• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI SUB SEKTOR OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2017-2020 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI SUB SEKTOR OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2017-2020 SKRIPSI"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI SUB SEKTOR OTOMOTIF DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2017-2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Menyelesaikan Program Studi Strata I

OLEH :

THESYAR KURNIAWAN NIM : C1B018231

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI 2022

(2)

ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Thesyar Kurniawan NIM : C1B01823

Program Studi : Manajemen Konsentrasi : Keuangan

Judul Skripsi : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Industri Sub Sektor Otomotif Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi ini adalah karya asli penulis, selama proses penulisan penulis tidak melakukan kegiatan plagiat atas karya ilmiah orang lain, semua petikan yang penulis ajukan dalam skripsi ini sesungguhnya ada dan disiapkan dengan kaedah ilmiah penulisan.

2. Bila dikemudian hari didapati ketidaksesuaian sebagaimana pada poin (1) maka penulis siap menerima sanksi berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah penulis peroleh.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, 2022

Thesyar Kurniawan NIM. C1B018231

(3)

iii

(4)

iv TANDA PENGESAHAN

Skripsi ini telah di pertahankan di hadapan Panitia Penguji Komprehensif dan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas jambi pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 22 Desember 2022 Jam : 13.00 WIB

Tempat : Telanaipura

PANITIA PENGUJI

Disahkan Oleh :

Dekan FEB Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si. Dr. Zulfina Adriani, S.E., M.Sc.

NIP. 196706021992031003 NIP. 196702151993032004 Jabatan

Ketua Penguji

Nama

Dr. Asep machpudin, SE, MM

Drs. Agus Syarif, MBS

Erwita Dewi, SE,MM Penguji Utama

Drs. H. Firmansyah, M.E.

H. Moh. Ihsan, S.E. M.Si.

Tanda Tangan

(5)

v KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya serta masih diberi- Nya kekuatan, perlindungan dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Industri Sub Sektor Otomotif Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat- sahabat beliau serta kita para pengikut- pengikutnya yang Insya Allah tetap Istiqomah sampai akhir zaman.

Selama penyusunan tugas akhir ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Firmansyah, M.E.. dan Bapak Moh. Ihsan, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran di setiap tahapan pengerjaan Skripsi ini hingga selesai.

2. Keluarga khususnya orang tua penulis Ayahanda tercinta Kurniadi dan Ibunda tercinta Eva Wani yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasi serta mendoakan yang terbaik untuk penulis.

3. Sahabat dan teman-teman penulis yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta teman-teman satu bimbingan yang sama-sama berjuang dan saling memberikan dukungan, informasi dan motivasi selama penyusunan Skripsi ini.

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang

(6)

vi 5. telah membantu sehingga pengerjaan Skripsi ini dapat

terselesaikan.

Atas segala doa, bantuan, saran ataupun bimbingan serta semangat dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya. Semoga dapat dijadikan amal ibadah di sisi Allah SWT.

Besar harapan penulis agar tugas akhir ini hendaknya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jambi, 2022

Thesyar Kurniawan NIM. C1B018231

(7)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham pada Industri Sub Sektor Otomotif di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan teknik purposive sampling, sehingga sampel yang memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel ini penelitian sebanyak 12 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dipublikasikan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan uji parsial (Uji-t) dan Uji Simultan (Uji-F). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. (2) Total Assets Turnover secara parsial berpengaruh terhadap Harga Saham. (3) Debt To Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. (4) Return On Assets secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. (5) Price Earning Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Sahan. (6) Hasil perhitungan secara simultan Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Equity Ratio, Return On Assets, dan Price Earning Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham.

Kata Kunci : Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Equity ratio, Return On Assets, Price Earning Ratio dan Harga Saham

(8)

Viii ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Current Ratio, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over Ratio, Return On Assets, and Price Earning Ratio on Stock Prices in the Automotive Sub Sector Industry on the Indonesia Stock Exchange for The 2017-2020 period. Used in this research is quantitative research. The sample in this study was determined by purposive sampling technique, so that the sample that met the criteria for taking this sample was 12 companies.

This study uses secondary data published on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The data analysis technique used is multiple linear regression using partial test (t-test) and simultaneous test (F-test). The results of this study indicate that: (1) Current Ratio Partially has no effect on stock price.

(2) Total Assets Turnover partially effects the stock price. (3) Debt To Equity Ratio Partially has no effect on stock price. (4) Return On Assets Partially has no effect on stock price. (5) Price Earning Ratio Partially has no effect on stock price. (6) Simultaneous calculation results Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, and price Earning Ratio have an effect on stock prices,

Keywords: Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Equity ratio, Return On Assets, Price Earning Ratio and Stock Price

(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... ..1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Definisi-definisi ... 12

2.1.1 Manajemen ... 12

2.1.2. Manajemen Keuangan ... 13

2.1.3. Laporan Keuangan ... 13

2.1.4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 15

2.1.5. Rasio Keuangan ... 18

2.1.6. Harga Saham ... 20

2.1.7. Current Ratio ... 21

2.1.8. Total Asset Turnover ... 22

2.1.9. Debt To Equity Ratio ... 23

(10)

x

2.1.10 Return On Asset ... 24

2.1.11. Price Earning Ratio ... 25

2.2. Hubungan Antar Variabel ... 26

2.3. Penelitian Terdahulu ... 31

2.4. Kerangka Pemikiran ... 36

2.5. Hipotesis ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 38

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 38

3.2.1. Jenis Data ... 38

3.2.2. Sumber Data ... 38

3.3. Populasi dan Sampel ... 39

3.3.1. Populasi ... 39

3.3.2. Sampel ... 39

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.5. Metode Analisis Data ... 41

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 42

3.5.2. Uji Hipotesis ... 44

3.6. Operasional Variabel ... 46

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ... 50

4.2. Gambaran Umum Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2020 ... 53

4.2.1. PT. Astra Internasional Tbk (ASII) ... 53

4.2.2. PT. Astra Otoparts Tbk (AUTO) ... 54

4.2.3. PT. Garuda Metalindo Tbk (BOLT) ... 54

4.2.4. PT. Indo Kordsa Tbk (BRAM) ... 55

4.2.5. PT. Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) ... 56

(11)

xi

4.2.6. PT. Gajah Tunggal Tbk (GJTL) ... 56

4.2.7. PT. Indo Mobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) ... 58

4.2.8. PT. Indo Spring Tbk (INDS) ... 59

4.2.9. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) ... 59

4.2.10. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) ... 60

4.2.11. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) ... 61

4.2.12. PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM) ... 61

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

5.2. Perkembangan Variabel Penelitian ... 63

5.2.1. Perkembangan Curent Ratio ... 63

5.2.2. Perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) ... 65

5.2.3. Perkembangan Total Assets Turnover (TATO) ... 66

5.2.4. Perkembanga Return On Assets (ROA) ... 68

5.2.5. Perkembangan Price Earning Ratio (PER) ... 69

5.2.6. Perkembangan Harga Saham ... 71

5.3. Analisis Hasil Penelitian ... 72

5.3.1. Hasil Deskriptif ... 72

5.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 74

5.3.3. Analisis Regresi Berganda ... 78

5.3.4. Pengujian Hipotesis ... 80

5.4. Pembahasan ... 83

5.4.1. Pengaruh Curent Ratio Terhadap Harga Saham ... 83

5.4.2. Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Harga Saham ... 83

5.4.3. Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham ... 84

5.4.3. Pengaruh Return On Asset Terhadap Harga Saham ... 84

5.4.5. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham ... 85

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 86

(12)

xii 6.2. Saran ... 87

Daftar Pustaka ... 88 Lampiran………..89

(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perkembangan Curent Ratio Pada Industri Otomotif yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 6

Tabel 1.2. Perkembangan DER Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 7

Tabel 1.3. Perkembangan TATO Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 7

Tabel 1.4. Perkembangan Return On Asset Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 8

Tabel 1.5. Perkembangan Price Earning Ratio Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 8

Tabel 1.6. Perkembangan Harga Saham Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 9

Tabel 3.1. Data Populasi ... 39

Tabel 3.2. Data Sampel ... 40

Tabel 3.3. Operasional Variabel ... 47

Tabel 5.1. Perkembangan Curent Ratio Pada Industri Otomotif Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 64

Tabel 5.2. Perkembangan DER Pada Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 65

Tabel 5.3. Perkembangan TATO Pada Industri Otomotif Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 66

Tabel 5.4. Perkembangan Return On Asset Pada Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 68

Tabel 5.5. Perkembangan Price Earning Ratio Pada Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 70

Tabel 5.6. Perkembangan Harga Saham Pada Industri Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2020 ... 71

(14)

xiv

Tabel 5.7. Hasil Deskriptif ... 73

Tabel 5.8. Uji Normalitas ... 75

Tabel 5.9. Uji Multikolinearitas ... 76

Tabel 5.10. Uji Autokorelasi ... 78

Tabel 5.11. Uji Regresi Linear Berganda ... 79

Tabel 5.12. Uji F ... 80

Tabel 5.13. Uji t ... 81

Tabel 5.14. Uji Koefisien Determinasi ... 83

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Kerangka Berfikir ... 36 Gambar 5.1. Uji Heterokedastisitas ... 77

(16)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Laporan Keuangan Perusahaan...89

LAMPIRAN 2 Perhitungan Rata-Rata Current Ratio Pada Sampel Industri Sub Sektor Otomotif Di BEI Periode 2017-2020...90

LAMPIRAN 3 Perhitungan Rata-Rata Debt To Equity Ratio Pada Sampel Industri Sub Sektor Otomotif Di BEI Periode 2017-2020...91

LAMPIRAN 4 Perhitungan Rata-Rata Total Assets Turnover Pada Sampel Industri Sub Sektor Otomotif Di BEI Periode 2017-2020...92

LAMPIRAN 5 Perhitungan Rata-Rata Return On AssetsPada Sampel Industri Sub Sektor Otomotif Di BEI Periode 2017-2020...93

LAMPIRAN 6 Perhitungan Rata-Rata Price Equity Ratio Pada Sampel Industri Sub Sektor Otomotif Di BEI Periode 2017-2020...94

LAMPIRAN 7 Perhitungan Rata-Rata Harga Saham Pada Sampel Industri Sub Sektor Otomotif Di BEI Periode 2017-2020...95

LAMPIRAN 8 Hasil Olahan Data Hasil Deskriptif...96

LAMPIRAN 9 Hasil Olahan Data Uji Normalitas Pada SPSS...96

LAMPIRAN 10 Hasil Olahan Data Uji Multikolinearitas Pada SPSS...97

LAMPIRAN 11 Hasil Olahan Data Uji Heterokedastisitas Pada SPSS...97

LAMPIRAN 12 Hasil Olahan Data Uji Autokorelasi Pada SPSS...98

LAMPIRAN 13 Hasil Olahan Data Uji Analisis Regresi Linear Berganda Pada SPSS...98

LAMPIRAN 14 Hasil Olahan Data Uji F Pada SPSS...99

LAMPIRAN 15 Hasil Olahan Data Uji t Pada SPSS...99

(17)

xvii LAMPIRAN 16 Hasil Olahan Data Uji Koefesien Determinasi Pada SPSS...100 LAMPIRAN 17 HASIL TURNITIN………....………...…...101

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan atau misi pendorong sangat penting untuk keberhasilan setiap perusahaan, sektor, atau sektor ekonomi. Memaksimalkan nilai perusahaan, keuntungan, kesejahteraan pemangku kepentingan, citra perusahaan, dan tanggung jawab sosial semuanya dinyatakan sebagai tujuan oleh Kasmir (2016).

Bersama dengan manajer lainnya, manajer keuangan bertanggung jawab untuk mencapai semua tujuan tersebut. Ketika manajer keuangan fokus pada peningkatan nilai saham perusahaan, mereka mampu meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Di berbagai titik waktu, harga saham perusahaan akan mencerminkan seberapa dekat pencapaian targetnya. Bisnis sering menggunakan pasar modal sebagai cara untuk mengumpulkan dana tambahan.

Harga pasar riil, sebagaimana didefinisikan oleh Musdalifah Azis (2015), adalah harga saham yang sedang diperdagangkan di pasar terbuka atau, jika pasar ditutup, harga penutupan. Jika harga saham perusahaan terus naik, itu menunjukkan investor memiliki kepercayaan pada pengelolaan bisnisnya. Namun, perlu diingat bahwa investor menyukai perusahaan yang harga sahamnya tidak berfluktuasi secara liar, karena risiko tinggi yang terkait dengan saham yang sangat berfluktuasi menghalangi banyak orang untuk mempertahankannya dalam jangka panjang.

Salah satu aspek investasi yang paling menarik adalah menyaksikan harga saham naik dan turun. Saat harga saham naik, investor menghasilkan uang melalui penjualan saham, dan saat harga saham turun, investor kehilangan uang.

Akibatnya, laba tahunan yang stabil dapat diantisipasi oleh investor perusahaan.

Salah satu cara untuk menilai manajemen suatu perusahaan adalah dengan melihat kinerja sahamnya. Jika pengembalian tinggi dapat dihasilkan secara konsisten, itu akan menyenangkan investor saat ini dan menarik investor baru. Memiliki citra harga saham yang positif di mata investor akan mempermudah pelaku bisnis untuk menarik modal dari pasar luar.

(19)

2 Manajemen perusahaan memikul beban untuk mempertahankan kenaikan harga sahamnya, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah melalui hasil keuangan yang berkelanjutan dan meningkat. Penulis studi ini berencana untuk melihat korelasi antara kesehatan perusahaan dan harga sahamnya. Yang kami maksud dengan “keadaan perusahaan” adalah kesehatan keuangan perusahaan.

Untuk mengukur apakah bisnis berkembang atau tidak, kinerjanya adalah indikator kunci. Ukuran kesuksesan perusahaan yang paling dapat diandalkan dan diterima secara luas adalah kinerja keuangannya, seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Rasio uang adalah alat yang berguna untuk menganalisis laporan keuangan. Seseorang dapat belajar tentang kesehatan keuangan masa lalu, sekarang, dan masa depan suatu perusahaan dengan menganalisis rasio keuangannya. Kinerja investasi dapat dievaluasi dengan bantuan analisis rasio. Analisis rasio adalah alat yang berguna untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan dan mendapatkan wawasan tentang kekuatan dan kelemahannya.

Saingan bisnis didorong untuk meningkatkan permainan mereka dalam menanggapi pasar yang lebih kompetitif dan ekonomi yang lebih dinamis.

Menurut Mahendra (2011), tujuan utama suatu korporasi adalah memaksimalkan keuntungan. Ketiga, fokus utama perusahaan adalah meningkatkan harga sahamnya, yang mencerminkan nilai yang diberikan investor pada perusahaan.

Profitabilitas dalam operasi bisnis diprioritaskan karena mencerminkan potensi perusahaan untuk memenuhi komitmen keuangannya kepada investor.

Profitabilitas perusahaan adalah sejauh mana ia mampu memperoleh pengembalian investasi. Saat membandingkan dua atau lebih bisnis untuk peluang investasi dan efektivitas biaya, satu metrik umum yang digunakan adalah profitabilitas, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan pengembalian investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham.

Evaluasi terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan dapat mengungkapkan apakah sudah mengikuti best practice penerapan keuangan (Fahmi, 2018). Ukuran kesehatan keuangan perusahaan dari waktu ke waktu, seperti indikator likuiditas,

(20)

3 rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan profitabilitas. Analisis ini akan membahas beberapa rasio kinerja keuangan antara lain current ratio (CR), total asset turnover (TATO), debt to equity ratio (DER), dan return on assets (ROA) (ROA).

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2012), likuiditas merupakan ukuran solvabilitas jangka pendek perusahaan. Mengukur rasio utang jangka pendek terhadap aset likuid. Permintaan investor mendorong harga saham lebih tinggi, dan Rasio Lancar yang sehat dapat menarik minat calon pemegang saham.

Perputaran Aset Total (TATO) menghasilkan rasio aktivitas, yang mencirikan perputaran aset dalam hal volume penjualan. Oleh karena itu, rasio yang lebih tinggi menunjukkan penggunaan keseluruhan aset yang lebih baik dalam menghasilkan penjualan dan potensi yang lebih besar untuk perputaran aset yang cepat dan keuntungan selanjutnya. Ketika TATO tinggi, itu berarti aset dimanfaatkan dengan baik untuk mendorong pendapatan. Harga saham dapat naik sebagai akibat dari peningkatan kinerja keuangan dan keuntungan yang lebih tinggi.

Debt to Equity Ratio (DER) yang Stabil Secara Finansial Menurut Fahmi, debt to equity ratio (DER) merupakan cara kreditur menilai kesehatan perusahaan (2012). Untuk kepentingan kreditur perusahaan, yang kemudian dapat membandingkan jumlah total aset pribadi pemilik dengan jumlah hutang perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dinilai buruk dan kecil kemungkinannya untuk menarik investor jika memiliki tingkat utang yang tinggi. Oleh karena itu, wajar jika diperkirakan harga saham perusahaan dengan DER tinggi akan turun.

Menurut Hayat et al. (2018), Return on Assets (ROA) adalah rasio profitabilitas yang dapat menunjukkan efisiensi konversi aset organisasi. Rasio ini digunakan untuk menentukan profitabilitas perusahaan dalam kaitannya dengan total asetnya. menghasilkan keuntungan oleh perusahaan melalui penggunaan asetnya di bawah manajemennya. Semua aset yang relevan diperoleh oleh perusahaan melalui konversi baik modal dalam negeri maupun asing menjadi aset penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Ketika ROA perusahaan tinggi, itu berarti efisien dalam mengubah asetnya menjadi uang tunai, dan ketika laba tinggi, investor tertarik untuk membeli saham perusahaan, menaikkan harganya.

(21)

4 Menurut Sutrisno (2017), Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran persepsi pasar yang banyak digunakan terhadap profitabilitas suatu perusahaan.

Jika PER naik, itu artinya bisnis berjalan lebih baik. Biaya yang sangat tinggi juga bisa menjadi indikasi harga saham yang tidak rasional. Secara teori, PER dapat menunjukkan berapa lama modal akan kembali, mengingat tingkat harga saham dan keuntungan saat ini selama periode waktu tertentu.

Pada tahun 2010, Indonesia adalah negara G20 dengan pertumbuhan tercepat kelima dan negara berkembang terbesar keenam. Perekonomian Indonesia, tidak diragukan lagi, adalah salah satu yang paling dinamis di dunia.

Industri otomotif hanyalah salah satu contoh industri yang telah membantu mendorong peningkatan ini. Industri otomotif di Indonesia merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di negara ini. Proliferasi pembuat mobil menunjukkan popularitas sektor ini. Hal ini karena permintaan domestik telah menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan oleh karena itu, produsen mobil tanah air berada dalam keadaan persaingan yang konstan untuk meningkatkan output dan meningkatkan kualitas barang dagangan mereka untuk memenuhi permintaan transportasi masyarakat yang meningkat. Lalu, buktinya semakin banyak mobil dan motor yang dijual di Indonesia.

Dari sisi ekspor, industri otomotif dan komponen merupakan penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan adalah industri otomotif dan komponen yang diupayakan berdaya saing global sebagai persiapan menyongsong era industri 4.0.

PDB nonmigas diestimasi Kementerian Perindustrian sebesar 3,98% pada tahun 2019, dan industri otomotif dan komponen menjadi kontributor utama. Selain itu ekspor untuk produk otomotif dan komponennya terus menunjukkan peningkatan.

Manfaat lain dari berinvestasi di industri otomotif adalah saham perusahaan di Sektor Otomotif dan Komponen sering diperdagangkan di pasar saham. Sektor otomotif juga dinilai mampu meningkatkan pendapatan Negara serta dianggap penting dan strategis karena industri pendukung dari sektor otomotif ini sangat luas.

(22)

5 Perubahan Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Price Earnings Ratio (PER), dan Harga Saham dapat ditelusuri melalui riset di www.idx. co.id. Indikasi Sektor Otomotif BEI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.

Tabel 1.1

Perkembangan Curent Ratio pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020

Keterangan

Curent Ratio(%)

2017 2018 2019 2020

Jumlah 27,29 27,46 36,55 33,46

Rata-rata 2,31 2,49 3,04 3,78

Perkembangan - -1,18 33,10 -8,54

Sumber: Lampiran 2

Grafik di atas menunjukkan bahwa Rasio Lancar akan berfluktuasi antara tahun 2017 dan 2020. Rasio Lancar terdepresiasi sebesar -1,18 persen pada tahun 2018. Peningkatan Rasio Lancar sebesar 33,10 persen telah terlihat sejauh ini di tahun 2019. Rasio Lancar tahun 2020 lebih rendah 8,54 persen dibandingkan tahun 2019.

Tabel 1.2

Perkembangan DER pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020

Keterangan Debt To Equity Ratio (DER%)

2017 2018 2019 2020

Jumlah 11,06 12,66 12,55 11,80

Rata-rata 0,92 1,05 1,04 0,98

Perkembangan - 14,46 -0,86 -5,97

Sumber: Lampiran 3

Data di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan DER Subsektor Otomotif di BEI mengalami perlambatan antara tahun 2017 hingga tahun 2020. Tingkat

(23)

6 pertumbuhan DER adalah 14,46% pada tahun 2018, namun turun menjadi -0,86%

tahun ini. Menurun menjadi -5,97% pada tahun 2020.

Tabel 1.3

Perkembangan TATO Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020

Keterangan Total Asset Turnover (TATO%)

2017 2018 2019 2020

Jumlah 9,08 9,52 9,08 8,31

Rata-rata 0,75 0,79 0,75 0,69

Perkembangan - 4,84 -4,62 -8,48

Sumber: Lampiran 4

Data di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan TATO Subsektor Otomotif di BEI mengalami perlambatan antara tahun 2017 hingga tahun 2020. Jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan TATO tahun 2018 sebesar 4,84 persen, tingkat pertumbuhan TATO tahun 2019 sebesar -4,62 persen merupakan penurunan. Penurunan berlanjut di tahun 2020, turun menjadi -8,48% dari tahun sebelumnya.

Tabel 1.4

Perkembangan Return On Assets pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020

Keterangan Return On Assets (ROA%)

2017 2018 2019 2020

Jumlah 126,85 60,78 51,69 27,63

Rata-rata 10,57 5,06 4,30 2,30

Perkembangan - -52,08 -14,95 -46,54

Sumber: Lampiran 5

Penurunan Return On Assets (ROA) dapat dilihat dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 seperti terlihat pada tabel sebelumnya. Return On Assets (ROA) mengalami penurunan sebesar -52,08% di tahun 2018. Pada 2019, kinerja

(24)

7 ROA turun 14,95 persen. Pada tahun 2020, return on assets (ROA) turun menjadi -46,54 persen.

Tabel 1.5

Perkembangan Price Earning Ratio (PER) pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020 Keterangan Price Earning Ratio(PER%)

2017 2018 2019 2020

Jumlah -240,72 248,92 44,32 -30,65

Rata-rata -20,06 20,74 3,69 -2,55

Perkembangan - -203,40 -82,19 -169,15

Sumber: Lampiran 6

Terdapat tren penurunan PER dari tahun 2017-2020, seperti terlihat pada tabel di atas. mengamati penurunan PER sebesar -203,40% pada tahun 2018 seiring dengan berkembangnya Return Price Earnings Ratio (PER). Price Earnings Ratio (PER) turun sebesar -82,19% di tahun 2019. PER tahun 2020 lebih rendah 169,15 persen dibandingkan tahun 2019.

Tabel 1.6

Perkembangan Harga Saham pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020

Keterangan Harga Saham(Rp)

2017 2018 2019 2020

Jumlah 27334 29158 24496 21.46

Rata-rata 2277,88 2429,83 2041,33 1788,83

Perkembangan - 6,67 -15,98 -12,36

Sumber: Lampiran 7

Data di atas menunjukkan bahwa harga saham bergejolak dan umumnya turun antara tahun 2017 dan 2020. Pertumbuhan harga saham sebesar 6,67 persen pada tahun 2018. Sepanjang tahun ini, harga saham turun sebesar 15,98%.

Menjelang akhir tahun 2020, harga saham turun 12,36%.

(25)

8 Capital ratio (CR), dividend yield (DER), total asset turnover ratio (TATO), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) semuanya berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, menurut penelitian Sembiring dan Sinaga (2020). (EPS). Menurut uji F, CR, DER, TATO, ROE, dan EPS semuanya memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik dan terkoordinasi terhadap harga saham.

Berdasarkan temuannya, Natalia dan Manurung (2020) menyimpulkan bahwa ROE, DER, CR, dan firm size semuanya berdampak pada harga saham.

Berdasarkan hasil uji determinasi (R2), pengaruh nilai varians variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 7,8%, sedangkan pengaruh nilai residual sebesar 92,2% yang sebagian besar berasal dari faktor di luar lingkupnya.

dari penelitian ini.

Setelah mengamati perubahan Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Assets (ROA), serta harga saham perusahaan subsektor otomotif di BEI untuk tahun Periode 2017-2020, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Industri Subsektor Otomotif Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan hal tersebut, fokus penelitian ini adalah sebagai berikut, dengan konteks dan penjelasan di atas:

1. Tahun 2017-2020 Industri Subsektor Otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I, bagaimana pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt To Equity Ratio, Return On Assets, dan Price Earnings Ratio terhadap saham harga?

2. Bagaimana pengaruh Current Ratio terhadap harga saham subsektor Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I tahun 2017-2020?

3. Pada Subsektor Industri Otomotif Bursa Efek Indonesia (BE)I, bagaimana pengaruh total asset turnover terhadap harga saham tahun 2017-2020?

(26)

9 4. Apakah ada korelasi antara Debt to Equity Ratio dengan harga saham perusahaan Subsektor Industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BE)I tahun 2017 sampai dengan tahun 2020?

5. Memahami dampak ROA terhadap harga saham BEI untuk industri otomotif dari tahun 2017 hingga 2020 adalah permulaan.

6. Bagaimana Price Earning Ratio mempengaruhi nilai saham pada Industri Subsektor Otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I tahun 2017 sampai dengan tahun 2020?

1.3 Tujuan Penelitian

Pernyataan masalah mengilhami tujuan berikut:

1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, dan Price Earning Ratio industri otomotif pada subsektor Bursa Efek Indonesia (BE)I tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.

2. Penelitian ini antara lain bertujuan untuk melacak dampak current ratio terhadap harga saham perusahaan industri subsektor otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I dari tahun 2017 hingga tahun 2020.

3. Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh perputaran total aset terhadap harga saham industri subsektor otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I tahun 2017 hingga tahun 2020.

4. Tujuan penelitian kami adalah untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I dari tahun 2017 hingga 2020.

5. Penelitian ini bertujuan antara lain untuk menganalisis pengaruh return on assets (ROA) terhadap harga saham subsektor otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.

6. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Price Earning Ratio terhadap harga saham perusahaan Industri Subsektor Otomotif di Bursa Efek Indonesia (BE)I tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.

(27)

10 1.4. Manfaat Penelitian

Sebagai hasil studi tersebut, kita dapat mengharapkan untuk mendapatkan:

1. Bermanfaat bagi peneliti yang tertarik dengan bagaimana kinerja keuangan diterjemahkan ke dalam pergerakan harga saham industri subsektor otomotif di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2017-2020.

2. Memberikan landasan bagi para peneliti untuk membangun ketika menangani masalah yang sama di masa depan.

(28)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi-definisi

Beberapa istilah kunci dari penelitian ini didefinisikan di bawah ini untuk memastikan semua orang memahami hal yang sama.

2.1.1 Manajemen

Menurut Abdullah (2014), manajemen memerlukan penggunaan sumber daya yang tersedia dengan baik (seperti personel, dana, bahan, mesin, dan prosedur) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Manajemen mengacu pada sumber daya global, mengadaptasi, dan mengembangkan pendekatan baru karena mengikuti temuan ilmiah terbaru.

Manajemen proses menggambarkan upaya kolaboratif antara dua orang atau lebih untuk merencanakan, mengatur, mengarahkan, mengoordinasikan, dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya manusia dan non-manusia organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Effendi (2014)

Sementara itu, manajemen didefinisikan oleh Safroni (2012) sebagai

“proses dimana suatu organisasi merencanakan, mengatur, memimpin, dan mengendalikan upaya para anggotanya untuk mencapai tujuannya”, termasuk alokasi waktu, uang, dan sumber daya lainnya. .

Hasibuan (2019) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu dan seni memaksimalkan efektivitas sumber daya yang diberikan (termasuk orang) untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.

Elqorni berpendapat bahwa ada tiga perspektif untuk melihat manajemen (2009): sebagai suatu proses, sebagai sekelompok orang yang bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan manajemen, dan sebagai seni dan ilmu.

Seni mengoordinasikan perolehan, penyebaran, dan pemanfaatan sumber daya material, manusia, dan keuangan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, sebagaimana didefinisikan oleh Sumarsan (2013), adalah manajemen.

Manajemen adalah studi dan praktik pengorganisasian dan memimpin orang untuk mencapai tujuan tertentu melalui penggunaan sumber daya yang

(29)

12 tersedia secara efektif dan efisien, sehingga setiap aspek manajemen berkontribusi pada keberhasilan bisnis (Hasibuan, 2011).

Kemampuan seorang manajer untuk merencanakan, mengatur, mengarahkan, dan mengawasi semua aktivitas perusahaan dengan cara yang memaksimalkan kinerja dan mewujudkan visi perusahaan dapat disaring dari definisi manajemen sebelumnya.

2.1.2 Manajemen Keuangan

Menurut Fahmi (2013), manajemen keuangan merupakan ilmu sekaligus seni karena melibatkan kajian, pembahasan, dan analisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan memanfaatkan seluruh sumber daya perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dan kekayaan pemegang sahamnya melalui akuisisi, alokasi, dan pengembalian modal.

Menurut Sutrisno (2001), manajemen keuangan mencakup semua upaya organisasi untuk mendapatkan dana dengan biaya rendah dan memanfaatkannya dengan baik.

Menggabungkan dua definisi di atas, kami mendapatkan gagasan bahwa manajemen keuangan memerlukan tindakan mengenai cara memperoleh dana dan cara paling efektif yang digunakan untuk menjalankan bisnis.

2.1.3 Laporan Keuangan

Menurut definisi standar, laporan keuangan adalah (Fahmi, 2014), adalah perincian tentang situasi uang perusahaan yang juga dapat digunakan untuk menggambarkan kinerjanya secara finansial.

Eksekutif menyiapkan laporan keuangan ini sehingga mereka dapat menjawab kepada pemegang saham perusahaan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan. Menurut Kasmir, laporan keuangan perusahaan dapat memberi tahu Anda tentang kesehatan perusahaan pada titik waktu tertentu atau selama periode waktu tertentu (2013).

Mengingat hal tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan;

neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, utang, dan modal suatu perusahaan pada tanggal tertentu; perhitungan laba rugi (laporan) menunjukkan

(30)

13 hasil yang dicapai perusahaan dan biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu; dan laporan perubahan posisi keuangan.

Berikut adalah tiga tujuan pelaporan keuangan yang digariskan oleh Fahmi (2011):

1. Memberikan informasi yang dapat digunakan oleh investor, kreditur, dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa yang baik saat ini atau di masa depan (berpotensi).

2. Jika Anda memberikan detail yang cukup, kami dapat memperkirakan berapa banyak uang yang dapat Anda harapkan sebagai hasil dari dividen, bunga, dan penjualan atau penebusan sekuritas atau pelunasan hutang pinjaman.

3. Informasi tentang jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masuk bersih perusahaan diperlukan untuk investor, kreditur, dan pengguna lain (institusi).

Menurut Dermawan (2013), tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyebarluaskan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan untuk membantu banyak pengguna dalam membuat keputusan ekonomi yang terdidik.

2.1.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan organisasi merangkum aset, kewajiban, dan operasinya pada akhir periode akuntansi tertentu. Neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal adalah komponen standar laporan keuangan. Perlu dicatat bahwa laporan arus kas adalah tambahan yang relatif baru pada bagian laporan keuangan tradisional. Laporan arus kas dan data akuntansi lainnya disajikan untuk tujuan pengambilan keputusan (Gumanti, 2011).

Semua laporan keuangan harus disajikan dalam format yang konsisten dengan norma industri. Artinya, laporan keuangan telah disusun dengan cara yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Biasanya, kategori laporan keuangan berikut tersedia:

1. Neraca

(31)

14 Menurut Dermawan (2013), tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyebarkan informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sehingga berbagai macam pengguna dapat membuat keputusan ekonomi yang terdidik.

A. Aktiva

Laporan keuangan organisasi merangkum aset, kewajiban, dan operasinya pada akhir periode akuntansi tertentu. Neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal adalah komponen standar laporan keuangan. Laporan arus kas adalah bagian baru dari paket laporan keuangan. Informasi akuntansi, termasuk laporan arus kas, disajikan untuk kegunaannya dalam pengambilan keputusan (Gumanti, 2011).

B. Aktiva Lancar

Semua laporan keuangan harus disajikan dalam format yang konsisten dengan norma industri. Dengan kata lain, laporan keuangan disusun dengan cara yang konsisten dengan norma yang telah ditetapkan. Biasanya, kategori laporan keuangan berikut tersedia.

C. Aktiva Tetap

Perusahaan di semua industri memiliki aset tetap yang tidak likuid sehingga tidak dapat dijual untuk menutupi pengeluaran sehari-hari (Soemarso, 2015). Menurut definisi yang diberikan oleh Rudianto (2015), Aset Tetap perusahaan adalah kekayaan fisik dan sumber daya yang digunakan dalam operasi perusahaan dan dimaksudkan untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama.

norma, tidak untuk dijual; bisnis. Tujuan mempelajari aset tetap adalah untuk menstandarkan bagaimana informasi tentang aset perusahaan dikumpulkan sehingga peneliti dapat lebih objektif dalam pelaporannya. Ketika sebuah bisnis atau pemerintah membangun sebuah institusi, ia harus memperhitungkan kebutuhan jangka panjangnya, sehingga asetnya dianggap "tetap"

(32)

15 atau "aset tetap". Untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjangnya, perusahaan juga akan mempertimbangkan inovasi dan metode baru untuk memajukan entitas secara berkelanjutan.

(Reeve, 2011: 2) Menurut Samryn (2016: 162), aset tetap perusahaan terdiri dari aset-aset yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun yang dapat dianggap layak secara ekonomi.

2. dimiliki dengan maksud untuk membantu operasi bisnis.

3. Aset tetap juga biasa disebut sebagai aset berwujud karena kepermanenannya.

4. memiliki nilai tinggi untuk diperoleh.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2016), aset tetap perusahaan adalah hal-hal seperti tanah yang dimiliki dan digunakan untuk membuat atau menjual produk atau menyediakan layanan untuk disewakan kepada orang lain untuk menghasilkan pendapatan selama lebih dari satu periode akuntansi. Menurut Marisi (2013), aset tetap perusahaan adalah hal-hal seperti mesin dan bangunan yang diinvestasikan untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan.

Menurut Sodikin (2014), aset tetap adalah aset tidak berwujud, artinya tidak berupa uang dan tidak memiliki bentuk fisik. Ini termasuk aset seperti merek dan paten yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Asset berwujud dapat dilihat atau nyata memiliki fungsi sebagai produksi barang atau jasa sehingga dapat di sewakan dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Warren (2010) mendefinisikan aset tetap sebagai sumber daya yang dimiliki untuk jangka panjang dan tidak mudah dibagi.

2. Laporan Laba/Rugi

Menurut Gumanti (2011:103), kinerja operasi perusahaan selama periode akuntansi tertentu dapat dilihat dengan melihat laporan laba ruginya.

Laporan laba rugi juga mengungkapkan ruang lingkup operasi

(33)

16 perusahaan dan keefektifan strategi menghasilkan rugi. Menurut Raharjaputra, laporan laba/rugi adalah laporan yang merangkum kesehatan keuangan organisasi selama jangka waktu tertentu (2009:7).

Menurut Suad (2009), laporan laba rugi merinci keuntungan atau kerugian yang dialami bisnis selama jangka waktu tertentu (misalnya satu tahun). Laporan laba rugi adalah “laporan yang menggambarkan jumlah pemasukan atau pendapatan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode tertentu”, sebagaimana didefinisikan dalam artikel Martono dan D. Agus Harjito yang diterbitkan pada tahun 2005.

3. Laporan Perubahan Modal

Kasmir dan Jakfar (2003) menyatakan bahwa informasi dalam laporan perubahan modal merupakan catatan perubahan modal pemilik selama suatu periode yang disebabkan oleh total debet dan total kredit kelompok modal.

4. Laporan Arus Kas

Arus kas masuk dan keluar dari suatu organisasi selama satu periode akuntansi dirinci dalam laporan arus kas (Fahmi, 2013). Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang harus disusun dengan konsep kas dan merinci arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas utama perusahaan selama periode pelaporan.

Menurut definisi sebelumnya, neraca adalah laporan yang merangkum aset, kewajiban, dan modal suatu bisnis pada tanggal tertentu.

2.1.5 Rasio Keuangan

Rasio keuangan memungkinkan seseorang untuk menguji kovarian antara dua indikator utama dalam laporan keuangan perusahaan (Financial Statement).

Balance sheets and income statements adalah dokumen keuangan yang relevan.

Neraca adalah potret waktu yang merinci aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.

Laporan laba rugi memberikan akun pendapatan yang ringkas untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Kasmir (2015), rasio keuangan dihitung dengan membagi satu angka moneter dengan angka lainnya untuk tujuan membandingkan hasilnya

(34)

17 dengan yang terlihat di bagian lain dari laporan keuangan. Membandingkan bagian dari satu laporan keuangan dengan bagian lain atau antara beberapa laporan keuangan adalah mungkin.

Rasio keuangan jatuh ke dalam lima kategori besar, seperti yang dijelaskan oleh Hanafi (2009):

1. Secara khusus, rasio aset likuid jangka pendek perusahaan terhadap kewajiban jangka pendeknya dikenal sebagai rasio likuiditasnya.

2. Rasio tingkat aktivitas aset terhadap totalnya dikenal sebagai rasio aktivitas dan digunakan untuk menilai efisiensi penggunaan sumber daya.

3. Rasio Solvabilitas mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan sehubungan dengan hutang jangka panjangnya.

4. Rasio profitabilitas adalah salah satu metrik tersebut; itu mengukur kemampuan bisnis untuk menghasilkan keuntungan.

5. Rasio pasar membandingkan pertumbuhan nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya.

Macam-macam rasio keuangan adalah sebagai berikut menurut Kasmir (2015):

1. Ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutangnya (Liquidity Ratio)

a) Perbandingan dengan Present Value (Current Ratio) b) Rasio Lancar Sangat (Quick Ratio or Acid Test Ratio) 2. Indeks solvabilitas keuangan (Leverage Ratio)

a) Rasio utang terhadap aset (Debt Ratio)

b) Faktor perkalian untuk pendapatan bunga (Times Interest Earned) c) Biaya Yang Tidak Pernah Berubah

d) Potensi aliran uang (Cash Flow Coverage) 3. Paritas pengerahan tenaga (Activity Ratio)

a) Rotasi Saham (Inventory Turnover)

b) Durasi siklus penagihan tipikal dan perputaran akun (Average Collection Period)

(35)

18 c) Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)

d) Peredaran seluruh aset (Total Asset Turnover) 4. Rasio keuntungan terhadap total (Profitability Ratio)

a) Rasio laba terhadap penjualan (Profit Margin on Sales)

b) Potensi Penghasilan Minimum yang Dapat Didukung (Basic Earning Power)

c) Hasil investasi (Return on Total Asset)

d) Keuntungan Investasi (Return on Total Equity)

5. Rasio pertumbuhan perusahaan (Rasio Pertumbuhan) mengungkapkan seberapa berhasil mempertahankan posisi ekonominya dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan pertumbuhan industri.

a) Perkembangan Pendapatan b) Kenaikan laba bersih c) Kenaikan laba per saham

d) Kenaikan pembayaran dividen per saham

6. Rasio penilaian (Valuation Ratio), adalah metrik yang digunakan untuk menilai sejauh mana manajemen perusahaan telah meningkatkan nilai pasarnya relatif terhadap biaya investasinya.

a) Hubungan antara harga saham dan pendapatann

b) Metrik ini mengukur harga saham relatif terhadap nilai buku perusahaan

2.1.6 Harga Saham

Nilai suatu saham sama dengan distribusi kas masa depan yang didiskontokan hingga saat ini. Penawaran dan permintaan adalah dua faktor utama yang mempengaruhi harga pasar saham.

Menurut Hadi, saham adalah surat berharga yang dapat diperdagangkan yang dapat dibeli dan dijual di bursa (2013). Menurut Jogiyanto (2011), harga saham yang diperdagangkan di pasar modal adalah harga saham. Harga ini

(36)

19 ditentukan oleh pasar secara berkala. Harga tinggi atau rendah saham ini di pasar saham didasarkan pada permintaan dan penawaran saham ini.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2012), nilai tukar pasar saham pada suatu waktu tertentu tercermin dari harga saham. Saham saham dapat dengan cepat meningkat atau menurun nilainya. Dalam hitungan detik, nilai saham suatu perusahaan bisa naik atau turun drastis. Kebiasaan jual beli investor menciptakan situasi permintaan dan penawaran ini.

Karena tingginya tingkat pengembalian yang mereka tawarkan, saham menjadi favorit di antara instrumen pasar modal di kalangan investor. Saham adalah unit kepemilikan ekuitas dalam perusahaan atau perseroan terbatas yang dipegang oleh orang pribadi atau badan. Mereka yang memasukkan uang ke perusahaan melalui cara ini dapat berpartisipasi dalam rapat pemegang saham dan menerima pembayaran dividen (RUPS). Saham adalah “bukti keamanan kepemilikan atau penyertaan dalam suatu perusahaan”, sebagaimana didefinisikan oleh Sapto (2006: 31). Saham, di sisi lain, adalah simbol kepemilikan finansial dalam suatu perusahaan.

Menurut Suad (2009), "saham" adalah "selembar kertas yang menunjukkan hak investor, yaitu pihak yang memiliki kertas, untuk mendapatkan bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang mengeluarkan sekuritas,"

membuat pemegang surat-surat tersebut berhak atas bagian proporsional dari keuntungan perusahaan penerbit.

2.1.7 Current Ratio

CR yang tinggi menunjukkan likuiditas yang rendah, yang dijelaskan oleh proporsi aset lancar yang besar, sebagaimana dinyatakan oleh (Jumingan 2014).

(Pasokan). Sementara Current Ratio (CR) yang tinggi sangat menguntungkan dari sudut pandang kreditur, hal itu dapat dilihat sebagai kontraproduktif oleh investor karena pengelolaan aset likuid perusahaan yang buruk. Hal yang sama berlaku untuk Current Ratio (CR). CR yang lebih rendah menunjukkan pengelolaan aset lancar yang efisien.

(37)

20 Rasio Lancar, seperti yang didefinisikan oleh (Brigham dan Houston, 2010), menentukan apakah suatu perusahaan memiliki aset likuid yang cukup atau tidak untuk memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya.

(Harahap 2015) memberikan penjelasan yang menunjukkan berapa banyak aset lancar yang dibutuhkan untuk menutupi hutang pada saat ini. Ketika kesenjangan antara aset lancar dan kewajiban lancar cukup besar, hal itu menghadirkan peluang bagi perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya.

Aditya et Teguh (2014) menyatakan bahwa current ratio dikendalikan dalam menentukan likuiditas suatu sektor. Untuk itu, investor lebih cenderung membeli saham perusahaan dengan Current Ratio (CR) yang tinggi karena yakin perusahaan tersebut akan mampu memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya

Rasio lancar, seperti yang didefinisikan oleh Kasmir (2012), adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen dan utang keuangan segera.

Berapakah nilai aset lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban lancarnya?

Dimungkinkan untuk menafsirkan CR sebagai ukuran keamanan (margin of safety). Sebagai contoh cara menghitung rasio lancar, perhatikan hal berikut:

CR = Aktiva Lancar Utang Lancar 2.1.8 Total Asset Turnover

Salah satu rasio aktivitas umum yang digunakan untuk mengevaluasi seberapa efektif bisnis menggunakan asetnya adalah Total Asset Turnover Ratio (TATO). Perputaran semua aset sebagai fungsi dari volume penjualan diwakili oleh TATO. Menurut Kasmir (2013), TATO adalah rasio yang mengukur profitabilitas perusahaan dengan membagi laba operasinya dengan nilai total asetnya.

Total Assets Turnover (TATO) menurut definisi Kasmir (2016) adalah rasio dalam manajemen aset yang menilai efisiensi perusahaan dalam melakukan perputaran asetnya. Saat menentukan berapa rupiah penjualan yang dihasilkan untuk setiap rupiah total aset, rumus TATO digunakan. Jika bisnis gagal berproduksi, penjualan perlu ditingkatkan jika volume perusahaan ingin membenarkan ukuran total aset. Total Asset Turn Over, seperti yang didefinisikan

(38)

21 oleh Harahap (2015), adalah rasio yang menilai kemampuan perusahaan untuk mengubah asetnya menjadi pendapatan. Ketika rasio ini tinggi, ini menandakan bahwa perusahaan melakukan pekerjaan yang baik dalam mengelola sumber dayanya.

Menurut Sawir, Total Assets Turn Over mengukur tingkat pengembalian investasi (ROI) dalam bentuk penjualan bersih (Net Sales) per unit aset (2005).

perusahaan.

Sedangkan Total Assets Turnover adalah rasio yang menilai seberapa produktif suatu perusahaan menggunakan asetnya (Weston & Brigham, 2010:

139). Perputaran total aset adalah metode untuk mengukur efektivitas pemanfaatan aset dengan memeriksa hubungan antara penjualan dan total aset.

Jika rasionya rendah, itu berarti bisnis tidak menghasilkan cukup uang untuk menutupi pengeluarannya. Total Perputaran Aset dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

TATO = Penjualan Bersih Total Aktiva 2.1.9 Debt To Equity Ratio

Rasio leverage seperti yang didefinisikan oleh Hery (2015) menunjukkan sejauh mana kewajiban perusahaan melebihi asetnya. Debt to Equity Ratio digunakan sebagai pengganti leverage untuk perhitungan ini (DER). Debt to Equity Ratio diusulkan oleh Hery sebagai pengganti beban utang keseluruhan dalam kaitannya dengan modal bebas.

Rasio leverage, seperti yang didefinisikan oleh Kasmir (2016), menunjukkan seberapa besar aset organisasi yang didanai oleh hutang. Artinya, perusahaan sangat bergantung pada pembiayaan utang, daripada menggunakan modal sendiri, untuk menjalankan operasinya sehari-hari. Rasio utang terhadap total aset digunakan sebagai rasio leverage dalam analisis ini.

Rasio Hutang terhadap Ekuitas adalah metrik yang berguna untuk membuat perbandingan ini. Debt-equity ratio (DER) menunjukkan sejauh mana utang melebihi total modal. Harahap yang pertama kali mengatakan ini (2007).

Debt ratio adalah “ukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

(39)

22 utangnya saat ini dan masa depan”, seperti yang didefinisikan oleh Riyanto (2008). (baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang). Debt to Equity Ratio (DER) adalah ukuran sejauh mana suatu perusahaan bergantung pada sumber pembiayaan eksternal daripada sumber dayanya sendiri untuk memenuhi kewajiban keuangannya (Sawir, 2006). Rumus :

Total utang Total Aktiva 2.1.10 Return On Assets

Profitabilitas perusahaan diukur dengan kemampuannya untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan serangkaian sumber daya dan proses saat ini, termasuk volume penjualan, uang tunai, modal yang tersedia, jumlah karyawan, dan lokasi etalase (Harahap, 2011: 304). Untuk mengukur apakah suatu perusahaan dapat berhasil dikelola dan bersaing di pasar bebas atau tidak, investor melihat profitabilitasnya.

Rasio profitabilitas, seperti yang didefinisikan oleh Hery (2015), adalah ukuran kapasitas perusahaan untuk menghasilkan laba dari operasi intinya. Rasio Return on Assets (ROA) digunakan di sini sebagai pengganti laba bersih untuk menggambarkan kinerja keuangan. Seberapa menguntungkan suatu organisasi relatif terhadap basis total asetnya dapat ditentukan dengan melihat rasio Return on Assets (ROA).

Salah satu ukuran profitabilitas bisnis adalah kemampuannya untuk menghasilkan keuntungan setelah dikurangi biaya operasional (Lumowa, 2013).

Kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang sahamnya berkorelasi kuat dengan profitabilitasnya (Silaban, 2016).

Profitabilitas, seperti yang didefinisikan oleh Sartono (2010: 122), adalah rasio penjualan perusahaan, total aset, dan modal sendiri terhadap keuntungannya.

Profitabilitas dapat dievaluasi dengan berbagai cara. Berbagai metrik ini memungkinkan analisis yang menilai keuntungan perusahaan dari sudut pandang pemilik, baik melalui lensa penjualan, aset, atau investasi. Rasio profitabilitas merupakan ukuran kecenderungan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, seperti yang dijelaskan oleh (Wiagustini, 2010:77).

(40)

23 Perusahaan dianggap menguntungkan jika laba bersihnya melebihi jumlah total modalnya, baik itu investasi dalam negeri (modal saham) maupun eksternal (kredit bank atau obligasi). Bagi Munawir (2002), profitabilitas berarti kapasitas bisnis untuk menghasilkan keuntungan. Saham, bersama dengan obligasi, reksadana, dan instrumen derivatif, adalah contoh sekuritas.

Profitabilitas bisnis diukur dengan pengembaliannya atas total aset (kekayaan). Menggunakan rumus ini (Sutrisno, 2017).

Laba Sebelum Pajak Total Aktiva

2.1.11. Price Earning Ratio (PER)

Price earnings ratio (PER) adalah cara umum bagi investor untuk membandingkan harga saham perusahaan dengan pendapatan per sahamnya.

Ketika PER suatu saham tinggi, itu menunjukkan bahwa pembeli bersedia membayar lebih untuk laba per saham (EPS) perusahaan.

Investor dapat mengetahui profitabilitas perusahaan dengan melihat harganya di pasar saham dalam kaitannya dengan laba per saham (EPS) (Arief Sugiono, 2009). Karena nilai saham bergeser sebagai respons terhadap perubahan laba per saham (EPS), dividen yang dibayarkan (hasil dividen), dan tingkat pengembalian yang diharapkan (ERR), PER kemungkinan juga akan bergeser dari waktu ke waktu, mengarah ke rata-rata Nilai PER untuk saham dengan profil risiko tertentu. Kesediaan investor untuk membayar diukur dengan price-earnings ratio, yang dinyatakan sebagai kelipatan dari earning per share of stock (PER).

Dengan kata lain, PER yang tinggi menunjukkan bahwa investor menganggap tinggi suatu perusahaan.

PER adalah hasil bagi harga saham dengan earning per share. Pendekatan PER ini dapat ditemukan berdasarkan rasio harga pasar saham dengan earning per share. Hal ini memberikan hasil suatu rasio dari harga saham terhadap tingkat laba dan juga PER memberikan patokan dalam saham sehingga memberikan kemudaham didalam membuat estimasi yang nantinya akan digunakan sebagai masukan dalam PER (Tandelilin, 2010)

(41)

24 PER perusahaan menunjukkan seberapa besar nilai investor berdasarkan profitabilitasnya. Hadianto (2008) (2008) Pada saat rasio ini tinggi, investor merasa optimis terhadap prospek perusahaan. Secara umum, harga saham yang lebih tinggi dikaitkan dengan PER yang lebih tinggi karena menunjukkan investor memiliki tingkat kepercayaan yang lebih besar terhadap emiten. Cobalah rumus ini.

Harga saham Laba Per Lembar Saham 2.2. Hubungan Antar Variabel

1. Curent Ratio Terhadap Harga Saham

Rasio lancar (atau CR Rasio Lancar) adalah indikator kinerja utama yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mengelola kinerjanya dan, selanjutnya, harga sahamnya dengan mempertahankan modal kerja yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya. Natalia dan Manurung (2014) menemukan adanya korelasi antara harga saham perusahaan dengan Current Ratio (CR).

Peningkatan dividen dimungkinkan ketika perusahaan memiliki cukup uang tunai (Gitman 2009). Jika dividen meningkat, maka akan lebih banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, yang akan menyebabkan kenaikan harga saham.

Menurut analisis Hade (2018), current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat dengan mudah menutupi kewajiban jangka pendeknya, yang pada gilirannya menaikkan harga sahamnya, sedangkan rasio lancar yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan akan kesulitan melakukannya.

Current Ratio merupakan indikator likuiditas perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Ketika sebuah perusahaan memiliki Rasio Lancar yang sehat, itu menguntungkan baik pemegang saham maupun perusahaan itu sendiri. Harga saham yang lebih tinggi dan hasil keuangan jangka panjang yang lebih baik menguntungkan perusahaan dan pemegang sahamnya ketika ada peningkatan permintaan saham perusahaan publik

(42)

25 dan peningkatan antusiasme investor untuk membeli saham tersebut. Choirurodin (2018).

2. Total Assets Turnover (TATO) Terhadap Harga Saham

Rasio penjualan perusahaan terhadap total asetnya, atau perputaran asetnya, dikenal sebagai Total Asset Turnover (TATO). Ketika rasio ini tinggi, aset yang diukur dimanfaatkan dengan baik. Tumandung, Murni, dan Baramuli berpendapat bahwa kenaikan harga saham suatu perusahaan menunjukkan bahwa manajemennya telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mengoptimalkan asetnya, yang pada gilirannya menarik lebih banyak investor (2017).

Rasio perputaran aset total (TATO) adalah ukuran perputaran aset perusahaan yang dihitung dengan membagi penjualan dengan total aset. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan penggunaan keseluruhan aset yang lebih efektif dalam menghasilkan penjualan, yang pada gilirannya mengarah pada perputaran aset yang lebih cepat dan keuntungan yang lebih tinggi. Peningkatan TATO menunjukkan penggunaan aset yang produktif dalam mendorong pendapatan.

Harga saham dapat naik sebagai akibat langsung dari peningkatan kinerja keuangan dan peningkatan laba.

Kasmir (2015) (2015) Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan per unit dari total asetnya dihitung dengan menghitung rasio Total Asset Turnover (TATO). Secara umum disepakati bahwa rasio yang lebih tinggi lebih disukai, karena ini menunjukkan bahwa manajemen memanfaatkan semua sumber daya perusahaan dengan baik untuk mendorong pendapatan. Perputaran total aset akan meningkat, yang akan mendongkrak harga saham (TATO).

Meningkatnya Perputaran Total Aset sebagian besar bertanggung jawab atas kenaikan harga saham (TATO).

3. Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

Berapa banyak aset perusahaan yang didanai oleh utang versus ekuitas dapat dihitung dengan menggunakan rasio utang terhadap ekuitas (DER). Harga saham cenderung turun seiring dengan naiknya risiko utang, menurut penelitian Brigham dan Houston (2010). Akibatnya, DER bertindak sebagai pengaruh negatif terhadap harga saham.

(43)

26 Ketika DER tinggi, ekonomi lebih rentan terhadap penurunan. Penjualan bisa turun sementara biaya naik jika perusahaan beroperasi dalam kondisi ekonomi yang tidak normal, mengurangi tingkat pengembalian aset. Harga saham akan terpengaruh secara negatif oleh kerugian, yang menyebabkan penurunan nilai.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah ukuran total hutang perusahaan sebagai persentase dari total ekuitasnya. Ketika DER naik, lebih banyak hutang yang digunakan sebagai mekanisme pendanaan daripada ekuitas. Ketika sebuah perusahaan memiliki banyak hutang, itu terlihat buruk bagi calon investor dan mereka cenderung tidak memasukkan uang ke dalamnya. Oleh karena itu, wajar jika diperkirakan harga saham perusahaan dengan DER tinggi akan turun. Tingkat risiko suatu perusahaan dapat ditunjukkan dengan bantuan rasio Debt to Equity Ratio (DER). Profitabilitas menurun seiring dengan meningkatnya DER, sehingga perusahaan tidak mungkin melunasi kewajiban utangnya. Perubahan tingkat risiko keuangan yang dihadapi perusahaan memiliki dampak sekunder pada harga sahamnya. Baik Natalia maupun Manurung (2014).

Debt to Equity Ratio (DER) adalah ukuran total hutang perusahaan sebagai persentase dari total ekuitasnya. Rasio ini biasa digunakan oleh para analis dan investor untuk mengevaluasi utang perusahaan dalam kaitannya dengan ekuitas pemegang sahamnya. Jika DER tinggi, kemungkinan besar perusahaan akan menghabiskan cadangan kasnya lebih cepat daripada nanti. Pasangan Putri dan Septianti (2017).

Rasio utang terhadap ekuitas mengukur berapa banyak utang yang dimiliki perusahaan sehubungan dengan total ekuitasnya. Secara umum, nilai DER yang lebih tinggi menunjukkan risiko gagal bayar yang lebih besar bagi perusahaan.

Juga, semakin tinggi DER, semakin mahal bagi bisnis untuk meminjam uang. Jika ini terjadi, permintaan saham perusahaan akan turun, yang menyebabkan penurunan harga saham, karena investor cenderung tidak akan membelinya akibat berita buruk tersebut.

4. Return On Assets Terhadap Harga Saham

(44)

27 Profitabilitas sebagai strategi bisnis. Salah satu indikator kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya secara efektif adalah seberapa menguntungkannya. Jadi, aman untuk mengatakan bahwa perusahaan telah berkinerja baik. Itulah yang bisa menarik minat calon pendukung perusahaan.

Harga saham dipengaruhi secara positif oleh ROA secara signifikan secara statistik dan ekonomi, menurut penelitian Putri dan Septianti (2020).

Jika pengembalian aset (ROA) positif, maka bisnis menghasilkan uang setelah dikurangi biaya operasinya. ROA negatif berarti perusahaan kehilangan uang dari total asetnya. Menurut Dendawijaya (2005), pemegang saham lebih cenderung menanamkan uangnya pada perusahaan dengan ROA yang tinggi karena mereka yakin bisnis tersebut akan menghasilkan pengembalian investasi yang tinggi dalam bentuk dividen. Semakin besar fokus publik pada suatu perusahaan, semakin tinggi harga sahamnya karena investor menawar saham tersebut sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan.

Rasio laba setelah pajak terhadap total aset dikenal sebagai pengembalian aset (ROA) dan digunakan untuk mengevaluasi efisiensi pengelolaan keuangan organisasi. Rasio keuntungan perusahaan terhadap perputaran asetnya dikenal sebagai Pengembalian Aset. Saat memutuskan saham mana yang akan dibeli, investor harus memikirkan Pengembalian Aset perusahaan, yang merupakan ukuran seberapa efektif bisnis mengubah asetnya menjadi keuntungan.

Nurfadillah (2011).

5. Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham

Rasio harga terhadap pendapatan (PER) adalah ukuran yang digunakan untuk membandingkan harga penawaran umum perdana saham dengan pendapatan saham. Karena sifat dari jumlah yang diukur, yang berada di luar kendali langsung perusahaan, rasio ini memberikan prakiraan kinerja masa depan yang paling andal bagi investor (sebagaimana tercermin dalam harga pasar, yang merupakan ukuran ekspektasi pemegang saham atas keuntungan di masa depan).

Perusahaan dengan PER tinggi cenderung berkembang pesat. Hal ini disebabkan pemegang saham tidak menerima 100% keuntungan perusahaan. Jika bisnis menghasilkan laba, ia dapat menginvestasikan kembali dana tersebut untuk

(45)

28 menumbuhkan perusahaan atau membayar dividen kepada pemegang sahamnya.

Saat menghitung PER, diasumsikan bahwa semua keuntungan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen untuk saham dengan PER rendah. PER yang lebih tinggi menunjukkan bahwa investor lebih percaya pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, yang pada gilirannya menyebabkan harga saham yang lebih tinggi dan EPS yang lebih tinggi bagi perusahaan secara keseluruhan karena PER adalah ukuran profitabilitas (Zuliarni, 2012).

2.3. Penelitian Terdahulu

Sepanjang perjalanan penelitian, peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan subjudul penelitian, yaitu:

No Nama Peneliti

Judul Variabel Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1 Natalia dan Manurung (2020

Faktor-Faktor Seperti Return on Equity, Dividen Yield, Earning Per Share, dan Cash Flow per Share, serta Ukuran Bisnis (Studi Kasus Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia di BEI)

Rasio utang terhadap ekuitas, rasio lancar, ukuran perusahaan, harga saham, dan pengembali an ekuitas

Regresi Linear Bergand a

Harga saham terbukti

dipengaruhi oleh ROE, DER, CR,

dan ukuran

perusahaan

sekaligus oleh temuan penelitian ini yang signifikan secara statistik.

Nilai R2

menunjukkan bahwa 7,8% variasi variabel dependen dapat dikaitkan dengan varians

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk kultivar Laris pembentukan kalus tertinggi di dapatkan pada perlakuan 0,5 mg/l 2,4D dan 0,5 mg/l kinetin sebesar 4,6 % dan kalus yang

Dalam penelitian ini ditentukan subjek penelitian guna menggali informasi untuk mendapatkan data yang valid berhubungan dengan prosedur dan proses yang terjadi dalam

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

Kursus ini menjelaskan tentang prosedur penyelidikan pendidikan, Menyatakan masalah kajian, menetapkan objektif kajian, membentuk soalan kajian, membentuk hipotesis kajian, melakukan

1) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan sosialisasi program bantuan pupuk kepada Dinas Pertanian Provinsi dan pelaksana PSO, selanjutnya Dinas Pertanian Provinsi

Yang terpenting: dari laporan intelijen yang saya terima dan dikuatkan dengan cerita Untung pada saya ketika kami sudah sama-sama dipenjara, pasukan bantuan Soeharto itu

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian pembayaran

Peraturan Pemerintah No.45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 tahun 2003:”Tentang