PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN LOWER
GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK
PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS
(Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
RAHMAT HIDAYTULOH 0905577
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN
LOWER GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI
SHUTTLECOCK PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK
OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG
OLAHRAGA BULUTANGKIS
(Studi Deskriptif Kuabtitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh
Rahmat Hidayatuloh
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Rahmat Hidayatuloh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
RAHMAT HIDAYATULOH
0905577
PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN LOWER
GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK
PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS
Diajukan untuk Sidang Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Agus Rusdiana, M.Sc. Ph.D. NIP. 19591220 198703 2 001
Pembimbing II
Drs. H. Badruzaman, M.Pd. NIP. 19591104 198601 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI
ii
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
ABSTRAK
PERBANDINGAN PEGANGAN RAKET (UPPER GRIPS DAN LOWER
GRIPS) TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK
PADA SAAT MELAKUKAN TEKNIK OVERHEAD BACKHAND SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS
(Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)
Rahmat Hidayatuloh 0905577
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah perbandingan pengaruh pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap akurasi dan kecepatan pada saat melakukan teknik overhead backhand smash. Sampel diambil sebanyak 6 orang atlit bulutangkis di unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia, menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan tes (clear test) untuk mengukur akurasi, sedangkan perhitungan kecepatan dengan mengggunakan video yang dimasukan kedalam
software frame dias. Penghitungan statistik menggunakan SPSS dengan Statistik
Parametrik Independent Sample T-Test. Dari hasil analisis data diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, tidak terdapat perbandingan pengaruh pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap akurasi shuttlecock dengan nilai sig 0.156 dimana nilai tersebut > 0.05. kedua, terdapat perbandingan pengaruh pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap kecepatan shuttlecock dimana pegangan raket bawah (lower grips) memiliki hasil lebih baik dari pada pegangan raket atas (upper grips) dengan nilai sig 0.002 dimana nilai tersebut < 0.05.
Kata Kunci : pegangan raket (grips), lower grips, upper grips, shuttlecock,
vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6
A. Pengertian dan Karakteristik Permainan Bulutangkis ... 6
B. Keterampilan Teknik Dasar Permainan Bulutangkis ... 8
C. Peraturan Permainan Bulutangkis ... 24
D. Kecepatan Linear ... 27
E. Kecepatan Sudut (Kecepatan Angular) ... 29
F. Momentum Linear dan Impuls ... 30
G. Mekanika Power ... 31
H. Accuracy / Ketepatan ... 33
I. Teknologi Olahraga dalam Permainan Bulutangkis ... 34
J. Kerangka Pemikiran ... 37
K. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODELOGI PENELITIAN 39 A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 39
viii
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 40
D. Definisi Operasional ... 41
E. Instrumen Penelitian ... 43
F. Teknik Pengumpulan Data ... 45
G. Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 48
B. Diskusi Temuan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN ... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang
saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan lawan dua
orang, dengan menggunakan raket dan satelkok sebagai alat permainan, bersifat
perseorangan yang dimainkan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai
beton, kayu atau karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi
oleh net pada tengah lapangan permainan.
Permainan ini telah berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang, dan
akan terus berkembang sebagai sebuah fenomena keolahragaan yang telah
berhasil menarik perhatian masyarakat untuk berbagai tujuan atau kepentingan,
baik kepentingan peningkatan kebugaran, pemenuhan kebutuhan rekreasi,
peningkatan prestasi sekaligus pemenuhan kebutuhan ekonomi, prestise dan
lain-lain. Selain itu, Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga
permainan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Permainan bulutangkis
telah tumbuh dan berkembang secara meluas sebagai belahan negara dan diyakini
sebagai sebuah permainan olahraga yang menyenangkan.
Permainan Bulutangkis merupakan permainan yang banyak menggunakan
kemampuan fisik dengan gerakan yang cepat dan pukulan keras yang dilakukan
dalam waktu beberapa detik di antara reli-reli panjang (Ballou, 1998).
Keterampilan dasar yang diperlukan dalam bulutangkis di antaranya adalah cara
memegang raket, sikap berdiri, gerakan kaki, dan memukul shuttlecock (Grice,
1994; Davis, 1998; Djide, 2000). Dalam kaitannya dengan keterampilan dasar
memukul satelkok, seseorang sudah dapat bermain bulutangkis apabila dapat
melakukan beberapa keterampilan dasar teknik memukul satelkok, yang terdiri
atas servis, lob, drive, netting, dropshot, cop dan smash (Wattanasin, 2000; Han
2
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
satelkok tersebut dapat dilakukan dengan forehand maupun backhand. Selain itu,
Permainan bulutangkis dikenal sebagai permainan yang banyak menggunakan
pergelangan tangan. oleh karena itu, peneliti ingin meneliti lebih lanjut dan dalam
cara memegang raket (grips) khususnya overhead backhand smash. Herman
Subarjah dalam buku permainan bulutangkis; (2009: 10) berpendapat :
“Cara memegang raket merupakan salah satu teknik dasar yang harus
dikuasai oleh setiap pemain. Menguasai cara pegangan raket dengan benar merupakan langkah awal untuk dapat melakukan pukulan dengan baik, yang pada akhirnya akan dapat bermain bulutangkis dengan baik pula”.
Pegangan raket merupakan langkah awal dari koordinasi tangan, mata dan
raket. Koordinasi ini penting dalam melakukan kontak dengan satelkok. Cara
memegang raket merupakan keterampilan dasar yang esensial sebab kualitas atau
baik tidaknya pukulan sangat ditentukan oleh cara memegang raket khususnya
melakukan pukulan overhead backhand smash didepan net. Adapun Backhand
grips merupakan cara memegang raket yang sedemikian rupa sehingga bagian ibu
jari menempel pada bagian tungkai yang gepeng dan telunjuk berada pada bagian
yang sempit. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui bagaimana cara memegang raket bulutangkis khususnya backhand
sehingga menghasilkan pukulan yang baik pula.
Dari ketujuh teknik tersebut diatas, pegangan overhead backhand smash
merupakan keterampilan yang paling mendasar dan penting dalam bulutangkis
(Pudjianto, 1979). Pegangan backhand khususnya harus lebih dulu
dipelajari/dilatih sebelum melakukan latihan teknik yang lainnya (PBSI, 1985).
Bila dilihat sekilas, pegangan backhand dropshot merupakan teknik yang
sederhana dan mudah untuk dipelajari.Tetapi jika dipelajari lebih teliti, melakukan
teknik ini dengan benar sulit untuk dilakukan. Selain itu, permasalahan lainnya
adalah pada saat satelkok akan dipukul selalu menyangkut di net, laju satelkok
tidak cepat dan akurasi yang tidak tepat. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti
dan membandingkan bagaimana dan dibagian posisi sebelah mana grips overhead
3
Diantara pukulan-pukulan yang memegang peranan penting dalam
memperoleh point adalah pukulan backhand overhead smash. Kenapa pukulan ini
dikatakan yang paling sulit?. Karena di butuhkannya posisi yang tepat ketika bola
di pukul dengan setengah putaran raket dan perubahan pegangan (grips) tangan
secara cepat. Di butuhkan koordinasi yang tepat dengan pergerakan kaki dan
ayunan tangan serta anggota badan. Timing pada saat memukul pun sangat
mempengaruhi. Salah sedikit anda memukul, maka hasilnya akan menghasilkan
pengembalian pukulan bola yang lemah dan 'tanggung' untuk dilakukan eksekusi
smash dengan mudah oleh musuh, dan ini fatal pada sebuah permainan.
Dari hasil searching di dunia maya (http://aprilrioo.blogspot.com/: 2009),
record dunia kecepatan smash di bulutangkis dipegang oleh Fu Haifeng salah
seorang pemain ganda China yang berpasangan dengan Cai Yun, record tersebut
dilakukannya di Piala Sudirman 3 Juni 2005, dengan kecepatan 332 km/h (206
mph). Itu semua merupakan kecepatan tertinggi yang pernah tercatat dari olahraga
yang menggunakan raket. Adapun kecepatan 206 mph adalah lebih cepat dari
pada kecepatan Kereta Api Eurostar yang kecepatan maksimumnya 186.4 mph.
Sedangkan record smash untuk pemain tunggal putra dicetak dengan kecpatan
305 km/h (189 mph) oleh Taufik Hidayat pemain sekaligus selebritis dari
Indonesia. bahkan menurut catatan kecepatan backhand smash Taufik mencapai
260 km/h pada waktu berlaga melawan Chen Hong.
Untuk melihat posisi yang dibandingkan bisa dilihat gambar yang berada
dibawah :
Gambar 1.1
Pegangan Raket Atas (Upper Grip) (Tohar. 1992: 35)
4
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
Gambar 1.2
Pegangan Raket Bawah (Lower Grip) (Tohar. 1992: 35)
Sesuai dengan uraian diatas, maka penulis dalam kesempatan ini mencoba
akan melakukan penelitian dan laporannya akan ditulis dalam sekripsi dengan
judul :
“Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips dan Lower Grips) terhadap Kecepatan dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Overhead
Backhand Smash dalam Cabang Olahraga Bulutangkis”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian akan mengkaji suatu
permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips)
terhadap akurasi Shuttlecock pada saat melakukan overhead backhand smash
?
2. Apakah terdapat perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips)
terhadap kecepatan Shuttlecock pada saat melakukan overhead backhand
smash ?
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian latar belakang penelitian dan masalah penelitian yang penulis
ungkapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap
akurasi Shuttlecock pada saat melakukan overhead backhand smash.
2. Mengetahui perbedaan pegangan raket (lower grips dan upper grips) terhadap
5
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan dan mencapai hasil dengan baik. Maka
hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti deskripsi analisis kecepatan dan akurasi
satelkok pada saat melakukan teknik overhead backhand smash (studi
perbandingan upper grips dan lower grips dalam cabang olahraga bulutangkis)
yang nantinya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
1. Bagi akademisi.
a. Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet
maupun pelatih dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet
bulutangkis.
b. Bahan kajian bagi para pakar dalam cabang olahraga bulutangkis dalam
menentukan pegangan (grips) overhead backhand smash guna
mendapatkan prestasi yang maksimal.
c. Referensi untuk menggunakan upper grips atau lower grips saat
melakukan overhead backhand smash untuk atlet pemula yang akan
berkarir di dunia bulutangkis.
2. Bagi praktisi.
a. Acuan dalam melaksanakan pembinaan atlet.
b. Meningkatkan kualitas permainan bulutangkis setelah mendapatkan
petunjuk mengenai upper grips atau lower grips saat melakukan overhead
39
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Populasi
penelitian adalah seluruh mahasiswa anggota unit kegiatan mahasiswa bulutangkis
Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penelitian adalah 10 orang mahasiswa
laki-laki anggota UKM bulutangkis yang memiliki teknik overhead backhand
smash di atas rata-rata. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan pengambilan sampel yang diambil pada penelitian ini didasarkan
pada kemampuannya melakukan overhead backhand smash.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan ditunjukan oleh gambar 3.1. Gambar tersebut
menunjukkan fokus penelitian yang dikaji adalah yaitu perbedaan pegangan raket
(upper grips dan lower grips) terhadap kecepatan dan akurasi shuttlecock pada
saat melakukan teknik overhead backhand smash dalam cabang olahraga
bulutangkis.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
41
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
Keterangan :
X1 : Teknik Overhead Backhand Smash dengan Menggunakan Lower Grips
X2 : Teknik Overhead Backhand Smash dengan Menggunakan Upper Grips
Y : Kecepatan dan Akurasi Satelkok
Menurut Kerlinger, 1973 (Sugiyono, 2011: 38) variabel adalah konstruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Sutrisno Hadi (Arikunto,
2010: 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan
permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Bebas / Independen ( X )
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pegangan raket. Pegangan
raket dalam penelitian ini terdiri dari pegangan raket atas dan pegangan
raket bawah (upper grips dan lower grips).
2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam
penelitian ini adalah akurasi dan kecevatan satelkok.
C. Metode dan Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif. Yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah pegangan raket
(upper grips dan lower grips) yang digunakan, sedangkan yang menjadi variabel
terikat adalah akurasi dan kecepatan satelkok pada teknik overhead backhand
smash. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
sebuah hipotesis yang berkaitan dengan sebuah proses.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan
42
mengetahui perbedaan pegangan raket (upper grips dan lower grips) terhadap
kecepatan dan akurasi shuttlecock pada saat melakukan teknik overhead backhand
smash dalam cabang olahraga bulutangkis.
Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga
menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran
mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian
sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan
mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun
mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu seluruh mahasiswa
anggota unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan
Indonesia.
2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 6 orang anggota UKM
bulutangkis dengan menggunakan teknik purposive sampling.
3. Setelah itu melakukan penelitian dengan menggunakan teknik overhead
backhand smash yang dilakukan dengan dua pegangan yaitu pegangan
bawah dan pegangan atas (upper grips dan lower grips). Dimana
setelahnya sambil mengukur akurasi/ketepatan pukulan teknik overhead
backhand smash.
4. Selanjutnya ada dua kamera untuk merekam teknik yang dilakukan itu
karena hasil rekamannya nanti dimasukan ke softwere yang bisa
mengukur kecevatan satelkok.
5. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan
menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan
analisis data.
D. Definisi Operasional
1. Pegangan Raket (Grips)
Menutut Herman Subarjah (2009: 22), cara memegang raket merupakan salah
43
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
pegangan raket (grips) dalam penelitian ini mencakup dua pegangan, yaitu
pegangan bawah (lower grips) dan pegangan atas (upper grips).
2. Teknik Pukulan Smash
Pukulan smash merupakan pukulan keras dan tajam yang bertujuan untuk
mematikan lawan secepat-cepatnya (Subarjah dan Hidayat, 2007: 69).
Gerakan smash hampir sama dengan gerakan lob dan dropshot, perkenaan
raket lurus, bisa juga dengan cara dimiringkan. Adapun pukulan smash dalam
penelitian ini adalah pukulan overhead backhand smash yang tentunya
dilakukan dengan cara backhand. Selain itu, pukulan jenis ini paling sulit
dilakukan karena salah satunya harus mempunyai koordinasi gerak yang
bagus.
3. Akurasi (accuracy)
Menurut Ong Ewe Hock, didalam bukunya Badminton Secrets berpendapat
bahwa accuracy merupakan keterampilan yang sangat utama atau penting
dalam permainan bulu tangkis.Keterampilan ini akan sangat bergantung
terhadap kebugaran, teknik dan langkah kaki. Akurasi dan konsistensi
penampilan dalam sebuah pertandingan akan memberi seorang pemain kepada
lawan untuk melakukan kesalahan yang tidak perlu. Meskipun pemain
memiliki pukulan-pukulan yang bagus, jika tidak memiliki tingkat akurasi
maka semua akan percuma. Namun, pemain bisa meningkatkan akurasi
dengan melakukan latihan yang berbeda-beda dengan cara mengarahkan
shuttlecock ke posisi yang sama dengan berulang kali. Adapun akurasi dalam
penelitian ini adalah dengan melakukan tes (clear test) kepada sampel yang
dimana tes ini ada poin-poin sehingga sampel harus memasuki area dari poin
tersebut.
4. Kecepatan
Menurut Dick (1989: 54) kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh
atau bagian dari system pengungkit tubuh atau kecepatan dari seluruh tubuh
yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.Sedangkan menurut Blommfield
44
menggerakan anggota tubuh secara cepat atau kemampuan membuat gerak
(gerakan) melawan tahapan gerak yang berbeda-beda dengan kecepatan yang
setinggi-tingginya.Batasan ini mengacu pada kecepatan maksimal yang siklis
atau kecepatan maksimal yang asiklis. (Bloomfield, Ackland dan Eliot,1994:
25). Adapun yang dimaksud kecepatan dalam penelitian ini merupakan
kecepatan shuttlecock yang dipukul dengan sekuat tenaga oleh sampel
sehingga menghasilkan kecepatan maksimal yang nantinya dimasukan ke
software frame dias IV.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data
dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengolahan data
ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan
akan menjawab permasalahan yang ada.
Penelitian ini termasuk penelitian Tesdan Pengukuran dengan menggunakan
instrumentest dan pengukuran untuk mengetahui tingkat akurasidan kecepatan
shuttlecock pada saat melakukan teknik backhand overhead smash menggunakan
upper grips dan lower gripspada sampel. Tesdan Pengukuran yang yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Clear Test (setiap sampel diberikan sepuluh kali kesempatan)
Menurut D. Ray Collins dalam bukunya yang berjudul “Sport Skills Test” ,
bahwa Validitas dari Clear Testini sebesar 0.78 sedangkan Reliabilitasnya sebesar
0.83. artinya mendekati 1 yang berarti test ini sudah valid dan reliabel. Adapun
satuan hasil tes (clear test) ini adalah poin, dimana poin tertinggi dalam tes ini
adalah empat (4), sedangkan poin terendah dalam tes (clear test) ini adalah satu
45
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
Untuk lebih jelasnya bagaimana clear test pada penelitian ini diberikan
adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2 View Inside Shematic Experiment
(Sumber : The Master’s Tred)
Keterangan :
: Sampel
Angka 1, 2, 3 dan 4 : Target
Kamera 1 : untuk video ketika sampel melakukan teknik overhead
backhand smash
Kamera 2 : untuk video melihat hasil dari teknik overhead backhand
smash
2. Software Frame Dias IV
Frame Dias merupakan software yang menyediakan sistem tracking
lintasan objek baik secara otomatis maupun manual. Frame Dias dapat digunakan
untuk menganalisis variasi gerak secara 2 atau 3 Dimensi. Fitur yang dimiliki oleh
Frame Dias adalah sebagai berikut.
a. Fleksibel
Frame Dias dapat digunakan untuk situasi indoor dan outdoor. Proses
kalibrasi dapat dilakukan pada beberapa titik untuk analisis 2D atau 3D. Auto
tracking dapat dilakukan dengan menandai objek dengan reflective marker.
Sedangkan Manual Tracking dapat diaplikasikan pada situasi sulit yang tidak
46
memungkinkan menggunakan marker. Kamera yang digunakan pun bisa
bervariasi mulai dari kecepatan normal hingga tinggi.
b. Portable
Frame Dias dapat menghasilkan data dari eksperimen dan situasi praktik.
Video yang direkam di lapangan kemudian dapat dianalisis di laboratorium.
Untuk analisis 2 Dimensi membutuhkan minimal satu kamera, sedangkan
analisis 3 Dimensi membutuhkan sedikitnya dua kamera.
c. Andal
Kemampuan software sangat baik untuk mendigitalisasi data video melalui
servis Auto/Manual tracking, interval digitizing, interpolation dan reverse
playback. Selanjutnya variabel kinematika pun dapat ditentukan dengan
mengacu pada koordinat marker. Output dari software ini berupa file teks
dalam tabel yang berisi data koordinat.
d. Murah
Software Frame Dias dapat mengolah data video AVI. Video tersebut dapat
diambil hanya dengan menggunakan satu atau dua kamera, bergantung tipe
analisis dapat yang dipilih.
e. Educational
Penggunaan softwareFrame Dias sangat mendukung pada penelitian di bidang
akademisi. Percobaan yang berulang akan menambah akurasi data. Siswa pun
dapat belajar mengenai teknik biomekanik seperti metode DLT. Untuk
menganalisis dengan program dengan metode statistik secara mandiri, maka
data koordinat dapat dieksport menjadi data tabel koordinat.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan oleh Gambar 3.5.
Langkah pertama adalah pengambilan data menggunakan 2 jenis pegangan raket
(upper grips dan lower grips) dan 10 sampel. Dalam penelitian ini sampel yang
dimaksud adalah pemain bulutangkis yang memiliki teknik overhead backhand
smash di atas rata-rata. Tiap sampel melakukan teknik overhead backhand smash
47
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
merekam sampel yang melakukan teknik overhead backhand smash dengan
menggunakan 2 buah kamera. Hasil rekaman yang didapat berjumlah 20 video
untuk menentukan kecepatan awal dan 20 video untuk menentukan kecepatan
akhir. Jumlah 20 video didapatkan dari 10 sampel yang melakukan teknik
overhead backhand smash dengan menggunakan 2 jenis pegangan raket (upper
grips dan lower grips).
Selanjutnya seluruh video yang didapat dianalisis dengan menggunakan
perangkat lunak Frame Dias IV. Prinsif dasar penggunaan perangkat lunak ini
adalah menterjemahkan video yang diinput menjadi set data kecepatan bola.
Kecepatan rata-rata untuk masing-masing jenis pegangan raket (upper grips dan
lower grips) yang dihitung dengan merata-ratakan data kecepatan semua sampel
untuk masing-masing pegangan raket (upper grips dan lower grips). Setelah data
kecepatan rata-rata untuk semua jenis karet bet didapat. Selanjutnya hal yang
dilakukan adalah perbandingan data kecepatan dan akurasi untuk masing-masing
pegangan raket (upper grips dan lower grips) untuk menentukan nilai
48
Gambar 3.3 Teknik pengumpulan Data (Submer : Penulis)
G. Analisis Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan
komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for
windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi
serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu
dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara
pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1).
Selanjutnya, data yang dianalisis pada penelitian ini adalah tingkat akurasi
dan kecevatan satelkok. Analisis yang pertama adalah uji normalitas untuk
menentukan sifat distribusi data. Analisis ini menggunakan uji statistik One
Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk
menentukan normalitas suatu kumpulan data.
Analisis selanjutnya adalah menentukan perbedaan signifikansi untuk
masing-masing data. Perbandingan dilakulan terhadap satu data dengan data yang
lainnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat
normalitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal, maka uji statistik yang
digunakan adalah independent sample t test. Tingkat kepercayaan analisis data
pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah
60
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti
lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara pegangan raket
bawah (lower grips) dengan pegangan raket atas (upper grips) terhadap
akurasi shuttlecock atau dianggap sama dengan nilai probabilitas (sig)
0.156 atau > 0.05.
2. Terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara pegangan raket
bawah (lower grips) dengan pegangan raket atas (upper grips) terhadap
kecepatan shuttlecock. Dimana pegangan raket bawah (lower grips)
memiliki hasil lebih baik dari pada pegangan raket atas (upper grips).
dengan nilai probabilitas (sig) 0.002 atau < 0.05.
B. Saran
Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti
mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan
literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan :
1. Peneliti berharap adanya penelitian lanjutan tidak hanya teknik overhead
backhand smash saja akan tetapi di semua pukulan (strokes) bulutangkis.
2. Peneliti berharap seorang atlet bulutangkis selain memiliki fisik yang
prima, juga harus mempunyai teknik dasar yang bagus khususnya
overhead backhand smash.
3. Peneliti berharap agar mencoba melaksanakan tes dengan jumlah sampel
yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki
61
4. Peneliti berharap lebih mengintegrasikan teknologi ke dalam pola
61
Rahmat Hidayatuloh, 2013
Perbandingan Pegangan Raket (Upper Grips Dan Lower Grips) Terhadap Kecepatan Dan Akurasi Shuttlecock Pada Saat Melakukan Teknik Over Head Backhand Smash Dalam Cabang Olahraga Bulu
DAFTAR PUSTAKA
Abiding, Yunus.(2009). Kemampuan berbahasa Indonesia di perguruan
tinggi.Bandung : Maulana Media Grafika Bandung.
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya : Amelia
Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung: UPI.
Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007).Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Purwodarminto. (1972). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud.
Rahmat, A dan Hidayat, Y. (2010).Permainan bulutangkis.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Richard L. Brown dan Joe Anderson. (1996). Bugar Dengan Lari. Jakarta : PT Grapindo Pribadi
Subarjah, H.(2010).“Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bulutangkis Studi Eksperimen Pada Siswa Diklat Bulutangkis Fpok-Upi”. Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman, Adang. (2012). Metode Penelitian Olahraga.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Subarjah, Herman. (2009). Permainan Bulutangkis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
62
Sutrisno Hadi. (1995). Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta : Andi Offset
Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung : UPI.
Yeon, L S. (2012). Badminton Secrets._____ :The Master’s Tred.
SUMBER INTERNET
Berita Unik. [Online]. Alat Pengukur Kecepatan Smash Bulutangkis. Tersedia :
http://www.beritaunik.net/olahraga/alat-pengukur-kecepatan-smash-bulutangkis. [04 Juli 2013]
Master Bulutangkis. [Online]. Cara Melakukan Pukulan Backhand Overhead. Tersedia:
http://master-bulutangkis.blogspot.com/2013/03/cara-melakukan-pukulan-backhand-overhead.html#.Ue-K_I2j3LQ [15 Juli 2013]
Master Bulutangkis. [Online]. Cara Memahami Shuttlecock Tersedia:
http://master-bulutangkis.blogspot.com/2013/03/cara-memahami-shuttlecock.html#.Ue-MZY2j3LQ [24 Juli 2013]
Ulfah. [Online]. Teknik Dasar Cara Memegang Raket. Tersedia :