No.Daftar FPIPS:1381/UN.40.2.5.1/PL/2012
KEBERADAAN PEDAGANG DI TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU BERDASARKAN TANGGAPAN PENGELOLA DAN WISATAWAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Oleh
RINA SETIAWATI 1106028
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Keberadaan Pedagang
di Taman Wisata Alam Cimanggu
Berdasarkan Tanggapan Pengelola dan Wisatawan
Oleh Rina Setiawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rina Setiawati 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
RINA SETIAWATI
KEBERADAAN PEDAGANG DI TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU BERDASARKAN TANGGAPAN PENGELOLA DAN WISATAWAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.Si. NIP 19620921. 198603. 1. 005
Pembimbing II,
Drs. H. Gumelar S.Sastrayuda., CTM
Diketahui oleh
Ketua Progam Studi Manajemen Resort & Leisure
ABSTRAK
Keberadaan Pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu Berdasarkan Tanggapan Pengelola dan Wisatawan
Oleh: Rina Setiawati
NIM 1106028
Taman Wisata Alam Cimanggu adalah salah satu kawasan pelestarian alam yang dijadikan sebagai daya tarik wisata alam. Jumlah pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu terus bertambah dan keberadaannya menjadi permasalahan karena kawasan menjadi kumuh, tidak tertib, dan merusak keindahan. Pengelola pun berupaya untuk mengatasi hal tersebut agar kondisi kawasan menjadi nyaman dan aman. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tanggapan pengelola dan wisatawan mengenai keberadaan pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu berdasarkan pelayanan prima.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan kuesioner. Objek penelitian yang digunakan sebagai sampel adalah pengelola sebanyak 2 orang dan wisatawan sebanyak 100 orang. Operasional variabel penelitian ini adalah pelayanan prima. Analisis data dilakukan secara deksriptif melalui alat ukur yaitu nominal dan ordinal. Selanjutnya analisis data dipaparkan dalam bentuk angka dan grafik sehingga mudah dibaca dan dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.
Dari hasil penelitian, pengelola memberikan tanggapan positif yaitu pedagang cukup baik dalam memberikan pelayanan prima berdasarkan 6 indikator pelayanan prima yaitu kemampuan, sikap, penampilan, perhatian, tindakan,dan tanggung jawab. Sementara rata-rata tanggapan wisatawan terhadap pelayanan pedagang menunjukkan tanggapan positif, dengan kata lain pedagang sudah mampu melayani dengan baik. Upaya pemberdayaan pedagang yang dapat dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu seperti melakukan pembinaan kepada pedagang melalui penataan pedagang, penyediaan alat peraga berupa bangunan semi permanen untuk pedagang berjualan, membentuk forum paguyuban warung untuk menjembatani kebutuhan antara pedagang dan pengelola.
iii
ABSTRACT
Presence of Trader's at Natural Tourist Park Cimanggu Based Response The Managers and Tourists
By: Rina Setiawati
NIM 1106028
Natural Tourist Park Cimanggu is one of natural conservation areas made as a natural tourist attraction. The number of traders in Cimanggu Nature Park has been increasing and it becomes the problem since the uncontrolled number of traders make the area of Cimanggu Nature Park become dirty, disorder, and spol the beauty of the place. The managers tried to overcome the situation in order to make Cimanggu Nature Park become safe and comfortable for visitors. The
purpose of this study is to analyze the managers’ and visitors’ responses to the
existence of traders based on the quality of the service in Cimanggu Nature Park. The research method uses a descriptive quantitative method. As technique to gather the data, interviews, observations and docummentation and questionnaire were used. The objects of the research used as sample are two managers and 100 visitors. The operational variable in this research was the excellence of the service. The data analysis was descriptively used by a measuring tools called nominal and ordinal. The data were then presented in the form of numbers and graphics so it will make the interpretation of the data easier.
From the result of the research, the managers gave positive responses that traders are quite good in order to provide excellent service based on six indicators of service excellence, they are the ability, attitude, appearance, attention, action, and responsibility. While the visitors also gave positive responses that traders have given good service for them. The effort toward the
traders’ empowermet which can be done in Cimanggu Nature Park were
providing education for the traders in the case of trading arrangement, providing semi permanent building, and establishing a traders’ community as a way of communication between traders and managers.
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Pengertian Pariwisata dan Wisata ... 7
B. Pengertian Wisatawan ... 8
C. Taman Wisata Alam ... 9
D. Pariwisata Berbasis Masyarakat ... 1
E. Pariwisata dan Kreativitas (Creative Based Tourism) ... 13
F. Pemberdayaan Masyarakat ... 16
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Lokasi dan Waktu penelitian ... 29
B. Metode Penelitian ... 29
C. Definisi Operasional ... 30
D. Populasi dan Sampel ... 31
E. Instrumen Penelitian ... 34
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35
G. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
H. Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Kondisi Umum Taman Wisata Alam Cimanggu ... 45
1. Lokasi dan Aksesibilitas ... 45
2. Sejarah Taman Wisata Alam Cimanggu ... 46
B. Kondisi Fisik Taman Wisata Alam Cimanggu ... 48
1. Topografi dan Iklim ... 48
2. Flora ... 48
3. Fauna ... 49
4. Biota Perairan ... 49
5. Hidrologi ... 49
6. Tanah ... 50
C. Fasilitas Taman Wisata Alam Cimanggu ... 51
D. Kepengelolaan Taman Wisata Alam Cimanggu... 52
E. Kondisi Sosial Taman Wisata Alam Cimanggu ... 56
1. Wisatawan ... 56
2. Pedagang Taman Wisata Alam Cimanggu ... 56
F. Pembahasan ... 61
1. Tanggapan Pengelola Terhadap Keberadaan Pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu dilihat dari Pelayanan Prima ... 62
a. Kemampuan (ability) ... 62
c. Penampilan (appearance) ... 66
d. Perhatian (attention) ... 68
e. Tindakan (action) ... 69
f. Tanggung Jawab (accountability) ... 70
2. Data Karakteristik Wisatawan ... 71
3. Tanggapan Wisatawan Terhadap Keberadaan Pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu Dilihat dari Pelayanan prima ... 82
a. Kemampuan (ability) ... 82
b. Sikap (attitude) ... 84
c. Penampilan (appearance) ... 87
d. Perhatian (attention) ... 90
e. Tindakan (action) ... 93
f. Tanggung Jawab (accountability) ... 95
4. Upaya Pemberdayaan Pedagang Taman Wisata Alam Cimanggu ... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102
A. Kesimpulan ... 102
B. Rekomendasi... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
LAMPIRAN ... 108
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan
bagi Indonesia dalam meningkatkan devisa negara. Potensi sumber daya alam
Indonesia menjadi salah satu unsur yang menunjang pertumbuhan pariwisata di
Indonesia karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan hidup manusia di masa yang akan datang. Sumber daya alam
tersebut kemudian dikelola pemerintah salah satunya dengan dibuatnya kawasan
konservasi alam seperti hutan suaka alam, cagar alam, suaka margasatwa, taman
wisata alam, taman nasional, taman buru dan taman laut. Begitu banyak manfaat
dengan dibangunnya kawasan konservasi ini karena dapat menjaga kelestarian
flora dan fauna, menjaga iklim agar tetap stabil, menjaga kondisi air tanah,
menahan erosi, penyuplai oksigen, media pengetahuan, media pendidikan,
penyeimbang lingkungan hidup, sebagai tempat daya tarik wisata dengan tujuan
untuk kegiatan rekreasi, olahraga, adventure, dan menumbuhkan rasa cinta
terhadap alam (http://bpkh8.net/pemolaan-kawasan-hutan/kawasan-konservasi/).
Salah satu kawasan konservasi yang dijadikan sebagai daya tarik wisata
adalah Taman Wisata Alam Cimanggu yang dikelola oleh Perhutani. Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten adalah Kesatuan Bisnis Mandiri Jasa
Lingkungan dan Produksi Lainnya (KBM JLPL) yang mengelola lokasi wisata
Taman Wisata Alam Cimanggu berada di luas areal 154 Ha tepatnya di Desa
Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung dengan ketinggian 1.225 -
1.350 meter dpl (www.unit3.perumperhutani.com). Kawasan Taman Wisata Alam
Cimanggu termasuk dalam tipe iklim hujan tropis dataran tinggi dan memiliki
hutan alam dengan pohon yang cukup banyak jenisnya. Taman Wisata Alam
Cimanggu ini merupakan bagian dari industri pariwisata yang membuka usaha
pariwisata dengan menyediakan jasa rekreasi yaitu terdapat pemandangan alam
dengan sumber air panas yang digunakan untuk berendam dan pengobatan,
kemudian terdapat fasilitas lainnya seperti pemondokan, area playing ground,
areal flying fox, dan restoran.
Timbulnya industri pariwisata tersebut mendorong para pedagang untuk
terlibat di dalamnya dengan memanfaatkan Taman Wisata Alam Cimanggu
sebagai tempat untuk mencari mata pencaharian sebagai pedagang. Keberadaan
pedagang tersebut tentunya selain membantu wisatawan untuk memenuhi
kebutuhannya selama di tempat daya tarik wisata dengan menyediakan makanan
dan minuman, tapi dapat berperan dalam mensukseskan suatu tempat daya tarik
wisata apabila terkelola dengan baik salah satunya mereka ikut berpartisipasi
memberikan pelayanan terhadap wisatawan. Dengan memberikan kualitas
pelayanan yang baik terhadap wisatawan baik dari segi perilaku pedagang,
penampilan, maupun tata krama akan berpengaruh terhadap citra tempat daya
3
Setiap musim liburan, Taman Wisata Alam Cimanggu selalu dibanjiri
wisatawan. Keadaan ini tentu mendatangkan berkah bagi para pedagang yang
menjajakan dagangan di sekitar Taman Wisata Alam Cimanggu. Namun
keberadaan para pedagang ini menimbulkan masalah tersendiri. Semakin
ramainya wisatawan yang datang mengakibatkan pedagang tidak tertib dan sulit
diatur keluar - masuk mencari sasaran yang lebih ramai untuk berdagang. Para
pedagang ada yang memasuki area kolam renang, area pondokan yang sebenarnya
adalah area yang dilarang dimasuki pedagang karena dikhawatirkan dapat
mengganggu kenyamanan wisatawan dan merusak keindahan Taman Wisata
Alam Cimanggu. Upaya yang dilakukan pengelola Taman Wisata Alam
Cimanggu untuk menertibkan pedagang dengan membuat papan larangan dan
himbauan agar para pedagang selain mencari keuntungan, dapat berpartisipasi
aktif menjaga ketertiban, kebersihan dan memberikan pelayanan yang baik untuk
kenyamanan wisatawan di Taman Wisata Alam Cimanggu, namun usaha tersebut
tidak berdampak bagi seluruh pedagang, beberapa pedagang masih ada saja yang
sulit diatur.
Kemudian upaya selanjutnya yang dilakukan oleh pengelola adalah
dengan melakukan relokasi pedagang, di mana pedagang yang semula berjualan
sembarangan tempat kemudian direlokasi ke area belakang Taman Wisata Alam
Cimanggu. Relokasi ini merupakan upaya pengelola memberikan lokasi untuk
pedagang dalam satu lahan sehingga memudahkan pengawasan, pembinaan dan
Alam Cimanggu, sehingga diharapkan antara pengeloa dan pedagang dapat saling
memberikan keuntungan satu sama lain.
Berdasarkan hasil pra penelitian awal dan melihat permasalahan yang
terjadi di Taman Wisata Alam Cimanggu maka dalam penelitian ini penulis
tertarik mengadakan penelitian dengan judul tentang “Keberadaan Pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu Berdasarkan Tanggapan Pengelola dan
Wisatawan."
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggapan pengelola terhadap keberadaan pedagang di Taman
Wisata Alam Cimanggu?
2. Bagaimana tanggapan wisatawan terhadap keberadaan pedagang di Taman
Wisata Alam Cimanggu?
3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk memberdayakan pedagang di Taman
Wisata Alam Cimanggu?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tanggapan pengelola terhadap keberadaan pedagang di
5
2. Mengidentifikasi tanggapan wisatawan terhadap keberadaan pedagang di
Taman Wisata Alam Cimanggu.
3. Menganalisis upaya yang dapat dilakukan untuk memberdayakan pedagang di
Taman Wisata Alam Cimanggu.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, menambah wawasan mengenai pelayanan dan pemberdayaan
pedagang di suatu kawasan daya tarik wisata dan melihat sejauh mana
keberhasilan program yang diterapkan kepada pedagang.
2. Bagi Taman Wisata Alam Cimanggu, dapat membantu pihak pengelola dalam
memberdayakan pedagang dan mengembangkan Taman Wisata Alam
Cimanggu menjadi daya tarik wisata yang memberikan kenyamanan kepada
wisatawan, menciptakan lingkungan yang bersih sehingga dapat menarik
perhatian wisatawan lebih banyak di masa yang akan datang dengan bantuan
pedagang.
3. Bagi Pembaca, dapat membantu memberikan wawasan mengenai pelayanaan
dan pemberdayaan pedagang di suatu kawasan daya tarik wisata.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memudahkan membaca urutan penulisan laporan ini, penulis
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisikan berbagai teori-teori yang berkaitan dengan topik bahasan penulis yang
dikemukakan oleh beberapa ahli dari berbagai referensi yang kemudian menjadi
landasan bagi penulis untuk menulis tugas akhir.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisikan lokasi penelitian, metode penelitian, definisi operasional, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, alat yang digunakan untuk mengambil data,
dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang hasil dari data-data yang telah diperoleh kemudian diolah
menjadi suatu pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang
terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat
Kota Bandung. Secara administratif Taman Wisata Alam Cimanggu berada di
jalan Raya Ciwidey - Rancabali km 13, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian kurang lebih sekitar
enam bulan, dilaksanakan terhitung April 2012 sampai September 2012.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif yaitu
penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial atau alam
secara sistematis, faktual, dan akurat (Wardiyanta, 2006:5). Penelitian deskriptif
dapat dimulai mencari permasalahan yang ada di lapangan yang menjadi objek
penelitian yang kemudian merumuskan permasalahan tersebut, menentukan
maksud dan tujuan dari penelitian, melakukan studi literatur dari beberapa
referensi yang menjadi landasan penulisan laporan, menentukan metode
penelitian, menganalisis data dan membuat laporan penelitian.
Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2012:14) bahwa "analisis kuantitatif adalah suatu penelitian yang
berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan
data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan". Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian kuantitatif adalah
metode penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner
untuk mengumpulkan data yang selanjutnya dianalisis secara kuantitatif atau
menggunakan statistik.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus
melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian
akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2012:60),
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dapat disimpulkan bahwa
variabel penelitian adalah segala sesuatu berupa data baik berasal fisik maupun
non fisik yang menjadi bahan penelitian penulis untuk kemudian dipelajari.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan variabel pelayanan prima untuk
menganalisis tanggapan pengelola dan wisatawan mengenai keberadaan pedagang
di Taman Wisata Alam Cimanggu dilihat dari sisi pelayanan prima. Menurut
Barata (2004:27), Pelayanan prima adalah kepedulian kepada konsumen dengan
memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan
kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar mereka selalu loyal kepada
organisasi atau perusahaan. Beberapa sub variabel dari pelayanan prima adalah
31
indikator dari variabel pelayanan prima tersebut dapat dilihat pada pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1
Variabel Pelayanan Prima
Variabel Dimensi Indikator Bentuk Data
Pelayanan prima Atep Daya Barata (2004:31)
1. Kemampuan 1. Pedagang membina hubungan Data Primer (ability) baik dengan wisatawan 2. Pedagang memahami produk yang Data Primer
dijual
2. Sikap 1. Pedagang bersikap ramah Data Primer (atittude) kepada wisatawan 2. Pedagang bersikap sopan Data Primer
kepada wisatawan
3. Penampilan 1. Kerapihan dan kebersihan Data Primer (appearance) pedagang saat melayani 2. Kebersihan produk yang dijual Data Primer dan tempat usaha pedagang 4. Perhatian 1. Pedagang memahami kebutuhan Data Primer (attention) wisatawan 2. Pedagang memberikan rasa Data Primer
aman dan nyaman
3. Pedagang melayani tanpa Data Primer memandang status sosial 5. Tindakan 1. Ketepatan waktu dalam melayani Data Primer (action) 2. Pedagang mengucapkan terima Data Primer Kasih di akhir pelayanan 6. Tanggung jawab 1. Pedagang menerima keluhan Data Primer
(accountability) wisatawan
2. Pedagang membantu memberikan
solusi Data Primer
Sumber: Atep Adya Barata, (2004:31)
D. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:117), “Populasi adalah wilayah generalisasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik
suatu kesimpulan”. Pada penelitian ini populasi yang digunakan ada dua yaitu
populasi pengelola Taman Wisata Alam Cimanggu dan wisatawan. Untuk
membatasi jumlah objek yang akan diteliti maka dari sekian banyaknya populasi
maka akan diambil sampel. Menurut Sugiyono (2012:18)," Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Untuk
pengelola dan wisatawan teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability
sampling. Menurut Sugiyono (2012:122), "nonprobability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel".
Sampling yang digunakan untuk pengelola dan wisatawan adalah teknik
sampling insidental yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2012:124). Untuk teknik sampling insidental ini, penulis
mengambil sebanyak 2 orang pengelola Taman Wisata Alam Cimanggu sebagai
sampel yang mana berkaitan langsung dengan pedagang di lapangan. Sementara
untuk sampel wisatawan diambil berdasarkan data jumlah kunjungan wisatawan
ke Taman Wisata Alam Cimanggu dari tahun 2009 - 2011. Sementara jumlah
kunjungan wisatawan yang dipakai untuk dijadikan sampel diambil dari jumlah
wisatawan terbanyak yaitu pada tahun 2009 sebanyak 156.149 seperti pada Tabel
33
lebih akurat. Untuk menentukan berapa jumlah sampel wisatawan yang
dibutuhkan maka menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Kunjungan Wisatawan Taman Wisata Alam Cimanggu
Tahun Jumlah Wisatawan
2009 156.149
2010 114.014
2011 126.762
Sumber: Dokumen Taman Wisata Alam Cimanggu, (2012)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Level signifikansi yang diinginkan
Berdasarkan rumus slovin di atas, dengan populasi sebanyak 156.149
orang dengan nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan 10%, maka jumlah
sampel yang diperoleh adalah
N = 156.149
D = 10%
n = 99,9
Dari hasil perhitungan rumus slovin, maka jumlah sampel dari penelitian
ini adalah 100 orang wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata Alam
Cimanggu.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203), "Instrumen Penelitian adalah
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah". Titik tolak dari
penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti.
Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya
ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan
menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2012:149). Untuk bisa
menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan
wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori
yang mendukungnya. Penggunaaan teori untuk menyusun instrumen harus
secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid (Sugiyono, 2012: 149).
Dalam penelitian ini digunakan instrumen dengan metode kuesioner, wawancara,
observasi, dokumentasi dan studi literatur.
Instrumen yang digunakan untuk mendapat data dari pengelola
menggunakan metode wawancara dengan jenis instrumen yaitu pedoman
35
dari wawancara, kemudian menentukan aspek-aspek yang akan diungkap ketika
wawancara, dan terakhir adalah membentuk pertanyaan apakah pertanyaan
berstruktur atau pertanyaan bebas. Selanjutnya untuk mendapatkan data dari
wisatawan menggunakan metode kuesioner dengan jenis instrumen menggunakan
kuesioner dengan jawaban berbentuk skala yaitu jawaban alternatif yang
disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji. Pengujian instrumen
ini melalui pengujian validitas dan uji reliabilitas. Menurut Sugiyono (2012: 173)
,"Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama". Sebelum melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas, penulis melakukan penyebaran kuesioner. Kuesioner yang digunakan
untuk pelayanan menggunakan kuesioner tertutup yaitu dengan memilih alternatif
jawaban yang disediakan. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel
dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien
reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,700 (Kaplan & Saccuzo,
1993:135).
1. Uji Validitas Instrumen Pelayanan Prima
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211)," validitas adalah suatu ukuran
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada
kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Item
instrumen dianggap valid bisa membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung >
r tabel maka valid. Berdasarkan tabel r product moment (Sugiyono,2009:255),
"syarat minimal untuk dianggap dapat memenuhi syarat adalah jika r ≥ 0,30 maka
dinyatakan valid". Untuk mengukur tingkat validitas pada variabel pelayanan
prima yang menggunakan skala likert, penulis menggunakan rumus korelasi
pearson. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut akan semakin
mengenai sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji validitas kuesioner memberikan
skor pada setiap butir pertanyaan kuesioner yang telah dijawab responden lalu
menjumlahkan setiap skor tersebut. Setelah itu mencari korelasi skor tiap butir
dengan skor total dengan memakai rumus korelasi pearson (Sugiyono:255):
2 2 2 2
n
XY
X
Y
r
n
X
X
n
Y
Y
Keterangan:
r = Nilai Korelasi
X
= Jumlah skor keseluruhanuntuk item pernyataan X
Y
= Jumlah skor keseluruhanuntuk item pernyataanY
XY
= Jumlah skor hasil kali item pertanyaan X dan item pernyataan
n
X
= Jumlah skor keseluruhan untuk item pernyataan X yang telah
37
n
Y
= Jumlah skor keseluruhan untuk item pernyataan Y yang telah
dikuadratkan
2. Uji Reliabilitas Instrumen Pelayanan
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221), "reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik". Sementara menurut
Sugiyono (2012:183), "reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik". Oleh karena itu,
digunakan uji reliabilitas yang gunanya untuk mengetahui ketepatan nilai
kuesioner, artinya instrumen penelitian bila diujikan pada kelompok yang sama
walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama.
Analisis reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat akurasi dan prosisi
dari jawaban yang mungkin dari beberapa pertanyaan. Dengan kata lain
reliabilitas, menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat
intrumen tersebut baik.Untuk pengujian reliabilitas pada variabel pelayanan prima
maka digunakan koefisien reliabilitas alpha cronbach. Sekumpulan pernyataan
untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur
variabel-variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih dari sama dengan 0,70.
Cronbach (Arikunto, 2010:239) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
22
1
1
x jS
S
k
k
Dimana : a = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pernyataan
∑Sj² = Jumlah varians butir
Sx² = Varian total
Berikut adalah rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas pada Tabel
3.3 yang diolah menggunakan program SPSS 20 for windows.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Responden Item
Validitas Reliabilitas Koefisien
Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Koefisien Reliabilitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Wisatawan
1 0,586 0,300 Valid
0,821 0,700 Reliabel
2 0,403 0,300 Valid
3 0,468 0,300 Valid
4 0,468 0,300 Valid
5 0,701 0,300 Valid
6 0,679 0,300 Valid
7 0,739 0,300 Valid
8 0,789 0,300 Valid
9 0,473 0,300 Valid
10 0,568 0,300 Valid
11 0,473 0,300 Valid
12 0,527 0,300 Valid
39
G. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitas data menjadi penentu kualitas penelitian, untuk
itulah diperlukan teknik pengumpulan data dengan tujuan memperoleh fakta yang
diperlukan guna mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Data yang
digunakan dalam penelitian ada dua yaitu data primer dan data sekunder
(Wardiyanta, 2006:27). Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber
primer, yakni yang asli, informasi dari tangan pertama atau responden. Sedangkan
data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
responden, tetapi dari pihak ketiga.
1. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber primer, yakni
yang asli, informasi dari tangan pertama atau responden. Beberapa cara yang
sering digunakan dalam mengumpulkan data primer yaitu dengan metode survei,
metode observasi, wawancara dan kuesioner.
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara
tanya jawab dengan responden utama terhadap fakta yang terjadi di lokasi
objek penelitian. Untuk penelitian ini dilakukan wawancara kepada pihak
Perhutani, Pengelola Taman Wisata Alam Cimanggu, dan pedagang.
b. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan sejumlah teori masalah yang diteliti.
Data-data yang diperoleh berasal dari teori-teori buku, internet yang
c. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono 2012:199). Teknik ini digunakan untuk
mendapatkan data karakteristik wisatawan dan tanggapan wisatawan terhadap
pelayanan pedagang. Kuesioner yang digunakan untuk pemberdayaan adalah
kuesioner terbuka dan untuk pelayanan kuesioner tertutup, dimana responden
diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah
alternatif.
d. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk
melengkapi data dengan cara mencari informasi di lokasi objek penelitian.
Terkait dengan ini, cara yang dilakukan dengan pengambilan foto dan di
Taman Wisata Alam Cimanggu.
e. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengunjungi
langsung dan melakukan pengamatan di Taman Wisata Alam Cimanggu
sebagai objek penelitian tidak terbatas kepada orang saja, tapi juga
obyek-obyek alam.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
responden tetapi pada bukti-bukti penelitian baik yang sudah dipublikasikan
maupun yang belum dipublikasikan. Beberapa data sekunder yang didapat seperti
41
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan
suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan
fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk
angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangka-angkap maknanya.
Dengan demikian hasil olahan data dengan statistik ini hanya sampai pada tahap
deskripsi. Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai
tugas mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan
gambaran secara teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau
keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu yang dalam
dibantu dengan program microsoft excel for windows 2010 dan SPSS 20 for
windows.
Menurut Wardiyanta (2006:37), "analisis data pada dasarnya merupakan
proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasi-kan, biasanya menggunakan statistik". Untuk mengidentifikasi
pelayanan prima maka kuesioner yang dibagikan kepada wisatawan menggunakan
Skala Sikap yaitu Likert dengan skala pengukuran berbentuk ordinal, dimana
wisatawan diminta memberikan tanda silang (x) pada salah satu item baik positif
(+) atau negatif (-) menurut pendapat mereka masing-masing. Untuk yang
memberikan respon jawaban positif akan diberikan skor tertinggi dan
kebalikannya jika respon jawaban negatif (-) diberikan skor kecil. Adapun
penilaian dan skor setiap butir yang dipakai untuk kuesioner seperti pada Tabel
3.4.
Tabel 3.4
Alternatif Jawaban Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2012:135)
Tahap selanjutnya menghitung masing-masing jawaban kuesioner yang
telah dikelompokkan dengan menggunakan Analisis Deskriptif Persentase.
Metode Analisis Deskriptif Pesentase digunakan menganalisis variabel yang ada
pada penelitian. Perhitungan Analisis Deskriptif Persentase ini dilakukan dengan
cara beberapa tahap yaitu mengkoreksi jawaban kuesioner dari setiap responden
kemudian menghitung frekuensi jawaban responden dan terakhir setelah data
didapat dimasukkan ke dalam rumus, maka akan diperoleh skor persentase. Dalam
rentang sekian persen, jawaban yang kita peroleh tersebut memberikan keterangan
apa sehingga dapat disimpulkan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: P = Persentase
f = Frekuensi
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban wisatawan dan menyajikan
43
tersebut maka dibuat interval sebesar lima dengan gradasi jawaban sangat baik,
baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik seperti pada Tabel 3.5. Rumus yang
digunakan menurut Sudjana (2004:79) adalah sebagai berikut:
Ci =
Keterangan: Ci = Rentang nilai
R = Rentang (nilai tertinggi - nilai terendah) K = Kelas interval
Jadi rentang nilai adalah:
Nilai Indeks Minimum = Skor Minimum
= 1
Nilai Indeks Maksimum = Skor Maksimum
= 5
Interval = Nilai Indeks Maksimum – Nilai Indeks Minimum
= 5 – 1
= 4
Jarak Interval = Interval : Jenjang ( 5 )
= 4 : 5
= 0,8
Setelah interval diketahui maka selanjutnya menghitung rata-rata jawaban
berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah
ditetapkan maka untuk contoh perhitungan digunakan indikator pertama dari
variabel pelayanan prima yaitu kemampuan (ability) mengenai kemampuan
pedagang dalam menjaga hubungan baik dengan wisatawan sebagai berikut:
Jumlah skor untuk menjawab SS = 26 x 5 = 130
Jumlah skor untuk menjawab RG = 0 x 3 = 0
Jumlah skor untuk menjawab TS = 0 x 2 = 0
Jumlah skor untuk menjawab STS = 0 x 1 = 0
Jumlah Total = 426
Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item 426:100= 4,26. Maka
dari indikator pertama diperoleh skor ideal sebesar 4,26. Selanjutnya untuk
indikator kedua dari variabel pelayanan prima yaitu kemampuan (ability)
mengenai kemampuan pedagang dalam memahami produk diperoleh skor ideal
dari hasil perhitungan serupa sebesar 4,14. Kemudian untuk mengkategorikan
kriteria dalam garis kontinum: 4,26 + 4,14 = 8,4 , setelah itu hasil jawaban dari
tiap-tiap indikator dibagi jumlah item: 4,2 : 2 = 4,2, maka dalam garis kontinum,
jawaban tersebut dikategorikan sangat baik seperti pada Tabel 3.5 mengenai
kemampuan pedagang dalam pelayanan di antaranya menjaga hubungan baik
[image:30.595.113.512.212.636.2]dengan wisatawan dan memahami produk yang dijualnya.
Tabel 3.5
Alternatif Jawaban dan Skor
Interval Alternatif Jawaban 1,00 – 1,79 Tidak Baik 1,80 – 2,59 Kurang Baik 2,60 – 3,39 Cukup Baik
3,40 – 4,19 Baik
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul, "
Keberadaan Pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu Berdasarkan
Tanggapan Pengelola dan Wisatawan", maka penulis mencoba menarik
kesimpulan dari hasil analisis tanggapan pengelola mengenai keberadaan
pedagang dilihat dari sisi pelayanan prima menunjukkan hal positif terhadap
keberadaan pedagang setelah adanya relokasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
masing-masing indikator pelayanan prima yaitu kemampuan (ability), sikap
(attitude), penampilan (appearance), perhatian (attention), tindakan (action), dan
tanggung jawab (accountability), dari masing-masing indikator pengelola
memberikan tanggapan cukup baik. Pengelola berharap pedagang tetap menjaga
citra baiknya di mata wisatawan agar antara pedagang, pengelola, dan wisatawan
merasa sama-sama nyaman dan saling menguntungkan satu sama lainnya.
Selanjutnya tanggapan wisatawan mengenai pelayanan pedagang
berdasarkan teori pelayanan prima adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari
tanggapan wisatawan yang menyatakan tanggapan yang positif. Dapat
disimpulkan bahwa pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu selain mencari
mata pencaharian mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap wisatawan.
Seperti pada prinsip pelayanan prima yang pertama yaitu kemampuan (ability),
tanggapan wisatawan memberikan penilaian sangat baik menyatakan pedagang
mampu memahami produk yang dijualnya. Selanjutnya yang kedua adalah sikap
(attitude), wisatawan memberikan penilaian baik menyatakan pedagang selalu
bersikap ramah dan sopan kepada wisatawan. Kemudian yang ketiga penampilan
(appearance), wisatawan memberikan penilaian baik yang menyatakan
penampilan pedagang sudah bersih dan rapi, begitu juga dengan barang dagangan
yang mereka jual.
Penilaian selanjutnya yang keempat adalah perhatian (attention),
wisatawan memberikan penilaian baik yang menyatakan bahwa pedagang sudah
berusaha memenuhi kebutuhan wisatawan, memberikan rasa nyaman dan aman,
serta dapat melayani dengan baik tanpa memandang status sosial. Kemudian yang
kelima penilaian terhadap tindakan (action), wisatawan memberikan penilaian
baik yang menyatakan pedagang dapat melayani dengan tepat waktu dan selalu
mengucapkan terimam kasih di akhir pelayanan. Terakhir kelima, penilaian
terhadap tanggung jawab (accountability), wisatawan memberikan penilaian baik
yang menyatakan pedagang dapat membantu menampung keluhan wisatawan dan
membantu memberikan solusi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Taman Wisata Alam
Cimanggu, penulis mengemukakan rekomendasi dalam mewujudkan upaya
pemberdayaan pedagang sebagai berikut:
1. Melakukan pendataan kepada para pedagang dengan diberikan tanda
104
mendapat izin usaha menjadi legal dan bisa menjadi bagian dari anggota
pedagang Taman Wisata Alam Cimanggu. Upaya lain yang dapat dilakukan
agar penampilan pedagang lebih menarik dapat mengenakan pakaian
seragam khusus bagi para pedagang seperti t-shirt, rompi, atau topi yang
berbeda warnanya sesuai dengan jenis usahanya.
2. Untuk memberikan kesan kawasan yang tertata rapi dan bersih, pengelola
dapat menyediakan alat peraga untuk berjualan yang dapat disewakan
kepada pedagang. Alat peraga dapat berupa bangunan semi permanen atau
gerobak yang dibuat dari bambu atau kayu dengan bentuk bangunan yang
menarik.
3. Membentuk suatu forum untuk menjembatani kebutuhan semua pihak atau
golongan khususnya antara pedagang dengan pengelola sehingga forum ini
dapat menjadi penengah apabila terjadi konflik.
4. Pemerintah Kabupaten Bandung, Disbudparpora, dan Pengelola Taman
Wisata Alam Cimanggu diharapkan dapat bekerja sama membantu
mengelola keberadaan pedagang. Tidak membuat kebijakan yang tidak
memberatkan satu sama lain selama kebijakan itu mampu dilaksanakan oleh
semua pihak termasuk pedagang tapi harus berupaya menciptakan suasana
tempat daya tarik wisata menjadi nyaman, tertib, indah dan aman. Jika
diperlukan untuk mengembangkan sumber daya manusia para pedagang di
kemudian hari dapat melakukan sosialisasi melalui pelatihan terhadap
pedagang dengan mengirimkan ahli-ahli sehingga pedagang lebih aktif,
kreatif dan memiliki pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). Daftar Harga Pondok Wisata Taman Wisata Alam Cimanggu. Dokumen Taman Wisata Alam Cimanggu.
Anonim. (2011). Data Pengunjung Taman Wisata Alam Cimanggu. Dokumen Taman Wisata Alam Cimanggu.
Anonim. (2011). Rencana Karya tahunan (RKT) Pengusahaan pariwisata Alam
di Taman Wisata Alam Cimanggu. Dokumen Perum Perhutani III Jawa
Barat & Banten.
Anonim. (2009). Rencana Pengembangan Taman Wisata Alam Cimanggu. KBM Agroforestry, Ekowisata dan Jasa Lingkungan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten.
Anonim. (2012). Sejarah Taman Wisata Alam Cimanggu. Dokumen Taman Wisata Alam Cimanggu.
Anonim. (2011). Struktur Organisasi Taman Wisata Alam Cimanggu. Dokumen Taman Wisata Alam Cimanggu.
Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Barata, Atep Adya. (2004). Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia.
BPKH Wilayah VIII Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Kementrian Kehutanan. [Online] Tersedia: http://bpkh8.net/pemolaan-kawasan-hutan/kawasan-konservasi/ [20 Juni 2012].
Hermantoro, Hengky. (2011). "Creative Based Tourism: Dari Wisata Rekreatif
Menuju Wisata Kreatif". Depok: Aditri.
Kaplan, R.M & Saccuzo, D.P. (1993).Psychological testing principles,
applications and Lissues, California Brooks / Cole Publishing Company,
Pacific Group.
Kartasasmita, Ginandjar. (1997). Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES
106
Moenir. (2006). Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: Bina Aksara
Mulyana, Trisna. Duty Manager Taman Wisata Alam Cimanggu. Diwawancara oleh Rina Setiawati pada tanggal 19 Agustus 2012 pukul 10.54 WIB.
Napitu, J.P. (2007). Pengelolaan Kawasan Konservasi. [Online]. Tersedia: http://pt.scribd.com/doc/50598000/pengelolaan-kawasan-konservasi [5 Juli 2012].
Pendit, Nyoman. (1986). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No.28 (2011) Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
Perum Perhutani. (2010). Taman Wisata Alam Cimanggu. [Online] Tersedia: http://www.unit3.perumperhutani.com/old/index.php?option=com_content &view=article&id=133:taman-wisata-alam-cimanggu&catid=53:wisata-unit-iii-jawa-barat-dan-banten&Itemid=127 [30 Juni 2012].
Philip, Kotler. (2002). Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Roesmidi dan Riza. (2008). Pemberdayaan Masyarakat. Jatinangor: Alqaprint.
Suansri, P. (1998). "Public Participation Tourism Management". TAT Tourism Journal, Vol 17, No 2. April-June: pp. 12-24. Bangkok: Tourism Authority
of Thailand. [Online] Tersedia:
http://naturevoices.blogspot.com/2009/07/wisata-berbasis-masyarakat.html [1 Juli 2009].
Subejo dan Supriyanto. (2004). Metodologi Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat, Short Paper Mata Kuliah Intensif Pemberdayaan Masyarakat
Pedesaan, Study On Rural Empowerment (SORem)-Dewan Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM tanggal 16 Mei 2004. [Online] Tersedia: http://subejo.staff.ugm.ac.id/wpcontent/paper-bem-2004.pdf [5 Agustus 2012].
Sudjana. (2004). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmaniar. (2007). Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pengelolaan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Pasca Tsunami di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Tesis pada Teknik
Pembangunan Wilayah dan Kota. [Online] Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/18476/1/S_U_K_M_A_N_I_A_R.pdf.[8 Agustus 2012]
Sulistiyani, Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gaya Media.
Sumodiningrat, Gunawan. (1999). Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring
Pengaman Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Surwantoro, Gamal. (2004). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Tampubolon, Mangatas. (2006). Pendidikan Pola Pemberdayaan Masyarakat
Dan Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Sesuai Tuntutan Otonomi Daerah.[Online] http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/32/
pendidikan_pola_pemberdayaan_mas.htm. [13 Agustus 2012].
Tjiptono, Fandy. (1996). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Undang-Undang Republik Indonesia No.10. (2009) Tentang Kepariwisataan.
Undang-Undang Republik indonesia No.20. (2008) Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UNESCO. (2006, 25-27 Oktober). Towards Sustainable Strategies for Creative
Tourism, Discussion Report of the Planning Meeting for 2008 International Conference on Creative Tourism. [Online] Tersedia: http://
http://unesdoc.unesco.org/images/0015/001598/159811e.pdf. (17 Januari 2013).
Wardiyanta. (2006). Metedologi Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi.