

Manajemen Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegence Di PAUD Terpadu

“Asiyiyah Nur’aini” Yogyakarta

Eriani - Ahmad Soleh Rambe [17-24]

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Menciptakan Komunikasi Organinsasi Di MTs. Swasta Al-Ittihadiyah Di Jalan Bromo No.50 Medan

Yuli Yani - Muhammad Zulham Munthe [25-36]

The Effect Of Student's Achievement In Studying Vocabulary Through Scramble Methods At SMP Negeri 1 Kualuh Hulu

Ismi Yulizar [37-46]

Model Pembelajaran Al-Amtsal Untuk Meningkatkan Daya Nalar Anak Dalam Proses Pembelajaran

Bukhari Is [47-53]

Hukum Yang Berkaitan Keluarnya Mani Atau Madzi Baik Dengan Sengaja Atau Tidak Sengaja Ketika Berpuasa Menurut Imam Madzhab Dalam Fiqih Islam Adillatuhu (Karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili)

Galih Orlando [55-64]

Halaman

Mukaddimah Redaksi [ii]

Daftar Isi [iii]

(4)

iv

Pembelajaran PAI Era Covid-19 Di Rantau Prapat Kabupaten Labuhanbatu

Leli Hasanah Lubis [65-78]

Kinerja Guru Dan Karakter Anak Usia Dini

Sahbuki Ritonga [79-82]

Daftar Isi

(5)

MODEL PEMBELAJARAN AL-AMTSAL

UNTUK MENINGKATKAN DAYA NALAR ANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Bukhari Is

Dosen Pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Bukhary (STITA) Labuhanbatu Sumatera Utara

Email: bukhariis@yahoo.co.id Abstract—Abstak

Dalam kehidupan sehari-hari selalu menemui masalah mana yang dianggap baik dan manapula yang dikategorikan buruk. Untuk menetapkankan pilihan teresbut diperlukan daya nalar yang tinggi dengan pertimbangan akal. Dengan kata lain daya nalar merupakan suatu kekuatan atau usaha untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan baik dan buruk oleh akal atau kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan akal pikirannya. Sehingga daya nalar itu adalah Dengan demikian daya nalar dapat diartikan sebagai suatu kemampuan atau kekuatan tenaga, siasat dengan menggunakan akal untuk dapat berbuat atau bertindak dalam mempertimbangkan hal baik dan buruk disertai akal dan budi berbasis iman dan taqwa.

Dayan alar yang kuat dapat menghasilkan beberapa perbuatan yang baik dan benar, demikian sebaliknya jika dapay nalar rendah dapat mengakibatkan salah dalam menetapkan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan demikian daya nalar merupakan hal yang sangat perlu ditingkatkan, salah satu upaya untuk meningkatkan daya mnalar siswa madrasah/sekolah tingkat dasar melalui medel pembelajaran al-amtsal.

Model pembelajaran al-amtsal merupakan salah satu alternative model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam rangka menumbuhkan daya nalar (power of reason) anak. Model Pembelajaran Al-Amtsal adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengawali ayat al-Quran yang berkaitan dengan perumpamaan, gambaran pemikiran yang mucul, apa yang dirasakan, sikap apa yang dapat dibentuk, perbuatan apa yang dapat dilakukan dan bagaimana tanggungjawabnya baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain, lingkungan dan yang Maha Kuasa.

Model Pembelajaran Al-Amtsal adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengawali ayat al-Quran yang berkaitan dengan perumpamaan, gambaran

(6)

48 Model Pembelajaran Al-Amtsal Untuk Meningkatkan Daya Nalar Anak Dalam ...Bukhari Is

pemikiran yang mucul, apa yang dirasakan, sikap apa yang dapat dibentuk, perbuatan apa yang dapat dilakukan dan bagaimana tanggungjawabnya baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain, lingkungan dan yang Maha Kuasa.

Keywords—Model Pembelajaran Al- Amtsal, Meningkatkan Daya Nalar Anak.

I. PENDAHULUAN

Perkembangan kehidupan manusia yang dinamis seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri dengan lingkungan ini tidak hanya sebatas kepada anak-anak, siswa, mahasiswa maupun pejabat, melainkan seluruh individu perlu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungfannya. Dalam penyesuaian dengan lingkungan tersebut untuk dapat terjalin hubungan yang harmonis perlu adanya daya nalar yang tinggi. Daya nalar yang tinggi mampu menghasilkan suatu perbuatan yang bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya.

Daya nalar merupakan suatu kekuatan untuk melakukan atau menetapkan baik dan buruk berdasarkan pertimbangan akal.

Dengan daya nalar yang baik ia akan mengedepankan otak dan bukan mengedepankan otot. Disinilah perlunya pengembangan daya nalar (power of reason) itu. Tindakan dan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang didasari dengan pertimbangan akal yang membuahkan suatu tindakan yang bermanfaat. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi kemasyarakatan, sekolah, perguruan tinggi untuk menghasilkan perbuatan individu atau

kelompok dengan menghasilkan perbuatan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara, namun usaha tersebut belum mencapai hasil yang maksimal.

Daya nalar yang rendah selalu menimbulkan kekerasan, adu kekuatan, tawuran, perbuatan yang menimbulkan keresahan ditengah-tengah masyarakat, sedangkan daya nalar yang tinggi dapat menciptakan akal pikiran yang sehat, berbuat berdasarkan logika, etika dan estetika, selalu mengedepankan akal sehat dan menimbulkan ketenangan dan kesejukan ditengah-tengah masyarakat.

Untuk menhasilkan perbuatan atau perilaku yang baik dan benar perlu mengembangkan daya nalar yang tinggi, oleh karena itu pengembangan daya nalar perlu dilatih sejak dini. Dalam pengembangan daya nalar ini sekolah atau madrasah mempunyai tanggung jawab secara khusus untuk mengembangkan daya nalar anak. Pengembangan daya nalar anak ini perlu dilakukan sejak dini baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Raudhatul Atfal/Taman Kanak- Kanak (RA/TK), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan salah satu tempat pemngembangan daya nalar anak.

Dengan melalui berbagai macam metode dan model pembelajaran disekolah/

madrasah guru telah mengupayakannya dalam rangka meningkatkan daya nalar anal, namun usaha tersebut perlu ditingkatkan sehingga daya nalar anak tinggi yang akhirnya dengan mudah untuk menentukan dan memutuskan mana pernuatan yang baik dan manapula yang buruk. Dalam kajian ini penulis menawarkan sebuah model pembelajaran yang penulis yakin bahwa model tersebut dapat membantu

(7)

meningkatkan daya nalar anak. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran al-amtsal (perumpamaan).

Model pembelajran ini menurut pengamatan penulis belum pernah dibahas disekolah/

madrasah di tingkat dasar di Kabupaten Labuhanbatu, hal ini mendorong penulis untuk melakukan kajian tersebut.

Kajian ini bertujuan untuk menggali model-model pembelajaran berbasis Al- Quran untuk lebih mencapai hasil maksimal dan menentramkan jiwa ummat beragama.

Disamping itu untuk menganalisis apakah model pembelajaran al-amtsal dapat meningkatkan daya nalar anak dalam proses pembelajaran?. Semoga kajian ini menambah wawasan dalam pengembangan model pembelajaran yang islami.

II. LANDASAN TEORI A. Daya Nalar

Dalam kehidupan sehari-hari, selalu disebut nalar mempunyai hubungan yang sangat erat dalam kaitannya dengan perilaku manusia. Orang yang cepat tanggap dalam situasi lingkungannya dikatakan mempunyai nalar yang tinggi, demikian pula sebaliknya, jika kutang tanggap atau tidak perduli dengan lingkungannya dapat dikatakan kurang nalarnya. Pernyataan seperti ini mengisaratkan petingnya nalar dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Nalar erat kaitannya dengan akal manusia dan kesiapan untuk berbuat baik kepada lingkngannya.

Daya nalar merupakan suatu kekuatan untuk mendorong perbuatan manusia kearah yang positif dan bermanfaat bagi lingkungannya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Khairunnaas amfa’ahum linnaas” artinya Sebaik-baik manusia adalah

yang paling bermanfaat bagi manusia. untuk itu diperlukan daya nalar yang tinggi berdasarkan pertimbangan akal sehat, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surah Yusuf:

ِلْهَا ْنِّم ْمِهْ َلِا ْٓ ِحْوُّن ًالاَجِر َّالِا َكِلْبَق ْنِم اَنْلَسْرَا ٓاَمَو َن َك َفْيَك اْوُر ُظْنَيَف ِضْرَ لا ِف اْوُ ْيِسَي ْمَلَفَا ۗىٰرُقْلا ْ ۗاْوَقَّاتا َنْيِ َّالِّل ٌ ْيَخ ِةَرِخٰ ْلا ُراَ َلَو ْۗمِهِلْبَق ْنِم َنْيِ َّالا ُةَبِقَع ١٠٩ َنْوُلِقْعَت َلَفَا

Artinya: Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian dimuka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampong akhirat adalag lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.

Apakah kamu tidak berpikir?. Q.S.12: 109.

Ayat tersebut menunjukkan bahwa akal pikiran mendorong untuk meraih pengetahuan dan mempertimbangkan mana yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, dalam hal ini perlu daya nalar yang tinggi. Selanjutnya penulis menjelaskan pengertian daya nalar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa

“nalar” diartikan sebagai pertimbangan tentang baik dan buruk dsb., akal dan budi.2 Sedang kata ‘daya” dalam KBBI disebutkan yaitu 1. kemampuan melakukan sestau atau bertindak. 2. Kekuatan; tenaga )yang menyebabkan sesuatu bergerak). 3.

1Hadits Riwayat Ahmad, ath-Thabrani, ad- Daraqutni, Hadits ini dihasankan oleh Muhammad Nashiruddin al-Albani di dalam Shahihul Jami’

Nomor 3289.

2Dendy Sugono, 2012, Kabus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, edisi ke 4, Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, hlm: 950.

(8)

50

Muslihat. 4. Akal.3 Dengan demikian daya nalar dapat dikatakan sebagai kemampuan atau kekuatan tenaga, sissat dengan menggunakan akal untuk dapat berbuat atau bertindak dalam mempertimbangkan hal baik dan burukdisertai akal dan budi.

Firman Allah dalam Al-Quran Surah An-Nahl:

ُمْوُجُّلناَوۗ َرَمَق ْ لاَو َسْم َّاشلاَو َۙراَه لناَو َل َّا لا ُمُكَل َرَّاخَسَو َّْا ١٢ َۙنْوُلِقْعَّاي ٍمْوَق ِّل ٍتٰيٰ َل َكِلٰذ ِف َّانِاۗ ٖهِرْمَاِب ٌۢتٰرَّاخَسُم

Artinya: Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dengan perintahNya pada yang demikian itu benar- benar sebagai tanda bagi kekuasaan Allah dan bagi kaum yang berpikir, Q.S16: 12.

Dengan demikian daya nalar dapat diartikan sebagai suatu kemampuan atau kekuatan tenaga, siasat dengan menggunakan akal untuk dapat berbuat atau bertindak dalam mempertimbangkan hal baik dan buruk disertai akal dan budi berbasis iman dan taqwa.

B. Model Pembelajaran al-Amtsal

Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran, bayak penelitian yang menemukan tentang medel pembelajaran yang membantu meningkatkan masalah yang dihadapi, namun terkadang usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Maka para peneliti selalu menawarkan hasil penelirtiannya. Dalam kesempatan ini penulis menggali model pembelajaran berbasil Al-Quran dan Hadits, diantaranya adalah model pembelajaran al-Amtsal.

Al-Amtsal adalah bentuk jamak dari kata mitsal (Bahasa Arab) yang artinya perumpamaan disebut dalam berbagai bentuk sebanyak 146 kali. Perumpamaan-

perumpamaan dalam Al-Quran tersebut digunakan oleh Rasulullah untuk mengajak manusia berpikir dan melakukan perbuatanperbuatan yang baik dan benar.

An-Nahlawi mendefenisikan atsal sebagaimana yang dikutip oleh Khoiron Rosyadi dalam Siregar menjelaskan (a) menyerupakan sesuatu atau keburukan diinginkan kejelasannya dengan memberikan tamsil dengan sesuatu yang lainnya yang kebaikan atau kehinaannya telah diketahui secara umum, seperti merupakan orang- orang yang musyrik yang mnenjadikan perlindungan-perlindungan selain Allah swt.

dengan laba-laba yang membuat rumahnya;

(b) Mengungkapkan suatu keadaan dengan dikaitkan kepada keadaan yang lain (yang memiliki titik kesamaan) untuk menjelaskan perbedaan diantara keduanya;

(3) Menjelaskan kemustahilan adanya keserupaan natara dua perkara, yang oleh kaum musrikin dipandang serupa, sebagai contoh dalam Al-Quran ditemukan tamsil yang menandakan perbedaan antara sebahan kaum musyrikin dengan ak-Khaliq.4

Model pembelajaran yang bersifat umum yang mirip dengan model pembelajaran perumpamaan sebagaiaman yang dikemukakan oleh Komalasari dalam Aris Shoimin menyatakan bahwa Model Pembelajaran Examples non examples adalah membelajarkan peserta didik terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui analisiscontoh-contoh berupa gambar-gambar,foto dan kasus yang bermuatan masalah, diidentifikasi dan mencari alternatif pemecahan masalah yang efektif dan tindak lanjut.5

4Taufiq Hidayat Siregar, 2020, Mendidik Khalifah Dunia, Penerbit CV. Manhaji ISBN 978- 623-6763-05-6, Medan, hlm.98-99.

5Aris Shoimin, 2016, 68 Model Pembelajaran Inivatif dalam Kurikulum 2013, Penerbit Ar-Ruzz Bukhari Is Model Pembelajaran Al-Amtsal Untuk Meningkatkan Daya Nalar Anak Dalam ...

(9)

Dalam al-Quran banyak terdapat pembelajaran melalui perumpamaan sebagaimana firman Allah Al-Quran Surah Al-Baqarah:

ٗ َ

لْوَح اَم ْتَءۤا َضَا ٓاَّامَلَف ۚ اًاراَن َدَقْوَتْسا ىِ َّا

لا ِلَثَم َك ْمُهُلَثَم ١٧ َنْوُ ِصْبُي َّا

ل ٍتٰم ُلُظ ْ ِف ْمُهَكَرَتَو ْمِهِرْوُنِب ُ ّٰهللا َبَهَذ

Artinya: Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, setelah api itu menerangi sekelilingnyta Allah hilangkan cahaya mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat, Q.S. 2: 17.

Ayat tersebut menggambarkan bahwa orang yang munafik, orang yang jahat dan engkar kepada Allah tidak akan dapat mengambil manfaat yang datang dari Allah dan mereka tetap dalam kegelapan. Firman Allah dalam al-Quran Surah Al-Imran:

اَهْيِف ٍحْيِر ِلَثَم َك اَيْنُّلا ِةوٰيَْلا ِهِذٰه ْ ِف َنْوُقِفْنُي اَم ُلَثَم اَمَو ۗ ُهْتَكَلْهَاَف ْمُه َسُفْنَا آْوُمَل َظ ٍمْوَق َثْرَح ْتَبا َص َا ٌّ ِص ١١٧ َنْوُمِل ْظَي ْمُه َسُفْنَا ْنِكٰلَو ُ ّٰهللا ُمُهَمَل َظ

Artinya: Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya, Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merelakah yang menganiaya diri sendiri, Q.S.3: 117.

Dari firman Allah tersebut penulis berpendapat bahwa Al-Amtsal (perumpamaan) dalam proses pembelajaran dapat bermanfaat yaitu berupa memberikan pembelajaran secara halus melalui suatu perumpamaan sehingga menjadikan sikap berpikir nalar secara halus, menganalisis masalah dengan berpikir kritis melalui perumpamaan yang diberikan, memahami akibat dari perbuatannya sehingga ia menjadikan bertanggung jawab terhadap diri, lingkungan, masyarakat dan Allah swt.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Model Pembelajaran Al-Amtsal adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengawali ayat al-Quran yang berkaitan dengan perumpamaan, gambaran pemikiran yang mucul, apa yang dirasakan, sikap apa yang dapat dibentuk, perbuatan apa yang dapat dilakukan dan bagaimana tanggungjawabnya baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain, lingkungan dan yang Maha Kuasa.

III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam kerya tulis ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kepustakaan (library research) dan kajian al-Quran yang berkaitan dengan al-Amtsal dan selanjutnya penulis memberikan kesimpulan tentang model pembelajaran al-amtsal.

Setelah itu penulis membuat lanbgkah-langkah model pembelajaran al- Amtsal serta mengemukakan kelebihan dan kekurangannya. Langkah-langkah model pembelajaran ini perlu diuji kebenarannya dalam penelitian lanjutan.

IV. HASIL PENELITIAN

A. Langkah-langkah Model Pembelajaran al-Amtsal

1. Guru Mempersiapkan salah satu ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perumpamaan lengkap dengan artinya melalui laya monitor infocus yang disediakan (ayat dapat berupa potongan atau terjemahan, disesuaiakan dengan kondisi peserta didk).

2. Guru menjelaskan secara singkat makna dan tujuan ayat tersebut.

3. Guru menampilkan materi yang berkaitan dengan pembahasan dalam

(10)

52

bentuk gambar, foto dan lainnya.

4. Guru menstumulus peserta didik untuik berpikir (apa yang dipikirkannya), dirasa (bagaimana perasaannya), sikapnya (bagaimana sikap yang akan dilakukannya), perbuatannya (sesuai dengan sikap) dan bertanggung jawab (kepada diri sendiri, orang lain maupun kepada Allah swt.)

5. Seluruh siswa bergilir untuk memberi pendapat dan cukup satu pendapat, kemudian ditulis di papan tulius tanpa memperhatikan apakah pendapatnya benar atau salah. Peserta didik yang belum memberikan pendapat dilkewatkan saja dan nanti kalua masih ada waktu boleh untuk menerima giliran mengemukakan pendapat, sehingga seluruh peserta didik dapat berpatsisipasi aktif.

6. Dengan bimbingan guru menganalisis jawaban seluruh siswa yang tertera dipapan tulis. Jawaban yang tidak tepat dihapus satu persatu, setelah diberi penjelasan.

7. Jawaban yang tertinggal dipapan tulis merupakan jawaban yang benar dan merupakan kesimpulan dari proses pembelajaran.

B. Kelebihannya

• Berpikir berdasarkan konsep Al-Quran dan membawanya dalam berpikiur kritis.

• Peserta didik aktif untum berpartisipasi di dalam kelas.

• Peserta didik kritis berpikir, merasakan, bersikap, bertindak dan bertanggung jawab.

• Peserta didik belajar menganalisis masalah

• Peserta didik dapat menyadari kekurangannya sendiri tanpa disebutkan oleh guru.

• Pembelajaran demokratis dan menyenagkan.

C. Kekurangannya

• Tidak semua matapelajaran dapat menggunakan model ini.

• Menggunakan waktu yang cukup.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan kajian hasil penelitian selanjutnya penulis merumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis al-Quran dan Hadits perlu dikembangkan.

2. Model Pembelajaran Al-Amtsal adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengawali ayat al-Quran yang berkaitan dengan perumpamaan, gambaran pemikiran yang mucul, apa yang dirasakan, sikap apa yang dapat dibentuk, perbuatan apa yang dapat dilakukan dan bagaimana tanggungjawabnya baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain, lingkungan dan yang Maha Kuasa.

3. Model pembelajaran al-amtsal bagus untuk mengembangkan berpikir kritis dan akhlakul karimah.

4. Model Pembelajaran ini dapat memupuk kebersamaan, simpati dan empati serta menimbulkan tanggung jawab yang tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka selanjutnya penulis memberikan beberapa saran yaitu:

Bukhari Is Model Pembelajaran Al-Amtsal Untuk Meningkatkan Daya Nalar Anak Dalam ...

(11)

1. Para guru untuk dapat menggali model-model pembelajaran berbasis al-Quran dan Hadits, terutama bagi guru madrasah.

2. Kepala madrasah untuk dapat memotivasi guru menggali model pembelajaran berbasis al-Quran dan Hadits.

3. Model pembelajaran ini perlu dicoba di sekolah/madrasah untuk membuktikan kebauikan dan kelemahannya.

4. Diharapkan untuk penelitian lanjutan dengan praktik langsung menggubnakan model pembelajaran di dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul karim dan terjemahannya, Kementerian Agama Repubil Ikdonesia.

Al-Hamat Anung, 2016, Tarbiyah Jihadiyah Imam Bukhari, Penerbiut Ummul Qura, Jakarta.

Is Bukhari, 2018, Manajemen Konseling Islam di Madrasah Ibtidaiyah, Tarbiyah bil Qalam, Jurnal Pendidikan Agama dan Sains,

Vol.II Edisi 1 Tahun 2018, ISSN 2599-2945, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Bukhary Labuhanbatu, Rantauprapat.

__________, 2018, Layanan Bimbingan Konseling Dalam Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah, Tarbiyah bil Qalam, Jurnal Pendidikan Agama dan Sains, Vol.II Edisi 2 Tahun 2018, ISSN 2599-2945, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

Al-Bukhary Labuhanbatu, Rantauprapat.

Ngalimun, 2017, Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Prastowo Andi, 2018, Sumber Belajar &

Pusat Sumber Belkajar Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah, Prenadamediagroup, Jakarta.

Sugono Dendy, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Edisi ke empat, Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum, jakarta.

Shoimin Aris, 2016, 68 Model Pembelajaran Inivatif dalam Kurikulum 2013, Penerbit Ar Ruzz Media, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, tulisan ini adalah salah satu upaya untuk mengkaji lebih khusus dan mandiri mengenai perempuan buruk rupa di dalam sastra yang ditulis oleh perempuan

Siswa dapat mengamati dan mencatat data hasil percobaan efek Tyndall dalam membedakan sistem koloid dan larutan sejati pada beberapa bahan-bahan yang ada

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % variabel independen meliputi variabel produksi (X1), luas lahan (X2), harga (X3),

Merupakan suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari komunitas berbagai spesies1. yang berinteraksi dengan lingkungannya baik biotik maupun abiotik

Secara praktis, melalui penelitian ini akan mengembangkan suatu model pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry untuk

tahunan, selebaran berita, surat pembaca (di surat kabar, majalah) dan karangan di surat kabar. 27 Dengan dokumentasi, peneliti mencatat tentang sejarah Pondok

(2006), Pendekatan Konseling Qur’ani Untuk Mengembangkan Keterampilan Hubungan Sosial, Disertasi, Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia..

Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, disarankan untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai partisipasi keluarga akan layanan pendidikan ATD dengan latar belakang