ABSTRAK
ii
2.1.1. Pengaruh Indra terhadap Perancangan Teater 5
ii
2.3.2. Ciri-ciri umun Gaya Baroque 26
2.3.4. Tokoh-tokoh Baroque 27
2.3.4. Perkembangan Arstiketur Baroque 31
2.4 Kebutuhan Akustik Ruang Musik 32 2.4.1. Pertimbangan Akustik dalam Rancangan Auditorium Musik 35
2.4.2. Bentuk Lantai 36
3.3 Ide Implementasi Konsep Pada Obyek Studi 48
3.4Analisa Tapak 51
3.5 Analisa Fungsional 61
ii
3.7Besaran Ruang 65
3.8Zoning dan Blocking 3.8.1 Zoning 3.8.2 Blocking
BAB IV VISUALISASI KARYA DESAIN INTERIOR
4.1 Penataan Layout Ruang 69
4.2 Penerapan Interior 72
4.3 Hasil Simulasi Akustik 91
BAB IV SIMPULAN
5.1 Kesimpulan 30
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Range Pendengaran 7
Gambar 2.2. Bentuk Tempat Duduk dari jaman ke jaman 9 Gambar 2.3. Tampak Posisi Panggung dan Tempat Duduk 10 Gambar 4.2. Sirkulasi Pengujung Lantai Dasar 70 Gambar 4.3. Sirkulasi Pengunjung Lantai 1 71
Gambar 4.4. Sirkulasi Penyandang Cacat Lantai Dasar 71 Gambar 4.5. Sirkulasi penyandang Cacat Lantai 1 72
i
Gambar 4.9. 3d 1 75
Gambar 4.10. 3d Entrance 75
Gambar 4.11. Kursi Lounge 76
Gambar 4.12. Kursi dan meja Lounge 76
Gambar 4.13. Tampak Lobi 77
Gambar 4.22. Detail Dinding Auditorium 84
Gambar 4.23. Reflektor 1 85
Gambar 4.30. Potongan Kanan Auditorium 88
Gambar 4.31. Potongan Kiri Auditorium 89
i
Gambar 4.33. Potongan Belakang Auditorium 90
Gambar 4.34. 3d Ruang Konser Gelap 90
Gambar 4.35. 3d Ruang Konser Terang 91
iv
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Terbatasnya ruang konser untuk pertunjukan musik di Indonesia membuat para musikus tidak dapat memaksimalkan dirinya dalam bermain musik. Sebagian besar musikus hanya menjadikan musik sebagai hobi dan bukan sebagai pekerjaan mereka. Sedangkan untuk menjadi musikus yang handal, mereka membutuhkan sebuah fokus dimana mereka dapat mengembangkan bakat dan talenta yang mereka miliki. Di luar negeri contohnya, jumlah pemusik-pemusik yang brilian lebih banyak, karena mereka memiliki sarana dan prasarana untuk mendukung mereka berkarya. Sebenarnya potensi bagi orang-orang Indonesia untuk bersaing dengan musikus lain sangat besar, namun mereka kurang mendapatkan penghargaan di Indonesia.
2
musik yang terbaik. Mereka akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan memiliki fokus yang terarah.
Tolak ukur seorang dapat bermain musik dengan handal adalah dengan memainkan musik klasik. Musik klasik adalah musik yang memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Orang yang berbakat pun harus berusaha keras untuk dapat memainkan musik klasik dengan mahir.
Keterbatasan akustik pada ruang konser juga menjadi salah satu masalah utama dalam sebuah pertunjukan musik. Akustik ruang mempunyai pengaruh yang jelas pada berbagai tahap proses musik, yaitu pada komposisi, pada pagelaran (produksi) dan pada pendengaran. Hal yang diharapkan dari sebuah ruang musik adalah pendengar dapat mendengar natural sound dari alat musik. Karena itu suara dari panggung pemusik harus dapat terdengar sampai ke telinga penonton melalui pantulan-pantulan dari material ruangan.
Pada orkestra, bunyi dari semua alat musik harus terdengar dan mudah dibedakan. Bila tiap bunyi dari instrument yang berbeda dimainkan secara serentak dalam suatu orkestra mudah dibedakan, maka ruang dapat dikatakan memiliki ketegasan atau kejelasan (definition of clarity). Dari suara yang paling keras sampai suara bass ganda dan harpa yang relatif lemah harus dapat terdengar.
3
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka ada beberapa permasalahan yang muncul mengenai :
1. Bagaimanakah menerapkan tema “Inspiring Memory from The Past” pada perancangan ini?
2. Bagaimanakah merancang interior ruang konser klasik yang ergonomis dan
memiliki akustik ruang yang baik?
3. Bagaimana menerapkan konsep gaya modern baroque pada perancangan ruang konser musik klasik?
4. Bagaimana menerapkan citra penghayatan yang dramatis?
1.3Tujuan Perancangan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan perancangan gedung konser adalah :
1. Dapat menerapkan tema “Inspiring Memory from The Past” pada perancangan interior ruang konser musik klasik.
2. Bisa merancang ruang konser musik dengan ergonomis dan memiliki akustik ruang yang baik.
3. Dapat menerapkan gaya modern baroque pada ruang konser musik ini, sehingga pengunjung dapat merasakan keadaan pada masa tersebut.
4. Dapat menerapkan suasana dramatis yang nyaman untuk para pengunjung.
4
Sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, ide/gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.
BAB II Studi Literature mengenai perancangan gedung konser musik, musik klasik, ciri-ciri gaya baroque, dan akustik ruangan.
93
BAB V
SIMPULAN
Interior perancangan auditorium musik klasik ini menerapkan gaya klasik
Baroque pada perancangannya. Horizontalisme dan simitrisme juga diterapkan pada
bangunan ini, dengan pusat nya adalah bagian yang paling penting dari bangunan,
yaitu ruang konser sesuai dengan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya.
Penerapan gaya klasik terlihat di seluruh bagian interior perancangan sehingga
membuat para pengunjung dapat merasakan suasana pada jaman klasik.
Pada auditoriumnya, mengambil insiprasi dari pemusik ternama jaman
Baroque, yaitu Johann Sebastian Bach. Perancangan auditorium musik klasik ini
dirancang berdasarkan penggambaran ciri-ciri musik dari Johann Sebastian Bach.
Selain itu, pada auditorium musik klasik ini standar ergonomi diterapkan,
sehingga penonton akan merasa nyaman ketika menonton pertunjukan orkestra.
94
musik yang benar-benar maksimal, penonton dapat mendengarkan natural sound
tanpa menggunakan alat pengeras suara. Akustik yang memenuhi standar ini
diperoleh dari perpaduan bentuk dan material yang digunakan, sehingga suara dapat
tersebar ke seluruh ruangan dengan baik dan seimbang.
Efek-efek dramatis ditampilkan lewat pencahayaan, yang banyak
menggunakan hidden lamp dan spot light. Terutama untuk bagian auditorium
sehingga ketika pagelaran sedang berlangsung, kesan dramatis dapat dirasakan oleh
penonton lewat pencahayaan yang diatur sedemikian rupa. Efek dramatis dapat
32
DAFTAR PUSTAKA
Gon, Harry, cs. Kombinasi Warna. PT. Gramedia. Jakarta, 2004
Irma. Tabloid Ruma edisi 79. IV/07Februari – 20 Februari 2006.