• Tidak ada hasil yang ditemukan

Title Kasus Terorisme di Bumi Nusantara. Author Rino Adibowo, S.IP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Title Kasus Terorisme di Bumi Nusantara. Author Rino Adibowo, S.IP"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Title

Kasus Terorisme di Bumi Nusantara

Author

Rino Adibowo, S.IP

Details

[b][size:5]Bagaimana Analisa kalian mengenai kasus terorisme yang terjadi di Indonesia? apakah ada keterkaitan dengan jaringan teroris internasional? dan langkah apa atau solusi apa yang harus di lakukan oleh pemerintah indonesia? (jelaskan berdasarkan pendekatan/ perspektif yang sudah di pelajari).![/size][/b][justify][/justify] Modified Thu, 25 Mar 2010 03:22:53 GMT Author Comment naslen kulaleen Comments

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Pencegahan dan penanggulangan terorisme membutuhkan suatu kejasama secara menyeluruh. Selain kualitas dan kuantitas aparat yang telah dibentuk pemerintah juga perlu adanya dukungan terhadap kepedulian masyarakat, karena dengan melibatkan masyarakat penanggulanan dan pencegahan secara dini terhadap seluruh aksi atau kegiatan terorisme dapat dengan mudah diatasi. Sistem pertahanan dan keamanan semesta dimana TNI dan Polri merupakan elemen utama dalam menghadapi aksi kejahatan terotisme harus selalu melakukan koordinasi dengan instansi-instansi pemerintah lainnya atau dengan swasta atau elemen sipil lainnya karena dukungan dan koordinasi dalam mendeteksi dan mengatasi berbagai permasalah teroris akan mudah diatasi. Didalam pencegahan dan penanggulangan terorisme di Indonesia dibutuhkan suatu badan ekstra semacam lembaga anti terorisme nasional yang pengawakannya ditangani secara terpadu antara TNI dan Polri serta unsur masyarakat dengan dibawah satu komando pengendali. Selain peningkatan kerjasama baik antara lembaga didalam negeri perlu juga adanya kerjasama dengan lembaga-lembaga anti terorisme yang berada diluar negeri yang tentunya didasari oleh kerangka hukum, karena dengan dasar hukum yang kokoh akan menjadi dasar kebijakan nasional dan tindakan kita dalam memerangi terorisme. Selain itu dengan dasar hukum yang kuat diharapkan mampu melindungi berbagai kepentingan baik kepentingan publik maupun hak-hak asasi manusia. Rangkaian tindakan terorisme di Indonesia telah menelan banyak korban jiwa dan harta serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Mengungkap dan mendeteksi secara dini setiap aksi terorisme disarankan : Dalam rangka mencegah dan menanggulangi terorisme perlu segera adanya kerjasama menyeluruh antara aparat baik TNI maupun Polri serta dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat mulai tingkat RT dan RW. Pemerintah perlu melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang bahaya ancaman terorisme yang dimulai dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda serta kepada lapisan masyarakat paling bawah. Pemerintah bersama DPR perlu segera melakukan penyempurnaan-penyempurnaan undang-undang yang berkaitan dengan tindakan tindak pidana terorisme karena hal ini merupakan fondasi hukum yang kokoh dalam melindungi segala kepentingan masyarakat maupun hak-hak asasi manusia. Pemerintah perlu segera meningkatkan kerjasama dengan negara-negara didunia dalam mencegah dan menanggulangi segala bentuk tindakan terorisme karena kegiatan terorisme di Indonesia sangat berkaitan dengan kegiatan terorisme internasional. Teori yang akan di pakai adalah : Teori massa/pluralisme memandang bahwa konfigirasi politik terdiri dari sekelompok orang yang kompeten dan saling berkompetisi. Kompetisi inilah yang meminimalkan monopoli kekuasaan oleh elit. Individu dan kelompok-kelompok massa dapat mempengaruhi kebijakan publik.

Author Comment

Comments

(7)
(8)

1.NKRI tetap tegak dan utuh. 2.Integrasinasionalkokoh. 3.Hukum ditegakkan 4.KKN dan penyimpangan diberantas. 5.Pertumbuhan ekonomi terus didorong. 6.Pengangguran dan kemiskinan dikurangi. 7.Konstitusionalisme diperkuat. 8.Partisipasi politik didorong dan peran masyarakat ditingkatkan. Problemnya adalah bahwa agenda pemerintah tersebut menjadi kurang efektif dan tersendat implementasinya ketika di mata dunia citra NKRI belum sebagaimana diharapkan. [/justify][/justify]

Author Comment

rhika ratinastria

Comments

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

khususnya pencegahan dan penanggulangan Tindak Pidana Terorisme, d) Criminal Justice System (CJS) dengan kegiatan: (1)Melakukan langkah-langkah untuk penyamaan persepsi (2) Melaksanakan pelatihan, pertemuan, seminar dan dialog (3) Meningkatkan kerjasama penanganan kasus. e) Desk Koordinasi Pemberantas-an Terorisme (DKPT). Melalui upaya : (1) Mengkoordinasikan dan mengendalikan operasional lembaga-lembaga nasional yang bertugas, berkewajiban dan berwenang memberantas Terorisme di Indonesia. (2) Perlu disusun peraturan perundang-undangan yang dapat mengakomodir semua kepentingan perangkat nasional dan dapat dioperasionalkan secara Iebih terkoordinasi, sinergik dan holistik dalam rangka pemberantasan Terorisme di Indonesia. f) Memperkuat dan memperta-hankan serta meningkatkan kerjasama g) Melakukan pengawasan terhadap lalu lintas serta mendeteksi terhadap kemungkinan para teroris memperoleh bahan peledak dan senjata. h) Memutus hubungan para teroris dengan sindikat kriminal lainnya. i) Mengembangkan prosedur dan mekanisme untuk mencegah adanya tempat pelarian dan tempat persembunyian para teroris. j) Meningkatkan pengamanan pada kepentingan-kepentingan internasional,. k) Memperluas pelaksanaan kerjasama dibidang investigasi, penuntutan dan ekstradiksi. 4) Untuk meningkatkan peran serta segenap komponen bangsa ditempuh melalui upaya pemberdayaan masyarakat dengan melakukan kegiatan: a) Melakukan komunikasi dan dialog b) Menggalakkan Siskamswakara di seluruh wilayah Indonesia dengan upaya: (1) Meningkatkan penertiban administrasi (2) Menggalakkan ketentuan wajib lapor (3) Membina sistem pengamanan swakarsa, (4) Menyiagakan perangkat tanggap darurat (5) Meningkatkan kerjasama internasional, c) Menjelaskan secara bijak dan diplomatis kepada dunia Internasional d) Menindaklanjuti MOU yang telah disepakati bersama

Author Comment

Comments

(14)
(15)

17 Juli 2009. Keberhasilan ini diharapkan sebagai rangkaian akhir penyelesaian masalah terorisme di Indonesia, paling tidak dalam jangka waktu tertentu. Penanggulangan terorisme di Indonesia dilakukan dengan strategi yang terarah dan komprehensif melalui strategi nasional yang memuat sasaran dan arah kebijakan untuk menanggulangi terorisme berdasarkan perangkat peraturan dan undang-undang yang ada. Program pencegahan dan penanggulangan terorisme melibatkan berbagai instansi pemerintahan dan seluruh komponen kekuatan bangsa dengan diadakannya pengembangan kapasitas berbagai instansi tersebut yang terlibat dalam penanganan terorisme. Permasalahan terorisme hanya dapat diselesaikan melalui kerja sama dan koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan (stake holder), baik instansi pemerintah maupun masyarakat. Untuk itu, TNI dan Polri terus melakukan latihan gabungan mengingat pentingnya kerja sama TNI-Polri untuk terorisme. Untuk membantu penanganan kasus yang berhubungan dengan terorisme, Kejaksaan Agung membentuk satuan tugas penanganan tindak pidana terorisme dan tindak pidana lintas negara sehingga diharapkan penyelesaian kasus terorisme dapat dilakukan dengan lebih baik. cara yang harus dilakukan dalam menanggulangi teroris Pemerintah tetap berpedoman pada prinsip yang telah diambil sebelumnya, yakni melakukan secara preventif dan represif yang didukung oleh upaya pemantapan kerangka hukum sebagai dasar tindakan proaktif dalam menangani aktivitas, terutama dalam mengungkap jaringan terorisme. Peningkatan kerja sama intelijen, baik dalam negeri maupun dengan intelijen asing, melalui tukar-menukar informasi dan bantuan-bantuan lainnya, terus ditingkatkan. Untuk mempersempit ruang gerak pelaku kegiatan terorisme, Pemerintah akan terus mendorong instansi berwenang untuk meningkatkan penertiban dan pengawasan terhadap lalu lintas orang dan barang di bandara, pelabuhan laut, dan wilayah perbatasan, termasuk lalu lintas aliran dana, baik domestik maupun antarnegara. Penertiban dan pengawasan juga akan dilakukan terhadap tata niaga dan penggunaan bahan peledak, bahan kimia, senjata api dan amunisi di lingkungan TNI, Polisi, dan instansi pemerintah. Selain itu, TNI, Polisi, dan instansi pemerintah juga terus melakukan pengkajian mendalam bekerja sama dengan akademisi, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Di samping itu, diselenggarakannya gelar budaya dan ceramah-ceramah mengenai wawasan kebangsaan dan penyebaran buku-buku terorisme dapat mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap langkah Pemerintah untuk memerangi terorisme di Indonesia. Peningkatan kemampuan berbagai satuan anti teror dan intelijen dalam menggunakan sumber-sumber primer dan jaringan informasi diperlukan agar dapat membentuk aparat anti teror yang profesional dan terpadu dari TNI, Polri, dan BIN. Selanjutnya, kerja sama internasional sangat perlu untuk ditingkatkan karena terorisme merupakan permasalahan lintas batas yang memiliki jaringan dan jalur tidak hanya di Indonesia.

Author Comment

Comments

(16)

secara professional siap menghadapi setiap bentuk serangan teroris yang berpotensi mengganggu stabilitas nasional. Hal ini menandakan bahwa kedua lembaga pemerintah ini sangat pro aktif dan tanggap dalam mengatasi dan menanggulangi bahaya terorisme yang dapat merugikan bangsa. Hal senada juga disampaikan Kapolri , Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri bahwa dalam upaya menganggulangi aksi terorisme perlu dilakukan dari waktu ke waktu secara terus menerus agar menghasilkan sesuatu yang berarti demi keamanan negara. Menurut Kapolri melalui kerjasama latihan anti teror ini TNI-POLRI tidak ingin bangsa dan negara ini ternodai dan tercerai berai oleh berbagai aksi yang berupaya mengganggu stabilitas dan kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya terhadap ancaman terorisme yang menjadi musuh bersama seluruh bangsa. Ia menegaskan melalui latihan Kesiapsiagaa TNI-POLRI dalam Penanggulangan Aksi terror ini merupakan bukti nyata bahwa TNI dan POLRI yang tidak akan mau berkompromi dengan berbagai bentuk aksi terorisme. Lip/fsl/pri/ LPP RRI Menurut saya mengenai teroris dilihat dari kesigapan TNI-POLRI jelas ada tindakannya dikarenakan memang bagian dari tanggungjawabnya, tetapi mengapa tindakan dilakukan setelah ada kejadian ? Agar Indonesia terbebas dari teroris lebih baik ditingkatkan lagi pertahanan dan keamanannya.

Author Comment

Comments

(17)

musuh. 2.Memberantas kedzaliman. 3.Menghilangkan fitnah yang ditimpakkan kpd umat Islam. 4.Membantu yang lemah. 5.wujudkan keadilan dan kebenaran. Beberapa alasan di atas didasari ayat2 dlm Al Qur’an, yaitu surat an-Nisa: 75, at-Taubah: 13-15. Dan tujuannya adalah agar terlaksananya syari’at Islam dalam arti sebenarnya serta terciptanya suasana damai dan tentram. (an-Nisa: 90) Dalam jihad yang satu ini, diberlakukan persyaratan yang ketat, diantaranya: 1.Harus bersifat defensif (bertahan, membela) bukan menyerang ( Q.S. 2:90). 2.Untuk menghilangkan fitnah (QS. 2:193). 3. harus untuk menciptakan perdamaian (QS. 60: 8). Selain itu, ada norma-norma atau etika yang berlaku dalam jihad mutlaq konsep Islam ini, yaitu: perang tidak dibenarkan kalau dilakukan untuk memaksa ajaran Islam kpd umat non-islam. Perang tersebut salah jika tujuannya adalah perbudakan, penjajahan dan perampasan harta kekayaan. sehingga dilarang untuk membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam peperangan tersebut, seperti wanita, anak2, juga orang tua. Oleh karena itu, Teror dan Jihad yang berbentuk perang sangatlah jauh berbeda. Perang tentunya dilakukan berdasarkan pernyataan mutlak dari dua belah pihak yang akan berperang. Dan tentunya, pernyataan perang tidak bisa dikatakan oleh satu pihak atau satu orang. sementara teror, adalah penyerangan radikal secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh beberapa gelintir atau kelompok orang saja. (sangat tidak elegant dan gentle). Terorisme yang dilakukan dengan peledakan bom seperti Marriot dan Ritz C, menewaskan korban-korban yang tidak jelas, karena mereka belum tentu ada hubungannya dengan si peneror atau tidak. Terorisme yang ada saat ini, tidak memiliki dasar yang jelas, tujuan yang jelas, bahkan tekniknya pun jauh berbeda dengan konsep Jihad dalam Islam. Jadi pada kesimpulannya, Jika terorisme yang terjadi di negeri kita dituduhkan pada Islam, menurut saya “salah”.

Author Comment

Comments

(18)

Press Ltd, 1977), hal 56-57 dan lihat juga F. Budi Hardiman, “Terorisme: Paradigma dan Defenisi”, dalam Rusdi Marpaung dan Al Araf (Ed.), Terorisme: Defenisi, Aksi dan Regulasi, (Jakarta: Imparsial2003)) membedakan dan menggolongkan terorisme menjadi: 1.Terorisme epifenomel (teror dari bawah) yakni terorisme dengan tanpa tujuan khusus, suatu hasil samping kekerasan horisontal berskala besar dengan ciri-ciri tak terencana rapi, terjadi dalam konteks perjuangan yang sengit; 2.Terorisme revolusioner (teror dari bawah), memiliki tujuan memutarbalikan tatanan secara total/revolusi atau perubahan radikal atas sistem yang ada dengan ciri-ciri selalu merupakan fenomena kelompok, adanya struktur kepemimpinan, program ideologi, konspirasi, elemen paramiliter; 3.Terorisme subrevolusioner (teror dari bawah) dengan tujuan motif politis, menekan pemerintah untuk mengubah kebijakan atau hukum, perang politis dengan kelompok rival, menyingkirkan pejabat tertentu. Terorisme jenis ini memiliki ciri-ciri dilakukan oleh kelompok kecil, bisajuga individu, sulit diprediksi, kadang sulit dibedakan apakah psikopatologis atau kriminal; 4.Terorisme represif (teror dari atas atau terorisme negara) dengan tujuan menindas individu atau kelompok (oposisi) yang tak dikehendaki oleh penindas (rezim otoriter/totaliter) dengan cara likuidasi. Terorisme jenis ini memiliki ciri-ciri berkembang menjadi teror masa, ada aparat teror, polisi rahasia, teknik penganiayaan, penyebaran rasa curiga di kalangan rakyat, wahana untuk paranoia para pemimpin. Penegakan hukum terhadap terorisme di Indonesia dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1.Tindakan Preventif yaitu kegiatan penanggulangan anti teror ditujukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya aksi teror. Kegiatan ini meliputi teknik pencegahan kejahatan murni yang ditujukan untuk memperkuat target serta prosedur untuk mendeteksi aksi teror yang terencana. Perencanaan dan latihan adalah unsur penting dalam progralll penanggulangan teror, 2.Tindakan Refresif yaitu segala usaha dan tindakan untuk menggunakan segala daya yang ada meliputi penggunaan alat utama sistem senjata dan sistim sosial yang ada untuk menghancurkan aksi teror. [emo:11] [/justify]

Author Comment

restiawati

Comments

(19)
(20)

GAM. Ironisnya bantahan kita itu tidak mempan. Citra buruk Indonesia sebagai negara pemukiman teroris tetap kuat. Selama ini, setelah terjadi perdamaian antara GAM dan pemerintah Jakarta, ada kesan provinsi di bagian paling barat Indonesia itu sudah kondusif. Sekalipun GAM bukanlah organisasi teroris, tetapi dari sudut keamanan, GAM selalu menjadi momok bagi tuntutan standar keamanan. Dengan status Aceh yang baru, pasca-rekonsiliasi antara GAM dan pemerintah RI, pemerintah daerah dan rakyat Aceh memperoleh banyak perlakuan istimewa. Namun menghadapi temuan teroris ini, masyarakat Aceh sudah seharusnya bersikap. Pemerintah Jakarta juga wajar menuntut tanggung jawab Pemda Aceh menjadikan provinsi itu sebagai kawasan kondusif. Gubernur Aceh yang kebetulan pernah menjadi anggota organisasi pengganggu keamanan NKRI karena menjadi pejuang GAM, sudah seharusnya mengerahkan segala pengaruh untuk menghentikan teroris di Aceh. Karena pada dasarnya kegiatan teroris tidak hanya menganggu keamanan Aceh melainkan, NKRI secara keseluruhan. Aceh memiliki catatan tersendiri dalam bidang keamanan. Selama lebih dari 30 tahun keamanan Aceh diganggu GAM. Para pendiri GAM selama periode itu sekalipun kebanyakan bermukim di luar negeri, tetapi pemerintah dan rakyat Indonesia diam-diam meyakini, di dalam negeri GAM memiliki pendukung yang tidak kelihatan. Keyakinan itu didasarkan pada pengalaman dan temuan bahwa hubungan kekerabatan antara anggota GAM dengan rakyat Aceh sangat kuat. Bahkan ada aksioma yang mengatakan sulit membedakan siapa sesungguhnya yang menjadi pendukung GAM ataupun rumit mencari tahu hubungan dan jaringan GAM di kalangan warga Aceh. Jika benar anggota teroris yang dihadapi Polri di Aceh saat ini berasal dari masyarakat lokal, sangat wajar apabila pemda dan seluruh kekuatan yang ada di Aceh ikut membantu kepolisian. Di masa Orde Baru, sejumlah putera asal Aceh ditengarai pernah mengikuti program pelatihan separatis di Libya. Mereka bergabung dengan pejuang Front Pembebasan Nasional Moro di Filipina Selatan. Dugaan ini secara empiris tidak pernah terbukti atau berhasil dibuktikan. Kabar keterlibatan itu laku menghilang bersamaan tercapainya perdamaian antara pemerintah Filipina dan MNLF, pimpinan Nur Misuari di akhir 1980-an. Pasca-Perang Indochina di pertengahan 1970-an, sejumlah media internasional melaporkan adanya berbagai senjata peninggalan pasukan AS di Vietnam dan Kamboja yang dijual di Birma, Thailand Selatan, dan Aceh. Wilayah yang menjadi tempat transaksi jalur Selat Malaka. Bahkan perompakan sejumlah kapal yang melintasi Selat Malaka beberapa kali dikaitkan dengan GAM. Selat Malaka saat ini kembali dinyatakan sebagai jalur internasional yang rawan perompakan, bahkan berubah sebagai jalur penghadangan kelompok teroris. Semua paparan di atas memberi peringatan kepada semua kalangan yang cinta pada perdamaian NKRI untuk melihat terbongkarnya sarang teroris di Aceh sebagai peristiwa yang tidak berdiri sendiri. Upaya-upaya strategis yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi jaringan teroris sebagai berikut : a. Mengalahkan teroris dan organisasinya dengan menghancurkan persembunyiannya, kepemimpinannyya, komando, kontrol, komunikasi dukungan materiil dan keuangan. Kita harus bekerjasama dan mengembangkan kemitraan baik di luar maupun di dalam negeri untuk mengisolasi teroris. Mendorong instansi terkait untuk mengembangkan upaya penegakkan hukum, dengan didukung oleh intelijen dan instansi terkait lainnya serta mengembangkan mekanisme pananganan aksi teror dalam suatu sistem keterpaduan dan koordinasi staf. b. Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan semua komponen bangsa terhadap ancaman terorisme untuk mencegah dijadikannya wilayah tanah air Indonesia sebagai tempat persembunyian para teroris dan tempat tumbuh suburnya ideologi terorisme. c. Menghilangkan faktor-faktor korelatif penyebab yang dapat dieksploitasi menjadi alasan pembenaran aksi teroris seperti kesenjangan sosial, kemiskinan, konflik politik dan SARA. d. Melindungi bangsa, warga negara dan kepentingan nasional. Kemenangan perang melawan terorisme dapat dicapai melalui upaya berkelanjutan dengan menekan ruang lingkup dan kapabilitas organisasi teroris, mengisolasi teroris dan menghancurkannya. Kemenangan hanya dapat dicapai selama pemerintah dan rakyat memelihara kesiap-siagaan dan bekerja tanpa mengenal lelah untuk mencegah teroris mekukan tindakan yang membawa bencana.

(21)

siti aisyah

Comments

(22)

[emo:9] [emo:9]

Author Comment

siti aisyah

Comments

(23)

intimidasi. Para pelakunya biasa disebut sebagai teroris. Karena itu, terorisme sebagai paham yang identik dengan teror seringkali menimbulkan konkuensi negatif bagi kemanusiaan. Terorisme kerap menjatuhkan korban kemanusiaan dalam jumlah yang tak terhitung. [emo:9] [emo:9] [emo:9]

Author Comment

dini rachman pujiono

Comments

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

sudah seharusnya mengerahkan segala pengaruh untuk menghentikan teroris di Aceh. Karena pada dasarnya kegiatan teroris tidak hanya menganggu keamanan Aceh melainkan, NKRI secara keseluruhan. Aceh memiliki catatan tersendiri dalam bidang keamanan. Selama lebih dari 30 tahun keamanan Aceh diganggu GAM. Para pendiri GAM selama periode itu sekalipun kebanyakan bermukim di luar negeri, tetapi pemerintah dan rakyat Indonesia diam-diam meyakini, di dalam negeri GAM memiliki pendukung yang tidak kelihatan. Keyakinan itu didasarkan pada pengalaman dan temuan bahwa hubungan kekerabatan antara anggota GAM dengan rakyat Aceh sangat kuat. Bahkan ada aksioma yang mengatakan sulit membedakan siapa sesungguhnya yang menjadi pendukung GAM ataupun rumit mencari tahu hubungan dan jaringan GAM di kalangan warga Aceh. Jika benar anggota teroris yang dihadapi Polri di Aceh saat ini berasal dari masyarakat lokal, sangat wajar apabila pemda dan seluruh kekuatan yang ada di Aceh ikut membantu kepolisian. Di masa Orde Baru, sejumlah putera asal Aceh ditengarai pernah mengikuti program pelatihan separatis di Libya. Mereka bergabung dengan pejuang Front Pembebasan Nasional Moro di Filipina Selatan. Dugaan ini secara empiris tidak pernah terbukti atau berhasil dibuktikan. Kabar keterlibatan itu laku menghilang bersamaan tercapainya perdamaian antara pemerintah Filipina dan MNLF, pimpinan Nur Misuari di akhir 1980-an. Pasca-Perang Indochina di pertengahan 1970-an, sejumlah media internasional melaporkan adanya berbagai senjata peninggalan pasukan AS di Vietnam dan Kamboja yang dijual di Birma, Thailand Selatan, dan Aceh. Wilayah yang menjadi tempat transaksi jalur Selat Malaka. Bahkan perompakan sejumlah kapal yang melintasi Selat Malaka beberapa kali dikaitkan dengan GAM. Selat Malaka saat ini kembali dinyatakan sebagai jalur internasional yang rawan perompakan, bahkan berubah sebagai jalur penghadangan kelompok teroris. Semua paparan di atas memberi peringatan kepada semua kalangan yang cinta pada perdamaian NKRI untuk melihat terbongkarnya sarang teroris di Aceh sebagai peristiwa yang tidak berdiri sendiri. langkah apa atau solusi apa yang harus di lakukan oleh pemerintah indonesia dalam pemberantasan korupsi? Untuk meningkatkan koordinasi langkah-langkah pemberantasan terorisme, saat ini dibentuk desk koordinasi pemberantasan terorisme yang merupakan fasilitas staf yang bersifat nonstruktural di bawah Menteri Koordinasi Politik dan Keamanan. Pembentukan desk ini merupakan salah satu langkah dari tiga langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah menyusul diterbitkannya Inpres No. 4 Tahun 2002. Inpres ini menunjuk Menko Polkam sebagai tim koordinator antiteror. Fungsi utama desak ini meliputi koordinasi intelijen, penegakan hukum, kerja sama internasional, informasi dan hubungan masyarakat serta perencanaan dan evaluasi. “Desk ini bukan badan pelaksana dan tidak memberikan otoritas untuk melakukan eksekusi kebijakan secara otonom,” kata Yudhoyono. Dengan demikian, lanjutnya, fungsi desk hanya sebagai salah satu fasilitas pemikiran, perencanaan, dan pengkoordinasian bagi Menko Polkam untuk melaksanan tugasnya sesuai Inpres. Langkah lainnya adalah mendorong penghapusan sifat darurat dari perpu dengan menggantinya dalam bentuk UU Pemberantasan Terorisme. Diharapkan, pembentukan ini tidak akan melanggar demokrasi, sementara pemerintah juga tetap mempunyai kekuasaan yang efektif untuk memerangi terorisme. Pemerintah juga mendorong terbentuknya UU intelejen yang diperlukan untuk membuat standar kerja dan aturan main yang pasti. “Karena kita memang memerlukan aparat intelejen yang memiliki kekuasan dan kapabilitas yang memadai akibat tersembunyinya jaringan terorisme serta bahaya yang diakibatkannya. Langkah terakhir yang dilakukan pemerintah adalah dengan melibatkan partisipasi publik dengan cara membuka homepage di internet. Melalui homepage ini, publik dapat mengikuti apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan pemerintah dalam memerangi terorisme. Dalam homepage itu juga dibuat email di mana publik dapat memberi masukan bagi pemerintah untuk menyempurnakan kinerjanya. Selain itu, pemerintah juga berencana membuka mail box di mana publik dapat memberikan informasi tentang adanya rencana terorisme ataupun tentang pelaku teror. Pihaknya akan menjaga dan memberi perlindungan terhadap pemberi informasi. Selain itu, pemerintah juga membuka diri untuk bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat soal terorisme dalam sebuah program yang akan dipikirkan secara bersama-sama.

(29)

megi agiyani

Comments

RE:Kasus Terorisme di Bumi Nusantara - Nama: Megi Agiyani NIM: 41706027 [emo:16] Terorisme dan teroris merupakan seseorang yang terlibat dalam terorisme. Istilah teroris dari kata “Teror" berasal dari bahasa Latin yang berarti terrere yaitu untuk menakut-nakuti. Definisi yang diberikan oleh Carsten Bockstette di George C. Marshall Pusat Studi Keamanan Eropa, menggaris bawahi aspek psikologis dan taktis terorisme: “Terorisme didefinisikan sebagai kekerasan politik dalam konflik asimetris yang dirancang untuk menimbulkan ketakutan dan psikis takut (kadang-kadang tanpa pandang bulu) melalui kekerasan korban dan kehancuran noncombatant target (kadang-kadang ikon simbol). Tindakan seperti itu dimaksudkan untuk mengirim pesan dari organisasi klandestin yang gelap. " Tujuan dari terorisme adalah untuk memanfaatkan media dalam rangka mencapai dicapai maksimum publisitas sebagai pengganda kekuatan memperkuat untuk mempengaruhi audiens yang ditargetkan (s) dalam rangka mencapai paruh waktu pendek dan politik tujuan dan / atau yang dikehendaki akhir jangka panjang negara-negara . " (http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Terrori sm) Menurut pendapat di atas, tindakan terorisme merupakan suatu tindakan kekerasan dan ancaman ketakutan. Ancaman yang dilakukan oleh terorisme menimbulkan ketakutan psikis melalui ancaman-ancaman dan ledakan bom. Pesan yang dilakukan terorisme untuk menghancurkan target dapat dilakukan dengan kata-kata simbol. Tindakan pesan tersebut dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada kepada organisasi teroris lainnya. Terorisme yang dilakukan di Indonesia dilakukan oleh kelompok Jemaah Islamiyah yang berhubungan dengan Al-Qaeda. Jadi menurut saya tindakan terorisme di lihat dari perspektif struktural yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara tersembunyi, aturan-aturan permainan yang menimbulkan aksi. Aturan permainan yang dilakukan oleh teroris adalah dengan memberikan ancaman, rasa takut dengan melakukan bom bunuh diri. Terorisme yang di indonesia berdasarkan perspektif strukturali yaitu kelompok teroris yang ada di Indonesia yang merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dimana system tersebut terdiri dari sub-sub system yang saling mempengaruhi. Teroris yang di Indonesia jelas memiliki kelompok-kelompok dalam bidang masing-masing seperti yang merakit bom, merekrut anggota untuk dijadikan “pengantin” maksudnya yaitu orang yang melakukan bom bunuh diri, yang mendanai, yang melakukan survei lokasi pengeboman dsb. Jadi kegiatan terortisme sangat terstruktur dan tersembunyi dalam menghancurkan target. Teroris di Indonesia merupakan jaringan internasional salah satunya Dulmatin yang di tewas di Pamulang oleh Densus 88 yang merupakan jaringan internasional yang dicari-cari oleh Amerika dan terkait dengan bom yang terjadi di Indonesia. Pelaku terror atau Mujahid asal Indonesia pada umumnya adalah orang-orang sederhana yang ingin mengabdikan hidupnya untuk tegaknya agama Islam. Berarti para Mujahid tersebut bukan orang miskin dan berpendidikan rendah. Seharusnya para Mujahid tersebut dapat mencerna apa Islam yang sesungguhnya, jangan mengorbankan terorisme atas nama Islam. [emo:9] [emo:6] [emo:9] Menurut saya langkah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah meningkatkan pengamanan dalam negeri tidak hanya pada saat terjadi pengebomam atau ancaman terror saja tetapi dilakukan secara berkala agar mempersempit ruang gerak terorisme bail mulai dari lingkup keci seperti RW/RW sampai kepada lingkup besar yaitu Negara. Pasukan khusus antiteror harus sering mengagendakan strategi penangulangan antiteror serta melakukan simulasi operasi antiteror. Dan kepada masyarakat untuk tetap waspada, melindungi keluarga agar tidak terjadi penyimpangan mengenai ajaran Islam.

Author Comment

NurhayatiNingsih

Comments

(30)

penangan kasus teror di Indonesia Ada dua elemen anti teror di mabes Polri yaitu Densus-88 AT yang bertugas menyelenggarakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana serta tugas lain di bidang tindak pidana terorisme dan Sat-1 Gegana Brimob Polri. Terorisme merupakan masalah besar yang harus dihadapi negaradanbangsalndonesia. Banyak akademisi yang menyum-bang pemikirannya untuk menang-gulangi terorisme termasuk latar belakang dan akar permasalahannya. Terdapat berbagai jenis terorisme dilihat dari pelaku, motif, instrument persenjataan yang diperguna-kan, dan modus operandi. Untuk kasus-kasus peledakan yang terjadi semenjak kurang lebih tahun 2000-an sampai yang terakhir, beberapa elemen tersebut menunjukkan ada-nya kesamaan. Hal ini mengindi-kasikan bahwa para pelaku berada dalam jaringan yang sama, baik hanya karena keterkaitan secara ideologis maupun dalam ikatan organisatoris. Akar permasalahannya relatif kompleks, meskipun dapat diseder-hanakan. Khusus untuk rangkaian peledakan yang dilatarbelakangi motif spiritual/ agama yang menguasai hampir semua kejadian terorisme di tanah air pada waktu belakangan, akar permasalahannya terletak pada penafsiran teks keagamaan bersifat sempit, rigid dan subyektif. Dalam kaitan ini, sikap radikal lahir dari pemahaman terhadap situasi yang berkembang, yang kemudian dilanjutkan dengan penafsiran terhadap teks keagamaan untuk peristiwa yang dihadapi tersebut. Dalam pembahasan terorisme ini jika dibahas secara global isu teroris dimulai sejak peledakan gedung WTC kemudian dilanjutkan dengan serangan Amerika dkk ke Irak dan Afganistan. Serangan terhadap Amerika yang ditujukan pada simbol-simbol kekuatan negara adikuasa tersebut, oleh pelakunya tidak dipandang sebagai teror, melainkan sebagai perang. Bahwa tindakan itu dimasukan sebagai kejahatan, oleh para pelaku disadari sebagai persoalan stigma dari mereka yang dipandang sebagai musuh. Pada tataran ini berlaku apa yang disebut dengan relativitas kejahatan. Da¬lam konteks ini tindakan agresi ke Irak dan Afghanistan oleh pihak AS ditempatkan sebagai perang, bahkan war on terrorism, sementara pada sisi lain dapat disebut sebagai State Terrorism. Dalam kasus bom bunuh diri di Bali I dan 2 serta JW Marriot ada transaksi uang yang berasal dari beberapa Arab, misalnya, kasus JW Marriot dua yang tertangkap salah seorang broker yang dia menjadi fasilitator pendanaan dari negara Yaman ke Indonesia untuk membiayai aksi-aksi itu. Peristiwa ini mempunyai hubungan dengan apa yang terjadi di Indonesia. Terorisme memiliki dampak Nasional sehingga sepatutnya jangan lagi mengatakan bahwa terorisme itu hanya gangguan Kamtibmas sehingga hanya domain Polri saja akan tetapi harus kita sadari bahwa dampak dari teror yg terjadi di Indonesia secara langsung berdampak kepada perekonomian, Parawisata, Image negara, Keamanan Nasional secara umum.Tentu dalam mengatasinya harus ada langkah strategi yang bersifat preemtiv, Preventif dan represif dan langkah professional. Angkatan bersenjata harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan. Hal itu mengakibatkan ada kemungkinan Angkatan bersenjata atau militer bukan hanya terlibat dalam operasi militer sebagaimana dikenal selama ini dan Hal ini telah diterapkan di Amerika serikat dengan peran Militer dalam mengatasi terorisme domestic dan global. [/justify]

Author Comment

Comments

(31)

perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : "Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama. Rentetan pengeboman menunjukkan, modus aksi terorisme mengalami pergeseran dan peningkatan sehingga kian sulit terdeteksi intelijen dan aparat keamanan lainnya. Jika pada beberapa kasus bom bunuh diri pelaku memakai mobil atau datang dari luar lokasi pengeboman dengan menggendong bomnya, kini dalam kasus terakhir di Marriott dan Ritz Carlton dilakukan dari dalam hotel itu sendiri. Jika sebelumnya bom yang sudah siap meledak dirakit di luar, kini justru dibuat di dalam hotel itu sendiri. Ini sebuah modus baru yang belum terantisipasi sekuritas hotel ataupun aparat kepolisian dan bukan tidak mungkin muncul pula modus-modus baru usai Marriot dan Ritz Carlton. Sementara itu, sel-sel teroris yang 'tersisa' kian mempercanggih modus dan metode terornya, tetapi pengamanan untuk mengantisipasi dan mencegah terorisme hampir tidak berubah sejak pengamanan ketat diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir ini di hotel-hotel, mal-mal, gedung publik, dan tempat strategis lainnya. Pemeriksaan nyaris telah menjadi kerutinan belaka. Kita semua bisa menyaksikan dan mengalami rutinitas pemeriksaan seperti itu sehingga patut dipertanyakan efektivitasnya. Aparat pengamanan pun tidak bisa terlalu berani melakukan pemeriksaan menyeluruh karena ada resistensi dari yang diperiksa. Jika dilihat dari persfektif aktor jelas sudah bahwa, setiap tinakan atau kegiatan yang akan mereka lakukan tidak lepas dari orang-orang yang mempunyai kendali atau kekuatan yang cukup besar guna melindungi dan atau mendukung semua kegiatan-kegiatan terselubung tersebut. Karena tanpa adaya pendukung tentunya saya yakin tidak akan terkordinasi dengan baik dari setiap langkah - langkah nya yang sangat meresahkan dan membuat rasa yang waswas bagi masyarakat pada umumnya Lagkah yang harus dilakukan adalah dibutuhkanya suatu kerja sama seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, aparat keamanan, ormas, dan kepemimpinan sosial sangat mutlak dalam pemberantasan terorisme. Terorisme atas alasan apa pun tidak bisa dibenarkan dan terorisme adalah salah satu bentuk paling telanjang dari kejahatan terhadap kemanusiaan. Bersama-sama bahu-membahu memberantas terorisme merupakan usaha mulia untuk melindungi kemanusiaan.

Author Comment

Rachmat Hidayatullah

Comments

(32)
(33)
(34)
(35)

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam memberikan pertimbangan hukum dalam menjatuhkan keputusan hanya berpedoman kepada sahnya kesepakatan masing-masing pihak, tanpa memperhatikan bantahan

Rekomendasinya adalah : (1) Kebijakan kawasan karst sebaiknya mempertimbangkan keunikan keunikan kawasan karst, kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Parameter utama dari efisiensi yang dihasilkan yaitu pengerjaan spray yang awalnya dilakukan dua kali yaitu pertama pembersihan bagian luar candle filter lalu kedua

Waktu dibutuhkan untuk pengetesan program yaitu tiga minggu, mimggu pertama, minggu kedua dan minggu ketiga pada

Dan dalam Penjelasan umum Undang-Undang tersebut, Antara lain disebutkan bahwa Pegawai Negeri yang menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai Politik harus diberhentikan

Sama halnya dengan perlindungan pada debitur, saat dilakukannya eksekusi terhadap objek hak tanggungan, pihak bank wajib melakukan eksekusi dan pelelangan sesuai dengan

Istilah seperti contoh, sifat dan sifat nilai yang dikembangkan oleh burner digunakan untuk mengurangi hakikat konsep dan proses perolehan konsep, fasilitor yang diinginkan