3. METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitiaan yaitu untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, promosi dan interior terhadap keputusan pembelian konsumen serta untuk mengetahui ketiga variabel di atas berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian konsumen dan manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen di Black Canyon Coffee Surabaya Town Square, maka rancangan penelitian dapat disusun sebagai berikut
3.1. Jenis Penelitian
Malhotra (2003) menyatakan ada 3 jenis penelitian yang terdapat di dalam riset pemasaran, yaitu riset eksploratif, riset deskriptif, dan riset kausal. Riset eksploratif adalah jenis rancangan riset dengan tujuan utama mendapatkan gambaran umum serta memahami situasi masalah yang dihadapi peneliti. Riset deskriptif adalah satu jenis riset konklusif yang mempunyai tujuan utama menguraikan sesuatu – biasanya karakteristik atau fungsi pasar. Riset kausal adalah satu jenis riset konklusif yang tujuan utamanya adalah mendapatkan bukti mengenai hubungan sebab – akibat ( hubungan kausal ).
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode survei dengan kaidah deskriptif kausal, dimana penelitiaan ini bertujuan untuk menganalisa respon masyarakat mengenai hubungan sebab akibat antara kualitas produk, promosi dan interior terhadap keputusan pembelian konsumen di Black Canyon Coffee Surabaya Town Square.
3.2. Gambaran Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah “keseluruhan (universum) obyek penelitian yang berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga obyek – obyek ini dapat menjadi sumber data penelitian”. (Bungin, 2001, p.101). Target dari penelitian ini adalah konsumen Black Canyon Coffee Surabaya Town Square dengan karakteristik populasi adalah
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat umum yang datang ataupun yang pernah mengunjungi Black Canyon Surabaya Town Square.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah “wakil semua unit strata dan sebagainya yang ada di dalam populasi” (Bungin, 2001, p.104). Pertimbangan yang digunakan pada teknik sampling ini adalah responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dan pernah berkunjung di Black Canyon Coffee Surabaya Town Square serta telah berkunjung minimal 1 kali dalam kurun waktu dua bulan terakhir di Black Canyon Coffee Surabaya Town Square termasuk pada saat mengisi kuesioner.
3.2.3. Metode Sampling
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling, karena populasi tidak teridentifikasi secara jelas. Dalam nonprobability sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan, bukan peluang unit sampel terpilih (Simamora,2004). Teknik pengambilan sampelnya bersifat judgement sampling. Judgement sampling adalah “teknik dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian” (Kuncoro, 2003, p.119).
Sugiyono (2006, p.13) menyatakan bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multi variat (korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen+dependen), maka jumlah sampel adalah 10*5=50. Dalam penelitian ini jumlah variabel bebas adalah 3 variabel dan variabel terikat adalah 1 variabel. Oleh karena itu penulis mengambil sampel sebanyak 130 responden, dimana jumlah tersebut telah melebihi batas minimun sampel yaitu 40 responden.
3.3. Jenis dan sumber data
Berdasarkan sumber datanya, data-data yang diperoleh peneliti dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
3.3.1. Data Primer
Data primer merupakan “data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian” (Ruslan, 2003, p. 29). Kuesioner adalah “pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis untuk dijawab”
(Sugiyono, 2003, p. 135). Data primer pada penelitian ini didapat dari hasil survei dengan menyebarkan kuesioner dan dilakukan di wilayah Surabaya.
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah “data dalam bentuk sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan diberbagai organisasi perusahaan”
(Ruslan, 2003, p. 135). Sedangkan menurut Simamora (2002), data sekunder adalah “data yang sudah tersedia, dimana periset tinggal mencari dari mana mendapatkannya”. Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber lain selain sumber data primer untuk mendukung keakuratan data. Data sekunder diperoleh peneliti melalui wawancara langsung dengan manajer Black Canyon Coffee Surabaya Town Square untuk mendapatkan informasi profil perusahaan.
3.4. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kausal dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner (angket) dan interview untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian dengan menggunakan metode survei deskriptif ini untuk melihat suatu gambaran atau potret situasi atau kondisi tertentu masa kini yang memerlukan teknik pengumpulan data dan informasi melalui wawancara, pengisian angket (kuesioner) dan melakukan observasi (pengamatan) secara langsung (Ruslan, 2003). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode survei dengan melakukan pengumpulan data dan informasi tentang pengaruh kualitas produk, promosi, dan interior terhadap keputusan pembelian konsumen dari orang-orang yang memiliki pengalaman mengunjungi Black Canyon Coffee di Surabaya, wawancara sebagai gambaran latar belakang perusahaan dan studi kepustakaan sebagai bahan pendukung maka penulis menggunakan data, tabel, teori serta kutipan-kutipan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Proses pengumpulan data menurut Abdulhakim (2001, p.44) dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak 130 set kepada para konsumen Black Canyon Coffee Surabaya Town Square, serta wawancara terhadap manajer restoran sebagai informasi gambaran umum perusahaan. Kuesioner dibuat dengan menggunakan pilihan berganda dan skala Likert, yang digunakan untuk mengetahui rata-rata dari tanggapan responden terhadap penelitian ini. Sedangkan data yang didapat melalui studi kepustakaan untuk memperoleh landasan teoristis diperoleh dengan jalan mempelajari buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
Sejumlah 30 kuesioner pertama pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2011 yang disebar 15 kuesioner perharinya. Penyebaran ini dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner tersebut. Sedangkan 100 kuesioner lainnya disebarkan pada tanggal 16 – 18 November 2011 yang disebar 15 kuesioner perhari, dilanjutkan pada hari Sabtu tanggal 19 November 2011 disebar sebanyak 30 kuesioner serta pada hari Minggu tanggal 20 November 2011 disebar sebanyak 25 kuesioner. Jumlah kuesioner yang dapat digunakan untuk data penelitian sejumlah 120 kuesioner.Wawancara pertama dengan manajer Black Canyon Coffee Surabaya Town Square dilakukan pada tanggal 14 September 2011 untuk mendapatkan informasi mengenai sarana promosi yang dilakukan oleh Black Canyon Coffee Surabaya Town Square. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2011 untuk memperbaharui informasi mengenai sarana promosi terbaru yang sudah dan akan dilakukan, selanjutnya pada tanggal 2 November 2011 dilakukan wawancara ketiga untuk mendapatkan informasi mengenai profil perusahaan dan struktur organisasi dari Black Canyon Coffee Surabaya Town Square.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas atau independen (X) adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel tergantung dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel tergantung lainnya (Kuncoro, 2003, p.42).
Sedangkan variabel tergantung atau dependen (Y) adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Peneliti akan dapat memprediksikan
ataupun menerangkan variabel dalam variabel tergantung beserta perubahannya yang terjadi kemudian (Kuncoro, 2003, p.42).
Penelitian ini menggunakan pola hubungan antar variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat atau kausal, karena meneliti pengaruh kualitas produk, promosi dan interior terhadap keputusan pembelian konsumen. Variabel- variabel yang akan diukur dalam penelitian ini antara lain: faktor produk, faktor promosi dan faktor interior (variabel bebas) yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (variabel tergantung) di Black Canyon Coffee Surabaya Town Square.
Variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana variabel tersebut diukur serta berguna sebagai dasar dalam pembuatan kuesioner. Definisi operasional dibutuhkan untuk membatasi parameter atau indikator yang diinginkan peneliti dalam penelitian sehingga apapun variabel penelitian yang digunakan maka semuanya hanya muncul dari konsep tersebut (Bungin, 2001, p.76). Jadi, dalam suatu penelitian suatu konsep harus dapat diukur sehingga memiliki nilai, atau dengan kata lain harus dapat dioperasionalkan supaya dapat diukur. Untuk ukuran indikator masing-masing dengan menggunakan skala Likert (1-5). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Kualitas Produk sebagai variabel bebas pertama (X1)
Definisi operasional variabel product quality adalah kualitas makanan, baik makanan dan minuman yang ditawarkan Black Canyon Coffee Surabaya Town Square untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Indikator empirik yang digunakan adalah :
• Produk makanan dan minuman restoran yang memiliki cita rasa yang lezat.
• Produk makanan dan minuman restoran disajikan dengan baik (tertata dengan baik).
• Produk makanan dan minuman yang disajikan memiliki aroma yang dapat merangsang selera makan atau minum.
• Produk makanan dan minuman yang disajikan memiliki temperature yang sesuai.
2. Promosi sebagai variabel bebas ke dua (X2)
Definisi operasional variabel promosi adalah menginformasikan, membujuk serta mengingatkan konsumen tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Indikator empirik yang digunakan adalah :
• Iklan Black Canyon Coffee yang ditampilkan di koran TS News sudah menarik.
• Promosi diskon member card 15% all item menarik.
• Promosi diskon 25% bagi member card berulang tahun cukup menarik.
• Iklan Black Canyon Coffee di radio Hardrock FM sudah jelas.
• Penawaran langsung oleh karyawan Black Canyon Coffee dengan konsumen menarik.
• Iklan Black Canyon Coffee yang di tampilkan di Banner sudah menarik.
• Iklan Black Canyon Coffee yang di tampilkan di Brosur sudah menarik.
• Promosi makan gratis dan bawa pulang Galaxy Tab yang menarik.
• Promosi diskon 10% kartu kredit ANZ yang menarik.
3. Interior sebagai variabel bebas ke tiga (X3)
Definisi operasional variabel interior adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan restoran, yang terdiri dari penataan ruang, dan model bangunan ruangan. Indikator empirik yang digunakan adalah :
• Lantai yang ditampilkan memiliki motif yang menarik.
• Dinding restoran memiliki aspek yang dekoratif.
• Jendela yang ditampilkan memiliki view yang menarik.
• Plafon yang ditampilkan dapat menciptakan suasana senang.
• Sistem lighting yang ditampilkan memberikan penerangan yang cukup untuk memberikan kesan mewah.
• Tata letak meja, kursi, dan hiasan dinding yang menarik.
• Kombinasi warna dalam ruangan restoran yang menarik.
4. Keputusan pembelian sebagai variabel tergantung (Y)
Definisi operasional variabel keputusan pembelian merupakan tindakan konsumen dari proses pengambilan keputusan pembelian yaitu, tindakan yang langsung terlibat dalam menempatkan, mengkonsumsi produk atau jasa dari suatu
penyedia jasa atau produk tertentu. Indikator empirik yang digunakan adalah :
• Kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian.
• Promosi mempengaruhi keputusan pembelian.
• Interior mempengaruhi keputusan pembelian.
3.6. Teknik Analisa Data
3.6.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Dalam penelitian kuantitatif, menurut sugiono (2008) kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid dan reliabel. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Reabilitas berkaitan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah tetap menunjukan data yang tidak berbeda. Menurut Sugiono (2008), untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel. Yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya.
3.6.1.1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukur. Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu kuesioner sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Nilai korelasi yang kurang dari 0,3 menunjukan pertanyaan tidak valid. Uji validitas terhadap butir pertanyaan dalam kuesioner dapat dilakukan dengan komputer program SPSS, yaitu dengan melihat hasil output Corrected Item-Total Correlation dimana jika nilainya positif dan lebih besar dari nilai r tabel (Df = N-2 dan α = 5%) berarti butir pertanyaan telah valid (Santoso, 2001, p. 227)
Langkah-langkah dalam menguji validitas :
1. Menentukan hipotesa
H0 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor.
H1 = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor.
2. Menentukan nilai r tabel
Df = (N) – 2 ; N = jumlah kasus α = Tingkat signifikasi 5%
3. Mencari r hasil
r hasil untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.
4. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir tersebut valid.
b. Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel, maka butir tersebut tidak valid.
3.6.1.2. Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali (Umar, 2002, p.98).
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat uji Alpha Cronbach. Bila hasil koefisien Cronbach's alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen penelitian (kuesioner) dapat dikatakan reliabel (Imam Ghozali, 2001). Suatu alat ukur dikatakan baik, bila tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan apabila alat ukur tersebut digunakan berkali-kali akan memberikan hasil serupa.
Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas diukur menggunakan SPSS for window, langkah dalam menguji reliabilitas dan validitas adalah :
1. Jika α > 0,6 maka alat ukur dinyatakan reliable, sebaliknya apabila α < 0,6 maka alat ukur dinyatakan tidak reliable.
2. Jika Corrected Item-Total Correlation > r tabel, maka variabel tersebut valid, tetapi jika Corrected Item-Total Correlation < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE ( Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji T tidak boleh bias. Untuk pengambilan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya empat asumsi dasar, yaitu multikolinieritas, normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas.
3.6.2.1 Uji Multikolinieritas
Menurut Rahayu (2005) multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel – variabel bebas xi dan hubungan yang terjadi cukup besar. Hal ini akan menyebabkan perkiraan keberartian koefisien regresi yang diperoleh. Umumnya multikolinieritas adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson adalah variabel – variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).
Secara matematis pengukuran multikolinieritas yang dapat dirumuskan menggunakan besaran variance inflation factor (VIF) :
VIFˆ(bi) =
(3.1)
• Deteksi adanya Multikolinieritas (MULITIKO) 1. Mempunyai nilai VIF ≤ 10 (mendekati 1)
2. Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1
3. Koefisien korelasi antar variabel bebas seharusnya lemah / tidak begitu kuat ( ≤ 0,5 )
• Pemecahan masalah Multikolonieritas
1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi
2. Melakukan trasnformasi data. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural, akar kuadrat dalam bentuk first different delta.
i = 1,2,3,…,n
3. Menambah jumlah data dengan pengamatan baru
4. Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.
3.6.2.2 Uji Normalitas
Menurut Santoso (2000) uji normalitas adalah untuk melihat apakah variabel bebas dan juga terikat dalam model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Pada dasarnya uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah : uji histogram, uji normal P plot, uji Chi Square, skewness dan Kurtois, atau uji Kolmogorov Smirnov.
• Deteksi adanya normalitas
Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi syarat normalitas.
2. Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
• Pemecahan masalah normalitas
1. Melakukan transformasi data. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural, akar kuadrat, inverse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah condong ke kiri, ke kanan, mengumpul ditengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri.
2. Melakukan trimming data outliers ( menambah data observasi ).
3.6.2.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross-sectional) (Gujarati, 1995, p.201). Penelitiaan ini
termasuk dalam data yang diambil pada waktu tertentu karena pengambilan data dalam penelitiaan ini tidak berdasarkan urut waktu sehingga disebut cross- sectional. Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi.
3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti variasi gangguan untuk masing-masing variasi adalah konstan atau sama, dimana jika asumsi ini tidak terpenuhi maka terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel residual absolut sama atau tidak sama untuk setiap pengamatan.
Akibat dari heteroskedastisitas adalah varians koefisien regresi tidak minimum, koefisien interval semakin besar sehingga uji signifikasi tidak akurat dan menghasilkan kesimpulan yang salah. Pendekatan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Santoso (2002, p. 31) menyatakan indikasi untuk menentukan adanya heteroskedastisitas adalah :
• Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas heteroskedastisitas.
• Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Regression)
Menurut Sugiono (2004) analisis regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel predictor dengan satu variabel kriterion. Analisis regresi berganda adalah sebuah model hubungan dimana respon dipengaruhi dua atau lebih variabel prediktor
Dengan melakukan analogi terhadap analisis regresi sederhana, model regresi berganda dapat diformulasikan sebagai berikut :
Yi = β0 + β1 Xi1 + β2 Xi2 + … + βn Xin + εi = 1,2,3,…,n (3.2 ) Persamaan tersebut dikatakan sebagai model regresi linear berganda dengan nvariabel bebas, dimana Xi1,Xi2,…,Xin adalah nilai input n dari variabel pengamatan ke – i dan Y adalah sebagai respon, dan β1, β2,…, βn disebut dengan koefisien model regresi. Komponen eror εi diasumsikan sebagai variabel independen normal dengan rata - rata = 0 dan varians = σ²
• Tujuan Regresi Linear Berganda
a. Mencari pola hubungan antara variabel
b. Mencari ada tidaknya keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen
c. Menentukan tingkat keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen
d. Bagaimana struktur (model matematika) dengan variabel tersebut e. Melakukan pendugaan terhadap variabel dependen
f. Seleksi variabel independen melalui besar kontribusinya terhadap dependen variabel.
3.6.4 Analisis Koefisien Korelasi Berganda (R)
• Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan antara variabel prediktor secara bersama – sama dengan variabel criterion.
• Rumus dari koefisien relasi berganda adalah sebagai berikut :
R = (3.3)
Keterangan :
R : Koefisien korelasi berganda R² : Koefisien determinasi
3.6.5 Analisis Koefesien Determinasi Berganda (R²)
• Analisa yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel prediktor mempengaruhi variabel criterion secara bersama – sama
• Rumus dari koefisien determinasi berganda adalah sebagai berikut :
R² = (3.4)
SSy = (3.5)
SSreg = -)² (3.6)
3.6.6 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk model regresi berganda terdiri dari 2 macam pengujian yaitu :
1. Uji masing – masing Koefisien (Uji parsial – Uji T)
Tujuan dari pengujian tiap – tiap koefisien regresi adalah untuk mengetahui apakah nilai – nilai koefisien tersebut mempunyai pengaruh yang berarti atau tidak sehingga dapat diambil langkah efektif dengan menambah atau mengurangi variabel – variabel bebas yang digunakan untuk model regresi berganda yang dibuat. Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : βn = 0
H1 : βn ≠ 0 (3.7)
Dengan penolakan H0, jika ǀthuǀ > α/2,(n-1), yang mengkonfirmasikan bahwa koefisien regresi tersebut secara nyata mempunyai pengaruh.
Sedangkan H0 : βn = 0 tidak dapat ditolak, maka menunjukkan bahwa variabel bebas Xi1,Xi2,…,Xin dapat dihilangkan dari model tersebut atau dengan kata lain variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh yang berarti bagi model tersebut.
2. Uji Kesesuaian Model ( Pengujian Menyeluruh – Uji F )
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel dependen Y dengan variabel bebas Xi1,Xi2,…,Xin. Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : β0= β1= β2=…= βn = 0
H1 : βn ≠ 0 (untuk minimal 1 nilai n) (3.8)