Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Pertanyaan Penelitian ... 5
D. Batasan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian …...………. 6
F. Manfaat Penelitian…………...……... 6
BAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG A. Ordo Lepidoptera ………...…...… 7
1. Klasifikasi Lepidoptera ……….... 8
2. Morfologi ……….. 14
3. Siklus Hidup Kupu-kupu ……….. 16
B. Keanekaragaman Kupu-kupu …..………...…... 18
C. Kupu-kupu dengan Tanaman Inang ...…….. 1. Adaptasi, Kebiasaan Kawin dan Migrasi Lepidoptera ………... 19
2. Kebiasaan Makan dan Pemilihan Tanaman Inang Kupu-kupu ………... 22
BAB III METODE PENELITIAN
a. Pencuplikan Larva dan Pupa Kupu-kupu ... 28
b. Pencuplikan Kupu-kupu Dewasa …………..…. 28
c. Pencuplikan Tanaman Inang Kupu-kupu …... 29
G.Analisis Data ... 1. Identifikasi Kupu-kupu ………... 29
2. Perhitungan Keanekaragaman, Kemerataan dan Kelimpahan Kupu-kupu ………... 30
H. Alur Penelitian ………. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...………... 33
2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI ………... 35
3. Keberadaan Tanaman Inang Larva di Kebun Botani UPI ... 39
4. Faktor Abiotik Kebun Botani UPI ... 40
B.Pembahasan 1. Kebun Botani UPI Sebagai Habitat Alami Kupu-kupu ...………... 41
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
a. Keanekaragaman Kupu-kupu di Kebun Botani
UPI ……… 45
b. Kelimpahan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI 46 3. Interaksi Tanaman Inang Dengan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI ... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………...……….. 55
B. Saran ………...………...…. 55
DAFTAR PUSTAKA ………... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 62
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Alat yang digunakan selama penelitian ... 25
3.2 Lembar isian pengamatan kupu-kupu di Kebun Botani
UPI ………... 27
4.1 Kelimpahan setiap species kupu-kupu dewasa di Kebun
Botani UPI ………... 35
4.2 Keanekaragaman dan kemerataan kupu-kupu di Kebun
Botani UPI …………... 37
4.3 Kelimpahan larva kupu-kupu di Kebun Botani UPI ….... 37
4.4 Keanekaragaman dan kemerataan larva kupu-kupu di
Kebun Botani UPI …... 38
4.5 Daftar Familia dan nama tanaman inang kupu-kupu di
Kebun Botani UPI …………... 39
4.6 Parameter abiotik yang diukur di dalam kawasan Kebun
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Euthalia monina (Nymphalidae) ... 11
2.2 Struktur tubuh dan sayap Lepidoptera .... 15
2.3 Siklus hidup kupu-kupu ………... 16
3.1 Peta Lokasi Kebun Botani UPI Bandung ……… 26
4.1 Kebun Botani UPI Bandung ……… 33
4.2 Sketsa denah Kebun Botani UPI Bandung ... 34
4.3 Sketsa keberadaan kupu-kupu di Kebun Botani UPI …... 43
4.4 Delias belisama……… 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I Seluruh Perhitungan Keanekaragaman dan Kelimpahan
A. Keanekaragaman dan Kelimpahan kupu-kupu dewasa
di Kebun Botani UPI ……...
1. Jumlah species kupu-kupu di Kebun Botani UPI 62 2. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu
dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 1 … 63
3. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu
dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 2 … 64
4. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu
dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 3 … 65
5. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu
dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 4 … 66
6. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu
dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 5 … 67
B. Keanekaragaman dan kelimpahan larva kupu-kupu di
Kebun Botani UPI ...
1. Jumlah individu larva kupu-kupu di Kebun Botani
UPI ……… 68
2. Hasil perhitungan keanekaragaman larva
kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner
pengulangan 1 ………... 68
3. Hasil perhitungan keanekaragaman larva
kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner
pengulangan 2 ………... 69
4. Hasil perhitungan keanekaragaman larva
kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner
pengulangan 3 ………... 69
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
kupu dengan Indeks Shannon-Wienner
pengulangan 4 ………...
6. Hasil perhitungan keanekaragaman larva
kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner
pengulangan 5 ………... 70
II Hasil Pengukuran Faktor Klimatik di Dalam Kebun Botani UPI ………... 71
A. Intensitas cahaya ………... 71
B. Suhu udara ………. 71
C. Kelembaban udara ………. 71
D. Kecepatan angin ……… 72
III Daftar Nama dan Habitus Tanaman Inang Kupu-kupu …... 73
IV Klasifikasi Kupu-kupu Di Kebun Botani UPI ………. 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora
dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki
daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga
khususnya kupu-kupu. Ordo Lepidoptera memiliki peran dan kontribusi yang
sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan perannya
sebagai penyerbuk tanaman (Amir et al., 2003; Hamidun, 2003). Keanekaragaman
Lepidoptera tidak hanya dipengaruhi oleh geografi dari suatu daerah dan
kemampuan dari suatu spesies untuk berpindah tempat, tapi juga ketergantungan
suatu spesies pada faktor ekologi yaitu struktur, persebaran, kelimpahan dan
komposisi vegetasi tanaman inang (Fleishman et al., 2005; Cleary & Genner,
2004). Banyak dari spesies kupu-kupu yang merupakan pemakan nektar, sehingga
sering mengunjungi bunga dan berpindah dari bunga satu ke bunga lain. Namun
ada beberapa kupu-kupu dewasa yang memakan dan mencari sumber daya yang
dibutuhkan dari kotoran, contohnya yaitu Junonia iphita (Taufiqqurahman, 2011).
Sehingga tidak diragukan lagi peranan kupu-kupu dalam membantu penyerbukan
tanaman.
Siklus reproduksi kupu-kupu merupakan kunci utama dalam keberhasilan
siklus hidupnya. Di antara semua sumber daya lingkungan yang dibutuhkan oleh
2
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tanaman inang larva yang menjadi kunci utamanya (Dennis, 2010). Kemampuan
serangga herbivora untuk memakan tanaman sangat berhubungan erat dengan
keanekaragaman tanaman (Mitter et al., 1988). Tanaman inang larva merupakan
sumber konsumsi utama pada Lepidoptera, karena tanpa tanaman inang tersebut
Lepidoptera tidak mampu untuk membangun populasi (Tiple et al., 2011).
Dalam pemilihan tanaman inang pada kondisi habitat alami serangga
mengahadapi berbagai stimulus eksternal, kondisi dan respon internal serta
rangkaian dari hambatan lingkungan (Badenes et al., 2004) yang menyebabkan
sulitnya membedakan stimulus dari serangga seperti bahan kimia, visualisasi, dan
stimulus mekanik dari tanaman inang dan tanaman yang bukan inang. Hal ini
diasumsikan secara umum bahwa proses pemilihan tanaman inang pada serangga
dipengaruhi oleh sinyal volatil kimia tanaman, setelah itu oleh stimulus visual dan
selanjutnya oleh sinyal kimia non-volatil (Hooks & Johnson, 2001). Kupu-kupu
menunjukan hirarki dalam pemilihan inang dengan membedakan antara spesies
tanaman, genotip, antara individual dengan fisiologi yang berbeda dan kondisi
fisiologi bahkan antara bagian tanaman (Wiklund, 1984). Kupu-kupu memiliki
perilaku yang berbeda signifikan di antara setiap familia, antara spesies dalam
satu genus atau bahkan antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama
(Singer & Parmesan, 1993). Banyak kupu-kupu lebih memilih kelompok tanaman
yang sangat terkait dengan perolehan seluruh nutrisi larva yang dibutuhkannya
untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang
ini sama halnya dengan bahan kimia yang terkandung dalam tanaman inang untuk
Selain itu, keanekaragaman Lepidoptera dipengaruhi juga oleh keadaan
lingkungan. Faktor lingkungan yang memengaruhi yaitu ketinggian (altitude),
suhu, kelembaban, intensitas cahaya, cuaca dan musim (Rizal, 2007; Efendi,
2009). Sehingga Lepidoptera digunakan sebagai salah satu bioindikator yang
dapat dimanfaatkan untuk mengukur pengaruh perubahan iklim terhadap
biodiversitas (Ramana, el al., 2011).
Dampak kegiatan manusia dan konversi lahan hutan secara besar-besaran
merupakan penyebab terjadinya kepunahan masal yang signifikan pada skala
waktu geologi seperti penyebarluasan pada distribusi organisme (Thomas et al.,
2004). Diantara semua serangga, kupu-kupu menduduki posisi vital di dalam
ekosistem serta keberadaan dan keanekaragamannya menjadi indikator
lingkungan terestrial yang masih terjaga (Aluri & Rao, 2002). Terancamnya
keberadaan Lepidoptera dikarenakan warna, corak dan bentuk sayap yang
bervariasi, sehingga Lepidoptera digunakan sebagai objek penelitian, koleksi dan
komoditas perdagangan (Thomas, et al., 2004).
Kebun Botani UPI merupakan salah satu kawasan yang digunakan sebagai
laboratorium alami bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Kebun Botani UPI juga ditumbuhi oleh banyak tanaman yang bisa mendukung
keanekaragaman Lepidoptera. Luas kebun botani yaitu sekitar ± 8000 m2 dengan
berbagai fasilitas di dalamnya seperti rumah kaca, laboratorium serta rumah
hewan. Pentingnya peran kebun botani dalam proses perkuliahan yang
diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Biologi menjadikan kebun botani
4
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
komposisi vegetasi tanaman herba dan semak di Kebun Botani UPI dapat
dijadikan tempat hidup Lepidoptera dan mendukung siklus hidupnya. Dengan
adanya perubahan, pembangunan dan renovasi pada habitat Kebun Botani
menyebabkan hilangnya beberapa tanaman dan membuat komposisi vegetasi
tanamannya pun berubah yang berpengaruh terhadap perubahan struktur
komunitas Lepidoptera di Kebun Botani UPI.
Penelitian mengenai keanekaragaman Lepidoptera dan hubungannya dengan
tanaman inang telah banyak dilakukan (Sin et.al. 2002; Saputro, 2007; Rizal,
2007; Bonfatti et al., 2009; Khan et al., 2011) dan untuk wilayah Kebun Botani
UPI sendiri belum ada penelitian mengenai hubungan antara keanekaragaman
kupu-kupu dengan tanaman inangnya, serta pengetahuan mengenai tanaman inang
Lepidoptera merupakan prasyarat untuk setiap program konservasi Lepidoptera.
Karena keberhasilan konservasi sangat bergantung pada pengetahuan kebutuhan
sumber daya optimal bagi tahapan larva yang merupakan tahapan utama dalam
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, rumusan masalah dari
penelitian ini adalah “Bagaimana keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupu di
Kebun Botani UPI?”
C. Pertanyaan Penelitian
Ada beberapa pertanyaan penelitian yang menjadi pokok permasalah
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana keanekaragaman kupu-kupu di Kebun Botani UPI?
2. Bagaimana kelimpahan dari setiap spesies dari kupu-kupu di kebun Botani
UPI?
3. Tanaman apa saja yang dijadikan tanaman inang oleh kupu-kupu di Kebun
Botani UPI?
4. Bagaimana interaksi Lepidoptera dengan lingkungan terutama jika dilihat dari
keberadaan tanaman inangnya?
D. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Lepidoptera yang diamati yaitu semua kupu-kupu diurnal yang tertangkap
insect net dan teramati.
2. Kupu-kupu yang dicuplik dan diidentifikasi yaitu pada fase larva, pupa dan
Lepidoptera dewasa.
3. Variabel tanaman inang yang diukur yaitu familia, spesies dan habitus
6
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Data penunjang berupa faktor abiotik yang diukur yaitu ketinggian (altitude),
suhu, kelembaban, intensitas cahaya serta kecepatan angin.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu serta
hubungannya dengan keberadaan tanaman inang. Lepidoptera merupakan
serangga yang memiliki tanaman inang spesifik sehingga penelitian ini juga
bertujuan untuk memberikan informasi jenis tanaman inang yang cocok bagi
setiap spesies kupu-kupu yang terdapat di Kebun Botani UPI dan di tempat lain.
Data penelitian diharapkan dapat menunjang dan memberi informasi yang
diperlukan untuk rekomendasi perumusan rencana pengelolaan konservasi
kupu-kupu tidak hanya di Kebun Botani UPI tetapi juga di tempat yang memiliki
kemampuan untuk menjadi kawasan konservasi kupu-kupu.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk
peningkatan kelestarian kupu-kupu di Kebun Botani UPI dan memberikan
informasi untuk rekomendasi perumusan rencana pengelolaan konservasi
kupu-kupu tidak hanya di Kebun Botani UPI tetapi juga di tempat yang memiliki
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 - Juli 2012 dan bertempat di
Kebun Botani UPI.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif karena penelitian ini melihat bagaimana keanekaragaman kupu-kupu
serta interaksinya dengan keberadaan tanaman inang di Kebun Botani UPI tanpa
memberikan perlakuan.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.1
berikut.
Table 3.1. Alat yang digunakan selama penelitian
No. Nama alat dan bahan Jumlah
1. Altimeter 1 unit
2. Anemometer 1 unit
3. Handy counter 1 unit
4. Insect net 1 unit
5. Kamera digital 1 unit
6. Kertas 500 lembar
7. Luxmeter 1 unit
8. Thermohygrometer digital 1 unit
D. Sampel dan Populasi
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan kupu-kupu yang ada di Kebun
26
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang tercuplik insect net dan larva maupun pupa yang ditemukan saat cruising
serta tanaman inang yang mendukung keberadaan Lepidoptera di Kebun Botani
UPI.
E. Desain Penelitian
Sampel kupu-kupu dicuplik dengan menggunakan metode standard walk
(Pollar & Yates, 1993; Tati-Subahar et. al., 2009), dikarenakan mobilitasnya yang
tinggi. Metode standard walk digunakan dengan menghitung jumlah individu tiap
spesies dan mengidentifikasi spesies kupu-kupu yang dapat diidentifikasi.
Kupu-kupu yang tercuplik oleh insect net diidentifikasi lalu dihitung jumlah individu per
spesiesnya. Sampling dilakukan dengan menyelusuri seluruh kawasan Kebun
Botani dikarenakan luas wilayah yang kecil yaitu ± 8000 m2. Pencuplikan
dilakukan setiap minggu sebanyak 5 kali pengulangan.
Gambar 3.1. Peta Lokasi Kebun Botani UPI Bandung (Google Map, 2012).
Data hasil penelitian dimasukkan ke dalam format pengamatan yang terdiri
dari tanggal pencuplikan, foto spesies untuk memudahkan, nama spesies, Familia,
jumlah individu kupu-kupu dan tanaman inang yang dihinggapi oleh kupu-kupu
Tabel 3.2. Lembar isian Pengamatan Lepidoptera di Kebun Botani UPI Tanggal pencuplikan
No. Foto Familia Spesies Tanaman inang
Jumlah individu
Keterangan
F. Prosedur Kerja
1. Survey dan Pra Penelitian
Survey dilakukan pertama kali dengan mengamati kondisi lokasi penelitian
dan mengetahui luas daerah. Survei bertujuan agar peneliti dapat memperkirakan
tempat yang cukup representatif untuk penelitian. Tahap selanjutnya yaitu pra
penelitian, agar peneliti dapat melakukan penelitian dengan tepat sesuai metode
yang ditentukan. Metode yang dipakai pada pra penelitian yaitu cruising
sampling, dimana sampel kupu-kupu diurnal diambil baik pada tahap larva, pupa
maupun dewasa dan diidentifikasi. Pada pra penelitian dilakukan sensus tanaman
inang yang terdapat larva dan kupu-kupu dewasa dan pengukuran profil daerah
penelitian sehingga karakteristik daerah tersebut dapat diketahui secara pasti.
2. Penelitian
Setelah semua tahap survey dan pra penelitian selesai, selanjutnya dilakukan
penelitian dengan cara menghitung, mengamati, menangkap sampel kupu-kupu
serta mencatat Familia, spesies dan habitus individu tanaman inang dari
kupu-kupu. Selain itu, dilakukan juga pengukuran faktor abiotik di setiap titik yang
telah ditentukan sebanyak 3 kali pengulangan. Identifikasi di lakukan di lapangan,
28
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diidentifikasi di laboratorium. Data yang dikumpulkan yaitu jumlah individu
kupu-kupu dewasa dan larva serta spesies dan habitus tanaman inang.
Data faktor abiotik yang dicuplik yaitu ketinggian (altitude), suhu,
kelembaban, intensitas cahaya serta kecepatan angin diambil sebanyak 3 kali.
Karena seperti yang sudah dilaporkan bahwa faktor abiotik tersebut dapat
mempengaruhi populasi kupu-kupu (Rizal, 2007; Efendi, 2009).
a. Pencuplikan Larva dan Pupa Kupu-kupu
Pencuplikan larva dan pupa kupu-kupu menggunakan metode standard walk
(Pollard & Yates, 1993, Tati-Subahar et. al., 2009). Metode ini digunakan karena
luas daerah Kebun Botani UPI yang kecil yaitu 8000 m2 sehingga metode ini
digunakan agar semua sampel kupu-kupu tercuplik dan wilayah Kebun Botani
UPI dapat teramati.
b. Pencuplikan Kupu-kupu Dewasa
Pencuplikan kupu-kupu diurnal dewasa diperoleh dengan metode standard
walk (Pollard & Yates, 1995, Tati-Subahar et. al., 2009) dikarenakan mobilitasnya
yang tinggi. Metode ini dilakukan dengan berjalan dan dilakukan perhitungan
serta pencuplikan jumlah individu kupu-kupu yang terlihat atau ditemukan.
Keberadaan dan jumlah dari spesies yang dikenali dicatat ditempat, namun apabila
tidak teridentifikasi kupu-kupu disimpan di dalam amplop dan diidentifikasi di
laboratorium. Pengamatan dilakukan pada pukul 08.00-12.00 WIB. Lepidoptera
dicatat hanya pada hari yang kering tanpa hujan, cerah dan hangat (Pollard &
c. Pencuplikan Tanaman Inang Kupu-kupu
Informasi tanaman inang yang dicuplik yaitu informasi mengenai Familia,
spesies dan habitus tanaman inang larva dan kupu-kupu dewasa. Pada pencuplikan
dicatat juga mengenai spesifikasi sifat kupu-kupu yang monopagus atau
polipagus. Pencuplikan tanaman inang dilakukan sejalan dengan pencuplikan
larva dan pupa yaitu dengan metode survey dan cruising sampling dimana
ditemukannya larva dan kupu-kupu dewasa. Tanaman inang diidentifikasi
bersamaan dengan larva kupu-kupu yang berada di tanaman inang tersebut. Untuk
tanaman yang sulit diidentifikasi di lapangan diawetkan dengan membuat
herbarium specimen termasuk semua detail dari tanaman tersebut untuk
identifikasi lanjutan.
G. Analisis Data
1. Identifikasi Kupu-kupu
Sampel kupu-kupu dewasa dihitung jumlah individunya dan diidentifikasi
dengan literatur yang tersedia (Peggie & Amir, 2006; Morrell, 1960;
www.Foby.web.id). Sedangkan untuk sampel larva dan pupa yang ditemukan
diidentifikasi oleh buku Jaques (1947). Diperlukan juga adanya ahli identifikasi
30
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Perhitungan Keanekaragaman, Kemerataan dan Kelimpahan
Kupu-kupu
a. Kelimpahan (Pi)
Untuk melihat kelimpahan data yang diperoleh, digunakan rumus kelimpahan
(Heryanto et al.,1986 dalam Dharmawan et al., 2005):
b. Keanekaragaman (H’)
Analisis statistika yang digunakan untuk perhitungan indeks keanekaragaman
yaitu dengan menggunakan rumus Shannon-Wienner (Magurran, 1988).
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman
Shannon-Wiener yaitu:
H’ ≤ 1
Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas
sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang
berat dan ekosistem tidak stabil.
1,0 ≤H’ ≥ 3,322 Keanekaragaman tergolong sedang, produktivitas Keterangan:
H’= Indeks Keanekaragaman Shannon -Wienner
Pi=
cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan
ekologis sedang dan stabilitas komunitas sedang.
H’ ≥ 3
keanekaragaman tergolong tinggi, stabilitas
ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan
terhadap tekanan ekologis dan stabilitas komunitas
biota dalam kondisi prima (stabil)
c. Kemerataan (e)
Keanekaragaman tidak dapat terlepas dari kemerataan (evenness), yang dapat
dihitung dengan formulasi Pielou (Odum, 1971):
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai kemerataan yaitu:
e ≤ 0,4 Kemerataan spesies termasuk kategori rendah
0,4 ≤ e ≥ 0,6 Kemerataan spesies termasuk kategori sedang
e ≥ 0,6 Kemerataan spesies termasuk kategori tinggi
Semakin kecil nilai e berarti semakin sempit penyebaran spesies dan semakin
besar nilai e berarti semakin luas penyebaran spesies. Keterangan:
e= Nilai kemerataan antar jenis
H’= Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
32
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
H. Alur Penelitian
Studi literatur dan survey untuk Lepidoptera dan tanaman inang
Penelitian
Pencuplikan ulat dan kupu-kupu dewasa Pencuplikan tanaman inang
Identifikasi ulat, kupu-kupu dewasa dan tanaman inang larva
Kesimpulan
Penyusunan laporan Analisis data Pra Penelitian
Survey
Kelimpahan Keanekaragaman Kemerataan Peggie & Amir, 2006
Morrell, 1960 Jaques, 1947 www.foby.com Ahli identifikasi
kupu-kupu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, 40 species kupu-kupu
dewasa dan 13 species larva kupu-kupu ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa
Kebun Botani UPI memiliki kemampuan sebagai tempat konservasi kupu-kupu.
Species kupu-kupu dewasa terbanyak yang ditemukan yaitu Delias belisama dan
Letopsia nina yang dikarenakan ketersediaan tanaman inangnya yang melimpah
di Kebun Botani UPI. Namun, familia larva kupu-kupu terbanyak yang ditemukan
yaitu larva familia Pieridae bukan Danaidae karena kemampuan kupu-kupu
dewasa dalam memilih tanaman inang. Terdapat satu species endemik Pulau Jawa
yaitu Cyrestis lutea yang wajib untuk diperhatikan dan diadakan tanaman
inangnnya untuk kelestarian species endemik tersebut. Terdapat 17 Familia dan
34 species tanaman inang larva dan dewasa kupu-kupu di Kebun Botani UPI.
Keberadaan bunga bernektar dan tanaman inang larva di Kebun Botani UPI cukup
mendukung keberadaan kupu-kupu di Kebun Botani.
B. Saran
Direkomendasikan diadakannya pengamatan terhadap keanekaragaman
kupu secara berkelanjutan untuk mengetahui perubahan keanekaragaman
kupu-kupu karena perubahan keanekaragaman hanya bisa diamati melalui pengamatan
yang berkelanjutan dan perbandingan data setiap tahunnya. Untuk penelitian
56
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pieridae dan kupu-kupu dewasa Delias yang melimpah di Kebun Botani UPI. Hal
ini dikarenakan data mengenai larva kupu-kupu dapat menunjang data mengenai
keanekaragaman kupu-kupu di Kebun Botani UPI. Hasil dari penelitian ini
disarankan untuk menjadi data awal rencana konservasi kupu-kupu di Kebun
Botani untuk mendukung perberdayaan kupu-kupu yang statusnya terancam saat
DAFTAR PUSTAKA
Aluri, J. S. R. & S. P. Rao 2002. Psychophily and evolution consideration of Cadaba fructicosa (Capparaceae). Journal of the Bombay Natural History Society. 99(1): 59−63.
Amir M, Noerdjito WA, Kahono S. 2003. Kupu (Lepidoptera). Di dalam: Amir M, Kahono S, editor. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Bogor: Biodiversity Conservation Project LIPI-JICA.
Anonim 1. 2012. Encyclopædia Britannica Online In Britanica online:
Lepidoptera, [Online]. Tersedia:
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/336811/lepidopteran [22 Februari 2012]
Anonim 2. -. Foto galeri Lepidoptera. [Online]. Tersedia: http://www.Fobi.web.id. [7 Agustus 2012]
Badenes F, Shelton A, Nault B. 2004. Evaluating trap crops for diamondback moth, Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae). Journal of Ecological Entomolology. 97: 1365-1372.
Baker, R.R. 1968. Sun Orientation During Migration in Some British Butterflies. Proc. R. ent. Soc. Lord. 43: 89-95.
Baker R.R. 1969. The Evolution of The Migratory Habit in Butterflies. F.anim. Ecol. 38: 703-746.
Bonfantii, Dayana, Rocco Alfredo Di Mare & Ricardo Giovenardi. 2009. Butterflies (Lepidoptera: Papilionoidea and Hesperioidea) from two forest fragments in northern Rio Grande do Sul, Brazil. Check List.
5(4): 819-829.
Boppré M. 1984. Chemically mediated interactions between butterflies. In: VaneWright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies. Symposium of the Royal Entomological Society. 11: 259-275.
Cleary, DFR. & Genner MJ. 2004. Changes in rain forest butterfly diversity following major ENSO induced fires in Borneo. Glob Ecol Biogeogr.
13:129-140.
58
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dennis RLH. 2010. A Resource-Based Habitat View for Conservation, Butterflies in the British Landscape. Wiley-Blackwell.
Dharmawan, A., et al.. (2005). Ekologi Hewan. Malang: IKIP.
Dumchus, Alex. -. Cyrestis lutea. In Lepidoptera.pro online: Lepidoptera, [Online]. Tersedia:http://lepidoptera.pro/taxonomy/23506 [7 Agustus 2012]
Efendi, Muhammad Ali. 2009. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera: Ditrysia) Di
Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
Jawa Barat. Thesis pada Institut Pertanian Bogor, Bogor: tidak diterbitkan.
Ehrlich, Paul R. 1984. The structure and Dynamics of Butterfliy Population. In: Vane Wright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies: Symposium of The Royal Entomological Society. 11: 25-40.
Fleisman, E., Mac Nally R. & Murphy D.D. 2005. Relationships among non-native plants, diversity of plants and butterflies, and adequacy of spatial sampling. Biol. J. Linn. Soc. 85: 157–166.
Fry, Reg. 2011. THE LIFE CYCLE OF BUTTERFLIES AND MOTHS
(LEPIDOPTERA). [Online]. Tersedia:
http://www.ukleps.org/morphology.html [23 Februari 2012]
Hadi, H. Mochamad, Tarwotjo, Udi, Rahadian, Rully. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Hamidun.M.S. 2003. Penangkaran Kupu-Kupu Oleh Masyarakat di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. [Online]. Tersedia:http://labkonbiodend.blogspot.com [19 Juni 2010]
Hooks C, Johnson M. 2001. Broccoli growth parameters and level of head infestations in simple and mixed plantings: Impact of increased flora diversification. Annals of Applied Biology. 138: 269-280.
Jaques, H. E. 1947. How To Know The Insect. W. M. C. Brown Company. USA.
Khan, Z. H., Rifat H. Raina, Mudasir A. Dar & V.V. Ramamurthy. 2011. Diversity and Distribution of Butterflies From Kashmir Himalayas. Journal of Insect Science.24(1): 45-55.
Martin, Bateson. 1993. Measuring Behaviour. An Introductory Guide. Ed 2. Cambridge: Cambridge University Press.
Mitter C, Farrel B, Wiegmann B. 1988. The phylogenetic study of adaptive zones: has phytophagy promoted insect diversification?. American Naturalist.
132: 107-128.
Morrell, R. 1960. Common Malayan Butterflies. Longman. Singapore.
New TR, Pyle RM, Thomas JA, Thomas CD, Hammond PC. 1995. Butterfly Conservation Management. Annual Review of Entomology.40: 57-83.
Noerdjito, Woro A. & Amir, Mohamad. 1991. Kekayaan Kupu-kupu di Cagar Alam Bantimurung Sulawesi Selatan dan Sekitarnya.LIPI.-: 330-339
Nugroho, Arif. 2011. Menelisik Serangga Cantik. Biodiversitas Indonesia. [PDF]. Vol.1: 19-25. Tersedia: www.fobi.web.id. [20 Juni 2012].
Nurcahya, A. 2003. Plant community and its potential in supporting butterfly survival (sub-ordo Rhopalocera) at Tanjung Putus and Pulau Tegal, Teluk Lampung. Thesis pada Institut Tekhnologi Bandung, Bandung: tidak diterbitkan.
Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Panjaitan, Rawati. -. Keanekaragaman Kupu-kupu di Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten Manokwari. Universitas Negeri Papua. Skripsi Sarjana pada FMIPA Universitas Negeri Papua, Manokwari: tidak diterbitkan.
Peggie, Djunijanti & Mohammad Amir. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden. Zoologi, LIPI. Bogor.
Pollard, E. & Yates T.J. 1993. Monitoring Butterflies for Ecology and Conservation. Chapman & Hall. London. 277.
Ramana, S. P. Venkata, J. B. Alturi, D. Sandya Deepica, V. Prasanna Kumar & Naido, S. Appala. 2011. Life History And Larval Performance Of The Common Gull Butterfly Cepora Nerissa (Lepidoptera: Rhopalocera: Pieridae). The Bioscan.6(2): 219-222.
Rizal S. 2007. Populasi Lepidoptera di kawasan wisata Lubuk Minturun Sumatera Barat. Mandiri. 9: 170-184.
60
Senny Yustitia, 2012
Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Saputro, Nurcahyo Adhi. 2007. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu di Kampus IPB Darmaga. Institut Pertanian Bogor. Skripsi Sarjana pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor; tidak diterbitkan.
Schnepf, Johannes. 2010. Diversity of Diurnal Lepidoptera Across an Elevational Gradient Above The Timberline: A Case Study From The Austrian Alps. Wien.
Shintawati, Aini. 2009. Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu (Lepidoptera:Papilionoidea) Di Kampung Tandia Distrik Rasiei Kabupaten Teluk Wondama. Skripsi Sarjana pada FPMIPA Universitas Negeri Papua: tidak diterbitkan.
Sin, Lim Wen, A. Wibowo Nugroho Jati & Ign. Pramana Yuda. 2002. Keanekaragaman Lepidoptera di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Biota. 7(2); 77-82.
Singer M & Parmesan C. 1993. Sources of variation in patterns of plant-insect association. Nature. 361: 251-253.
Syafitri, Mutiara et al., 2010. Keanekaragaman Dan Sebaran Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera) Di Resort Gunung Putri, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. PKM mahasiswa pada Universitas Negeri Jakarta: tidak diterbitkan
Tati-Subahar, SS & Yuliana, Annisa. 2010. Butterfly diversity as a data base for the development plan of Butterfly Garden at Bosscha Observatory, Lembang, West Java. Biodiversitas. 11(1): 24-28.
Taufiqurrahman, Imam. 2011. Kotor(an) Itu Baik. Biodiversitas Indonesia. [PDF]. 1: 19-25. Tersedia: www.foby.web.id [20 Juni 2012]
Thomas, C. D., A. J. Cameron, R. E. Green, M. Bakkenes, L. J. Beaumont, Y. C. Collingham, B. F. N. Erasmus, M. Ferreira de Siquiera, A. Grainger, L. Hannah, L. Hughes, B. Huntley, A. S. van Jaarsveld, G. F. Midgeley, L. Miles, M. A. Ortega-Huerta, A. T. Peterson, O. L. Phillips & S. E. Williams. 2004. Extinction risk from climate change. Nature. 427: 145−148.
Tiple, A. D., A. M. Khurad, R. L. H. Dennis. 2011. Butterfly larval host plant use in a tropical urban context: Life history associations, herbivory, and landscape factors. Journal of Insect Science.11:65.
Wiklund C. 1975. The evolutionary relationship between adult oviposition preferences and larval host plant range in Papilio machaon L. Oecologia. 18: 185-197.