• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN BOY-BOYAN TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA TUNARUNGU DI SLB B ANGKASA KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN BOY-BOYAN TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA TUNARUNGU DI SLB B ANGKASA KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PERMAINAN BOY-BOYAN TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA TUNARUNGU

(Studi Eksperimen di SLB-B Angkasa Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Yana Nurohman 0800743

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Permainan

Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu” ini beserta seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013

Yang membuat pernyataan,

(3)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Yana Nurohman

Nim : 0800743

Judul Skripsi : Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar

Siswa Tunarungu (Studi Eksperimen di SLB-B Angkasa

Kabupaten Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs. MS., AIFO

Nip: 1956030319830310005

Pembimbing II

Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO

Nip:197608022005011002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Studi

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO

(4)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Yana Nurohman. NIM: 0800743. Jurusan: Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul: Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung. Pembimbing I: Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs. MS., AIFO. Pembimbing II: Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO.

.

SLB merupakan sekolah luar biasa yang khusus menangani anak yang berkelainan. Salah satunya penyandang tunarungu, yaitu seseorang yang memiliki kelainan dengan pendengarannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan waktu aktif belajar bagi penyandang tunarungu melalui permainan boy-boyan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin mengetahui pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar siswa.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design, sampel penelitiannya adalah siswa tunarungu sebanyak 8 orang. Penarikan sampel menggunakan metode sampling jenuh (semua populasi dijadikan sampel).

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Data dianalisis untuk menguji hipotesis mengunakan uji t berpasangan, pada taraf kesalahan α = 0,05.

Hasil pengolahan data dan analisis data diperoleh p-value 0,000 sedangkan α = 0,05 karena p-value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka menunjukan Ho ditolak, dan H1 diterima, yaitu permainan boy-boyan dapat mempengaruhi dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu secara signifikan.

Kesimpulan bahwa permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu sabesar 53,57%. Dan siswa penyandang tunarungu memiliki motivasi tinggi untuk mengikuti permainan. Serta permainan boy-boyan dapat membina sikap kerjasama siswa dalam tanggung jawab, disiplin, tolong menolong, dan kejujuran.

(5)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Yana Nurohman. NIM: 0800743. Jurusan: Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Tittle: Effect The Games of Boy-Boyan Against Active Deaf Student Learning Time at SLB B Angkasa Kabupaten Bandung. Leader I: Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs. MS., AIFO. Leader II: Jajat Darajat KN, S.Pd, M.Kes., AIFO.

SLB is an outstanding school which specializes in children with disabilities. One of them deaf, someone who has a hearing disorder. One effort to increase the time for active learning through the games of boy-boyan. In connection with this, the writer wanted to investigate effect the games of boy-boyan against active student learning time.

The purpose of this research was to determine whether the games of boy-boyan can improve active student learning time at SLB B Angkasa Kabupaten Bandung.

The research method used in this research is a method of pre-experimental design, sample research was deaf students by 8 people. Sampling using a method of surfeited (all populations sampled).

Data collection techniques used observation. Data were analyzed to test the hypothesis using a paired t test, the error level α = 0.05.

The results of the data processing and analysis of data obtained p-value 0.000 while α = 0.05 for p-value less than 0.05 (0.000 <0.05) then indicate Ho is rejected and H1 is accepted, the game of boy-boyan can affect in improving active deaf students learning time significantly.

The conclusion that the gams of boy-boyan can increase active deaf students learning time in the amount of 53.57%. And deaf students are highly motivated to follow the game. The games of boy-boyan can develop cooperative attitudes of students in responsibility, discipline, help, and honesty.

(6)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 7

1. Permainan Boy-boyan ... 7

a. Sejarah Permainan Boy-boyan ... 7

b. Langkah-langkah Permainan Boy-boyan ... 8

c. Aspek yang Dapat Dikembangkan dari Permainan Boy-boyan ... 10

2. Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa ... 14

3. Tinjauan Tentang Sekolah Luar Biasa ... 18

a. Pengertian Sekolah Luar Biasa ... 18

b. Anak Tunarungu dan Permasalahannya ... 19

c. Pengertian Tunarungu ... 23

d. Klasifikasi Anak Tunarungu ... 24

(7)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

f. Faktor-faktor Penyebab Ketunarunguan ... 29

4. Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa... 31

C. Kerangka Pemikiran ... 33

D. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi... 46

(8)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN

(9)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 35

Tabel 3.2 Lembar Observasi Penelitian ... 40

Tabel 3.3 Nama-nama observer dan siswa penyandang tunarungu yang diobserver ... 43

Tabel 4.1 Deskriptif Data Mentah Hasil Pengukuran Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Tuna Rungu ... 48

Tabel 4.2 Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk ... 49

Tabel 4.3 Penghitungan Uji Homogenitas Levene-test ... 50

Tabel 4.4 Penghitungan Uji t Berpasangan ... 51

(10)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 3.1 Desain penelitian sugiyono ... 37

(11)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. ... Instrume

n Penelitian Waktu Aktif Belajar Siswa ... 62

2. ... Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 64

3. ... Hasil

Tes Awal Penelitian Waktu Aktif Belajar Siswa ... 90

4. ... Hasil

Tes Akhir Penelitian Waktu Aktif Belajar Siswa ... 91

5. ... Hasil

Penghitungan Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis

(12)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah penduduk

Indonesia diperkirakan mencapai 234,2 juta jiwa atau naik dibanding jumlah

penduduk pada tahun 2000 yang mencapai 205,1 juta jiwa. Data tersebut berasal

dari sensus penduduk yang diselenggarakan pada tahun 2010 dan merupakan

sensus penduduk modern ke-6 yang dilakukan di Indonesia. Dari keseluruhan

jumlah penduduk Indonesia, presentasi populasi penyandang tunarungu cukup

besar, seiring pertambahan penduduk setiap tahun. Jumlah penyandang tunarungu

diperkirakan sebesar 1,25 persen dari total jumlah penduduk Indonesia pada tahun

2010 atau sekitar 2.962.500 jiwa. Dengan presentasi populasi penyandang

tunarungu yang begitu besar didalamnya, terdapat anak-anak yang memerlukan

penanganan khusus dan mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan anak penyandang tunarungu.

SLB merupakan sekolah luar biasa yang khusus menangani anak yang

berkelainan atau penyimpangan dari manusia normal pada umumnya. Tunarungu

adalah mereka yang mengalami gangguan pendengaran sedemikian rupa sehingga

tidak mempunyai fungsi praktis dan tujuan komunikasi dengan orang lain dan

lingkungan sekitarnya. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Sutjihati (2007:93)

Anak tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indra pendengarnya.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan

definisi tunarungu, yaitu seseorang yang memiliki kelainan dengan

pendengarannya sehingga untuk berkomunikasi harus menggunakan isyarat

tangan agar dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat memperlancar dalam

proses pembelajaran pendidikan jasmani adaptif. Dengan adanya sekolah luar

biasa, diharapkan anak penyandang tunarungu dapat ikut serta aktif dalam

(13)

2

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kurang dalam memfasilitasi pembelajaran bagi anak penyandang tunarungu di

sekolah luar biasa. Populasi penyandang tunarungu sangat tinggi sehingga

penyandang tunarungu memerlukan penanganan khusus, terutama kegiatan

jasmani yang bersifat rekresional yang berupa hiburan serta diminati oleh anak

penyandang tunarungu.

Salah satu upaya untuk meningkatkan minat, kegembiraan, kebugaran, dan

kesehatan serta meningkatkan waktu aktif belajar bagi penyandang tunarungu

melalui kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah melalui pendekatan

bermain. Permainan disini merupakan permainan yang aktif yang dapat

meningkatkan waktu aktif belajar siswa, berupa permainan boy-boyan. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahayu (2008:18)

Permainan boy-boyan adalah kegiatan bermain yang cukup sederhana dan dapat dimainkan serta disenangi oleh banyak orang, apapun tingkat keterampilan termasuk oleh anak-anak.

Permainan boy-boyan adalah permainan tradisional yang sering dilakukan

oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang. Permainan ini membutuhkan

kemampuan melempar, menghindar, berlari serta alat yang digunakan adalah bola

kasti atau tenis dan pecahan genteng atau benda yang dapat ditumpuk ke atas.

Permainan boy-boyan merupakan permainan yang bersifat aktif, karena didalam

permainan boy-boyan siswa dituntut untuk bisa melempar, menghidar, dan berlari

ketika melaksanakan permainan. Sebelumnya, belum ada yang meneliti tentang

pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar khususnya pada

siswa penyandang tunarungu, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana

pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar siswa tunarungu di

SLB B Angkasa Lanud Sulaiman.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, saat pembelajaran berlangsung,

siswa SLB dibagi kedalam dua kelompok dengan membedakan kemampuan

siswa, baik yang mampu maupun kurang mampu dalam melaksanakan tugas gerak

yang guru berikan. Hal tersebut secara tidak langsung akan menimbulkan

kecemburuan sosial antara siswa yang kurang mampu dengan siswa yang mampu

(14)

3

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

adaptif. Kebanyakan siswa yang mengikuti pembelajaran kurang respon dengan

pembelajaran yang diberikan oleh guru Penjas adaptif, sedangkan siswa tunarungu

membutuhkan banyak gerak untuk meningkatkan kemampuaan motorik dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun

modifikasi dalam pembelajaran.

Sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa dengan pendekatan bermain

dapat meningkatkan gerak dasar siswa, yang diteliti oleh Poppy Rahayu dengan

judu Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melalui Pendekatan Bermain dalam

Pendidikan Jasmani pada kelas 1 SDN Jayagiri 1 Kecamatan Lembang Kabupaten

Bandung Barat. Menyatakan bahwa melalui model pendekatan bermain siswa

dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar lokomotor, dengan demikian model

pendekatan bermain sangat cocok untuk meningkatkan gerak dasar siswa.

Bercermin pada penelitian di atas bahwa dengan model pendekatan

permainan siswa tunarungu dapat menigkatkan gerak dasar lokomotor, sedangkan

siswa tunarungu membutuhkan banyak gerak untuk meningkatkan kemampuaan

motorik dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini permainan boy-boyan

adalah permainan yang dapat meningkatkan gerak dasar yang dibutuhkan oleh

siswa penyandang tunarungu serta dapat meningkatkan jumlah waktu aktf belajar

siswa tunarungu di SLB B Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung.

Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian untuk meningkatkan

waktu aktif belajar siswa melalui permainan boy-boyan, diharapkan siswa dapat

aktif mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani adaptif karena

permainan boy-boyan merupakan permainan kelompok yang mengandung

nilai-nilai kerjasama, tolong-menolong, disiplin, kejujuran dan rasa tanggung jawab

serta dapat mengefektifkan waktu pembelajaran agar proses pembelajaran tidak

pasif. Hal ini juga sangat bagus untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotorik,

dan afektif siswa.

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, penelitian ini

berusaha mengungkapkan sejauhmana peningkatan waktu aktif belajar siswa

tunarungu melalui permainan boy-boyan. Penulis mencoba untuk mengetahui

(15)

Boy-4

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siawa Tunarungu di SLB B Angkasa

Kabupaten Bandung.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu program kegiatan belajar

mengajar olahraga yang dirancang khusus untuk anak berkebutuhan

khusus yang memiliki keterbatasan pada kondisi fisik, mental, dan

sosial agar dapat terlibat secara aktif untuk mencapai hasil belajar yang

optimal.

2. Permainan boy-boyan merupakan permainan tradisional yang mudah

dilakukan oleh anak penyandang tunarungu.

3. Waktu aktif belajar merupakan waktu dimana siswa aktif selama

mengikuti pembelajaran berlangsung.

4. Ketunarunguan sangat berpengaruh terhadap perkembangan motorik

anak. Hal ini disebabkan tidak adanya umpan balik dari indera

pendengar sehingga gerakan tidak dapat dilakukan sebagai mana

mestinya seperti orang normal.

5. Belum diketahui sejauhmana peranan permainan boy-boyan dalam

meningkatkan waktu aktif belajar anak dengan gangguan pendengaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

“Apakah permainan boy-boyan berpengaruh terhadap peningkatan waktu aktif belajar siswa tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai berkaitan dengan penelitian ini,

(16)

5

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

“Untuk mengetahui apakah permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu”

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan

data mengenai pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Bahan masukan dan pertimbangan bagi guru Penjas adaptif dalam

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani

adaptif.

2. Upaya untuk meningkatkan waktu aktif belajar siswa tunarungu dalam

mengikuti kegiatan Pendidikan Jasmani adaptif.

F. Batasan Masalah

Untuk memberi alasan yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti,

perlu dikemukakan terlebih dahulu tentang batasan masalah yang akan penulis

teliti, batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran permainan

boy-boyan.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan waktu aktif

belajar siswa tunarungu.

3. Objek penelitian adalah siswa berkebutuhan khusus (tunarunggu) di

SLB B Angkasa Kabupaten Bandung.

G. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering kali berbeda-beda

sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian. Untuk

menghindari kekeliruan penafsiran dalam penulisan judul dan isinya, penulis

(17)

6

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Permainan boy-boyan adalah kegiatan bermain yang cukup sederhana

dan dapat dimainkan serta disenangi oleh banyak orang, apapun

tingkat keterampilan termasuk oleh anak-anak. (Rahayu, 2008:18).

2. Siswa berkebutuhan khusus, yaitu siswa laki-laki maupun perempuan

yang memiliki suatu kelainan apabila dibandingkan dengan orang yang

normal, baik dilihat dari segi fisik, mental, tingkah laku, emosionaal,

maupun sosialnya. (Tarigan, 2008:14).

3. Tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang

mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan,

terutama melalui indra pendengarnya. (Sutjihati, 2007:93).

4. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru,

(18)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan oleh

peneliti. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Luar Biasa B Angkasa Lanud

Sulaiman di Jalan Kopo KM. 10 Pos 4 Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung.

2. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian memerlukan populasi sebagai subjek penelitian.

Sugiyono (2011:80) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLB B Angkasa Lanud

Sulaiman setingkat SD sebanyak 8 orang. Untuk lebih jelas mengenai populasi

dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Sumber: SLB B Angkasa Lanud Sulaiman, tahun 2012.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Setelah menentukan populasi penelitian, selanjutnya menentukan sampel

penelitian yang digunakan. Abduljabar. B (2012:15) menjelaskan sampel adalah

(19)

36

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya, karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti

dapat mengambil sampel dari populasi itu. Dalam pengambilan sampel peneliti

harus mengambil sampel yang bersifat representatif atau mewakili agar data yang

diperoleh akurat.

Untuk jumlah sampel penelitian menggunakan teknik sampling jenuh. Hal

ini sesuai dengan pendapat Abduljabar. B (2012:17) menjelaskan sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari

30 orang. Istilah lain dari sampel jenuh adalah dimana semua anggota populasi

dijadikan sampel.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pre-experimental design. Sugiyono (2010:74) mengungkapkan bahwa desain ini

belum merupakan eksperimen sunguh-sungguh karena masih terdapat variabel

luar yang ikut berpengaruh. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya

variabel kontrol. Sesuai dengan pendapat di atas, masih terdapat variabel

luar yang mempengaruhi terhadap waktu aktif belajar siswa tunarungu. Faktor

variabel luar yang dapat mempengaruhi waktu aktif belajar siswa tunarungu,

adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dilaksanakan pada pagi hari, tepatnya pukul 08.00 s.d

09.00 karena otak (pikiran) siswa belum mendapat pelajaran lain.

2. Siswa sudah saling mengenal satu sama lain. Jadi, bisa bekerja sama dalam

permainan boy-boyan.

3. Dibantu oleh wali kelas dalam hal berkomunikasi pada saat penelitian karena

siswa penyandang tunarungu sulit untuk berkomunikasi sehingga dalam

berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

4. Dalam pelaksanaan penelitian, ruang gerak siswa sangat luas karena

bertempat di lapangan yang jauh dari keramaian sehingga siswa dapat fokus

(20)

37

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Selain itu, tidak adanya variabel kontrol dalam penelitian ini

karena sedikitnya jumlah penyandang tunarungu yang terdapat di SLB B

Angkasa Lanud Sulaiman dengan jumlah 8 siswa. Dengan populasi yang hanya 8

siswa, semua sampel diambil dari populasi tidak bisa dibagi ke dalam dua

kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok variabel kontrol. Jika

penelitan ini dibagi kedalam dua kelompok, maka permainan menjadi kurang

menarik.

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan sudah valid karena untuk

mengukur jumlah waktu aktif belajar menggunakan stopwatch. Adapun desain

penelitian ini terdapat beberapa macam bentuk penelitian, yaitu one-shot case

studi, one grup pretest-posttest design, intec-groupcomparison. Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan desain one grup pretest-posttest design yang

merupakan desain penelitian menggunakan satu grup dan melakukan tes di awal

penelitian, kemudian memberikan perlakuan dan melakukan tes di akhir

penelitian. Desain ini dapat digambarkan, sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Keterangan :

O

1 :Pretest (sebelum diberikan permainan boy-boyan)

X

: Perlakuan dengan permainan boy-boyan

O

2 : Posttest (sesudah diberikan permainan Boy-boyan)

Berdasarkan desain penelitian tersebut, maka langkah-langkah penelitian

dapat penulis deskripsikan dalam gambar, sebagai berikut :

(21)

38

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Prosedur Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu yang dipergunakan dalam

pengumpulan data penelitian. Metode merupakan hal yang penting karena dengan

metode yang digunakan ini peneliti akan mendapatkan gambaran yang cukup jelas

serta dalam pelaksanaan penelitian dapat terpola dengan baik untuk mencapai

hasil yang diharapkan. Dengan metode yang tepat penelitian akan terarah

sehingga dapat menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:2) yang menyatakan metode penelitian Populasi

Sampel

Lembar observasi

Pre-Test

Treatment / Perlakuan

Post- Test

Analisis Data

Pembahasan Penelitian

(22)

39

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.

Sejalan dengan pendapat di atas, Sudjana (2005:52) mengungkapkan

bahwa :

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian

eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

dari suatu perlakuan atau treatment.

Disamping itu, penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terkait yang diselidiki atau yang diamati. Sugiyono (2010:72)

menjelaskan bahwa metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendali.

Metode penelitan eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan

dengan tujuan untuk menyelidiki hubungan, sebab akibat, dengan cara

menbandingkan suatu kelompok eksperimental satu atau lebih dengan kelompok

kontrol. Jadi, dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan,

merupakan variabel bebas adalah permainan boy-boyan untuk diketahui

pengaruhnya terhadap variabel terkait, yaitu waktu aktif belajar siswa.

Jadi, dalam penelitian ini sampel terdiri atas satu kelompok, yaitu

kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen ini diberikan tes awal

meng-gunakan lembar observasi untuk mengetahui waktu aktif belajar siswa tunarungu.

Setelah data awal hasil tes sampel dikumpulkan, maka selanjutnya kelompok

eksperimen diberikan perlakuan melalui pembelajaran berupa permainan

boy-boyan selama 16 pertemuan.

Setelah pertemuan berakhir maka kelompok sampel diberi tes akhir

mengunakan tes yang sama seperti tes awal, yaitu lembar observasi untuk

(23)

40

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh

permainan boy-boyan terhadap peningkatan waktu aktif belajar siswa tunarungu

setelah diberikan perlakuan atau treatment

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian (Arikunto, 136: 2002) adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Agar memperoleh data penelitian yang akurat,

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi (pengamatan).

Dalam penelitian ini sebagai objek penelitian adalah siswa tunarungu setara SD di

SLB B Angkasa Lanud Sulaiman. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar

instrument penelitian waktu aktif belajar siswa tunarungu, sebagai berikut:

Tabel 3.2

Lembar observasi

INSTRUMEN PENELITIAN

WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA TUNARUNGU

Sumber: Hasil pengolahan data, tahun 2012

Keterangan:

Kolom waktu aktif belajar

L T : Lempar Tangkap

V G : Variasi dan Gerakan

(24)

41

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

P B : Permainan Boy-boyan

J W A B : Jumlah Waktu Aktif Belajar

Kolom motivasi mengikuti permainan

T (Tinggi) : 1. Antusias dalam mengikuti permainan.

2. Aktif dalam mengikuti permainan.

3. Minat dalam mengikuti permainan.

S (Sedang) : 1. Kurang antusias dalam mengikuti permainan.

2. Kurang aktif dalam mengikuti permainan.

3. Kurang minat dalam mengikuti permainan.

R (Rendah) : 1. Tidak antusias dalam mengikuti permainan.

2. Tidak aktif dalam mengikuti permainan.

3. Tidak minat dalam mengikuti permainan.

Kolom kesenangan mengikuti permainan

SS (Sangat Senang) : 1. Tidak mengeluh dalam mengikuti permainan.

2. Kelihatan raut muka gembira dalam mengikuti

permainan.

S (Senang) : 1. Kadang mengeluh dalam mengikuti permainan.

2. Kelihatan raut muka biasa dalam mengikuti

permainan.

K S (Kurang Senang) : 1. Mengeluh dalam mengikuti permainan.

2. Kelihatan raut muka kurang senang dalam mengikuti

permainan.

Kolom kerjasama dalam permainan

B (Baik) : 1. Berinteraksi terhadap lawan main atau sesama rekan

kelompok.

2. Mementingkan kebersamaan kelompok.

C (Cukup) : 1. Cukup berinteraksi terhadap lawan main atau sesama

(25)

42

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kadang mementingkan kebersamaan kelompok.

K (Kurang) : 1. Tidak berinteraksi terhadap lawan main atau sesama

rekan kelompok.

2. Tidak mementingkan kebersamaan kelompok

(mementingkan diri sendiri).

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, diperlukan data untuk mengetahui hasil

penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, seorang peneliti memerlukan

teknik pengumpulan data dalam penelitiannya. Sebagaimana yang dikemukakan

Arikunto (2002:126) mengenai teknik pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan karena data yang

diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan penelitian ini.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Observasi.

Dalam suatu penelitian, observasi sangat penting dilakukan karena dengan

observasi kita dapat mengetahui keadaan subjek dan objek yang akan diteliti.

Observasi dalam penelitian dapat berupa tempat, peristiwa, orang, dan sebagainya.

Jenis observasi pada penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan, yaitu

pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung oleh pengamat (observer) pada

objek yang diamati.

Menurut Sugiyono (2011:145), observasi merupakan teknik pengumpulan

data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku manusia, proses

kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Selain

itu, Arikunto (2009:30) menyatakan observasi adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan

(26)

43

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi

merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat, mengamati, dan mencatat

hasil sesuai dengan kebutuhan penelitian dan kenyataan di lapangan.

Pada penelitian ini, observer berjumlah delapan orang sesuai dengan siswa

penyandang tunarungu yang berjumlan delapan orang. Satu orang penyandang

tunarungu diobserver oleh satu orang observer, observer bertugas mengamati dan

mencatat waktu aktif belajar siswa pada lembar observasi sesuai dengan fakta di

lapangan selama permainan boy-boyan berlangsung. Adapun observer di sini

adalah orang yang kompeten dibidangnya yaitu teman se-angkatan 2008

Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang melakukan penelitian. Berikut

adalah nama-nama siswa penyandang tunarungu yang disesuaikan dengan

observernya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2

Nama-nama observer dan siswa penyandang tunarungu yang diobserver

NO NAMA OBSERVER NAMA SISWA

1 Agung Nugraha Nesti

2 Chandra Meyvia

3 Siti Mulyaningsih Feri Faisal

4 Rani Marina FeriFerdiansyah

5 Yeni Lisnawati Salas

6 Rima Delianti Akbar

7 Fajar Firdaus Mega

8 Irwan Nugraha Firda

Untuk mengisi lembar observasi yang telah disediakan peneliti, tugas

observer dimulai pada saat kegiatan inti pembelajaran berlangsung, yaitu selama

40 menit. Lima belas menit sebelum pembelajaran permainan boy-boyan

berlangsung dan observer melaksakan tugasnya, terlebih dahulu peneliti

memberikan tata cara bagaimana cara mengisi lembar observasi yang sudah

(27)

44

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Berikut adalah tata cara mengisi lembar observasi :

a. Untuk mengisi kolom waktu aktif belajar siswa, tugas observer sebagai

berikut:

1) Hidupkan stopwatch ketika siswa aktif bergerak dalam mengikuti

pembelajaran permainan boy-boyan.

2) Matikan stopwatch ketika siswa diam (pasif) pada saat mengikuti

pembelajaran permainan boy-boyan.

3) Hidupkan kembali stopwatch ketika siswa aktif bergerak dalam

mengikuti pembelajaran permainan boy-boyan.

4) Catat waktu aktif belajar siswa selama 40 menit, pada kolom waktu

aktif belajar siswa, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

b. Untuk mengisi kolom motivasi mengikuti permainan, tugas observer

sebagai berikut :

Berikan tanda ceklis (√) pada kolom motivasi mengikuti permainan sesuai dengan fakta dilapangan dengan kriteria yang telah disediakan.

c. Untuk mengisi kolom kesenangan mengikuti permainan, tugas observer

sebagai berikut :

Berikan tanda ceklis (√) pada kolom kesenangan mengikuti permainan, sesuai dengan fakta dilapangan dengan kriteria yang telah disediakan.

d. Untuk mengisi kolom kerjasama dalam permainan, tugas observer

sebagai berikut :

Berikan tanda ceklis (√) pada kolom kerjasama dalam permainan, sesuai dengan fakta dilapangan dengan kriteria yang telah disediakan.

F. Analisis Data

Setelah data dari seluruh observer terkumpul, selanjutnya adalah mengolah

dan menganalisis data. Dalam penelitian ini, pengolahan dan analisis data

dilakukan melalui proses menyusun, mengkategorikan, menghitung, dan mencari

isi dari data yang telah didapat dengan maksud untuk mendapatkan makna dari

penelitian tersebut. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2011:147)

(28)

45

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Analisis data adalah proses mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik inferensial

yang sering disebut statistik induktif atau statistik probabilitas. Sugiyono

(2011:148) menyatakan:

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu

dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).

Statistik inferensial tersebut terdiri atas statistik parametris dan statistik

nonparametris. Adapun jenis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

statistik parametris. Sugiyono (2011:149) menyatakan:

Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel (data yang diperoleh dari sampel). Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik.

Setelah diketahui jenis statistik pada penelitian ini, kemudian peneliti

menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman

(Sugiyono, 2011:246) yang mencakup reduksi data (data reduction), penyajian

data (data display), dan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing).

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data “kasar” yang muncul dari hasil penelitian di lapangan.

Reduksi data pada penelitian ini bertujuan untuk mempemudah

pemahaman peneliti terhadap data yang telah terkumpul dari hasil penelitian.

(29)

46

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

post test mengenai pengaruh permainan boy-boyan terhadap waktu aktif belajar

siswa tunarungu untuk dapat mengkaji penelitian secara detail.

2. Penyajian Data

Setelah proses reduksi data selesai, selanjutnya data diolah dengan

menyusun atau menyajikannya data, kemudian data tersebut diolah menggunakan

proses SPSS V.20.0 dengan taraf signifikansi P ≤ 0,05. Langkah-langkah

pengolahan data, sebagai berikut:

a. Menentukan uji normalitas data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui bahwa data sampel

mempunyai distribusi normal atau tidak normal, dengan taraf

signifikansi (P-value > 0,05). Untuk mengetahui uji normalitas data

digunakan uji kolmogorov-smirnov.

b. Menentukan uji homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk megetahui bahwa dua atau lebih

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi

yang sama. Untuk menguji homogenitas digunakan uji leverne test

dengan taraf signifikansi (P-value > 0,05).

c. Menentukan uji t berpasangan

Uji t berpasangan (paired t-test) digunakan untuk menguji perbedaan

antara dua pengamatan. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan waktu aktif belajar siswa antara pre-test dan post test

dengan taraf signifikansi (P-value ≤ 0,05).

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang

dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting.

Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami

dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Secara umum, proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data

(30)

47

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah data dirangkum, selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya

melalui beberapa teknik. Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang

dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut,

diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data yang memenuhi

keabsahan suatu penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.

Kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari

penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah

dipahami sehingga dapat menyimpulkan pengaruh permainan boy-boyan terhadap

(31)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat

ditarik kesimpulan bahwa :

1. Permainan boy-boyan dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa

tunarungu sebesar 53,57%.

2. Dalam proses pembelajaran, siswa penyandang tunarungu memiliki

motivasi tinggi untuk mengikuti permainan.

3. Permainan boy-boyan dapat membina sikap kerjasama siswa dalam

tanggung jawab, disiplin, tolong menolong, dan kejujuran.

B. Saran

Dari hasil dana nalisis yang telah dilakukan serta kesimpulan yang telah

diungkapkan terdapat beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau

saran, sebagai berikut:

1. Sekolah

Bagi pihak sekolah sebaiknya memanfaatkan permainan-permainan,

salah satunya dengan menerapkan permainan boy-boyan kepada

seluruh siswa yang terdapat di SLB, tidak hanya pada siswa yang

mengalami gangguan pendengaran (tunarungu) sehingga dapat

mengembangkan kemampuan motorik dan sensorik siswa.

2. Siswa

Bagi para siswa agar dapat mengembangkan kemampuan potensi dan

sikap kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, dan saling

tolong-menolong, tidak hanya dilakukan pada saat permainan

boy-boyan, melainkan dalam kehidupan sehari-hari, baik lingkungan

(32)

59

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian

dengan cakupan yang lebih luas lagi agar para siswa memiliki waktu

aktif belajar yang lebih baik. Sehubungan dengan hal tersebut,

penelitian ini dapat dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan

(33)

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku dan Jurnal:

Abduljabar, B. Dan Darajat. J (2012). (Statistik PJKR). Bandung: FPOK. UPI Bandung

Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Depdiknas. (1983). Permainan Anak-anak Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kusnaedi, N. (2010). Modul Permainan Tradisional. Bandung: FPOK UPI Bandung

Lutan. (2005). Teori Belajar Keterampilan. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Warli Artika

Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama

Tarigan, B. (2008). Pendidikan Jasmani Adaptif. Bandung: FPOK. UPI Bandung

Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI Bandung

Karya Ilmiah:

Asniarno, F. (2010).Pengaruh Gerak Dasar Pada Pendidikan Jasmani Adaptif Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Tuna Rungu di SLB B/C KARTASURA. Skripsi Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan.

(34)

61

Yana Nurohman, 2013

Pengaruh Permainan Boy-boyan Terhadap Waktu Aktif Belajar Siswa Tunarungu di SLB B Angkasa Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nugraha, G. (2011). Pendekatan Bermain Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Siswa. Sekripsi. FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wijaksana, R. (2012). Pengembangan Prilaku Kemandirian Warga Negara Melalui Koprasi Di SMKN 3 Bandung. Skripsi. FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber Lainnya:

Bloom, (1959).Www.wikipedia.com

Badan pusat statistik nasonal. (2010). [Online].

Tersedia:digilib.its.ac.id/publik/ITS-undergrduate-18947-chapter1-5997 pdf [13 April 2012]

Howard dan Orlensky. (1994). Faktor Penyebab Ketuna Runguan. [Online]. Tersedia: eprintes.unsm. id/56/2/170202311201009512.pdf.

[18 Januari 2013]

Husada. (2010). Karakteristik dan Penyebab Tuna Tungu.[Online].

Tersedia: husad-tp.blogspot.com/2012/03/makalah-tunarungu-ii.htm [13April 2012]

Husda. I. (2011).Karakteristik dan Klasifikasi Anak Tuna Rungu.[Online].

Tersedia: http://husadaindah.wordpress.com/tag/makalah-pengertian-anak-tunarungu. [18 Januari 2013]

Rahayu. (2010). Pengertian Permainan Boy-boyan. .[Online]. Tersedia: http:/repository upi.com [12 April 2012]

Sitinuraini (2011).Permasalahan Anak Tuna Rungu. [Online].

Gambar

Tabel                                                                                                                     Hal Tabel 3.1 Populasi Penelitian  .........................................................................................
Gambar                                                                                                                Hal Gambar 3.1 Desain penelitian sugiyono  ........................................................................
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Gambar 3.1   Desain Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan karir dengan teknik genogram, dimaksudkan sebagai penyelenggaraan layanan yang difokuskan untuk membantu peserta didik dalam memahami diri, mengambil keputusan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor.. 89,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

[r]

Sistem Jarlokaf ini diperkirakan menjadi sistem jaringan akses masa depan sebab dengan digunakannya serat optik sebagai media transmisinya, maka memungkinkan kapasitas bandwidth

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan dan karakterisasi genteng komposit polimer menggunakan campuran pasir hitam, aspal, serat pinang, styrofoam dan

Berbagai fungsi tersebut adalah merancang letak site berdasarkan posisi potensial yang ingin dicover, merancang scrambling code reuse pada suatu wilayah menentukan neighbour

Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja). Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan

Jika seorang dosen telah memenuhi tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut pada nomor 1 butir a dan b, khususnya dalam memenuhi kewajiban utama bidang penelitian dengan