• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL. Tabel 1 Komposisi media tanam dan formula yang dengan dan tanpa bakteri X. campestris pv. acaciae pada masing-masing perlakuan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL. Tabel 1 Komposisi media tanam dan formula yang dengan dan tanpa bakteri X. campestris pv. acaciae pada masing-masing perlakuan."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 1 Komposisi media tanam dan formula yang dengan dan tanpa bakteri X. campestris pv.

acaciae pada masing-masing perlakuan.

Perlakuan Tanah (gam)

Pasir (gram)

Kompos (gram)

Formula (gram)

MtsXF0 33 11 22 0

MtsF0 33 11 22 0

MsXF0 33 11 22 0

MsF0 33 11 22 0

MtsXF10 29.7 9.9 19.8 6.6

MtsF10 29.7 9.9 19.8 6.6

MsXF10 29.7 9.9 19.8 6.6

MsF10 29.7 9.9 19.8 6.6

MtsXF20 26.4 8.8 17.6 13.2

MtsF20 26.4 8.8 17.6 13.2

MsXF20 26.4 8.8 17.6 13.2

MsF20 26.4 8.8 17.6 13.2

MtsXF30 23.1 7.7 15.4 19.8

MtsF30 23.1 7.7 15.4 19.8

MsXF30 23.1 7.7 15.4 19.8

MsF30 23.1 7.7 15.4 19.8

Keterangan:

Ms : media steril Mts : media tidak steril

F0 : konsentrasi formula 0% (kontrol) F10 : Konsentrasi formula 10%

F20 : Konsentrasi formula 20%

F30 : Konsentrasi formula 30%

X : Introduksi bakteri X. campestris pv.

acaciae

- : Tidak ada Introduksi bakteri X. campestris pv. acaciae

Uji in vitro Formula Bio-LC4

Pengujian ekstrak Bio-LC4 terhadap X.

campestris pv. acaciae secara in vitro dilakukan pada media PSA dengan konsentrasi agar 0.75 %.

Bakteri X. campestris pv. acaciae yang digunakan adalah bakteri hasil isolasi dari media tanam pada percobaan sebelumnya. Dua lup bakeri X. campestris pv. acaciae yang tumbuh pada media PSA dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 20 ml media PSB, kemudian dikocok dengan shaker selama 2 hari pada suhu ruang sehingga diperoleh suspensi bakterinya.

Lima ml suspensi tersebut diinokulasikan ke dalam 100 ml media PSA 0.75%, kemudian media ini dikocok agar bakteri tercampur merata dan dituangkan ke dalam cawan Petri sebanyak 10 ml.

Ekstrak Bio-LC4 sebanyak 100 µl diteteskan pada cakram kertas berdiameter 13 mm, kemudian dikeringkan dengan pengering rambut. Setelah kering, kertas cakram kertas itu disinari dengan UV (λ = 254 nm) selama 15 menit dan diletakkan di permukaan media yang telah diinokulasi bakteri X. campestris pv. acaciae pada cawan Petri.

Cawan diinkubasi pada suhu 10oC selama 2 jam.

Setelah itu diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Diameter zona bening diukur dan dinyatakan sebagai zona hambatan pertumbuhan setelah dikoreksi dengan diameter cakram kertas.

HASIL

Hasil Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri X.

campestris pv. acaciae

Koloni Xanthomonas sp. berbentuk bulat, permukaan cembung, bertepi utuh dan berwarna kuning (Aini et.al. 2002) (Gambar 1). Warna kuning ini merupakan karakteristik dari Xanthomonas sp. (Dowson 1939).

Gambar 1. Koloni X. campestris pv. acaciae pada media PSA

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa X.

campestris pv. acaciae dapat diisolasi dari MtsX (media tidak steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae) dan MsX (media tidak steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae), sedangkan pada Mts dan Ms yang tidak diintroduksi Xanthomonas tidak ditemukan bakteri tersebut, kecuali pada MtsF10, MtsF20 dan MtsF30 pada minggu ke-4 dan ke-5 yang jumlahnya berkisar antara 0,03-0.08 x 106 cfu/ml. Introduksi Xanthomonas juga dapat menambah jumlah total koloni semua bakteri pada Mts dan Ms (lampiran 3). Pada minggu ke-0 jumlah total koloni semua bakteri pada MtsX selalu lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada Mts yang tidak diintroduksi Xanthomonas pada semua perlakuan. Hal yang sama juga terjadi pada MsX. Pada minggu ke-0 jumlah total koloni semua bakterinya selalu lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada Ms yang tidak diintroduksi Xanthomonas. Contohnya jumlah total koloni semua bakteri pada MsXF0 pada minggu ke-0 jumlahnya 4200 x 106 cfu/ml. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada MsF0 yang berjumlah 2400 x 106 cfu/ml pada minggu ke-0 (Tabel 3).

(2)

Jumlah koloni X. campestris pv. acaciae pada perlakuan MtsX mengalami penurunan dari minggu ke-0 sampai minggu ke -5 (Gambar 2).

Koloni X. campestris pv. acaciae pada MtsXF0 (media tidak steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae tanpa formula) pada minggu pertama jumlahnya sama dengan MtsXF20 (media tidak steril diintroduksi X. campestris pv. acaciae dengan formula 20%) dan MtsXF30 (media tidak steril diintroduksi X. campestris pv. acaciae dengan formula 30%) yaitu berkisar 8-9 x 106 cfu/ml. Jumlah koloni Xanthomonas pada ketiga perlakuan tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah Xanthomonas pada MtsXF10 (media tidak steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae dengan formula 10%) yaitu sebesar 19 x 106 cfu/ml pada minggu pertama. Hal yang sama juga terjadi pada minggu ke-2 dan ke -3, jumlah X.

campestris pv. acaciae pada media MtsXF10 berkisar 9-11 x 106 cfu/ml. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah bakteri Xanthomonas pada MtsXF0, MtsXF20 dan MtsXF30 yang berkisar 0-6 x 106 cfu/ml pada minggu ke-2 sampai ke-3. Jumlah bakteri yang diisolasi semakin berkurang untuk semua perlakuan MtsX seiring dengan lamanya bakteri tersebut di dalam tanah, dengan kisaran 0-0.4 x 106 cfu/ml pada minggu ke-5 (Tabel 2).

32

8

3 2 3,9

0,3 32

19

11 9

3 0,3 32

9 6 5

0,2 0

32

8

2 0 0,7 0,4

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5

Waktu (minggu)

Jumlah koloni x 10 6

MtsF0Xi MtsF10Xi MtsF20Xi MtsF30Xi

Ga mbar 2. Jumlah koloni X. campestris pv.

acaciae pada media tidak steril yang diintroduksi X. campestris pv.

acaciae (MtsX) pada minggu ke-0 sampai minggu ke-5.

Jadi jumlah Xanthomonas pada MtsXF10 jauh lebih besar dibandingkan ketiga perlakuan lainnya.

Hal ini berbeda pada perlakuan MsX. Pada minggu pertama jumlah Xanthomonas pada MsXF20 (media steril yang diintroduksi X.

campestris pv. acaciae dengan formula Bio-LC4 20%) dan MsXF30 (media steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae dengan formula Bio- LC4 30%) yaitu masing-masing 15 x 106 cfu/ml

dan 48 x 106 cfu/ml. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Xanthomonas pada MsXF0 (media steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae tanpa formula ) dan MsXF10 (media steril yang diintroduksi Xanthomonas dengan konsentrasi formula Bio-LC4 10%) yang berjumlah masing- masing 5 x 106 cfu/ml dan 3 x 106 cfu/ml pada minggu pertama. Pada minggu ke-2 sampai ke-5 jumlah Xanthomonas pada MsXF20 dan MsXF30 turun drastis menjadi 0-0,7 x 106 cfu/ml. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah Xanthomonas pada MsXF0 dan MsXF10 yang berkisar 0.03-5 x 106 cfu/ml pada minggu ke-2 sampai ke-5 (Gambar 3).

3 2

5 5

2 0,6 0,03

3 2

3 2 1 0,5 0

3 2

1 5

0 0 0 0

3 2 4 8

0 0 0 0,7

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5

Waktu (minggu)

Jumlah koloni x 10 6

MsF0Xi MsF10Xi MsF20Xi MsF30Xi

Gambar 3. Jumlah koloni X. campestris pv.

acaciae pada Ms yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae pada minggu ke-0 sampai minggu ke-5.

Apabila jumlah bakteri X. campestris pv.

acaciae pada MtsX dibandingkan dengan jumlah Xanthomonas pada MsX, maka jumlah Xanthomonas paling banyak diisolasi dari MsX, yaitu dari MsXF30 sebesar 48 x 106 cfu/ml pada minggu pertama. Pada minggu ke-2 sampai ke-5 jumlah bakteri X. campestris pv. acaciae mengalami penurunan pada semua perlakuan MtsX dan MsX. Koloni Xanthomonas bahkan tidak ditemukan pada MsXF20 saat minggu ke-2 sampai ke-5 dan pada MsXF30 pada minggu ke-2 sampai ke -4, tetapi pengaruh formula tidak terlihat pada perlakuan diatas. Hal tersebut disebabkan jumlah Xanthomonas pada kontrol juga mengalami penurunan, tetapi penambahan formula pada media tanam dapat mempercepat waktu kematian Xanthomonas. Pada MtsX, waktu kematian Xanthomonas paling cepat terjadi pada MtsXF30 yaitu pada minggu ke-3, kemudian pada MtsXF20 pada minggu ke-5. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi formula, semakin cepat waktu kematian Xanthomo nas. Hal yang sama terjadi pada MsX. Waktu kematian pada MsX

(3)

paling cepat terjadi pada MsXF20 dan MsXF30 yaitu pada minggu ke-2 (Tabel 2).

1600

2 4 8 3 1,5 0,34

1400

7 2 47 26 6,7 0,98

2200

7 6 53 19 8,2 1,75

3700

9 0 24 13 7,9 1,02

0 1000 2000 3000 4000

0 1 2 3 4 5

Waktu (minggu)

Jumlah koloni x 10 6

MtsXF0 MtsXF10 MtsXF20 MtsXF30

Gambar 4. Jumlah total koloni semua bakteri pada Mts yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae pada minggu ke-0 sampai minggu ke-5.

Hasil Penghitungan Jumlah Koloni Semua Bakteri

Hasil penghitungan jumlah total koloni semua bakteri pada media MtsX (media tidak steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae) dapat dilihat pada Gambar 4.

Grafik diatas menunjukkan jumlah total koloni semua bakteri mengalami penurunan dari minggu ke-0 sampai minggu ke-5. Pada minggu ke-0 jumlah total koloni semua bakteri paling banyak terdapat pada MtsXF30 yaitu 3700 x 106 cfu/ml.

Hal yang sama juga terjadi pada minggu ke-2, jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MtsXF30 yaitu 90 x 106 cfu/ml (Lampiran 3).

Sementara itu, jumlah total koloni semua bakteri pada kontrol (MtsXF0) selalu lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya pada minggu ke-1 sampai ke-5 (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan formula dapat menambah jumlah bakteri yang diisolasi.

Pada perlakuan dengan media steril yang diintroduksi X. campestris pv. acaciae (MsX) jumlah total koloni semua bakterinya mengalami penurunan dari minggu ke-1 sampai ke -5 pada semua perlakuan MsX (Gambar 5).

Tabel 2. Hasil rata-rata jumlah koloni X. campestris pv. acaciae (x 106)

Media Introduksi bakteri

Waktu (minggu)

Konsentrasi formula

F0 F10 F20 F30

Tidak steril (Mts)

X

0 32,00 32,00 32,00 32,00

1 8,00 19,00 9,00 8,00

2 3,00 11,00 6,00 2,00

3 2,00 9,00 5,00 0,00

4 3,90 3,00 0,20 0,70

5 0,30 0,30 0,00 0,40

-

0 0,00 0,00 0,00 0,00

1 0,00 0,00 0,00 0,00

2 0,00 0,00 0,00 0,00

3 0,00 0,00 0,00 0,00

4 0,00 0,80 0,30 0,80

5 0,00 0,03 0,06 0,08

Media (Ms)

X

0 32,00 32,00 32,00 32,00 1 5,00 3,00 15,00 48,00

2 5,00 2,00 0,00 0,00

3 2,00 1,00 0,00 0,00

4 0,60 0,50 0,00 0,00

5 0,03 0,00 0,00 0,70

-

0 0,00 0,00 0,00 0,00

1 0,00 0,00 0,00 0,00

2 0,00 0,00 0,00 0,00

3 0,00 0,00 0,00 0,00

4 0,00 0,00 0,00 0,00

5 0,00 0,00 0,00 0,00

Keterangan Mts, Ms, F0, F10, F20, F30, X dan – merujuk ke Tabel 1.

(4)

4200

1 8 2 2 4 1,8 0,49

2500

6 1 2 5 18 1 0,3

2700

187 2 8 6 2,2 0,88

1700

150 2 4 4 5,1 0,47

0 1000 2000 3000 4000

0 1 2 3 4 5

Waktu (minggu)

Jumlah koloni x 10 6

MsXF0 MsXF10 MsXF20 MsXF30

Gambar 5. Jumlah total koloni semua bakteri pada Ms yang diintroduksi X. campestris pv.

acaciae pada minggu ke-0 sampai minggu ke-5.

Pada pada minggu ke-0 jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MsXF0 (4200 x106) dibandingkan dengan jumlah total koloni pada MsXF10, MsXF20 dan MsXF30. Hal yang berbeda terjadi pada minggu ke-1, jumlah total koloni semua bakteri pada MsXF0 yaitu 18 x 106. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada MsXF10, MsXF10 dan MsXF30 yang berkisar 61-187 x 106 cfu/ml. Jumlah bakteri yang diisolasi paling banyak pada MsXF20 yaitu 187 x 106 cfu/ml pada minggu pertama.

Berbeda dengan MtsX pada minggu ke-2 sampai ke -5 bahwa jumlah koloni semua bakteri pada kontrol selalu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri untuk semua perlakuan, sedangkan pada MsX pola tersebut tidak ditemukan.

Jumlah total koloni semua bakteri pada media tidak steril (Mts) dan tanpa introduksi X.

campestris pv. acaciae mengalami penurunan dari minggu ke-0 sampai ke-5 pada semua perlakuan (Gambar 6).

300 110 1 8 6 1 3,2 0,03

900

100 105 7 6 5 0,4

1500

600

232 7 0 7,5 0,81

500 200 131 6 4 7,6 0,26

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

0 1 2 3 4 5

Waktu (minggu)

Jumlah koloni x 10 6

MtsF0 MtsF10 MtsF20 MtsF30

Gambar 6. Jumlah total koloni semua bakteri pada Mts tanpa introduksi X. campestris pv.

acaciae pada minggu ke-0 sampai minggu ke-5.

Media Introduksi bakteri

Waktu (minggu)

Konsentrasi formula

F0 F10 F20 F30

Tidak steril (Mts)

X

0 1600,00 1400,00 2200,00 3700,00

1 24,00 72,00 76,00 90,00

2 8,00 47,00 53,00 24,00

3 3,00 26,00 19,00 13,00

4 1,50 6,70 8,20 7,90

5 0,34 0,98 1,75 1,02

-

0 300,00 900,00 1500,00 500,00 1 110,00 100,00 600,00 200,00 2 18,00 105,00 232,00 131,00

3 61,00 76,00 70,00 64,00

4 3,20 5,00 7,50 7,60

5 0,03 0,40 0,81 0,26

Steril (Ms)

X

0 4200,00 2500,00 2700,00 1700,00 1 18,00 61,00 187,00 150,00

2 22,00 25,00 28,00 24,00

3 4,00 18,00 6,00 4,00

4 1,80 1,00 2,20 5,10

5 0,49 0,30 0,88 0,47

-

0 2400,00 2300,00 600,00 500,00 1 2300,00 4900,00 160,00 200,00 2 110,00 45,00 162,00 68,00

3 58,00 32,00 54,00 58,00

4 1,10 1,60 6,20 7,30

5 0,26 0,07 0,05 0,05

Keterangan Mts, Ms, F0, F10, F20,F30 X dan – merujuk ke di Tabel 1 Tabel 3. Hasil rata jumlah total koloni semua bakteri (x 106)

(5)

Pada minggu ke-0 jumlah total koloni semua bakteri pada Mts paling banyak pada MtsF20 yang berjumlah 1500 x 106 cfu/ml. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada kontrol (MtsF0), MtsF10 dan MtsF30 yang berkisar 300-900 x 106 cfu/ml. Hal yang sama juga terjadi pada minggu ke-1 sampai ke-2, jumlah total koloni semua bakteri pada MtsF20 lebih banyak dibandingkan jumlah total koloni semua bakteri pada tiga perlakuan lainnya. Hal yang berbeda terjadi pada minggu ke-3 sampai ke -5, MtsF20 tidak lebih banyak dari perlakuan lainnya (Lampiran 3).

Pada media steril tanpa introduksi bakteri X.

campestris pv. acaciae, jumlah total koloni semua bakteri pada minggu ke-0 sampai ke -5 mengalami penurunan (Gambar 7).

2400 2300

110 5 8 1,1 0,26

2300 4900

4 5 3 2 1,6 0,07

600

160 162 5 4 6,2 0,05

500 200 6 8 5 8 7,3 0,05

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000

0 1 2 3 4 5

Waktu (minggu)

Jumlah koloni x 106

MsF0 MsF10 MsF20 MsF30

Gambar 7. Jumlah total koloni semua bakteri pada Ms tanpa introduksi X. campestris pv.

acaciae pada minggu ke-0 sampai minggu ke-5.

Grafik diatas menunjukkan bahwa pada minggu ke-0 jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MsF0 yaitu 2400 x 106 cfu/ml.

Pada minggu pertama jumlah total koloni semua bakteri paling banyak pada MsF10 yaitu 4900 x 106 cfu/ml , sedangkan yang paling sedikit pada MsF20 yaitu 160 x 106. Hal yang berbeda terjadi pada minggu ke-2 dan ke-3, jumlah total koloni semua bakteri pada MsF10 yang pada awalnya paling banyak menjadi paling sedikit yaitu berkisar 32-45 x 106 cfu/ml dibandingkan jumlah total koloni semua bakteri pada kontrol (MsF0), MsF20 dan MsF30 yang jumlahnya berkisar 54- 162 x 106 cfu/ml pada minggu ke-2 dan ke-3.

Jumlah total koloni semua bakteri mengalami penurunan pada semua perlakuan sehingga berjumlah

Jadi apabila jumlah total koloni semua bakteri pada Mts dibandingkan dengan jumlah total koloni semua bakteri pada Ms, maka jumlah total koloni semua bakteri paling banyak terdapat

pada MsF10 (media steril yang tidak diintroduksi X. campestris pv. acacia dengan formula Bio-LC4 10%) yaitu sebesar 4900 x 106 cfu/ml pada minggu pertama.

Hasil Uji in vitro Ekstrak Formula Bio-LC4 Uji ekstrak Bio-LC4 terhadap Xanthomonas yang diisolasi dari media perlakuan pada penelitian ini menunjukkan adanya aktivitas hambatan pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari adanya daerah hambatan pertumbuhan berupa zona bening disekitar cakram kertas. Besarnya zona hambatan tersebut yaitu 17 mm, 11,3 mm dan 17,6 mm. Jadi rata-rata zona hambatannya 15,3 mm (Gambar 8).

Gambar 8. Zona hambatan pertumbuhan X.

campestris pv. acaciae oleh ekstrak Bio-LC4 (tanda panah).

PEMBAHASAN

X. campestris pv. acaciae dapat diisolasi dari MtsX dan MsX, sedangkan pada Mts dan Ms yang tidak diintroduksi X. campestris pv. acaciae bakteri tersebut tidak ditemukan, kecuali pada minggu ke-4 dan ke-5 Xanthomonas terisolasi pada MtsF10, MtsF20 dan MtsF30 dengan kisaran 0,03-0,8 x 106 cfu/ml. Hal ini kemungkinan besar karena media tersebut terkontaminasi dari media tanam yang diintroduksi bakteri Xanthomonas.

Ernawati (2008) mengatakan sumber inokulum bakteri X. campestris pv. acaciae selalu ada di pembibitan A. crassicarpa. Hal tersebut terbukti dari terdeteksinya bakteri tersebut dari benih, media tanam (tanah gambut, sekam padi, serbuk kelapa dan komp os kelapa sawit), maupun sumber air penyiramannya dengan populasi yang cukup tinggi yaitu 2.9 x 102 sampai 9.9 x 106 cfu/ml. Hal ini memberi peluang terjadinya epidemi penyakit jika faktor lingkungan seperti angin, air dan curah hujan lebih mendukung perkembangan dan penyebaran inokulum (Koesmaryono 1999). Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan kelembaban

Referensi

Dokumen terkait

Nama Akun Transport / Perjalanan Dinas Akun D/K Akun D/K Debit Sumber Jurnal Debit Jumlah No.. Akun 6-018 Sumber Jurnal

8) Chloride , kandungan chloride yang tinggi didalam sistem dapat menyebabkan terjadinya korosi di material carbon steel (pada material SS dengan temperatur skin > 100

Berdasarkan hasil pemodelan tsunami yang dibangkitkan oleh sesar naik makassar dapat diperoleh kesimpulan bahwa waktu tiba gelombang tsunami sampai di wilayah pesisir

Di dalam animasi memiliki jenis-jen jenis animasi inilah yang membedakan animasi satu dengan yang lainnya. Pada jenis animasi dikategorikan menj diantaranya animasi manual,

1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana

Untuk mendapatkan data sebanyak mungkin dan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni penelitian secara kualitatif, maka peneliti sendiri

Perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi tidak melanggar ketentuan

Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam Audit Delay, maka penulis akan memberikan batasan masalah dengan maksud agar tujuan dari