• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Keluarga Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Keluarga Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar."

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KELUARGA BESARKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK

SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR.

Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma

2015

Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi tiga pakar Kurikulum 2013 mendapatkan skor 4,07 (baik) dan skor 3,6 (baik) serta 4,4 (sangat baik). Guru kelas I SD menghasilkan skor 3,98 (baik) dan 4,3 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh skor rata-rata 4,07 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) scenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.

(2)

ii ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KELUARGA BESARKU” FOR FIRST

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma

2015

The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.

This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.

This research uses Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modifies the improvement procedure of Jerold E Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models are made into simpler model as the background of the research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and problem, (2) Data gathering, (3) product design, (4) expert validation, (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis questionnaire which given to the 1st grade homeroom teacher of SD Muhammadiyah and validation instrument which given to two of 1st grade homeroom teachers and two expert curriculums 2013 for elementary school.

Based on the validation, the score of three expert Curriculums 2013 are 4,07 (good) and score 3,6 (good)and score 4,4 (very good). The score from 1 grade homeroom teacher are 3,98 (good) and 4,3 (very good). The teaching material gets the average score of 4,07 and it is categorized “Good”. It is on the aspects in the validation instruments including the a) the identity of the larning plan, (b) the formulation of indicators, (c) the formulation of objectives, (d) the selection of teaching materials, (e) the selection of learning resources, (f) the selection of learning media, (g) learning method, (h) learning scenario , (i) assessment, (j) student worksheets, and (k) the language. Therefore the learning instruments that is developed is appropriate to be used as the teaching material refer to 2013 curriculum.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS

Kasihmu selalu memberikan apa yang aku butuhkan dan

melakukan segala perkara terbaik dalam hidupku

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak F. Sugiarta dan Ibu Chr. Rukanti

Yang telah mendidikku dengan sangat baik, selalu menjadi

semangat dalam hidupku, selalu mendoakanku, dan yang

selalu berperan penting dalam hidupku

Kakakku tercinta mba Purwanti, mba Tika dan ms Antok

Akhirnya aku menyusul kalian menjadi sarjana

Sahabat-sahabatku mahasiswa PGSD Universitas Sanata

Dharma dan seluruh orang yang Aku kenal

Terima kasih kalian memberikan arti dan warna dalam

hidupku

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:

(8)

v MOTTO

Lakukanlah segala pekerjaanu dalam kasih

(1 Korintus 16 : 14)

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi

semangat yang patah mengeringkan tulang.

(Amsal 17 : 22)

Lakukan yang terbaik di hari ini

Jika kita bekerja keras dengan cara niat dan tekad yang

baik, kita bisa meraih impian

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Februari 2015

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yohanes Ria Kurniawan

Nomor Mahasiswa : 1111134165

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Keluarga Besarku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 20 Januari 2015

Yang menyatakan

(11)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KELUARGA BESARKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK

SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR.

Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma

2015

Guru masih kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan melakukan penilaian otentik. Selain itu, guru juga masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik serta penilaian otentik dalam kegiatan pembelajarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini memodifikasi prosedur pengembangan Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua model pengembangan tersebut dibuat menjadi sebuah model yang lebih sederhana untuk dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) desain hasil revisi. Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan wawancara untuk analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru kelas I SD Muhammadiyah dan instrumen validasi yang diberikan kepada dua pakar kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi tiga pakar Kurikulum 2013 mendapatkan skor 4,07 (baik) dan skor 3,6 (baik) serta 4,4 (sangat baik). Guru kelas I SD menghasilkan skor 3,98 (baik) dan 4,3 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh skor rata-rata 4,07 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) scenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.

(12)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KELUARGA BESARKU” FOR FIRST

GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Yohanes Ria Kurniawan Universitas Sanata Dharma

2015

The teachers are still finding difficulties in implementing scientific approach and in doing authentic evaluation. Besides, the teachers still need some example of learning instrument which based on curriculum 2013 for elementary school. Therefore, development of learning instrument is really needed in order to fulfil teachers’ need.

This research is a development research. The product that developed in this research is a set of learning instrument that based on curriculum 2013 for elementary school also thematic integrative, scientific, and authentic measurement approach in the learning process. The aim of this research is to produce a set of learning instruments based on curriculum 2013 for elementary school.

This research uses Research and Development (R&D). The improvement of the set of instrument modifies the improvement procedure of Jerold E Kemp and the research instrument improvement which improved by Bord and Gall. Those developmental models are made into simpler model as the background of the research. There are five procedures in this research. There are: (1) potential and problem, (2) Data gathering, (3) product design, (4) expert validation, (5) design and revision. The instruments of this research are list of interview question for the need analysis questionnaire which given to the 1st grade homeroom teacher of SD Muhammadiyah and validation instrument which given to two of 1st grade homeroom teachers and two expert curriculums 2013 for elementary school.

Based on the validation, the score of three expert Curriculums 2013 are 4,07 (good) and score 3,6 (good)and score 4,4 (very good). The score from 1 grade homeroom teacher are 3,98 (good) and 4,3 (very good). The teaching material gets the average score of 4,07 and it is categorized “Good”. It is on the aspects in the validation instruments including the a) the identity of the larning plan, (b) the formulation of indicators, (c) the formulation of objectives, (d) the selection of teaching materials, (e) the selection of learning resources, (f) the selection of learning media, (g) learning method, (h) learning scenario , (i) assessment, (j) student worksheets, and (k) the language. Therefore the learning instruments that is developed is appropriate to be used as the teaching material refer to 2013 curriculum.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Keluarga Besarku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik

secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan

dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua

Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Kristin, S.Pd. selaku guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu yang telah

bersedia diwawancarai tentang kurikulum 2013.

7. Nurwantini, S.Pd. guru kelas I SD Demangan yang telah membantu

peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Wijiyati, S.Pd. guru kelas I SD Negeri Gawan, Tanon, Sragen yang telah

(14)

xi

9. Kristin, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi

produk penelitian.

10.Apri Damai Sagita Krissandi, S.s.,M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum

SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan

melakukan validasi produk penelitian.

11.Shanta Rezkita, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang

telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi

produk penelitian

12.Orang tuaku F. Sugiarta dan Chr.Rukanti yang selalu mendukung,

mendoakan, dan sangat memperhatikan selama proses skripsi.

13. Ketiga kakak saya Purwanti, Lusia Tatik Kartikawati dan Petrus Bangun

Cahayanto.

14.Teman-temanku yang kucintai

15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk

bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan

dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari

berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga

bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 20 Desember 2015

Penulis

(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 9

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.2 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.3 Penguatan Pendidikan Karakter ... 15

(16)

xiii

Halaman

2.1.5 Pendekatan Tematik Integratif ... 20

2.1.6 Pendekatan Saintifik ... 21

2.1.7 Penilaian Otentik ... 24

2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 28

2.1.9 Penelitian yang relevan ... 39

2.1.10 Kerangka Pikir ...42

2.1.11 Pertanyaan Penelitian ...43

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 44

3.2 Prosedur Pengembangan ... 48

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 49

3.2.2 Pengumpulan Data ... 50

3.2.3 Desain Produk ... 50

3.2.4 Validasi Produk ... 51

3.2.5 Revisi Desain ... 51

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 51

3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 52

3.5 Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 53

3.6 Instrumen Penelitian... 53

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.8 Teknik Analisis Data ... 55

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 58

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 58

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 63

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 63

4.2.1 Silabus ... 64

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 65

4.2.3 Lembar Kerja Siswa ... 66

(17)

xiv

Halaman

4.4 Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I Kurikulum SD 2013 ... 70

4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 72

4.5.1 Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 72

4.5.2 Pembahasan ... 73

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 80

5.3 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ...12

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksana Penelitian ...52

Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ...55

Tabel 3.3 Kriteria Skor skala Lima ...57

Tabel 4.1. Komentar Pakar 1 Kurikuum 2013 dan Revisi ...69

Tabel 4.2 Komentar Pakar 2 Kurikulum 2013 dan Revisi ...69

Tabel 4.3 Komentar Pakar 3 Kurikulum 2013 dan Revisi ...70

Tabel 4.4 Komentar Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ...72

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom ... 18

Gambar 2.2 Model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp ... 28

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir. ... 42

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Analisis Guru ...85

Lampiran 2 Surat Ijin Wawancara ...88

Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Wawancara ...90

Lampiran 4 Data Vaidasi Pakar Kurikulum SD 2013 ...91

Lampiran 5 Data Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ...104

Lampiran 6 Silabus ...113

Lampiran 7 Biodata Penulis ...151

(21)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

UU DIKNAS tahun 2003 “ menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pada dasarnya

pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa yang

termuat dalam UU No. 23 tahun 2003. Dalam dunia pendidikan pasti juga

membutuhkan suatu kurikulum sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.

Di Indonesia kurikulum dari waktu kewaktu senantiasa berubah mengikuti

berubahan jaman dan aspek pengubahnya. Aspek perubahan kurikulum berasal

dari aspek internal dan aspek eksternal.

Saat ini Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut

dengan Kurikulum 2013 sebagai pengganti dan penyempurnaan dari kurikulum

KTSP. Menurut Oemar (2011: 18) kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

acuan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Menurut Majid (2014: 2)

Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan

kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum memuat apa yang

(22)

cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.

Konsep-konsep inilah yang dikemas dalam suatu perencanaan pembelajaran.

Menurut Philip (dalam Harjanto 2006: 6) mengemukakan perencanaan

adalah pengaplikasian analisis proses perkembangan pendidikan yang bertujuan

untuk membuat pendidikan lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan serta

tujuan para murid dan masyarakat. Perancanaan pembelajaran dalam dunia

pendidikan berupa RPPTH, silabus dan LKS. Rancangan pelaksanaan

pembelajaran wajib dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun

kelompok yang mengacu pada silabus, kompetensi inti, dan kompetensi dasar.

Menurut Trianto (2007: 71) rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan

panduan langkah-langkah yang disusun dan akan dilaksanakan oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran juga menjadi pedoman guru dalam melaksanakan

pembelajaran karena dengan adanya rencana akan jelas kemana kegiatan dan arah

pembelajaran berlangsung. Namun kenyataan banyak guru beranggapan bahwa

menyusun RPPTH tidak penting. Bagi mereka, yang terpenting adalah masuk di

kelas dan siswa mendapat pelajaran. Guru belum memikirkan bagaimana menilai

pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak kedalam suatu bentuk rubrik-rubrik dan

instrumen.

Suatu hal yang tidak bisa ditawar, bahwa perangkat pembelajaran wajib

disusun oleh guru sebelum masuk kelas, karena dengan adanya perencanaan guru

telah menetapkan segala keperluan serta metode yang harus diterapkan ketika

(23)

Perencanaan yang baik juga memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai.

Oleh karena itu diperlukan perangkat pembelajaran yang memenuhi standar

minimal kurikulum 2013 SD yang sesuai. Perangkat pembelajaran juga harus

sesuai dengan kebutuhan guru SD sesuai dengan kurikulum 2013.

Peneliti melakukan wawancara tentang perangkat pembelajaran yang

mengacu kurikulum 2013 kepada guru kelas 1 SD yaitu Ibu KR pada tanggal

15 April 2014. Hasil wawancara yang dilakukan menyebutkan bahwa

pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 cukup baik tapi belum begitu

mendalami. Guru mengetahui jika dalam kurikulum 2013 ini menggunakan

pendekatan tematik integratif dan saintifik. Pemahaman pendidikan karakter

siswa pada kurikulum 2013 ini cukup baik. Guru merasa dalam kurikulum

2013 lebih mudah dalam penekanan pendidikan karakter karena bagi guru saat

mengajar benar-benar menuntut siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa

tidak merasa tertekan saat belajar karena pembelajarannya seperti kegiatan

bermain saja. Guru juga mengatakan jika dalam pembuatan RPPTH hanya

mengandalkan dari buku guru, khususnya dalam pembuatan indikator dan

kegiatan pembelajaran karena beliau merasa kesulitan jika harus membuat

indikator lagi tetapi jika harus membuat indikator guru mengatakan indikator

harus melihat dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar terlebih dahulu baru

kemudian menentukan indikatornya. Menurut guru yang terpenting dalam

penyusunan indikator adalah harus dapat mengukur kemampuan siswa dan

(24)

otentik cukup baik, guru paham tentang pengertian dan prinsip dari penilaian

otentik.

Guru mengatakan jika penilaian otentik itu dapat menilai pengetahuan,

sikap dan keterampilan siswa, tetapi untuk bentuk dan teknis dari penilaian

kurikulum 2013 ini bagi guru masih bingung dan belum ada gambaran terutama

mengenai cara menilai sikap dan keterampilan siswa. Kesulitan -kesulitan yang

dialami guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran adalah tentang

pembuatan rubrik- rubrik dan instrumen penilaian. Selain itu pengembangan

kegiatan pembelajaran, penentuan alokasi waktu yang tepat saat kegiatan

pembelajaran guru sudah bisa tetapi belum begitu baik. Kendala lain yang

dihadapi adalah contoh dari buku guru antara indikator dengan kegiatan

pembelajaran tidak sesuai, selain itu terkadang ada beberapa muatan pelajaran

yang tidak ada dalam pembelajaran meskipun didalam pemetaan indikator ada.

Pembelajaran yang dibuat juga masih dirasa sulit karena harus menerapkan

pendekatan saintifik. Pemilihan dan ketersedian media yang sesuai dalam setiap

pelajaran juga merupakan salah satu kendala guru dalam mengembangkan

perangkat pembelajaran kurikulum SD 2013.

Guru mengatakan masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran

kurikulum SD 2013 karena guru masih belum paham dalam pembuatan perangkat

pembelajaran. Selain itu contoh-contoh perangkat pembelajaran yang baik akan

mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sesuai tuntutan kurikulum SD

2013. Guru menjelaskan bahwa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(25)

dari pendekatan tematik integratif dan saintifik, penilaian sesuai indikator, rubrik

yang dibuat harus sesuai dengan indikator dan dapat menentukan nilai siswa

terutama tentang penilaian non tes. Selain itu, untuk pendidikan karakter yang

ingin dicapai harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Guru mengatakan

dan memberi penekanan tentang penilaian dan rubrik harus diperjelas lagi, alokasi

waktu disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran , pemilihan media pembelajaran

yang sesuai. Kegiatan pembelajaran lebih dikembangkan dan yang terpenting

adalah harus sesuai dengan prinsip dan desain perangkat pembelajaran kurikulum

SD 2013 yaitu menggunkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan

saintifik serta RPPTH harus jelas dan bisa digunakan untuk membantu guru yang

lain.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru peneliti

menyimpulkan bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran yang baik

dan sesuai dengan kebutuhan sehingga peneliti mengembangkan Perangkat

Pembelajaran dengan subtema Keluargaku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk

(26)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Keluarga

Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Keluarga

Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Keluarga

Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran

subtema Keluarga Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa

(27)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasaiswa

Mahasiswa mendapat pengalaman dalam membuat dan mengembangkan

perangkat pembelajaran subtema Keluarga Besarku mengacu kurikulum

SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi guru

Guru dapat memiliki contoh perangkat pembelajaran subtema Keluarga

Besarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar.

1.4.3 Bagi siswa

Siswa dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah

dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013 pada kelas 1 Sekolah Dasar

dengan Tema Keluargaku subtema Keluarga Besarku.

1.4.4 Bagi sekolah

Sekolah dapat menambah bahan bacaan tentang contoh perangkat

pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan guru mengacu pada

kurikulum 2013.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD dapat menambah bahan acuan untuk mengembangkan

(28)

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah sebuah kurikulum baru yang dirancang oleh

pemerintah sebagai strategi untuk meningkatkan capaian pendidikan dan

keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

dengan menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan tematik integratif,

kemampuan berpikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian

otentik.

1.5.2 Penguatan pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai

tersebut.

1.5.3 Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses yang terjadi pada

ranah kongnitif manusia yang berguna untuk mengembangkan

pengetahuan siswa

1.5.4 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang memadukan

beberapa muatan pelajaran ke dalam suatu tema.

1.5.5 Pendekatan saintifik adalah adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

(29)

1.5.6 Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan

(input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran.

1.5.7 Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari silabus, LKS, media

pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban

serta tugas dan rubrik penilaian.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yaitu: 1) identitas RPPTH, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) materi ajar, 5)

sumber belajar, 6) media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario

pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lembar kerja siswa.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang

nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik. Pendekatan saintifik merangsang murid untuk mengamati,

menanya, menganalisis, menalar dan mengkomunikasikan.

1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yang dapat

menilai kemampuan siswa dalam pengetahuan, keterampilan, sikap sosial,

dan sikap spiritual.

(30)

10 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan hal yang penting dalam suatu pendidikan. Trianto

(2010: 54) mengungkapkan bahwa kurikulum untuk sekolah dasar pada umumnya

meliputi keseluruhan pembelajaran yang ditempuh peserta didik dalam satu

jenjang pendidikan selama enam tahun yang dimulai dari kelas I SD sampai kelas

VI SD. Fadillah (2011: 16) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 adalah

pengembangan dari kurikulum sebelumnya dan kurikulum ini lebih

menitikberatkan pada peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu

pembelajaran bersifat tematik integratif pada semua mata pelajaran. Secara garis

besar kurikulum SD 2013 merupakan keseluruhan pembelajaran yang ditempuh

peserta didik dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai dari kelas 1

sampai VI dimana pada kurikulum SD 2013 ini lebih meningkatkan pada

keseimbangan soft skills dan hard skills melalui pembelajaran dengan pendekatan

tematik integratif dan saintifik.

2.1.2 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Rasional mengapa perlunya perubahan kurikulum akan menjadi poin

penting mengapa harus menerapkan kurikulum yang baru. berikut ini merupakan

hal-hal mengapa perlunya dilakukan perubahan kurikum KTSP menjadi

(31)

rasional pengembangan kurikulum 2013 yaitu tantangan eksternal dan internal,

pola pikir pengembangan kurikulum 2013, pengalaman dan perluasan materi,

penguatan proses dan penyesuaian beban.

a. Tantangan internal

Menurut Kunandar (2014: 12) tantangan internal antara lain terkait dengan

kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8

(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan

penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai

isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan

informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan

di tingkat internasional. Tantangan eksternal juga dapat membuat pergeseran

kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi,

dan transformasi bidang pendidikan. Di dalam lampiran Menteri pendidikan dan

Kebudayaan Nomer 67 tahun 2013 (2012: 2) menyebutkan bahwa tantangan

eksternal terdiri dari tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa

depan, presepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta

(32)

Mulyasa (2013: 61-63) menjelaskan tantangan internal dan eksternal

merupakan dua hal yang harus dihadapi seiring dengan perkembangan zaman. Hal

lain yang perlu dihadapi adalah kesenjangan kurikulum yang berlaku pada saat ini

dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN 1 Belum sepenuhnya menekankan

pendidikan karakter

Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan

Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat Materi esensial

3 Terlalu luas, kurang mendalam Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

C. PROSES PEMBELAJARAN

1 Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik

2 Proses pembelajaran berorientasi pada pada buku teks

Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal

2 Fokus pada ukuran kinerja PTK Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM 1 Satuan pendidikan mempunyai

pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

2 Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyususn kurikulum

(33)

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL tanpa mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

c. Penyempurnaan Pola Pikir

Kunandar (2014: 24) menjelaskan bahwa Kurikulum SD 2013

dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: (1) Pola

pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada

peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang

dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; (2) Pola pembelajaran satu arah

(interaksi peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif

guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); (3) Pola

pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat

menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta

diperoleh melalui internet); (4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran

aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model

pembelajaran pendekatan sains); (5) Pola belajar sendiri menjadi belajar

kelompok (berbasis tim); (6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi

pembelajaran berbasis alat multimedia (7) Pola pembelajaran berbasis massal

menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi

khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) Pola pembelajaran ilmu

(34)

jamak (multidisciplines); dan (9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran

kritis. Penyempurnaan pola pikir yang sesuai dengan tantanagan Kurikulum SD

2013 ini akan menjadi acuan kemana arah perubahan kurikulum.

d. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Hidayat (2013: 127) ada 7 elemen perubahan dimaksud yang masuk

dalam bahan Uji Publik Kurikulum SD 2013 yaitu Kompetensi Lulusan,

Kedudukan Muatan Pelajaran, Pendekatan, Struktur Kurikulum SD 2013, Proses

pembelajaran penilaian, penilaian, dan Ekstrakurikuler.

1. Kompetensi Lulusan

Kompetensi lulusan yang diharapkan adalah peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2. Kedudukan Mata Pelajaran

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata

pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan

Kompetensi yang dikembangkan melalui pendekatan tematik integratif dalam

semua mata pelajaran dan saintifik.

4. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum SD 2013 mengalami berubahan yaitu :

 Holistik berbasis sains yaitu alam, sosial, dan budaya.

(35)

 Jumlah jam bertambah 4JP/minggu akibat perubahan pendekatan

pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran

Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan dan mencipta. Belajar bisa dilakukan diluar kelas dan tidak

harus didalam kelas. Sumber belajar tidak hanya pada guru

6. Penilaian

Penilaian menggunakan penilaian otentik yang dapat mengukur semua

kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler yang ada di SD yaitu Pramuka bersifat wajib, UKS dan

Bahasa Inggris.

Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013 merupakan suatu

yang wajar dan merupakan alasan yang kuat mengapa kurikulum 2013

diberlakukan. Perubahan ini terdapat tuju elemen penting dalam kurikulum SD

yaitu Kompetensi Lulusan, Kedudukan Muatan Pelajaran, Pendekatan, Struktur

Kurikulum, Proses Pembelajaran, Penilaian dan kegiatan Ekstrakurikuler.

2.1.3 Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan pendidikan karakter sangatlah penting dalam kurikulum 2013

dan menjadi poin dalam tujuan dibentuknya kurikulum ini. Pendidikan karakter

merupakan suatu istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari

(36)

karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pengerti , pendidikan moral,

pendidikan watak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk

memberi keputusan baik dan buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan

menebarkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Menurut

Raharjo (dalam Zubaedi 2011: 15) pendidikan karakter adalah proses pendidikan

yang berhubungan dengan moral dan sikap sosial dalam kehidupan peserta didik

sebagai dasar terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri

dan memiliki prinsip kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan

demikian dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah cara yang dilakukan

guru untuk mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku yang berkaitan

dengan nilai-nilai tertentu dalam diri anak baik bersifat sosial maupun personal.

Pendidikan karakter juga merupakan proyek awal dan akhir yang

diperlukan oleh setiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik, menjadi

warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga negara yang lebih baik.

Pendidikan karakter perlu ditanamkan sejak dini, oleh karena itu saat sekolah

dasar pendidikan karakter sangat tepat bila diterapkan. Pendidikan karakter

bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di

sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar

kompetensi lulusan.

Pendidikan karakter menurut Dharma (2011: 9) memiliki tujuan yaitu

(37)

khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Kedua mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh

sekolah. Ketiga membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara

bersama.

Menurut Kemendikbud ada 18 karakter keSD yang harus dikembangkann.

Pusat Kurikulum telah mengkaji secara empirik sejumlah nilai pembentuk

karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan pendidikan

nasional, sebagai berikut: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja

keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokrasi, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat

kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)

bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli

lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab.

2.1.4 Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pendidikan anak merupan hal

yang sangat penting dan menjadi hal yang ingin diterapkan oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran. Menurut Bloom Kemampuan berpikir tingkat tinggi

merupakan proses yang terjadi pada ranah kongnitif manusia yang berguna untuk

mengembangkan pengetahuan siswa. Taksonomi Bloom dalam Sa’dun (2013: 11)

menggolongkan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah yaitu pertama ranah

kognitif berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran–dalam bahasa

pendidikan Indonesia disebut “cipta.” Kedua ranah afektif berkaitan dengan

(38)

atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip

dengan “karya”–walau sebenarnya tidak sama persis. Bloom juga menjelaskan

jika kemampuan berpikir itu seperti piramida yang semakin tinggi akan semakin

baik. Berikut ini gambar mengenai tingkatan berpikir tingkat tinggi mulai dari

mengingat sampai mencipta :

Gambar. 2.1 Revisi Taksonomi Bloom

Berdasarkan gambar di atas, berikut penjelasan dari setiap tahapan menurut

taksonomi Bloom (Purwanto 2013: 50-51)

(1) Tahap mengingat merupakan kemampuan mengeluarkan fakta yang

disimpan di dalam otak yang digunakan untuk merespons suatu

permasalahan.

(2) Tahap memahami merupakan kemampuan untuk melihat hubungan fakta

dengan fakta. Mengingat/menghafal dianggap tidak cukup karena

memahami lebih baik dalam melihat hubungan antara pengetahuan dengan

fakta.

(3) Tahap mengaplikasikan merupakan menerapkan atau menggunakan suatu

(39)

(4) Tahap menganalisis merupakan tahap memecah-mecah materi jadi

bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian-bagian itu

dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau

tujuan.

(5) Tahap mengevaluasi merupakan kemampuan membuat penilaian dan

mengambil keputusan dari hasil penilaian.

(6) Tahap mencipta merupakan memadukan bagian-bagian untuk membentuk

sesuatu yang baru atau untuk membuat suatu produk yang baru.

Menurut Rusman (2013: 174) taksonomi Bloom mempunyai beberapa

kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan yang dimiliki antara lain (1) Membentuk

kerangka disetiap program instruksional berdasarkan kompetensi dasar (2)

Memberitahu siswa tentang apa yang diharapkan (3) Menolong guru dalam

berpikir spesifik, mempermudah, mengatur, dan menyusun pelajaran secara

sistematis (4) Menunjukan ragam dan macam dari kegiatan yang diharapkan (5)

Sarana komunikasi terhadap sesama pengajar, wali murid, dan pihak lain.

Sedangkan Keterbatasan yang dimiliki dalam taksonomi Bloom antara lain (1)

Tingkat penguasaan pengetahuan yang rendah, (2) Tujuan afektif sulit diketahui

(3) Dalam pelajaran seni, ilmu sosial dan humanis penyusunan pelajaran tidak

mudah (4) Pembelajaran akan kaku karena tujuan belajar hanya diarahkan pada

tujuan tertentu (5) Prosedur pendidikan terlalu mekanis dan tidak personal,

Pendidikan karakter sangatlah penting dalam dunia pendidikan karena dengan

karakter bangsa yang baik maka akan lebih mudah dalam mencapai tujuan

(40)

2.1.5 Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan yang direkomendasikan dalam kurikulum SD 2013 adalah

pendekatan tematik integratif dan saintifik. Menurut Ahmadi (2014: 94)

pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai

pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam

pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. (Trianto 2010 : 78)

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang menyatupadukan

serangkaian pengalaman belajar, sehingga dapat menghubungkan antara satu

dengan yang lain dan terpusat pada satu pokok bahasan atau persoalan.

Menurut Majid ( 2014 : 80 ) Pembelajaran tematik merupakan salah satu

model pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa baik, secara individual maupun kelompok aktif menggali

dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik , bermakna

dan otentik. Sedangkan menurut Ahmadi (2014: 94) Karakteristik pembelajaran

tematik integratif adalah a) berpusat pada siswa b) Memberikan pengalaman

langsung kepada siswa c) pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak d)

menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran e) bersifat luwes atau fleksibel f) Hasil pembelajaran dapat

berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian dari pedekatan tematik

(41)

pendekatan yang digunakan dalam kurikulum SD 2013 dimana pedekatan ini

mengkaitkan beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa, IPA, IPS, Seni

dan Budaya serta olahraga kedalam suatu tema.

2.1.6 Pendekatan Saintifik

Menurut Majid (2014: 211) Kurikulum SD 2013 menekankan pada

dimensi pedagogi modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan

ilmiah/saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran semua mata pelajaran

meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudia

mengelola data atau informasi, menyajikan data atau informasi dilanjutkan dengan

menganalisis menalar kemudian menyimpulkan dan mencipta. Hal itu sependapat

dengan Sa’dun (2013: 69) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan

usaha mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dan

pemikiran kreatif dalam pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai pokok

kajian.

Pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik memiliki lima

langkah pembelajaran, yaitu: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

mengkomunikasikan. Muatan pembelajaran yang satu dengan yang lainnya

dalanm setiap pembelajaran tidak sama. Oleh karena itu langkah-langkah tersebut

tidak selalu harus ada pada setiap pembelajaran atau setiap muatan pembelajaran.

Kemendikbud (2013a: 211) menyatakan hasil pembelajaran dengan pendekatan

saintifik lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional karena

pendekatan ini dapat melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan yang

(42)

Adapun langkah-langkah pembelajaran saintifik adalah sebagai berikut:

1. Mengamati

Metode mengamati memiliki keunggulan tertentu bagi peserta didik,

seperti menyajikan media objek secara nyata sehingga peserta didik senang dan

tertantang. Oleh karena itu rasa ingin tahu pada masing-masing peserta didik

dapat terjawab. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dalam

beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah (1) menentukan objek yang

akan diamati, (2) membuat pedoman pengamatan sesuai dengan objek yang akan

diamati, (3) menentukan secara jelas data-data yang perlu diamati, (4)

menentukan tempat pelaksanaan pengamatan, (5) menentukan cara yang tepat dan

jelas supaya pengamatan berjalan lancar, dan (6) menentukan cara yang

digunakan untuk mencatat data pengamatan . Selain bentuk-bentuk penelitian, ada

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik. Cermat,

objektif dan jujur serta fokus pada objek yang diamati, untuk kepentingan

pembelajaran. Homogenitas atai heterogenitas subjek, objek atau situasi yang

diamati. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dilakukan

untuk membuat catatan atau hasil pengamatan.

2. Menanya

Pembelajaran di kelas maupun di luar kelas tidak lepas dari kegiatan bertanya.

Fungsi bertanya antara lain, membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian

peserta didik terhadap suatu pembelajaran, mendorong dan menginspirasi peserta

didik untuk belajar mengembangkan pertanyaan yang dibuat dari dan untuk

(43)

keterampilan peserta didik dalam bidang komunikasi, mendorong partisipasi

peserta didik dalam kegiatan kelompok, mendorong sikap keterbukaan untuk

menerima dan memberi masukan atau gagasan pada orang lain, dan melatih

kesantunan dalam berbicara

3. Menalar

Kegiatan menalar merupakan salah satu tindak lanjut dari kegiatan bertanya.

Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber yang ada di

lingkungan melalui berbagai cara. Melalui kegiatan menalar ini peserta didik

dilatih untuk menghubungkan antara informasi yang satu dengan yang lainnya.

Setelah peserta didik dapat menghubungkan informasi yang satu dengan informasi

yang lain, diharapkan peserta didik mampu membuat kesimpulan dari hal yang

diamati atau dipertanyakan.

4. Mencoba

Maksud dari mencoba adalah mengolah informasi yang diperoleh dari kegiatan

mengamati dan menanya kemudian mencoba untuk mengaplikasikannya.

Informasi-informasi yang telah peserta didik temukan selanjutnya akan diolah

untuk mendapatkan kesimpulan. Pengolahan informasi dapat berupa menambah

sampai mengolah informasi yang bersifat mencari solusi berdasarkan

sumber-sumber yang ada.

5. Mengkomunikasikan

Banyak hal yang telah peserta didik peroleh dari kegiatan mengamati, bertanya,

mencari informasi dan mengolah informasi yang ada. Kegiatan-kegiatan yang

(44)

komunikasi. Peserta didik perlu dibiasakan mengemukakan pendapat atau

mengkomunikasikan hasil belajarnya.

Berdasarkan uraian tentang pendekatan saintifik dapat ditarik kesimpulan

bahwa pendekaan saintifik merupakan pendekatan yang ingin diterapkan dalam

kurikulum 2013 yang mengaktifkan siswa untuk melakukan kegiatan mengamati,

menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

2.1.7 Penilaian Otentik

Di dalam dunia pendidikan, kita sering mendengar istilah penilaian.

Kurikulum 2013 sangatlah menekankan guru untuk menggunkan penilaian

otentik karena penilaian ini merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan

penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan

prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti bukti otentik, akurat

dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Menurut Mueller (dalam Majid 2014:

238) penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya

diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesunggunya yang

mendemostrasikan penerapan ketrampilan dan pengetahuan esensial yang

bermakna.

Kunandar (2014: 38-39) menjelaskan bahwa penilaian otentik mempunyai

ciri ciri yaitu (1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan

hasil atau produk (2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pemebelajaran

berlangsung.(3) Menggunakan berbagai cara dan sumber (4) Tes hanya salah satu

alat pengumpulan data penilaian. (5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta

(45)

setiap hari. (6) penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian

peserta didik bukan keluasannya atau kuantitas.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan peneliti

mengambil kesimpulan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dapat

menilai dan mengukur seluruh kemampuan peserta didik secara objekif dan akurat

tentang kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan tentang sikap anak melalui

berbagai cara dan metode sesuai dengan karakteristik penilaian otentik.

Nurgiyantoro (2011: 34-38) menyatakan ada enam jenis penilaian yaitu :

(1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didik dalam

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, menguji apa yang mereka

ketahui dan dapat dilakukan sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan

dalam konteks tertentu.

(2) Wawancara lisan

Dalam penilaian ini terjadi tanya jawab antara pihak yang diwawancarai yakni

peserta didik dengan pewawancara atau guru. Di dalam penilaian ini, ketepatan

atau kejelasan informasi yang disampaikan.

(3) Pertanyaan terbuka

Penilaian ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan atau tugas pada peserta

didik. Pertanyaan yang diberikan pada peserta didik harus dibatasi supaya

jawaban yang dilontarkan peserta didik sesuai dengan pertanyaan.

(4) Menceritakan kembali teks atau cerita. Penilaian ini untuk mengukur

(46)

(5) Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik yang dikumpulkan secara

sengaja, terencana, dan sistematik yang kemusian dianalisis secara cermat untuk

menunjukkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik setiap waktu.

(6) Proyek

Proyek merupakan bentuk penugasan yang menghasilkan karya tertentu yang

dilakukan secara berkelompok dalam kaitanya dengan penilaian hasil

pembelajaran. Hasil kerja akhir suatu proyek dapat berupa laporan.

Kurikulum 2013 mengharuskan menggunakan penilaian otentik. Menurut

Panduan Teknis Penilaian kurikulum 2013 (2013: 9) menjelaskan dalam menilai

beberapa aspek yang akan dinilai melalui penilaian otentik dapat dilakukan

dengan :

1. Penilaian Sikap yang mencakup sikap sosial 1) dan sikap spiritual

(KI-2) dapat dinilai melalui cara observasi, penilaian diri, penilaian antar teman,

jurnal .

a. Observasi dilakukan secara berkesinambungan menggunakan indera dan

dapat dilakukan melalui pembelajaran di luar atau di dalam kelas.

b. Penilaian Diri merupakan penilaian dimana meminta siswa

mengemukakan kelebihan dan kelemahan dirinya dalam pencapaian

(47)

c. Penilaian Aantar teman , teknik penilaian melibatkan siswa dalam menilai

sikap dan perilaku keseharian peserta didik.

d. Jurnal merupakan catatan pendidik di luar dan di dalam kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan peserta didik

2. Penilaian Pengetahuan (KI- 3) dapat dilakukan dengan cara tes tertulis, tes

lisan, dan penugasan.

a. Tes tulis merupakan tes soal dan jawaban yang tertulis beupa pilihan

ganda, isian, uraian, dan menjodohkan.

b. Tes Lisan merupakan tes yang berupa pertanyaan yang diberika guru

terhadap siswa melalui daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh guru.

c. Penugasan dilakukan oleh pendidik dapat berupa pekerjaan rumah dan

proyek baik secara individu atau kelompok

3. Penilaian Keterampilan (KI-4) dapat dilakukan dengan cara penilaian

kinerja, produk, proyek dan portofolio.

a. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta siswa untuk

melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Dalam

melakukan penilaian kinerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara

lain checkklist, catatan anekdot, skala penilaian, memori atau ingatan dan

rubrik.

b. Produk adalah penilaian terhadap peserta didik dengan menilai pembuatan

(48)

c. Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap siswa dimana penyelesaian

tugas dilakukan dalam periode tertentu yang mana tugas mengandung

investigasi.

d. Portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik

yang tersusun secara sistematis dalam kurun waktu tertentu.

2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pengembangan perangkat yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah model pengembangan menurut Kemp. Model pengembangan

perangkat pembelajaran menurut Kemp (dalam Trianto 2012: 81) merupakan

pengembangan perangkat suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah

pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik mana pun di dalam siklus

(49)

Gambar 2.2 Model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp

(dalam Morisson 2011: 12)

Berdasarkan gambar siklus pengembangan perangkat Model Kemp (dalam

Trianto 2012: 82-89) dapat dijelaskan unsur - unsur pengembangan perangkat

pembelajaran yang meliputi :

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tujuan dari tiap tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara

tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi dilapangan baik

menyangkut model, teknik maupun strategi yang digunakan untuk mencapai

pembelajaran. Bahan kajian / perangkat pembelajaran akan dikembangkan,

selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upanya

mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

2. Karakteristik Siswa (Learner Characteristic)

Karakteristik siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan

karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu

maupun kelompok. Adanya identifikasi tingkah laku awal siswa bertujuan untuk

mengidentifikasi keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa sebelum

mengikuti proses pembelajaran, hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan

dengan lancar dan efektif serta efisien.

3. Analisisi Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu

pengajaran dan digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang

(50)

(3) analisis prosedural, dan (4) analisis pemrosesan . Analisis tugas sejalan dengan

analisis tujuan mencakup analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi

yang digunakan untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar dan

tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4. Merumuskan Indikator (Instructional Objective)

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi

tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan

siswa setelah selesai melakukan pembelajaran. Indikator merupakan tujuan

pembelajaran yang didapatkan dari hasil analisis tujuan.

5. Urutan Materi Pembelajaran (Content Sequencing)

Menurut Ahmadi (2014: 70) pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan

diajarkan diuraikan terlebih dahulu. Ada 5 aspek yang perlu diperhatikan dalam

pengurutan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran,

minat, dan perkembangan siswa.

6. Strategi pembelajaran (Instructional Strategies)

Penyusunan strategi pembelajaran berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

Kegiatan pemilihan strategi meliputi : pemilihan model, pendekatan dan metode,

pemilihan format.

7. Cara Penyampaian Pembelajaran (Instructional Delivery)

Menyampaikan pembelajaran dengan menentukan gambar atau media yang

akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami

(51)

8. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur

ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsung proses

pembelajaran.evaluasi merupakan unsur terakhir dalam proses perencanaan

pembelajaran.

9. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resources)

Pemilin media atau sumber belajar disesuaikan dengan tuntutan tujuan

pembelajaran yang terdapat rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa.

Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan

media atau sunber pembelajaran.

10. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa

kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta

layanan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, dibutuhkan anggaran atau

dana, fasilitas, dan pelengkap.

11. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif berguna untuk memberikan informasi kepada pengajar

atau tim pengembang untuk mengetahui seberapa baik program telah berfungsi

dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilakukan selama

pengembangan dan ujicoba.

(52)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian

tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sunber inforamasi utama kemungkinan

besar didapatkan baik dari hasil posttes dan uji akhir unit, dan uji akhir untuk

pembelajaran.

13. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki

rancangan yang dibuat. revisi dilakukan berdasarkan kritik dan masukan yang

diperoleh dari hasil validasi dan uji coba terbatas.

14. Perencanaan (Planning) dan Menejemen Proyek (Project Management)

Menurut Ahmadi (2014: 71) merencanakan pembelajaran merupakan suatu

proses yang rumit sehingga menuntut pengembangan perangkat untuk selalu

memperhatikan tiap-tiap unsur dan terus menilai kembali hubungan setiap bagian

rencana dengan keseluruhannya.

Berdasarkan tahap-tahap pengembangan perangkat milik Kamp memiliki

kelebihan dan kelemahan. Menurut Rusman (2013 : 184) kelebihan dari model ini

yaitu adanya revisi disetiap langkah dan prosedur yang bertujuan untuk

memperbaiki pada kekurangan atau kesalahan pada suatu tahap pengembangan.

Sedangkan kelemahannya ialah masih mengarah pada pembelajaran klasikal

dimana guru berperan dalam program pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi

pengajaran.

Peneliti memilih model pengembangan perangkat pembelajaran dari

Kamp karena model ini lengkap dan sistematis serta relatif sesuai dengan

Gambar

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ..................................................12
Gambar 3.1  Langah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran ............... 49
Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang dihadapi yaitu penyaj ian tata surya hanya berupa gambar statis 2 dimensi. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk: 1) Mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif

Sehubungcn dengon penoworon Soudoro untuk poket pekerjoon tersebut diotos seteloh dilokukon evoluosi, moko dimohon kehodiron Soudoro untuk hodir dolom

Sertifikat Badan Usaha ( SBU) Kualifikasi Usaha Kecil dengan klasifikasi Bangunan Sipil - Subklasifikasi jasa pelaksana untuk konstruksi jalan raya (kecuali

P.6/ Menhut-I I / 2007 tanggal 12 Pebruari 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam

24 TIURMA RYKA HERLIN BUTAR BUTAR. 25 RAHMAT

Kepada Penyedia Jasa Pengadaan Barang dan Jasa yang mengikuti paket pekerjaan tersebut diatas dan berkeberatan atas pengumuman ini, diberikan kesempatan mengajukan sanggah

P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan