• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA DAN DOSEN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FTIK IAIN BUKITTINGGI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SEMESTER GENAP 2020/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA DAN DOSEN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FTIK IAIN BUKITTINGGI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SEMESTER GENAP 2020/2021"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA DAN DOSEN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FTIK IAIN BUKITTINGGI TERHADAP PEMBELAJARAN DARING SEMESTER GENAP 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat meraih gelar Srata I (SI) pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

O l e h : Yulpida Sari

2517.009

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021

(2)

i ABSTRAK

Yulpida Sari, NIM. 2517.009, Judul skripsi : “Persepsi Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Ftik Iain Bukittinggi Terhadap Pembelajaran Daring Semester Genap 2020/2021”. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi 2021 M/1442 H

Selama pembelajaran daring mahasiswa dituntut secara mandiri, selain materi yang diberikan dosen, mahasiswa juga berusaha untuk memahami tutorial- tutorial yang ada di YouTube dan media sosial lainnya. Tujuan penelitian ini mengetahui persepsi mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi terhadap pembelajaran daring semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni terhadap mahasiswa angkatan 2018 pada prgram studi Pendidikan Teknik Informatika FTIK IAIN Bukittinggi. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2018 program studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi sebanyak 38 orang, Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket persepsi siswa tentang pembelajaran daring.

Angket persepsi siswa tentang pembelajaran daring disusun berdasarkan indikator persepsi siswa tentang pembelajaran daring dan diuji validitas dan reliabilitas.

Teknik analisis data yang dilakukan adalah menggunakan nilai Tingkat Capaian Responden (TCR).

Berdasarkan hasil penelitian persepsi mahasiswa baik terhadap pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemic Covid-19 dan persepsi dosen baik terhadap pembelajaran daring pada masa pandemic Covid-19.

Kata Kunci : Persepsi Siswa dan Dosen, Pembelajaran Daring, Pelajaran TIK

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Tidak ada satupun nikmatnya yang dapat didustakan salah satunya adlah selesainya penulisan skripsi dimana yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Ftik Iain Bukittinggi Terhadap Pembelajaran Daring Semester Genap 2020/2021”, tepat pada waktunya yang telah ditetapkan Allah SWT.

Shalawat dan salam kepada Nabi besar baginda Muhammad Rasulullah SAW, yang telah berhasil membawa ummatnya ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan, Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Penulis menyadari, skripsi ini tidak mungkin selesai dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setukus-tulusnya kepada :

1. Rektor dan Wakil Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

(4)

iii

Bukittinggi dan jajarannya yang telah memberikan fasilitas dan pelayanannya untuk kepentingan perkuliahan dari awal hingga akhir penulis menyelesaikan studi.

2. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) di IAIN Bukittinggi yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk kepentingan perkuliahan dari awal hingga penulis menyelesaikan studi.

3. Bapak Sarwo Derta, S.S, S.Kom, M.Kom selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang telah membantu penulis dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian pendidikan penulis di IAIN Bukittinggi.

4. Bapak Dr. Supriadi, S.Ag.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat-nasehat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan / karyawati Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan memberikan fasilitas untuk mendukung kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala pustaka beserta Staff di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah menyediakan referensi untuk penyelesaian skripsi ini.

7. Ayah dan Amak tercinta beserta keluarga besar, yang selalu

(5)

iv

mendoakan, menyayangi sepenuh hati, tanpa ingin dibalas budi, dan memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis.

8. Teman–teman seperjuangan PTIK 17, terutama kelas PTIK A, yang telah banyak membantu, yang sama- sama berjuang dari awal kuliah sampai akhir. Terima kasih banyak yang tulus untuk teman-teman semua.

Semoga kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan diberikan pahala yang berlipat ganda, Aamiin yaa Rabba’Alamin. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain khususnya kepada segenap pembaca. Aamiin

Bukittinggi, Juli 2021 Penulis

Yulpida Sari

Nim : 2517009

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK .. . ... ... i

KATA PENGANTAR ... . ... .. ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Penjelasan Judul ... 8

BAB II PEMBAHASAN A. Persepsi ... 9

B. Pembelajaran Daring ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

B. Metode Penelitian ... 18

C. Populasi dan Sampel penelitian ... 18

D. Variabel Penelitian ... 19

(7)

vi

E. Teknik Analisis Data ... 19 F. Prosedur Penelitian... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 40 B. Pembahasan ... 66 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 74 B. Saran .. ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak asasi manusia, pendidikan adalah kegiatan membudayakan manusia muda atau usaha sengaja untuk mendewasakan manusia muda untuk bertanggung jawab dan memiliki kemampuan tertentu untuk hidup berbudaya sesuai standar yang diterima oleh masyarakat[1].Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam Al- Qur’an dijelaskan dalil tentang keutamaan menuntut ilmu, menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi umat manusia[2].

Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut.



















(9)

2













































Artinya:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Berdasarkan ayat di atas dijelaskan bahwa orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas akan dihormati oleh orang lain diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi didalam kehidupan. Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan. Orang yang beriman tetapi tidak berilmu dikatakan orang

(10)

yang lemah karena keimanan seseorang tidak didasari ilmu pengetahuan tidak akan kuat[3].

Di penghujung tahun 2019, dunia dikejutkan dengan pandemi yang begitu buruk, sebuah wabah penyakit yang dikenal dengan Coronavirus atau Covid-19, wabah ini berasal dari kota Wuhan yang merupakan ibukota provinsi Hubai dan menjadi kota terpadat di China bagian tengah.

Covid-19 ini sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, tepatnya tanggal 2 Maret 2020, diketahui 12776 kasus dan 939 kematian telah dilaporkan terjadi di 34 provinsi di Indonesia pada tanggal 8 Mei 2020. Menurut Kementrian Kesehatan Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada manusia, gejala orang terinfeksi Covid-19 berupa demam tinggi, batuk kering, sesak nafas, dan sakit tenggorokan. Seseorang dapat terinfeksi Covid-19 ini menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung dan mulut saat batuk atau bersin, droplet tersebut jatuh pada benda sekitarnya, kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung, mulut, maka orang itu dapat terinfeksi Covid-19, atau bisa saja seseorang terinfeksi Covid-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa WHO memberi peringatan agar jaga jarak lebih satu meter dari orang yang terkena virus Corona[4].

Konsep islam telah lama mengatur berkenaan suatu wabah penyakit Sebagaimana anjuran Nabi Muhammad untuk menjauhi dari

(11)

4

orang yang penyakit menular, diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dari hadits Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda:

“Hindarilah orang yang terkena lepra seperti halnya kalian menghindari singa”

Dari hadits tersebut dianjurkan untuk menjauhi orang yang sakit lepra, sama halnya dengan orang yang terkena virus corona, agar tidak tertular lebih baik jaga jarak dan tetap di rumah.Untuk mengantisipasi dan memutus rantai penyebaran Covid-19 pemerintah menetapkan sebuah kebijakan yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seluruh aktivitas dirumahkan, belajar di rumah, bekerja di rumah, ibadah di rumah dan tempat-tempat wisata ditutup. Kebijakan ini tentu saja memberikan dampak terhadap sektor ekonomi, sosial masyarakat, karena adanya penutupan beberapa akses jalan dalam waktu tertentu, selain itu pada sektor pendidikan juga berdampak negatif, karena proses belajar dilaksanakan di rumah [5].

Dilansir dari website resmi Kemendikbud menjelaskan bahwa berdasarkan surat edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK 2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Coronavirus Disease[6]. Pemerintah mengganti proses pembelajaran di sekolah dialihkan di rumah. Dan di Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi juga menerapkan pembelajaran daring berdasarkan surat edaran Nomor: 697/03/2020 tentang perubahan atas surat edaran

(12)

direktur Jenderal pendidikan islam nomor 657/03/2020 tentang upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan perguruan tinggi agama islam, maka dosen dan mahasiswa diperintahkan untuk melaksanakan tugas secara WFH/ Work From Home (bekerja dari rumah)[7].

Banyak persepsi masyarakat yang didapat oleh pemerintah tentang bekerja dari rumah, baik itu positif maupun negatif, tidak hanya pemerintah saja yang mendapatkan persepsi. Dosen dan mahasiswa juga mempunyai persepsi terhadap pembelajaran daring (dalam jaringan), pada hakikatnya persepsi dalam kamus Webster yaitu kemampuan untuk merasakan, memahami jiwa dari obyek-obyek kualitas melalui pemaknaan rasa, kesadaran, perbandingan sebagai bagian dari proses kehidupan dari pandangan orang pada titik tertentu dan lingkungan. Dalam proses belajar mengajar yang dirasakan oleh dosen adalah kurang efektif dalam penyampaian materi pembelajaran yang bersifat praktikum, yang mana pembelajarannya biasa dilakukan di laboratorium dan lapangan, selain itu proses pembelajaran tidak hanya terbatas kepada penyampaian materi tetapi kepada proses pendidikan secara keseluruhan yang didalamnya termasuk pembentukan karakter dan pribadi peserta didik melalui nilai dan norma yang ada, bagi dosen yang mengajar banyak kelas tentu akan membuat repot dalam pemakaian aplikasi dan penyimpanan memory yang banyak. Sama halnya persepsi yang diberikan oleh mahasiswa, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan mahasiswa, mahasiswa mengatakan bahwa merasakan ketidak efektifan selama pembelajaran

(13)

6

daring, sulitnya memahami materi yang diberikan dosen, kendala pada jaringan yang susah dan biaya yang harus disediakan karena pembelajaran daring[8].

Pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran secara online yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui aplikasi - aplikasi pembelajaran seperti aplikasi Zoom, Classroom, Schoology, dan aplikasi WhatsApp. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran jarak jauh yang tidak memerlukan ruang kelas cukup dengan aplikasi dan internet untuk berkomunikasi mahasiswa dan dosen [9]. Adapun tujuan dari pembelajaran daring adalah untuk memenuhi standar pendidikan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan internet, perangkat komputer dan gadget yang saling terhubung antara mahasiswa dan dosen, sehingga pemanfaatan teknologi informasi tersebut proses belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik.

Dengan kemajuan Teknologi Informasi pendidikan terlaksana kapanpun dan dimanapun tanpa dibatasi ruang dan waktu[10]. Pemanfaatan teknologi informasi dapat membantu proses pembelajaran walaupun di tengah pademi Covid-19 akan tetapi pemanfaatan teknologi informasi sebagai media penyampaian materi pembelajaran praktikum akan kurang efektif dan efisien karena interaksi antara mahasiswa dan dosen terbatas, sehingga pembelajaran yang biasa langsung dipraktekkan di laboratorium dan lapangan dilakukan secara mandiri di rumah. Dosen akan sulit mengontrol mahasiswa dalam mempraktekkan materi yang sudah

(14)

disampaikan sehingga dosen hanya memberi materi lewat tutorial dan mengirimnya ke aplikasi pembelajaran[11].

Selama pembelajaran daring mahasiswa dituntut secara mandiri, selain materi yang diberikan dosen, mahasiswa juga berusaha untuk memahami tutorial-tutorial yang ada di YouTube dan media sosial lainnya.Melihat keadaan tersebut, timbul pemikiran penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Mahasiswa dan Dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi terhadap Pembelajaran Daring Semester Genap 2020/2021”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Ketidak stabilan koneksi internet yang membuat mahasiswa sulit memahami materi yang diberikan dosen

2. Pembelajaran yang tidak bisa dilakukan secara tatap muka 3. Kurang efektifnya dosen dalam penyampaian pembelajaran

praktikum

4. Kesulitan mahasiswa dalam memahami pembelajaran yang bersifat praktek

(15)

8

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang penulis dapat, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas adalah penulis ingin melihat persepsi mahasiswa dan dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer angkatan 2018 semester genap tahun ajaran 2020/2021 di Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada batasan masalah, maka masalah yang akan diteliti adalah: “bagaimana persepsi mahasiswa dan dosen angkatan 2018 PTIK FTIK di IAIN Bukittinggi terhadap pembelajaran daring semester genap tahun ajaran 2020/ 2021”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa dan dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi terhadap pembelajaran daring semester genap tahun ajaran 2020/2021.

F. Manfaat Penelitian

hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk:

(16)

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

2. Memberikan masukan yang berarti dan bermanfaat bagi pihak kampus dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan.

3. Sebagai referensi dan perbandingan dalam penelitian dimasa yang akan datang.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dosen mengetahui kesulitan yang dialami mahasiswa selama pembelajaran daring agar lebih efektif lagi dalam penyampaian materi pembelajaran praktikum selama pembelajaran daring.

5. Hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan lagi hasil belajar.

G. Penjelasan Judul

Untuk mempermudah penjelasan judul ini, maka penulis menjelaskan beberapa dari kata penting:

a. Persepsi

Dalam kamus Webster yaitu kegiatan merasakan atau kemampuan untuk merasakan, memahami jiwa dari obyek-obyek kualitas melalui pemaknaan rasa, kesadaran, perbandingan[9]. Menurut William Ittelson persepsi adalah sebagai bagian dari proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap orang, dari pandangan orang pada titik tertentu[12].

(17)

10

b. Belajar daring

Merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan secara online yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui aplikasi- aplikasi pembelajaran seperti Classroom, Zoom, Google Meet, WhatsApp dan aplikasi pembelajaran lainnya.Pembelajaran daring menuntut mahasiswa untuk mandiri, dengan mencari materi lewat internet jika kurang memahami dengan materi yang telah diberikan oleh dosen [13].

(18)

11 BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teori

1. Persepsi

a. Pengertian persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Persepsi adalah tanggapan langsung terhadap sesuatu. Proses seseorang menilai dan mengetahui melalui pancaindranya.Dalam kamus Webster yaitu kegiatan merasakan atau kemampuan untuk merasakan, memahami jiwa dari obyek-obyek kualitas melalui pemaknaan rasa, kesadaran, perbandingan[9]. Kata persepsi dalam bahasa Inggris adalah perception yang artinya adalah pengertian, tanggapan dalam memahami atau menanggapi.

Menurut William Ittelson persepsi adalah sebagian dari proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap orang, dari pandangan orang pada titik tertentu[14].

Menurut Stephen P. Robbins mengartikan persepsi adalah A process by which individuals organize and interpret their sensory impressions in order to give meaning to their environment. Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan atau menginterpretasikan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka.Dan menurut Mc

(19)

12

Shane dan Von Glinow berpendapat bahwa persepsi adalah proses penerimaan informasi dan pemahaman tentang lingkungan, termasuk penetapan informasi untuk membentuk pengkategorian dan penafsirannya[15].

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses kehidupan seseorang dalam menanggapi, menilai, merasakan, menafsirkan, memahami dan memberikan reaksi terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya melalui panca indra seperti pikirannya, perasaannya, penglihatannya serta pengalaman-pengalaman yang pernah dihadapinya.

b. Instrumen persepsi

Instrumen persepsi adalah alat atau media yang diperlukan manusia untuk berpersepsi dan berpengetahuan dalam aktivitas untuk mencapai suatu pengetahuan, wawasan yang menyakinkan dalam berbagai macam persoalan, beberapa alat indra yang digunakan manusia seperti alat indra pikiran, perasaan dan hatinya. Alat indra inilah yang digunakan manusia untuk menilai, menanggapi dan memahami apa yang terjadi dalam dirinya dan disekitarnya, alat indra yang dimakud adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Kemudian dengan pikiran dan akal seseorang dapat dengan mudah mengambil suatu pengetahuan, pemahaman,

(20)

penganalisaan, perbandingan, penyimpulan dan mengambil hikmah yang telah diterima oleh hati dan pikirannya[16].

c. Proses persepsi

Proses persepsi terjadi ketika seseorang melihat, mendengar, merasakan, suatu objek baik itu yang berasal dari dirinya sendiri ataupun berasal dari luar dirinya. Alex Sobur mengatakan bahwa dari segi psikologi, tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang, oleh karena itu untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya, sedangkan proses persepsi terbagi atas berikut ini :

1. Proses seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. Proses dalam persepsi pertama adalah menerima rangsangan atau objek dari berbagai sumber, berupa penglihatan, pendengaran, penciuman, merasakan, kemudian dari rangsangan tersebutlah dapat menanggapi dan menyimpulkan sesuatu, seperti di perguruan tinggi yang saat ini sedang melakukan pembelajaran daring, dosen dan mahasiswa bisa menanggapi bagaimana pembelajaran daring tersebut.

(21)

14

2. Proses interpretasi adalah proses mengorganisasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang, dalam proses interpretasi ini banyak hal yang mempengaruhi individu, misalnya pengalaman, masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kecerdasan. Pada proses ini invidu mengorganisasi atau menyusun objek yang masuk. Dalam proses ini ada 3 bentuk dimensi yaitu pengelompokan, bentuk timbul dan latar, dan kemantapan persepsi.

3. Proses penafsiran, setelah objek diterima dan diatur, selanjutnya individu menafsirkan data tersebut dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

4. Proses pengecekan. Pada tahap ini individu kembali mengecek apakah penafsiran yang dilakukan benar atau salah. Proses ini dapat terjadi sepanjang waktu, jika persepsi itu benar maka persepsi itu akan bertahan dan jika persepsi itu salah maka ia akan berubah dan diubah sendiri oleh individu.

5. Proses reaksi, merupakan proses terakhir dari persepsi adalah beraksi terhadap objek yang diterima. Reaksi

(22)

seseorang bisa dalam bentuk tersembunyi atau nyata.

Reaksi tersembunyi bisa berupa sikap atau pendapat, sedangkan nyata yaitu bisa berupa tindakan atau perilaku sehubung dengan persepsi tersebut.

Seseorang dalam persepsi sangat dipengaruhi oleh perhatiannya, perhatian berfungsi sebagai pengarah terhadap rangsangan-rangsangan atau objek yang masuk ke dalam diri individu[16].

d. Syarat terjadinya persepsi

Menurut Sunaryo syarat-syarat terjadinya persepsi sebagai berikut:

1. Adanya objek yang dipersepsi

2. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

3. Adanya panca indra yaitu alat untuk menerima stimulus 4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke

otak yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Hapsari menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Faktor dari karakteristik pribadi atau pemersepsi seperti:

sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan (ekspektasi).

(23)

16

2. Faktor situasional seperti: waktu, keadaan atau tempat kerja, keadaan sosial.

3. Faktor dalam target seperti: hal-hal yang baru, gerakan, bunyi, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, dan kesamaan[8].

2. Pembelajaran Daring a. Pembelajaran

Pembelajaran menurut Diaz Carlos merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning).

Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas peserta didik laki-laki dan perempuan. Konsep tersebut sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem pembelajaran ini terdapat komponen-komponen yang meliputi: siswa, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Dengan kata lain, pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan, perlu direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku (Sugiyar).

Tujuan pembelajaran merupakan pencapaian kompetensi dasar. Dalam istilah KTSP sebagai indikator pencapaian kompetensi dasar yang ditandai perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.

(24)

Pertimbangan dalam mengembangkan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Tuntunan kompetensi yang dapat dicermati melalui kata kerja yang yang digunakan dalam kompetensi dasar.

2. Karakteristik mata pelajaran, siswa dan sekolah.

3. Potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat dan lingkungan/daerah[12].

b. Pembelajaran daring

Pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran secara online yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui aplikasi-aplikasi pembelajaran seperti aplikasi Zoom, Classroom, Schoology, dan aplikasi WhatsApp[9]. Menurut Wilbur Schramm (1981) pembelajaran daring dari segi penggunaan media komunikasi dan perannya dalam memperluas kesempatan belajar dan dalam menyebarkan keahlian mengajar. Mengatakan bahwa pembelajaran daring merupakan media komunikasi untuk memperluas kesempatan belajar di luar ruang kelas dan kampus, sehingga dimungkinkan terjadinya patungan keahlian mengajar secara lebih luas dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh pendidik dan sekolah manapun. Jadi pembelajaran daring memungkinkan orang-orang yang ingin belajar untuk belajar di mana saja

(25)

18

mereka berada, tanpa memandang umur, pekerjaan, atau jarak dari pusat belajar[5].

Menurut Herliandry pembelajaran daring merupakan pengalaman transfer pengetahuan menggunakan video, audio, gambar, komunikasi teks, perangkat lunak dan dengan dukungan jaringan internet.Menurut Dohmen, pembelajaran daring merupakan bentuk belajar mandiri yang terorganisasi secara sistematik, di mana bimbingan kepada siswa penyajian bahan belajar, keyakinan dan supervisi terhadap keberhasilan siswa, diselenggarakan oleh satu tim pengajar yang masing- masing mempunyai tanggung jawab tertentu. Hal ini dimungkinkan dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan media yang menjangkau jarak jauh .Dalam pengertian lain pembelajaran daring merupakan proses pendidikan yang bagian penting pengajarannya disampaikan oleh seseorang yang berada di tempat terpisah dan pada waktu yang mungkin berbeda dengan tempat dan waktu si pelajar[17].

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan video, audio, gambar, komunikasi teks, yang dikirim melalui aplikasi-aplikasi pembelajaran seperti Zoom, Classroom, Schoology yang dilakukan dengan jarak jauh dimanapun kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.Tujuan pembelajaran daring

(26)

adalah untuk mempersiapkan peserta didik yang siap bersaing di era digital, memenuhi standar pendidikan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan internet, dan untuk proses belajar mengajar yang aman di tengah wabah Covid-19.

Karakteristik pembelajaran daring adalah:

1. Terpisahnya pendidik dan peserta didik

2. Penggunaan media teknis: cetak, audio, video, atau komputer untuk menyatukan pendidik dan peserta didik dan membawa isi pendidikan.

3. Penggunaan aplikasi pembelajaran seperti: Classroom, Schoology, WhatsApp, YouTube, Zoom, Google Meet dan aplikasi-aplikasi pembelajaran lainnya.

4. Pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Kekurangan pembelajaran daring adalah:Sulitnya dosen mengontrol mana saja mahasiswa yang serius mengikuti pembelajaran dan mana yang tidak, pembelajaran daring lebih banyak bersifat teoritis dan minim praktik karena tidak dimungkinkan adanya interaksi langsung dengan peserta didik, kurang efektif dalam penyampaian materi, jaringan yang susah atau keterbatasan akses internet, kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik, pemahaman terhadap materi. Dan

(27)

20

kelebihan pembelajaran daring: dapat diakses dengan mudah, waktu belajar fleksibel, wawasan yang luas[15].

Untuk menjadikan pembelajaran daring berjalan sukses maka kuncinya adalah efektivitas, berdasarkan studi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat memberikan efek terkait pembelajaran secara daring yaitu:

1) Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan untuk terjadinya pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi, siswa harus memiliki akses yang mudah misalnya melalui akses jarak jauh dan jaringan seharusnya membutuhkan waktu minimal untuk pertukaran dokumen.

2) Karakteristik pendidik, pendidik memainkan peran sentral dalam efektivitas pembelajaran secara daring, bukan sebuah teknologi yang penting tetapi penerapan instruksional teknologi dari pendidik yang menentukan efek pada pembelajaran, peserta didik yang hadir dalam kelas dengan instruktur yang memiliki sifat positif terhadap perindustrian suatu pembelajaran dan memahami akan sebuah teknologi akan cenderung menghasilkan suatu pembelajaran yang positif.

3) Karakteristik peserta didik, Leidner berpendapat bahwa peserta didik yang tidak memiliki keterampilan dasar dan

(28)

disiplin diri yang tinggi dapat melakukan pembelajaran yang lebih baik dengan metode yang disampaikan secara konvensional, sedangkan peserta didik yang cerdas memiliki disiplin serta kepercayaan diri yang tinggi akan mampu untuk melakukan pembelajaran dengan metode daring.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang terdapat pada jurnal “Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Negeri 013 Kumantan” yang dilakukan oleh Sonia Anggianita, Yusnira, dan Muhammad Syahrul Rizal, hasil penelitiannya adalah pembelajaran daring terdapat ragam dampak dan kendala baik bagi guru maupun bagi peserta didik.

Persepsi guru mengenai dampak yang dirasa pada peserta didik adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai, pembelajaran kurang efektif, terbebani oleh biaya internet, dan jaringan yang susah. Dapat disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap pembelajaran daring berdampak tidak baik.

2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang terdapat pada jurnal “ Persepsi Dosen FKIP tentang Perkuliahan Daring sebagai Sarana Pembelajaran di Masa Covid-

(29)

22

19” yang dilakukan oleh Anim dan Khairunnisa, hasil penelitiannya adalah respon dosen selama pembelajaran daring secara keseluruhan memberikan respon dan saran yang negatif.

3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang terdapat pada jurnal “ Persepsi Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar dalam Menanggapi Perkuliahan secara Daring selama masa Covid-19” yang dilakukan oleh Alisa Nikmah Rahmatih dan Asri Fauzi, hasil penelitiannya adalah persepsi mahasiswa calon guru sekolah dasar dalam menanggapi pembelajaran secara daring kurang efektif karena kurang interaksi, sering terjadi miskomunikasi antar mahasiswa karena jarak berjauhan, kurang memahami materi yang diberikan dosen.

4. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang terdapat pada jurnal “ Persepsi Mahasiswa PAUD terhadap Kuliah Online di Masa Pandemi Covid-19” yang dilakukan Kindergarten, hasil penelitiannya adalah persepsi mahasiswa lebih memilih pembelajaran tatap muka daripada pembelajaran daring, hal ini disebabkan mahasiswa kurang memahami dengan penjelasan materi yang diberikan dosen serta jaringan yang kurang stabil dan biaya kuota yang akan disediakan.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian adalah persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring, dosen kurang efektif dalam menjelaskan materi

(30)

pembelajaran yang bersifat praktikum, mahasiswa kurang memahami materi, dan kesulitan terhadap sinyal yang sering hilang serta biaya untuk kuota internet.

D. Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono, “ kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting.

Mengenai judul penelitian “ Persepsi dosen dan Mahasiswa angkatan 2018 Pendidikan Teknik Informatika FTIK IAIN Bukittinggi terhadap Pembelajaran Daring Semester Genap 2020/2021”, penelitian ini akan mendapatkan jawaban persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring selama pembelajaran daring melalui angket yang akan dijawab atau diisi oleh responden nantinya, yaitu Mahasiswa angkatan 2018 dan dosen PTIK FTIK IAIN Bukittinggi semester genap tahun ajaran 2020/2021[18].

(31)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni terhadap mahasiswa angkatan 2018 dan dosen pada program studi Pendidikan Teknik Informatika FTIK IAIN Bukittinggi yang saat ini melaksanakan pembelajaran daring. Pemilihan tempat penelitian dilakukan atas pertimbangan sebagaimana telah penulis uraikan dilatar belakang masalah.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data. Penelitian ini penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan terukur pada keseluruhan objek penelitian mengenai persepsi mahasiswa angkatan 2018 dan dosen PTIK FTIK IAIN Bukittinggi terhadap pembelajaran daring semester genap tahun ajaran 2020/2021. Menurut Kriyantono metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode penelitian yang menggambarkan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan dengan sistematis dan terukur. Penelitian secara deskriptif mampu menggambarkan suatu fenomena pada populasi tertentu [19].

(32)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dari sumber data dalam penyelesaian penelitian ini, terlebih dahulu mengemukakan definisi populasi. Menurut Nursalam populasi penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriyantono mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, populasi bisa berupa orang, organisasi dan beberapa media massa termasuk di dalamnya [20].

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2018 dan dosen program studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi yang saat ini melaksanakan pembelajaran daring.

Tabel 1.1 Populasi Penelitian mahasiswa

No Kelas Populasi

1 PTIK A18 28

2 PTIK B18 32

Jumlah 60

(33)

26

Tabel 1.2 Populasi Penelitian dosen

No dosen ptik ftik Populasi

1 Yang masih aktif 55

2. Sampel

Bagian dari unit analisis yang dianggap dapat mewakili populasi disebut sampel. Sedangkan cara untuk menentukan besaran sampel dikenal dengan teknik sampling. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipandang dengan mewakili populasi untuk dijadikan data informasi dalam suatu penelitian dilapangan[9]. Dalam menentukan jumlah atau ukuran sampel dari populasi penulis menggunakan rumus riduwan yaitu:

𝑛 = 𝑁

1 + (𝑁𝑥𝑒2)

Keterangan:

n = Jumlah elemen/anggota sampel N = Jumlah elemen /anggota populasi e = Error level (tingkat kesalahan)

Catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01 % 5% atau 0,05%

dan 10% atau 0,1% ( dapat dipilih oleh peneliti).

(34)

Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh sampel sebagai berikut:

n = 60

1 + (60𝑥0,12)= 37,5

Penulis menggunakan toleransi kesalahan 10% atau 0,1 maka didapatkan sampel sebesar 37,5 dan dibulatkan menjadi 38 orang mahasiswa. Untuk menentukan sampel pada masing- masing kelas dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

sampel subkelas =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 + 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 Tabel 1.3 Jumlah Sampel Penelitian untuk mahasiswa

No Kelas Banyak mahasiswa Ukuran sampel

1 PTIKA18 28 19

2 PTIKB18 32 19

Jumlah 60 37,5 = 38

Tabel 1.4 Jumlah Sampel Penelitian untuk dosen No Banyak

Dosen ptik

Yang mengajar Di semester genap kelas PTIKA 18 dan PTIKB 18

Ukuran sampel

1 55 15 15

D. Variabel Penelitian

(35)

28

Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik dalam suatu penelitian. Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi, karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, maka tidak ada terdapat variabel terikat dan variabel bebas. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan dideskripsikan sebagai hasil penelitian, adapun variabel dalam penelitian ini adalah :Variabel persepsi Mahasiswa dan Dosen PTIK FTIK IAIN Bukittinggi terhadap pembelajaran daring semester genap tahun ajaran 2020/2021.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu teknik yang digunakan atau ditempuh oleh peneliti. Untuk memperoleh data dalam menguji hipotesis penelitian. Data mempunyai kedudukan penting karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat uji hipotesis. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada sampel atau responden secara bertahap. Kriyantono mengatakan kuesioner adalah kumpulan daftar pertanyaan yang akan dijawab atau diisi responden dimana jawaban sudah disediakan oleh peneliti sendiri. Responden cukup menjawab

sangat setuju (ss) setuju (s)

tidak setuju (ts)

sangat tidak setuju (sts)

dengan memberikan tanda (x) pada setiap butir pertanyaan. [20].

(36)

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga mudah diolah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah skala psikologi, yaitu persepsi Dosen dan Mahasiswa angkatan 2018 PTIK FTIK IAIN Bukittinggi terhadap pembelajaran daring semester genap tahun ajaran 2020/2021.

F. Alat/ Instrumen Pengumpulan Data 1. Angket

Angket adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pernyataan- pernyataan yang disertai jawabannya.Angket yang digunakan adalah skala likert adalah suatu series (butir soal) dimana responden hanya memberi persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap butir soal tersebut[21].

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang kata-katanya dapat berupa:

(37)

30

Tabel 1.5 Skala Likert

No. Jawaban mahasiswa Skor untuk jawaban Pertanyaan

1 Sangat Setuju 1

2 Setuju 2

3 Ragu-Ragu 3

4 Tidak Setuju 4

5 Sangat Setuju 5

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian[22].

Langkah-langkah menyusun angket:

a. Menentukan tujuan mengadakan pengisian angket yaitu untuk mendapatkan skor persepsi dosen dan mahasiswa tentang pembelajaran daring dalam pembelajaran

b. Mencari beberapa pertanyaan atau pernyataan angket uji coba yang akan diberikan responden

(38)

c. Menyusun dan membuat butir-butir angket uji coba pertanyaan atau pernyataan persepsi dosen dan mahasiswa tentang pembelajaran daring

Tabel 1.6 Kuesioner Penelitian untuk mahasiswa

No. Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

1.

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring sangat membantu dalam menggantikan pembelajaran secara konvensional di masa pandemic Covid-19?

2

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring mampu meningkatkan pengetahuan anda tentang materi yang diajarkan dosen?

3

Menurut pendapat anda apakah Ketidakstabilan koneksi internet yang membuat anda terganggu dalam mendownload materi yang diberikan dosen?

4

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring membuat rasa grogi anda saat tampil makalah hilang?

5

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring membantu anda memahami penjelasan dari teman ketika presentasi?

(39)

32

6

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring mampu menambah

konsentrasi saat proses belajar mengajar berlangsung?

7

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring menyediakan materi dengan baik sehingga mudah dimengerti?

8

Menurut pendapat anda apakah pelaksanaan pembelajaran daring dapat mengakses proses belajar mengajar dimanapun anda berada?

9

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring mampu meningkatkan pengetahuan anda tentang pembelajaran yang bersifat praktikum?

10

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring memudahkan anda dalam mengirim tugas tepat waktu?

11

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring membutuhkan biaya yang banyak untuk membeli kuota?

12

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring memperluas pengetahuan anda karena memanfaatkan internet untuk mencari informasi tentang pembelajaran?

(40)

13

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring materi lebih mudah dipahami daripada pembelajaran tatap muka?

14

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring meningkatkan interaksi antara dosen dan mahasiswa menjadi terjalin dengan baik?

15

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring meningkatkan hasil belajar anda?

16

Menurut pendapat anda apakah pembelajaran daring mampu membuat anda berdiskusi dengan teman di media social mengenai pembelajaran dengan baik?

Tabel 1.7 Kuesioner Penelitian untuk Dosen

N

o. Pernyataan

Jawaban S

S S R R

T S

S T S

1.

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring

sangatmembantudalammenggantikanpem belajaransecarakonvensional dimasa pandemic Covid-19?

2

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring memudahkan Bapak/Ibu dalam menjelaskan materi?

3

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah Ketidakstabilan koneksi internet yang membuat anda terganggu dalam mengirim materi kepada mahasiswa?

(41)

34

4

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring mampu menambah konsentrasi saat proses belajar mengajar berlangsung?

5

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring memudahkan untuk menilai sikap mahasiswa saat proses belajar mengajar berlangsung?

6

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring bisa menyediakan materi dengan baik sehingga mudah dimengerti oleh mahasiswa?

7

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring dapat mengakses proses belajar mengajar dimanapun Bapak/Ibu berada?

8

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pelaksanaan pembelajaran daring lebih efektif daripada pembelajaran tatap muka langsung?

9

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring aman untuk kesehatan mata karena mengajar di depan layar komputer, handphone, gadget, dan tablet?

1 0

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring menyulitkan Bapak/Ibu dalam memeriksa tugas mahasiswa?

1 1

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring mampu

meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pembelajaran yang bersifat praktikum?

1 2

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring meningkatkan

(42)

interaksi antara dosen dan mahasiswa menjadi terjalin dengan baik?

1 3

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring meningkatkan hasil belajar mahasiswa?

1 4

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring mampu menghilangkan rasa bosan mahasiswa saat Bapak/Ibu menjelaskan materi?

1 5

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring mampu memberikan pengalaman mengajar bagi mahasiswa untuk masa yang akan dating?

1 6

Menurut pendapat Bapak/Ibu apakah pembelajaran daring membuat rasa grogi mahasiswa saat tampil makalah hilang?s

2. Analisis butir angket

Langkah – langkah dalam menganalisis butir angket yaitu setelah angket selesai disusun supaya diperoleh hasil yang valid dan dapat dipercaya, maka instrumen angket tersebut diberikan kepada pihak responden , maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas:

a. Uji validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.Menurut riduwan mengatakan bahwa jika

(43)

36

instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang diukur.

Nilai validasitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi produk – moment memakai angka kasar (raw score) rumusnya adalah:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√{𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2 } {𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2}

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Skor item

Y = Skor Total

N = Banyak Subjek (tersti)

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 √𝑛 − 2

√(1 − 𝑟2) t = Nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil r tabel

n = jumlah responden

Distribusi (Tabel t) ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) Kaidah keputusan:

jika t hitung >r tabel berarti valid, sebaliknya

(44)

jika t hitung <r tabel berarti tidak valid[23].

Hasil uji validitas diperoleh pada tabel berikut ini :

Tabel 1.8 Hasil Uji Validitas Kuesioner Persepsi Terhadap Pembelajaran Daring Mahasiswa

No Butir Angket

R hitung R Tabel Keterangan

1 0.758 0.422 Valid

2 0.639 0.422 Valid

3 0.524 0.422 Valid

4 0.531 0.422 Valid

5 0.649 0.422 Valid

6 0.712 0.422 Valid

7 0.749 0.422 Valid

8 0.560 0.422 Valid

9 0.428 0.422 Valid

10 0.195 0.422 Tidak Valid

11 0.765 0.422 Valid

12 0.643 0.422 Valid

13 0.459 0.422 Valid

14 0.434 0.422 Valid

15 0.590 0.422 Valid

16 0.070 0.422 Tidak Valid

Dari table diatas terdapat hasil uji coba angket persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring dari 16 butir pernyataan setelah divalidasi diperoleh 14 butir pernyataan yang valid dengan menggunakan r tabel 0,422.

b. Uji reliabilitas

(45)

38

Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (relative sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu tempat yang berbeda.

Reliabilitas angket ini ditentukan dengan rumus Alpha:

r11 = Nilai Reliabilitas k = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 St = Variasi total

∑ 𝑠𝑡: = Jumlah variasi butir angket

Sarwono (2015) mengatakan analisis statistik deskriptif berfungsi untuk memudahkan dalam memberikan gambaran tentang responden berdasarkan karakteristik seperti jenis kelamin, usia, semester. [22].

G. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Merancang pertanyaan kuesioner b. Membuat kisi-kisi kuesioner

c. Menyusun kuesioner berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat d. Memvalidasi angket pada validator

e. Melakukan uji coba instrumen dan uji validitas serta reliabilitas instrumen.

(46)

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini peneliti membagikan kuesioner kepada para dosen dan mahasiswa yang menjadi sample, kemudian peneliti menjelaskan cara mengisi angket kepada responden.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini yang dilakukan oleh penulis adalah mengolah data dan menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknis yang analisis yang digunakan.

H. Teknik Analisis Data

Menurut sugiyono Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya, setelah itu dibandingkan dengan teori. Berikut adalah langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian ini yaitu:

a. Mentabulasi data, kemudian menghitung frekuensi masing-masing dari jawaban yang diberikan responden

(47)

40

b. Mengklasifikasikan skor kedalam kategori untuk melihat tingkat pencapaian responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TCR = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100%

c. Menghitung hasil persentase dari setiap indikator dengan rumus:

P = 𝐹𝑛 𝑥 100%

Keterangan:

P = Persentase Indikator F = Skor yang diperoleh n = Jumlah sampel

100% = Angka tetapan untuk persentase

Pengkategorian pencapaian responden mengacu skala nilai sebagai berikut: [24].

Tabel 1.10. Skala Nilai Persepsi

SkorPenilaian Kriteria

76 – 100 SangatBaik

51 – 75 Baik

50 Ragu-ragu

26 – 49 Sedang

1 – 25 Rendah

(48)

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Deskripsi data persepsi mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi terhadap pembelajaran daring semester genap tahun ajaran 2020/2021.

Data yang diperoleh dideskripsikan berupa distribusi frekuensi masing-masing pernyataan, serta histogram dan tingkat pencapaian responden dari setiap variabel.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini :

a. Jawaban Kuesioner Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring

Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring diperoleh dari hasil penyebaran angket. Dari 38 orang responden dapat dikemukakan frekuensi dan persentase dari masing - masing jawaban kuesioner hasil penelitian seperti

Tabel 7 berikut ini.

Tabel 2.1. Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 1

No Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

(49)

42

1. Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring sangat membantu dalam menggantikan pembelajaran secara konvensional di masa pandemic Covid-19?

5 13.

2 9 23.7 0 0

1 5 39.

5 9 23.7

Berdasarkan tabel 2.1 diperoleh jawaban sangat setuju sebanyak 13.2%

disimpulkan sebagai kriteria rendah, kemudian responden yang menjawab setuju sebanyak 23.7% disimpulkan sebagai kriteria rendah, responden yang menjawab tidak setuju adalah 39.5% dengan kriteria sedang, dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 23.7% dengan kriteria rendah. Jadi dapat disimpulkan pada tabel 4.1 responden tidak setuju dengan pernyataan pembelajaran daring membantu dalam menentukan pembelajaran secara konvensional dimasa pandemi Covid-19.

Tabel 2.2 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 2

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

2 Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring mampu

meningkatkan pengetahuan anda tentang materi yang diajarkan dosen?

5 13.

2 2

0 52.6

0 0 1 2

31.

6 1 2.6

(50)

Berdasarkan tabel 2.2 diperoleh jawaban sangat setuju adalah 13.2 % dengan kriteria rendah, responden yang menjawab setuju adalah 52.6% dengan kriteria penilaian baik, responden yang menjawab tidak setuju adalah 31.6%

dengan kriteria sedang dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 2.6% dengan kriteria sedang. Dapat disimpulkan bahwa tabel 4.2 responden banyak tidak setuju dengan pernyataan bahwa pembelajaran daring mampu meningkatkan pengetahuan anda tentang materi yang diajarkan dosen.

Tabel 2.3 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 3

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

3 Menurut pendapat anda apakah Ketidakstabilan koneksi internet yang membuat anda terganggu dalam mendownload materi yang diberikan dosen?

2 5.3 2 5.3 0 0 10 26.3 2

4 63.2

Menurut tabel 2.3 diatas responden yang menjawab sangat setuju 5.3%

dengan kriteria rendah, responden yang menjawab setuju 5.3% kriterianya rendah, responden yang menjawab tidak setuju 26.3% kriterianya sedang, dan yang sangat tidak setuju responden menjawab 63.2% dengan kriteria baik, dapat simpulkan pernyataan tentang ketidakstabilan koneksi internet yang membuat

(51)

44

anda terganggu dalam mendownload materi yang diberikan dosen responden banyak menjawab setuju.

Tabel 2.4 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 4

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

4 Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring membuat rasa grogi anda saat tampil makalah hilang?

4 10.5 11 28.9

0 0

18 47.4 5 13.2

Berdasarkan tabel 2.4 responden yang menjawab sangat setuju adalah 10.5% dengan kriteria rendah, responden yang menjawab setuju adalah 28.9 dengan kriteria sedang, yang menjawab tidak setuju adalah 47.4% dengan kriteria sedang dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 13.2% dengan kriteria rendah, dari tabel ini disimpulkan bahwa dari pernyataan pembelajaran daring membuat rasa grogi anda saat tampil makalah hilang responden banyak menjawab tidak setuju.

Tabel 2.5 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 5

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

(52)

5 Menurut pendapat Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring membantu anda memahami penjelasan dari teman ketika presentasi?

4 10.5 23 60.

5

0 0

9 23.

7 2 5.3

Berdasarkan tabel 2.5 diatas dapat disimpulkan bahwa responden banyak menjawab setuju dengan pernyataan bahwa pembelajaran daring membantu anda memahami penjelasan dari teman ketika presentasi dengan hasil jawaban terbanyak adalah 60.5%

Tabel 2.6 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 6

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

6 Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring mampu menambah konsentrasi saat proses belajar

mengajar berlangsung

5 13.

2 25 65.8 0 0

7 18.

4 1 2.6

Berdasarkan tabel 2.6 diatas responden yang menjawab sangat setuju adalah 13.2 % dengan kriteria rendah, kemudian responden yang menjawab setuju adalah 65.8% sebagai baik, responden yang menjawab tidak setuju adalah 18.4%

sebagai rendah dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 2.6%

(53)

46

dengan kriteria rendah. Jadi dari pernyataan pembelajaran daring mampu menambah konsentrasi saat proses belajar mengajar berlangsung baik.

Tabel 2.7 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 7

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

7 Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring menyediakan materi dengan baik sehingga mudah dimengerti?

2 5.3

6 15.8 1 9 50

0 0

11 28.9

Berdasarkan tabel 2.7 responden yang menjawab sangat setuju adalah 5.3% sebagai rendah, responden yang menjawab setuju adalah 15.8% sebagai rendah, kemudian responden yang menjawab ragu-ragu adalah 50% dengan kriteria ragu dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 28.9%

sebagai rendah. Jadi dari pernyataan pembelajaran daring menyediakan materi dengan baik sehingga mudah dimengerti responden banyak menjawab ragu-ragu

(54)

. Tabel 2.8 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 8

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

8 Menurut pendapat anda apakah pelaksanaan

pembelajaran daring dapat mengakses proses belajar

mengajar dimanapun anda berada?

2 5.3 6

15.

8 19 50

0 0 1 1

28.

9

Berdasarkan tabel 2.8 responden yang menjawab sangat setuju adalah 5.3% sebagai rendah, kemudian responden yang menjawab setuju adalah 15.8%

sebagai rendah, responden yang menjawab ragu-ragu adalah 50% sebagai ragu dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 28.9%. dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak responden yang ragu dengan pernyataan bahwa pembelajaran daring dapat mengakses proses belajar mengajar dimanapun anda berada dengan jumlah responden 50%.

2.9 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 9

N

o Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

9 Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring mampu meningkatkan pengetahuan anda tentang pembelajaran

2 2.6 6

15.

8

0 0

15 39.

5 16 42.

1

(55)

48

yang bersifat praktikum?

Berdasarkan tabel 2.9 responden yang menjawab sangat setuju 2.6%

dengan kriteria rendah, responden yang menjawab setuju adalah 15.8% sebagai rendah, responden yang menjawab tidak setuju adalah 39.5% dengan kriteria sedang dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 42.1% dengan kriteria sedang, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pembelajaran daring mampu meningkatkan pengetahuan anda tentang pembelajaran yang bersifat praktikum sangat tidak setuju dengan jumlah responden 42.1%.

2.10 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 10

No Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

10 Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring membutuhkan biaya yang banyak untuk membeli kuota?

26 68.

4 3

7.9 0 0 9

23.

7 0 0

Berdasarkan tabel 2.10 responden sangat setuju 68.4% sebagai sangat baik, responden menjawab 7.9 % sebagai rendah, responden yang menjawab tidak setuju adalah 23.7% dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pembelajaran daring

(56)

membutuhkan biaya yang banyak untuk membeli kuota dengan jumlah responden 68.4%.

2.11 Jawaban Kuesioner Item Pernyataan Persepsi 11

No Pernyataan

Jawaban

SS S RR TS STS

f % f % f % f % f %

11 Menurut pendapat anda apakah

pembelajaran daring memperluas

pengetahuan anda karena

memanfaatkan internet untuk mencari informasi tentang

pembelajaran

2 5.3 9

23.

7 0 0 23

60.

5 4 10 5

Berdasarkan tabel diatas responden yang menjawab sangat setuju adalah 5.3% dengan kriteria rendah, kemudian yang menjawab setuju adalah 23.7%

sebagai rendah, responden yang menjawab tidak setuju adalah 60.5% sebagai baik dan responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah 10.5% sebagai rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pernyataan pembelajaran daring memperluas pengetahuan anda karena memanfaatkan internet untuk mencari informasi tentang pembelajaran tidak setuju paling banyak dengan jumlah responden 60.5%.

Gambar

Tabel 1.1 Populasi Penelitian mahasiswa
Tabel 1.2 Populasi Penelitian dosen
Tabel 1.4 Jumlah Sampel Penelitian untuk dosen  No  Banyak
Tabel 1.5 Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi mahasiswa pendidikan biologi UIN Ar-Raniry terhadap pembelajaran daring pada mata kuliah biologi umum di masa pandemi covid-19 dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil wawancara terkait persepsi mahasiswa pendidikan matematika terhadap pembelajaran daring (online) pada masa pandemi covid-19 di STKIP Budidaya Binjai,

Kebaruan penelitian adalah penelitian dilaksanakan dengan subjek mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan aspek penelitian mencakup tujuan pembelajaran,

Salah satu dampaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di IAIN Ponorogo pada semester genap 2020/2021 dilakukan secara daring penuh.. Oleh karena survei ini

Secara umum hasil auditTridharma Perguruan Tinggi Dosen di Program Studi Teknik Sipil pada Semester Genap 2020/2021 yang terdiri dari audit Mutu Pembelajaran, Penelitian,

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang terdapat pada Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring pada matakuliah

Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room yang dikutip oleh Abdul Majid, mengatakan bahwa pengertian metode adalah cara untuk mencapai

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa ditinjau dari aspek pengalaman belajar mahasiswa, kapabilitas dosen, dan sarana prasarana