PERANAN IBU PANTI ASUHAN
PADA PELAKSANAAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA
UNTUK MEMBINA PERILAKU ANAK
(Studi DeskriptifAnalitik Pembinaan Anak Wanita
Pada Panti Asuhan Kasih Ibu di Kotamadya Bengkulu)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Umum
Oleh:
SYAHRIL NIM: 9596154/S-2 PU
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNGDISETUJUI DANDISYAHKAN UNTUK
UJIAN TAHAP I OLEH :
PROF. PR H. DJAMARI
PEMBPMBING I
>„ A/ V
PROF. PR H. NURSTD SIIMAATMAP.TA
PEMBIMBINGII
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
/Illak tcdak akan metobak nasi6 suatu kaum kecuali
kaum itu scndltl yan^ meiobaknya (-/\t Qut'an)
^ZcsLs ini dipctsanSakkan kepada
Otan$ tuaku, pata pendidik, isteti dan
anakku tetcinta setta otan$~oian$ yan$ denzan
ikktas ikut andd datam petjatanan studi dan kidupku
ABSTRAKS
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peringatan Allah
"J hukTf M Ma'Un ^^ XSamPal ^^ 3
Tahukah kamu
( orang) yang mendustakan agama?
*"*
«*£y£
itulah
orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan
memben makan orang miskin" (Q. 107:1-3).
<kt>*
?oSi! S8nSUS PSnduduk Biro Pusat Statistik terakhir
malL
y *
^^^l^n bahwa 22,5 juta penduduk Indonesia
masih hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk membantu
keluarga penduduk miskin di atas diadakanlah Panti Asuhan
di bawah binaan dan bimbingan Departemen Sosial, baik
T»T
maupun oleh yayasan/swasta.T!?an ^^ dikelolah langsung oleh pemerintah
Permasalan yang dikemukakan dalam penelitian ini
adalah timbulnya kesan dalam masyarakat awam bahwa pendi
dikan
dalam
keluarga
Panti
Asuhan
kurang
berjalan
sebagaimana
mestinya, dan sejauh mana peranan ibu Panti
Asuhan ltu sebagai Ibu pengganti.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan naturalistik. Adapun data dikumpulkan dengan
teknikobservasi, wawancara dan dokumentasi. Data tersebut
dianalisis dengan menggunakan cara berpikir induktif. Dari
hasil penelitian ini dapat diungkap bahwa peranan Ibu
Panti Asuhan sangat penting untuk melaksanakan pendidikan
dalam keluarga panti dalam usaha
membina perilaku anak
asuh dengan berbagai cara dan usaha, yang sebagian besar
berlaku :uga dalam keluarga pada umumnya. Namun pendidikan
di Panti Asuhan jika dibandingkan dengan pendidikan dalam
Keluarga umumnya lebih terprogram.
_ Selain itu
pendidikan di Panti Asuhan "Kasih Ibu"
memilik! ciri khusus, yaitu pendidikan dilaksanakan dengan
pendekatan agama dan kasih sayang, yang merupakan pendi
dikan umum yang ada dalam lembbaga sosial.
Dengan demikian pola pembinaan yang dilakukan di
Panti Asuhan "Kasih Ibu" berguna bagi orang tua dan Ibu
Asuh, bagi sekolah, serta bagi pengurus/yayasan.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Moto dan Persembahan
111
ABSTRAKSI
IV
KATA PENGANTAR
v
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
X
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ±
B. Perumusan dan Pernyataan Masalah 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 7 D. Definisi Operasional Judul 8
BAB II PERAN IBU ASUH DALAM PENDIDIKAN KELUARGA DI
PANTI ASUHAN
A. Panti Asuhan Sebagai Keluarga 10 1. Pengertian Panti Asuhan 10 2. Fungsi Keluarga Panti Asuhan n 3. Tanggung Jawab Ibu Panti Asuhan 15
4. Kepemimpinan Ibu Panti Asuhan Dalam
5. Panti Asuhan dan Peranan Ibu Asuh ... 20
6. Perlunya Kepedulian Ibu Panti Asuhan
terhadap Anak Asuhannya 23
B. Pendidikan dalam Keluarga Panti Asuhan.. 26 C. Materi Pendidikan dalam Keluarga Panti
Asuhan 29
D. Pendidikan Umum dalam Kaitannya dengan
Panti Asuhan 31
1. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Umum 31
2. Kaitan Pendidikan Umum dengan Panti
Asuhan 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian 39
B. Instrumen Penelitian 39
C. Sumber Data dan Subjek Penelitian 43
D. Pengumpulan Data 44
E. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Anak Asuh dan Alumni 49
B. Hasil Penelitian 53
1. Deskripsi Data Penelitian 53
2. Analisis dan Penelusur an Makna
Esen-sial Data Penelitian 54
3. Temuan Penelitian 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan 93
B. Saran-saran g4
C Penutup g5
DAFTAR PUSTAKA . .
IZIN PENELITIAN
TENTANG PENELITI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah memperingatkan kita semua sebagaimana
firman-Nya dalam surat Al Ma'un yang artinya sebagai berikut:
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan Agama itulah orang
yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin". (Q. 107 : 1-3).
Anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah) dengan
membawa rasa ke-Tuhanan berupa potensi diri. Dalam
perkem-bangan potensi diri itu dipengaruhi oleh lingkungan/ orang
tua apakah mau menjadikan Kafir, Yahudi atau Island (Al
Hadist). M.D. Dahlan (1991:83)
mengatakan, "bahwa ling
kungan merupakan faktor yang berpengaruh dalam pembinaan
kepribadian." Ki Hajar Dewantara menyebutkan dengan "TRI
PUSAT PENDIDIKAN" yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Kita sekarang memasuki Pembangunan Jangka Panjang II
(PJP II), banyak hal yang kita bangun dalam PJP 1, baik
pembangunan fisik maupun nonfisik, tetapi kita tidak dapat
menutup mata bahwa masih ada rakyat kita yang masih hidup
miskin. Hasil Sensus Penduduk Biro Pusat Statistik
terak-hir (BPS 96) menyebutkan 22,5 juta penduduk Indonesia
miskin" (Kompas 21 Maret 1997).
Untuk membantu mereka yang belum beruntung ini,
anak-anak keluarga miskin, terlantar, yatim piatu dan
Iain-lain.
Sebagaimana digariskan dalam GBHN, tujuan Pembangunan
Nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spritual serta hakikat
pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia bedasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keadaan tersebut dapat dicapai bila seluruh warga
masyarakat mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan
termasuk pembangunan kesejahteraan anak.
Adanya pelayanan kesejahteraan sosial bagi
anak
telantar yang dilaksanakan dalam Panti Sosial Asuhan Anak
bermaksud memberikan kesempatan kepada anak telantar agar
dapat mengembangkan potensi,
pribadi, serta kemampuannya
secara wajar.
Disadari atau tidak, gejala meningkatnya kepedulian
orang tua atas tanggung jawab pendidikan sekolah
anak-anak, justru menunjukkan bahwa hal tersebut belum
di-barengi dengan meningkatnya kepedulian orang tua atas
peranannya sebagai pendidik anak-anak dalam keluarga.
Terbukti tidak sedikit orang tua yang menggantungkan hasil
pendidikan anak hanya pada lembaga pendidikan sekolah,
menyerahkan pendidikan anak-anak pada berbagai lembaga
pendidikan keterampilan tertentu bahkan menyerahkan pendi
Mendidik anak, bagi orang tua pada dasarnya merupakan
salah satu tanggung jawab kodrati, "tetapi ada kalanya
orang tua kandung karena keadaan tertentu tidak mampu
memikul tanggung jawab kodrati, lebih-lebih dalam
ke-hidupan modern yang telah sedemikian berdifferensiasi"
(Soelaeman : 1978:112). Dengan kepedulian yang kurang atas
perannya sebagai pendidik maka sangat wajar jika orang tua
tidak dapat menjalankan fungsi tersebut dan kalaupun ada
"besar kemungkinan bahwa kebanyakan orang tua menjalankan
fungsi ini tanpa rencana atau tanpa dasar pemikiran yang
cukup rasional" (Sudardja Adiwikarta 1988:71).
Keluarga telah kita kenali sebagai salah satu wahana
yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan, dan
orang tua sebagai pendidik sekaligus sebagai penanggung
jawab seharusnya menyediakan dan mengatur sarana dan
kondisi untuk belajar anak sebagai subjek didik yang
berpotensi. Dalam keluarga, anak sewajarnya memperoleh
berbagai keterampilan, pembinaan sikap dan sejumlah
penge-tahuan dasar agar kehidupan masa depannya lebih terjamin,
tetapi gejala yang menonjol "orang tua pada umumnya tidak
mampu memberikan yang layak untuk mempersiapkan anak-anak
untuk memenuhi syarat-syarat yang dituntut oleh masyara
kat" (Nasution 1982:111).Di
sisi lain, keluarga juga merupakan pusat
segi fisik maupun segi psikis. Dalam hal ini Duval
(1962:29) menyebutkan "family are the nurturing center for
human personality". Demikian pula Undang-undang r.i. No. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan
bahwa "pemerintah mengakui kemandirian untuk melaksanakan
upaya pendidikan dalam lingkungannya sendiri" (penjelasan
pasal 10 ayat 5). Dengan demikian, keberadaan keluarga
sebagai pusat pendidikan bahkan sebagai pusat pendidikan
Yang pertama tidak perlu diragukan lagi. Lebih
menguntung-kan lagi bahwa peran yang dimiliki Qrang tua sebaga.
pendidik tidak terbatas oleh adanya ruang dan waktu, sebab
dalam keluarga "hubungan peran tidak saja berubah pada
titik yang demikian jelas tetapi terus menerus selama
kehidupan keluarga itu" (Goode,
terjemahan Lailahanum
Hasyim, 1985:138). Maksudnya tidak adanya batasan
ber-akhirnya apakah setelah anak-anak berkeluarga atau
memi-sahkan diri karena melanjutkan sekolah di lain kota dan
sebagainya.
Berkaitan dengan pendidikan umum, pendidikan dalam
keluarga lebih menekankan kepada pengembangan kepribadian
secara utuh menyeluruh lahir batin. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan umum. Secara umum, Nursid Sumaatmadja
(1990:7)
merumuskan
tujuan
pendidikan umum sebagai
2* sM™Biai"anUSl* SSSUai dengan ^tabat kemanu-
siaan, membma manusia mengenal diri, menvadarkan dtrH
masyaS?aSt)ind^dv *" SelakU ^1^8^?^^
s^a^^ahVuk cfp^n =
y^^ ^
Dalam praktiknya pendidikan keluarga lebih cenderung
menyajikan materi atau hal-hal yang bersifat praktis dan
langsung berguna dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
sejalan dengan program pendidikan umum, seperti
dikemuka-kan oleh Henry Nelson (1952:46) bahwa "most programs of
general education aim to be practical or useful" dengan
demikian kita pahami betapa pentingnya pendidikan dalam
keluarga dan demikian pula pendidikan umum.
Sementara itu Undang-Undang No. 2 th. 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa "keluarga
merupakan pendidikan yang. penting perannya dalam upaya
pendidikan umumnya".
Demikian uraian tentang penting dan keterkaitan
antara pendidikan dalam keluarga dan pendidikan umum
sebagai latar belakang perlunya masalah ini diteliti.
Penulis tertarik melakukan penelitian di Panti Asuhan
karena panti merupakan lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan keluarga yang menanamkan nilai-nilai agama,
disiplin, dan sosialisasi sesama anak di dalam panti.
Dalam masyarakat awam selama ini ada kesan bahwa
kurang berjalan sebagaimana mestinya dan tak ubahnya hanya
Pindah tempat tidur dan makan saja. Pendapat di atas telah
lama berkembang dalam masyarakat.
Kesan tidak baik yang ada selama ini yaitu orang
beranganggapan bahwa hanya anak-anak miskin dan terlantar
saja yang mau tinggal di panti asuhan karena keterpaksaan.
Benarkah anggapan itu untuk menjawabnya diperlukan peneli
tian.
oleh karena itu penelitian ini dilakukan.
Anak-anak di panti asuhan itu sebagai orang tuanya
digantikan oleh ibu asuh. Perlu diteliti, apa benar mereka
mendapatkan pembinaan sebagaimana ibu di rumah dalam
keluarga umumnya, khususnya pembinaan perilaku anak-anak.
B. Perumusan dan Pernyataan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas,
maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut : seiauh
mana peranan ibu asuh di panti dapat mere^lisasikan
EeJldidikan dalam keluarga sebagai ibu penaaantj untuk
membina perilakn anak.
Permasalahan di atas dapat dijabarkan ke dalam
per-tanyaan-pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Sumber daya manusia yang bagaimanakah yang diharapkan
oleh ibu asuh, dari anak didik yang menjadi asuhannya?
7
3. Nilai apakah yang ditanamkan kepada anak asuh untuk :
mengembangkan kesehatan (jasmani, lingkungan) dan sikap
(disiplin, jujur, berani kepada yang benar)?
4. Program-program apakah yang disajikan ibu asuh dalam
panti asuhan untuk membina perilaku anak?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian
ini sebagai berikut:1. Mengidentifikasi hal-hal yang dilakukan oleh ibu asuh,
dalam membina perilaku serta bagaimana menanamkan nilai
beragama/IMTAQ anak asuh.
2. Mengidentifikasi hal-hal yang dilakukan oleh ibu asuh,
kepada anak
asuh dalam mengembangkan serta menanamakan
nilai kesehatan (jasmani, lingkungan) dan sikap (disi
plin, jujur, berani kepada yang benar).
3. Mengidentifikasi hal-hal yang disajikan oleh ibu asuh,
dalam membina serta menanamkan nilai-nilai yang
diha-rapkan dari perilaku anak asuh.
4. Mengidentifikasi sumber daya manusia yang diharapkan
Ibu Asuh dari anak asuh yang akan datang.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1. Lembaga Panti Asuhan dalam upaya melakukan asuhan,
terutama mengenai sistem pendidikan dalam keluarga
2. Masyarakat, unWk mengetahui bahwa pendidikan dalam
keluarga di panti asuhan tidak kalah pentingnya dari
pendidikan dalam keluarga umumnya.
3. Para peneliti yang ingin mengkaji masalah sejenis, se
bagai bahan bandingan.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan
istilah yang terdapat dalam judul tesis ini, maka perlu
didefinisikan sebagai berikut:
1. Peranan Ibu Panti Asuhan adalah, tugas yang dibebankan
oleh lembaga kepada seseorang di panti asuhan, karena
sesuatu dan
lain hal sebagai pengganti orang tuanya
dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial pada
anak asuh
agar memperoleh kesempatan yang luas, tepat
dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya merupakan
salah satu jawaban untuk mengatasi masalah anak-anak
terlantar ( PPM MPKU, 1989:65 )
2. Pelaksanaan pendidikan dalam keluarga adalah, semua
kegiatan yang ada dalam panti asuhan, sebagai pengganti
keluarga.
3. Membina perilaku anak adalah, kegiatan yang diberikan
oleh ibu Asuh kepada anak asuh dalam panti berupa
pendidikan, bimbingan, dan keteladanan.
9
Tuhan (tauhid), mengembangkan kesehatan, lingkungan,
disiplin, jujur, dan berani kepada yang benar.
Demikian beberapa pengertian istilah yang digunakan
dalam tesis ini, agar ada kesamaan paham tentang makna
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan naturalis
tic Metode ini dipilih karena masalah yang dikaji adalah
menyangkut hal-hal yang sedang berlangsung dalam masyara
kat, khususnya Panti Asuhan. Dengan harapan data dapat
dikumpulkan sebanyak mungkin dengan tetap memperhatikan
segi kualitasnya.
Pendekatan naturalistik dipilih dengan alasan data
tentang gejala-gejala yang akan diperoleh dari lapangan
lebih banyak menyangkut perbuatan dan kata-kata dari responden yang sedapat mungkin tidak dipengaruhi dari luar sehingga bersifat alami atau apa adanya. Subino
Hadisubroto (1988:2) berpendapat bahwa "data yang dikumpul
melalui penelitian kualitatif, lebih berupa kata-kata
daripada
angka-angka".
Meski
demikian,
peneliti
jelas
tidak mengabaikan data yang bersifat dokumen, sepanjang
data tersebut memang mendukung pencapaian tujuan
penelitian ini.
B. Instrumen Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti sendiri
berlaku sebagai instrumen penelitian. Artinya peneliti
40
sekaligus menjadikan diri sendiri sebagai sarana atau alat. Hal tersebut didasarkan alasan-alasan berikut ini:
1) Informan telah secara sadar memahami tujuan penelitian
ini sehingga mereka bersedia membantu sepenuhnya.
2) Tempat penelitian memungkinkan untuk peneliti sering
berada di lapangan.
3) Upaya peneliti untuk sering berada di Panti Asuhan
Kasih Ibu dan tidak mengalami hambatan yang berarti
sehingga dapat memperoleh hasil yang dimaksud.
Peneliti ke lapangan untuk mengumpulkan data dengan
menggunakan teknik observasi, yaitu : suatu metode
pengumpulan data, dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap kegiatan yang ada. Wawancara/interview, yaitu:
dalam mengumpulkan data penulis mengadakan tanya jawab
langsung kepada objek,
untuk dimintai keterangan yang
berupa data keperluan penelitian. Dokumentasi, yaitu:
dalam rangka mengumpulkan data penulis mencatat hal-hal yang berkenaan dengan fokus yang diteliti, (Suparmoko dan
Ari Sudarman, 1981 : 55).
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi
non-sistematis, yakni tidak menggunakan pedoman yang berisi
sebuah daftar kegiatan yang mungkin dilakukan oleh orang
tua terhdap anak, tetapi pengamatan dilakukan secara
spontan, menangkap apa saja yang terjadi pada saat ibu asuh melaksanakan pendidikan dalam keluarga panti serta
41
Dengan observasi
diharapkan
peneliti
lebih
dapat
memahami apa yang mereka telah lakukan dan apa yang sedang
dikerjakan
serta
mendengar
langsung
hal-hal
yang
diucapkan. Selanjutnya, agar data yang diperoleh memiliki
makna, setiap informasi dikaitkan dengan konteksnya.
Peneliti sadar bahwa tidak semua data dapat diperoleh
dengan hanya mengandalkan metode observasi karena pada
dasarnya observasi juga mengandung beberapa kelemahan.
Untuk mengantisipasi kelemahan tersebut dan sekaligus
untuk memperkuat data yang diperoleh melalui teknik observasi, maka peneliti juga menggunakan wawancara.
Penggunaan teknik wawancara lebih menekankan pada
bentuk wawancara terbuka
(tidak terstruktur)
sehingga
diharapkan data dapat dikumpulkan sebanyak mungkin,
ter-fokus dan memiliki makna. Dengan wawancara, peneliti
menelusuri pikiran dan perasaan responden yakni dengan
cara menginterprestasikan apa yang dikatakan dengan apa
yang diperbuat mereka. Menurut Nasution (1988:73) "dengan
teknik ini terkandung maksud untuk mengetahui apa yang ada
dalam pikiran dan hati responden".
Penggunaan teknik wawancara dan observasi terhadap ibu asuh dilakukan secara terang-terangan dengan alasan; (1) antara peneliti dengan mereka (ibu asuh) telah terbina
42
akhirnya peneliti harus mengadakan cek ulang untuk
memper-tanggungjawabkan secara moral
terhadap mereka tentang
kebenaran informasi dan untuk melengkapi hal-hal yang
kurang lengkap atau kurang sesuai.
Observasi
dan wawancara terhadap anak asuh,
pada
awalnya dilakukan secara tersamar atau sembunyi. Hal ini untuk menghindari sikap anak asuh yang kurang wajar karena terpengaruh oleh keberadaan peneliti. Akan tetapi setelah
terbina saling kepercayaan antara kedua belah pihak, maka
teknik ini dilakukan secara terang-terangan.
Untuk memperkuat dan melengkapi data yang diperoleh
dari teknik observasi dan wawancara, maka digunakan juga
teknik dokumentasi, yakni menyangkut bukti-bukti tentang
hal-hal yang dapat memperjelas keadaan responden maupun
hal-hal yang telah dilakukan atau diucapkan ibu asuh,
khususnya menyangkut manifestasi peranan ibu asuh dalam melaksanakan pendidikan dalam keluarga panti.
Dari penggunaan ketiga teknik pengumpulan data terse
but di atas, maka pedoman yang dipegang dalam menjaring
data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Peneliti berusaha mengumpulkan aneka ragam data sekali
gus.
2. Peneliti berusaha untuk memperhatikan setiap peristiwa
secara keseluruhan.
3. Peneliti berusaha mengaitkan keadaan dan lingkungan
43
4. Agar data yang diperoleh merupakan data yang valid,
maka
peneliti
berusaha
memahami
segala
sesuatunya
secara teliti.
C. Sumber Data dan Subjek Penelitian
Peneliti berusaha sedapat mungkin memperoleh data
dari sumber primer, yakni orang pertama yang mengetahui
dan mengalami langsung permasalahan yang sedang dikaji,
dan juga dari berbagai literatur yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam rangka mengecek, membandingkan, melengkapi, dan memperkuat atau
membantah data yang telah diperoleh, dicari data dari
sumber sekunder.
Data yang diperoleh dari sumber primer yaitu data
yang bersumber dari ibu asuh dan anak-anak asuh alumni dan
masyarakat sekitar Panti Asuhan yang menjadi objek penelitian. Sementara itu, sumber data sekunder antara
lain:
1. Catatan tidak resmi seperti buku catatan ibu asuh yang
dipandang atau dianggap penting dan memiliki arti bagi
kehidupan.
2. Dari orang-orang yang dipandang atau dianggap menge tahui peristiwa yang sedang dipelajari, baik yang ikut berpartisipasi langsung (orang yang ikut dalam panti tersebut) maupun tidak berpartisipasi di dalamnya misal
44
Sebelum penelitian sesungguhnya dilakukan, peneliti mengadakan survei pendahuluan beberapa kali di Panti
Asuhan "Kasih Ibu".
D. Pengumpulan Data Penelitian
Data secara garis besar diperoleh melalui lima
langkah utama pengumpulan data. Secara berurutan, dari tahap orientasi, eksplorasi, member chek, trianggulasi dan
pelaporan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
antara lain sebagai berikut:
a. Mengusahakan izin penelitian dengan menempuh prosedur: (1) meminta surat pengantar dari pimpinan PPS IKIP
Bandung untuk disampaikan kepada rektor IKIP Bandung,
(2) memperoleh surat pengantar dari IKIP Bandung untuk
Kasospol Propinsi Jawa Barat, (3) memperoleh
rekomendasi dari Kasospol Jawa Barat untuk Kakasospol
Bengkulu, (4) memperoleh rekomendasi dari Kasospol Tingkat I Bengkulu dan langsung ke Panti Asuhan Kasih
Ibu Kodya Bengkulu.
Sebelum penelitian sebenarnya dilakukan, penulis sudah beberapa kali ke Panti Asuh Kasih Ibu untuk mendapatkan izin secara tidak resmi dari Ibu Asuh dan beliau
45
b. Melakukan
survei
pendahuluan
ke
lokasi
penelitian
khususnya Panti Asuhan Kasih Ibu.
c Mencari informasi yang bersifat umum guna memperoleh
fokus penelitian yang telah peneliti mulai sejak survei
pendahuluan.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini peneliti menggali data dari lapangan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun pedoman umum (bersifat tentatif) cara memper
oleh data.
b. Memilih sumber data yang sesuai dengan kriteria dan
fokus penelitian ini.
c. Mencari data yang sesuai dengan permasalahan penelitian
ini.
d. Menetapkan data yang diperlukan, sesuai dengan permasa
lahan yang sedang dikaji dalam penelitian ini.
e. Mendokumentasikan data yang telah diperoleh dalam buku
catatan sebagai berikut:
1) Catatan lapangan yaitu catatan yang dibuat saat peneliti berada di lapangan. Selain itu juga diguna
kan tape recorder, sebagai alat bantu.
2) Catatan laporan lapangan, yaitu catatan lengkap hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Laporan
itu dibuat segera setelah pulang dari lapangan dan
selanjutnya ditransfer ke dalam disket kerja sebagai
46
3) Buku harian lapangan, yaitu catatan tentang
penga-laman, perasaan, kesalahan, kesulitan, pertimbangan,
rencana dan keputusan yang telah dialami peneliti.
3. Tahap Member Check
Member check merupakan tahap uji kritis terhadap data
sementara yang telah diperoleh dari lapangan, dengan
cara:
a. Meminta tanggapan informan guna mengecek kebenaran
data yang telah disusun.
b. Mengoreksi dan melengkapi hal-hal yang dirasa masih
kurang atau tidak sesuai dengan fokus masalah.
4. Tahap Trianaaulasi
Menurut Maleong (1988:195) tahap triangulasi "merupakan
tahap pemeriksaan data yang diperoleh yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding data itu."
Dalam tahap trianggulasi ini, peneliti melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Meminta tanggapan anak sehubungan dengan informasi yang diberikan ibu asuh tentang pelaksanaan
pendidikan dalam keluarga di panti.
b. Mencocokan data dari sumber primer dengan data dari
sumber sekunder, dalam hal ini antara lain dari
47
5. Pelaporan
Pelaporan ini merupakan draf penyusunan draf
penelitian.
E. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
Sebagaimana lazimnya, penelitian naturalistik diolah
dan dianalisis sepanjang penelitian berlangsung. Adapun
teknik yang digunakan yaitu berpikir induktif. Menurut
Poespo Prodjo (1989:17) "suatu jalan pikiran disebut
induksi manakala berupa penarikan kesimpulan yang umum
(berlaku untuk semua/banyak) atas dasar pengetahuan ten
tang hal-hal yang khusus (beberapa/sedikit)."
Salah satu karakter analisis data secara induktif
yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1984:40) yaitu
"characteristic
and
induktive
data
analysis
prefers
inductive (to educative) data analisis because that
process is likely to identify the multiple realities to be found in those data." Menurutnya, sifat naturalistik lebih sesuai dianalisis secara induktif daripada deduktif karena dengan cara tersebut konteksnya akan lebih mudah
dideskripsikan.
Selain
itu,
dalam
kehidupan
keluarga
banyak terdapat peristiwa induksi, seperti dikemukakan oleh Pranjato Setjoatmodjo (1988 : 16) bahwa banyak contoh
peristiwa
induksi,
baik
dalam
peristiwa
ilmu
maupun
48
tekniknya
maka
ditelaah
melalui
tahap-tahap
sebagai
berikut:
1. Mencari hubungan antar data yang diperoleh.
2. Mereduksi data.
3. Mendisplai data dalam disket lewat layar komputer.
4. Menyusun draft.
Pada awalnya secara garis besar dan kasar, meliputi
judul dan sub judul, selanjutnya diperhalus sesuai dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengelola data.
b. Memilah-milah data primer, sekunder dan lainnya.
c Memilih data yang tingkat keterhandalannya tinggi
dari tingkat keterhandalannya rendah.d. Mencari data pendukung bagi data yang tingkat keter
handalannya rendah.
5. Menginterprestasikan data yang sudah dikhususkan untuk
selanjutnya dimaknai dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar sebagai kesimpulan.Demikian langkah-langkah penggunaan metode dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian pada
bab-bab
sebelumnya,
dapat
diketengahkan
beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Program yang disampaikan ibu asuh kepada anak asuh untuk membina perilaku anak bersifat komprehensif.
2. Dalam membina perilaku anak asuh di Panti Asuhan, ibu
asuh menggunakan pendekatan kasih sayang.
3. Semua kegiatan anak asuh di Panti Asuhan dilandasi oleh pendidikan agama yang dibimbing oleh ibu asuh dengan baik.j
4. Pelaksanaan pendidikan umum bidang pengembangkan
kesehatan^J jasmani,
lingkungan),
telah berlangsung
dengar/baik^sesuai dengan landasan
agama.
5. Pembinaan sikap disiplin dan jujur kepada anak asuh mendapat prioritas utama dari ibu asuh sebagai modal
dasar mencapai kesuksesan hidup.
6. Pembinaan sikap berani kepada yang benar terutama dalam mempertahankan hak sebagai bagian pendidikan di
Panti Asuhan "Kasih Ibu".
94
B. Saran-Saran
Bertitik tolak dari temuan dan kesimpulan
penelitian, maka perlu peneliti kemukakan beberapa saran
sebagai berikut.
1. Bagi orang tua dan ibu asuh
a) Dalam pelaksanaan pendidikan di Panti Asuhan kerjasama dan saling pengertian antara ibu asuh
dengan anak asuh yang senior perlu dipadukan, demi
terjalinnya satu arah dalam membina perilaku anak.
b) Al Qur'an dan Hadits merupakan sumber pembinaan
perilaku anak asuh, khususnya di Panti Asuhan "Kasih
Ibu" kotamadya Bengkulu.
2. Bagi sekolah
Anak memperoleh pendidikan umum dalam panti atau keluarga. Pendidikan umum tersebut dapat dimanfaatkan
oleh sekolah.
3. Bagi Penelitian Lanjutan
a) Penelitian ini hanya berfokus pada masalah peranan
ibu asuh dalam membina perilaku anak. Oleh karena
itu, untuk memperkaya dan melengkapi hasil
penelitian ini, perlu ada penelitian dari sudut
pandang yang berbeda.
95
dilakukan oleh ibu asuh bersumber dari
tingkat
kesadarannya sebagai pendidik. Berdasarkan hal ini,
disarankan
untuk mengadakan
penelitian
lanjutan
tentang tingkat peranan ibu asuh dalam melaksanakan
pendidikan keluarga di Panti Asuhan.
4. Bagi Pengurus/Yayasan
a) Pihak
pengurus
perlu
mencari
sumber
dana
yang
memadai misalnya membuat kerjasama dengan pengusaha,
untuk mengembangkan Panti.
b) Untuk mendapatkan ibu asuh yang berkualifikasi
sesuai
kebutuhan,
diharapkan
Pimpinan
Wilayah
Muhammadiyah meminta Lulusan Sekolah Kader di
Jogyakarta.
c) Untuk mencapai tujuan sesuai dengan Program Majlis
Kesejahteraan
Umat,
koordinasi
antara
pihak
pengelola panti dengan Majlis perlu ditingkatkan.
C. Penutup
Alhamdulillah, bahwa tugas yang sangat berat ini
telah dapat diselesaikan dengan baik. Harapan selanjutnya,
apa yang telah dihasilkan ini memiliki manfaat dan
DAFTAR PUSTAKA
v- Al Qur'an nul Karim
, AL HADIST
Abdurrahman Iswid (Terjemahan Kelompok Diskusi
Psikologi)
Anak dalam Keluarga.
V Abdullah Nashik
Ulwan, 1996 (Alih bahasa Khalillah
Ahmes
Masykur Halim) Mengembangkan Kepribadian Anak
PT. Remaja Bandung.
Bogdan Robert
dan
Taylor. J. Steven, 1993,
Dasar-dasar
penelitian kualitatif (terjemahan A. Khosin
Apandi Surabaya, Usaha Nasional)
Depsos 1989, Petunjuk teknis Pelaksanaan Penyantunan
dan
Pengentasan anak terlantar melalui panti asuhan
anak Jakarta
Depsos 1995,
Pedoman Penyelenggaraan
Pembinaan
kesejah
teraan sosial anak Jakarta
Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia 1991
Depdikbud, Undang-undang
sistem Pendidikan Nasional
Tugu
Muda, Semarang 1989
Djukenda Hasan,
1988, Hukum Keluarga Sekolah,
Berlakunya
UU No. 1/1974 (Menuju ke Hukum Keluarga
Nasional), Armico Bandung.
Fuad Hasan, 1988, Renungan Budaya, Balai Pustaka.
H.D. Sudjana, 1991, Pendidikan Luar Sekolah, Penerbit
Nusantara Pres UNINUS Bandung.
Imam Bernabib, 1988, Ke Arah Perspektif Baru Pendidikan
PPLTK, Jakarta.
M.D. Alhamidy, 1974, Jalan Hidup Muslim Al Ma'arif, Ban
dung.
M.D. Dachlan, 1991, Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut Al quran dan implikasinya Diponegoro Bandung.
M.I. Sulaiman
1994, Pendidikan dalam
keluarga
Alfabeta,
Bandung.
97
Maufur, 1993, Kepedulian Orang Tua terhadap Pelaksanaan Pendidikan Keluarga Untuk Membina Prilaku Anak,
(Tesis) PPS IKIP Bandung.
Muchtar Zakarkaji, 1991 Apa dan Bagaimana Mengatasi Prob
lem Keluarga, Pustaka Antara, Jakarta.
Nursid Sumaatmadja, 1990, Konsep dan Eksistensi Pendidikan
Umum PPS IKIP Bandung.
VNasution, 1982, Azas-azas Kurikulum, Januars Bandung.
, 1988, Metode Penelitian Kualitatif, Tarsito Bandung.
Poespo Prodjo, 1989, Logika Ilmu Menalar, Remadja Karya
Bandung.
Prodjo Setjoatmodjo, 1988, Filsafat Ilmu Pengetahuan,
PPLPTK Depdikbud, Jakarta.
Shochib Moh. 1997, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri, (Disertasi) PPS
IKIP Bandung.
Subino Hadisubroto, 1988, Pokok-pokok Pengumpulan Data, Analisis Data, Penafsiran Data dan Rekomendasi
dalam Penelitian Kualitatif IKIP Bandung.
Suparmoko, Ari Sudarman, 1981, Metode Penelitian Praktis, FE. UGM, Yogyakarta.
Soedardja Adiwikarta, 1988, Sosiologi Pendidikan Isyu dan Hipotesis Tentang Hubungan Pendidikan dengan
Masyarakat, LLPTK Depdikbud, Jakarta.
/Soelaeman, 1978, Pendidikan dalam Keluarga, Bandung.
'v Singgih Gunarso, 1989, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja BPK Gunung Agung, Jakarta.