• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Menulis

2.1.1. Pengertian Menulis

Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti halnya berbicara. Namun, dalam prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi lisan. Hal ini dikarenakan bahasa digunakan secara fungsional yaitu pemakaian bahasa sebagai media interaksi dan transaksi. Dengan demikian, kegiatan menulis menuntut kecakapan dan kemahiran dalam mengatur menggunakan bahasa, bekerja dengan langkah-langkah terorganisir, gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat (Rosdiana, 2009:1.18).

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda.

Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah.

Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah.(http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/pengertian-

kemampuan-menulis.html).

Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti mengarang (baca: menyusun atau marangkai bukan menghayal)

(2)

kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan. Pokok persoalan di dalam tulisan disebut gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut menjadi dasar bagi berkembangnya tulisan tersebut. Gagasan pada sebuah tulisan bisa bermacam- macam, bergantung pada keinginan penulis. Melalui tulisannya, penulis bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak dan pengalaman.

(http://hermayana-hermayana.blogspot.com/2011/01/upaya-meningkatkan- kemampuan-menulis.html)

Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan dengan media tulisan. Setiap penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan, atau menghibur pembaca (Suparno dan Mohamad, 2011:1.3)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat).

2.1.2. Tujuan Menulis

Tujuan pembelajaran menulis di SD untuk kelas rendah dapat dilihat pada hasil belajar dan kompetensi dasar apa yang akan dikembangkan. Hasil belajar atau tujuan pembelajaran menulis adalah sebagai berikut:

a. Menulis karangan dari pikiran sendiri dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat.

(3)

b. Menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri menggunakan kalimat yang makin kompleks.

c. Membuat ringkasan dari teks narasi cerita dalam beberapa kalimat menggunakan kata-kata sendiri.

d. Menulis petunjuk membuat mainan dan menjelaskan cara memainkannya.

2.1.3. Manfaat Menulis

(Suparno Dan Mohamad, 2011:1.4) menyatakan bahwa manfaat yang dapat dipetik dari menulis diantaranya:

1. Peningkatan kecerdasan.

2. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas.

3. Penumbuhan keberanian.

4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

2.2. Hakikat Kalimat 2.2.1. Pengertian Kalimat

Kalimat bukan sekedar rangkaian kata-kata, tetapi rangkaian kata-kata yang bermakna. Rangkaian yang mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturan (Asmi, 2002:4.49). Kalimat adalah bagian terkecil dari teks (wacana) yang mengungkapkan sebuah pikiran. Kalimat adalah kata atau kumpulan kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang dapat dimegerti (Nadjua, 2007:100). Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Jadi, setiap kalimat yang diucapkan selalu didahului oleh kesenyapan (diam) dan diakhiri oleh kesenyapan pula.

(4)

Dalam bahasa tulis, kalimat selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Itu merupakan ciri “lahir”

kalimat. Selain mempunyai ciri lahir, kalimat juga mempunyai ciri “batin”, yaitu sebuah kalimat selalu mengandung makna. Contohnya, murid-murid sedang belajar ketika pak Harun masuk. Fajar mengerjakan soal bahasa Indonesia dan Wirda mencatat bahasa Inggris. Safira membuka-buka buku sejarah. Sementara itu, Salma menggambar. Perhatikan! Dian tidak ada. Kemana dia? Ke Kantor pos.

Contoh tersebut terdiri dari delapan kalimat. Tiap-tiap kalimat selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri salah satu dari: tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Bila dibaca, tiap-tiap kalimat dimulai dengan kesenyapan (diam) dandiakhiri dengan kesenyapan (diam) pula. Setelah diam, mulai lagi dengan kalimat berikutnya dan diam lagi. Demikian seterusnya. Jadi, kesenyapan pada awal dan akhir itulah yang menandai sebuah kalimat. Selain itu, tiap-tiap kalimat juga ditandai dengan intonasi yang menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Kedelapan buah kalimat dalam contoh tersebut semuanya mengandung makna (Wiyanto, 2005:44).

(Nadjua, 2007:100) menyatakan baahwa dalam kalimat setidak-tidaknya mengandung tiga hal, yaitu:

1. Intonasi

Intonasi adalah tekanan naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat. Suatu kalimat yang terdiri dari satu kata, akan mempunyai makna yang berbeda jika diucapkan dengan intonasi lagu yang berbeda, misalnya kata “makan!”, “makan?”. Kata makan pada kalimat pertama

(5)

yang diucapkan dengan intonasi tinggi mempunyaimakna perintah. Sedangkan kata makan pada kalimat kedua yang diucapkan dengan intonasi rendah mempunyai makna bertanya.

2. Tekanan Nada

Nada adalah tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu kata. Nada masih berhubungan erat dengan intonasi. Dalam hal ini intonasi berfungsi sebagai pemberi tekanan khusus pada kata-kata tertentu. Tinggi rendahnya nada dapat membedakan bagian kalimat yang satu dengan yang lain.

3. Arti

Arti adalah pengertian yang terkandung dalam kalimat. Betapa banyaknya kata yang terdapat dalam satu kalimat, pasti semuanya akan membentuk satu kesatuan arti.

Dari ketiga unsur tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kalimat boleh jadi hanya terdiri dari satu kata maupun beberapa kumpulan kata. Satu kata bisa disebut sebagai kalimat jika ia diucapkan dengan intonasi dan nada yang tepat hingga mempunyai arti yang jelas.

2.2.2. Manfaat Kalimat

(Solchan T.W, 2009:1.7) menyatakan bahwa kalimat yang baik memiliki muatan emosi yang mampu membuat sebuah sistem keyakinan, keyakinan yang diulang-ulang akan mendorong kuat siswa untuk terbangun karakter yang dimiliki. Mereka akan memiliki optimisme dan sangat ingin mewujudkan keyakinannya itu. Semangat dan gairah untuk berhasil akan menimbulkan kepercayaan diri sendiri. Manfaat kalimat antara lain:

(6)

a. Membangun Realitas Logis.

b. Mengajak siswa menyadari upayanya.

c. Mengajak Siswa Lebih Percaya Diri.

2.2.3. Jenis-Jenis Kalimat

(Nadjua, 2007:108) menyatakan bahwa jenis-jenis kalimat terbagi atas:

1. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang jelas, baik dan benar yang dapat dipahami secara tepat.

2. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan tentang sesuatu. Pada umumnya kalimat berita ingin mendorong pendengar/ pembaca untuk memberikan tanggapan dalam bentuk sikap atau isyarat.

3. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dalam bentuk tulisan, kalimat perintah ditandai dengan tanda seru, tetapi bisa juga diakhiri dengan titik. Adapun dalam segi pengucapan, kalimat perintah diucapkan dengan nada yang tinggi.

4. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu hal.

Kalimat tanya memerlukan jawaban. Makanya kalimat ini belum lengkap jika masih belum ada jawabannya.

5. Kalimat Seru

(7)

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa kagum. Kalimat seru dapat dibentuk dari kalimat berita yang predikatnya dari kata sifat.

6. Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan secara aktif. Ciri utama dari kalimat aktif adalah pemakaian awalan me dan ber pada predikat.

7. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya penderita. Atau, kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya menjadi obyek.

8. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara langsung diucapkan oleh seseorang. Kalimat langsung ditandai dengan tanda kutip. Kalimat ini bisa berupa kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah.

9. Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung biasanya berupa kalimat berita. Dari segi penulisan, kalimat tak langsung tidak memakai tanda kutip.

10. Kalimat Permohonan

Kalimat permintaan atau kalimat permohonan adalah kalimat yang menyatakan keinginan untuk diberi sesuatu oleh orang lain. Kalimat ini biasanya ditandai dengan kata-kata saya minta, saya ingin, saya mohon, dan sebagainya.

11. Kalimat Sapaan

(8)

Kalimat sapaan adalah kalimat yang fungsinya untuk menegur, menyapa atau memanggil nama orang. Kalimat sapaan ini ditandai dengan pemakaian kata ganti orang kedua.

12. Kalimat Harapan

Kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan keinginan untuk memperoleh sesuatu. Kalimat harapan ditandai dengan kata-kata saya harap, harapan saya, semoga, mudah-mudahan, dan seterusnya.

13. Kalimat Ajakan

Kalimat ajakan adalah kalimat yang menyatakan ajakan agar seseorang mau mengikuti kita. Kalimat ajakan ditandai dengan kata-kata ayo, mari, yuk, dan seterusnya.

Berdasarkan jenis-jenis kalimat diatas, pembahasan mengenai materi ini hanya dibatasi pada kalimat tanya.

2.3. Pengertian Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu hal.

Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban. Makanya kalimat tersebut belum lengkap jika masih belum ada jawabannya (Nadjua, 2007:111).

(Wiyanto, 2005:60) menyatakan bahwa cara membentuk kalimat tanya dalam bahasa Indonesia, yaitu:

1) Menggunakan pola intonasi kalimat tanya.

(9)

Semua kalimat berita dapat dibentuk menjadi kalimat tanya hanya dengan mengubah pola intonasinya. Bila intonasi kalimat berita yang bernada akhir naik, berubahlah kalimat berita itu menjadi kalimat tanya.

Contoh:

- Anak itu gemar membaca. (kalimat berita) - Anak itu gemar membaca? (kalimat tanya) - Petani itu menanam kacang. (kalimat berita) - Petani itu menanam kacang? (kalimat tanya) 2) Menambahkan partikel kah.

Cara membentuk kalimat tanya yaitu dengan menambahkan –kah di akhir kata yang menjadi pusat pertanyaan.

Contoh:

- Tadi pagi Mulyadi pergi.

- Tadi pagikah Mulyadi pergi?

- Tadi pagi Mulyadikah pergi?

- Tadi pagi Mulyadi pergikah?

3) Menambahkan kata bukan.

Contoh: Ibumu sudah pulang, bukan?

4) Memanfaatkan kata tanya. Bila ditulis, semua kalimat tanya diakhiri tanda tanya.

Sesuai dengan namanya, kata tanya bertugas membentuk kalimat tanya.

Pembentukan kalimat tanya dengan cara memanfaatkan kata tanya ini paling sering dilakukan oleh pemakai bahasa. Kalimat tanya yang dibentuk dengan cara

(10)

mengubah pola intonasi kalimat berita menjadi kalimat tanya, dan dengan cara menambahkan –kah serta dengan kata tanya: apa, apakah, bukan, dan bukankah;

hanya memerlukan jawaban, “ya” atau “tidak” atau jawaban yang mengiyakan atau menidakkan. Karena itu, kalimat tanya itu disebut kalimat tanya ya-tidak.

Contoh:

- Dia menulis surat? (Ya/Tidak) - Sakitkah Rudi? (Ya/Tidak) - Apa anak-anak sudah bangun? (Ya/Tidak)

Selain kalimat tanya ya-tidak, terdapat kalimat tanya yang memerlukan jawaban berupa penjelasan. Kalimat tanya golongan ini ditandai oleh adanya kata tanya yang bersifat menggantikan kata atau kata-kata yang ditanyakan. Kata-kata tanya yang dimaksud adalah:

- Apa (Menanyakan sesuatu secara umum) - Siapa (Menanyakan tentang orang)

- Mengapa (Menanyakan perbuatan atau sebab) - Kenapa (Menanyakan tentang alasan)

- Bagaimana (Menanyakan keadaan dan cara) - Berapa (Menanyakan jumlah dan bilangan)

- Mana (Menanyakan tentang tempat). Pemakaiannya sering berdiri sendiri, sering puladirangkaikan dengan di, ke, dan dari. Di mana menanyakan tempat berada, ke mana menanyakan tempat yang dituju, dan dari mana menanyakan tempat asal atau tempat yang ditinggalkan. Bila didahului yang menjadi yang mana, dipakai untuk menanyakan sesuatu atau seseorang dari kelompok.

(11)

- Bilamana, Bila, Kapan (Menanyakan tentang waktu).

2.4. Unsur-Unsur Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan oleh seseorang kepada orang lain. Adapun unsur – unsur kalimat tanya adalah :

1. Kata tanya

Kata tanya antara lain : apa, mengapa, bagaimana, siapa, kemana, dimana, berapa, kapan dan sebagainya. Setiap kata tanya memiliki fungsi masing –

masing.

a. Kata tanya apa digunakan untuk menanyakan benda, keadaan atau perbuatan.

Contoh :

- Apa yang saat ini ada di dalam tas mu ?

- Apa yang dilakukan oleh Ani setelah pulang sekolah ?

b. Kata tanya mengapa digunakan untuk menanyakan alasan atau sebab.

Contoh : Mengapa Andi datang terlambat ?

c. Kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan keadaan tentang suatu hal.

Contoh : Bagaimana kehidupan Paman di desa ?

d. Kata tanya dimana digunakan untuk menanyakan tempat atau suatu peristiwa berlangsung.

Contoh : Dimana PON ke- 10 diselenggarakan ?

e. Kata tanya berapa digunakan untuk menanyakan jumlah.

Contoh : Berapa rupiah uang yang kamu tabungkan dalam setahun ?

(12)

f. Kata tanya kapan digunakan untuk menanyakan waktu kejadian atau suatu peristiwa akan, sedang dan telah berlangsung.

Contoh : Kapan diselenggarakannya pertandingan basket antar sekolah?

2. Tanda baca tanya (?)

Tanda tanya pada akhir kalimat tanya adalah ciri khas kalimat tanya. Kita dengan mudah mengenali kalimat tanya karena pada akhir kalimat terdapat tanda baca tanya (?)

3. Menggunakan partikel kah pada akhir kata tanya

Partikel kah dapat ditambahkan pada akhir kata tanya yang juga berfungsi sebagai penegasan dalam kaimat tanya. Apa jadi apakah, kapan jadi kapankah, berapa jadi berapakah dan sebagainya.

2.5. Pengertian Teknik Dialog

Teknik Dialog adalah suatu teknik dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu. ( Soetomo, 1993 :150 yang dikutip dari Website ) Teknik Dialog merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000:

107 yang dikutip dari Website). teknik ini dipandang lebih baik dari pada teknik pembelajaran lainnya. Alasannya karena teknik ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran.

(13)

Teknik dialog juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.

(file:///E:/Downloads /berbagai-macam-metode-guru-dalam.html).

2.6. Tujuan Teknik Dialog

Tujuan menggunakan teknik dialog ini tidak lain agar suasana kelas menjadi hidup karena siswa dibawa ke arah berpikir secara aktif. Selain itu siswa pun terlatih untuk berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan serta merangsang siswa agar lebih perhatian dan terpusat pada masalah yang sedang dijelaskan. Guru menggunakan teknik dialog ini agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu.

(file:///E:/Downloads /Dialog-pentingnya-penggunaan.html)

Metode ini juga diharapkan mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan masalah, sehingga jalan pikiran siswa tidak meloncat-loncat yang dapat merugikan siswa sendiri dalam menangkap suatu masalah untuk dipecahkan. Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, apa yang mereka pahami tentang apa yang dibacanya.

( file:///E:/Downloads /Dialog.html) 2.7. Kajian Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini :

(14)

Peneliti pertama Asrayana Nur Panigoro, dengan judul “Penerapan Metode Percakapan Dalam Berbahasa Lisan Pada Siswa Kelas III SDN Lemito Kecamatan Lemito”. Yang menunjukkan bahwa jika menggunakan metode percakapan maka kemampuan siswa dalam berbahasa lisan dapat ditingkatkan dibandingkan tanpa menggunakan metode serta taknik pembelajaran.

Peneliti kedua Rahmawaty Inaku, “Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Aspek Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode dialog di Kelas V SDN Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuato”. Yang menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang aspek berbicara melalui metode dialog menunjukkan hasil yang cukup baik. Penelitian dapat dilihat dalam perolehan skor pada observasi awal pemahaman belajar siswa 60% dari 20 orang siswa, yang tuntas 7 orang dan yang tidak tuntas 13 orang. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode dialog dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.

Peneliti ketiga Ulin K. Malik, “Kemampuan Berbahasa Lisan Melalui Percakapan Pada Siswa Kelas IV di SDN 2 Pilolalenga Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo”. Yang menunjukkan bahwa sudah adanya peningkatan yang mengarah pada aspek-aspek dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Aspek tersebut meliputi kosa kata, penggunaan kalimat, kelancaran, dan kejelasan. Beberapa aspek tersebut telah mencapai tingkat keberhasilan diatas 75%.

Referensi

Dokumen terkait

Kala itu pilpres dilaksanakan dua putaran karena sesuai UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, untuk dapat terpilih menjadi presiden, kandidat

Secara operasional yang dimaksud peneliti dengan judul hubungan motivasi belajar yang meliputi motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik dengan

Studi ini bertujuan untuk: (1) mengidenti- fikasi fenomena fear of floating pada periode 1998–2007; (2) mempelajari alasan-alasan eko- nomi yang menjadi pertimbangan Otoritas Mo-

Kebutuhan system pencahayaan alami (matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus di pertimbangkan karena berkaitan erat dengan kegiatan yang di

1) Penggunaan media poster dalam pembelajaran fisika dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, pengelolaan data yang diperoleh ketuntasan belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel ukuran perusahaan, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan dan reputasi auditor berpengaruh terhadap opini audit

LANGKAH C-3: PENENTUAN KAPASITAS PADA KONDISI LAPANGAN Tentukan kapasitas segmen jalan bebas hambatan untuk kondisi lapangan dengan bantuan data yang diisikan ke dalam Formulir

Hasil uji statistik terhadap nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup larva sampai hari ke-4 menunjukkan bahwa pemberian pakan berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat