Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PERMAINAN BOY-BOYAN TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA TUNARUNGU
(Studi Eksperimen di SLB-B Angkasa Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Yana Nurohman 0800743
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Permainan
Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu” ini beserta seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2013
Yang membuat pernyataan,
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Yana Nurohman
Nim : 0800743
Judul Skripsi : Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar
Siswa Tunarungu (Studi Eksperimen di SLB-B Angkasa
Kabupaten Bandung)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs. MS., AIFO
Nip: 1956030319830310005
Pembimbing II
Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO
Nip:197608022005011002
Mengetahui:
Ketua Jurusan Pendidikan Studi
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Yana Nurohman. NIM: 0800743. Jurusan: Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung. Pembimbing I: Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs. MS., AIFO. Pembimbing II: Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO.
.
SLB merupakan sekolah luar biasa yang khusus menangani anak yang berkelainan. Salah satunya penyandang tunarungu, yaitu seseorang yang memiliki kelainan dengan pendengarannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan waktu aktif belajar bagi penyandang tunarungu melalui permainan boy-boyan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin mengetahui pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar siswa.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design, sampel penelitiannya adalah siswa tunarungu sebanyak 8 orang. Penarikan sampel menggunakan metode sampling jenuh (semua populasi dijadikan sampel).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Data dianalisis untuk menguji hipotesis mengunakan uji t berpasangan, pada taraf kesalahan α = 0,05.
Hasil pengolahan data dan analisis data diperoleh p-value 0,000 sedangkan α = 0,05 karena p-value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka menunjukan Ho ditolak, dan H1 diterima, yaitu permainan boy-boyan dapat mempengaruhi dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu secara signifikan.
Kesimpulan bahwa permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu sabesar 53,57%. Dan siswa penyandang tunarungu memiliki motivasi tinggi untuk mengikuti permainan. Serta permainan boy-boyan dapat membina sikap kerjasama siswa dalam tanggung jawab, disiplin, tolong menolong, dan kejujuran.
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Yana Nurohman. NIM: 0800743. Jurusan: Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Tittle: Effect The Games of Boy-Boyan Against Active Deaf Student Learning Time at SLB B Angkasa Kabupaten Bandung. Leader I: Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs. MS., AIFO. Leader II: Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO.
SLB is an outstanding school which specializes in children with disabilities. One of them deaf, someone who has a hearing disorder. One effort to increase the time for active learning through the games of boy-boyan. In connection with this, the writer wanted to investigate effect the games of boy-boyan against active student learning time.
The purpose of this research was to determine whether the games of boy-boyan can improve active student learning time at SLB B Angkasa Kabupaten Bandung.
The research method used in this research is a method of pre-experimental design, sample research was deaf students by 8 people. Sampling using a method of surfeited (all populations sampled).
Data collection techniques used observation. Data were analyzed to test the hypothesis using a paired t test, the error level α = 0.05.
The results of the data processing and analysis of data obtained p-value 0.000 while α = 0.05 for p-value less than 0.05 (0.000 <0.05) then indicate Ho is rejected and H1 is accepted, the game of boy-boyan can affect in improving active deaf students learning time significantly.
The conclusion that the gams of boy-boyan can increase active deaf students learning time in the amount of 53.57%. And deaf students are highly motivated to follow the game. The games of boy-boyan can develop cooperative attitudes of students in responsibility, discipline, help, and honesty.
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 7
1. Permainan Boy-boyan ... 7
a. Sejarah Permainan Boy-boyan ... 7
b. Langkah-langkah Permainan Boy-boyan ... 8
c. Aspek yang Dapat Dikembangkan dari Permainan Boy-boyan ... 10
2. Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa ... 14
3. Tinjauan Tentang Sekolah Luar Biasa ... 18
a. Pengertian Sekolah Luar Biasa ... 18
b. Anak Tunarungu dan Permasalahannya ... 19
c. Pengertian Tunarungu ... 23
d. Klasifikasi Anak Tunarungu ... 24
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
f. Faktor-faktor Penyebab Ketunarunguan ... 29
4. Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa... 31
C. Kerangka Pemikiran ... 33
D. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
1. Lokasi Penelitian ... 35
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi... 46
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Lembar Observasi Penelitian ... 40
Tabel 3.3 Nama-nama observer dan siswa penyandang tunarungu yang diobserver ... 43
Tabel 4.1 Deskriptif Data Mentah Hasil Pengukuran Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Tuna Rungu ... 48
Tabel 4.2 Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk ... 49
Tabel 4.3 Penghitungan Uji Homogenitas Levene-test ... 50
Tabel 4.4 Penghitungan Uji t Berpasangan ... 51
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 3.1 Desain penelitian sugiyono ... 37
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. ... Instrume
n Penelitian Waktu Aktif Belajar Siswa ... 62
2. ... Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 64
3. ... Hasil
Tes Awal Penelitian Waktu Aktif Belajar Siswa ... 90
4. ... Hasil
Tes Akhir Penelitian Waktu Aktif Belajar Siswa ... 91
5. ... Hasil
Penghitungan Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan mencapai 234,2 juta jiwa atau naik dibanding jumlah
penduduk pada tahun 2000 yang mencapai 205,1 juta jiwa. Data tersebut berasal
dari sensus penduduk yang diselenggarakan pada tahun 2010 dan merupakan
sensus penduduk modern ke-6 yang dilakukan di Indonesia. Dari keseluruhan
jumlah penduduk Indonesia, presentasi populasi penyandang tunarungu cukup
besar, seiring pertambahan penduduk setiap tahun. Jumlah penyandang tunarungu
diperkirakan sebesar 1,25 persen dari total jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2010 atau sekitar 2.962.500 jiwa. Dengan presentasi populasi penyandang
tunarungu yang begitu besar didalamnya, terdapat anak-anak yang memerlukan
penanganan khusus dan mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak penyandang tunarungu.
SLB merupakan sekolah luar biasa yang khusus menangani anak yang
berkelainan atau penyimpangan dari manusia normal pada umumnya. Tunarungu
adalah mereka yang mengalami gangguan pendengaran sedemikian rupa sehingga
tidak mempunyai fungsi praktis dan tujuan komunikasi dengan orang lain dan
lingkungan sekitarnya. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Sutjihati (2007:93)
Anak tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indra pendengarnya.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan
definisi tunarungu, yaitu seseorang yang memiliki kelainan dengan
pendengarannya sehingga untuk berkomunikasi harus menggunakan isyarat
tangan agar dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat memperlancar dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani adaptif. Dengan adanya sekolah luar
biasa, diharapkan anak penyandang tunarungu dapat ikut serta aktif dalam
2
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kurang dalam memfasilitasi pembelajaran bagi anak penyandang tunarungu di
sekolah luar biasa. Populasi penyandang tunarungu sangat tinggi sehingga
penyandang tunarungu memerlukan penanganan khusus, terutama kegiatan
jasmani yang bersifat rekresional yang berupa hiburan serta diminati oleh anak
penyandang tunarungu.
Salah satu upaya untuk meningkatkan minat, kegembiraan, kebugaran, dan
kesehatan serta meningkatkan waktu aktif belajar bagi penyandang tunarungu
melalui kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah melalui pendekatan
bermain. Permainan disini merupakan permainan yang aktif yang dapat
meningkatkan waktu aktif belajar siswa, berupa permainan boy-boyan. Hal ini
sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahayu (2008:18)
Permainan boy-boyan adalah kegiatan bermain yang cukup sederhana dan dapat dimainkan serta disenangi oleh banyak orang, apapun tingkat keterampilan termasuk oleh anak-anak.
Permainan boy-boyan adalah permainan tradisional yang sering dilakukan
oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang. Permainan ini membutuhkan
kemampuan melempar, menghindar, berlari serta alat yang digunakan adalah bola
kasti atau tenis dan pecahan genteng atau benda yang dapat ditumpuk ke atas.
Permainan boy-boyan merupakan permainan yang bersifat aktif, karena didalam
permainan boy-boyan siswa dituntut untuk bisa melempar, menghidar, dan berlari
ketika melaksanakan permainan. Sebelumnya, belum ada yang meneliti tentang
pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar khususnya pada
siswa penyandang tunarungu, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana
pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar siswa tunarungu di
SLB B Angkasa Lanud Sulaiman.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, saat pembelajaran berlangsung,
siswa SLB dibagi kedalam dua kelompok dengan membedakan kemampuan
siswa, baik yang mampu maupun kurang mampu dalam melaksanakan tugas gerak
yang guru berikan. Hal tersebut secara tidak langsung akan menimbulkan
kecemburuan sosial antara siswa yang kurang mampu dengan siswa yang mampu
3
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
adaptif. Kebanyakan siswa yang mengikuti pembelajaran kurang respon dengan
pembelajaran yang diberikan oleh guru Penjas adaptif, sedangkan siswa tunarungu
membutuhkan banyak gerak untuk meningkatkan kemampuaan motorik dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun
modifikasi dalam pembelajaran.
Sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa dengan pendekatan bermain
dapat meningkatkan gerak dasar siswa, yang diteliti oleh Poppy Rahayu dengan
judu Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain dalam
Pendidikan Jasmani pada kelas 1 SDN Jayagiri 1 Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. Menyatakan bahwa melalui model pendekatan bermain siswa
dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor, dengan demikian model
pendekatan bermain sangat cocok untuk meningkatkan gerak dasar siswa.
Bercermin pada penelitian di atas bahwa dengan model pendekatan
permainan siswa tunarungu dapat menigkatkan gerak dasar lokomotor, sedangkan
siswa tunarungu membutuhkan banyak gerak untuk meningkatkan kemampuaan
motorik dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini permainan boy-boyan
adalah permainan yang dapat meningkatkan gerak dasar yang dibutuhkan oleh
siswa penyandang tunarungu serta dapat meningkatkan jumlah waktu aktf belajar
siswa tunarungu di SLB B Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung.
Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian untuk meningkatkan
waktu aktif belajar siswa melalui permainan boy-boyan, diharapkan siswa dapat
aktif mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani adaptif karena
permainan boy-boyan merupakan permainan kelompok yang mengandung
nilai-nilai kerjasama, tolong-menolong, disiplin, kejujuran dan rasa tanggung jawab
serta dapat mengefektifkan waktu pembelajaran agar proses pembelajaran tidak
pasif. Hal ini juga sangat bagus untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotorik,
dan afektif siswa.
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, penelitian ini
berusaha mengungkapkan sejauhmana peningkatan waktu aktif belajar siswa
tunarungu melalui permainan boy-boyan. Penulis mencoba untuk mengetahui
Boy-4
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siawa Tunarungu di SLB B Angkasa
Kabupaten Bandung.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu program kegiatan belajar
mengajar olahraga yang dirancang khusus untuk anak berkebutuhan
khusus yang memiliki keterbatasan pada kondisi fisik, mental, dan
sosial agar dapat terlibat secara aktif untuk mencapai hasil belajar yang
optimal.
2. Permainan boy-boyan merupakan permainan tradisional yang mudah
dilakukan oleh anak penyandang tunarungu.
3. Waktu aktif belajar merupakan waktu dimana siswa aktif selama
mengikuti pembelajaran berlangsung.
4. Ketunarunguan sangat berpengaruh terhadap perkembangan motorik
anak. Hal ini disebabkan tidak adanya umpan balik dari indera
pendengar sehingga gerakan tidak dapat dilakukan sebagai mana
mestinya seperti orang normal.
5. Belum diketahui sejauhmana peranan permainan boy-boyan dalam
meningkatkan waktu aktif belajar anak dengan gangguan pendengaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
“Apakah permainan boy-boyan berpengaruh terhadap peningkatan waktu aktif belajar siswa tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai berkaitan dengan penelitian ini,
5
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
“Untuk mengetahui apakah permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu”
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan
data mengenai pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Bahan masukan dan pertimbangan bagi guru Penjas adaptif dalam
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani
adaptif.
2. Upaya untuk meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu dalam
mengikuti kegiatan Pendidikan Jasmani adaptif.
F. Batasan Masalah
Untuk memberi alasan yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti,
perlu dikemukakan terlebih dahulu tentang batasan masalah yang akan penulis
teliti, batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran permainan
boy-boyan.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan waktu aktif
belajar siswa tunarungu.
3. Objek penelitian adalah siswa berkebutuhan khusus (tunarunggu) di
SLB B Angkasa Kabupaten Bandung.
G. Definisi Operasional
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda-beda
sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian. Untuk
menghindari kekeliruan penafsiran dalam penulisan judul dan isinya, penulis
6
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Permainan boy-boyan adalah kegiatan bermain yang cukup sederhana
dan dapat dimainkan serta disenangi oleh banyak orang, apapun
tingkat keterampilan termasuk oleh anak-anak. (Rahayu, 2008:18).
2. Siswa berkebutuhan khusus, yaitu siswa laki-laki maupun perempuan
yang memiliki suatu kelainan apabila dibandingkan dengan orang yang
normal, baik dilihat dari segi fisik, mental, tingkah laku, emosionaal,
maupun sosialnya. (Tarigan, 2008:14).
3. Tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang
mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan,
terutama melalui indra pendengarnya. (Sutjihati, 2007:93).
4. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru,
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan oleh
peneliti. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Luar Biasa B Angkasa Lanud
Sulaiman di Jalan Kopo KM. 10 Pos 4 Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung.
2. Populasi Penelitian
Dalam suatu penelitian memerlukan populasi sebagai subjek penelitian.
Sugiyono (2011:80) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLB B Angkasa Lanud
Sulaiman setingkat SD sebanyak 8 orang. Untuk lebih jelas mengenai populasi
dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Sumber: SLB B Angkasa Lanud Sulaiman, tahun 2012.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Setelah menentukan populasi penelitian, selanjutnya menentukan sampel
penelitian yang digunakan. Abduljabar. B (2012:15) menjelaskan sampel adalah
36
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya, karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti
dapat mengambil sampel dari populasi itu. Dalam pengambilan sampel peneliti
harus mengambil sampel yang bersifat representatif atau mewakili agar data yang
diperoleh akurat.
Untuk jumlah sampel penelitian menggunakan teknik sampling jenuh. Hal
ini sesuai dengan pendapat Abduljabar. B (2012:17) menjelaskan sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari
30 orang. Istilah lain dari sampel jenuh adalah dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pre-experimental design. Sugiyono (2010:74) mengungkapkan bahwa desain ini
belum merupakan eksperimen sunguh-sungguh karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya
variabel kontrol. Sesuai dengan pendapat di atas, masih terdapat variabel
luar yang mempengaruhi terhadap waktu aktif belajar siswa tunarungu. Faktor
variabel luar yang dapat mempengaruhi waktu aktif belajar siswa tunarungu,
adalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran dilaksanakan pada pagi hari, tepatnya pukul 08.00 s.d
09.00 karena otak (pikiran) siswa belum mendapat pelajaran lain.
2. Siswa sudah saling mengenal satu sama lain. Jadi, bisa bekerja sama dalam
permainan boy-boyan.
3. Dibantu oleh wali kelas dalam hal berkomunikasi pada saat penelitian karena
siswa penyandang tunarungu sulit untuk berkomunikasi sehingga dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
4. Dalam pelaksanaan penelitian, ruang gerak siswa sangat luas karena
bertempat di lapangan yang jauh dari keramaian sehingga siswa dapat fokus
37
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Selain itu, tidak adanya variabel kontrol dalam penelitian ini
karena sedikitnya jumlah penyandang tunarungu yang terdapat di SLB B
Angkasa Lanud Sulaiman dengan jumlah 8 siswa. Dengan populasi yang hanya 8
siswa, semua sampel diambil dari populasi tidak bisa dibagi ke dalam dua
kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok variabel kontrol. Jika
penelitan ini dibagi kedalam dua kelompok, maka permainan menjadi kurang
menarik.
Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan sudah valid karena untuk
mengukur jumlah waktu aktif belajar menggunakan stopwatch. Adapun desain
penelitian ini terdapat beberapa macam bentuk penelitian, yaitu one-shot case
studi, one grup pretest-posttest design, intec-groupcomparison. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan desain one grup pretest-posttest design yang
merupakan desain penelitian menggunakan satu grup dan melakukan tes di awal
penelitian, kemudian memberikan perlakuan dan melakukan tes di akhir
penelitian. Desain ini dapat digambarkan, sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan :
O
1 :Pretest (sebelum diberikan permainan boy-boyan)X
: Perlakuan dengan permainan boy-boyanO
2 : Posttest (sesudah diberikan permainan Boy-boyan)Berdasarkan desain penelitian tersebut, maka langkah-langkah penelitian
dapat penulis deskripsikan dalam gambar, sebagai berikut :
38
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu yang dipergunakan dalam
pengumpulan data penelitian. Metode merupakan hal yang penting karena dengan
metode yang digunakan ini peneliti akan mendapatkan gambaran yang cukup jelas
serta dalam pelaksanaan penelitian dapat terpola dengan baik untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Dengan metode yang tepat penelitian akan terarah
sehingga dapat menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:2) yang menyatakan metode penelitian Populasi
Sampel
Lembar observasi
Pre-Test
Treatment / Perlakuan
Post- Test
Analisis Data
Pembahasan Penelitian
39
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
Sejalan dengan pendapat di atas, Sudjana (2005:52) mengungkapkan
bahwa :
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian
eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat
dari suatu perlakuan atau treatment.
Disamping itu, penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terkait yang diselidiki atau yang diamati. Sugiyono (2010:72)
menjelaskan bahwa metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendali.
Metode penelitan eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan
dengan tujuan untuk menyelidiki hubungan, sebab akibat, dengan cara
menbandingkan suatu kelompok eksperimental satu atau lebih dengan kelompok
kontrol. Jadi, dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan,
merupakan variabel bebas adalah permainan boy-boyan untuk diketahui
pengaruhnya terhadap variabel terkait, yaitu waktu aktif belajar siswa.
Jadi, dalam penelitian ini sampel terdiri atas satu kelompok, yaitu
kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen ini diberikan tes awal
meng-gunakan lembar observasi untuk mengetahui waktu aktif belajar siswa tunarungu.
Setelah data awal hasil tes sampel dikumpulkan, maka selanjutnya kelompok
eksperimen diberikan perlakuan melalui pembelajaran berupa permainan
boy-boyan selama 16 pertemuan.
Setelah pertemuan berakhir maka kelompok sampel diberi tes akhir
mengunakan tes yang sama seperti tes awal, yaitu lembar observasi untuk
40
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh
permainan boy-boyan terhadap peningkatan waktu aktif belajar siswa tunarungu
setelah diberikan perlakuan atau treatment
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian (Arikunto, 136: 2002) adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Agar memperoleh data penelitian yang akurat,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi (pengamatan).
Dalam penelitian ini sebagai objek penelitian adalah siswa tunarungu setara SD di
SLB B Angkasa Lanud Sulaiman. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar
instrument penelitian waktu aktif belajar siswa tunarungu, sebagai berikut:
Tabel 3.2
Lembar observasi
INSTRUMEN PENELITIAN
WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA TUNARUNGU
Sumber: Hasil pengolahan data, tahun 2012
Keterangan:
Kolom waktu aktif belajar
L T : Lempar Tangkap
V G : Variasi dan Gerakan
41
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
P B : Permainan Boy-boyan
J W A B : Jumlah Waktu Aktif Belajar
Kolom motivasi mengikuti permainan
T (Tinggi) : 1. Antusias dalam mengikuti permainan.
2. Aktif dalam mengikuti permainan.
3. Minat dalam mengikuti permainan.
S (Sedang) : 1. Kurang antusias dalam mengikuti permainan.
2. Kurang aktif dalam mengikuti permainan.
3. Kurang minat dalam mengikuti permainan.
R (Rendah) : 1. Tidak antusias dalam mengikuti permainan.
2. Tidak aktif dalam mengikuti permainan.
3. Tidak minat dalam mengikuti permainan.
Kolom kesenangan mengikuti permainan
SS (Sangat Senang) : 1. Tidak mengeluh dalam mengikuti permainan.
2. Kelihatan raut muka gembira dalam mengikuti
permainan.
S (Senang) : 1. Kadang mengeluh dalam mengikuti permainan.
2. Kelihatan raut muka biasa dalam mengikuti
permainan.
K S (Kurang Senang) : 1. Mengeluh dalam mengikuti permainan.
2. Kelihatan raut muka kurang senang dalam mengikuti
permainan.
Kolom kerjasama dalam permainan
B (Baik) : 1. Berinteraksi terhadap lawan main atau sesama rekan
kelompok.
2. Mementingkan kebersamaan kelompok.
C (Cukup) : 1. Cukup berinteraksi terhadap lawan main atau sesama
42
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Kadang mementingkan kebersamaan kelompok.
K (Kurang) : 1. Tidak berinteraksi terhadap lawan main atau sesama
rekan kelompok.
2. Tidak mementingkan kebersamaan kelompok
(mementingkan diri sendiri).
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, diperlukan data untuk mengetahui hasil
penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, seorang peneliti memerlukan
teknik pengumpulan data dalam penelitiannya. Sebagaimana yang dikemukakan
Arikunto (2002:126) mengenai teknik pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan karena data yang
diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan penelitian ini.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Observasi.
Dalam suatu penelitian, observasi sangat penting dilakukan karena dengan
observasi kita dapat mengetahui keadaan subjek dan objek yang akan diteliti.
Observasi dalam penelitian dapat berupa tempat, peristiwa, orang, dan sebagainya.
Jenis observasi pada penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan, yaitu
pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung oleh pengamat (observer) pada
objek yang diamati.
Menurut Sugiyono (2011:145), observasi merupakan teknik pengumpulan
data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Selain
itu, Arikunto (2009:30) menyatakan observasi adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan
43
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi
merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat, mengamati, dan mencatat
hasil sesuai dengan kebutuhan penelitian dan kenyataan di lapangan.
Pada penelitian ini, observer berjumlah delapan orang sesuai dengan siswa
penyandang tunarungu yang berjumlan delapan orang. Satu orang penyandang
tunarungu diobserver oleh satu orang observer, observer bertugas mengamati dan
mencatat waktu aktif belajar siswa pada lembar observasi sesuai dengan fakta di
lapangan selama permainan boy-boyan berlangsung. Adapun observer di sini
adalah orang yang kompeten dibidangnya yaitu teman se-angkatan 2008
Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang melakukan penelitian. Berikut
adalah nama-nama siswa penyandang tunarungu yang disesuaikan dengan
observernya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Nama-nama observer dan siswa penyandang tunarungu yang diobserver
NO NAMA OBSERVER NAMA SISWA
1 Agung Nugraha Nesti
2 Chandra Meyvia
3 Siti Mulyaningsih Feri Faisal
4 Rani Marina FeriFerdiansyah
5 Yeni Lisnawati Salas
6 Rima Delianti Akbar
7 Fajar Firdaus Mega
8 Irwan Nugraha Firda
Untuk mengisi lembar observasi yang telah disediakan peneliti, tugas
observer dimulai pada saat kegiatan inti pembelajaran berlangsung, yaitu selama
40 menit. Lima belas menit sebelum pembelajaran permainan boy-boyan
berlangsung dan observer melaksakan tugasnya, terlebih dahulu peneliti
memberikan tata cara bagaimana cara mengisi lembar observasi yang sudah
44
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Berikut adalah tata cara mengisi lembar observasi :
a. Untuk mengisi kolom waktu aktif belajar siswa, tugas observer sebagai
berikut:
1) Hidupkan stopwatch ketika siswa aktif bergerak dalam mengikuti
pembelajaran permainan boy-boyan.
2) Matikan stopwatch ketika siswa diam (pasif) pada saat mengikuti
pembelajaran permainan boy-boyan.
3) Hidupkan kembali stopwatch ketika siswa aktif bergerak dalam
mengikuti pembelajaran permainan boy-boyan.
4) Catat waktu aktif belajar siswa selama 40 menit, pada kolom waktu
aktif belajar siswa, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
b. Untuk mengisi kolom motivasi mengikuti permainan, tugas observer
sebagai berikut :
Berikan tanda ceklis (√) pada kolom motivasi mengikuti permainan sesuai dengan fakta dilapangan dengan kriteria yang telah disediakan.
c. Untuk mengisi kolom kesenangan mengikuti permainan, tugas observer
sebagai berikut :
Berikan tanda ceklis (√) pada kolom kesenangan mengikuti permainan, sesuai dengan fakta dilapangan dengan kriteria yang telah disediakan.
d. Untuk mengisi kolom kerjasama dalam permainan, tugas observer
sebagai berikut :
Berikan tanda ceklis (√) pada kolom kerjasama dalam permainan, sesuai dengan fakta dilapangan dengan kriteria yang telah disediakan.
F. Analisis Data
Setelah data dari seluruh observer terkumpul, selanjutnya adalah mengolah
dan menganalisis data. Dalam penelitian ini, pengolahan dan analisis data
dilakukan melalui proses menyusun, mengkategorikan, menghitung, dan mencari
isi dari data yang telah didapat dengan maksud untuk mendapatkan makna dari
penelitian tersebut. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2011:147)
45
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Analisis data adalah proses mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik inferensial
yang sering disebut statistik induktif atau statistik probabilitas. Sugiyono
(2011:148) menyatakan:
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu
dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).
Statistik inferensial tersebut terdiri atas statistik parametris dan statistik
nonparametris. Adapun jenis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik parametris. Sugiyono (2011:149) menyatakan:
Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel (data yang diperoleh dari sampel). Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik.
Setelah diketahui jenis statistik pada penelitian ini, kemudian peneliti
menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2011:246) yang mencakup reduksi data (data reduction), penyajian
data (data display), dan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing).
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data “kasar” yang muncul dari hasil penelitian di lapangan.
Reduksi data pada penelitian ini bertujuan untuk mempemudah
pemahaman peneliti terhadap data yang telah terkumpul dari hasil penelitian.
46
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
post test mengenai pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar
siswa tunarungu untuk dapat mengkaji penelitian secara detail.
2. Penyajian Data
Setelah proses reduksi data selesai, selanjutnya data diolah dengan
menyusun atau menyajikannya data, kemudian data tersebut diolah menggunakan
proses SPSS V.20.0 dengan taraf signifikansi P ≤ 0,05. Langkah-langkah
pengolahan data, sebagai berikut:
a. Menentukan uji normalitas data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui bahwa data sampel
mempunyai distribusi normal atau tidak normal, dengan taraf
signifikansi (P-value > 0,05). Untuk mengetahui uji normalitas data
digunakan uji kolmogorov-smirnov.
b. Menentukan uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk megetahui bahwa dua atau lebih
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi
yang sama. Untuk menguji homogenitas digunakan uji leverne test
dengan taraf signifikansi (P-value > 0,05).
c. Menentukan uji t berpasangan
Uji t berpasangan (paired t-test) digunakan untuk menguji perbedaan
antara dua pengamatan. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan waktu aktif belajar siswa antara pre-test dan post test
dengan taraf signifikansi (P-value ≤ 0,05).
3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi
Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang
dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting.
Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami
dengan mengacu kepada tujuan penelitian.
Secara umum, proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data
47
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Setelah data dirangkum, selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya
melalui beberapa teknik. Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang
dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut,
diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data yang memenuhi
keabsahan suatu penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.
Kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari
penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah
dipahami sehingga dapat menyimpulkan pengaruh permainan boy-boyan terhadap
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa
tunarungu sebesar 53,57%.
2. Dalam proses pembelajaran, siswa penyandang tunarungu memiliki
motivasi tinggi untuk mengikuti permainan.
3. Permainan boy-boyan dapat membina sikap kerjasama siswa dalam
tanggung jawab, disiplin, tolong menolong, dan kejujuran.
B. Saran
Dari hasil dana nalisis yang telah dilakukan serta kesimpulan yang telah
diungkapkan terdapat beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau
saran, sebagai berikut:
1. Sekolah
Bagi pihak sekolah sebaiknya memanfaatkan permainan-permainan,
salah satunya dengan menerapkan permainan boy-boyan kepada
seluruh siswa yang terdapat di SLB, tidak hanya pada siswa yang
mengalami gangguan pendengaran (tunarungu) sehingga dapat
mengembangkan kemampuan motorik dan sensorik siswa.
2. Siswa
Bagi para siswa agar dapat mengembangkan kemampuan potensi dan
sikap kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, dan saling
tolong-menolong, tidak hanya dilakukan pada saat permainan
boy-boyan, melainkan dalam kehidupan sehari-hari, baik lingkungan
59
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian
dengan cakupan yang lebih luas lagi agar para siswa memiliki waktu
aktif belajar yang lebih baik. Sehubungan dengan hal tersebut,
penelitian ini dapat dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku dan Jurnal:
Abduljabar, B. Dan Darajat. J (2012). (Statistik PJKR). Bandung: FPOK. UPI Bandung
Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depdiknas. (1983). Permainan Anak-anak Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kusnaedi, N. (2010). Modul Permainan Tradisional. Bandung: FPOK UPI Bandung
Lutan. (2005). Teori Belajar Keterampilan. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Warli Artika
Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama
Tarigan, B. (2008). Pendidikan Jasmani Adaptif. Bandung: FPOK. UPI Bandung
Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI Bandung
Karya Ilmiah:
Asniarno, F. (2010).Pengaruh Gerak Dasar Pada Pendidikan Jasmani Adaptif Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Tuna Rungu di SLB B/C KARTASURA. Skripsi Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan.
61
Yana Nurohman, 2013
Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nugraha, G. (2011). Pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Siswa. Sekripsi. FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Wijaksana, R. (2012). Pengembangan Prilaku Kemandirian Warga Negara Melalui Koprasi Di SMKN 3 Bandung. Skripsi. FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sumber Lainnya:
Bloom, (1959).Www.wikipedia.com
Badan pusat statistik nasonal. (2010). [Online].
Tersedia:digilib.its.ac.id/publik/ITS-undergrduate-18947-chapter1-5997 pdf [13 April 2012]
Howard dan Orlensky. (1994). Faktor Penyebab Ketuna Runguan. [Online]. Tersedia: eprintes.unsm. id/56/2/170202311201009512.pdf.
[18 Januari 2013]
Husada. (2010). Karakteristik dan Penyebab Tuna Tungu.[Online].
Tersedia: husad-tp.blogspot.com/2012/03/makalah-tunarungu-ii.htm [13April 2012]
Husda. I. (2011).Karakteristik dan Klasifikasi Anak Tuna Rungu.[Online].
Tersedia: http://husadaindah.wordpress.com/tag/makalah-pengertian-anak-tunarungu. [18 Januari 2013]
Rahayu. (2010). Pengertian Permainan Boy-boyan. .[Online]. Tersedia: http:/repository upi.com [12 April 2012]
Sitinuraini (2011).Permasalahan Anak Tuna Rungu. [Online].