• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMMARY. UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUMMARY. UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SUMMARY

UJI KANDUNGAN SIKLAMAT DAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA JAJANAN MINUMAN OLAHAN DI PASAR SENTRAL

KOTA GORONTALO

Rolins A. Ismail NIM 811409006

Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Rolins A. Ismail. 2013. Uji Kandungan Siklamat dan Keberadaan Escherichia coli pada Jajanan Minuman Olahan di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes dan Pembimbing II Ekawaty Prasetya, S.Si, M.Kes.

Penggunaan pemanis buatan siklamat yang di tambahkan ke dalam minuman olahan yang dijual secara umum masih banyak ditemukan. Minuman olahan ini mudah terkontaminasi oleh Bakteri Escherichia coli yang dapat menyebar dalam minuman olahan.

Tujuan Penelitian untuk mengetahui kandungan siklamat dan keberadaan Escherichia coli pada jajanan minuman olahan di pasar sentral kota Gorontalo.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh minuman olahan di Pasar Sentral Kota Gorontalo yaitu sebanyak 6 jenis minuman olahan (es), sedangkan sampel sebanyak 6 minuman olahan ditentukan dengan teknik Total sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi serta dijelaskan dalam bentuk narasi.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 6 jenis minuman olahan (es) yang di uji diketahui 4 minuman olahan yang positif mengandung siklamat yaitu es cendol, es campur, es sirup, dan es mambo serta 2 minuman olahan tidak mengandung siklamat yaitu es cukur dan es buah. Dari 4 minuman olahan yang positif terdapat 3 sampel yang kadarnya melebihi batas maksimum penggunaan siklamat (3 g/L) yaitu es sirup, es mambo, dan es cendol.

Seluruh minuman olahan (es) yang diperiksa tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai Permenkes RI No. 492/Menkes/PER/IV/2010 yaitu positif mengandung Escherichia coli dalam 100 ml sampel.

Dapat disimpulkan sebagian besar minuman olahan positif mengandung siklamat dan seluruh minuman olahan positif Escherichia coli. Dengan hal ini maka perlu pengawasan dari dinas terkait serta meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya pemanis buatan dan bakteri Escherichia coli.

Kata Kunci : Siklamat, Escherichia coli, Minuman Olahan

(2)

1. Pendahuluan

Keamanan pangan merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap produksi yang beredar di pasaran, oleh karena itu untuk menjamin keamanan pangan olahan, maka dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan produsen industri makanan dan minuman.

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang telah diolah oleh pengolah makanan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum. Namun makanan jajanan ini masih mengandung resiko yang cukup potensial menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan. Oleh karena itu, makanan jajanan yang akan dikonsumsi harus bebas dari Bahan tambahan pangan (zat aditif) dan terjaga kebersihannya.

Salah satu makanan dan minuman jajanan yang beredar dipasaran dan dijajakan di sekolah-sekolah adalah minuman olahan, minuman olahan ini pun sering dikonsumsi oleh masyarakat antara lain adalah es sirup, es cendol, es campur, es buah, es mambo, dll. Di samping harganya yang murah, umumnya pedagang menjajakan minuman olahan di tempat- tempat yang strategis, seperti pasar tradisional, di pinggir-pinggir jalan, di emperan pusat-pusat pertokoan.

Minuman olahan ini rentan dengan penambahan bahan tambahan pangan (zat aditif) dan dapat terkontaminasi oleh bakteri yang berkembang dalam air, yaitu bakteri Escherichia coli. Bahan tambahan Pangan atau zat aditif yang sering digunakan oleh produsen makanan salah satunya adalah pemanis buatan, yang berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan.

Pemanis sintetis (artificial sweeteners) merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan

kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula (sukrosa). Pemanis buatan yang banyak digunakan masyarakat salah satunya adalah Siklamat. Dalam kehidupan sehari-hari siklamat maupun campuran dari zat pemanis ini sering ditambahkan dalam jajanan-jajanan atau makanan dan minuman.

Minuman olahan yang sering dijajakan di tempat-tempat terbuka seperti pasar tradisional, emperan pertokoan, dll, sangat besar kemungkinannya terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli, bakteri ini mudah menyebar dalam air dan mengkontaminasi bahan-bahan yang bersentuhan dengannya.

Di pasar sentral Kota Gorontalo sering dijumpai pedagang yang menjual makanan dan minuman, salah satunya adalah pedagang minuman olahan.

Berdasarkan data dan hasil wawancara dari Kantor pengelola Pasar Sentral bahwa pedagang minuman olahan (macam- macam es) yang terdaftar ada 4 orang, sedangkan pedagang minuman olahan lainnya terdaftar sekaligus bersama warung makan, serta ada beberapa pedagang minuman olahan yang tidak terdaftar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Uji kandungan siklamat dan keberadaan Escherichia coli pada jajanan minuman olahan di pasar sentral, Kota Gorontalo.

II. Metode Penelitian

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Kemudian sampel akan di uji di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Kesmas. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 18 April – 30 April tahun 2013.

(3)

2.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif yaitu memberikan gambaran kadar zat pemanis buatan siklamat yang digunakan dalam minuman olahan dan keberadaan bakteri Escherichia coli dengan pendekatan kuantitatif.

2.3 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis jajanan minuman olahan di pasar sentral Kota Gorontalo sejumlah 6 jenis minuman olahan yang terdiri dari es campur, es cendol, es cukur, es buah, es sirup, dan es mambo.

2.4 Sampel

Sampel untuk penelitian ini berjumlah 6 sampel minuman olahan yang terdiri dari es campur, es cendol, es cukur, es buah, es sirup, dan es mambo ditentukan dengan teknik Total sampling.

2.5 Analisis Data

Data yang diperoleh di Laboratorium akan diolah dan hasilnya dibandingkan

dengan Permenkes RI No.

722/Menkes/Per/IX/88 yang mengatur batas maksimum siklamat dan Permenkes RI No. 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan dijelaskan dalam bentuk narasi.

III. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Uji Kualitatif dan Kuantitatif Siklamat dalam Minuman Olahan (Es)

Tabel Hasil Pemeriksaan Kandungan Siklamat pada Minuman Olahan

Melalui uji Kualitatif Siklamat

Sumber Data Primer 2013

Berdasarkan tabel tentang hasil pemeriksaan kandungan siklamat pada minuman olahan melalui uji kualitatif siklamat dapat diketahui bahwa sampel minuman olahan (es) yang berada di Pasar Sentral Kota Gorontalo ada yang positif mengandung siklamat yaitu sebanyak 4 jenis sampel es yaitu es cendol, es campur, es sirup, dan es mambo, sedangkan yang negatif tidak mengandung siklamat yaitu 2 jenis sampel es yaitu es cukur dan es buah.

Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar Siklamat pada Minuman Olahan

Melalui uji Kuantitatif dengan metode Gravimetri

Sumber Data Primer 2013

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dari 6 sampel es terdapat 4 sampel es yang positif mengandung siklamat dengan 3 jenis es yang kadarnya melebihi ambang batas normal (3 g/L) dan hanya 1 jenis es yang kadarnya dibawah ambang batas normal.

Pemeriksaan uji kualitatif siklamat dilakukan pada tanggal 19 april 2013 di laboratorium Kimia, pengujian ini yaitu dengan melihat ada atau tidaknya endapan putih yang terdapat pada gelas kimia yang di gunakan setelah didiamkan selama semalam. Jika terdapat endapan putih maka minuman olahan tersebut positif mengandung siklamat, 4 sampel minuman olahan terdapat endapan putih yang berarti positif, sedangkan yang duanya lagi terdapat endapan tetapi bukan endapan putih, melainkan endapan yang berwarna kuning dan coklat.

Hasil yang didapat dari uji laboratorium, dari 6 sampel minuman

NO MINUMAN

OLAHAN(ES)

HASIL

1 Es Cendol +

2 Es Campur +

3 Es Buah -

4 Es Sirup +

5 Es Cukur -

6 Es Mambo +

NO MINUMAN

OLAHAN ( ES )

KADAR (g/L)

1 Es Cendol 3,33

2 Es Campur 1,87

3 Es Buah -

4 Es Sirup 5,07

5 Es Cukur -

6 Es Mambo 4,00

(4)

olahan terdiri dari es cendol, es campur, es buah, es sirup, es cukur, dan es mambo yang dijajakan di Pasar Sentral Kota Gorontalo diketahui 4 sampel diantaranya mengandung siklamat yaitu es cendol, es campur, es sirup, dan es mambo. Ini menunjukkan bahwa para penjual minuman olahan yang berada di Pasar Sentral Kota Gorontalo sudah mengetahui bahwa pemanis buatan siklamat ini cocok untuk digunakan pada minuman olahan karena rasa manis yang diperoleh dari siklamat tidak memiliki efek rasa pahit serta harganya sangat terjangkau oleh penjual.

Setelah di ketahui bahwa 4 sampel minuman olahan positif mengandung siklamat kemudian dilanjutkan dengan menguji kadar siklamat yang di gunakan dalam masing-masing minuman olahan tersebut, pemeriksaan kadar siklamat menggunakan metode Gravimetri, yaitu metode analisis berdasarkan penyaringan, pemanasan, dan penimbangan. Setelah dilakukan penimbangan maka didapatkan hasil dari kadar siklamat masing-masing minuman olahan.

Dari 4 minuman olahan yang positif mengandung siklamat terdapat 3 jenis minuman olahan yang kadar siklamatnya melebihi batas maksimum yang diperbolehkan (3 g/L) yaitu es sirup, es mambo, dan es cendol, sedangkan 1 jenis minuman olahan yang kadar siklamatnya tidak melebihi batas maksimum penggunaan siklamat yaitu es campur.

Kadar siklamat dalam setiap minuman olahan berbeda-beda, pada es cendol 3,33 g/L, es campur 1,87 g/L, es sirup 5,07 g/L dan es mambo 4,0 g/L. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kadar siklamat maka penggunaan siklamat pada minuman olahan tersebut semakin banyak.

Kadar siklamat paling besar terdapat pada es sirup 5,07 g/L karena dibandingkan dengan jenis minuman olahan yang lain, minuman olahan es sirup ini bahannya hanya terdiri dari sirup, air, dan gula buatan, sehingga peluang untuk

menambahkan pemanis buatan lebih besar dibandingkan dengan jenis minuman olahan lain yang bahan-bahan dasarnya lebih banyak.

Penggunaan siklamat ini sendiri memiliki batas-batas dalam penggunaannya, menurut PerMenKes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, kadar maksimum siklamat yang diperbolehkan dalam minuman adalah 3 g/L. Tetapi masih ada juga penjual yang menambahkan siklamat ke dalam minuman olahan melebihi kadar yang telah ditentukan.

Penggunaan siklamat yang berlebihan sangat tidak baik untuk kesehatan karena akan menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan, penyakit yang akan ditimbulkan berupa silent disease yaitu penyakit yang efeknya akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama, beberapa diantaranya adalah kanker kandung kemih, migrain, tremor, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan dan kanker otak. Serta bisa juga menyebabkan penyakit akut yaitu penyakit batuk dan infeksi tenggorokan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPOM Kota Gorontalo, telah ada pemeriksaan pemanis buatan siklamat pada makanan dan minuman yang dijajakan, pemeriksaan ini dilakukan di beberapa sekolah diantaranya sekolah- sekolah yang ada di Kota Gorontalo.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hennida Simatupang, 2009 tentang analisa penggunaan zat pemanis buatan pada sirup yang dijual di pasar tradisional kota Medan menunjukkan bahwa ada beberapa sirup positif mengandung siklamat, juga sejalan dengan penelitian Dewi Lestari tentang analisis adanya kandungan pemanis buatan (sakarin dan siklamat) pada jamu gendong di pasar gubug grobogan menunjukkan bahwa ada 23 sampel jamu yang mengandung siklamat dan 17 jenis jamu yang kadarnya melebihi ambang batas

(5)

normal. Hal ini menunjukkan masih banyaknya masyarakat yang menggunakan pemanis buatan siklamat sebagai penambah rasa manis pada bahan makanan dan minuman.

Minuman olahan yang dijajakan di Pasar Sentral Kota Gorontalo merupakan minuman olahan (es) yang dibuat sendiri oleh penjual dengan bahan-bahan yang mudah di peroleh di pasar maupun di toko dan pusat perbelanjaan lainnya. Selain menggunakan bahan baku minuman olahan yang alami, mereka juga menambahkan bahan baku sintetis (buatan) pada minuman olahan yang akan di jajakan di Pasar Sentral, pemanis buatan siklamat yang menjadi pilihan penjual untuk ditambahkan sebagai bahan baku minuman olahan, dengan alasan jika mereka menggunakan pemanis buatan pada minuman olahan yang dibuat dalam jumlah banyak akan lebih terjangkau atau modal yang dikeluarkan sedikit.

3.2 Hasil Pemeriksaan Escherichia coli pada Minuman Olahan

Tabel Hasil Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Minuman Olahan

Melalui uji MPN Jenis

Sampel

MPN Coliform

Escherichia

coli Keterangan Es

Cendol

2,4 x 103 + Tidak

memenuhi syarat Es

Campur

2,4 x 103 + Tidak

memenuhi syarat Es

Buah

2,4 x 103 + Tidak

memenuhi syarat Es

Sirup

2,4 x 103 + Tidak

memenuhi syarat Es

Cukur

2,4 x 103 + Tidak

memenuhi syarat Es

Mambo

2,4 x 103 + Tidak

memenuhi syarat Sumber Data Primer 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh sampel atau sebanyak 6 sampel (100 %) yang dijajakan di Pasar Sentral Kota Gorontalo tidak memenuhi syarat kesehatan, yaitu positif ( + ) mengandung E.coli dalam 100 ml.

Pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada minuman olahan yang dijajakan di Pasar Sentral Kota Gorontalo dilakukan dengan menggunakan metode MPN (Most Probable Number) terdiri dari 2 uji yaitu uji penduga yang menggunakan media LB (Lactosa Broth) dan uji penguat menggunakan media EMBA (Eosin Methylin Blue Agar). Uji penduga berfungsi untuk melihat bakteri Coliform dan uji penguat berfungsi untuk melihat keberadaan bakteri Escherichia coli.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemeriksaan keberadaan Escherichia coli pada minuman olahan di laboratorium diketahui bahwa dari 6 sampel minuman olahan semuanya positif mengandung bakteri Escherichia coli yaitu terdapat warna hijau metalik pada goresan sinambung dalam media EMBA pada uji penguat. Escherichia coli terdapat secara normal dalam alat-alat pencernaan manusia dan hewan. Bakteri ini adalah bakteri gram negatif, bergerak, berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob dan dikenal sebagai penyebab diare.

Dalam Permenkes RI No.

492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, apabila terdapat jumlah Escherichia coli lebih dari 0 dalam 100 ml sampel air maka minuman tersebut tidak memenuhi syarat. Hal ini berarti minuman olahan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini semuanya tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung bakteri Escherichia coli.

Escherichia coli dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui konsumsi pangan yang tercemar, misalnya daging mentah, daging yang dimasak setengah matang, susu mentah, dan cemaran fekal pada air dan pangan.

Escherichia coli tumbuh pada suhu udara 10 – 400 C, dengan suhu optimum 370 C.

(6)

Sementara suhu yang paling cocok untuk pertumbuhan bakteri adalah 10 – 600 C.

Suhu ini disebut danger zone (daerah berbahaya). Makanan yang masih dijamin aman paling lama dikonsumsi dalam waktu 6 jam, karena jika lebih dari itu makanan dan minuman sudah tercemar berat. Daerah aman (safety zone) adalah <

(dibawah) 100 C dan > (diatas) 600 C.

Dibawah 100 C yaitu dalam lemari es dan diatas 600 C yaitu dalam wadah yang selalu berada di atas api pemanas (Depkes RI, 2004 dalam Purnamasari Ika, 2009:

65).

Sebetulnya bakteri akan mati bila di panaskan pada suhu 1000 C, karenanya air yang akan dipakai pada minuman sebaiknya direbus dulu hingga mendidih.

Teknik lain untuk mematikan bakteri adalah dengan membekukan hingga 00 C.

Menurut Nurwantoro bakteri Escherichia coli tidak mati dalam proses pembekuan yaitu dalam suhu 00 C, bakteri Escherichia coli hanya akan terhambat pertumbuhannya. Kerusakan dapat terjadi pada bakteri yang bergantung pada jenis dan kecepatan proses pembekuan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ika Purnamasari A, 2009 tentang Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Es Krim yang dijajakan di Kecamatan Medan Petisah menunjukkan bahwa pada 8 sampel es krim yang akan dijajakan ditemukan 3 sampel yang mengandung bakteri Escherichia coli, sedangkan untuk 8 sampel es krim pada pedagang yang sama setelah 7 jam dijajakan seluruhnya ditemukan bakteri Escherichia coli, sejalan juga dengan penelitian Nurshanty Tahaku tentang Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Uji Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Es Buah yang dijajakan di Pasar Jajan Kota Gorontalo menunjukkan bahwa dari 6 sampel es buah seluruhnya positif mengandung Escherichia coli.

Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya E.coli pada jajanan minuman olahan di Pasar Sentral Kota Gorontalo yaitu faktor sanitasi diantaranya penyajian

minuman olahan tersebut. Berdasarkan pengamatan peneliti hal ini terjadi karena wadah (toples) yang digunakan sebagai tempat dari bahan-bahan ada yang tidak tertutup semuanya, sedangkan di Pasar Sentral banyak pengunjung dan kenderaan bermotor yang mengakibatkan banyak debu beterbangan sehingga minuman olahan yang dijual akan terkontaminasi oleh bakteri. Hal ini juga dapat disebabkan karena salah satu bahan dari minuman olahan (es) ini yaitu es batu. Kemungkinan es batu yang digunakan tidak terbuat dari air yang di masak terlebih dahulu (air mentah) sehingga berpengaruh langsung terhadap minuman olahan ini. Es batu biasanya di beli secara terpisah di penjual es batu lainnya. Faktor lainnya yaitu dari penjual minuman olahan itu sendiri diantaranya tidak menjaga kebersihan kuku tangan, bercakap-cakap saat menuangkan bahan-bahan dari minuman olahan, dan bisa juga dalam keadaan sakit batuk dan pilek saat menjajakan minuman olahan tersebut

Jadi, adanya keberadaan E.coli pada minuman olahan (es) menunjukkan bahwa minuman olahan tersebut telah terkontaminasi oleh feses manusia dan mengandung bakteri patogen yang menimbulkan berbagai macam penyakit, di antaranya adalah penyakit diare.

IV. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Uji Kandungan Siklamat dan Keberadaan Escherichia coli pada Minuman Olahan yang dijajakan di Pasar Sentral Kota Gorontalo diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 6 sampel minuman (es) yang diperiksa terdapat 4 sampel yang positif mengandung siklamat yaitu sampel es cendol, es campur, es sirup, dan es mambo serta 2 sampel yang tidak mengandung siklamat yaitu sampel es cukur dan es buah. Dari 4 sampel yang positif mengandung siklamat terdapat 3

(7)

sampel yang kadarnya melebihi batas maksimum penggunaan siklamat (3 g/L) yaitu es sirup, es mambo, dan es cendol. Sedangkan 1 sampel minuman olahan yang kadarnya tidak melebihi batas maksimum yaitu es campur 1,87 g/L.

4.2 Saran

1. Bagi penjual minuman olahan (es) di Pasar Sentral Kota Gorontalo diharapkan agar perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan bahaya tentang pemanis buatan siklamat, serta diharapkan agar senantiasa memperhatikan sanitasi dari minuman olahan yang di jual, karena hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran dan kontaminasi bakteri seperti Escherichia coli yang dapat menyebabkan berbagai penyakit untuk yang mengkonsumsi minuman olahan yang telah tercemar tersebut.

2. Diharapkan kepada dinas terkait diantaranya BPOM setempat agar memberi ketegasan untuk tidak menggunakan siklamat dalam jajanan minuman olahan di Pasar Sentral Kota Gorontalo.

3. Perlu adanya pengawasan dan penyuluhan terhadap penjual minuman olahan (es) agar lebih memperhatikan sanitasi dari jualannya serta penggunaan pemanis buatan siklamat yang berlebihan pada jajanan minuman olahan di Pasar Sentral Kota Gorontalo.

Daftar Pustaka

Cahyadi, Wisnu, 2009. Analisis dan aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Diassafons, Anjarsari, Nining, 2012.

Foodborne Agent Escherichia coli.

http://teenagerssukses.blogspot.co m/2012/05/foodborne-agent-

escherichia-coli.html?m=1 diakses 1 maret 2013.

Dwidjoseputro, D, 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Faridz, R, 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Sumenep, Volume 4 No. 2.

(http://ejurnal.library.ac.id/index/ra denfaridz-hafiluddin-html) diakses 5 maret 2013.

Isnawati, 2012. Hubungan Higiene Sanitasi Keberadaan Bakteri Coliform Dalam Es Jeruk di Warung Makan Kelurahan Tembalang Semarang (Online),

Volume 1 No. 2.

(http://ejournals1.undip.ac.id/index.

php/jkm) diakses 5 maret 2013.

Kurniawati, Ika, 2003. Mengenal Zat Aditif Makanan. Jakarta: CV Sinar Cemerlang Abadi.

Lestari, Dewi, 2011. Analisis Adanya Kandungan Pemanis Buatan (Sakarin dan Siklamat) pada Jamu Gendong di Pasar Gubug Grobogan. Skripsi, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang http://library.walisongo.ac.id/digili b/files/disk1/119/jtptiaingdldewiles tar-5915-1-073711019.pdf diakses 5 maret 2013.

Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Panguale, Meka Andi, 2012. Identifikasi Jenis Zat Pewarna dan Pemanis Buatan pada Jajanan di Sekolah Dasar Negeri 1 Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Skripsi.

Fakultas ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

(8)

Pelczar, Michael, Chan, 2008. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta:

Universitas Indonesia (UI-Press).

Purnamasari, Ika, 2009. Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Es Krim yang dijajakan di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun 2009. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/14671/1/09E01278.pdf diakses 7 maret 2013.

Simatupang, Hennida, 2009. Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan pada Sirup yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/23119/5/Chapter%20I.

pdf di akses 27 februari 2013.

Soemirat, Juli, 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wijaya, Desi, 2011. Waspadai Zat Aditif dalam Makananmu. Jogjakarta:

Bukubiru.

Gambar

Tabel Hasil Pemeriksaan Bakteri  Escherichia coli pada Minuman Olahan

Referensi

Dokumen terkait

Rendahnya pemanfaatan jurnal pada pangkalan data ProQuest dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain (1) jurnal-jurnal yang dilanggan belum sepenuhnya memenuhi

Analisis kebijakan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan dan merumuskan permasalahan yang akan dianalisis. Masalah

technique can improve students’ writing ski ll in terms of: (a) developing the information/ ideas appropriate with the topic provided; (b) organizing a text; (c)

2014 Aplikasi Basic Data dengan Visual Basic .NET Studi Kasus : Pengolahan Data Rekam Medis.. Algoritma

information on public participation in PPMK community empowerment in selected DKI Jakarta villages in Kampung Rawa village, Johar Baru (Central Jakarta); Kali Baru vil-

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan ungkapan negasi dalam bahasa Bali dialek Nusa Penida. Objek kajian yang akan diteliti, yaitu dialek bahasa-bahasa di Kecamatan

Tertimbang Menurut Risiko) PT. Tetapi hal ini tidak seiring dengan nilai CAR yang terlihat pada gambar 1. Penurunan nilai CAR ini disebabkan karena peningkatan ATMR

Sebaliknya untuk rumah makan yang menawarkan harga relatif murah dapat memilih target pasar kelompok alpha sosializer sebab kelompok ini cenderung memiliki