• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Bab ini akan membahas Kelurahan Setiamanah secara umum sebagai wilayah studi. Kelurahan Setiamanah merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Dalam konteks Kota Cimahi, wilayah administrasi Kelurahan Setiamanah memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

• Batas Utara : Jalan Raya Cimahi

• Batas Selatan : Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah • Batas Barat : Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah • Batas Timur :Kelurahan Karang Mekar, Kecamatan Cimahi Tengah

Berdasarkan Profil Potensi Kelurahan Setiamanah, jarak pusat pemerintahan Kelurahan Setiamanah dengan ibu kota Kota Cimahi adalah jarak 0,5 km, dan jarak dari pusat pemerintahan kecamatan adalah 0,8 km. Kelurahan Setiamanah terdiri dari 18 RW dan 80 RT.

3.1 Kondisi Fisik Kelurahan Setiamanah

Secara geografis, Kelurahan Setiamanah berada pada ketinggian tanah 720 M dari permukaan laut dan memiliki curah hujan rata-rata 28 mm per tahun dengan suhu rata-rata 19-27 C°. Kelurahan Setiamanah memiliki luas sebesar 137,59 Ha dengan fungsi yang beranekaragam. Sebagian besar peruntukkan lahannya adalah permukiman/perumahan yaitu sekitar 52,67%, kemudian sawah dan ladang sekitar 2,18%, bangunan umum sekitar 1,45%, perkuburan sekitar 1,45%, dan lain-lain sekitar 42,24%. Peruntukkan lain-lain yang dimaksud adalah peruntukkan seperti perdagangan, jasa, jalan, dan peruntukkan lainnya. Besarnya luas lahan untuk permukiman dan perumahan menunjukkan bahwa Kelurahan Setiamanah merupakan kawasan permukiman/perumahan. Dan kecilnya luas lahan untuk sawah dan ladang

(2)

menunjukkan bahwa kegiatan pertaniaan tidak cukup berkembang di wilayah ini. Luas lahan berdasarkan peruntukkannya dapat dilihat pada tabel III.1.

TABEL III.1

LUAS LAHAN BERDASARKAN PERUNTUKANNYA

Peruntukkan Luas Persentase

Sawah dan Ladang 3 Ha 2.18% Bangunan Umum 2 Ha 1.45% Permukiman/Perumahan 72.47 Ha 52.67%

Pekuburan 2 Ha 1.45%

Lain-lain 58.12 Ha 42.24%

Total Luas Lahan 137.59 Ha

Sumber: Data Monografi Kelurahan Setiamanah, 2006

Permukiman/perumahan yang terdapat di Kelurahan Setiamanah cukup beranekaragam mulai dari permukiman penduduk golongan menengah ke bawah hingga golongan menengah ke bawah. Bangunan penduduk pun ada yang permanen, semi permanen, dan tidak permanen. Permukiman di Kelurahan Setiamanah termasuk permukiman padat dan sebagian besar berada di depan jalan kecil atau gang. Uniknya selain rumah-rumah sederhana, banyak rumah-rumah yang terdapat di depan gang/jalan yang hanya memiliki lebar 2 meter adalah rumah-rumah besar dan tergolong mewah.

3.2 Kondisi Demografi Kelurahan Setiamanah

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan Kota Cimahi tahun 2007, jumlah penduduk Kelurahan Setiamanah adalah 23.049 jiwa, dengan rincian 11.482 jiwa laki-laki dan 11.567 jiwa perempuan. Berdasarkan tabel II.2 dapat diketahui bahwa jumlah laki-laki dan perempuan hampir berimbang. Sebagian besar penduduk Kelurahan Setiamanah tergolong dalam usia kerja. Kelurahan Setiamanah memiliki potensi dalam aspek demografi dalam pembangunan dan pengembangan wilayahnya

(3)

karena tingginya jumlah penduduk usia kerja dan didukung oleh pendidikan yang cukup.

TABEL III.2

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN UMUR Umur Laki-laki Perempuan Total Persentase

0-4 760 720 1480 6.42% 5-9 1186 998 2184 9.48% 10-14 947 943 1890 8.20% 15-19 823 852 1675 7.27% 20-24 1001 1056 2057 8.92% 25-29 1231 1256 2487 10.79% 30-34 1186 1175 2361 10.24% 35-39 1093 1097 2190 9.50% 40-44 903 911 1814 7.87% 45-49 642 611 1253 5.44% 50-54 487 512 999 4.33% 55-59 346 421 767 3.33% 60-64 252 359 611 2.65% 65-69 342 257 599 2.60% 70-74 118 174 292 1.27% 75+ 165 225 390 1.69% Total 11482 11567 23049 100.00% Sumber: Dinas Kependudukan Kota Cimahi, 2007

TABEL III.3

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Pendidikan

Laki-Laki Perempuan Total Persentase

Strata III 5 4 9 0.04%

Strata II 43 20 63 0.27%

Diploma IV/Strata I 615 474 1089 4.72%

Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 517 495 1012 4.39%

Diploma I/II 122 195 317 1.38%

SLTA/Sederajat 3987 3484 7471 32.41%

SLTP/Sederajat 1983 2268 4251 18.44%

Tamat SD/Sederajat 1561 2118 3679 15.96%

Tidak/Belum Tamat SD/Sederajat 1161 1100 2261 9.81%

Tidak/Belum Sekolah 1488 1409 2897 12.57%

Total 11482 11567 23049 100.00%

(4)

Dari tabel III.3 sebagian besar penduduk Kelurahan Setiamanah memiliki pendidikan tertinggi SLTA/sederajat yaitu sekitar 32,41%, selanjutnya SLTP/sederajat sekitar 18,44%, tamat SD/sederajat sekitar 15,96%, tidak/belum sekolah sekitar 12,57%, tidak/belum tamat SD/sederajat sekitar 9,81%, sisanya berpendidikan di atas SLTA yaitu sekitar 10,80%. Penduduk yang sudah mengecam wajib belajar 9 tahun atau menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SLTP/sederajat adalah sekitar 61,66%. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Setiamanah sudah cukup memadai karena sudah sesuai dengan program pemerintah.

TABEL III.4

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAAN Mata Pencaharian Jumlah

Pegawai Negeri Sipil 2048

TNI 553 POLRI 30 Wiraswasata/Pedagang 1317 Pertukangan 103 Pensiunan 853 Jasa 304

Sumber: Data Monografi Kelurahan Setiamanah, 2006

Sebagian besar penduduk di Kelurahan Setiamanah bekerja sebagai pegawai negeri sipil, selanjutnya wiraswasta/pedagang, pensiunan, TNI, jasa, pertukangan, dan POLRI. Wilayah ini merupakan kawasan perdagangan khususnya di sepanjang Jalan Pojok, Jalan Sriwijaya, dan Jalan Gandawijaya. Hal ini didukung dengan letaknya yang berada di pusat Kota Cimahi. Maka tidaklah mengherankan jika jumlah penduduk yang bermata pencaharian wiraswasta/pedagang cukup besar. Jenis perdagangan atau usaha penduduk sukup beranekaragam mulai dari perdagangan berskala besar, menengah, dan kecil. Berdasarkan observasi, banyak terdapat warung-warung kecil dan rumah makan di kelurahan ini. Selain itu, banyak pula pensiunan yang tinggal di kelurahan ini, terutama pensiunan TNI.

(5)

TABEL III.5

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENGHASILAN Kategori Penghasilan (dalam rupiah) Jumlah Responden (orang) Persentase <500.000 19 16,67% 500.001-1.000.000 36 31,58% 1.000.001-1.500.000 22 19,30% 1.500.001-2.000.000 8 7,02% 2.000.001-2.500.000 9 7,89% 2.500.001-3.000.000. 6 5,26% 3.000.001-3.500.000 2 1,75% 4.000.001-4.500.000 6 5,26% 4.500.001-5.000.000 1 0,88% 5.000.000< 3 2,63% Sumber: Lampiran E

Berdasarkan hasil survei, sebagian besar penduduk di Kelurahan Setiamanah berpenghasilan antara Rp.500.001-Rp.1.000.000 yaitu sekitar 31,58%, selanjutnya Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 yaitu sekitar 19,30%, lebih dari Rp.1.500.001 adalah sekitar 30,69%, dan yang lebih kecil dari Rp.500.000 adalah sekitar 16,67%. Jadi sebagian besar penduduk Setiamanah sudah memiliki penghasilan di atas UMR (Upah Minimal Regional) yaitu sebesar Rp.562.500.

TABEL III.6

JUMLAH KELUARGA MENURUT TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA (KS)

Tahapan KS Jumlah Persentase

Prasejahtera 261 5.14%

Keluarga Sejahtera I 1051 20.69% Keluarga Sejahtera II 2223 43.76% Keluarga Sejahtera III 1545 30.41%

Jumlah 5080 100.00%

(6)

Keluarga di Kelurahan Setiamanah sebagian besar tergolong keluarga sejahtera (KS) II yaitu sekitar 43,76%, selanjutnya KS III yaitu sekitar 30,41%, KS I yaitu sekitar 20,69%, dan prasejahtera yaitu sekitar 5,14%. Berdasarkan kriteria yang terlampir, penduduk di Kelurahan Setiamanah sebagian besar sudah memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera. Dari data BPMKB Kota Cimahi, seluruh keluarga di Kelurahan Setiamanah telah memperoleh air minum dari kemasan/ledeng/pompa/sumur atau mata air terlindung dan sebagian besar penduduk telah terakses dan menggunakan listrik sebagai penerangan. Jadi kesejahteraan penduduk Kelurahan Setiamanah sudah cukup baik.

3.3 Produktivitas Air Bersih PDAM di Kota Cimahi

Sumber air bersih rumah tangga di Kota Cimahi berasal dari sumber air publik dan sumber air pribadi. Jumlah ketersediaan sumber air pribadi tidak diketahui karena datanya tidak tersedia, sedangkan ketersediaan sumber air publik dapat diketahui dari PDAM Kota Cimahi. Kapasitas sumber air bersih dan terpasang dapat dilihat pada tabel III.7.

TABEL III.7

KAPASITAS SUMBER AIR BERSIH DAN TERPASANG DI KOTA CIMAHI (LITER PER DETIK)

Instalasi Jenis Sumber Kapasitas Sumber Kapasitas Terpasang Rata-rata Produksi/Distribusi WTP CIPAGERAN (AP) 167 168 329.466,2 CIKUDAPATI (MA) 2 5 5.256,1 CISINTOK (MA) 3 5 7.884,0 DW.11 (DW) 2 3 4.615,1 DW.12 (DW) 5 5 11.422,8 DW 10 (DW) 5 5 9.720,0

Sumber: PDAM Tirta Rahaja Kabupaten Bandung

Keterangan:

(7)

terpasang air bersih yang terbesar terdapat di WTP Cipageran dengan jenis sumber air permukaan. Kapasitas sumbernya adalah 167 liter per detik dan kapasitas sumbernya adalah 168 liter per detik. Ternyata sumber air permukaan mampu menghasilkan air dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan sumber air tanah dan mata air. Kapasitas yang termanfaatkan dari kapasitas yang terpasang tidaklah tetap tergantung dari ketersediaan air pada sumber. Dari tabel III.7 diketahui bahwa kapasitas terpasang tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan karena kapasitas sumber lebih kecil dari kapasitas terpasang, kecuali DW 12 dan DW 10. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pipa yang masih belum dimanfaatkan karena kurangnya kapasitas sumber air. Selain itu, di Kota Cimahi terdapat Situ Lembang yang berpotensi sebagai sumber air baku yang belum dimanfaatkan oleh PDAM.

(8)
(9)
(10)

Gambar

TABEL III.1
TABEL III.2
TABEL III.4
TABEL III.5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dalam hal pangkat yang tidak sesuai dengan jenjang jabatannya, maka ketentuan yang berlaku adalah jika jabatan lebih rendah dari pangkat, maka yang bersangkutan belum dapat

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada penjelasan materi yang belum dipahami 37. Menjawab pertanyaan siswa

MENGUMUMKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/ JASA UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2013, SEPERTI TERSEBUT DI BAWAH INI: RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) DI LINGKUNGAN

Fasilitator menanyakan kepada peserta rencana apa yang akan dilakukan peserta di rumah untuk mencegah dan menangani anak stuntinga. Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan

Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait dengan aspek daya dukung lingkungan pada Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

Dengan terbuktinya ada hubungan (ko- relasi) antara variabel X yaitu body image dengan variabel Y yaitu perilaku komunk- asi nonverbal, studi pada (mahasiswa FISIP UNTAD,

Memiliki kemampuan dalam komunikasi non verbal menjadi sangat ppenting ketika berkomunikasi dalam sebuah komunitas, komunitas menurut Wengner sebagaimana dibahas

Selama proses wawancara selain berfokus pada perilaku verbal dan nonverbal interviewee, yang tidak kalah penting adalah memperhatikan perilaku nonverbal interviewer/ pewawancara