• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Diagram Alir Penelitian

Adapun tahap – tahap yang akan dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Kawat Tembaga Dan Alumunium

Peleburan T = 1200oC

Penambahan Inokulan sebanyak 0,6% wt, 0,8% wt, dan 1,0% wt dengan

temperatur cetakan 300oC

Penuangan pada cetakan

Pengujian Kekerasan

Pengujian Mikroskop

Optik Pengujian

Keausan Penambahan Inokulan sebanyak 0,6% wt, 0,8% wt, dan 1,0% wt dengan

temperatur cetakan 350oC

Penambahan Inokulan sebanyak 0,6% wt, 0,8% wt, dan 1,0% wt dengan

temperatur cetakan 400oC

(2)

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1) Crucible 2) Tabung Gas 3) Tungku Pelebur 4) Cetakan Besi 5) Burner

6) Alat Uji Kekerasan 7) Alat Uji Keausan 8) Mikroskop Optik 9) Timbangan Digital

Data Pengamatan

Analisa dan Pembahasan Literatur

Kesimpulan

(3)

3.2.2 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Limbah Kawat Tembaga 2. Alumunium

3. Serbuk Mangan

3.3. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan akan dijelaskan melalui tahap–tahap berikut:

3.3.1 Pembuatan Sampel

Kabel tembaga bekas ditimbang seberat 544,5 gram lalu alumunium dipotong-potong dan ditimbang seberat 60,5 gram, lalu serbuk inokulan mangan ditimbang dengan komposisi 0,6% berat, 0,8% berat dan 1,0% berat lalu inokulan dibungkus dengan alumunium foil. Tembaga dan alumunium yang sudah ditimbang tadi dimasukan kedalam crucible dan diletakkan ke dalam tungku pembakaran yang selanjutnya dinyalakan. Inokulan mangan yang sudah dibungkus alumunium foil tadi dimasukkan ke dalam peleburan lalu dilakukan pengadukan. Cetakan besi dipanaskan hingga suhu 300oC, 350oC, dan 400oC, lalu setelah itu dilakukan penuangan.

3.3.2 Pengujian Sifat Mekanik

Pengujian sifat mekanik pada penelitian ini menggunakan pengujian kekerasan dan penguji keausan. Pengambilan sampel pada ingot dapat dilihat

(4)

pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Pengambilan sampel pada ingot

Pengujian kekerasan dilakukan dengan alat uji Hardness Vickers yang diawali dengan prepasari sampel dengan pemotongan setebal 10 mm. sampel selanjutnya dihaluskan permukaannya dengan mesin grinding. Selanjutnya sampel dihaluskan kembali menggunakan mesin poles otomatis dengan menggunakan amplas mulai dari grade 200 hingga grade 1400. Setelah halus, dilakukan pengujian kekerasan hardness vickers kepada setiap sampel pada titik yang dapat dilihat pada Gambar 3.3 di bawah ini

Gambar 3.3 Titik Pengujian Kekerasan

Metode Vickers memiliki prinsip yaitu dengan menitik beratkan pada perhitungan kekuatan bahan terhadap setiap daya luas penampang bidang yang menerima pembebanan tersebut. Lekukan yang benar terbuat dari penumbuk piramida intan dan harus berbentuk bujur sangkar. Metode Vickers

10 mm 25 mm

Pengujian Kekerasan Pengujian Keausan

1 2 3

(5)

ini berdasarkan pada penekan tertentu oleh sebuah identor berbentuk pyramid diamond terbalik dengan sudut puncak 136o ke permukaan logam yang akan diuji kekerasannya.

Gambar 3.4 Ilustrasi Uji Kekerasan (Zulfandy, 2019)

Pengujian sifat mekanik lainnya adalah pengujian keausan. Pengujian Keausan dilakukan dengan menggunakan standar ASTM G99 berbentuk silinder dengan ketebalan 5-10 mm dan diameter 25 mm yang dapat dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini.

Gambar 3.5 Ukuran sampel Pengujian Keausan

Semakin dalam dan besar jejak keausan maka semakin tinggi volume material yang lepas dari benda uji. Ilustrasi skematis antara benda uji dan revolvong disk pada Gambar 3.6 :

25 mm 5-10 mm

mm

(6)

Gambar 3.6 Prinsip Pengujian Keausan Dengan Metode Ogoshi (Wahyuni, 2016)

Keterangan :

Po : Beban h : Kedalaman Bekas Injakan r : Jari-jari b : Lebar bekas Injakan B : Tebalnya revolving disk ɷ : Kecepatan Putar

3.3.3 Analisis Struktur Mikro

Preparasi dilakukan pada sampel yang telah disiapkan dengan mesin amplas otomatis hingga grade 1400. Etsa dilakukan menggunakan larutan feriklorit yang dilanjutkan dengan analisa mikroskop optik dengan menggunakan perbesaran 300x. Hasil mikroskop optik yang didapatkan selanjutnya diolah menggunakan aplikasi image J untuk mencari fasa yang terbentuk.

Referensi

Dokumen terkait

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah yang bertanggungjawab langsung dibawah Presiden. POLRI selalu berkaitan dengan pemerintahan karena salah satu fungsi

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Masalah yang dibahas dalam penulisan ini adalah cara memberikan warna kepada semua simpul-simpul yang ada, sedemikian rupa sehingga 2 simpul yang berdampingan

Faktor penghambat eksternal pe- ngelolaan sampah dengan manajemen bank sampah adalah harga jual sampah di Unit BSM Gurih 32 yang mengikuti harga jual BSM

Setelah Presiden Hosni Mubarak jatuh, militer Mesir menghadapi tantangan serius bagaimana mereka menstranformasikan diri menjadi organisasi militer yang profesional dan

Kelas S3 : Lahan mempuyai faktor pembatas yang sedang, lebih dari satu faktor dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya, faktor pembatas

Dari latar belakang yang diutarakan diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi strategi pembelajaran metakognitif dalam meningkatkan

Rangkaian alat start engine akan menerima perintah dari perangkat smartphone android untuk menjalankan perintah menyalakan dan mematikan relay yang digunakan untuk