i
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KELUARGA BESARKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK
SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR.
Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma
2015
Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.
Berdasarkan validasi tiga pakar Kurikulum 2013 mendapatkan skor 4,07 (baik) dan skor 3,6 (baik) serta 4,4 (sangat baik). Guru kelas I SD menghasilkan skor 3,98 (baik) dan 4,3 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh skor rata-rata 4,07 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) scenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.
ii ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KELUARGA BESARKU” FOR FIRST
GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma
2015
The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.
This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.
This research uses Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modifies the improvement procedure of Jerold E Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models are made into simpler model as the background of the research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and problem, (2) Data gathering, (3) product design, (4) expert validation, (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis questionnaire which given to the 1st grade homeroom teacher of SD Muhammadiyah and validation instrument which given to two of 1st grade homeroom teachers and two expert curriculums 2013 for elementary school.
Based on the validation, the score of three expert Curriculums 2013 are 4,07 (good) and score 3,6 (good)and score 4,4 (very good). The score from 1 grade homeroom teacher are 3,98 (good) and 4,3 (very good). The teaching material gets the average score of 4,07 and it is categorized “Good”. It is on the aspects in the validation instruments including the a) the identity of the larning plan, (b) the formulation of indicators, (c) the formulation of objectives, (d) the selection of teaching materials, (e) the selection of learning resources, (f) the selection of learning media, (g) learning method, (h) learning scenario , (i) assessment, (j) student worksheets, and (k) the language. Therefore the learning instruments that is developed is appropriate to be used as the teaching material refer to 2013 curriculum.
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
TUHAN YESUS KRISTUS
Kasihmu selalu memberikan apa yang aku butuhkan dan
melakukan segala perkara terbaik dalam hidupku
Bapak dan Ibuku tercinta
Bapak F. Sugiarta dan Ibu Chr. Rukanti
Yang telah mendidikku dengan sangat baik, selalu menjadi
semangat dalam hidupku, selalu mendoakanku, dan yang
selalu berperan penting dalam hidupku
Kakakku tercinta mba Purwanti, mba Tika dan ms Antok
Akhirnya aku menyusul kalian menjadi sarjana
Sahabat-sahabatku mahasiswa PGSD Universitas Sanata
Dharma dan seluruh orang yang Aku kenal
Terima kasih kalian memberikan arti dan warna dalam
hidupku
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:
v MOTTO
Lakukanlah segala pekerjaanu dalam kasih
(1 Korintus 16 : 14)
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi
semangat yang patah mengeringkan tulang.
(Amsal 17 : 22)
Lakukan yang terbaik di hari ini
Jika kita bekerja keras dengan cara niat dan tekad yang
baik, kita bisa meraih impian
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Februari 2015
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohanes Ria Kurniawan
Nomor Mahasiswa : 1111134165
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Keluarga Besarku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 20 Januari 2015
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KELUARGA BESARKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK
SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR.
Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma
2015
Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.
Berdasarkan validasi tiga pakar Kurikulum 2013 mendapatkan skor 4,07 (baik) dan skor 3,6 (baik) serta 4,4 (sangat baik). Guru kelas I SD menghasilkan skor 3,98 (baik) dan 4,3 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh skor rata-rata 4,07 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) scenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.
ix ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KELUARGA BESARKU” FOR FIRST
GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma
2015
The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.
This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.
This research uses Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modifies the improvement procedure of Jerold E Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models are made into simpler model as the background of the research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and problem, (2) Data gathering, (3) product design, (4) expert validation, (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis questionnaire which given to the 1st grade homeroom teacher of SD Muhammadiyah and validation instrument which given to two of 1st grade homeroom teachers and two expert curriculums 2013 for elementary school.
Based on the validation, the score of three expert Curriculums 2013 are 4,07 (good) and score 3,6 (good)and score 4,4 (very good). The score from 1 grade homeroom teacher are 3,98 (good) and 4,3 (very good). The teaching material gets the average score of 4,07 and it is categorized “Good”. It is on the aspects in the validation instruments including the a) the identity of the larning plan, (b) the formulation of indicators, (c) the formulation of objectives, (d) the selection of teaching materials, (e) the selection of learning resources, (f) the selection of learning media, (g) learning method, (h) learning scenario , (i) assessment, (j) student worksheets, and (k) the language. Therefore the learning instruments that is developed is appropriate to be used as the teaching material refer to 2013 curriculum.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Keluarga Besarku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua
Program Studi PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
6. Kristin, S.Pd. selaku guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu yang telah
bersedia diwawancarai tentang kurikulum 2013.
7. Nurwantini, S.Pd. guru kelas I SD Demangan yang telah membantu
peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
8. Wijiyati, S.Pd. guru kelas I SD Negeri Gawan, Tanon, Sragen yang telah
xi
9. Kristin, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi
produk penelitian.
10.Apri Damai Sagita Krissandi, S.s.,M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum
SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan
melakukan validasi produk penelitian.
11.Shanta Rezkita, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang
telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi
produk penelitian
12.Orang tuaku F. Sugiarta dan Chr.Rukanti yang selalu mendukung,
mendoakan, dan sangat memperhatikan selama proses skripsi.
13. Ketiga kakak saya Purwanti, Lusia Tatik Kartikawati dan Petrus Bangun
Cahayanto.
14.Teman-temanku yang kucintai
15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan
dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari
berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 20 Desember 2015
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Batasan Istilah ... 8
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 9
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10
2.1.2 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 10
2.1.3 Penguatan Pendidikan Karakter ... 15
xiii
Halaman
2.1.5 Pendekatan Tematik Integratif ... 20
2.1.6 Pendekatan Saintifik ... 21
2.1.7 Penilaian Otentik ... 24
2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 28
2.1.9 Penelitian yang relevan ... 39
2.1.10 Kerangka Pikir ...42
2.1.11 Pertanyaan Penelitian ...43
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 44
3.2 Prosedur Pengembangan ... 48
3.2.1 Potensi dan Masalah ... 49
3.2.2 Pengumpulan Data ... 50
3.2.3 Desain Produk ... 50
3.2.4 Validasi Produk ... 51
3.2.5 Revisi Desain ... 51
3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 51
3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 52
3.5 Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 53
3.6 Instrumen Penelitian... 53
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.8 Teknik Analisis Data ... 55
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 58
4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 58
4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 63
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 63
4.2.1 Silabus ... 64
4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 65
4.2.3 Lembar Kerja Siswa ... 66
xiv
Halaman
4.4 Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I Kurikulum SD 2013 ... 70
4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 72
4.5.1 Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 72
4.5.2 Pembahasan ... 73
BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 80
5.3 Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ...12
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksana Penelitian ...52
Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ...55
Tabel 3.3 Kriteria Skor skala Lima ...57
Tabel 4.1. Komentar Pakar 1 Kurikuum 2013 dan Revisi ...69
Tabel 4.2 Komentar Pakar 2 Kurikulum 2013 dan Revisi ...69
Tabel 4.3 Komentar Pakar 3 Kurikulum 2013 dan Revisi ...70
Tabel 4.4 Komentar Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ...72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom ... 18
Gambar 2.2 Model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp ... 28
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir. ... 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Analisis Guru ...85
Lampiran 2 Surat Ijin Wawancara ...88
Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Wawancara ...90
Lampiran 4 Data Vaidasi Pakar Kurikulum SD 2013 ...91
Lampiran 5 Data Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ...104
Lampiran 6 Silabus ...113
Lampiran 7 Biodata Penulis ...151
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
UU DIKNAS tahun 2003 “ menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pada dasarnya
pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa yang
termuat dalam UU No. 23 tahun 2003. Dalam dunia pendidikan pasti juga
membutuhkan suatu kurikulum sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.
Di Indonesia kurikulum dari waktu kewaktu senantiasa berubah mengikuti
berubahan jaman dan aspek pengubahnya. Aspek perubahan kurikulum berasal
dari aspek internal dan aspek eksternal.
Saat ini Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut
dengan Kurikulum 2013 sebagai pengganti dan penyempurnaan dari kurikulum
KTSP. Menurut Oemar (2011: 18) kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
acuan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Menurut Majid (2014: 2)
Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan
kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum memuat apa yang
cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Konsep-konsep inilah yang dikemas dalam suatu perencanaan pembelajaran.
Menurut Philip (dalam Harjanto 2006: 6) mengemukakan perencanaan
adalah pengaplikasian analisis proses perkembangan pendidikan yang bertujuan
untuk membuat pendidikan lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan serta
tujuan para murid dan masyarakat. Perancanaan pembelajaran dalam dunia
pendidikan berupa RPPTH, silabus dan LKS. Rancangan pelaksanaan
pembelajaran wajib dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada silabus, kompetensi inti, dan kompetensi dasar.
Menurut Trianto (2007: 71) rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan
panduan langkah-langkah yang disusun dan akan dilaksanakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran juga menjadi pedoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran karena dengan adanya rencana akan jelas kemana kegiatan dan arah
pembelajaran berlangsung. Namun kenyataan banyak guru beranggapan bahwa
menyusun RPPTH tidak penting. Bagi mereka, yang terpenting adalah masuk di
kelas dan siswa mendapat pelajaran. Guru belum memikirkan bagaimana menilai
pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak kedalam suatu bentuk rubrik-rubrik dan
instrumen.
Suatu hal yang tidak bisa ditawar, bahwa perangkat pembelajaran wajib
disusun oleh guru sebelum masuk kelas, karena dengan adanya perencanaan guru
telah menetapkan segala keperluan serta metode yang harus diterapkan ketika
Perencanaan yang baik juga memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai.
Oleh karena itu diperlukan perangkat pembelajaran yang memenuhi standar
minimal kurikulum 2013 SD yang sesuai. Perangkat pembelajaran juga harus
sesuai dengan kebutuhan guru SD sesuai dengan kurikulum 2013.
Peneliti melakukan wawancara tentang perangkat pembelajaran yang
mengacu kurikulum 2013 kepada guru kelas 1 SD yaitu Ibu KR pada tanggal
15 April 2014. Hasil wawancara yang dilakukan menyebutkan bahwa
pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 cukup baik tapi belum begitu
mendalami. Guru mengetahui jika dalam kurikulum 2013 ini menggunakan
pendekatan tematik integratif dan saintifik. Pemahaman pendidikan karakter
siswa pada kurikulum 2013 ini cukup baik. Guru merasa dalam kurikulum
2013 lebih mudah dalam penekanan pendidikan karakter karena bagi guru saat
mengajar benar-benar menuntut siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa
tidak merasa tertekan saat belajar karena pembelajarannya seperti kegiatan
bermain saja. Guru juga mengatakan jika dalam pembuatan RPPTH hanya
mengandalkan dari buku guru, khususnya dalam pembuatan indikator dan
kegiatan pembelajaran karena beliau merasa kesulitan jika harus membuat
indikator lagi tetapi jika harus membuat indikator guru mengatakan indikator
harus melihat dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar terlebih dahulu baru
kemudian menentukan indikatornya. Menurut guru yang terpenting dalam
penyusunan indikator adalah harus dapat mengukur kemampuan siswa dan
otentik cukup baik, guru paham tentang pengertian dan prinsip dari penilaian
otentik.
Guru mengatakan jika penilaian otentik itu dapat menilai pengetahuan,
sikap dan keterampilan siswa, tetapi untuk bentuk dan teknis dari penilaian
kurikulum 2013 ini bagi guru masih bingung dan belum ada gambaran terutama
mengenai cara menilai sikap dan keterampilan siswa. Kesulitan -kesulitan yang
dialami guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran adalah tentang
pembuatan rubrik- rubrik dan instrumen penilaian. Selain itu pengembangan
kegiatan pembelajaran, penentuan alokasi waktu yang tepat saat kegiatan
pembelajaran guru sudah bisa tetapi belum begitu baik. Kendala lain yang
dihadapi adalah contoh dari buku guru antara indikator dengan kegiatan
pembelajaran tidak sesuai, selain itu terkadang ada beberapa muatan pelajaran
yang tidak ada dalam pembelajaran meskipun didalam pemetaan indikator ada.
Pembelajaran yang dibuat juga masih dirasa sulit karena harus menerapkan
pendekatan saintifik. Pemilihan dan ketersedian media yang sesuai dalam setiap
pelajaran juga merupakan salah satu kendala guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran kurikulum SD 2013.
Guru mengatakan masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran
kurikulum SD 2013 karena guru masih belum paham dalam pembuatan perangkat
pembelajaran. Selain itu contoh-contoh perangkat pembelajaran yang baik akan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sesuai tuntutan kurikulum SD
2013. Guru menjelaskan bahwa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian
dari pendekatan tematik integratif dan saintifik, penilaian sesuai indikator, rubrik
yang dibuat harus sesuai dengan indikator dan dapat menentukan nilai siswa
terutama tentang penilaian non tes. Selain itu, untuk pendidikan karakter yang
ingin dicapai harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Guru mengatakan
dan memberi penekanan tentang penilaian dan rubrik harus diperjelas lagi, alokasi
waktu disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran , pemilihan media pembelajaran
yang sesuai. Kegiatan pembelajaran lebih dikembangkan dan yang terpenting
adalah harus sesuai dengan prinsip dan desain perangkat pembelajaran kurikulum
SD 2013 yaitu menggunkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan
saintifik serta RPPTH harus jelas dan bisa digunakan untuk membantu guru yang
lain.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru peneliti
menyimpulkan bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran yang baik
dan sesuai dengan kebutuhan sehingga peneliti mengembangkan Perangkat
Pembelajaran dengan subtema Keluargaku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Keluarga
Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah
Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Keluarga
Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah
Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Keluarga
Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah
Dasar.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran
subtema Keluarga Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi mahasaiswa
Mahasiswa mendapat pengalaman dalam membuat dan mengembangkan
perangkat pembelajaran subtema Keluarga Besarku mengacu kurikulum
SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.
1.4.2 Bagi guru
Guru dapat memiliki contoh perangkat pembelajaran subtema Keluarga
Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah
Dasar.
1.4.3 Bagi siswa
Siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah
dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013 pada kelas 1 Sekolah Dasar
dengan Tema Keluargaku subtema Keluarga Besarku.
1.4.4 Bagi sekolah
Sekolah dapat menambah bahan bacaan tentang contoh perangkat
pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan guru mengacu pada
kurikulum 2013.
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Prodi PGSD dapat menambah bahan acuan untuk mengembangkan
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah sebuah kurikulum baru yang dirancang oleh
pemerintah sebagai strategi untuk meningkatkan capaian pendidikan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
dengan menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan tematik integratif,
kemampuan berpikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian
otentik.
1.5.2 Penguatan pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut.
1.5.3 Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses yang terjadi pada
ranah kongnitif manusia yang berguna untuk mengembangkan
pengetahuan siswa
1.5.4 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan
beberapa muatan pelajaran ke dalam suatu tema.
1.5.5 Pendekatan saintifik adalah adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
1.5.6 Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan
(input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran.
1.5.7 Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari silabus, LKS, media
pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban
serta tugas dan rubrik penilaian.
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yaitu: 1) identitas RPPTH, 2)
perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) materi ajar, 5)
sumber belajar, 6) media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario
pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lembar kerja siswa.
1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang
nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.
1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik merangsang murid untuk mengamati,
menanya, menganalisis, menalar dan mengkomunikasikan.
1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yang dapat
menilai kemampuan siswa dalam pengetahuan, keterampilan, sikap sosial,
dan sikap spiritual.
10 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kurikulum SD 2013
Kurikulum merupakan hal yang penting dalam suatu pendidikan. Trianto
(2010: 54) mengungkapkan bahwa kurikulum untuk sekolah dasar pada umumnya
meliputi keseluruhan pembelajaran yang ditempuh peserta didik dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun yang dimulai dari kelas I SD sampai kelas
VI SD. Fadillah (2011: 16) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 adalah
pengembangan dari kurikulum sebelumnya dan kurikulum ini lebih
menitikberatkan pada peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu
pembelajaran bersifat tematik integratif pada semua mata pelajaran. Secara garis
besar kurikulum SD 2013 merupakan keseluruhan pembelajaran yang ditempuh
peserta didik dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai dari kelas 1
sampai VI dimana pada kurikulum SD 2013 ini lebih meningkatkan pada
keseimbangan soft skills dan hard skills melalui pembelajaran dengan pendekatan
tematik integratif dan saintifik.
2.1.2 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013
Rasional mengapa perlunya perubahan kurikulum akan menjadi poin
penting mengapa harus menerapkan kurikulum yang baru. berikut ini merupakan
hal-hal mengapa perlunya dilakukan perubahan kurikum KTSP menjadi
rasional pengembangan kurikulum 2013 yaitu tantangan eksternal dan internal,
pola pikir pengembangan kurikulum 2013, pengalaman dan perluasan materi,
penguatan proses dan penyesuaian beban.
a. Tantangan internal
Menurut Kunandar (2014: 12) tantangan internal antara lain terkait dengan
kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan
di tingkat internasional. Tantangan eksternal juga dapat membuat pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi,
dan transformasi bidang pendidikan. Di dalam lampiran Menteri pendidikan dan
Kebudayaan Nomer 67 tahun 2013 (2012: 2) menyebutkan bahwa tantangan
eksternal terdiri dari tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa
depan, presepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta
Mulyasa (2013: 61-63) menjelaskan tantangan internal dan eksternal
merupakan dua hal yang harus dihadapi seiring dengan perkembangan zaman. Hal
lain yang perlu dihadapi adalah kesenjangan kurikulum yang berlaku pada saat ini
dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
A. KOMPETENSI LULUSAN 1 Belum sepenuhnya menekankan
pendidikan karakter
Berkarakter mulia
2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan
Keterampilan yang relevan
3 Pengetahuan-pengetahuan lepas Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. MATERI PEMBELAJARAN
1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
Relevan dengan materi yang dibutuhkan
2 Beban belajar terlalu berat Materi esensial
3 Terlalu luas, kurang mendalam Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
C. PROSES PEMBELAJARAN
1 Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik
2 Proses pembelajaran berorientasi pada pada buku teks
Sifat pembelajaran yang kontekstual
3 Buku teks hanya memuat materi bahasan
Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan
D. PENILAIAN
1 Menekankan aspek kognitif Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional
2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan
Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1 Memenuhi kompetensi profesi saja Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
2 Fokus pada ukuran kinerja PTK Motivasi mengajar
F. PENGELOLAAN KURIKULUM 1 Satuan pendidikan mempunyai
pembebasan dalam pengelolaan kurikulum
Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2 Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyususn kurikulum
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL tanpa mempertimbangkan kondisi
satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kunandar (2014: 24) menjelaskan bahwa Kurikulum SD 2013
dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: (1) Pola
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; (2) Pola pembelajaran satu arah
(interaksi peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); (3) Pola
pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet); (4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran
aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains); (5) Pola belajar sendiri menjadi belajar
kelompok (berbasis tim); (6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi
pembelajaran berbasis alat multimedia (7) Pola pembelajaran berbasis massal
menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) Pola pembelajaran ilmu
jamak (multidisciplines); dan (9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran
kritis. Penyempurnaan pola pikir yang sesuai dengan tantanagan Kurikulum SD
2013 ini akan menjadi acuan kemana arah perubahan kurikulum.
d. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013
Menurut Hidayat (2013: 127) ada 7 elemen perubahan dimaksud yang masuk
dalam bahan Uji Publik Kurikulum SD 2013 yaitu Kompetensi Lulusan,
Kedudukan Muatan Pelajaran, Pendekatan, Struktur Kurikulum SD 2013, Proses
pembelajaran penilaian, penilaian, dan Ekstrakurikuler.
1. Kompetensi Lulusan
Kompetensi lulusan yang diharapkan adalah peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
2. Kedudukan Mata Pelajaran
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.
3. Pendekatan
Kompetensi yang dikembangkan melalui pendekatan tematik integratif dalam
semua mata pelajaran dan saintifik.
4. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum SD 2013 mengalami berubahan yaitu :
Holistik berbasis sains yaitu alam, sosial, dan budaya.
Jumlah jam bertambah 4JP/minggu akibat perubahan pendekatan
pembelajaran.
5. Proses Pembelajaran
Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta. Belajar bisa dilakukan diluar kelas dan tidak
harus didalam kelas. Sumber belajar tidak hanya pada guru
6. Penilaian
Penilaian menggunakan penilaian otentik yang dapat mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler yang ada di SD yaitu Pramuka bersifat wajib, UKS dan
Bahasa Inggris.
Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013 merupakan suatu
yang wajar dan merupakan alasan yang kuat mengapa kurikulum 2013
diberlakukan. Perubahan ini terdapat tuju elemen penting dalam kurikulum SD
yaitu Kompetensi Lulusan, Kedudukan Muatan Pelajaran, Pendekatan, Struktur
Kurikulum, Proses Pembelajaran, Penilaian dan kegiatan Ekstrakurikuler.
2.1.3 Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan pendidikan karakter sangatlah penting dalam kurikulum 2013
dan menjadi poin dalam tujuan dibentuknya kurikulum ini. Pendidikan karakter
merupakan suatu istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari
karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pengerti , pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk
memberi keputusan baik dan buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan
menebarkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Menurut
Raharjo (dalam Zubaedi 2011: 15) pendidikan karakter adalah proses pendidikan
yang berhubungan dengan moral dan sikap sosial dalam kehidupan peserta didik
sebagai dasar terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri
dan memiliki prinsip kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah cara yang dilakukan
guru untuk mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku yang berkaitan
dengan nilai-nilai tertentu dalam diri anak baik bersifat sosial maupun personal.
Pendidikan karakter juga merupakan proyek awal dan akhir yang
diperlukan oleh setiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik, menjadi
warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik.
Pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini, oleh karena itu saat sekolah
dasar pendidikan karakter sangat tepat bila diterapkan. Pendidikan karakter
bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan.
Pendidikan karakter menurut Dharma (2011: 9) memiliki tujuan yaitu
khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Kedua mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh
sekolah. Ketiga membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara
bersama.
Menurut Kemendikbud ada 18 karakter keSD yang harus dikembangkann.
Pusat Kurikulum telah mengkaji secara empirik sejumlah nilai pembentuk
karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan
nasional, sebagai berikut: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja
keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat
kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)
bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli
lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab.
2.1.4 Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pendidikan anak merupan hal
yang sangat penting dan menjadi hal yang ingin diterapkan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran. Menurut Bloom Kemampuan berpikir tingkat tinggi
merupakan proses yang terjadi pada ranah kongnitif manusia yang berguna untuk
mengembangkan pengetahuan siswa. Taksonomi Bloom dalam Sa’dun (2013: 11)
menggolongkan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu pertama ranah
kognitif berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran–dalam bahasa
pendidikan Indonesia disebut “cipta.” Kedua ranah afektif berkaitan dengan
atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip
dengan “karya”–walau sebenarnya tidak sama persis. Bloom juga menjelaskan
jika kemampuan berpikir itu seperti piramida yang semakin tinggi akan semakin
baik. Berikut ini gambar mengenai tingkatan berpikir tingkat tinggi mulai dari
mengingat sampai mencipta :
Gambar. 2.1 Revisi Taksonomi Bloom
Berdasarkan gambar di atas, berikut penjelasan dari setiap tahapan menurut
taksonomi Bloom (Purwanto 2013: 50-51)
(1) Tahap mengingat merupakan kemampuan mengeluarkan fakta yang
disimpan di dalam otak yang digunakan untuk merespons suatu
permasalahan.
(2) Tahap memahami merupakan kemampuan untuk melihat hubungan fakta
dengan fakta. Mengingat/menghafal dianggap tidak cukup karena
memahami lebih baik dalam melihat hubungan antara pengetahuan dengan
fakta.
(3) Tahap mengaplikasikan merupakan menerapkan atau menggunakan suatu
(4) Tahap menganalisis merupakan tahap memecah-mecah materi jadi
bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian-bagian itu
dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau
tujuan.
(5) Tahap mengevaluasi merupakan kemampuan membuat penilaian dan
mengambil keputusan dari hasil penilaian.
(6) Tahap mencipta merupakan memadukan bagian-bagian untuk membentuk
sesuatu yang baru atau untuk membuat suatu produk yang baru.
Menurut Rusman (2013: 174) taksonomi Bloom mempunyai beberapa
kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan yang dimiliki antara lain (1) Membentuk
kerangka disetiap program instruksional berdasarkan kompetensi dasar (2)
Memberitahu siswa tentang apa yang diharapkan (3) Menolong guru dalam
berpikir spesifik, mempermudah, mengatur, dan menyusun pelajaran secara
sistematis (4) Menunjukan ragam dan macam dari kegiatan yang diharapkan (5)
Sarana komunikasi terhadap sesama pengajar, wali murid, dan pihak lain.
Sedangkan Keterbatasan yang dimiliki dalam taksonomi Bloom antara lain (1)
Tingkat penguasaan pengetahuan yang rendah, (2) Tujuan afektif sulit diketahui
(3) Dalam pelajaran seni, ilmu sosial dan humanis penyusunan pelajaran tidak
mudah (4) Pembelajaran akan kaku karena tujuan belajar hanya diarahkan pada
tujuan tertentu (5) Prosedur pendidikan terlalu mekanis dan tidak personal,
Pendidikan karakter sangatlah penting dalam dunia pendidikan karena dengan
karakter bangsa yang baik maka akan lebih mudah dalam mencapai tujuan
2.1.5 Pendekatan Tematik Integratif
Pendekatan yang direkomendasikan dalam kurikulum SD 2013 adalah
pendekatan tematik integratif dan saintifik. Menurut Ahmadi (2014: 94)
pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai
pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. (Trianto 2010 : 78)
Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang menyatupadukan
serangkaian pengalaman belajar, sehingga dapat menghubungkan antara satu
dengan yang lain dan terpusat pada satu pokok bahasan atau persoalan.
Menurut Majid ( 2014 : 80 ) Pembelajaran tematik merupakan salah satu
model pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik, secara individual maupun kelompok aktif menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik , bermakna
dan otentik. Sedangkan menurut Ahmadi (2014: 94) Karakteristik pembelajaran
tematik integratif adalah a) berpusat pada siswa b) Memberikan pengalaman
langsung kepada siswa c) pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak d)
menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran e) bersifat luwes atau fleksibel f) Hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian dari pedekatan tematik
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum SD 2013 dimana pedekatan ini
mengkaitkan beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa, IPA, IPS, Seni
dan Budaya serta olahraga kedalam suatu tema.
2.1.6 Pendekatan Saintifik
Menurut Majid (2014: 211) Kurikulum SD 2013 menekankan pada
dimensi pedagogi modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan
ilmiah/saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran semua mata pelajaran
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudia
mengelola data atau informasi, menyajikan data atau informasi dilanjutkan dengan
menganalisis menalar kemudian menyimpulkan dan mencipta. Hal itu sependapat
dengan Sa’dun (2013: 69) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan
usaha mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dan
pemikiran kreatif dalam pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai pokok
kajian.
Pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik memiliki lima
langkah pembelajaran, yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Muatan pembelajaran yang satu dengan yang lainnya
dalanm setiap pembelajaran tidak sama. Oleh karena itu langkah-langkah tersebut
tidak selalu harus ada pada setiap pembelajaran atau setiap muatan pembelajaran.
Kemendikbud (2013a: 211) menyatakan hasil pembelajaran dengan pendekatan
saintifik lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional karena
pendekatan ini dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan yang
Adapun langkah-langkah pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut:
1. Mengamati
Metode mengamati memiliki keunggulan tertentu bagi peserta didik,
seperti menyajikan media objek secara nyata sehingga peserta didik senang dan
tertantang. Oleh karena itu rasa ingin tahu pada masing-masing peserta didik
dapat terjawab. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dalam
beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah (1) menentukan objek yang
akan diamati, (2) membuat pedoman pengamatan sesuai dengan objek yang akan
diamati, (3) menentukan secara jelas data-data yang perlu diamati, (4)
menentukan tempat pelaksanaan pengamatan, (5) menentukan cara yang tepat dan
jelas supaya pengamatan berjalan lancar, dan (6) menentukan cara yang
digunakan untuk mencatat data pengamatan . Selain bentuk-bentuk penelitian, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik. Cermat,
objektif dan jujur serta fokus pada objek yang diamati, untuk kepentingan
pembelajaran. Homogenitas atai heterogenitas subjek, objek atau situasi yang
diamati. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dilakukan
untuk membuat catatan atau hasil pengamatan.
2. Menanya
Pembelajaran di kelas maupun di luar kelas tidak lepas dari kegiatan bertanya.
Fungsi bertanya antara lain, membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian
peserta didik terhadap suatu pembelajaran, mendorong dan menginspirasi peserta
didik untuk belajar mengembangkan pertanyaan yang dibuat dari dan untuk
keterampilan peserta didik dalam bidang komunikasi, mendorong partisipasi
peserta didik dalam kegiatan kelompok, mendorong sikap keterbukaan untuk
menerima dan memberi masukan atau gagasan pada orang lain, dan melatih
kesantunan dalam berbicara
3. Menalar
Kegiatan menalar merupakan salah satu tindak lanjut dari kegiatan bertanya.
Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber yang ada di
lingkungan melalui berbagai cara. Melalui kegiatan menalar ini peserta didik
dilatih untuk menghubungkan antara informasi yang satu dengan yang lainnya.
Setelah peserta didik dapat menghubungkan informasi yang satu dengan informasi
yang lain, diharapkan peserta didik mampu membuat kesimpulan dari hal yang
diamati atau dipertanyakan.
4. Mencoba
Maksud dari mencoba adalah mengolah informasi yang diperoleh dari kegiatan
mengamati dan menanya kemudian mencoba untuk mengaplikasikannya.
Informasi-informasi yang telah peserta didik temukan selanjutnya akan diolah
untuk mendapatkan kesimpulan. Pengolahan informasi dapat berupa menambah
sampai mengolah informasi yang bersifat mencari solusi berdasarkan
sumber-sumber yang ada.
5. Mengkomunikasikan
Banyak hal yang telah peserta didik peroleh dari kegiatan mengamati, bertanya,
mencari informasi dan mengolah informasi yang ada. Kegiatan-kegiatan yang
komunikasi. Peserta didik perlu dibiasakan mengemukakan pendapat atau
mengkomunikasikan hasil belajarnya.
Berdasarkan uraian tentang pendekatan saintifik dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendekaan saintifik merupakan pendekatan yang ingin diterapkan dalam
kurikulum 2013 yang mengaktifkan siswa untuk melakukan kegiatan mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.
2.1.7 Penilaian Otentik
Di dalam dunia pendidikan, kita sering mendengar istilah penilaian.
Kurikulum 2013 sangatlah menekankan guru untuk menggunkan penilaian
otentik karena penilaian ini merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti bukti otentik, akurat
dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Menurut Mueller (dalam Majid 2014:
238) penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya
diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesunggunya yang
mendemostrasikan penerapan ketrampilan dan pengetahuan esensial yang
bermakna.
Kunandar (2014: 38-39) menjelaskan bahwa penilaian otentik mempunyai
ciri ciri yaitu (1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan
hasil atau produk (2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pemebelajaran
berlangsung.(3) Menggunakan berbagai cara dan sumber (4) Tes hanya salah satu
alat pengumpulan data penilaian. (5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta
setiap hari. (6) penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian
peserta didik bukan keluasannya atau kuantitas.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan peneliti
mengambil kesimpulan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dapat
menilai dan mengukur seluruh kemampuan peserta didik secara objekif dan akurat
tentang kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan tentang sikap anak melalui
berbagai cara dan metode sesuai dengan karakteristik penilaian otentik.
Nurgiyantoro (2011: 34-38) menyatakan ada enam jenis penilaian yaitu :
(1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didik dalam
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, menguji apa yang mereka
ketahui dan dapat dilakukan sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan
dalam konteks tertentu.
(2) Wawancara lisan
Dalam penilaian ini terjadi tanya jawab antara pihak yang diwawancarai yakni
peserta didik dengan pewawancara atau guru. Di dalam penilaian ini, ketepatan
atau kejelasan informasi yang disampaikan.
(3) Pertanyaan terbuka
Penilaian ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan atau tugas pada peserta
didik. Pertanyaan yang diberikan pada peserta didik harus dibatasi supaya
jawaban yang dilontarkan peserta didik sesuai dengan pertanyaan.
(4) Menceritakan kembali teks atau cerita. Penilaian ini untuk mengukur
(5) Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik yang dikumpulkan secara
sengaja, terencana, dan sistematik yang kemusian dianalisis secara cermat untuk
menunjukkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik setiap waktu.
(6) Proyek
Proyek merupakan bentuk penugasan yang menghasilkan karya tertentu yang
dilakukan secara berkelompok dalam kaitanya dengan penilaian hasil
pembelajaran. Hasil kerja akhir suatu proyek dapat berupa laporan.
Kurikulum 2013 mengharuskan menggunakan penilaian otentik. Menurut
Panduan Teknis Penilaian kurikulum 2013 (2013: 9) menjelaskan dalam menilai
beberapa aspek yang akan dinilai melalui penilaian otentik dapat dilakukan
dengan :
1. Penilaian Sikap yang mencakup sikap sosial 1) dan sikap spiritual
(KI-2) dapat dinilai melalui cara observasi, penilaian diri, penilaian antar teman,
jurnal .
a. Observasi dilakukan secara berkesinambungan menggunakan indera dan
dapat dilakukan melalui pembelajaran di luar atau di dalam kelas.
b. Penilaian Diri merupakan penilaian dimana meminta siswa
mengemukakan kelebihan dan kelemahan dirinya dalam pencapaian
c. Penilaian Aantar teman , teknik penilaian melibatkan siswa dalam menilai
sikap dan perilaku keseharian peserta didik.
d. Jurnal merupakan catatan pendidik di luar dan di dalam kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan peserta didik
2. Penilaian Pengetahuan (KI- 3) dapat dilakukan dengan cara tes tertulis, tes
lisan, dan penugasan.
a. Tes tulis merupakan tes soal dan jawaban yang tertulis beupa pilihan
ganda, isian, uraian, dan menjodohkan.
b. Tes Lisan merupakan tes yang berupa pertanyaan yang diberika guru
terhadap siswa melalui daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh guru.
c. Penugasan dilakukan oleh pendidik dapat berupa pekerjaan rumah dan
proyek baik secara individu atau kelompok
3. Penilaian Keterampilan (KI-4) dapat dilakukan dengan cara penilaian
kinerja, produk, proyek dan portofolio.
a. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Dalam
melakukan penilaian kinerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain checkklist, catatan anekdot, skala penilaian, memori atau ingatan dan
rubrik.
b. Produk adalah penilaian terhadap peserta didik dengan menilai pembuatan
c. Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap siswa dimana penyelesaian
tugas dilakukan dalam periode tertentu yang mana tugas mengandung
investigasi.
d. Portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik
yang tersusun secara sistematis dalam kurun waktu tertentu.
2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Model pengembangan perangkat yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah model pengembangan menurut Kemp. Model pengembangan
perangkat pembelajaran menurut Kemp (dalam Trianto 2012: 81) merupakan
pengembangan perangkat suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah
pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik mana pun di dalam siklus
Gambar 2.2 Model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp
(dalam Morisson 2011: 12)
Berdasarkan gambar siklus pengembangan perangkat Model Kemp (dalam
Trianto 2012: 82-89) dapat dijelaskan unsur - unsur pengembangan perangkat
pembelajaran yang meliputi :
1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)
Tujuan dari tiap tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi dilapangan baik
menyangkut model, teknik maupun strategi yang digunakan untuk mencapai
pembelajaran. Bahan kajian / perangkat pembelajaran akan dikembangkan,
selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upanya
mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.
2. Karakteristik Siswa (Learner Characteristic)
Karakteristik siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu
maupun kelompok. Adanya identifikasi tingkah laku awal siswa bertujuan untuk
mengidentifikasi keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa sebelum
mengikuti proses pembelajaran, hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan efektif serta efisien.
3. Analisisi Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran dan digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang
(3) analisis prosedural, dan (4) analisis pemrosesan . Analisis tugas sejalan dengan
analisis tujuan mencakup analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi
yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar dan
tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
4. Merumuskan Indikator (Instructional Objective)
Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi
tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan
siswa setelah selesai melakukan pembelajaran. Indikator merupakan tujuan
pembelajaran yang didapatkan dari hasil analisis tujuan.
5. Urutan Materi Pembelajaran (Content Sequencing)
Menurut Ahmadi (2014: 70) pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan
diajarkan diuraikan terlebih dahulu. Ada 5 aspek yang perlu diperhatikan dalam
pengurutan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran,
minat, dan perkembangan siswa.
6. Strategi pembelajaran (Instructional Strategies)
Penyusunan strategi pembelajaran berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
Kegiatan pemilihan strategi meliputi : pemilihan model, pendekatan dan metode,
pemilihan format.
7. Cara Penyampaian Pembelajaran (Instructional Delivery)
Menyampaikan pembelajaran dengan menentukan gambar atau media yang
akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami
8. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)
Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur
ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsung proses
pembelajaran.evaluasi merupakan unsur terakhir dalam proses perencanaan
pembelajaran.
9. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resources)
Pemilin media atau sumber belajar disesuaikan dengan tuntutan tujuan
pembelajaran yang terdapat rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa.
Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan
media atau sunber pembelajaran.
10. Pelayanan Pendukung (Support Services)
Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa
kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta
layanan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, dibutuhkan anggaran atau
dana, fasilitas, dan pelengkap.
11. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)
Evaluasi formatif berguna untuk memberikan informasi kepada pengajar
atau tim pengembang untuk mengetahui seberapa baik program telah berfungsi
dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilakukan selama
pengembangan dan ujicoba.
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian
tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sunber inforamasi utama kemungkinan
besar didapatkan baik dari hasil posttes dan uji akhir unit, dan uji akhir untuk
pembelajaran.
13. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)
Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki
rancangan yang dibuat. revisi dilakukan berdasarkan kritik dan masukan yang
diperoleh dari hasil validasi dan uji coba terbatas.
14. Perencanaan (Planning) dan Menejemen Proyek (Project Management)
Menurut Ahmadi (2014: 71) merencanakan pembelajaran merupakan suatu
proses yang rumit sehingga menuntut pengembangan perangkat untuk selalu
memperhatikan tiap-tiap unsur dan terus menilai kembali hubungan setiap bagian
rencana dengan keseluruhannya.
Berdasarkan tahap-tahap pengembangan perangkat milik Kamp memiliki
kelebihan dan kelemahan. Menurut Rusman (2013 : 184) kelebihan dari model ini
yaitu adanya revisi disetiap langkah dan prosedur yang bertujuan untuk
memperbaiki pada kekurangan atau kesalahan pada suatu tahap pengembangan.
Sedangkan kelemahannya ialah masih mengarah pada pembelajaran klasikal
dimana guru berperan dalam program pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi
pengajaran.
Peneliti memilih model pengembangan perangkat pembelajaran dari
Kamp karena model ini lengkap dan sistematis serta relatif sesuai dengan