• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan variasi motif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa Universitas Sanata Dharma dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan variasi motif."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA UNIVERSITAS

SANATA DHARMA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN

KEMAHASISWAAN BERDASARKAN VARIASI MOTIF

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Aloysia Rimpi Karuniasti NIM : 089114029

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PERBEDAAN TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA UNIVERSITAS

SANATA DHARMA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN

KEMAHASISWAAN BERDASARKAN VARIASI MOTIF

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Aloysia Rimpi Karuniasti NIM : 089114029

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Menaklukkan diri sendiri sesungguhnya lebih baik daripada menaklukkan

makhluk lain; orang yang telah menaklukkan dirinya sendiri selalu dapat

mengendalikan diri. (Buddha)

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulisku ini untuk : Alam Semesta yang telah memberiku pembelajaran

terhadap kehidupan Keluargaku yang telah memberikan

(7)
(8)

vii

PERBEDAAN TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA UNIVERSITAS

SANATA DHARMA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN

KEMAHASISWAAN BERDASARKAN VARIASI MOTIF

Studi Pada Mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Aloysia Rimpi Karuniasti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan variasi motif (intrinsik, ekstrinsik, dan intrinsik-ekstrinsik). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa berdasarkan variasi motif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2008-2012 yang berjumlah 104 mahasiswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berbentuk skala Likert. Skala yang digunakan adalah skala variasi motif dan skala partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Hasil uji reliabilitas dan validitas pada skala partisipasi mahasiswa diperoleh koefisien reliabilitas 0,948 dengan 40 aitem valid. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji anava satu-jalur untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat partisipasi berdasarkan 3 variasi motif. Hasil uji anava satu jalur diperoleh F hitung 5,364 dengan signifikansi p=0,006. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan 3 variasi motif.

(9)

viii

THE DIFFERENCE IN THE PARTICIPATION LEVEL OF SANATA

DHARMA UNIVERSITY STUDENTS IN FOLLOWING THE STUDENTS’

ORGANIZATION BASED ON THE MOTIVE VARIATION

Study in Psychology in Sanata Dharma University

Aloysia Rimpi Karuniasti

ABSTRACT

The aim of this research was to determine the difference of the students’ participation level in following the students’ organization based on the motive variation (intrinsic, extrinsic, and intrinsic-extrinsic). The hypothesis of this research was there was a difference in students’ participation level based on the motive variation. The subjects in this research were the students of Sanata Dharma University Yogyakarta batch 2008-2012 which involved 104 students. The data of this research was collected by using Likert scale. The scales were used to measure the level of

participation and the motive variation in following the students’ organization. The result of the

reliability and validity testing on the students’ participation scale was obtained the coefficient of

reliability 0,948 with 40 valid items. The data of this research was analyzed by using the one-way anava to reveal the differences in participation level based on 3 motive variations. The result of one-way anava showed that F statistic 5,364 with p significant=0,006. The result of the research showed that there was a significant difference in level student participation in following to student organization base on 3 motive variations.

(10)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Aloysia Rimpi Karuniasti NIM : 089114029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Perbedaan Tingkat Partisipasi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Dalam Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan Berdasarkan Variasi Motif

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 3 Juni 2013

Yang menyatakan,

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada alam semesta atas anugerah yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Terwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan bagi penulis dari berbagai pihak baik berupa doa, ide, dan tenaga yang telah diberikan selama penyusunan skripsi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu M.M. Nimas E. Suprawati., S. Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberi masukan, dan dukungan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi yang panjang.

2. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu dengan penuh dukungan dan semangat selama kuliah di Fakultas Psikologi Sanata Dharma.

3. Bapak Agung Santosos, S. Psi., M.A. yang telah banyak memberikan ide-ide dan langkah awal dalam menyusun skripsi.

4. Bapak Yuventius Haryadi, Ibu Yuliana Dwi Hatmini, dan Mas Janis sebagai motivasi dalam mengerjakan. Terimakasih untuk semua yang sudah diberikan selama ini.

(12)

xi

6. Benedito Savio sebagai sahabat yang selama ini sudah memberikan bantuan dan mewarnai dunia persahabatan menjadi semakin penuh dengan warna keceriaan.

7. Anggun, Nursih, Puput, Kika, Ines, Lucy yang sudah menjadi teman pencerita sekaligus sahabat dalam berkeluhkesah dan tak ada habisnya. Kalian tak terlupakan!

8. Teman-teman seperjuanganku Heni “Bohay”, Juwita, dan Tina. Terimakasih untuk semangat yang telah disebarkan selama mengerjakan skripsi ini.

9. Nina, Rean, dan Gilang untuk beribu-ribu bantuan dalam penyusunan skripsi ini yang telah kalian berikan dengan tulusnya. Terimakasih!

10.Teman-teman sepermainan Ucil, Phopho, Papa Timo, Plenthonk, Santo Patrik, Wahyu, Bayu, Yutti, Bora, Selly “Inem”, dan Andank untuk pertemanan dalam suka dan suka maupun senang dan senang selama di Psikologi.

11.Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2008 yang sudah berproses bersama selama kuliah. Terimakasih untuk kalian semua yang sudah melewati hari-hari bersama selama di Psikologi.

12.Seluruh teman-teman Psikologi dan teman-teman Sanata Dharma yang banyak mewarnai kehidupan di kampus ini.

(13)

xii

14.Mas Mudji, Mas Doni, Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie yang sudah banyak membantu dengan penuh keceriaan di Fakultas Psikologi.

Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas untuk semua dukungan dan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga buah kebaikan berbalas dan mengalir dalam kehidupan mereka semua. Semoga semua makhluk berbahagia!

Peneliti

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan USD ... 8

(15)

xiv

2. Organisasi ... 8

3. Partisipasi dalam Organisasi ... 9

a. Definisi ... 9

b. Indikator Partisipasi dalam Organisasi... 10

c. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi ... 11

4. Kegiatan Kemahasiswaan USD ... 13

B. Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan (SPK2) ... 15

1. Latar Belakang SPK2 ... 15

2. Kebijakan SPK2 ... 16

3. Kegiatan Organisasi Berdasarkan SPK2 ... 16

C. Motif ... 17

1. Pengertian Motif... 17

2. Jenis-jenis Motif ... 18

3. Motif Mahasiswa USD Terkait Kebijakan SPK2 ... 19

D. Dinamika Partisipasi Mahasiswa Berdasarkan Motif Untuk Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan ... 20

E. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Variabel Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional... 28

1. Motif Mengikuti Organisasi atau Kepanitiaan ... 28

(16)

xv

D. Subjek Penelitian ... 29

E. Metode dan Alat Pengumpul Data ... 30

1. Metode ... 30

2. Alat Pengumpul Data (Skala) ... 30

a. Motif Mengikuti Organisasi atau Kepanitiaan ... 30

b. Partisipasi dalam Kelompok ... 30

1. Blue Print Partisipasi ... 31

2. Nilai Skala (Skor) ... 33

3. Validitas ... 34

4. Seleksi Aitem ... 35

5. Reliabilitas ... 38

3. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Pelaksanaan Penelitian ... 40

1. Persiapan ... 40

2. Pengumpulan Data ... 40

3. Data Demografi Subjek Penelitian ... 41

4. Deskripsi Variabel Penelitian ... 42

B. Hasil Penelitian ... 43

1. Hasil Uji Asumsi ... 43

a. Uji Normalitas Sebaran Data ... 43

b. Uji Homogenitas Varian ... 44

(17)

xvi

C. Pembahasan ... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Dinamika Partisipasi Mahasiswa Berdasarkan Variasi Motif untuk Mengikuti Kegiatan Organisasi atau Kepanitiaan

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perolehan Poin Berdasarkan Kegiatan Kemahasiswaan ... 17

Tabel 3.1 Blue-Print Skala Partisipasi Mahasiswa dalam Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan (Sebelum Uji Coba)... 32

Tabel 3.2. Kategori Penskoring Skala ... 33

Tabel 3.3. Blue-Print Skala Partisipasi Mahasiswa dalam Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan (Setelah Uji Coba) ... 36

Tabel 3.4. Blue-Print Skala Partisipasi Mahasiswa dalam Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan yang akan Digunakan Untuk Mengambil Data ... 38

Tabel 4.1. Data Demografi Subjek Penelitian ... 41

Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Partisipasi Mahasiswa ... 42

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas ... 44

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Skala Uji Coba ... 60

Lampiran II. Uji Reliabilitas Skala Partisipasi Mahasiswa ... 73

Lampiran III. Reliabilitas Skala Partisipasi Mahasiswa Setelah Seleksi Aitem ... 77

Lampiran IV. Reliabilitas Skala Partisipasi Mahasiswa yang Akan Digunakan Untuk Mengambil Data ... 80

Lampiran V. Skala Penelitian ... 83

Lampiran VI. Hasil Uji Asumsi ... 94

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional, mahasiswa merupakan “agent of change” yang berarti peserta didik harus mampu menjadi agen perubahan yang

cakap, kreatif, dan bertanggungjawab di lingkungan sekitarnya (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2003). Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan bisa ikut berpartisipasi dan mengembangkan ilmu mereka untuk masyarakat dan lingkungan (Farida, 2010).

Mahasiswa perlu memiliki bermacam-macam kemampuan untuk memenuhi fungsi tersebut. Kemampuan-kemampuan yang diharapkan meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan (Aziz, Sunyoto, & Widodo, 2008). Kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan kemampuan yang dimaksud meliputi Kegiatan-kegiatan akademis maupun kegiatan non akademis berupa kegiatan ekstrakurikuler yang telah difasilitasi baik oleh pihak universitas maupun diluar universitas (Aziz dkk, 2008).

(22)

akademis dengan tujuan supaya mahasiswa mampu mengembangkan soft skills (Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun).

USD sendiri memiliki kegiatan non akademis yang cukup banyak. Kegiatan tersebut ditunjukkan melalui adanya 21 UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), UKF (Unit Kegiatan Fakultas), kegiatan organisasi atau kepanitiaan lainnya yang tersebar di berbagai Fakultas Universitas Sanata Dharma (Buku Panduan Insadha Mahasiswa Baru TA 2008/2009, 2008). Selain itu, terdapat pula kegiatan lain seperti BEMU (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas), BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas), dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) (Buku Panduan Insadha Mahasiswa Baru TA 2008/2009, 2008).

(23)

Partisipasi mahasiswa sangat diharapkan bahkan diwajibkan oleh pihak universitas supaya lulusan mampu memiliki karakter atau kemampuan lunak yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh dari kegiatan organisasi atau kepanitiaan (Adi, komunikasi pribadi tanggal 30 November 2011; Peraturan Akademik, 2010; & Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun). Dalam berorganisasi, seseorang akan menyerap kemampuan dan pengetahuan-pengetahuan serta pengalaman yang menjadi bekal individu untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat (Adi, Istono, Nugraha, & Maryasanto, 2010).

Penelitian ini lebih menitikberatkan kegiatan kemahasiswaan berupa kegiatan organisasi atau kepanitiaan, sebab kegiatan organisasi atau kepanitiaan membuat mahasiswa mampu mengembangkan softskills-nya dalam bentuk manajerial, integritas (jujur dan dapat dipercaya), kepemimpinan, dan adversity (Buku Pedoman SPK2 Universitas Sanata Dharma, tanpa tahun). Softskill manajerial meliputi komunikasi lisan dan tertulis, perencanaan, kemampuan menyelesaikan tugas secara tuntas, koordinasi dan kerjasama dengan orang lain, sedangkan softskill adversity meliputi kemampuan menghadapi tekanan dan menyelesaikan permasalahan (Buku Pedoman SPK2 Universitas Sanata Dharma, tanpa tahun). Softskills tersebut lebih dapat diperoleh melalui partisipasi mahasiswa dalam kegiatan organisasi dan kepanitiaan (Buku Pedoman SPK2 Universitas Sanata Dharma, tanpa tahun).

(24)

kemahasiswaan (Sobandi, 2009). Penelitian tersebut membahas mengenai suatu hal yang bisa menumbuhkan dan meningkatkan motivasi mahasiswa supaya berhasil di kehidupan sehari-hari dan di dunia pekerjaan lewat organisasi.

Selain itu, terdapat pula penelitian sebelumnya yang mengungkapkan mengenai partisipasi mahasiswa terhadap community service programs (organisasi gereja, organisasi universitas, organisasi sosial atau kesejahteraaan, dan lain-lain) pada salah satu universitas di Amerika (Astin & Sax, 1998). Penelitian ini memiliki berbagai macam hal yang melatarbelakangi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam community service programs seperti untuk membantu orang lain, mengembangkan skill baru, memenuhi tanggung jawab sosial, merasakan kepuasan pribadi, dan lain sebagainya. Hasil penelitian tersebut memiliki kesimpulan bahwa berpartisipasi dalam service activities mampu mempertinggi perkembangan akademik, skill kehidupan, dan rasa tanggung jawab kemasyarakatan mahasiswa (Astin & Sax, 1998). Dengan begitu, partisipasi sendiri memiliki berbagai kegunaan bagi mahasiswa untuk mengembangkan dirinya baik secara personal, akademik, maupun di masyarakat.

(25)

pribadi, April-Agustus 2012). Di sisi lain dalam hal kontribusi, ada mahasiswa yang ketika rapat tidak pernah memberikan usul bahkan tidak mengikuti aturan organisasi yang bersangkutan. Selain itu, tidak sedikit mahasiswa yang tidak memiliki tanggung jawab dalam organisasi. Ada mahasiswa yang tidak mengerjakan tugasnya walaupun sudah disuruh oleh koordinator. Selain itu, ada pula mahasiswa yang telah menyanggupi dirinya sebagai koordinator sebuah divisi dalam organisasi, namun tidak pernah datang rapat dan tidak memiliki tanggung jawab terhadap anggota dan organisasi yang bersangkutan. Bahkan anggota-anggotanya dibiarkan melakukan pekerjaan koordinator tersebut (Komunikasi & Pengamatan pribadi, April-Agustus 2012).

Hal tersebut memunculkan pertanyaan nengenai apa yang membuat tingkat partisipasi mahasiswa USD berbeda-beda. Dengan begitu, penelitian ini akan lebih memfokuskan partisipasi mahasiswa berdasarkan apa yang membuat dia mengikuti kegiatan organisasi di USD. Hal ini disebabkan USD sendiri mulai tahun akademik 2008/2009 memberlakukan kebijakan baru mengenai SPK2 yang mewajibkan mahasiswa terutama mulai angkatan tahun 2008 hingga 2012 mengikuti kegiatan kemahasiswaan (Adi dkk, 2010). Dengan demikian dapat dikatakan mahasiswa memilih untuk berpartisipasi dalam kegiatan organisasi berdasarkan sesuatu yang membuatnya terdorong atau disebut juga dengan motif (Walgito, 2010).

(26)

2012). Di sisi lain, ada pula mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan karena hal-hal diluar poin (Mei 2012). Mahasiswa ini mengaku mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan karena keinginannya pribadi untuk berorganisasi, memperoleh relasi, pengalaman, mengembangkan softkills, mengasah potensi, dan untuk memperoleh poin sebagai syarat kelulusan (Desember 2011 & Mei 2012). Dengan demikian, mahasiswa USD mengikuti kegiatan organisasi karena poin dan hal lain diluar poin.

Penelitian ini untuk melihat partisipasi mahasiswa karena adanya partisipasi yang tak menentu pada mahasiswa USD dalam mengikuti organisasi dan kepanitiaan. Di sisi lain, peneliti menduga adanya perbedaan partisipasi jika dikaitkan dengan kebijakan SPK2, yaitu motif poin dan motif diluar poin. Peneliti ingin mengetahui apakah mahasiswa Sanata Dharma memiliki perbedaan tingkat partisipasi dalam mengikuti kegiatan organisasi berdasarkan variasi motifnya.

B. Rumusan Masalah

(27)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa selama mengikuti kegiatan kemahasiswaan ditinjau dari motif mahasiswa yang bervariasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan, terutama penelitian-penelitian mengenai motif mahasiswa yang bervariasi setelah kebijakan SPK2 diterapkan di USD dan partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Selain itu, penelitian ini juga mampu memperluas wawasan penulis dan pembaca dalam hal kebijakan poin kemahasiswaan (SPK2) yang diterapkan oleh Universitas Sanata Dharma, motif untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan, dan partisipasi mahasiswa di dalam kegiatan tersebut.

2. Manfaat Praktis

(28)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan USD

1. Pengertian mahasiswa

Mahasiswa adalah individu yang belajar di universitas atau perguruan tinggi, institut, dan akademi serta terdaftar sebagai siswa di perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa merupakan calon pembaharu, cendikiawan, dan penopang keberlangsungan di kehidupan masyarakat (Takwin, 2008). Dalam hal ini mahasiswa merupakan individu dengan rentang umur 18/19 hingga 24/25 tahun dengan pembagian periode berupa umur 18/19 tahun hingga 20/21 tahun merupakan mahasiswa dari semester I sampai semester IV. Sedangkan pada rentang umur 21/22 tahun hingga 24/25 tahun adalah mahasiswa semester V sampai dengan semester VII (Winkel & Hastuti, 2010).

2. Organisasi

Organisasi adalah sebuah unit sosial yang beranggotakan dua orang atau lebih, digerakkan secara sadar, dan berfungsi terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama (Robbins & Judge, 2008).

(29)

pembagian kerja dan hubungan kerja sekelompok individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan (Supardi & Anwar, 2002)

Dengan demikian, definisi organisasi adalah koordinasi kegiatan individu yang terencana dalam mencapai tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas. Dalam hal ini organisasi memiliki wewenang dan menuntut tanggung jawab individu dalam menjalankan tugasnya (Schein, 1991).

3. Partisipasi dalam Organisasi

a) Definisi

Partisipasi adalah “perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta” (Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008).

Partisipasi adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau untuk memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan dalam proses sosial. Secara tidak langsung, partisipasi berimplikasi pada organisasi (Gomez de Souza & Ribeiro, 1976). Selain itu, Fagence (1977) berpendapat bahwa di dalam partisipasi terdapat pengambilan keputusan berdasarkan hak-hak demokratis, keragaman aktivitas, dan tanggung jawab.

(30)

b) Indikator partisipasi dalam organisasi

Berdasarkan definisi dari partisipasi, terdapat tiga hal pokok dalam partisipasi, yaitu keterlibatan individu baik secara fisik maupun mental dan emosional, kontribusi dalam organisasi serta memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi (Davis, 1967). Selain itu, Davis (1967) menambahkan bahwa dalam berpartisipasi terdapat unsur pengambilan keputusan di dalam proses tersebut. Dalam hal ini, seseorang dapat dikatakan memiliki partisipasi penuh jika terlibat aktif atau ikut berperan dalam pengambilan keputusan demi pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya, individu dikatakan tidak atau memiliki partisipasi rendah jika terlibat dalam grup tetapi tidak memiliki sumbangsih dalam organisasi. Dalam hal ini, individu kurang atau tidak berkontribusi dan bertanggungjawab terhadap organisasi.

Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa indikator jika seseorang memiliki partisipasi tinggi adalah (Davis, 1967) :

1) Memiliki keterlibatan berupa fisik, mental, dan emosional individu. Dalam hal ini, individu fokus melibatkan dirinya seutuhnya, bukan hanya sekedar untuk menyelesaikan tugas semata tetapi individu diharapkan melibatkan unsur pikiran (mind).

2) Berkontribusi terhadap organisasi untuk mengeluarkan inisiatif dan kreativitas, ikut andil dalam mengambil keputusan, dan memberikan peranan penting demi mencapai tujuan organisasi.

(31)

organisasi, mereka mulai tertarik atau mau menerima aktivitas kelompok di dalamnya dan bekerjasama karena merasa ingin menyelesaikan tugas masing-masing sehingga merasa bertanggungjawab.

c) Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi dalam organisasi

Faktor yang mempengaruhi partisipasi menurut Sumarto (2004) ada 4, antara lain kepentingan individu, solidaritas, memiliki tujuan yang sama antar individu, atau memiliki langkah bersama walaupun tujuannya berbeda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai 4 faktor yang mempengaruhi partisipasi maka akan dibahas lebih lanjut menggunakan penjelasan Walgito (2010), yaitu :

1. Kepentingan individu

Kepentingan berarti kebutuhan, keperluan, interes (minat atau perhatian) (Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008). Menurut Walgito (2010), manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial sekaligus makhluk individu sehingga terkadang manusia memiliki dorongan untuk memenuhi kepentingan pribadi selain kepentingan sosial. Kepentingan-kepentingan ini berupa kepentingan individu dalam memenuhi kebutuhannya (dari kebutuhan fisiologis hingga psikologis), mengembangkan potensi seseorang ataupun untuk memperoleh keuntungan tersendiri melalui kelompok (Walgito, 2010).

Kepentingan individu sendiri berkaitan dengan “what is the best for me?”

(32)

2. Solidaritas

Solidaritas sendiri dalam Kamus Psikologi berarti social cohesion atau upaya kerjasama kolektif terhadap tujuan-tujuan kelompok (Reber & Reber, 2010). Berdasarkan definisi tersebut kohesi adalah interaksi dan pengaruh antar anggota kelompok terhadap anggota yang lain (Walgito, 2010).

Kelompok dapat dikatakan solid (utuh, kukuh, kuat) atau tidak berdasarkan kohesi kelompok itu sendiri, sebab kohesi ini berkaitan dengan antar anggota yang saling menyukai dan mencintai satu sama lain sehingga terjalin kekompakan dalam kelompok tersebut. Selain itu, kohesi mencakup kerja sama antar anggota dalam menyelesaikan tugas-tugasnya (Walgito, 2010). Ketika individu-individu ini merasa memiliki kohesi sosial, maka mereka akan lebih berpartisipasi dalam mengikuti organisasi dan begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan kohesi sosial dapat mempengaruhi partisipasi seseorang.

3. Memiliki tujuan yang sama antar individu, atau

(33)

4. Melakukan langkah bersama walaupun tujuannya berbeda

Dalam sebuah kelompok, terdapat berbagai tujuan yang dibawa oleh masing-masing individu. Tujuan ini berbeda-beda sebab individu memiliki tujuan pribadi yang diusung sendiri dan tujuan kelompok yang menjadi pencapaian kelompok tersebut. Tujuan individu belum tentu sama dengan tujuan kelompok, namun kedua tujuan ini dapat berjalan bersama dalam kelompok. Hal ini disebabkan dalam tujuan individu, seseorang ingin memperoleh sesuatu berdasarkan tujuannya di dalam kelompok. Di sisi lain, ketika seseorang masuk dalam kelompok, tujuan individu tidak bisa dihilangkan (Walgito, 2010).

Dengan kata lain, individu tetap bisa melakukan sesuatu bersama-sama walaupun tujuannya berbeda karena tujuan kelompok merupakan sarana untuk mencapai tujuan individu. Dalam hal ini, individu memiliki perjanjian dalam dirinya sendiri (komitmen) untuk melakukan sesuatu berdasarkan dorongan akan tujuan tersebut sehingga dapat mempengaruhi partisipasi yang bersangkutan.

4. Kegiatan Kemahasiswaan USD

(34)

Sanata Dharma (Insadha), Pelatihan Perkembangan Kepribadian Mahasiswa I (PPKM I), PPKM II yang wajib dilakukan mahasiswa serta organisasi kemahasiswaan dan kegiatan komunitas. Ketiga model pengembangan tersebut dilakukan untuk menghasilkan mahasiswa yang memiliki competence (kompetensi), conscience (suara hati), dan compassion (hasrat bela rasa) (Adi dkk, 2010).

Berdasarkan hal tersebut, USD memfasilitasi berbagai kegiatan kemahasiswaan baik kegiatan organisasi formal kampus, komunitas, dan organisasi diluar kampus. Salah satu kegiatan tersebut adalah organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF). BEMU adalah lembaga kemahasiswaan tingkat universitas dengan fungsi mengkoordinasi kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler tingkat universitas dan sebagai forum komunikasi antar lembaga ekstra kulikuler mahasiswa atau yang sering disebut dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Fakultas (UKF).

UKM sendiri memiliki berbagai macam bidang kegiatan sesuai dengan minat seperti minat pada seni meliputi UKM Grup Tari Sanata Dharma (Grisadha), UKM Karawitan, UKM “Teater Seriboe Djendela”, UKM Paduan

Suara Mahasiswa (PSM “Cantus Firmus”), UKM Fotografi “Lens Club”, dan

(35)

Pengabdian Masyarakat dan UKM Korps Sukarela (KSR). Pada minat spiritual, kegiatan kemahasiswaan yang ada adalah UKM Kerohanian. Sedangkan pada kegiatan pers dan media meliputi UKM Radio Masdha 95.00 FM dan UKM Pers Mahasiswa (Natas). Pada kegiatan dengan minat lain atau khusus, terdiri dari UKM Resimen Mahasiswa (Menwa), UKM Mahasiswa Pecinta Alam Sanata Dharma (Mapasadha), dan UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma) USD (Adi dkk, 2010 & Buku Panduan Insadha Mahasiswa Baru TA 2008/2009).

B. Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan (SPK2)

1. Latar belakang SPK2

Kegiatan kemahasiswaan di USD saat ini hanya diminati oleh beberapa mahasiswa saja. Hingga tahun 2007, keterlibatan mahasiswa dalam mengikuti organisasi masih sangat kurang dan minim (Adi, komunikasi pribadi tanggal 30 November 2011). Kemungkinan sebagian mahasiswa menganggap bahwa kegiatan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus akan mengganggu konsentrasi dan menghabiskan waktu mereka dalam bidang akademik (Buku Pedoman Sistem Poin Kemahasiswaan).

(36)

2. Kebijakan SPK2

SPK2 diberlakukan sebagai syarat ujian pendadaran atau tugas akhir yang berlaku pada mahasiswa sarjana (S1). Minimal poin yang harus ditempuh untuk S1 adalah 10 poin (Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun).

USD sendiri memberikan peraturan pada perolehan poin yang memiliki jenis kegiatan yang sama. Kegiatan yang sama akan dibatasi maksimal 3 kegiatan. Kemudian jika terjadi kemungkinan mahasiswa mendapatkan poin dobel dalam satu kegiatan, yang akan dimasukkan adalah poin tertinggi. Misalnya, mahasiswa yang telah mengikuti lomba akan memperoleh poin dan jika mahasiswa tersebut memenangkan lomba akan memperoleh poin lagi. Poin yang akan diakui adalah poin yang tertinggi dari satu kegiatan yang memiliki dobel poin (Buku Pedoman Sistem Poin Kemahasiswaan, tanpa tahun).

3. Kegiatan Organisasi Berdasarkan SPK2

Kebijakan SPK2 ini mengharuskan mahasiswa untuk memiliki 3 poin pokok, yaitu mengikuti kegiatan PPKM 1, PPKM 2, dan penguasaan Bahasa Inggris aktif. Lima atau tujuh poin sisanya dapat diperoleh melalui kepanitiaan dalam sebuah kegiatan, organisasi kemahasiswaan, peserta seminar, dan kuliah umum (Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun).

(37)
[image:37.595.100.516.222.625.2]

mudika, Rukun Tangga (RT), Karang Taruna, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), ormas (organisasi masyarakat), dan lain-lain (Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun). Adapun berikut tabel poin kegiatan kemahasiswaan yang diperoleh dari kegiatan organisasi dan kepanitiaan (Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun) :

Tabel 2.1

Perolehan Poin Berdasarkan Kegiatan Kemahasiswaan

No. Nama Kegiatan Cakupan

1. Kepanitiaan sebuah kegiatan a. Panitia inti (Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara)

b. Anggota Panitia

3. Organisasi Kemahasiswaan a. Pengurus Harian (Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara) b. Koordinator/Anggota Seksi c. Anggota UKM/UKF/Club HMJ 4. Kepanitaan/Pengurus di luar

kampus

Misal : Mudika, RT (Rukun Tetangga), Karang Taruna, LSM, ormas, dll

C. Motif

1. Pengertian Motif

(38)

melakukan suatu tindakan atau bisa disebut juga dengan driving force (Walgito, 2010).

Motif merupakan alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008). Motif meliputi penyebab atau alasan yang menjadi dasar perilaku individu untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan atau bersikap tertentu (Jung, 1978).

Di samping itu, motif yang merupakan suatu alasan atau dorongan yang membuat individu melakukan sesuatu, memiliki 2 hal pokok di dalamnya Dua hal itu ialah dorongan atau kebutuhan dan tujuan (Handoko, 1992). Dengan demikian dapat dikatakan motif adalah daya dorong yang merupakan penggerak manusia untuk melakukan tindakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (As’ad, 1978).

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan alasan individu dalam berperilaku sebagai tenaga penggerak atau dapat disebut juga dengan istilah pendorong. Dengan kata lain, motif membuat individu melakukan tindakan berdasarkan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam perbuatannya. Oleh karena itu motif adalah dorongan atau alasan seseorang bertingkah laku sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Jenis-jenis Motif

(39)

a. Motif intrinsik

Motif intrinsik adalah alasan seseorang bertindak berdasarkan suatu sebab yang berasal dari dalam diri individu. Sebab tersebut yang menggerakkan individu untuk mencari objek yang relevan untuk dipenuhinya (Handoko, 1992).

b. Motif ekstrinsik

Motif ekstrinsik merupakan alasan individu melakukan suatu hal tertentu karena adanya sebab yang berasal dari luar diri individu. Motif ekstrinsik meliputi individu melakukan sesuatu seperti bekerja atau belajar dengan giat karena untuk mendapatkan upah yang tinggi, pujian, predikat yang baik, penghargaan, dan lain-lain (Handoko, 1992). Seseorang yang digerakkan oleh motif ekstrinsik kurang memiliki daya dorong sebesar motif intrinsik sebab individu melakukan sesuatu berdasarkan reward (Yongky, 2003).

c. Motif intrinsik-ekstrinsik

Motif intrinsik-ekstrinsik merupakan kombinasi dari motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif ini berarti memiliki unsur tindakan yang berasal dari dalam dan luar yang menggerakkan individu (Amabile, Beth, Hennessey, & Tighe, 1994).

3. Motif Mahasiswa USD Terkait Kebijakan SPK2

(40)

a. Motif intrinsik

Motif ini merupakan motif mahasiswa USD dalam mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan karena dirinya memang senang berorganisasi dan ingin mengembangkan dirinya dalam hal sofskills.

b. Motif ekstrinsik

Motif ekstrinsik dalam fokus penelitian ini ialah motif mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan untuk mendapatkan poin sebagai salah satu syarat kelulusan.

d. Motif intrinsik-ekstrinsik

Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam motif intrinsik-ekstrinsik adalah mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan karena keinginannya pribadi untuk berorganisasi, memperoleh relasi, pengalaman, mengembangkan softskills, mengasah potensi, dan untuk memperoleh poin sebagai syarat kelulusan.

D. Dinamika Partisipasi Mahasiswa Berdasarkan Motif Untuk Mengikuti

Kegiatan Kemahasiswaan

(41)

diharapkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemahasiswaan yang telah diselenggarakan oleh pihak universitas supaya menjadi lulusan yang tidak hanya pandai di bidang akademis namun memiliki softskill sebagai bekal di kehidupan masyarakat (Buku Pedoman Sistem Poin Kegiatan Kemahasiswaan, tanpa tahun). Partisipasi mahasiswa USD sendiri sangat beragam dan tidak menentu ketika berada di dalam organisasi atau kepanitiaan (Dokumen & Pengamatan pribadi, April-Agustus 2012).

Partisipasi sendiri merupakan keterlibatan individu berupa fisik, mental, emosional, dan berkontirbusi serta memiliki tanggung jawab dalam organisasi atau kepanitiaan yang bersangkutan (Davis, 1967). Partisipasi yang beragam dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kepentingan individu, solidaritas, memiliki tujuan yang sama antar individu, dan melakukan langkah bersama walaupun memiliki tujuan yang berbeda (Sumarto, 2004).

(42)

Dengan demikian, muncul motif yang sangat bervariatif dari pihak mahasiswa untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan terutama kegiatan organisasi dan kepanitiaan akibat SPK2 tersebut. Motif-motif tersebut dapat memicu partisipasi mahasiswa dalam beroganisasi dan mengikuti kepanitaan tertentu sebab mahasiswa ditarget untuk mengumpulkan poin sebagai syarat kelulusan nantinya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa partisipasi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan dapat dipengaruhi oleh motif-motif yang variatif. Motif-motif-motif tersebut adalah motif-motif intrinsik, ekstrinsik, dan intrinsik-ekstrinsik.

Pertama adalah motif intrinsik yang merupakan keinginan pribadi mahasiswa karena memang senang berorganisasi dan ingin mengembangkan dirinya dalam hal softskills. Motif intrinsik adalah sebab atau motif yang berasal dari dalam diri individu (Handoko, 1992). Individu dengan motif intrinsik lebih mendukung seseorang dalam mencapai sesuatu sebab merupakan pendorong yang sangat kuat dari perilaku manusia yang dapat digunakan untuk membuat seseorang lebih produktif (Walgito, 2010; & Yongky, 2003). Selain itu, seseorang yang memiliki motif intrinsik dipandang lebih mandiri dan bertanggungjawab atas perilakunya (Yongky, 2003). Dengan begitu, ketika mahasiswa USD dengan motif intrinsik akan memiliki partisipasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan.

(43)

kelulusan. Seseorang yang digerakkan oleh motif ekstrinsik kurang memiliki daya dorong sebesar motif intrinsik sebab individu melakukan sesuatu berdasarkan

reward (Yongky, 2003). Mahasiswa dengan motif ekstrinsik sebenarnya kurang

menyukai kegiatan yang ia lakukan tetapi karena adanya reward ketika melakukan kegiatan tersebut sehingga mahasiswa tetap terdorong (terpaksa) untuk melakukannya. Dengan begitu, mahasiswa dengan motif ekstrinsik akan memiliki tingkat partisipasi yang lebih rendah dibandingkan dengan motif intrinsik.

Ketiga ialah mahasiswa dengan motif intrinsik-ekstrinsik yang memiliki keinginan pribadi dalam berorganisasi, memperoleh relasi, pengalaman, mengembangkan softskills, mengasah potensi, dan untuk memperoleh poin sebagai syarat kelulusan. Motif intrinsik-ekstrinsik yang merupakan kombinasi dari motif intrinsik dan ekstrinsik memiliki keterkaitan yang dapat saling mendukung dan menguatkan bila berasal dari motif intrinsik dan ekstrinsik (Yongky, 2003). Selain itu, motif ini dapat meningkatkan pembelajaran dan performansi seseorang (Amabile, Beth, Hennessey, & Tighe, 1994; Yongky, 2003). Motif intrinsik-ekstrinsik dapat menciptakan kenyamanan individu dalam bertingkah laku dan mengembangkan kemampuan dirinya sebaik mungkin (Yongky, 2003).

(44)
(45)
[image:45.595.98.548.76.617.2]

Gambar 1. Skema dinamika partisipasi mahasiswa berdasarkan variasi motif

untuk mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan

Poin Senang berorganisasi

dan ingin mengem-bangkan softskills

Syarat kelulusan yang diharuskan Keinginan

priba-di mahasiswa

Syarat kelulusan yang diharuskan

Partisipasi berbeda?

Motif Intrinsik Motif Ekstrinsik Motif Intrinsik-Ekstrinsik

Senang berorganisasi, ingin mengembangkan

softskills, mendapatkan

relasi, pengalaman, dll

Poin

Reward Reward

Keinginan priba-di mahasiswa

Senang

melakukannya

Terpaksa Saling memperkuat

(46)

E. Hipotesis Penelitian

(47)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian komparatif. Penelitian komparatif memakai data masa sekarang yang bersifat expost facto atau berarti data dikumpulkan berdasarkan kejadian yang telah berlangsung (Hariwijaya & Djaelani, 2004). Sifat penelitian komparatif tidak sama dengan desain penelitian eksperimental yang bermaksud membandingkan pula sebab dalam penelitian komparatif alat kontrol dianggap tidak dimiliki (Hariwijaya & Djaelani, 2004). Pada penelitian komparatif ini, peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa berdasarkan variasi motifnya, yaitu motif intrinsik, motif ekstrinsik, dan motif intrinsik-ekstrinsik dalam mengikuti organisasi kemahasiswaan.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

(48)

C. Definisi Operasional

1. Motif mengikuti organisasi atau kepanitiaan

Motif mahasiswa untuk mengikuti organisasi atau kepanitiaan terbagi menjadi 3 variasi motif, yaitu motif intrinsik, motif ekstrinsik, dan motif intrinsik-ekstrinsik. Motif intrinsik adalah motif ketika mahasiswa berpartisipasi pada kegiatan organisasi atau kepanitiaan karena dirinya memang memiliki ketertarikan terhadap organisasi yang bersangkutan. Pada mahasiswa dengan motif ekstrinsik tidak memiliki ketertarikan terhadap organisasi atau kepanitiaan yang bersangkutan, mahasiswa ini memiliki keinginan diluar hal tersebut yaitu untuk mendapatkan poin. Sedangkan mahasiswa dengan motif intrinsik-ekstrinsik memiliki ketertarikan terhadap organisasi atau kepanitiaan sekaligus memiliki keinginan untuk memperoleh poin.

Ketiga motif poin tersebut yang akan menjadi pembagian mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan yang diperoleh dari kuesioner. Terdapat pengkategorian sesuai dengan 3 variasi motif (motif intrinsik, motif ekstrinsik, dan motif intrinsik-ekstrinsik) penelitian ini.

2. Partisipasi dalam kelompok

(49)

a. Memiliki keterlibatan fisik, mental, dan emosional. Mahasiswa melibatkan diri seutuhnya bukan hanya secara fisik, namun melibatkan unsur mind.

b. Berkontribusi terhadap organisasi berupa inisiatif, kreativitas, pengambilan keputusan, dan memberikan peranan penting demi tercapainya tujuan kelompok.

c. Memiliki tanggung jawab terhadap aktivitasnya dalam organisasi.

Ketiga indikator partisipasi tersebut akan digunakan oleh peneliti untuk membuat skala partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Apabila semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat partisipasinya. Begitu juga sebaliknya, apabila skor yang diperoleh rendah maka semakin rendah pula tingkat partisipasi mahasiswa.

D. Subjek Penelitian

(50)

E. Metode dan Alat Pengumpul Data

1. Metode

Metode pengumpulan data dengan menyebarkan skala kepada mahasiswa USD yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Pengumpulan data menggunakan kuesioner motif dan skala partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan.

2. Alat Pengumpul Data (Skala)

a. Motif mengikuti organisasi atau kepanitiaan

Data dalam variasi motif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebelum pengisian skala partisipasi. Subjek diminta untuk mengisi motifnya ketika berpartisipasi dalam organisasi atau kepanitiaan melalui kolom-kolom yang sudah tersedia pada kuesioner. Terdapat kolom kegiatan organisasi atau kepanitiaan yang sudah pernah atau sedang dijalani subjek selama kuliah di USD. Kemudian subjek diminta menuliskan sebanyak-banyaknya kegiatan organisasi maupun kepanitiaan yang telah ia ikuti.

(51)

dan untuk memperoleh poin. Subjek diminta untuk memberi tanda silang pada kolom 3 jika berpartisipasi pada kegiatan organisasi atau kepanitiaan berdasarkan keinginan pribadi mahasiswa karena memang senang berorganisasi dan ingin mengembangkan dirinya dalam hal softskills. Kemudian kolom motif yang paling banyak dicentang atau diisi akan dianggap sebagai motif subjek dalam mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan.

b. Partisipasi dalam kelompok

Data untuk memperoleh tingkat partisipasi dikumpulkan menggunakan skala berdasarkan indikator yang akan digunakan untuk pengukuran. Skala partisipasi ini menggunakan 60 aitem yang disusun berdasarkan tiga indikator. Ketiga indikator tersebut ialah keterlibatan fisik, mental, dan emosional; memiliki kontribusi terhadap organisasi; dan bertanggungjawab terhadap aktivitasnya dalam organisasi.

Berikut blue-print, nilai skala, validitas, seleksi aitem, dan reliabilitas pada variabel partisipasi, antara lain sebagai berikut :

1. Blue Print Partisipasi

Blue-print skala tersaji dalam bentuk tabel yang berisi tentang uraian

(52)
[image:52.595.101.518.213.698.2]

Indikator pada skala partisipasi mahasiswa dijabarkan dalam aitem-aitem yang bersifat mendukung (favorable) dan aitem-aitem yang bersifat tidak mendukung (unfavorable). Blue-print skala tingkat partisipasi mahasiswa USD dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan disajikan lebih rinci dalam tabel spesifikasi berikut :

Tabel 3.1

Blue-print Skala Partisipasi Mahasiswa dalam Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan (Sebelum Uji Coba)

No. Indikator No. Item Total

1. Keterlibatan berupa fisik, mental, dan emosional

F 1, 2, 14, 18, 22, 33, 45, 46, 49, 52 20 aitem (33,33%) U 7, 13, 21, 28, 32, 40, 44, 50, 51,

56

2. Berkontribusi terhadap organisasi

F 3, 4, 11, 17, 24, 31, 35, 39, 53, 58 20 aitem (33,33%) U 5, 12, 15, 23, 27, 30, 34, 41, 47,

57

3. Bertanggungjawab terhadap

aktivitasnya dalam organisasi

F 6, 9, 19, 26, 29, 36, 42, 54, 55, 59, 20 aitem (33,33%) U 8, 10, 16, 20, 25, 37, 38, 43, 48,

60

Jumlah 60 (100%)

(53)

Skala-skala tersebut terdiri dari 60 aitem dengan masing-masing aitem

favorable yang mendukung representasi dari partisipasi mahasiswa berjumlah

30 aitem. Sedangkan aitem unfavorable yang memiliki sifat tidak mendukung representasi dari partisipasi mahasiswa berjumlah 30 aitem pula.

2. Nilai Skala (Skor)

[image:53.595.102.511.218.745.2]

Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan model penskalaan Likert dengan modifikasi pilihan jawaban (Azwar, 2010). Metode ini merupakan teknik pengukuran dengan menggunakan respon dari subjek dalam memilih pilihan jawaban yang tersedia sebagai penentu nilai skala. Respon yang digunakan dalam skala ini terdiri dari 4 kategori, yaitu Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (SR), Selalu (SL). Penentuan nilai skala, dilakukan dengan cara :

Tabel 3.2

Kategori Penskoring Skala

Jawaban

Skoring

Favorable Unfavorable

Tidak Pernah (TP) 0 3

Jarang (JR) 1 2

Sering (SR) 2 1

(54)

Bila subjek memilih jawaban Tidak Pernah pada pernyataan yang bersifat favorable, berarti subjek memiliki tingkat partisipasi yang rendah dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan variasi motifnya dengan skor 0. Sedangkan apabila subjek memilih jawabah Selalu pada pernyataan yang bersifat favorable, berarti subjek memiliki skor tinggi bernilai 3. Begitu juga sebaliknya, apabila subjek memilih jawaban Tidak Pernah pada pernyataan unfavorable, berarti subjek memiliki skor tinggi (3) dan skor rendah (0) apabila subjek memilih jawaban Selalu. Dengan begitu, jumlah total skor skala merupakan jumlah skor pada masing-masing aitem.

Tingkat partisipasi mahasiswa dilihat dari tinggi rendahnya skor yang diperoleh sehingga semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat partisipasinya. Begitu juga sebaliknya semakin rendah skor yang didapat maka semakin rendah pula tingkat partisipasi mahasiswa.

3. Validitas

(55)

Dalam penelitian ini, digunakan analisis rasional atau professional

judgement sebagai pengujian terhadap isi tes. Professional judgement yang

dimaksud adalah seseorang yang ahli, yaitu dosen pembimbing skripsi.

4. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dilakukan sebelum skala digunakan dengan aitem-aitem yang berkualitas supaya dapat memperoleh data yang memenuhi fungsi dari skala. Dalam hal ini, akan dilakukan seleksi aitem berdasarkan daya diskriminasinya. Daya diskriminasi aitem merupakan suatu aitem dapat membedakan antara subjek atau kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2010).

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total dengan batasan rix ≥ 0,30. Aitem yang berada di atas atau sama dengan 0,30 memiliki daya pembeda yang memuaskan. Sebaliknya, aitem yang memiliki nilai dibawah 0,30 memiliki daya diskriminasi rendah sehingga aitem yang berada pada nilai ini sebaiknya tidak digunakan dalam penelitian (Azwar, 2010). Setelah data uji coba diperoleh, data tersebut dianalisis menggunakan PASW

Statistics 18.

(56)
[image:56.595.101.556.195.607.2]

Tabel 3.3

Blue-print Skala Partisipasi Mahasiswa dalam Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan (Setelah Uji Coba)

No Indikator No. Aitem Total Aitem

Sahih

1. Keterlibatan berupa fisik, mental, dan emosional

F 1, 2, 14, 18, 22, 33, 45, 46, 49*, 52 9 aitem 18 aitem U 7*, 13, 21, 28, 32, 40, 44, 50, 51, 56 9 aitem

2. Berkontribusi terhadap organisasi

F 3, 4, 11, 17, 24, 31, 35*, 39, 53, 58 9 aitem 16 aitem U 5*, 12*, 15, 23, 27, 30*, 34, 41, 47,

57

7 aitem

3. Bertanggungjawab terhadap

aktivitasnya dalam organisasi

F 6*, 9, 19, 26, 29*, 36*, 42, 54, 55*, 59*

5 aitem 12 aitem

U 8, 10*, 16, 20*, 25, 37, 38, 43*, 48, 60

7 aitem

Jumlah 46 aitem

Keterangan : *) nomor aitem yang gugur.

(57)

aitem sahih pada aitem favorable dan 7 aitem sahih pada unfavorable. Sedangkan pada indikator bertanggungjawab terhadap aktivitas organisasi terdapat 12 aitem yang dinyatakan sahih dengan 5 aitem pada favorable dan 7 aitem unfavorable.

Jumlah aitem setelah uji coba di tiap indikator memiliki selisih yang cukup banyak. Sedangkan muatan setiap komponen dalam indikator dapat dikatakan sama sebab tidak diketahui bahwa muatan dalam setiap indikator memiliki perbandingan yang berbeda-beda. Dengan begitu, peneliti dapat beranggapan bahwa muatan di setiap indikator adalah sama sehingga jumlah aitem pada masing-masing indikator dapat dibuat sama banyaknya (Azwar, 2010).

(58)
[image:58.595.102.570.194.621.2]

Tabel 3.4

Blue-print Skala Partisipasi Mahasiswa dalam Mengikuti Kegiatan Kemahasiswaan yang akan Digunakan Untuk Mengambil Data

No Indikator No. Item Total Aitem

Sahih

1. Keterlibatan berupa fisik, mental, dan emosional

F 1, 2, 12, 14, 29, 30, 34 7 aitem 14 aitem U 8, 20, 25, 28, 32, 33, 37 7 aitem

2. Berkontribusi terhadap organisasi

F 3, 4, 7, 11, 16, 21, 24, 35, 39

9 aitem 14 aitem

U 9, 15, 19, 26, 38 5 aitem

3. Bertanggungjawab terhadap aktivitasnya dalam organisasi

F 6, 13, 18, 27, 36 5 aitem 12 aitem U 5, 10, 17, 22, 23, 31, 40 7 aitem

Jumlah 40 aitem

5. Reliabilitas

(59)

Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas (rxx’) dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya. Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh dari skala yang diuji sekali pada sekelompok subjek (Azwar, 2010).

Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha dari hasil pengolahan data dengan PASW Statistics 18. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh Cronbach Alpha sebesar 0,948. Azwar (2010) berpendapat bahwa koefisien reliabilitas yang mencapai minimal rxx’ = 0,900 dianggap memuaskan sehingga skala dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang memuaskan.

3. Teknik Analisis Data

Uji hipotesis penelitian ini menggunakan Analisis Varian (Anava) satu-jalur. Anava satu-jalur digunakan untuk mengetahui tingkat perbedaan partisipasi mahasiswa USD dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan variasi motifnya (motif intrinsik, ekstrinsik, dan intrinsik-ekstrinsik). Program yang akan digunakan untuk melakukan analisis tersebut menggunakan program PASW

(60)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan melihat fenomena yang terjadi serta melakukan studi pustaka yang terkait dengan fenomena tersebut. Kemudian, melakukan kosultasi dengan dosen pembimbing skripsi untuk mendiskusikan konsep, fenomena, teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini sampai dengan pembuatan alat ukur yang akan digunakan untuk mengungkap data penelitian.

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti melakukan uji coba alat ukur yang telah dibuat. Uji coba alat ukur dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa yang berkisar antara angkatan 2008 hingga 2012. Jumlah subjek dalam uji coba alat ukur ini sebanyak 30 mahasiswa. Uji coba alat ukur tersebut dilakukan pada tanggal 12-20 Desember 2012.

2. Pengumpulan Data

(61)

penyebaran tahap pertama ini, skala yang kembali sebanyak 89 buah. Kemudian peneliti melakukan penyebaran skala untuk kedua kalinya sebanyak 45 buah, 34 buah disebarkan di Rusunawa dan sisanya 11 buah disebarkan melalui rumah pondokan mahasiswa Sanata Dharma di daerah Kampus Paingan. Pada akhirnya skala yang terkumpul sebanyak 139 buah. Namun, terdapat 104 skala yang bisa diolah lebih lanjut karena sisanya tidak bisa digunakan atau kurang diisi dengan lengkap oleh subjek penelitian.

3. Data Demografi Subjek Penelitian

[image:61.595.103.525.276.752.2]

Subjek penelitian merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari angkatan 2008-2012 dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Demografi Subjek Penelitian

Fakultas

Angkatan

Total

2008 2009 2010 2011 2012

L P L P L P L P L P

Psikologi 5 11 - 1 - - 1 5 - 2 25

FKIP 7 - 1 1 1 8 4 8 3 14 47

Farmasi - - - 1 - 4 - - - 1 6

(62)

Ekonomi 2 - - 1 1 1 - - 1 - 6

FST 2 - - - 1 - - - 1 1 5

Total

20 11 2 7 5 13 8 13 6 19

104

31 9 18 26 25

4. Deskripsi Variabel Penelitian

Tingkat partisipasi pada penelitian ini dapat dilihat berdasarkan mean

empiris masing-masing variasi motif. Berikut adalah tabel deskripsi variabel

[image:62.595.101.526.104.658.2]

penelitian yang memperlihatkan mean empiris tingkat partisipasi mahasisiwa :

Tabel 4.2

Deskripsi Variabel Partisipasi Mahasiswa

Variasi Motif N

Mean Teoritik

Mean Empiris

Skor Minimum

Skor Maksimum

Intrinsik 35 60 74,66 18 116

Ekstrinsik 32 60 84,4 68 101

Intrinsik-Ekstrinsik 37 60 79,38 55 106

(63)

Pada motif intrinsik, diperoleh mean empiris sebesar 74,66. Pada motif ekstrinsik, diperoleh mean empiris sebesar 84,4, sedangkan pada motif intrinsik-ekstrinsik sebesar 79,38. Hal ini berarti, subjek memiliki tingkat partisipasi tertinggi berdasarkan jumlah mean empiris tertinggi pada motif ekstrinsik jika dibandingkan dengan variasi motif lainnya. Begitu juga sebaliknya, jumlah mean

empiris terendah ada pada motif intrinsik yang berarti motif pada kelompok ini

memiliki tingkat partisipasi terendah dibandingkan kedua motif lainnya.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi sebagai persyaratan uji analisis statistik parametrik, terutama melalui teknik Analisis Varian (Anava) yang digunakan dalam penelitian ini. Uji asumsi yang umum dilakukan adalah uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varian.

a. Uji Normalitas Sebaran Data

(64)

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

No. Variasi Motif Statistik

Kolmogorov-Smirnov Signifikansi p

1. Intrinsik 0,137 0,094

2. Ekstrinsik 0,166 0,200

3. Intrinsik-ekstrinsik 0,89 0,200

Tabel diatas menunjukkan bahwa ketiga variasi motif memiliki sebaran data dengan variabel partisipasi yang normal karena memiliki nilai signifikansi atau p > 0,05. Dengan begitu, persyaratan normalitas data telah terpenuhi.

b. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian merupakan persyaratan yang dilakukan dalam Analisis Varian (Anava). Uji ini dilakukan untuk mengetahui kedua variabel antara variabel variasi motif (yang terdiri dari motif intrinsik, ekstrinsik, dan intrinsic-ekstrinsik) dengan variabel partisipasi memiliki varian skor yang homogen atau tidak ada perbedaan varian antarkelompok.

[image:64.595.99.517.189.548.2]
(65)

bahwa data yang diperoleh telah memiliki varians yang sama antarkelompok atau asumsi homogenitas dinyatakan telah terpenuhi.

2. Hasil Uji Hipotesis Anava Satu-jalur

Hasil Anava satu-jalur menunjukkan nilai F hitung pada output sebesar 5,364 dengan signifikansi p sebesar 0,006. Dengan begitu, karena nilai p < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan tiga variasi motif dalam penelitian ini memang berbeda.

Uji F (Anava satu-jalur) adalah teknik analisis statistik yang dapat memberi jawaban atas ada tidaknya perbedaan skor pada masing-masing kelompok (Irianto, 2004). Dalam hal ini, apakah ketiga variasi motif memiliki perbedaan tingkat partisipasi antar kelompok, hal tersebut dapat dilihat dengan menggunakan Post Hoc Tests dalam analisis Bonferroni. Analisis Bonferroni dipilih karena memiliki asumsi adanya homogenitas varian (Santoso, 2010). Hasil

(66)
[image:66.595.100.544.188.542.2]

Tabel 4.4

Hasil Uji Hipotesis

(I) Variasi Motif (J) Variasi Motif

Mean Difference (I-J) Sig. (p) 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Intrinsik Ekstrinsik

Intrinsik-Ekstrinsik -9,780* -4,721 0,004 0,314 -17,06 -11,74 -2,50 2,30

Ekstrinsik Intrinsik-Ekstrinsik Intrinsik 5,059 9,780* 0,269 0,004 -2,13 2,50 12,25 17,06 Intrinsik-Ekstrinsik Ekstrinsik Intrinsik -5,059 4,721 0,269 0,314 -12,25 -2,30 2,13 11,74 Berdasarkan nilai probabilitas, jika nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan antar kelompok. Sedangkan, apabila nilai p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antar kelompok (Santoso, 2010). Berdasarkan hasil Post Hoc Tests di atas, diketahui bahwa :

(67)

b. Perbedaan tingkat partisipasi antara motif intrinsik dengan motif intrinsik-ekstrinsik memiliki nilai p = 0,314 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat partisipasi antara motif intrinsik dengan motif intrinsik-ekstrinsik.

c. Perbedaan tingkat partisipasi antara motif ekstrinsik dengan motif intrinsik-ekstrinsik memiliki nilai p = 0,269 (p > 0,05). Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat partisipasi antara motif ekstrinsik dengan motif intrinsik-ekstrinsik.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan partisipasi mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ditinjau dari motif intrinsik, ekstrinsik, dan intrinsik-ekstrinsik dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Secara keseluruhan terdapat perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa berdasarkan variasi motifnya. Hal ini terlihat pada nilai signifikansi yang menunjukkan adanya perbedaan partisipasi secara signifikan diantara ketiga variasi motif tersebut (hasil output nilai F terlampir).

Melihat data secara lebih lanjut, tampak ada perbedaan signifikan pada tingkat partisipasi antara kelompok motif intrinsik dengan motif ekstrinsik. Selain itu, motif intrinsik memiliki tingkat partisipasi terendah berdasarkan mean

empiris-nya jika dibandingkan dengan dua motif lainnya yang tidak sesuai dengan

(68)

Motif intrinsik merupakan motif mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan dengan alasan diluar keinginannya untuk mendapatkan poin. Keinginan tersebut bisa berupa ketertarikan pribadi atau keinginan mahasiswa karena memang senang berorganisasi dan ingin mengembangkan dirinya dalam hal softskills (Mei 2012).

Mahasiswa dengan motif intrinsik berarti memiliki daya dorong untuk ikut organisasi berdasarkan sebab yang berasal dari dalam dirinya (Handoko, 1992). Mahasiswa berpartisipasi dalam organisasi atau kepanitiaan karena keinginannya pribadi atau menyukainya. Kondisi organisasi dapat mempengaruhi tingkat partisipasi mahasiswa. Dengan kata lain, kondisi organisasi yang diikuti mahasiswa kurang memenuhi kebutuhan mereka untuk bisa bertahan dalam organisasi tersebut. Mahasiswa memiliki harapan yang tinggi terhadap kegiatan kemahasiswaan tersebut, namun kurang dipenuhi dalam organisasi. Schein (1991) menyatakan bahwa selalu terdapat harapan-harapan tidak tertulis dalam setiap anggota organisasi yang disebut dengan kontrak psikologis. Organisasi harus memberikan perhatian dan kemungkinan bagi individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang paling penting melalui keanggotaan serta pekerjaannya dalam organisasi (Schein, 1991). Dengan demikian, ketika kontrak psikologis tersebut dilanggar, maka akan terjadi keresahan hingga pemogokan anggota organisasi.

(69)

terjadi adalah mahasiswa yang bersangkutan tidak akan mengikuti kegiatan kemahasiswaan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan diatas mengenai kepentingan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhannya sehingga ketika kepentingannya tidak terpenuhi, mahasiswa tersebut akan memiliki tingkat partisipasi yang menurun atau menjadi rendah. Hal inilah yang membuat tingkat partisipasi mahasiswa rendah pada motif ekstrinsik jika dibandingkan dengan motif intrinsik.

Hal tersebut sesuai dengan beberapa kondisi organisasi di USD, seperti UKF yang tidak memiliki kegiatan dan anggota (Dokumen pribadi UKF USD, 2012). Banyak mahasiswa yang berminat pada UKF tersebut, namun karena tidak adanya kegiatan sehingga mahasiswa yang memiliki minat dan tertarik pada organisasi tersebut tidak pernah datang sebab keinginannya tidak terpenuhi (Dokumen pribadi UKF USD, 2012).

Sedangkan pada mahasiswa dengan motif ekstrinsik, memiliki keinginan untuk mendapatkan poin atau sertifikat saat mengikuti kegiatan kemahasiswaan sebagai bukti dalam pencapaiannya. Motif ekstrinsik pada penelitian ini memiliki

mean empiris dengan angka tertinggi jika dibandingkan dengan motif intrinsik

dan motif intrinsik-ekstrinsik yang berarti memiliki tingkat partisipasi tertinggi pula diantara kedua motif lainnya.

(70)

sertifikat dan lain-lain (Wexley & Yukl, 1988). Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa dengan motif ekstrinsik memiliki keinginan untuk mendapatkan poin atau hadiah berupa sertifikat sebagai pencapaian yang membuatnya tergerak untuk mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan. Poin yang merupakan salah satu syarat yudisium mahasiswa USD dengan sertifikat sebagai tanda bukti (Buku Pedoman SPK2 & Peraturan Akademik, 2010) membuat mahasiswa memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam kegiatan kemahasiswaan. Dengan adanya peraturan tersebut, poin menjadi sebuah tuntutan yang bersifat memaksa bagi mahasiswa sebab poin merupakan sebuah konsekuensi yang mempengaruhi kehidupan mahasiswa selanjutnya, yaitu kelulusan yang menuntut mahasiswa untuk memiliki poin sebagai salah satu syaratnya. Dengan begitu, mahasiswa dengan motif ekstrinsik memiliki tingkat partisipasi.

(71)

kepanitiaan. Dengan demikian mahasiswa yang memiliki motif ekstrinsik ini memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dibandingkan dengan motif bukan poin.

Kemudian melalui penghitungan statistik, tidak terlihat adanya perbedaan tingkat partisipasi yang signifikan pada motif intrinsik-ekstrinsik terhadap motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Selain itu, berdasarkan penghitungan mean empiris, motif intrinsik-ekstrinsik berada diantara motif ekstrinsik yang memiliki tingkat partisipasi tertinggi dan motif intrinsik yang memiliki tingkat partisipasi terendah. Motif intrinsik-ekstrinsik adalah motif mahasiswa untuk mendapatkan poin dan hal lainnya (memperoleh relasi, pengalaman, sebagai sarana untuk mengasah potensi dan mengembangkan softskill, senang berorganisasi, dan lain-lain) yang bisa diperoleh ketika mengikuti kegiatan organisasi atau kepanitiaan (Komunikasi pribadi dengan mahasiswa tanggal 1 & 3 Desember 2011, 14 & 17 Mei 2012; & Pengamatan pribadi, April-Agustus 2012). Motif intrinsik-ekstrinsik merupakan gabungan dari motif intrinsik dan ekstrinsik. Oleh karena itu, motif ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan diantara kedua motif lainnya sebab motif intrinsik-ekstrinsik ini terdiri dari dua motif (motif intrinsik dan motif ekstrinsik) sehingga memungkinkan memiliki kecenderungan tingkat partisipasi yang berada diantara kedua motif tersebut.

(72)
(73)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini, yaitu adanya perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa berdasarkan variasi motif (yang meliputi motif intrinsik, motif ekstrinsik, dan motif intrinsik-ekstrinsik) dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan diterima. Hal ini dilihat dari nilai signifikansi p sebesar 0,006 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan tingkat partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kemahasiswaan berdasarkan tiga variasi motif.

Pada analisis Post Hoc Tests, secara spesifik terlihat bahwa terdapat perbedaan tingkat partisipasi antara motif intrinsik dengan motif ekstrinsik. Sedangkan pada kelompok motif intrinsik-ekstrinsik, tidak memiliki perbedaan tingkat partisipasi yang siginifikan terhadap kelompok motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

B. Saran

(74)

1. Universitas Sanata Dharma

Sebaiknya USD lebih memonitor kegiatan kemahasiswaan agar tetap menarik dan diminati oleh mahasiswa supaya partisipasi mahasiswa tetap tinggi walaupun motifnya ekstrinsik atau bukan karena poin.

2. Bagi peneliti selanjutnya

(75)

55

DAFTAR PUS

Gambar

Gambar 1.  Skema Dinamika Partisipasi Mahasiswa Berdasarkan Variasi
Tabel 3.1 Blue-Print Skala Partisipasi Mahasiswa dalam Mengikuti Kegiatan
Tabel 2.1 Perolehan Poin Berdasarkan Kegiatan Kemahasiswaan
Gambar 1. Skema dinamika partisipasi mahasiswa berdasarkan variasi motif
+7

Referensi

Dokumen terkait