• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN LONCATAN VERTIKAL DAN LONCATAN PARABOL DEPAN TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK PADA SAAT JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS : Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN LONCATAN VERTIKAL DAN LONCATAN PARABOL DEPAN TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK PADA SAAT JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS : Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN LONCATAN VERTIKAL DAN LONCATAN PARABOL DEPAN TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK PADA SAAT JUMP

SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

(Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

HENDYA ALIF JUNANDA 0905873

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PERBANDINGAN LONCATAN VERTIKAL DAN LONCATAN PARABOL DEPAN TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK PADA SAAT JUMP

SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Oleh

Hendya Alif Junanda

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Hendya Alif Junanda 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HENDYA ALIF JUNANDA

PERBANDINGAN LONCATAN VERTIKAL DAN LONCATAN PARABOL DEPAN TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK PADA SAAT JUMP

SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Agus Rusdiana, M.Sc. Ph.D. NIP. 19591220 198703 2 001

Pembimbing II

Nur Indri Rahayu, S.Pd., M.Ed. NIP. 19811019 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

(4)

Hendya Alif Junanda, 2014

ABSTRAK

PERBANDINGAN LONCATAN VERTIKAL DAN LONCATAN PARABOL DEPAN TERHADAP KECEPATAN DAN AKURASI SHUTTLECOCK PADA

SAAT JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

(Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)

Hendya Alif Junanda 0905873

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah perbandingan pengaruh loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap akurasi dan kecepatan mkasimal pada saat melakukan teknik jump smash. Sampel diambil sebanyak 6 orang atlit bulutangkis di unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia, menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan tes (French-Stalter Badminton Skill Test) untuk mengukur akurasi, sedangkan perhitungan kecepatan dengan mengggunakan video yang dimasukan kedalam software frame dias IV. Penghitungan statistik menggunakan

SPSS dengan Statistik Parametrik Independent Sample T-Test. Dari hasil analisis

data diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap akurasi shuttlecock dengan nilai probabilitas (sig) 0.049 atau < 0.05. Kedua, terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap kecepatan shuttlecock dengan nilai probabilitas (sig) 0.025 atau < 0.05. Dimana loncatan parabol depan memiliki hasil lebih baik dari pada loncatan vertikal dengan nilai mean sebesar 56.4 > 51.2.

Kata Kunci : jump smash, loncatan vertikal, loncatan prabol depan, shuttlecock,

(5)

ABSTRACT

COMPARISON BETWEEN VERTICAL JUMP AND LEAP AHEAD OF THE PARABOLIC SPEED AND THE ACCURACY OF SHUTTLECOCK AT THE

TIME OF THE JUMP SMASH IN A BADMINTON GAME

(Studi Deskriptif Kuantitatif di UKM Bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia)

Hendya Alif Junanda 0905873

The purpose of this research is to examine the comparative influence of vertical leap and leap ahead of the parabolic maximum accuracy and speed when doing a jump smash technique. Samples were taken as many as 6 people in unit activity athlete badminton, Indonesia University of Education student, using purposive sampling technique. Collecting data using test (French-Stalter Badminton Skill Test) to measure accuracy, computation speed while using existing video software that is inserted into the frame dias IV. Counting statistics are using the SPSS Statistical Parametric Independent Sample T-Test. From the analysis of the data obtained some conclusions. First, there are significant differences (significant) between the vertical leap and jump ahead to the accuracy parabolic shuttlecock with a probability value (sig) 0.049 or > 0.05. Second, there are significant differences (significant) between vertical jump and leap forward towards speed parabolic shuttlecock with a probability value (sig) 0.025 or > 0.05, where the parabolic stepping forward has better results than the vertical jump with a mean value of 56.4> 51.2.

Key Words : jump smash, vertical jump, jump ahead parabolic, shuttlecock,

(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...4

C. Perumusan Masalah ...5

D. Tujuan Penelitian ...5

E. Manfaat Penelitian ...5

F. Struktur Organisasi Skripsi ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...8

A. Permainan Bulutangkis ………. ... 8

B. Perkembangan Bulutagkis di Indonesia………. ... 10

C. Keterampilan Teknik Dasar Permainan Bulutangkis ...13

D. Karakteristik Pukulan Smash ...33

E. Rangkaian Gerakan Smash ………...34

F. Kecepatan……….. ...39

G. Accuracy / Ketepatan ...40

H. Momentum Linier dan Impuls ...42

I. Penelitian Terdahulu ... 44

J. Kerangka Pemikiran ...45

K. Hipotesis Penelitian ...46

BAB III METODELOGI PENELITIAN ……….47

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ...47

(7)

C. Metode dan Prosedur Penelitian ...48

D. Definisi Operasional ...50

E. Instrumen Penelitian ...51

F. Teknik Pengumpulan Data ...54

G. Analisis Data ...55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...57

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ...57

B. Diskusi Temuan ...66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...71

A. Kesimpulan ...71

B. Saran ...71

DAFTAR PUSTAKA ...72

LAMPIRAN ...74

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan berolahraga dapat memelihara, mengembangkan dan meningkatkan fungsi organ tubuh atau kesegaran jasmani. Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan shuttlecock sebagai alat permainan, bersifat perseorangan yang dimainkan berupa lapangan yang datar terbuat dari lantai beton, kayu atau karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan.

Permainan ini telah berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang, dan akan terus berkembang sebagai sebuah fenomena keolahragaan yang telah berhasil menarik perhatian masyarakat untuk berbagai tujuan atau kepentingan, baik kepentingan peningkatan kebugaran, pemenuhan kebutuhan rekreasi, peningkatan prestasi sekaligus pemenuhan kebutuhan ekonomi, prestise dan lain-lain.“ Badminton is a very popular sport in the world. Among all the badminton skills, the smash, is the most powerful stroke. Smash can be divided into two types,

the standing smash (smash) and the jump smash” (ISBS:2005)

Uraian diatas menyatakan bahwa bulutangkis adalah olahraga yang sangat

popular di dunia bahkan di Indonesia. Ini terbukti dengan banyak berdirinya

(9)

2

menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan bertahan untuk mencegah jatuhnya shuttlecock di daerah permainan sendiri. Oleh karena itu komponen fisik kelincahan sangat dibutuhkan setiap pemain bulutangkis, yang berguna agar pemain mampu bergerak dan bereaksi dengan cepat, tepat, tanpa pernah kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya dan menjangkau setiap sudut lapangan untuk berusaha mengembalikan shuttlecock ke daerah permainan lawan selama pertandingan.

Untuk dapat memainkan permainan bulutangkis dengan baik seorang pemain harus mampu melakukan beberapa teknik pukulan atau keterampilan gerak memukul. Teknik pukulan diartikan sebagai cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan satelkok ke bidang lapangan lawan (Tohar, 1991). Secara umum keterampilan gerak memukul permainan bulutangkis dapat dikategorikan kedalam tiga jenis, kategorisasi ini didasarkan pada posisi raket pada waktu melakukan pukulan, ketiga jenis keterampilam gerak tersebut adalah pukulan dengan ayunan raket dari bawah ke atas (underarm strokes), pukulan menyamping (sidearm stroke), dan pukulan dari atas kepala (overhead strokes). Diketahui bahwa dalam bulutangkis memiliki beberapa pukulan salah satunya adalah smash. Pukulan smash adalah pukulan yang paling kuat. Pukulan smash merupakan pukulan yang keras dan tajam, bertujuan untuk mematikan lawan secepat-cepatnya. Pukulan ini mengandalkan kekuatan, kecepatan, lengan dan lecutan pergelangan tangan. Pukulan smash dapat dibagi menjadi dua pukulan smash (the standing smash) dan smash dengan loncatan ( the jump smash ). Ada beberapa tehnik yang dipakai untuk loncatan dalam smash, yaitu loncatan vertikal dan loncatan parabol kedepan. Posisi loncatan dalam smash kemungkinan sangat berpengaruh terhadap kecepatan juga ketajaman dalam smash.

Dari penelusuran pada sumber internet [Online].Tersedia di:

http://aprilrioo.blogspot.com/ [Diakses 10 Oktober 2013] bahwa rekor dunia

(10)

3

merupakan kecepatan tertinggi yang pernah tercatat dari olahraga yang menggunakan raket. Adapun kecepatan 206 mph adalah lebih cepat dari pada kecepatan Kereta Api Eurostar yang kecepatan maksimumnya 186.4 mph. Sedangkan rekor smash untuk pemain tunggal putra dicetak dengan kecepatan 305 km/h (189 mph) oleh Taufik Hidayat pemain bulutangkis dari Indonesia. bahkan menurut catatan kecepatan backhand smash Taufik mencapai 260 km/h pada waktu berlaga melawan Chen Hong. Untuk melihat posisi yang dibandingkan bisa dilihat gambar yang berada dibawah :

Gambar 1.1

Gerakan Posisi Jump Smash Vertikal

Gambar 1.2

(11)

4

Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan kajian mendalam mengenai loncatan dalam smash, maka penelitian dan laporan dalam skipsi ini dengan judul:

“Perbandingan loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap kecepatan dan akurasi shuttlecock pada saat jump smash dalam permainan bulutangkis”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan. Untuk mencapai prestasi tinggi bukanlah pekerjaan ringan, tetapi bukan berarti tidak dapat dicapai. Prestasi olahraga bulutangkis dasar kualitas latihan yang merupakan penentu prestasi atlet juga dipengaruhi oleh banyak fakor. Salah satunya kurangnya data pemanfataan ilmu pengetahuan untuk kepentingan peningkatan prestasi atlet sebagai penunjang prestasi bulutangkis, yang seharusnya menjadi faktor pendukung dan ikut menentukan kualitas training yaitu hasil penemuan penelitian dan peralatan latihan, hasil evaluasi dari pertandingan-pertandingan, kemampuan atlet dan sebagainya (Harsono, 1988:19). Pukulan smash dapat dibagi menjadi dua pukulan smash (the standing

smash) dan smash dengan loncatan ( the jump smash ). Ada beberapa tehnik yang

(12)

5

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka, perlunya melakukan penelitian tentang Perbandingan loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap kecepatan dan akurasi shuttlecock pada saat jump

smash dalam permainan bulutangkis.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan loncatan vertikal dan loncatan parabol ke depan terhadap akurasi shuttlecock pada saat melakukan teknik jump

smash?

2. Apakah terdapat perbedaan loncatan vertikal dan loncatan parabol ke depan terhadap kecepatan shuttlecock pada saat melakukan teknik jump

smash?

D. Tujuan Penelitian

Dari uraian latar belakang penelitian dan masalah penelitian yang penulis ungkapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbedaan loncatan vertikal dan loncatan parabol ke depan terhadap akurasi shuttlecock pada saat melakukan jump smash. 2. Untuk mengetahui perbedaan loncatan vertikal dan loncatan parabol ke

depan terhadap kecepatan shuttlecock pada saat melakukan jump smash.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti deskripsi analisis karakteristik kecepatan maksimal shuttlecock dan akurasi dengan menggunakan beberapa jenis loncatan saat melakukan teknik jump smash pada permainan bulutangkis yang nantinya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

(13)

6

a. Sebagai informasi ilmiah bagi insan olahraga terutama bagi para atlet maupun pelatih dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet bulutangkis.

b. Bahan kajian bagi para pakar dalam bidang olahraga bulutangkis dalam melakukan loncatan saat jump smash yang sesuai dengan tipe permainan guna mendapatkan prestasi yang maksimal.

c. Referensi untuk atlet pemula yang akan berkarir di dunia bulutangkis. 2. Bagi praktisi.

a. Acuan dalam melaksanakan pembinaan atlet.

b. Meningkatkan kualitas permainan bulutangkis setelah mendapatkan petunjuk mengenai loncatan vertikal atau loncatan parabol depan saat melakukan jump smash.

F. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN

c. Keterampilan Teknik Dasar Permainan Bulutangkis d. Karakteristik Pukulan Smash

e. Rangkaian Gerakan Smash f. Kecepatan

g. Accuracy / Ketepatan

(14)

7

i. Penelitian Terdahulu j. Kerangka Pemikiran k. Hipotesis Penelitian

3. BAB III METODELOGI PENELITIAN

a. Lokasi dan Sampel Penelitian b. Desain Penelitian

c. Metode dan Prosedur Penelitian d. Definisi Operasional

e. Instrumen Penelitian f. Teknik Pengumpulan Data g. Analisis Data

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Pengolahan dan Analisis Data b. Diskusi Temuan

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa anggota unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penelitian adalah 6 orang mahasiswa anggota UKM bulutangkis yang memiliki teknik overhead forehand jump smash di atas rata-rata. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan pengambilan sampel yang diambil pada penelitian ini didasarkan pada kemampuannya melakukan overhead forehand jump smash dan atlet yang memiliki prestasi tingkat daerah maupun nasional.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan ditunjukan oleh gambar 3.1. Gambar tersebut menunjukan fokus penelitian yang dikaji adalah yaitu perbedaan antara loncatan vertikal dan parabol depan terhadap kecepatan dan akurasi shuttlecock pada saat melakukan teknik overhead forehand jump smash dalam cabang olahraga bulutangkis.

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Peneliti)

X

1,2

Y1

(16)

48

Keterangan :

X1 : Teknik Overhead Forehand Jump Smash dengan Menggunakan loncatan vertikal

X2 : Teknik Overhead Forehand Jump Smash dengan Menggunakan loncatan parabol depan

Y1 : Kecepatan Shuttlecock Y2 : Akurasi Shuttlecock

Menurut Kerlinger, 1973 (Sugiyono, 2011: 38) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Sutrisno Hadi (Arikunto, 2010: 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas / Independen ( X )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah loncatan vertikal dan loncatan parabol depan.

2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah akurasi dan kecepatan shuttlecock

C. Metode Penelitian dan Prosedur Penelitian

Penentuan metode penelitian perlu dilakukan oleh setiap peneliti, karena dengan metode akan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang ingin dicapai. Adapun pengertian metode menurut Surakhmad (1989;131) mengatakan bahwa:

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu

tujuan”.

(17)

49

vertikal parabol depan, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah akurasi dan kecepatan shuttlecock pada teknik overhead forehand jump smash. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan sebuah hipotesis yang berkaitan dengan sebuah proses.

Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui perbedaan loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap kecepatan dan akurasi

shuttlecock pada saat melakukan teknik overhead forehand jump smash dalam

cabang olahraga bulutangkis.

Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu seluruh mahasiswa anggota unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 6 orang anggota UKM bulutangkis dengan menggunakan teknik purposive sampling.

3. Setelah itu melakukan pengambilan data dengan menggunakan teknik

overhead forehand jump smash yang dilakukan dengan dua loncatan

yaitu loncatan vertikal dan loncatan parabol depaan. Dimana setelahnya sambil mengukur akurasi/ketepatan pukulan teknik overhead forehand

jump smash.

4. Selanjutnya ada dua kamera untuk merekam teknik yang dilakukan itu karena hasil rekamannya nanti dimasukan ke softwere yang bisa mengukur kecepatan shuttlecock.

(18)

50

D. Definisi Operasional

1. Permainan bulutangkis menurut Subardjah (2007:13) adalah “permainan yang

bersifat individual yang dapat dilakukan dengancara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kok sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan”. Dalam penelitian ini permainan bulutangkis hanya fokus dengan tehnik overhead forehand smash yang dilakukan pada saat jump smash

2. Gerak Vertikal

Dalam bidang matematika, sebuah parabola adalah bagian kerucut yang merupakan irisan antara permukaan suatu kerucut melingkar dengan suatu bidang datar. Parabola ini dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan (Wikipedia). Gerakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah arah loncatan pada saat melakukan jump smash.

4. Kecepatan

Kecepatan menurut Harsono (1993:216) “kemampuan melakukan gerakan

-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh jarak yang sesingkat-singkatnya”.

Kecepatan menurut Hidayat (1998:68) adalah “jarak tempuh sebuah partikel dalam setiap satu satuan waktu. Pada keadaan geraknya, sebuah benda dapat mengalami kecepatan tetap (Gerak Lurus Beraturan) dan kecepatan yang berubah (Gerak Lurus Berubah Beraturan). Pada pukulan smash, kecepatan

(19)

51

kecepatan penelitian ini adalah kecepatan shuttlecock pada saat melakukan

jump smash

5. Pukulan smash

Pukulan smash merupakan pukulan keras dan tajam yang bertujuan untuk mematikan lawan secepat-cepatnya (Subarjah dan Hidayat, 2007: 69). Yang dimaksud pukulan smash dalam penelitian ini adalah tehnik smash overhead

forehand pada saat jump smash

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada.

Penelitian ini termasuk penelitian tes dan pengukuran dengan menggunakan instrument test dan pengukuran untuk mengetahui tingkat akurasi dan kecepatan

shuttlecock pada saat melakukan teknik overhead forehand jump smash dengan

melakukan loncatan vertikal dan loncatan parabol pada sampel. Tes dan Pengukuran yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. French-Stalter Badminton Skill Test (setiap sampel diberikan sepuluh kali

kesempatan)

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengklasifikasi atlet dan ketepatan smash dengan melakukan tehnik overhead forehand jump smash. Menurut D. Ray Collins dan Patrick B. Hodges dalam bukunya yang berjudul “Sport Skills Test”, bahwa Validitas dari French-Stalter Badminton Skill Test ini sebesar

(20)

52

Gambar 3.2 Desain Pengambilan Video dan Data (Sumber : Peneliti)

Keterangan :

: Tempat sampel melakukan teknik loncatan vertikal : Tempat tester melambungkan shuttlecock

: Tempat sampel melakukan teknik loncatan Parabol depan dengan rangkaian gerak diawali dari Z1, Z2 dan Z3

Angka 1, 2, 3 dan 4 : Target

Kamera 1 : untuk video ketika sampel melakukan teknik overhead

forehand jump smash

Kamera 2 : untuk video melihat hasil dari teknik overhead forhand

jump smash

2. Software Frame Dias IV

Frame Dias merupakan software yang menyediakan sistem tracking

lintasan objek baik secara otomatis maupun manual. Frame Dias dapat digunakan untuk menganalisis variasi gerak secara 2 atau 3 Dimensi. Fitur yang dimiliki oleh

Frame Dias adalah sebagai berikut. X

Y

Y

X Z3 Z1 Z2

(21)

53

a. Fleksibel

Frame Dias dapat digunakan untuk situasi indoor dan outdoor. Proses

kalibrasi dapat dilakukan pada beberapa titik untuk analisis 2D atau 3D. Auto

tracking dapat dilakukan dengan menandai objek dengan reflective marker.

Sedangkan Manual Tracking dapat diaplikasikan pada situasi sulit yang tidak memungkinkan menggunakan marker. Kamera yang digunakan pun bisa bervariasi mulai dari kecepatan normal hingga tinggi.

b. Portable

Frame Dias dapat menghasilkan data dari eksperimen dan situasi praktik.

Video yang direkam di lapangan kemudian dapat dianalisis di laboratorium. Untuk analisis 2 Dimensi membutuhkan minimal satu kamera, sedangkan analisis 3 Dimensi membutuhkan sedikitnya dua kamera.

c. Andal

Kemampuan software sangat baik untuk mendigitalisasi data video melalui servis Auto/Manual tracking, interval digitizing, interpolation dan reverse

playback. Selanjutnya variabel kinematika pun dapat ditentukan dengan

mengacu pada koordinat marker. Output dari software ini berupa file teks dalam tabel yang berisi data koordinat.

d. Murah

Software Frame Dias dapat mengolah data video AVI. Video tersebut dapat

diambil hanya dengan menggunakan satu atau dua kamera, bergantung tipe analisis dapat yang dipilih.

e. Educational

(22)

54

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan oleh Gambar 3.2. Langkah pertama adalah pengambilan data menggunakan 2 jenis loncatan (loncatan vertikal dan loncatan parabol depan) dan 6 sampel. Dalam penelitian ini sampel yang dimaksud adalah pemain bulutangkis yang memiliki teknik overhead

forehand jump smash di atas rata-rata. Tiap sampel melakukan teknik overhead

forehand jump smash sebanyak 10 pukulan yang on target. Pengambilan data

dilakukan dengan merekam sampel yang melakukan teknik overhead forehand

jump smash dengan menggunakan 2 buah kamera. Hasil rekaman yang didapat

berjumlah 20 video untuk menentukan kecepatan awal dan 20 video untuk menentukan kecepatan akhir. Jumlah 20 video didapatkan dari 6 sampel yang melakukan teknik overhead forehand jump smash dengan menggunakan 2 jenis loncatan (loncatan vertikal dan loncatan parabol depan)

Selanjutnya seluruh video yang didapat dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Frame Dias IV. Prinsip dasar penggunaan perangkat lunak ini adalah menterjemahkan video yang diinput menjadi set data kecepatan

shuttlecock. Kecepatan rata-rata untuk masing-masing jenis lonccatan (loncatan

(23)

55

Gambar 3.3 Tehnik Pengumpulan Data (Sumber: Peneliti)

G. Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for

windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi

serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu Test Overhead Forehand Jump

Smash (Loncatan Vertikal dan

Loncatan Parabol)

Video Analisis

Analisis Mekanisme Gerak Melalui Software (Frame Dias)

(24)

56

dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1).

Selanjutnya, data yang dianalisis pada penelitian ini adalah tingkat akurasi dan kecevatan shuttlecock. Analisis yang pertama adalah uji normalitas untuk menentukan sifat distribusi data. Analisis ini menggunakan uji statistik One

Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk

menentukan normalitas suatu kumpulan data.

(25)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap akurasi shuttlecock dengan nilai probabilitas (sig) 0.049 atau < 0.05. Dimana loncatan parabol depan memiliki hasil lebih baik dari pada loncatan vertikal dengan nilai mean lebih sebesar 5.666 > 4.833.

2. Terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap kecepatan shuttlecock dengan nilai probabilitas (sig) 0.025 atau < 0.05. Dimana loncatan parabol depan memiliki hasil lebih baik dari pada loncatan vertikal dengan nilai mean sebesar 56.4 > 51.2.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh, selanjutnya peneliti mengajukan saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan:

1. Peneliti berharap agar mencoba melaksanakan tes dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan sampel yang memiliki tingkat kemahiran dalam keterampilan teknik jump smash.

2. Peneliti berharap lebih mengintegrasikan teknologi ke dalam pola pembinaan bulutangkis.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya : Amelia

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Bakhri, R. (2013) Perbandingan Tembakan Loncatan Lurus Dengan Tembakan

Loncatan Kebelakang Berdasarkan Hasil Tembakan 2 Angka Bola Basket.

(Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Chen, L M. Pan. Y.H. Chen. Y.J (2009). “A Study Of Shuttlecock’s Trajectory In Badminton”. Journal Of Sport Science and Medicine.8, 657-662.

Grice, T (2007). Bulutangkis: Petunjuk Praktis Untuk Pemula Dan Lanjut. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Gunawan, A. (2008). Hubungan Power Lengan Dan Power Tungkai Terhadap

Hasil Ketepatan Dan Kecepatan Pukulan Jump Smash. (Skripsi). Sekolah

Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Gunawan, G. (2008). Perbandingan Smash Yang Menggunakan Teknik Loncatan

Dengan Smash Yang Tidak Menggunakan Teknik Loncatan Terhadap Kecepatan Dan Ketepatan Dalam Olahraga Bulutangkis. (Skripsi).

Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsono (1998). Coaching Dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching. C.V. Tambak Kusumah, Jakarta.

Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Khaerunissa, N (2012). Pengaruh Model Latihan Interval Jumping Terhadap

Peningkatan Power Jumping Pemain Bola Voli. (Skripsi). Sekolah Sarjana.

Universitas Pendidikan Indonesia

Nurhasan. (2000). Tes dan pengukuran pendidikan olahraga. FPOK UPI : Bandung. Poole James (1982). Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Bandung

Rahmat, A dan Hidayat, Y. (2010).Permainan bulutangkis.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

(27)

73

Suherman, Adang. (2012). Metode Penelitian Olahraga.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2004). Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutardji. (2002). Fisiologi Olahraga 1. Semarang : FIK Unnes

Tripler Paul. (2004). physics for scientist and endgineers. New York: Freeman Company.

Tsai, C.L, Yang. C.C, Lin. M.S, Huang. K.S. (2005). “The Surface EMG Actifity Analysis Between Badminton Smash And Jump Smash”. Journal Of Biomechanics In Sport.483-487.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:UPI.

SUMBER INTERNET

Setio, Nugroho. A (2011). Hubungan Otot Lengan dan Otot kaki Dengan

Ketepatan Smash Dalam Permainan Bulutangkis. [Online] Tersedia:

http://id.scribd.com/doc/82067110/SKRIPSI-BULUTANGKIS

Wahyu, Setia. B (2005). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Untuk

Mata Pelajaran Fisika Bahasan Kinematika Gerak Lurus. [Online].

Gambar

Gerakan Posisi Gambar 1.1 Jump Smash Vertikal
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.2 Desain Pengambilan Video dan Data
Gambar 3.3 Tehnik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan teaching grant Peningkatan Proses Belajar Mengajar Sistem Digital Menggunakan Simulator Xilinx adalah bagaimana menerapakan metode belajar yang efektif sehingga

dikeluarkan secara langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan produk (barang atau jasa) yang akan dijual.. Misalnya, BUMDes memiliki unit usaha produksi makanan yang

Pelaksana Seleksi Calon Pegawai Negeri rsitas Palangka Raya Tahun

BWT adalah algoritma kombinatorial yang merubah urutan input simbol data sehingga simbol yang sama cenderung terkumpul seperti yang terlihat pada Gambar 4 (c).. Sub

Yang dimana penulis mencoba membandingkan 2 media transmisi tersebut,selain itu penulis lebih menitik beratkan pada media transmisi menggunakan wireless.Pada PT.Indosat konfigurasi

ةيبرعلا فو فلاك تاغللا ةيبرت ةيلك ـا إ وعّجش دق مذلا ةيوبرلا ايسينكدنإ ةعماج.. ةلاسرلا

Sedangkan Microsoft Front Page merupakan program yang lebih mudah dan cepat penggunaannya untuk membuat animasi diiringi dengan suara musik yang digabungkan menjadi satu untuk

Nilai Specific Moisture Extraction Rate (SMER) bahan yang dikeringkan secara bersamaan adalah 0,032 – 0,057 kg/kWh.. Dari proses pengeringan yang dilakukan memperlihatkan bahwa