• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA STIK ES CREAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PERKALIAN BILANGAN CACAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA STIK ES CREAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PERKALIAN BILANGAN CACAH."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA STIK ES CREAM

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

PERKALIAN BILANGAN CACAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Babakanjati Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Reni Suryani 0810345

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012

(2)

RENI SURYANI

PENGGUNAAN MEDIA STIK ES CREAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

PERKALIAN BILANGAN CACAH

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Babakanjati Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed NIP. 196008301986031003

Pembimbing II

Dra. Hj. Effy Mulyasari, M.Pd NIP. 196801182008012003

Mengetahui,

(3)
(4)

ABSTRAK

Reni Suryani. (2012). Penggunaan Media Stik Es Cream Untuk Meningkatkan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah. (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Babakanjati Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

(5)

ABSTRACT

Reni Suryani. (2012). The Use Of The Media Of Typist Ice Cream To Improve Skills Multiplication Num. Cacah. (Research The Act Of Class On The Kids Class IV SDN Babakanjati City Of Bandung Years Lesson 2012-2013)

Research was triggered by low value the resulth of deut. Mathematics on subject matter ot the multiplication. It is characterized by the attainment of criteria at least exhautiveness (KKM) that has been established by school with the value of 65 which reached only 25%, yet, from a cluster of a stone fruit criteria sub-district ketuntasan was relatively minimal students when reach 70%. Likewise, means teacher carry out of learning is still in conventional which only using a method of lectures. Research is focused on the use of the media of typists ice cream to improve skills multiplication num. Cacah. The purpose of this research is: (1) uncover planning learning mathematics with the use of the media of typists ice cream for students of class IV (2) uncover implementation of learning mathematics bu using the media sticks ice cream to the grade IV and (3) reveals an increase in the result of learning by using media ice cream sticks. The methods used in this research is the Research Action class (PTK) which adapt the Kurt Lewin ( http://www.duniaedukasi.net/2010/10model-model-desain-penelitian-tindakan.html) with three cycles, each cycle performed one action. The subject of this research is the grade IV semester 1 SDN Babakanjati city of Bandung that add up to 49 students. The results of research using the media sticks ice cream showed an increase in activity in the learning process, students look more active and happy to follow the teaching and learning activities. Similarly, the acquisition value of the students in learning mathematics on integer multiplication subject matter are on the increase. On the first cycle exhautiveness learning 57,14% with average rating 69,79, on the second on exhautiveness learning achievement students become 66,66% with average 76,25, as for the third achievement cycle on exhautiveness learning achievement cycle on exhautiveness learning students become 77,08% with average rating students become 82,92. Based on the above research results it can be concluded that the use of the media sticks ice cream can enhance the activity and the results of student learning in mathematics learning at subject matter integer multiplication. Recommendation that can be explained according to this research to use media or props on the subjects are in learning mathematics so that teaching and learning activity active and pleasant as well as to improve the learning mathematics.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

F. Strategi Pembelajaran Matematika Perkalian Bilangan Cacah Menggunakan Media Stik Es Cream……….……….13

BAB III METODE PENELITIAN………...…………..15

A. Metode Penelitian……….…..15

B. Model Penelitian………...…..15

C. Lokasi dan Subyek Penelitian……….………17

D. Instrumen Penelitian……….………..17

E. Prosedur Penelitian……….………21

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian………...……….25

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….…..26

A. Deskripsi Sekolah……….………..26

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas……….………30

1. Analisis dan Deskripsi Siklus I………..………30

2. Analisis dan Deskripsi Siklus II……….40

3. Analisis dan Deskripsi Siklus III………..………..48

C. Pembahasan………59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….…64

A. Kesimpulan……….…64

B. Saran………...65

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 4.1 : Jumlah Guru dan pegawai SDN Babakanjati………..26

TABEL 4.2 : Jumlah Siswa………28

TABEL 4.3 : Sarana dan Prasarana……….………..29

TABEL 4.4 : Hasil Observasi Guru Siklus I………..………33

TABEL 4.5 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……….………35

TABEL 4.6 : Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus I………..…..37

TABEL 4.7 : Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I……….…..39

TABEL 4.8 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II……….……42

TABEL 4.9 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………...43

TABEL 4.10 : Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus II………..…45

TABEL 4.11 : Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II………..…47

TABEL 4.12 : Obesrvasi Guru Siklus III………50

TABEL 4.13 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III………..……51

TABEL 4.14 : Hasil Evaluasi Keterampilan Siswa Siklus III……….…53

TABEL 4.15 : Ketuntasan Belajar Siswa III………55

TABEL 4.16 : Peningkatan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah………….56

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR DIAGRAM

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

RPP Siklus I……….….... 67

Kisi-Kisi Siklus I………. 72

LKS Siklus I………...……. 74

Alat Evaluasi Siklus I………. 77

Lembar Observasi Siklus I………. 79

RPP Siklus II………..………. 93

Kisi-Kisi Siklus II……….... 98

LKS Siklus II………...…….... 100

Alat Evaluasi Siklus II……….102

Lembar Observasi Siklus II……….……….10

RPP Siklus III……….………..116

Kisi-Kisi Siklus III………...…………121

LKS Siklus III………...…...…125

Lembar Observasi Siklus III………....129

Alat Evaluasi Siklus III………....132 Foto-Foto Kegiatan Belajar Mengajar

Lembar Bimbingan Skripsi

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat diperlukan bagi semua orang. Baik pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dasar yang mengembangkan segi kepribadian anak didik, dalam rangka menjembatani kependidikan lanjutan sekolah dasar, pada hakekatnya merupakan wadah bagi perkembangan aspek kepribadian anak usia 6-17 tahun yang sistematis dan terprogram sesuai dengan tujuan yang tertera dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Matematika adalah salah satu alat berpikir, selain bahasa, logika, dan statistika (Suriasumantri, 1997:167). Menurut Russeffendi (1997: 73-74) matematika sebagai ilmu deduktif, bahasa, seni, ratunya ilmu, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, dan ilmu tentang pola dan hubungan. Melihat pentingnya matematika dan peranannya dalam menghadapi kemajuan IPTEK dan persaingan global maka peningkatan mutu pendidikan matematika di semua jenis dan jenjang pendidikan harus selalu diupayakan. Matematika dipandang oleh sebagian besar siswa atau juga guru sebagai mata pelajaran yang sulit dipelajari atau diajarkan. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, sehingga matematika dipandang sebagai suatu ilmu yang terstruktur dan terpadu, ilmu tentang pola dan hubungan, dan ilmu tentang cara berpikir untuk memahami dunia sekitar.

(14)

2

Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar mempunyai indikator, mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metoda atau strategi, mampu menggunakan media atau alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komutatif, mampu memotivasi siswa, mampu mengorganisasi kegiatan, mampu menyimpulkan pelajaran, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian, dan mampu menggunakan waktu (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 13 – 14).

Agar pembelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada siswa berhasil sesuai dengan kompetensi dasar, maka guru diharapkan dapat menyusun langkah-langkah pengembangan silabus pembelajaran, diantaranya merumuskan pengalaman belajar siswa meliputi;

1) Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik dan mental yang perlu dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi.

2) Pengalaman belajar dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas. Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa harus berorientasi agar siswa aktif dalam belajar, iklim belajar menyenangkan, fungsi guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dari pada sebagai pemberi informasi, siswa terbiasa mencari sendiri informasi (dengan bimbingan guru) dari berbagai sumber, siswa dibekali dengan kecakapan hidup dan dibiasakan memecahkan permasalahan yang kontektual yaitu terkait dengan lingkungan (nyata maupun maya) dari siswa.

(15)

3

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret.

2) Jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatif pemecahannya.

3) Pemahaman terhadap konsep yang berurutan melalui tahap demi tahap, misalnya pada konsep panjang luas, volume, berat, dan sebagainya. 4) Belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi

urutan operasi pada masalah yang kompleks.

5) Mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu, dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir membalik.

6) Dapat mengurutkan unsur-unsur atau kejadian. 7) Dapat memahami ruang dan waktu.

8) Dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak.

Selain itu, menurut Pujiati (2004: dalam Dipeningrat 2011, 3) yang menyarikan dari Bruner bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut, yaitu: enactive, ikonik, dan simbolik. Tahap enactive, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang kongkret, tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbol.

(16)

4

bilangan cacah masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah yaitu 65. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba mengetengahkan salah satu bentuk pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yaitu Penggunaan Media Stik Es Cream Untuk Meningkatkan Keterampilan Perkalian Bilangan Cacah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, maka masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah?

b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah?

c. Apakah hasil belajar siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah dapat meningkatkan keterampilan siswa setelah digunakan media stik es cream?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah.

(17)

5

c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SDN Babakanjati tentang materi perkalian bilangan cacah setelah menggunakan media stik es cream.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi semua pihak, antara lain:

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran terutama pada

perkalian bilangan cacah.

3) Siswa dapat kreatif tentang perkalian bilangan cacah.

4) Proses pembelajaran perkalian bilangan cacah menjadi menyenangkan.

b. Bagi guru

1) Memberikan pembelajaran secara langsung dalam proses pembelajaran.

2) Menambah wawasan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

3) Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru-guru kelas yang ingin menggunakan media stik es cream sebagai proses pembelajaran matematika tentang materi perkalian bilangan cacah.

c. Bagi peneliti

1) Dapat dijadikan bahan-bahan kajian bagi mahasiswa PGSD, khususnya yang ingin melakukan penelitian mengenai penggunaan media stik es cream dalam meningkatkan keteranpilan perkalian bilangan cacah.

(18)

6

3) Memberikan dorongan untuk melaksanakan penelitian lagi dengan pembelajaran-pembelajaran matematika lain.

d. Bagi sekolah

1) Untuk meningkatkan pemahaman tentang fungsi penelitian tindakan kelas.

2) Menjelaskan maksud penyelesaian masalah tentang materi perkalian bilangan cacah sekolah dasar.

E. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi salah pengertian dalam mendefinisikan isi judul penelitian ini, maka perlu penjelasan yang mendefinisikan kalimat- kalimat yang mengandung arti dalam judul ini. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Media stik es cream adalah alat bantu untuk mengalikan bilangan cacah.

b. Keterampilan adalah kemahiran, kecekatan atau ketangkasan dalam menyelesaikan suatu masalah.

(19)

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metodologi yang digunakan oleh peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Babakan Jati kecamatan Buah Batu kota Bandung. Adapun uraian tersebut terdiri dari:

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang dihadapi yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis. Setiap penelitian menurut Jujun S. Suriamantri (1988: 320; Irma: 2002) pada hakekatnya memiliki metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Adapun tujuan penelitian adalah ingin mendapatkan gambaran tentang penggunaan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah. Maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas (Penelitian Tindakan Kelas). Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model menurut Kurt Lewin. ( http://www.duniaedukasi.net/2010/10/model-model-desain-penelitian-tindakan.html)

B. Model Penelitian

(20)

16

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu ; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Acting/tindakan

Planning /perencanaan Observating/observasi

Reflecting/refleksi

Gambar 3.1

Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin (http://www.duniaedukasi.net/2010/10/model-model-desain-penelitian-tindakan.html).

Pertama, menyusun perencanaan (planning), Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat rpp, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

(21)

17

Ketiga melaksanakan pengamatan (observing) pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku siswa- siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau kegiatan diskusi atau kerja sama antar kelompok mengamati pemahaman tiap-tiap siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan PTK.

Keempat melakukan refleksi (reflecting) pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian kelas dilaksanakan di SDN Babakanjati Jl. Cijawura Girang V kecamatan Buah batu kota Bandung.

2. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua karakteristik individu yang terlibat di kelas IV A SDN Babakanjati yang terdiri dari perempuan 22 orang dan laki-laki 27 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data pada suatu penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(22)

18

(RPP) yaitu satu siklus terdapat satu RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat dan dirancang seoptimal mungkin sesuai indikator yang harus dicapai siswa. Dalam penelitian ini peneliti minitikberatkan pada pemahaman peserta didik tentang perkalian bilangan cacah dengan menggunakan media stik es cream.

b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa adalah lembar yang berisi tugas yang harus dilakukan peserta didik. Lembar kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran perkalian bilangan cacah. LKS ini dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat memahami dan mengerjakannya dengan benar. Pengerjaannya adalah dengan cara diskusi kelompok, namun setiap peserta didik harus mengerjakan LKS tersebut secara individu. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih efektif, dan seluruh peserta didik dapat memahami konsep-konsep yang sedang dipelajari.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep, prosedur, dan aturan-aturan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya (Depdiknas:2006, dalam Nurlaela, 2011).

(23)

19

penilaian atau suatu tes dapat dipergunakan bermacam-macam kualitas seperti validitas, reliabilitas, objektivitas, dan kepraktisan. 1) Validitas

Validitas atau kesahihan adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi atau disebut valid jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Suatu tes dapat memiliki validitas yang bertingkat: tinggi, sedang, rendah bergantung pada tujuannya. Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi koefisien adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi) 0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,70 korelasi cukup 0,70 – 0,90 korelasi tinggi

0,90 – 1,00 korelasi sangat tinggi atau sempurna

Cara menghitung validitas suatu tes dengan “Product

Moment Correlation” (Metode Pearson) dapat dilakukan

anatara lain sebagai berikut: r = ∑ x´y´ (∑x´²) (∑Y´²)

(24)

20

dua kelompok peserta didik yang berjumlah 24 orang tiap kelompok.

Reliabilitas

Keandalan (reliability) adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan disini ialah ketelitiannya 2) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan bagaimana kemampuan soal itu untuk membedakan peserta didik yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan peserta didik yang termasuk kelompok kurang (lower group). Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut:

DP = U – L ½ T Keterangan:

DP = Daya Pembeda yang dicari

U = Peserta didik upper group (kelompok pandai) L = Peserta didik lower group (kelompok kurang)

T = Jumlah peserta didik dari kelompok pandai dan kelompok kurang (jumlah upper group dan lower group)

3) Indeks Kesukaran

Untuk menghitung indeks kesukaran soal dari suatu tes dipergunakan rumus sebagai berikut:

(25)

21

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran yang dicari

U = Peserta didik upper group (kelompok pandai) L = Peserta didik lower group (kelompok kurang)

T = Jumlah peserta didik dari kelompok pandai dan kelompok kurang (jumlah upper group dan lower group)

b. Non tes

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kebenaran peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Sesuai bukti tertulis atau tidak.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan.

Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1) Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu stik es cream 4) Menyiapkan instrumen observasi

(26)

22

b. Pelaksanaan tindakan

1) Melakukan pembelajaran dengan media yang telah disediakan.

2) Mengelompokkan siswa berdasarkan teman sebangku

3) Mendemonstrasikan penggunaan stik es cream pada perkalian bilangan cacah.

4) Peserta didik mengerjakan lembar kegiatan secara berkelompok.

c. Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran.

2) Mengamati kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa dan alat evaluasi.

3) Mengamati keaktifan peserta didik dalam menyelesaikan soal.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian pada tahap refleksi diadakan pengkajian berbagai kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran. Peneliti dan pengamat (observer) mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan, perbaikan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan dalam siklus II.

Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

(27)

23

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes.

b. Pelaksanaan tindakan

Kelemahan penggunaan media stik es cream pada siklus kedua ini adalah siswa tidak mau kerja kelompok mau mengerjakan secara individual. Perbaikannya adalah aktivitas siswa diberikan secara individual.

Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran pada siklus I, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus II.

(28)

24

Siklus III

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

1) Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.

3) Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu stik es cream

4) Menyiapkan lembar observasi

5) Menyusun alat tes yaitu tes tertulis berupa lembar kegiatan siswa dan lembar alat evaluasi.

6) Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes.

b. Pelaksanaan tindakan

Kelemahannya siswa masih keliru membedakan nilai atau angka antara irisan atau perpotongan stik es cream yang berwarna, tidak berwarna dan campuran. Perbaikannya adalah siswa yang masih belum paham di tes terlebih dahulu.

(29)

25

siklus III. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus ini peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan pada siklus III. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus III, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan setelah persiapan-persiapan dianggap cukup, yaitu alat pengumpul data telah disetujui dan telah mendapatkan izin untuk mengadakan penelitian dari pembimbing serta dilakukan uji coba.

Untuk memudahkan mengumpulkan data peserta didik tentang Penggunaan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah di kelas IV SDN Babakan Jati kecamatan Buah Batu kota Bandung, peneliti melakukan pencatatan langsung dengan menggunakan lembar isian.

G. Teknik Analisis Data

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam tindakan kelas mengalami perbaikan-perbaikan. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV memberikan acuan kepada guru untuk pembelajaran yang efektif. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan Permendiknas yang mengacu pada permen No. 47. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi kepada guru untuk pembelajaran yang efektif.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media stik es cream terhadap siswa kelas IV SDN Babakanjati menumbuhkan aktivitas di kelas. Pada siklus I aktivitas siswa dalam menggunakan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah belum nampak, pada siklus II dan siklus III aktivitas siswa dalam menggunakan media stik es cream untuk meningkatkan keterampilan perkalian bilangan cacah sudah mengalami dinamika yang cukup baik. Aktivitas guru membimbing sebagai fasilitator, mediator, organisator yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan menyenangkan.

(31)

pembelajaran perkalian bilangan cacah dengan menggunakan media stik es cream dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru disarankan untuk menggunakan media atau alat peraga pada pokok bahasan lainnya dalam pembelajaran matematika agar kegiatan belajar mengajar aktif dan menyenangkan serta untuk meningkatkan hasil pembelajaran matematika.

b. Guru disarankan membiasakan belajar secara berkelompok agar siswa dapat bertukar pikiran dalam memecahkan soal matematika juga dapat menjalin hubungan yang baik dalam proses pembelajaran di kelas.

c. Guru disarankan untuk menawarkan terlebih dahulu siapa yang bisa memecahkan soal menggunakan media atau alat peraga yang bertujuan agar siswa dapat menemukan jawaban soal sendiri atau yang disebut inquiry.

2. Bagi Sekolah

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika. Jakarta.

Depdiknas. (2004). Pedoman Pengembangan Silabus. Jakarta. Deddiknas, (2006). Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta.

Dipeningrat, Putu. (2011). Penggunaan Media Lidi Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Pada Penjumlahan Bilangan Bulat

di Kelas IV SDN 1 Jungutan. [Online]Tersedia:google search.contoh proposal ptk matematika sd kelas IV.

Elly E, (1996). Metoda Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jogjakarta: Djoko Moesono & Sujono, (1998). Matematika 4, Jakarta: DepdikbudPPPG

JOGJAKARTA.

Hanapi, Parhan. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pedagogik FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Http://www.duniaedukasi.net/2010/10/model-model-desain-penelitian-tindakan.html [19 Oktober 2012]

Http: //www.google.co.id/blank.html [19 Oktober 2012]

Http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-alat-peraga.html[19Oktober 2012] Irma, Iis. (2002). Aplikasi Pendekatan Percakapan Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan Anak Tunarungu di SLBN/B Pembina Tingkat Propinsi Jawa Barat Cimalaka Kabupaten Sumedang.Skripsi Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.

Karim, Muchtar. (1999). Metodologi Pembelajaran, Jakarta.

Marhijanto, Bambang. (1993). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Terbit Terang.

Nurlaela, Yulia. (2011). Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat. Skripsi Sarjana pada FIP UPI: tidak diterbitkan

Gambar

GAMBAR 4.1 Konsep Pokok Penelitian………………………………………...16

Referensi

Dokumen terkait

1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita

Beranjak dari permasalahan di atas Peneliti membidik salah satu materi dalam pelajaran matematika yang sulit dipahami siswa yaitu dalam memahami konsep bilangan bulat,

Menurut Bruner, (dalam tim pengajar matematika I:2005:I), dalam belajar matematika, anak akan lebih berhasil jika proses belajar mengajar diarahkan pada

dan pembagian bilangan cacah yaitu komik yang menggabungkan antara karakteristik yang membangun komik yaitu cerita dan gambar dengan materi-materi pelajaran matematika tentang

Pada materi perkalian dengan menggunakan media corong matematika maka keberhasilan siswa sebagai berikut:Siswa yang mencapai nilai KKM 75 ( 7 siswa memperoleh

mata pelajaran matematika masih kurang, (2) pembelajaran matematika biasanya didomi- nasi oleh guru sedangkan peserta didik lebih banyak menerima materi, (3) penyampaian

manipulatif merupakan salah satu media yang dapat di gunakanuntuk mempasilitasi kemampuan konsep angka dan berhitung pada anak usia 5-6 tahun, adapun jenis media

Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam operasi hitung perkalian bilangan cacah dengan penggunaan metode K’Jart di Kelas III SD Negeri 1