• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh corporate image, userimage dan product image terhadap keputusan pembelian produk teh kotak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh corporate image, userimage dan product image terhadap keputusan pembelian produk teh kotak."

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH KOTAK

Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh:Sesarius Selapino Hardani

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh parsial dari corporate image, user image, dan product image secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.

Jenis penelitian ini yakni studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus Paingan dan Mrican dengan jumlah sample 200 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner yang dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2014.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil analisis data menunjukan bahwa: corporate image tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara sendiri, sedangkan variabel user image dan product image secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk teh kotak.

(2)

IMAGE ON PURCHASE DECISION OF TEH KOTAK

A study at Sanata Dharma University Yogyakarta

Sesarius Selapino Hardani

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

This study aims to determine if there is partial influence of a corporate image, user image and product image on purchasing decisions of Teh Kotak.

This type of research was the case study at the Sanata Dharma Yogyakarta especially of campus Paingan and Mrican with the total sample of 200 respondents. Data collection techniques used were questionnaires conducted in September and October 2014. The sampling technique used was quota sampling. The analysis technique used was the Multiple Linear Regression Analysis.

Results of the data analysis showed that: corporate image did not influence the purchase decisions, while user image and product image did influence purchasing decisions of Teh Kotak.

(3)

PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT

IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH

KOTAK

Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Sesarius Selapino Hardani

NIM: 102214024

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(4)

i

PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT

IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH

KOTAK

Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Sesarius Selapino Hardani

NIM: 102214024

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(5)
(6)
(7)

iv

Motto dan Persembahan

Motto

Dalam hidup sebaiknya mencontoh seperti sebatang rumput liar yang bertahan dari tiupan angin kencang & kemarau panjang, ia akan tumbuh meski dipotong ribuan x, ia akan tetap berdaun lebat meski kadang dimakan ulat,walau ia sering terinjak & terabaikan tapi ia masih bisa memberikan kehidupan bagi kelangsungan ekosistem alam, jadi tetaplah berdiri walau kadang kita lemah dan tetap tegar walau kadang hati menangis.

Persembahan

Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada

 Tuhan Yesus Kristus

 Bapak, Ibu, Kakak dan Adik

 Seluruh keluarga besar

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT

IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH

KOTAK

(Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 juni 2015 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universits Sanata Dharma:

Nama: SesariusSelapino Hardani

Nim: 102214024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN PRODUCT

IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TEH

KOTAK”

Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin

kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 30 Juni 2015

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat,

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengaruh corpoate image, user image, product image terhadap keputusan

pembelian teh kotak” yang diajaukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini penulis menginginkan secara khusus menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma, dan juga selaku selaku dosen pembimbing I

MPT yang telah meluangkan waktu dalam mengarahkan dan membimbing

penulis dari awal.

3. Seluruh jajaran dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah memberikan segala bekal ilmu

pengetahuan dan pendidikan kepada penulis selama menuntut ilmu di

Univesitas Sanata Dharma.

4. Bapak dan Ibu saya yang memberi dukungan, kasih sayang serta doa dan

(11)

viii

5. Kakak saya, Bogi dan juga adik-adik saya Tia, dan Niar. Terutama adik

saya Tia yang banyak membantu saya dalam pengolahan data dalam

skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat saya, Nicko, Uyo dan Bendot. Terima kasis atas segala

saran dukungan dan seluruh kebersamaan sejak awal kuliah di Universitas

Sanata Dharma

7. Teman-teman kontrakan, Terima kasih atas tumpangan dan juga

kebersamaan selama ini

8. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2010 yang selalu

menghibur, memberi motivasi dan semangat.

9. Semua Mahasiswa Sanata Dharma yang bersedia meluangkan waktu untuk

menjadi responden dalam peneltian saya dengan mengisi kuisioner yang

saya bagikan.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

(12)

ix

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan

karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis.Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadikan

masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 25 Juni 2015

Penulis

Sesarius Selapino Hardani

(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

HALAMAN ABSTRAK ... xix

HALAMAN ABSTRACT ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penulisan ... 5

E. Manfaat Penulisan ... 5

(14)

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Pemasaran ... 9

2. Pengertian Bauran Pemasaran ... 10

3. Pengertian Produk ... 12

4. Brand ... 13

5. Kriteria Pemilihan Elemen Merek ... 15

6. Keputuan Pemberian Brand ... 17

7. Keputusan Strategi Merek ... 19

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Brand ... 19

9. Karakter Brand Supaya Menjadi Berpotensi ... 20

10.Tingkatan Brand... 21

17.Pengertian Perilaku Konsumen ... 30

18.Jenis-jenis Perilaku Pembelian Konsumen ... 31

19.Keputusan Pembelian ... 33

20.Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan ... 34

(15)

xii

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 42

D. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian ... 45

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 45

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 46

D. Variabel Penelitian ... 46

E. Definisi Operasional... 47

F. Populasi dan Sampel ... 48

G. Teknik pengambilan sampel ... 49

H. Sumber Data ... 54

I. Teknik Pengumpulan Data ... 55

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 56

1. Uji Realibilitas ... 56

2. Uji Validitas ... 56

3. Uji Asumsi Klasik ... 57

a. Multikolineritas ... 57

b. Heteroskedastisitas ... 58

c. Normalitas ... 58

K. Teknik Analisis Data ... 60

1. Analisis Regresi Bergnda ... 60

(16)

xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 62

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 62

B. Teh Kotak ... 66

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 66

D. Logo PT Ultra Jaya dan Teh Kotak... 67

E. Struktur Organisasi ... 68

F. Deskripsi Jabatan ... 69

G. Produk-produk yang di hasilkan ... 71

H. Pemasaran, Penjualan, dan distribusi ... 79

I. Lokasi Penelitian ... 80

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 82

A. Analisis Penelitian ... 82

1. Gambaran Identitas Responden... 82

B. Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 95

1. Uji Validitas ... 94

2. Uji Realibilitas ... 97

C. Uji Asumsi Klasik ... 98

1. Multikolineritas ... 98

2. Heteroskedastisitas ... 99

3. Normalitas ... 102

(17)

xiv

1. Uji t ... 104

E. Pembahasan ... 105

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 115

C. Keterbatasan ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel III.1 Tabel mahasiswa aktif kampus paingan ... 50

Tabel III.2 Tabel mahasiswa aktif kampus mrican ... 52

Tabel IV.1 Tabel produk-produk PT Ultra Jaya ... 71

Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan Umur ... 83

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan kampus ... 84

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan Fakultas ... 84

Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan Fakultas ... 85

Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan Fakultas terhadap jenis klamin .... 88

Tabel V.7 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan Prodi terhadap jenis klamin ... 88

Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Identitas Responden

Berdasarkan Fakultas terhadap umur ... 91

(19)

xvi

Berdasarkan Prodi terhadap umur ... 92

Tabel V.10 Validitas corporate image ... 95

Tabel V.11 Validitas user image ... 95

Tabel V.12 Validitas product image ... 96

Tabel V.13 Validitas Keputusan Pembelian ... 96

Tabel V.14 Reliabilitas ... 97

Tabel V.15 Tabel Uji Multikolineritas ... 98

Tabel V.17 Tabel Uji Normalitas ... 102

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 41

Gambar IV.1 Technical Information ... 66

Gambar IV.2 Logo Resmi PT. Ultra Jaya ... 67

Gambar IV.3 Logo Resmi Teh Kotak ... 68

Gambar IV.4 Stuktur Organisasi PT. Ultra Jaya ... 68

Gambar IV.5 Ultra Milk ... 72

Gambar IV.6 Ultra Mimi ... 73

Gambar IV.7 Susu Sehat ... 74

Gambar IV.8 Susu Low Fat Hi Cal ... 75

Gambar IV.9 Teh Jasmine ... 76

Gambar IV.10 Teh Kotak Flavored Tea... 77

Gambar IV.11 Sari Asem ... 78

Gambar IV.12 Sari Kacang Hijau ... 78

Gambar IV.13 Susu Kental Manis ... 79

Gambar IV.14 PT. Ultra Jaya Cabang Yogyakarta ... 80

Gambar IV.15 Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican ... 81

Gambar IV.16 Universitas Sanata Dharma Kampus Paingan . 81 Gambar V.3 Gambar Heteroskedastisitas corporate image .. 99

Gambar V.2 Gambar Heteroskedastisitasuser image... 100

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner ... 121

Lampiran II Jumlah Mahasiswa Aktif Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2013/2014123 ... 125

Lampiran III Jawaban Responden ... 130

Lampiran IV Rumus T Hitung ... 140

(22)

xix

ABSTRAKPENGARUH CORPORATE IMAGE, USER IMAGE, DAN

PRODUCT IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

TEH KOTAK

Studi pada Mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh:Sesarius Selapino Hardani

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh parsial dari corporate image, user image, dan product image secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.

Jenis penelitian ini yakni studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus Paingan dan Mrican dengan jumlah sample 200 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner yang dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2014.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil analisis data menunjukan bahwa: corporate image tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara sendiri, sedangkan variabel user image dan product image secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk teh kotak.

(23)

xx

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CORPORATE IMAGE, IMAGE USER, AND PRODUCT IMAGE ON PURCHASE DECISION OF TEH KOTAK

A study at Sanata Dharma University Yogyakarta

Sesarius Selapino Hardani

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

This study aims to determine if there is partial influence of a corporate image, user image and product image on purchasing decisions of Teh Kotak.

This type of research was the case study at the Sanata Dharma Yogyakarta especially of campus Paingan and Mrican with the total sample of 200 respondents. Data collection techniques used were questionnaires conducted in September and October 2014. The sampling technique used was quota sampling. The analysis technique used was the Multiple Linear Regression Analysis.

Results of the data analysis showed that: corporate image did not influence the purchase decisions, while user image and product image did influence purchasing decisions of Teh Kotak.

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian global berkembang sangat cepat dan di

sertai kemajuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan, hal ini memacu

perkembanangan di sektor perekonomian di setiap negara tak terkecuali di

negara indonesia sendiri. Pada zaman globalisasi seperti ini setiap produsen

di setiap negara dituntut untuk lebih kompetitif demi dapat bersaing dengan

produsen di dalam negri maupun diluar negeri dengan berbagai cara dengan

melakukan pembenahan kinerjanya dalam rangka memenuhi kualitas produk

atau jasa yang dikehendaki oleh pasar (konsumen). Dengan munculnya

persaingan-persaingan ini setiap produsen dituntut untuk bekerja keras demi

mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Dengan demikian maka

setiap produsen di paksa untuk mebuat dan merancang disain dari strategi

pemasaran untuk mencari dan mempertahankan setiap pangsa pasar yang ada.

Untuk mempertahankan eksistensi perusahaan setiap produsen akan

mengembangkan strategi-strategi pemasaran untuk menghalau gangguan dari

para kompetitor dan mengetahui keinginan dari setiap segmentasi pasar yang

akan dituju. Dengan demikian perusahaan harus menelusuri lebih dalam

produk yang seperti apa yang diinginkan oleh sebuah konsumen dengan

meneliti sebuah produk. Salah trategi yang dapat di gunakan adalah

(25)

penting dikarekan pemberian sebuah brand atau pencitraan sebuah brand

tersebut sangatlah mempengaruhi dalam keputusan seorang konsumen dalam

keputusannya membeli produk tersebut. Oleh karna itu pencitraan perusahaan

dalam sebuah produk sangatlah penting untuk mempengaruhi pelanggan agar

dapat membeli produk tersebut. Dengan kata lain perusahaan harus

membangun image yang baik terhadap prouk tersebut.

Menurut Kotler (2007 : 346) citra merek ialah persepsi dan keyakinan

yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi

dalam memori konsumen. Nugroho (2003 : 182) menyatakan

bahwa image atau citra adalah realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar

tidak cocok dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Citra

akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai pengalaman yang

cukup dengan realitas baru. Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa

sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang

baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangunan citra atau brand image

sangatlah penting dalam keputusan seorang konsumen terhadap suatu produk.

Dalam mencermati citra merek menurut Biels (1992) yang dikutip

olehSimamora (2003) dan Sutisna (2001) dalam Widianingsih (2009), dapat

ditinjaumelalui tiga variabel utama yaitu citra perusahaan (corporate image),

citrakonsumen (user image), dan citra produk (product image). Dan menurut

Chen (Danupranata, 2007:1990) citra merek itu sendiri dapat terbentuk dari 3

(26)

Pada masa ini salah satu bisnis yang mengalami kemajuan pesat

yaitu produk minuman ringan khususnya produk minuman yang berasal dari

teh. Menjamurnya produk-produk baru baik prduk buatan lokal maupun yang

mempunyai lisensi dari luar. Hal ini membuat produsen teh lokal yang sudah

lam bekecimpung di bisnis tersebut harus memutar otak untuk menghadapi

pesaing-pesaing tersebut dengan mengedepankan berbagai strategi pemasaran

maupun menonjolkan keunggulan-keunggulan dari produk pesaing agar

diharapkan dapat mempertahankan konsumen produk tersebut dandisisi lain

juga dapat menarik konsumen-konsumen barudengan menanamkan citra

yang baik terhadap produk teh tersebut.

Teh kotak merupakan salah satu jenis produk teh yang menggunakan

kotak karton untuk pengemasan produk minumannya, yang di produksi oleh

PT Ultra Jaya,tbk. Dan produk Teh Sosro merupakan market leader dari

perusahaan teh tersebut, PT Sosro terus menerus berusaha untuk

mempertahankan pangsa pasarnya dan PT Ultra Jaya dan perusahaan yang

bergrak di bidang usaha teh harus memikirkan cara untuk mengambil alih

atau setdaknya sedikit demi sedikit mengambil pangsa pasarnya

menggunakan strategi pendiferensiasi produknya dengan penggunaan

kemasan yang menggunakan kotak karton yang lebih dulu di bandigkan

(27)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah tersebut untuk mengetahui adakah pengaruh`Brand

image terhadap keputusan seorang konsumen dalam membeli sebuah produk

yaitu teh kotak dengan melihat dari 3 variabel antara lain ; corporate image,

user image, dan product image.

1. Apakah corporate image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa

membeli produk Teh Kotak ?

2. Apakah user image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa membeli

produk Teh Kotak ?

3. Apakah product image berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa

membeli produk Teh Kotak?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah seluruh

mahasiswa Sanata Dharma yang mengkonsumsi produk Teh Kotak dengan

kriteria:

1. Mahasiswa/mahasiswi Sanata Dharma yang pernah mengkonsumsi produk

teh kotak lebih dari sekali.

2. Untuk penelitian ini hanya mengukur citra produsen, produk dan

konsumen untuk menjadi tolak ukur pembelian produk yang menjadi

responden adalah para konsumen produk teh kotak yang merupakan

(28)

3. Pada variabel corporate image, yang menjadi indikator penelitian adalah

merek, kualitas, manfaat, rasa.

4. Pada variabel user image, yang menjadi indikator penelitian adalah

menarik, menyegarkan, menyehatkan

5. Pada variabel product image, yang menjadi indikator penelitian adalah

nama besar perusahan, layanan perusahaan, jaringan perusahaan

D. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah corporate image berpengaruh terhadap

keputusan mahasiswa membeli produk teh kotak

2. Untuk mengetahui apakah user image berpengaruh terhadap keputusan

mahasiswa membeli produk teh kotak

3. Untuk mengetahui apakah product image berpengaruh terhadap keputusan

mahasiswa membeli produk teh kotak

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya peelitian ini saya mengharapkan manfaat dari hasil

penelitian saya mengenai pengaruh dari Brand Image terhadap keputusan

seseorang untuk membeli sebuah produk. Adapun manfaat dari penelitian

(29)

1. Bagi Perusahaan.

Penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan kepada

pihak terkait terutama bagintu manajer pemasaran untuk mengethui

faktor-faktor apa yang mempengaruhi brand image yang mempengaruhi

konsumen dalam keputusan pembelian terhadap produk Teh kotak dan

dapat digunakan sebagairefrensi dalam menentukan strategi pemasaran

untuk dapat bersaing.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma.

Dengan adanya penelitian diharapkan dapat menambah koleksi

karya ilmiah yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi Sanata Dharma dan

sebagai sumber acuan refrensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis.

Penelitian ini sebagai aplikasi dari teori yang telah didapatkan

penulis selama perkuliahan ini slama ini dan juga untuk mengukur sejauh

mana penulis memahami materi tentang manajemen pemasaran.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan : latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan : landasan teori-teori yang mendukung penulisan

(30)

selanjutnya, penelitian sebelumnya, kerangka konseptual

penelitian, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan : jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,

waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,

sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengujian

instrumen, teknik analisis data, uji asumsi klasik, pengujian

hipotesis.

BAB IV : GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN

Bab ini berisikan : tentang sejarah perusahaan, visi dan misi

perusahaan, lokasi perusahaan, aktifitas perusahaan, struktur

organisasi, job description.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan : tentang pembahasan dari permasalahan serta

melakukan pengujian data dan alat analisisnya.

BAB VI : KESIMPULAN

Bab ini berisikan : tentang kesimpulan dan saran-saran yang

(31)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Pengertian manajemen pemasaran yaitu sebuah konsep pemikiran

mengetai bagai mana cara memuaskan keinginan pelanggan dengan

mempertimbangkan bebebapa konsep manajemen yang diantaranya

yaitu; konsep produksi berusaha menciptakan efisiansi produk, konsep

produk yang berkonsentrasi pada produk superior dan penyempurnaan

kualitas, konsep penjualan yang berkonsentrasi pada usaha-usaha

promosi dan penjualan yang aresif, konsep pemasaran yang bertumpu

pada 4 pilar utama yaitu (pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran

ter integrasi, dan profitabilitas). Beberapa pengertian pemasaran oleh

beberapa teori dari tokoh-toko pemasaran:

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:5) mendefinisikan

manajemen pemasaran merupakan ilmu memilih pasar sasaran dan

meraih, mempertahankan,serta menumbuhkan pelanggan dengan

mnciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul.

Menurut AMA (2009:5) yang di kutip oleh Kotler dan Keller

adalah fungsi orgaanisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

(32)

mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi

dan pemangku kepentingan.

Kotler, Amstrong (2003:7) mendefinisikan pemasaran sebagai

proses sosialisasi dan manajerial dimana individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan

dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.

Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2003 : 3) pengertian

manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan

pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun

dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar

sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Berikut ini pengertian menurut Tjiptono (2002 : 16), Manajemen

Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi

penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk

menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi

tujuan pelanggan dan organisasi.

Dengan melihat definisi dari beberapa teori yang dikemukakan

maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah kegiatan

perusahaan yang sangatlah penting yang memerlukan stiap peran dalam

struktur organisasi perusahaan agar dapat memenuhi targetet penjualan

(33)

2. Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan unsur terpenting dalam manajemen

pemasaran yang menggunakan alat-alat yang digunakan untuk mendapat

tanggapan yang diinginkan pasar yang membentuk suatu bauran pasar

yaitu Marketing Mix

Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 55), Mengatakan bauran

Pemasaran adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi dan

penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan

pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju.

Kotler Amstrong (2003 : 78), Mengatakan bauran Pemasaran

adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan

produk, harga, tempat (distribusi), promosi yang dipadukan oleh

perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan

dalam pasar sasaran.

Menurut Zeithaml dan Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati

(2005:28) pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut: “Bauran

pemasaran adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang dapat di

kontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen

dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen .”

Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan Marketing Mix

merupakan alat yang digunkan untuk mendapatkan respon dari

(34)

mencapai tujuanpemasaran yang efektif. Berikut variabel-variabel yang

ada dalam marketing mix:

a. Produk

Produk yang merupakan unsur pertemun antara barang fisik, jasa,

orang, tempat, organisasi dan gagasan yang menentukan kedudukan

perusahaan di pasar.

b. Harga

Menurut Monroe (2005) Harga merupakan pengorbanan ekonomis

yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.

Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam

mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel,

Blackwell dan Miniard, 1996).

Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap

individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi

individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan

kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).

c. Promosi

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual

kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk

mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu

perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran

dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media

(35)

Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1)

Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan

masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi

yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu

sendiri.

d. Distribusi

Saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan

segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk

dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen”. Dari definisi

diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah

keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai

dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau

pemakai industri.

Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar

dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperli hatkan

berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan

produk atau jasa dipe roleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

3. Pengertian Produk

Produk adalah unsur terpenting dalam pemasaran yang tidak hanya

berupa barang jadi tetapi juga bisa merupakan jasa tempat organisasi

maupun gagasan yang dikemukakan oleh seseorang yang tidak

(36)

Menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005 : 69) produk

adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan

keinginan atau kebutuhan.

Sedangkan menurut Lamb Jr, et all diterjemahkan oleh Octaveria

(2001 : 414) produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan maupun

tidak, yang diperoleh seseorang melalui pertukaran.

Menurut Ratih Hurriyati (2005:50-51), produk jasa merupakan

suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat

dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi

aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.Sesungguhnya pelanggan

tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dan nilai dari

sesuatu yang ditawarkan.’Apa yang ditawarkan’ menunjukan sejumlah

manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari pembelian suatu barang

atau jasa.

4. Brand

Brand (merek) merupakan salah salah satu bagian terpenting dari

suatu produk. Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik

itu produk yang berupa barang maupun jasa. Sebagai contoh: Apabila

terdapat 2 (dua) buah botol parfum yang diisi dengan jenis parfum yang

sama baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, maka parfum yang

diberi merek akan lebih dianggap bernilai, lebih bagus dan lebih

berkualitas dibandingkan dengan parfum yang sama, tetapi parfum

(37)

produsen atau perusahaan. Karena itulah perusahaan berusaha terus

memperkenalkan merek yang dimilikinya dari waktu ke waktu, terutama

konsumen yang menjadi target marketnya.

Pengertian tentang merek, “Merek adalah istilah, tanda, simbol,

desain atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang atau sekelompok

penjual, yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk lain

terutama produk saingannya” (Kotler,1987, p. 440).Elemen – elemen

dari merek adalah:

a. Nama

b. Logo

c. Simbol

d. Desain

e. Slogan

f. Kemasan

Menurut America Marketing Association (Kotler,2007:332) merek

adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari

semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari

barang atau jasa pesaing.

Menurut Aaker (dalam Lutiary Eka Ratri, 2007:32), merek adalah

caramembedakan sebuah nama dan atau simbol (logo, trademark, atau

(38)

dari satu produsen atausatu kelompok produsen dan untuk membedakan

barang atau jasa itu dariprodusen pesaing.

Menurut Bilson Simamora (2001 : 149) brand adalah nama, tanda,

istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditujukan untuk

mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau

layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain.

Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 421) berpendapat bahwa pengertian

brand adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan

keempatnya, yang mengidentifikasi produk para penjual dan

membedakannya dari produk pesaing.

Sedangkan pengertian brand menurut Kotler, Amstrong (2003 :

349) brand adalah suatu nama, kata, tanda, symbol, atau desain atau

kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau

penjual produk dan jasa tertentu. Dari pengertian-pengertian di atas

simbol, tanda mengidentifikasi produk dan membedakan perusahaan

dengan produk asing.

5. Kriteria Dalam Pemilihan Elemen Merek

a. Mudah diingat

Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat,

dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan

hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat

untuk diingat dan dikonsumsi.

(39)

Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna

maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini

dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk

tersebut.Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:

1) informasi umum tentang kategori dan isi dari produk

2) informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk

dan manfaat dari produk.

c. Menarik dan lucu

Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan

variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya

akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah

desain yang menarik dan lucu.

d. Fleksibel

Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh

daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun

tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan

elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun

sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya

(40)

e. Legal

Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan

undang-undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindung hukum.

Hal – hal yang berkaitan erat dengan merek adalah :

1) Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek

yang dapat diucapkan atau dilafalkan. Contoh : Avon, Toyota,

Disneyland, Pepsodent, dan lain-lain.

2) Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang

dapat dikenali,namun tidak dapat dibaca atau diucapkan.

Tanda merek ini berupa logo, simbol, warna, gambar, desain.

6. Keputusan Pemberian Brand

Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 350), Keputusan Sponsor

Merek (Branding Sponsor Decision) Menurut Kotler, Amstrong (2003 :

351), perusahaan memiliki empat pilihan sponsor merek, yaitu:

a. Merek Produsen (Manufactured Brand), produk yang diberi merek

berdasarkan nama perusahaannya.

b. Merek Pribadi (Private Brand), merek yang diciptakan dan dimiliki

oleh pengecer suatu produk jasa.

c. Pelisensian (Licensing), perusahaan menggunakan lisensi nama atau

simbol yang telah diciptakan sebelumnya untuk perusahaan lain,

(41)

d. Merek Bersama (Co-Branding), adalah praktek penggunaan nama

merek yang mapan oleh dua perusahaan yang berbeda pada produk

yang sama.

Keputusan Nama Merek (Brand Name Decisions) Menurut Philip

Kotler (2000 : 469) terdapat empat strategi dalam pemberian nama

merek, yaitu :

a. Nama Merek Individu (Individual Brand Name), perusahaan

mencari nama terbaik untuk masing-masing produk baru. Contoh :

Indofood (Indomie, Supermie, Sarimie)

b. Nama Merek Kelompok Untuk Semua Produk, perusahaan

memberikan merek pada semua produk dengan menggunakan nama

kelompok. Contoh: Kijang, Corolla (Toyota)

c. Nama Merek Kelompok Untuk Produk Yang Berbeda, perusahaan

memproduksi produk-produk yang agak berbeda, tidak

menggunakan nama kelompok keseluruhan. Contoh: Indofood

(kecap Indofood, saus Indofood)

d. Nama Dagang Perusahaan Dikombinasikan dengan Nama

Perusahaan, produsen mengikat nama-nama perusahaan mereka

pada satu nama merek individual untuk masing-masing produk.

Contoh: Lippo (Bank Lippo, Asuransi Lippo)

7. Keputusan Strategi Merek (Brand Strategy Decisions)

Menurut Kotler, Amstrong (2003 : 357), perusahaan mempunyai

(42)

a. Perluasan Lini (Line Extention), penggunaan nama merek yang

sukses untuk memperkenalkan hal-hal baru ke kategori produk

tertentu dengan menggunakan merek yang sama. Contoh : Coke

(New, Classic, Cheryy)

b. Perluasan Merek (Brand Extention), penggunaan merek yang telah

berhasil untuk meluncurkan produk baru atau hasil modifikasi ke

kategori baru. Contoh : Samsung (Peralatan rumah tangga,

Elektronik, Handphone)

c. Aneka Merek (Multi Brand), strategi yang dipakai pedagang untuk

mengembangkan dua merek atau lebih dalam kategori produk yang

sama. Contoh: Shampoo Unilever (Sunsilk, Clear) 21

d. Merek Baru (New Brand) Perusahaan meluncurkan produk dalam

kategori baru

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Brand

a. Pemberian nama berdasarkan pencipta produk.

Contoh: Estee Lauder Cosmetics, Orville Redenbacher popcorn

b. Pemberian nama berdasarkan tempat

c. Contoh: Surabaya Plaza Hotel, British Airways, Sante Fe Cologne

d. Pemberian nama berdasarkan nama hewan / burung

e. Contoh: Mustang automobiles, rokok Kuda Mas

f. Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu

(43)

h. Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut,yang

berartinama menjelaskan keberadaan produk yang dipasarkan.

Contoh: Just Juice

i. Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk

j. Contoh : Mop and Glo floor cleaner: produk pembersih lantai

9. Karakter Brand Supaya Menjadi Brand yang Berpotensi

a. Quality Product

Sejak kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai

merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan

konsumen.

b. Being first

Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.

c. Unique positioning concept

Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan

membedakan dari pesaingnya

d. Strong communications program

Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif,

pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan

fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat

komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan

(44)

e. Time and Consistency

Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan

waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di

dalamnya. Dalam memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu

yang berkesinambungan (terus– menerus) dan dihubungkan dengan

perubahan lingkungan.

Bilson Simamora (2001:154) membagi karakteristik brand image

:Mencerminkan manfaat dan kualitas, Singkat dan sederhana, Mudah

diucapkan, didengar, dibaca, dan diingat, Memiliki kesan berbeda dari

merek-merek yang sudah ada, Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa

asing dan tidak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing,

Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak

paten.

10. Tingkatan Brand

Philip Kotler (2000 : 460) membagi menjadi beberapa tingkat

a. Atribut, brand pertama-tama mengingatkan orang pada

atribut-atribut tertentu. Atribut tersebut mencirikan produk sehingga

menjadi hal pertama yang diingat oleh konsumen.

b. Manfaat, pelanggan tidak hanya membeli atribut, mereka juga

membeli manfaat. Oleh karena itu, atribut harus diterjemahkan

menjadi manfaat fungsional dan emosional.

c. Nilai, brand juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai oleh

(45)

persentase tinggi. Pemasar harus mengetahui nilai yang sesuai

dengan paket manfaat yang diinginkan oleh konsumen.

d. Budaya, brand mencerminkan budaya tertentu.

e. Kepribadian, brand juga menggambarkan kepribadian. Konsumen

biasanya mencocokkan kepribadian mereka yang sesuai dengan

brand.

f. Pemakai, brand yang menunjukkan jenis konsumen yang membeli

atau menggunakan produk.

11. Image

Menurut Nugroho (2003 : 182) menyatakan bahwa image atau

citra adalah realitas, oleh karena itu jika komunikasi pasar tidak cocok

dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Citra akhirnya

akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai pengalaman yang

cukup dengan realitas baru. Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa

sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang

baik.

Sedangkan pengertian citra menurut Alma, Buchari (1992) citra

merupakan kesan, impressi, perasaan atau persepsi yang ada pada publik

mengenai perusahaan, suatu obyek, orang atau lembaga. (p.32). Bagi

perusahaan citra berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri

perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui

atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah

(46)

dihadapan orang. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi

konsumen dalam mengambil keputusan penting. Contoh: keputusan

untuk membeli suatu barang, keputusan untuk menentukan tempat

bermalam, keputusan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman,

pengambilan kursus, sekolah, dan lain-lain. Citra yang baik akan

menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra yang

buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan

perusahaan dalam persaingan.

Menurut Kotler (2000 : 338) adalah persepsi masyarakat terhadap

perusahaan atau produknya. Pengertian image secara umum, merupakan

sekumpulan keyakinan, ide, kesan, dan persepsi dari seseorang, suatu

komunitas, atau masyarakat terhadap suatu produk, merek, figur,

organisasi, perusahaan bahkan Negara yang dibentuk melalui suatu

proses informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Image lahir

dari suatu persepsi dan setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda

dari objek yang sama karena ada tiga proses pembentukan persepsi,

yaitu:

a. Selective Attention, individu tidak dapat merawat seluruh stimuli

atau rangsangan yang diterima karena kapasitas untuk memperoleh

stimuli tersebut terbatas, maka rangsangan-rangsangan tersebut

diseleksi.

b. Selective Distortion, kecenderungan untuk merubah informasi yang

(47)

12. Brand Image

Kotler (2002:215) mendefinisikan citra merek sebagai

seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap

suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut.

Hapsari (2007) mengambil beberapa kesimpulan tentang brand

image sebagai berikut:

a. Brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek

secara keseluruhan. kepercayaan konsumen terhadap merek dan

bagaimana pandangan konsumen tentang merek.

b. Brand image tidak semata ditentukan oleh bagaimana pemberian

nama yang baik kepada sebuah produk. tetapi juga dibutuhkan

bagaimana cara memperkenalkan produk tersebut agar dapat

menjadi sebuah memori bagi konsumen dalam membentuk suatu

persepsi akan sebuah produk.

c. Brand imagesangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan

pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu merek.

d. Brand imagedapat dianggap jenis asosiasi yang muncul di benak

konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi

tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran

atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.

e. Brand imagesangat berpatokan pada pemahaman, kepercayaan, dan

(48)

f. Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yang muncul dibenak

konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi

tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran

atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek.

g. Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu

produk dengan merek yang bersangkutan di kemudian hari,

sedangkan bagi produsen brand image yang baik akan menghambat

kegiatan pemasaran pesaing.

h. Brand image merupakan faktor yang penting yang dapat membuat

konsumen mengeluarkan keputusan untuk mengkonsumsi bahkan

sampai kepada tahap loyalitas di dalam menggunakan suatu merek

produk tertentu, karena brand image mempengaruhi hubungan

emosional antara konsumen dengan suatu merek, sehingga merek

yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih untuk

dikonsumsi.

13. Variabel Brand Image

Menurut Chen (dalam Danupratana, 2007:90) mengumumkan

bahwa citra merek dapat terbentuk dari citra perusahaan, citra produk,

dan citra pengguna

a. Citra perusahaan adalah pengalaman bagi layanan jasa yang pernah

diterima

b. Citra produk adalah citra yang dihasilkan oleh atribut fungsional

(49)

c. Citra pengguna menunjukan jenis produk tersebut

Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih & Didit

Darmawan (2004 : 41-49) variabel Brand Image adalah :

a. Citra Pembuat (Corporate Image), citra yang ada dalam perusahaan

itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun

imagenya dengan tujuan tak lain agar nama perusahaan ini bagus,

sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang

dilakukan oleh perusahaan.

b. Citra Pemakai (User Image), dapat dibentuk langsung dari

pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat

adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari

produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka

dapatkan dari produk atau layanan tersebut.

c. Citra Produk (Product Image), citra konsumen terhadap suatu

produk yang dapat berdampak positif maupun negative yang

berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.

Sedangkan menurut Sutisna (2001 : 80), brand image memiliki 3

variabel pendukung, yaitu :

a. Citra Pembuat (Corporate Image) merupakan sekumpulan asosiasi

yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat

(50)

b. Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan

suatu barang atau jasa.

c. Citra Produk (Product Image) merupakan sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.

Menurut (Mohammad, hal 61) ada 3 indikator brand image

a. Coorporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersiapkan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu

barang atau jasa. Citra pembuat ini meliputi: pupularitas,

kredibilitas, jaringan perusahaan, serta pemakaian itu

sndiri/penggunanya

b. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersiapkan konsumen terhadap pemakaian yang menggunakan

suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakaian itu sendiri, serta status

sosialnya

c. Product Image (citra produk), yautu sekumpulan asosiasi yang

dipersiapkan konsumen terhadap suatu barang atau jasa, Meliputi:

atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan

14. Manfaat Brand Image

Pandangan konsumen terhadap suatu brand merupakan hal yang

sangat penting dalam strategi pemasaran. Suatu image dapat membantu

perusahaan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang

(51)

Menurut Sutisna (2001 : 83), ada beberapa manfaat dari brand

image yang positif, yaitu :

a. Konsumen dengan image yang positif terhadap suatu brand, lebih

memungkinkan untuk melakukan pembelian.

b. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan

memanfaatkan image positif yang telah terbentuk terhadap brand

produk lama.

c. Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan

jika brand image produk yang telah ada positif.

15. Fungsi Brand Image

a. Bagi konsumen

Identifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa.

Mutu/kualitas produk berupa barang nyata/tampak dari kondisi

barang tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang.

Sedangkan produk yang berupa jasa, mutu/kualitas pelayanan adalah

pelayanan kepada tamu.

Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya

nama/merek maka akan memudahkan pembeli menemukan produk

yang dicari/diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif.

Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk

baru yang mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.Untuk

(52)

okonsumen/resiko konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan,

resiko kesalahan fungsi produk, kesalahan harga, ataupun resiko

ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi.

b. Bagi produsen/penjual

1. Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri

masalah yang timbul.

2. Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga

tidak ada produk lain yang meniru.

3. Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar

4. Membantu penjual dalam menarik pelanggan/konsumen yang

setia dan yang menguntungkan.

5. Membantu membangun citra perusahaan/produsen (jika merek

tersebut menimbulkan persepsi positif di masyarakat)

6. Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan

7. Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang

membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama

produk saingan.

c. Bagi publik, brand bermanfaat dalam hal, Bilson Simamora

(2001:153) :

1. Pemberian brand memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan

lebih konsisten.

2. Brand meningkatkan efisiensi pembeli karena brand dapat

(53)

3. Meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen terdorong

untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan dari

pesaing.

16. Perilaku Konsumen

Menganalisa perilaku konsumen berarti memahami sebagian

kebiasaan dari kehidupan manusia. Perilaku konsumen dalam

melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Produsen menyadari bahwa

perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri bagi mereka,

karena jika perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen maka mereka akan loyal terhadap produk yang

perusahaan tawarkan.

Pemahaman atas perilaku konsumen menjadi sangat penting bagi

keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Oleh karena itu,

perusahaan bukan hanya harus dapat memenuhi dan memuaskan

keinginan ekonomi saja, melainkan juga kebutuhan sosial dan motivasi

lain yang diharapkan konsumen.

17. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil

keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah

tersedia seperti waktu, uang, dan usaha guna memperoleh

(54)

dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi, sosiologi, sosial,

antropologi, dan juga ilmu ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa

perilaku kosumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu.

Menurut Lamb Jr, et all diterjemahkan oleh Octaveria (2001 :

188) menggambarkan bagaimana konsumen membuat

keputusan-keputusan pembelian barang dan jasa.

Sedangkan menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan (2005 :

201) perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok

dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan

barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan

kebutuhan dan hasrat mereka.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang untuk

melakukan pembelian dan menggunakan barang atau jasa dengan

melakukan tindakan yang langsung terlibat untuk memperoleh barang

atau jasa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

mereka.

18. Jenis-jenis Perilaku Pembelian Konsumen

Kotler yang diterjemahkan oleh Molan (2005 : 221) membagi

empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat

keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antara brand, yaitu :

a. Complex Buying Behaviour (Perilaku pembeli yang kompleks)

(55)

1) Pembelian mengembangkan keyakinan mengenai produk

tertentu.

2) Mengembangkan dan membangun sikap terhadap produk

tersebut.

3) Membuat pilihan yang penuh pemikiran.

Konsumen termasuk ke dalam Complex Buying Behaviour ketika

mereka sangat dilibatkan dalam pembelian dan sadar akan

perbedaan signifikan di antara brand.

b. Dissonance-Reducing Buyer Behaviour (Perilaku pembelian yang

mengurangi ketidakefisienan). Kadang-kadang konsumen sangat

terlibat dalam pembelian tetapi melihat sedikit perbedaan di antara

brand. Keterlibatan tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian

mahal, jarang dilakukan, dan berisiko.

c. Habitual Buying Behaviour (Perilaku pembelian karena kebiasaan)

Banyak produk dibeli di bawah kondisi keterlibatan konsumen

rendah dan tidak ada perbedaan nyata di antara berbagai brand.

d. Variety-Seeking Buying Behaviour (Perilaku pembeli mencari

keragaman) Beberapa situasi pembelian dikarakteristikan oleh

keterlibatan rendah, tetapi perbedaan brand yang signifikan.

Konsumen banyak melakukan pertukaran brand, hal ini terjadi

(56)

e. Keputusan Pembelian

Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh mengenai

pembelian konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai

bagaimana sebenarnya para konsumen membuat keputusan

pembelian mereka. Konsumen tidak langsung memutuskan membeli

suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak

pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli atau

tidak produk tersebut. Pengertian Keputusan Pembelian

1) Keputusan pembelian itu sendiri menurut Kotler (2002:204)

adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi

diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli

produk yang paling disukai.

2) Sedangkan menurut Saladin (2003:13), ada tiga faktor penyebab

timbulnya keputusan pembelian yaitu:

a) Sikap orang lain: Keputusan membeli itu banyak

dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga atau siapa yang ia

percaya.

b) Faktor-faktor situasi yang tidak terduga: Seperti faktor harga,

pendapatan keluarga dan manfaat yang diharapkan dari

produk tersebut.

c) Faktor-faktor yang dapat diduga: faktor situasional yang

(57)

Jadi dapat disimpulkan, keputusan pembelian itu sendiri

adalah hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk

dijadikan referensi dalam proses pengambilan keputusan.

19. Tahapan-tahapan Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian

suatu produk atau jasa diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan

kebutuhan dan keinginan. Untuk dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen perusahaan harus memahami tahap-tahap yang

dilalui oleh seorang konsumen dalam melakukan pembelian.

Tahapan-tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler (2005 : 224) adalah sebagai

berikut:

a. Pengenalan Masalah, proses pembelian dimulai saat pembeli

mengenai masalah dan kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat

dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian Informasi, proses pengambilan keputusan pembeli dimana

konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen

mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari

informasi secara aktif. Sumber informasi konsumen terbagi ke dalam

empat kelompok yaitu:

1) Sumber pribadi: Keluarga, teman-teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber niaga: Periklanan, petugas penjual, kemasan.

3) Sumber umum: Media massa dan organisasi konsumen.

(58)

c. Evaluasi Alternatif, proses keputusan pembeli dimana konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek

alternatif di dalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan

memperhatikan ciri-ciri atau sifat yang berkaitan langusng dengan

kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada

suatu brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri

mengenai image suatu brand tersebut akan menciptakan minat untuk

membeli.

d. Keputusan Pembelian, tahap ketika konsumen benar-benar membeli

produk tersebut. Keputusan pembelian konsumen adalah membeli

atribut yang paling disukai, tetapi dua faktor yang dapat muncul

antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor

pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah situasi yang

tidak diharapkan. Konsumen mungkin niat untuk membeli

berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga yang diharapkan

dan manfaat produk yang diharapkan.

e. Perilaku Pasca Pembelian, proses keputusan pembelian dimana

konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah melakukan

pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka

terhadap suatu produk atau brand.

Ada beberapa hal yang harus pemasar perhatikan setelah produk terjual:

1. Keputusan pasca pembelian, yaitu keadaan dimana konsumen

(59)

merupakan suatu fungsi. kedekatan antara harapan pembeli terhadap

suatu kinerja produk yang dirasakan. Apabila kinerja produk kurang

dari apa yang diharapkan maka pelanggan akan kecewa, tetapi bila

kinerja produknya sesuai dengan yang diharapkan maka pelanggan

akan puas.

2. Tindakan pasca pembelian, yaitu tindakan yang akan diambil

konsumen setelah melakukan pembelian. Apabila konsumen merasa

puas maka kemungkinan besar mereka akan membeli produk itu dan

juga akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai brand tersebut

pada orang lain. Sebaliknya, jika konsumen tidak puas maka akan

meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut. Bahkan

konsumen akan mengadukan keluhan pada perusahaan tersebut.

3. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian, yaitu keadaan dimana

konsumen menggunakan/menghabiskan suatu produk. Jika

konsumen menggunakan kegunaan baru produk tersebut, pemasar

harus mengiklankan kugunaan-kegunaan ini. Jika konsumen

membuang produk, pemasar harus mengetahui bagaimana mereka

membuangnya, terutama jika produk tersebut merusak lingkungan.

Tingkat kepuasan konsumen merupakan suatu fungsi dari keadaan

produk yang sebenarnya dengan keadaan produk yang diharapkan

konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi

(60)

jika konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan beralih ke

merek lain.

4. Pihak-pihak yang berperan dalam Proses Pembelian Secara

khusus,pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat

keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan

langkah-langkah dalam proses pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian,

dan langkah-langkah dalam proses pembelian. Peran pembelian

adalah sesuatu yang mudah untuk mengidentifikasi dari banyak

produk. Lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan

pembelian menurut Kotler (2005 : 220) adalah sebagai berikut :

a. Pencetus yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan

untuk membeli produk atau jasa.

b. Pemberi Pengaruh yaitu orang dengan pandangan atau sarannya

mempengaruhi keputusan.

c. Pengambilan keputusan yaitu orang yang mengambil keputusan

mengenai setiap komponen keputusan pembelian, apakah

membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana

akan membeli.

d. Pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

e. Pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau

(61)

Dari penelitian tersebut menurut hipotesis yang telah peneliti

kemukakan melihat dari pengertian bauran pemasaran mengenai

bagaimana memuaskan keinginan pelnggan dengan memperimbangkan

beberapa konsep manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli

dapat disimpulka Marketing Mix merupakan alat yang digunakan untuk

mendapatkan respon dari konsumen untuk mendapatkan kepuasan dari

pelanggan sehingga mencapai tujuan pemasaran yang efektif melalui

beberapa variabel yakni; produk, harga, promosi dan distribusi.

Dari ketiga variabel tersebut diambil salah satu variabel yang

paling penting mengenai produk, yang dari pengertiannya tersebut dapat

disimpulkan produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar

untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam memusakan

keinginan dan kebutuhan pelanggan ssebuah produk harus meliahat juga

dari Brand.

Di dalam brand tersebut dapat ditinjau dari kriteria dalam

pemelihan elemen merek, keputusan pemberian brand, keputusan strategi

merek, faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemberian brand,

karakter brand supaya menjadi brand yang berpotensi, dan juga tingkan

brand.

Setelah mengetahui pengertian dan apa saja yang mempengaruhi

brand dalam sebuah prodak maka selanjutnya pengertian image dan

setelah mengetahu pengertian dari brand dan image tersebut maka di

Gambar

Gambar II.1
Tabel III.1
tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian produk hijau Teh Kotak pada bab sebelumnya, maka

Hasil penelitian didapat baik secara bersama-sama maupun secara sendiri- sendiri variabel Kualitas Produk, Pelayanan, Harga dan Promosi terhadap keputusan pembelian pada rumah

Untuk hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh antara variabel product image, user image dan product image secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari brand awareness dan brand image terhadap keputusan pembelian produk Teh Botol Sosro kemasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image , corporate social responsibility (CSR), dan kualitas produk terhadap keputusan

Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Brand Image , Corporate Social Responsibility , dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk The

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan dari pengaruh variabel product design dan brand image terhadap keputusan pembelian hijab Rabbani cabang

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1 Adakah pengaruh brand awareness dan brand image terhadap keputusan pembelian minuman pada outlet Chatime di Palembang, 2 adakah pengaruh